Tahun Akademik 2013/2014 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung 2
KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah mata kuliah AUDITING II yang berjudul PENGUJIAN SUBTANTIF TERHADAP KAS di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung Semarang. Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan oleh karenanya penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Semarang, Maret 2014
Penulis 3
BAB I PENDAHULUAN
Kas terdiri dari uang tunai (uang logam dan uang kertas),pos wesel,certified check, cashiers check, cek pribadi, dan bank draft, serta dana yang disimpan di bank yang pengambilannya tidak dibatasi oleh bank atau perjanjian yang lain. Kas yang dicantumkan di neraca terdiri dari dua unsure berikut ini : 1. Kas di tangan perusahaan yang terdiri dari : a. Penerimaan kas yang belum disetor ke bank, yang berupa uang tunai,pos wesel, certified check, cashiers check, cek pribadi, dan bank draft. b. Saldo dana kas kecil yang berupa uang tunai yang ada di tangan pemegang dana kas kecil. 2. Kas di bank, yang berupa simpanan di bank berbentuk rekening giro. Umumnya pengendalian intern yang diterapkan oleh klien terhadap kas sangat ketat, karena jenis aktiva ini mudah sekali digelapkan, dan merupakan jenis aktiva yang umumnya menjadi incaran penyelewengan.
4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PRINSIP AKUNTANSI BERTERIMA UMUM DALAM PENYAJIAN KAS DI NERACA 1. Kas yang disajikan di neraca adalah saldo kas yang ada di tangan perusahaan pada tanggal tersebut dan saldo rekening giro bank, yang pengembaliannya tidak dibatasi oleh bank atau perjanjian yang lain. 2. Kas dalam bentuk valuta asing jika dicantumkan di neraca sebesar nilai kurs yang berlaku pada tanggal neraca. 3. Unsur-unsur berikut harus disajikan secara terpisah dari unsur kas di neraca jika Jumlahnya material : a. Tabungan di bank. b. Dana untuk perluasan pabrik, dana pelunasan hutang, atau dana lain yang tidak digunakan untuk keperluan modal kerja c. Saldo di bank minimun yang disyaratkan oleh bank dalam suatu perjanjian penarikan kredit. d. Saldo di bank luar negeri yang tidak digunakan dalam hubungannya dengan kegiatan bisnis di luar negeri dan tidak dapat seger diubah ke dalam mata uang rupiah karena batasan-batasan. e. Persekot biaya perjalanan atau persekot lain kepada karyawan. 2.2 TUJUAN PENGUJIAN SUBTANTIF TERHADAP KAS Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan kas. Sebelum auditor melakukan pengujian mengenai kewajaran saldo kas yang dicantumkan di neraca dan mutasinya selama tahun yang diaudit, ia harus memperoleh keyakinan mengenai ketelitian dan keandalan catatan akuntansi yang mendukung informasi saldo dan mutasi kas tersebut. Untuk itu auditor melakukan : - Rekonsiliasi antara saldo kas yang dicantumkan di neraca dengan akun kas yang bersangkutan di dalam buku besar dan selanjutnya ke jurnal pengeluaran kas dan jurnal penerimaan kas 5
Membuktikan asersi keberadaan kas dan asersi keterjadian transaksi yang berkaitan dengan kas dicantumkan di neraca. Untuk membuktikan asersi keberadaan kas dan keterjadian transaksi yang bersangkutan dengan kas tersebut, auditor melakukan berbagai pengujian subtantif berikut ini : 1. Pengujian analitik. 2. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas. 3. Penghitungan terhadap kas di tangan pada tanggal neraca. 4. Rekonsiliasi catatan kas dengan rekening koran bank (bank statement). 5. Konfirmasi kas di bank.
Membuktikan asersi kelengkapan kas yang dicantumkan di neraca. Untuk membuktikan bahwa kas yang dicantumkan di neraca mencakup semua kas klien pada tanggal neraca dan mencakup semua transaksi yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluran kas dalam tahun yang diaudit, auditor melakukan pengujian subtantif berikut ini : 1. Pengujian analitik. 2. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas. 3. Penghitungan terhadap kas yang ada di tangan. 4. Rekonsiliasi catatan kas dengan rekening koran bank (bank statement). 5. Konfirmasi kas di bank.
Membuktikan asersi hak kepemilikan klien atas kas yang dicantumkan di neraca. Auditor melakukan pengujian substantif berikut ini : 1. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas. 2. Penghitungan kas di tangan pada tanggal neraca. 3. Konfirmasi kas di bank.
6
Membuktikan asersi penilaian kas yang dicantumkan di neraca. Untuk membuktikan kewajaran penentuan jumlah kas yang dicantumkan di neraca, auditor melakukan pengujian substantive berikut ini : 1. Prosedur audit awal. 2. Pengujian analitik. 3. Pemeriksaan pendukung transaksi yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas. 4. Penghitungan kas di tangan pada tanggal neraca. 5. Konfirmasi kas di bank.
Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan kas di neraca. Pengujian substantif untuk membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan kas di neraca : - Memeriksa jawaban konfirmasi dari bank mengenai batasan yang dikenakan terhadap pemakaian rekening tertentu klien di bank dan membandingkan penyajian dan pengungkapan kas di neraca yang diaudit dengan prinsip akuntansi beterima umum.
2.3 PROGRAM PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP KAS 1. Prosedur Audit Awal Auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi kas yang dicantumkan di neraca dengan catatan akuntansi yang mendukungnya.Rekonsiliasi ini perlu dilakukan agar auditor memperoleh keyakinan bahwa informasi kas yang dicantumkan di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang handal. Oleh karena itu auditor melakukan lima prosedur audit berikut ini dalam melakukan rekonsiliasi informasi kas di neraca dengan catatan akuntansi yang bersangkutan : 1. Mengusut saldo kas yang tercantum di neraca ke saldo akun kas yang bersangkutan di dalam buku besar. Untuk memperoleh keyakinan bahwa saldo kas yang tercantum di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya kebenaran mekanisme pencatatannya,maka saldo kas yang dicantumkan di neraca diusut ke akun buku besar berikut ini :
7
Kas : Merupakan rekening giro di bank Kas dalam perjalanan : Merupakan penerimaan kas yang pada tangga; pembuatan laporan keuangan belum disetor ke bank. Dana Kas Kecil : Beupa sisa uang tunai yang berada di tangan pemegang dana kas kecil. 2. Menghitung Kembali saldo akun Kas di dalam buku besar Saldo awal Ditambah dengan jumlah pendebitan Dikurangi deangan jumlah pengkreditan akun Kas dalam buku besar : SA + Jumlah Pendebitan Akun Jumlah Pengkreditan Akun 3. Mengusut Saldo Awal Akun ke Kertas Kerja Tahun yang Lalu Kertas kerja tahun lalu dapat menyediakan informasi tentang berbagai koreksi yang diajukan oleh auditor dalam audit tahun lalu, sehingga auditor dapat mengevaluasi tindak lanjut yang telah ditempuh oleh klien dalam menanggapi koreksi yang diajukan oleh auditor. 4. Melakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun kas. Ketidakberesan transaksi dalam penerimaan dan pengeluaran kas dapat ditemukan melalui review atas mutasi luar biasa, baik dalam jumlah maupun sumber posting dalam akun kas. 5. Mengusut posting pendebitan dan pengkreditan akun kas ke dalam jurnal penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas. Hal ini dilakukan untuk memeproleh keyakinan bahwa mutasi penambahan dan pengurangan kas berasal dari jurnal.
2. Prosedur Analitik Pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. 1. Perhitungan rasio-rasio keuangan yang berkaitan dengann kas. Contoh : Ratio Kas dengan Aktiva Lancar Fomula -> Saldo Piutang Usaha + Aktiva Lancar
8
1. Auditor membandingkan saldo kas yang tercantum di neraca dengan saldo kas yang tercantum di neraca dengan saldo kas akhir tahun lalu. Pembandingan ini membantu auditor untuk : mengungkap peristiwa atau transaksi yang tidak biasa. Perubahan Akuntansi Perubahan Usaha Fluktuasi Acak Salah Saji
2. Pengujian terhadap Transaksi Rinci Verifikasi Pisah Batas (Cutoff) Verifikasi pisah batas dimaksudkan untuk membuktikan apakah klien menggunakan pisah batas yang konsisten dalam memperhitungkan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas yang termasuk dalam tahun yang diperiksa dibanding dengan tahun sebelumnya. Tanggal manapun yang dipakai sebagai tanggal pisah batas hendaknya perusahaan menggunakan secara konsisten. Dalam pengujian terhadap transaksi rinci,auditor melaksanakan verifikasi pisah batas transaksi kas dengan berbagai prosedur audit berikut ini : 1. Membuat rekonsiliasi saldo kas menurut cutoff bank statement dengan saldo kas menurut catatan. Hal ini dilakukan auditor untuk membuktikan ketelitian catatan kas klien dan membuktikan kas status setoran dalam perjalanan dan cek yang beredar yang tercantum di dalam rekonsiliasi bank yang dibuat oleh klien pada tanggal neraca. 2. Mengusut setoran dalam perjalanan (deposit in transit) pada tanggal neraca ke dalam cutoff bank statement. Prosedur ini dilaksanakan auditor untuk memperoleh keyakinan bahwa setoran dalam perjalananyang tercantum di dalam rekonsiliasi bank yang dibuat oleh klien pada tanggal neraca benar-benar telah disetorkan ke bank,sehingga termasuk dalam penerimaan kas dalam tahun yang diperiksa.
9
3. Memeriksa tanggal yang tercantum dalam cek yang beredar pada tanggal neraca. Prosedur ini dilakukan auditor untuk memperoleh keyakinan mengenai konsistensi pemakaian tanggal pisah dalam pencatatan transaksi pengeluaran kas. 4. Memeriksa adanya cek kosong yang tercantum dalam cutoff bank statement. Ditujukan untuk memperoleh keyakinan bahwa tidak terdapat cek kosong dalam setoran tersebut,sehingga saldo kas yang ada di tangan klien tidak terpengaruh jumlahnya. 5. Memeriksa semua cek di dalam cutoff bank statement mengenai kemungkinan hilangnya cek yang tercantum sebagai cek yang beredar pada tanggal neraca. Jika terdapat cek yang tercantum di dalam daftar cek yang beredar pada tanggal neraca, namun tidak dijumpai oleh auditor di dalam daftar cek yang diuangkan ke bank di dalam cutoff bank statement, auditor harus meminta informasi mengenai kemungkinan hilangnya cek tersebut. Disamping itu, dalam pengujian terhadap transaksi rinci, auditor melaksanakan prosedur : 1. Membuat daftar transfer bank dalam periode sebelum dan sesudah tanggal neraca untuk menemukan adanya check kitting. Check Kitting dilakukan untuk menutupi pemakaian kas perusahaan dengan cara melakukan transfer rekening dari bank satu ke rekening bank yang dananya digelapkan pada saat bank-bank menyiapkan pembuatan rekening koran bank. Contoh Daftar Transfer Antar Bank : PT. ABC Daftar Transfer Antar Bank 31 Desember 20X1
Dari/Ke- Tanggal Transfer No.Cek Per Cek Per Buku Per Bank Bank A Bank B 6675890 26 Des 20X1 26 Des 20X1 26 Des 20X1 Bank C Bank D 7789876 27 Des 20X1 27 Des 20X1 28 Des 20X1 10
2. Membuat dan melakukan analisis terhadap rekonsiliasi bank empat kolom. Contoh rekonsiliasi Bank Empat Kolom
3. Memeriksa Adanya Kemungkinan Penggelapan Kas dengan Cara Lapping Penerimaan Kas dan Pengeluaran Kas. Lapping dapat terjadi jika penyimpanan kas merangkap fungsi sebagai pencatatan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas. Lapping dilakukan oleh karyawan dengan cara tidak mencatat penerimaan kas dari debitur tertentu dan memasukkan uang yang diterima tersebut ke dalam sakunya sendiri. Untuk menutupi kecurangan tersebut ,penerimaan kas berikutnya yang diterima dari debitur lain digunakan untuk menutupi kecurangannya dengan mengkredit akan piutang debitur yang pertama. Begitu seterusnya, lapping dilakukan dengan cara menunda pencatatan penerimaan kas agar uang yang diterima perusahaan dapat digunakan untuk kepentingan pribadi karyawan tersebut.
11
3. Pengujian Terhadap Akun Rinci Jika auditor tidak dapat datang di perusahaan klien pada tanggal neraca, perhitungan kas dapat dilakukan oleh auditor tersebut pada tanggal tertentu setelah tanggal neraca (misalnya tanggal 25 Februari 20X2), dan kemudian membuktikan eksistensi kas di tangan klien pada tanggal neraca dengan cara menarik mundur dengan work back procedure. Work-back procedure untuk Menentukan Eksistensi Kas pada Tangal Neraca : Saldo kas pd tgl neraca penghitungan kas (ex:25 Feb 20X2) xx Ditambah : Pengeluaran kas tanggal 1 Januari s.d 25 Februari 20X2 xx Dikurangi : Penerimaan kas tanggal 1 Januari s.d 25 Februari 20X2 (xx) Saldo kas di tangan perusahaan tanggal 31 Desember 20X1 xx
Dalam pengujian terhadap akun rinci ,auditor menempuh prosedur audit berikut ini: 1. Menghitung Kas yang ada di tangan klien. Dalam perhitungan kas , auditor harus memperhatikan hal berikut ini : Penghitungan kas harus dilakukan oleh auditor di muka pejabat yang bertanggung jawab atas penyimpanan kas (kasir atau pemegang dana kas kecil) Hasil penghitungan kas harus dicatat di dalam Berita Acara Penghitungan Kas yang harus segera ditandatangani oleh pejabat yang bertanggung jawab atas penyimpanan kassebagai tanda : 1. Disetujui olehnya mengenai jumlah kas seperti hasil penghitungan kas yang dilakukan oleh auditor. 2. Penerimaan kembali jumlah kas yang dihitung sesuai dengan yang tercantum di dalam berita acara tersebut. Unsur-unsur yang tidak dimasukkan dalam unsure kas pada saat penghitungan kas adalah : Cek Mundur Perangko dan Materai Kas Bon 12
2. Melakukan rekonsiliasi catatan kas klien dengan rekening koran bank yang bersangkutan. Untuk membuktikan eksistensi saldo kas klien disimpan di bank, auditor menempuh prosedur audit : a. Membuat atau meminta klien untuk membuat rekonsiliasi bank pada tanggal neraca. b. Mengirim konfirmasi saldo kas di bank pada tanggal neraca. Prosedur audit yang harus ditempuh oleh auditor jika meminta rekonsiliasi bank dari kliennya: 1. Membandingkan saldo awal dan akhir kas menurut catatan klien yang tercantum di dalam rekonsiliasi bank dengan saldo awal dan akhir yang tercantum di dalam akun Kas. 2. Membandingkan saldo awal dan akhir kas menurut bank yang tercantum di dalam rekonsiliasi bank dengan saldo awal dan akhir yang tercantum di dalam rekening koran bank (bank statement). 3. Membandingkan setoran kas ke bank menurut jurnal penerimaan kas dengan penerimaan setoran oleh bank di dalam rekeningkoran untuk membuktikan ketelitian pencantuman setoran dalam perjalanan (deposit in transit) yang tercantum dalam rekonsiliasi bank. 4. Membandingkan cek yang dikeluarkan oleh klien menurut jurnal pengeluaran kas dengan cek yang telah dibayar oleh bank di dalam rekening koran bank untuk membuktikan ketelitian pencantuman jumlah cek yang beredar (outstanding check) yang tercantum dalam rekonsiliasi bank. 5. Mengusut biaya administrasi bank yang tercantum di dalam rekonsiliasi bank ke di dalam rekening koran bank yang bersangkutan, 3. Melakukan konfirmasi saldo kas di Bank. Informasi yang dimintakan konfirmasi dari bank meliputi : a. Saldo tiap jenis rekening klien di bank pada tanggal neraca b. Saldo tiap jenis utang klien ke bank pada tanggal neraca beserta tanggal jatuh tempo, bunga dan jenis jaminan yang bersangkutan dengan utang tersebut. 13
c. Saldo utang bersyarat yang mungkin menjadi kewajiban klien, karena klien menanggung utang yang ditarik oleh pihak lain atau mendiskontokan wesel tagih. d. Batasan-batasan yang dikenakan terhadap rekening bank klien.
Verifikasi Penyajian Kas di Neraca Dalam memverifikasi penyajian dan pengungkapan kas di neraca, auditor membandingkan penyajian kas di neraca dengan prinsip akuntansi berterima umum. Informasi ini diperoleh auditor dengan cara : Memeriksa jawaban konfirmasi dari bank mengenai batasan yang dikenakan terhadap pemakaian rekening tertentu klien di bank Melakukan wawancara dengan manajemen mengenai batasan penggunaan kas klien
14
BAB III PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca sudi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.