Anda di halaman 1dari 13

PERCOBAAN IV

SINTESIS METIL ESTER


4.1 Tujuan Percobaan
Memahami reaksi pembentukan biodiesel.
4.2 Tinjauan Pustaka
Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang menjanjikan yang dapat
diperoleh dari minyak tumbuhan, lemak binatang atau minyak bekas melalui
esterifikasi dengan alkohol. Karena bahan bakunya berasal dari minyak tumbuhan atau
lemak hewan, biodiesel digolongkan sebagai bahan bakar yang dapat diperbarui. Pada
dasarnya semua minyak nabati atau lemak hewan dapat digunakan sebagai bahan baku
pembuatan biodiesel.
[1]
Biodiesel merupakan monoalkil ester dari asam-asam lemak rantai panjang
yang terkandung dalam minyak nabati atau lemak hewani untuk digunakan sebagai
alternatif yang paling tepat untuk menggantikan bahan bakar mesin diesel.
[2]
Metil ester
(biodiesel) secara umum adalah bahan bakar mesin diesel yang terbuat dari bahan
terbarukan atau secara khusus merupakan bahan bakar mesin diesel dan dapat juga
untuk sistem pembangkit tenaga listrik yang terdiri atas alkil ester dari asam-asam
lemak. Biodiesel disusun oleh senyawa utama, yaitu ester. Ester ialah turunan asam
karboksilat yang gugus OH nya digantikan oleh gugus OR, rumus ester adalah:
[3]

(ester)
Sebagai bahan bakar, biodiesel harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh SNI
seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.2.1.
[2]

No. Parameter Satuan Nilai
1 Massa jenis pada 40
o
C Kg/m
3
850-890
2 Viskositas kinematic pada 40
o
C Mm
2
/s 2,3-6,0
3 Angka setana - min. 51
4 Titik nyala
o
C min. 100
5 Titik kabut
o
C maks. 18
6 Air dan sedimen % maks. 0,05
7 Angka asam Mg-KOH/g maks. 0,8
Tabel 4.2.1.Tabel Persyaratan Biodiesel Yang Ditetapkan Oleh SNI
Pembuatanbiodieselpada umumnya melaluiprosesesterifikasi
dantransesterifikasi.Esterifikasiadalahreaksiasam lemakbebasdenganalkohol
membentukesterdan air. Esterifikasibiasanyadilakukanjikaminyakyangdiumpankan
mengandung asam lemak bebas tinggi (>5%). Umumnya, proses esterifikasi
menggunakan katalisasam.Asam-asam
pekatsepertiasamsulfatdanasamkloridaadalahjenisasamyang
sekaranginibanyakdigunakansebagaikatalis.
Reaksi esterifikasi adalah:

(asam lemak) (methanol) (metil ester) (air)
Faktor-faktor yang berpengaruh pada reaksi esterifikasi adalah:
- Waktu reaksi
Semakin lama waktu reaksi maka kemungkinan kontak antar zat semakin besar
sehingga akan menghasilkan konversi yang besar. Jika kesetimbangan reaksi
sudah tercapai maka dengan bertambahnya waktu reaksi tidak akan
menguntungkan karena tidak memperbesar hasil.
- Pengadukan
Pengadukan akan menambah frekuensi tumbukan antara molekul zat pereaksi dengan
zat yang bereaksi makin baik sehingga mempercepat reaksi dan reaksi terjadi
sempurna.
- Katalisator
Katalisator berfungsi untuk mengurangi tenaga aktivasi pada suatu reaksi
sehingga pada suhu tertentu harga konstanta kecepatan reaksi semakin besar.
- Suhureaksi
Semakin tinggi suhu yang dioperasikan maka semakin banyak konversi yang
dihasilkan, hal ini sesuai dengan persamaan Archenius. Bila suhu naik maka harga
k semakin besar sehingga reaksi berjalan cepat dan hasil konversi makin besar.
[4]

Transesterifikasi (biasa disebut dengan alkoholisis) adalah tahap konversi
daritrigliserida (minyak nabati) menjadi alkyl ester, melalui reaksi dengan alkohol,
danmenghasilkan produk samping yaitu gliserol. Di antara alkohol-alkohol monohidrik
yangmenjadi kandidat sumber/pemasok gugus alkil, metanol adalah yang paling umum
digunakan, karena harganya murah dan reaktifitasnya paling tinggi (sehingga reaksi
disebut metanolisis). Jadi, di sebagian besar dunia ini, biodiesel praktis identik dengan
ester metil asam-asam lemak (Fatty Acids Metil Ester, FAME).









Reaksi transesterifikasi trigliserida menjadi metil ester sebagai berikut:

Transesterifikasi juga menggunakan katalis dalam reaksinya. Tanpa adanya
katalis, konversi yang dihasilkan maksimum namun reaksi berjalan dengan lambat
(Mittlebatch,2004). Katalis yang biasa digunakan pada reaksi transesterifikasi adalah
katalis basa, karena katalis ini dapat mempercepat reaksi.
Tahapan reaksi transesterifikasi pembuatan biodiesel selalu menginginkan
agardidapatkan produk biodiesel dengan jumlah yang maksimum. Beberapa kondisi
reaksi yangmempengaruhi konversi serta perolehan biodiesel melalui transesterifikasi
adalah sebagai berikut:
a. Pengaruh air dan asam lemak bebas
Banyak peneliti yang menyarankan agar kandungan asam lemak bebas lebih kecil
dari 0.5% (<0.5%). Selain itu, semua bahan yang akan digunakan harus bebas dari
air.Karena air akan bereaksi dengan katalis, sehingga jumlah katalis menjadi
berkurang.Katalis harus terhindar dari kontak dengan udara agar tidak mengalami
reaksi dengan uapair dan karbon dioksida.
b. Pengaruh perbandingan molar alkohol dengan bahan mentah
Secara stoikiometri, jumlah alkohol yang dibutuhkan untuk reaksi adalah 3 mol
untuksetiap 1 mol trigliserida untuk memperoleh 3 mol alkil ester dan 1 mol
gliserol.Secara umum ditunjukkan bahwa semakin banyak jumlahalkohol yang
digunakan, maka konversi yang diperoleh juga akan semakin bertambah.Pada rasio
molar 6:1, setelah 1 jam konversi yang dihasilkan adalah 98-99%, sedangkanpada
3:1 adalah 74-89%. Nilai perbandingan yang terbaik adalah 6:1 karena
dapatmemberikan konversi yang maksimum.
c. Pengaruh jenis alkohol
Pada rasio 6:1, metanol akan memberikan perolehan ester yang tertinggi
dibandingkandengaan menggunakan etanol atau butanol.
d. Pengaruh jenis katalis
Alkali katalis (katalis basa) akan mempercepat reaksi transesterifikasi bila
dibandingkandengan katalis asam. Katalis basa yang paling populer untuk reaksi
transesterifikasi adalahnatrium hidroksida (NaOH), kalium hidroksida (KOH),
natrium metoksida (NaOCH3), dan kalium metoksida (KOCH3).

e. Pengaruh temperatur
Reaksi transesterifikasi dapat dilakukan pada temperatur 30 - 65 C (titik didih
methanol sekitar 65 C). Semakin tinggi temperatur, konversi yang diperoleh akan
semakin tinggiuntuk waktu yang lebih singkat.
[2]

4.3. Tinjauan Bahan
A. Aquadest
Rumus Molekul : H
2
O
Berat Molekul : 18,02 g/mol
Bentuk : Cair
Titik Beku : 0
o
C
Titik Didih : 100
o
C
Densitas : 1 g/cm
3
B. Indikator Fenolftalein
Rumus Molekul : C
20
H
14
O
4

Berat Molekul : 318 g/mol
Bentuk : Serbuk
Titik didih : 64,5
o
C
Titik leleh : -97,8
o
C
Titik lebur : 240
o
C
Densitas : 0,7915 g/cm
3

C. Metanol
Rumus Molekul : CH
3
OH
Berat Molekul : 32 g/mol
Bentuk : Cair
Tekanan Uap : 96 mmHg at 20
o
C
Tekanan Densitas : 1,11
Titik Didih : 64,6
o
C
Titik Beku : -97,8
o
C
Densitas : 0,7921 g/cm
3

D. Minyak Kelapa Sawit
Bilangan Asam : 209,7 mg KOH/ g
Bilangan Iod : 45 62 mg I2/ g
Bilangan Setana : 62
Could Point : 16
Densitas : 0,868 g/ml (15
o
C)
Kandungan sulfur : < 50 ppm
Nilai Kalori, LHV : 37 38 MJ/ kg
Titik nyala : 174
Viskositas kinematik : 5,3 C St


E. Natrium Hidroksida
Berat Molekul : NaOH
Berat Molekul : 40 g/mol
Bentuk : Kristal
Titik Leleh : 318
o
C
Titik Didih : 1390
o
C
Densitas : 2,13 g/cm
3
(20
o
C)
F. Kalium Hidroksida
Berat Molekul : KOH
Berat Molekul : 56,11 g/mol
Bentuk : Padat
Titik Leleh : 380
o
C
Titik Didih : 1384
o
C
Densitas : 2,044 g/cm
3

4.4. Alat dan Bahan
A. Alat-alat yang digunakan:
- Batangpengaduk
- beakerglas
- botolaquades
- labuleher 3
- Magnetic stirer
- Pipet volume
- Thermometer
- Piknometer
B. Bahan-bahan yang digunakan
- aquades (H
2
O)
- indikator fenolftelein (C
20
H
14
O
4
)
- kalium hidroksida (KOH)
- methanol (CH
3
OH)
- Minyak kelapa sawit
- Natrium hidroksida (NaOH)
4.5. Prosedur Percobaan
1. Uji FFA
Melakukan Uji FFA/angka asam lemak bebas, jika hasil FFA > 2% maka
dilakukan proses esterifikasi sampai bahan baku mempunyai FAA < 2%. Jika
FFA < 2% maka dapat melakukan proses transesterifikasi.
Prosedur pengujian Free Fatty Acid (asam lemak bebas):
- menimbang 20 gram minyak dalam Erlenmeyer
- memasukkan minyak sampai suhu 40C
- memasukkan methanol 96% sebanyak 50 mL dan 3 tetes indicator PP ke
dalam Erlenmeyer
- mendinginkan larutan sampai suhu ruangan
- menitrasi larutan dengan larutan KOH 0,1 N sampai terjadi perubahan
warna menjadi merah jambu
- mencatat volume titrasi yang dibutuhkan
- menyatakan asam lemak bebas sebagai %FFA
- perhitungan % FFA




2. Proses Esterifikasi
- memanaskan 1 liter minyak hingga mencapai suhu 60-65 C
- melakukan 2,25 gram methanol dan 0,05 gram asam sulfat untuk setiap
gram asam lemak bebas dalam minyak. Menvampurka asam sulfat dan
methanol terlebih dahulu kemudian menambahkannya secara perlahan ke
dalam minyak
- melakukan pengadukan dengan magnetic stirrer selama 2 jam
- mendinginkan campuran sampai terbentuk 2 lapisan. Lapisan bawah adalah
methanol-air asam sulfat
- mengukur kembali %FFA.
3. Proses Transesterifikasi
- menimbang 2,5 gram natrium hidroksida dan melarutkan didalam 56,44
gram methanol (1,7616 mol methanol)
- memasukkan 250 gram minyak (0,2936 mol minyak) kedalam labu leher
tiga dan memanaskan minyak sampai suhu 60C
- kemudian memasukkan larutan natrium hidroksida alkoholik kedalam
minyak dan transesterifikasi dilakukan selama 120 menit disertai dengan
pengadukan
- menghentikan proses setelah waktu reaksi tersebut
- memisahkan lapisan tersebut dengan menggunakan corong pemisah sampai
terbentuk 2 lapisan yaitu lapisan bawah ( gliserol dan methanol) dan lapisan
atas (crude biodesel)
- mencuci kelebihan alkohol dan residu katalis dari crude biodiesel dengan
menggunakan air panas 80-90C
- pencucian diulang sampai air yang digunakan untuk proses pencucian telah
jernih sehingga diperoleh metal ester yang telah bebas pengotor
- penguapan sisa air pencuci yang ada di metil ester dengan memanaskan
metil.
4. Uji densitas metil ester
- menimbang berat piknometer kosong
- memasukkan metil ester kedalam piknometer
- menimbang piknometer yang telah diisi metil ester
- menghitung densitas metil ester.




4.6. Data Pengamatan
No. Perlakuan Pengamatan Kesimpulan
1. Uji FFA
Minyak Larutan I


Lar. I + CH
3
OH + PP Larutan II










Larutan II dititrasi Larutan III

Larutan berwarna
kuning.

Terbentuk 2
lapisan. Lapisan
atas berwarna putih
keruh (methanol)
dan lapisan bawah
berwarna kuning
(minyak)




Larutan
berwarnamerah
jambu.















V titrasi = 6,5 ml
%FFA = 0,876
%
2. Transesterifkasi
Methanol + NaOH Larutan I


Minyak Larutan II


Larutan I + Larutan II Larutan III



Larutan III dipisahkan Larutan IV













Larutantidak
berwarna

Larutan berwarna
kuning

Larutan berwarna
kuning kecoklatan


Terbentuk2 lapisan.
Lapisan atas
berwarna kuning.
Lapisan bawah
berwarna coklat



















Lapisan atas
adalahcrude
biodiesel
Lapisan bawah
adalah gliserol









KOH
Larutan IV (crude biodiesel) + air
panas Larutan V







Larutan V (crude biodiesel)
Larutan VI

Terbentuk 2
Lapisan. Lapisan
atas berwarna
kuning. Lapisan
bawah berwarna
putih keruh.



Larutan berwarna
kuning jernih

Lapisan atas
adalahcrude
biodiesel
Lapisan bawah
adalah air





Diperoleh metil
ester (biodiesel)

3. Uji Densitas Berat piknometer
kosong = 19,28 gr
Berat piknometer
kosong + isi =
40,43 gr
Volumepiknometer
= 25 mL

Densitas metil
ester =
0,846gr/cm
3



4.7. Dokumentasi Pengamatan
2. Uji %FFA

Gambar 4.7.1. Minyak goreng Gambar 4.7.2. Minyak + CH
3
OH + PP


Gambar 4.7.3. Hasil titrasi dengan KOH
3. Proses Transesterifikasi

Gambar 4.7.4. CH
3
OH + NaOH Gambar 4.7.5. Minyak Dipanaskan(Proses Biodiesel)

Gambar 4.7.6. CH
3
OH + NaOH + minyak Gambar 4.7.7.Pemisahan Minyak Dengan Gliserol

Gambar 4.7.8.Pencucian Biodiesel Dengan Air PanasGambar 4.7.9.Proses Pemanasan Biodiesel


Gambar 4.7.10.Hasil biodiesel

4.8. Perhitungan
1. Menghitung % FFA
% 100
1000 Sampel Berat
Lemak Asam BM KOH N KOH mL
%FFA



0,876% %FFA
0% 10
1000 gr 20
gr/mol 269,638 N 0,1 mL 6,5
%FFA


2. Menghitung densitas metil ester (biodiesel)
Keterangan : Berat piknometer kosong = 19,28 gr
Berat piknometer kosong + isi = 40,43 gr
Volume piknometer = 25 mL
3
gr/cm 0,846
mL 25
19,28)gr (40,43

volume
kosong berat - isi) kosong (berat

v
m


4.9. Persamaan Reaksi

4.10. Pembahasan
1. Menguji % FFA
Tujuan mengetahui %FFA adalah untuk menentukan tahap yang akan
dilakukan dalam pembentukan biodiesel. Jika % FFA <2% maka dapat
dilakukan proses transesterifikasi tanpa melalui tahap esterifikasi, sedangkan
apabila % FFA > 2% maka harus dilakukan proses esterifikasi terlebih dahulu
untuk menurunkan kadar FFA. % FFA yang didapatkan pada percobaan ini
adalah 0,846% sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tahap pembuatan
biodiesel dapat langsung dilakukan proses transesterifikasi.


2. Proses Transesterifikasi
- Transesterifikasi merupakan reaksi dari trigliserida menjadi alkil ester
melalui reaksi dengan alkohol dan menghasilkan produk samping yaitu
gliserol. Reaksi transesterifikasi :
-
Fungsi penambahan NaOH pada percobaan ini adalah sebagai katalisator
untuk mempercepat reaksi.
- Fungsi methanol pada percobaan ini adalah sebagai reaktan pembentuk
biodiesel dan sebagai pelarut NaOH karena pada proses sintesis metil ester
semua bahan harus bebas dari air. Hal ini disebabkan karena air akan
bereaksi dengan katalis (NaOH) sehinggaa jumlah katalis akan berkurang
dan juga dapat menyebabkan terjadinya reaksi penyabunan pada sintesis
metil ester.
- Pada praktikum ini, proses transesterifikasi dilakukan pada temperatur 30
65
o
C (titik didih methanol sekitar 65
o
C). Hal inidikarenakan methanol akan
menguap pada temperatur diatas 65
o
C sehingga akan mengurangi jumlah
dari methanol tersebut.
- Proses pemisahan dilakukan untuk memisahkan gliserol dengan metil ester.
- Pencucian dan pemanasan dilakukan untuk menghilangkan sisa gliserol dan
methanol yang berlebih pada crude biodiesel untuk didapatkan metil ester
(biodiesel)
3. Uji Densitas Metil Ester
Pada praktikum ini didapatkan nilai densitas metil ester sebesar 0,846 gr/cm
3
.
Hal ini telah sesuai dengan teori yang mana nilai densitas metil adalah 0,84-
0,89 g/cm
3
. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh dari
percobaan ini adalah metil ester (biodiesel).

4.11. Kesimpulan
Biodiesel dapat dibentuk melalui reaksi esterifikasi dan transesterifikasi. Reaksi
esterifikasi dilakukan jika hasil %FFA > 2%, sedangkan reaksi transesterifikasi
dilakukan jika hasil %FFA < 2%.

DAFTAR PUSTAKA
1. Produksi Biodiesel dari Mikroalga Chlorela Sp dengan Metode Esterifikasi In-situ.
Universitas Diponegoro:Semarang. Diakses tanggal 15/12/2013.
2. Nurul Hikmah, Maharani. 2010. Pu E (d) D y
Dd D Dg P Ef D Tf. Universitas
Diponegoro:Semarang. Diakses tanggal 15/12/2013.
3. Uu, du. 2. Pembuatan Produk Biodiesel Dari Minyak Goreng Bekas
Dengan Cara Esterifikasi Dan Transesterifikasi. UI Syf dyullah:jakarta.
Diakses tanggal 15/12/2013.
4. Z, Id. 26. Ef PD jd d ggu -
Zeolit dengan variabel suhu reaksi d p pgdu. Uv
Riau:Riau. Diakses tanggal 12/12/2013.

Anda mungkin juga menyukai