Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Ammonia pertama kali ditemukan oleh Bangsa Romawi dalam bentuk yang
sekarang kita sebut garam ammonia. Mereka menemukan senyawa ini di dekat kuil
tempat mereka beribadah yang bernama Kuil Jupiter Ammun. Karena itulah meraka
menyebut senyawa itu sal ammoniacus atau hammoniacus sal.
Garam ammonia ini menjadi sangat penting bagi para alkimiawan muslim pada abad
ke-8. Kimiawan Persia, Jabir ibn Hayyan, yang pertama kali menyebutkannya.
Selanjutnya, senyawa ini juga banyak digunakan oleh para Alkimiawan Eropa pada
abad ke-13 dan yang pertama kali menyebutkannya adalah Albertus Magnus. Dan
pada abad ke-15, Bacilius Valentinus menunjukkan bahwa ammonia bisa didapatkan
dengan memberikan perlakuan alkali pada garam ammonia.
Barulah pada tahun 1774, Joseph Priestly untuk pertama kalinya memisahkan
ammonia dari senyawa garamnya. Dan rumus kimianya dipastikan setelah 11 tahun
kemudian, yakni pada tahun 1785, oleh Claude-Louis Berthollet.
Kimiawaan Inggris, Sir William Ramsay dan Sydney Young, pada tahun 1884
mencoba mempelajari penguraian ammonia pada suhu sekitar 800
o
C. Mereka
menemukan bahwa dalam setiap proses penguraian selalu tersisa sejumlah tertentu
ammonia yang tidak ikut terurai. Dengan kata lain, reaksi antara ammonia dengan
unsur-unsur penyusunnya (hidrogen dan nitrogen) telah mencapai keadaan setimbang.
Selanjutnya, pada tahun 1904 Fritz Haber mencoba mengulangi percobaan
Kimiawan Inggris tersebut untuk menentukan di titik mana kesetimbangan tercapai
bila dilakukan percobaan pada suhu mendekati 1000
o
C. Ia mencoba beberapa
pendekatan, mereaksikan hydrogen murni dengan nitrogen murni, dan memulai
dengan ammonia murni serta menggunakan besi sebagai katalis. Setelah menentukan
titik kesetimbangannya, Haber kemudian mencoba katalis yang berbeda dan
menemukan nikel bisa digunakan juga sebagai katalis (dengan efektifitas yang sama
dengan besi), bahkan kalsium dan mangan bisa lebih baik lagi.
Akhirnya, pada tahun 1908, sekaitan dengan kebutuhan terhadap nitrat yang
semakin meningkat sedangkan pasokan nitrat semakin berkurang, Haber menemukan
proses yang murah dan efisien untuk menghasilkan ammonia dan mengubahnya
menjadi nitrat. Dan pada tahun 1910, menjelang dimulainya Perang Dunia I, pasokan
nitrat dari Chili ke Jerman benar-benar diputus sehingga pabrik-pabrik Jerman
berusaha menerapkan teknik-teknik Haber pada skala besar. Oleh karena itulah, Haber
dianggap sangat berjasa bagi kemanusiaan.
Karena kegunaannya yang sangat banyak, ammonia hingga kini terus menerus
diproduksi untuk berbagai kepentingan, di antaranya pupuk pertanian, industri kain,
industri karet, produksi soda abu, metalurgi, dan pembersih rumah tangga. Dan pada
tahun 2004, produksi ammonia di seluruh dunia tercatat mencapai 109 juta metrik ton.
Kegunaan amonia adalah salah satu hasilnya menjadi pupuk atau disebut
dengan Urea. Urea adalah senyawa organik yang tersusun dari
unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen dengan rumus CON
2
H
4
atau (NH
2
)
2
CO.
Urea juga dikenal dengan nama carbamide yang terutama digunakan di
kawasan Eropa. Nama lain yang juga sering dipakai adalah carbamide
resin, isourea, carbonyl diamide dan carbonyldiamine. Senyawa ini adalah senyawa
organik sintesis pertama yang berhasil dibuat dari senyawa anorganik, yang akhirnya
meruntuhkan konsep vitalisme. Urea ditemukan pertama kali oleh Hilaire Roulle pada
tahun 1773. Senyawa ini merupakan senyawa organik pertama yang berhasil
disintesis dari senyawa anorganik.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
1. Mengetahui produk hulu sampai hilir proses Amoniak
2. Memahami proses antara dan hilir dari Amoniak
3. Memahami proses pembuatan Urea sebagai produk hilir dari pemecahan Amoniak
4. Mengetahui kegunaan dari Urea


















BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 POHON INDUSTRI AMONIAK





































GAS BUMI
SYN GAS
CO
2

CO
NH
3

HIDROGEN
PEROKSIDA
SODIUM
BICARBONAT
AMMONIUM
BICARBONAT
UREA
CAPROLACTAM NYLON 6
2A
MELAMINE
ASAM
NITRAT
AMMONIUM
NITRAT
ASAM FORMIAT
UREA
UREA FORMALDEHYDE
Sekitar 90% urea industri digunakan sebagai pupuk kimia. Urea dalam bentuk
butiran curah (prill) digunakan dalam pertanian sebagai pupuk kimia pemasok unsur
nitrogen. Di tanah, urea akan terhidrolisisdan melepaskan ion amonium. Kandungan
N pada urea adalah 46%, tetapi yang tergunakan oleh tanaman biasanya separuhnya.
Karena penting dalam pembangunan pertanian, pupuk urea seringkali
disubsidi oleh pemerintah suatu negara, termasuk Indonesia. Di pasaran Indonesia,
pupuk urea dipasarkan dalam dua bentuk: bersubsidi(berwarna merah muda,
digunakan untuk bantuan pembangunan) dan tidak bersubsidi (berwarna putih, untuk
dipasarkan secara komersial).
Pupuk urea dihasilkan sebagai produk samping pengolahan gas alam atau
pembakaran batu bara. Karbon dioksida yang dihasilkan dari kegiatan industri
tersebut lalu dicampur dengan amonia melalui proses Bosch-Meiser. Dalam suhu
rendah, amonia cair dicampur dengan es kering (karbondioksida) menghasilkan
amonium karbamat. Selanjutnya, amonium karbamat dicampur dengan air ditambah
energi untuk menghasilkan urea dan air.

2.2 UREA

Urea ( H
2
NCONH
2
) merupakan pupuk yangmengandung nitrogen paling
tinggi (46%) diantara semua pupuk padat. Urea mudah dibuat menjadi prill atau
granula (butiran) dan mudah diangkut dalam bentuk curah maupun dalam kantong
dan tidak mengandung bahaya ledakan.

Sifat Fisika Urea :
- Urea berupa kristal putih
- tidak dapat terbakar
- bukan penghantar panas
- Hygroskopis dan mudah larut dalam air

Sifat Kimia Urea :
- Density (padat pada 20
o
C ) : 1335 kg/m
3

- Titik leleh ( melting Point ) : 132
o

- Panas Spesifik (Melt ) : 126j/mol/
o
C
- Panas peleburan ( Melt Point ) : 13,6 kj/mol
- Berat Molekul : 60,05
- yang menyublim berubah pada kondisi vakum titik leleh dan terurai di atas titik
leleh pada tekanan atmosfer , menghasilkan amonia (NH
3
), asam isosianat (
HNCO), asam sianurat [( HNCO)
3
], biuret (H
2
NHCONHCONH
2
), dan beberapa
lainnya produk minor.
- Urea sangat larut dalam air (menjadi komponen urin), larut dalam alkohol, dan
sedikit larut dalam eter.


2.3 UREA RESIN FORMALDEHYDE
Resin Urea (polimer urea formaldehida) yang dibentuk oleh reaksi urea dengan
formaldehida dan ditambahkan katalis.

Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi urea formaldehid :
a. Katalis
Katalis berfungsi untuk meningkatkan laju reaksi, katalis yang biasa digunakan
NH
4
OH karena reaksi berlangsung pada kondisi basa.
b. Temperatur
Meningkatnya temperatur selalu mengakibatkan peningkatan laju suatu reaksi.
Kenaikan temperatur ini dapat mempengaruhi jumlah produk yang terbentuk,
tergantung pada jenis reaksi (eksoterm atau endoterm). Oleh karena itu diperlukan
optimasi untuk mencapai hasil yang diinginkan. Selain itu pertambahan
temperatur juga dapat menurunkan BM resin urea formaldehid. Hal tersebut
disebabkan adanya pembentukan pusat-pusat aktif yang baru, sehingga
memperkecil ukuran molekul resin.
c. Waktu Reaksi
Makin lama waktu reaksi maka jumlah produk yang dihasilkan akan berkadar
tinggi dan berat molekulnya pun tinggi karena jumlah produknya banyak.
d. Perbandingan Jumlah Mol Reaktan
e. Semakin besar jumlah perbandingan semakin besar juga kecepatan pembentukan
senyawa yang mempunyai ikatan silang.
Bahan Baku.
a. Urea
Urea merupakan hablur/serbuk putih yang mengandung Nitrogen (46%),
digunakan sebagai pupuk dan mudah larut dalam air dan tidak mempunyai residu
garam sesudah dipakai untuk tanaman.
Penggunaannya sebagai pupuk, pemberi makanan daun, tambahan makanan
protein untuk hewan memamah biak untuk produksi melamin, pewaris pembuatan
resin, plastik, adhesif, bahan pelapis, antidut untuk tekstil dan perpindahan ion.

Sifat-sifat fisika urea :
1. Pada suhu kamar tidak berbau dan tidak berwarna.
2. Titik lebur 132,7
o
C
3. Berat jenis 1,335
4. Indeks bias 1,484
5. Energi pembentukan pada suhu 29
o
C adalah - 47,2 kal/jam.
6. Panas peleburan 60 kal/gram (endotermis)
7. Panas pelarutan dalam air 58 cal/gram.

Sifat sifat kimia urea :
1. Dengan HNO
3
membentuk urea nitrat [CO(NH
2
)
2
NH
3
].
2. Urea-amonia bereaksi dengan logam alkali membentuk garam sebagai
NH
2
CONH
2
.
3. Dalam bentuk larutan terhidrolisis dengan lambat membentuk Amonium
Karbamat pada suhu ruangan.
4. Pemanasan yang lama, larutan urea akan menghasilkan biuret.
2NH
2
CONH
2
NH
2
CONHCONH
2
+ NH
2

b. Formaldehid (Metanol/Formalin)
Formaldehid adalah gas yang tidak berwarna, sedangkan yang dibuat formalin
adalah larutan 36 40% formaldehid di dalam air. Di laboratorium digunakan
sebagai penghapus hama dan pengawat sedangkan dalam industri untuk membuat
harsa tiruan, cat celup dan untuk penyamakan kulit.

Sifat-sifat fisika formalin :
1. Pada kondisi ruangan, formalin murni berada pada fase gas.
2. Mudah terbakar, bau merangsang, dapat merusak lendir.
3. Dapat larut dalam air
4. Dapat membunuh kuman.
5. Titik beku : - 118
o
C
6. Titik didih : - 19,2
o
C

Sifat sifat kimia formaldehid :
1. Formaldehid dapat direduksi menjadi metanol dan dapat dioksidasi menjadi
asam format atau CO
2
+ N
2
O.
2. Dengan katalis asam, formaldehid dan alkohol glycol atau polyhidroksi
bereaksi menghasilkan formal methylen eter (CH
3
CO
12
)
2
.
3. Reaksi dengan hidrokarbon aromatic menghasilkan chlorometil.
C
6
H
6
+ HCNO + HCl C
6
H
5
CH
2
Cl + H
2
O








BAB III
PROSES PEMBUATAN

3.1 PROSES PEMBUATAN UREA DARI BAHAN BAKU AMONIAK

3.1.1 Diagram Alir Proses Pembuatan Urea


Ada beberapa pendekatan untuk pembuatan urea. Metode adalah
menggabungkan karbon dioksida dengan amonia untuk membentuk
amonium karbamat (Gambar 1 dan 2 ) :

CO
2
+ 2NH
3
NH
2
COONH
4

Reaksi eksotermis ini diikuti oleh dekomposisi endotermik dari karbamat
amonium :

NH
2
COONH
4
NH
2
CONH
2
+ H
2
O
Keduanya adalah reaksi kesetimbangan. Reaksi pembentukan pergi ke
maya selesai pada kondisi reaksi biasa, tapi reaksi dekomposisi kurang
lengkap. Karbon dioksida dan amonia bertobat, bersama dengan karbamat
bahan belum terdekomposisi , harus direcover dan digunakan kembali.
Dalam proses ini , sebuah rasio 2:1 molar amonia dan karbon dioksida
kelebihan amonia) dipanaskan dalam reaktor selama 2 jam pada 190
o
C dan
1500-3000 psi (10,3-20,6 MPa) untuk membentuk amonium karbamat,
dengan sebagian besar panas reaksi terbawa berguna proses steam .
Dekomposisi karbamat Reaksi bersifat lambat dan endotermik. Campuran
yang tidak bereaksi reagen dan karbamat mengalir ke reaktor -
decomposer.
Reaktor harus dipanaskan untuk memaksa reaksi untuk melanjutkan.
Untuk semua gas yang tidak bereaksi dan karbamat bahan belum
terdekomposisi untuk dihapus dari produk, urea harus dipanaskan pada
tekanan rendah (400 kPa). Reagen yang bereaksi dan dipompa kembali ke
dalam sistem. Penguapan dan prilling atau granulasi menghasilkan produk
akhir.
Campuran yang terbentuk adalah sekitar 35% urea, 8% amonium
karbamat, 10% air, dan 47% amonia. Hal ini didinginkan sampai 150oC
dan amonia disuling pada suhu 60oC. Residu dari amonia masih memasuki
crystallizer yang kapal di 15
o
C. Lebih amonia dihapus oleh vakum. Bubur
yang dihasilkan disentrifugasi. Semua bahan nitrogen berlebih
digabungkan dan diproses menjadi pupuk cair, yang berisi campuran dari
semua bahan-bahan ini. Sifat korosif dari reaktan biasanya membutuhkan
pembuluh reaksi harus dilapisi dengan timbal, titanium, zirkonium, perak,
atau stainless steel. di langkah kedua dari proses, hanya sekitar satu-
setengah dari amonium mobil-bamate adalah dehidrasi pada lulus pertama.
Dengan demikian, kelebihan karbamat, setelah pemisahan dari urea, harus
didaur ulang ke reaktor urea atau digunakan untuk produk lainnya, seperti
produksi ammonium sulfat [( NH4) 2SO4].

3.1.2 Tahapan Proses Pembuatan Urea
1. Unit sinthesis
2. Unit Pemurnian atau Purifikasi
3. Unit recovery
4. Unit Kristalisasi dan Pembutiran
Material :
& Bahan Baku Utama :
* Amonia(NH
3
)
* Karbondioksida (CO
2
)
& Produk Utama : Urea [CO(NH
2
)
2
]
& Produk Samping : Air (H
2
O)
Sintesis Urea
Amonia cair direaksikan dengan gas CO
2
membentuk amonium
karbamat yang selanjutnya terdehidrasi menjadi Urea.
Reaksi : 1. 2NH
3
+ CO
2
NH
2
COONH
4
+ 38 kkal
2. NH
2
COONH
4
NH
2
CONH
2
+ H
2
O -7,7 kkal
ReaksiSamping:


2NH
2
CONH
2

NH
2
CONHCONH
2
+ NH
3


biuret
Reaksi ini akan mengurangi urea yang terbntuk dari ammonium
karbamat, selain itu hasil samping adalah biuret yang merupakan racun
tanaman dan harus diminimasi dalam Urea ( konsentrasi max < 1 %).
Usaha-usaha untuk meminimasi terbentuknya biuret
& Kontak pada suhu tinggi harus cepat
& NH
3
masuk reaktor harus berkadar tinggi
& Perbandingan molar NH
3
dengan CO
2
= 4
Pemurnian
* Tujuan Pemurnian : Memisahkan hasil urea dari larutan
ammonium karbamat dari ekses ammonia. Hasil yang keluar
dari reaktor terdiri dari Urea, Amonium karbamat, NH
3
sisa ,
H
2
O ,biuret dan gas-gas terlarut.
* Tahap-tahap pemurnian.
a. Flashing : Mengekspansi larutan pada tekanan 1
MPa sehingga gas-gas terlarut dapat lepas dari cairan.
b. Stripping : Menyempurnakan pelepasan gas-gas dari
cairan urea.
c. Decomposing : adalah menguraikan/dekomposisi amonium
karbamat dengan pemanasan pada tekanan rendah (400
kPa) .
Reaksi : NH
2
COONH
4
2 NH
3
+ CO
2
- 38 kk
Suhu tidak boleh tinggi karena akan terjadi hidrolisis urea..
Dan bila suhu terlalu tinggi dan tekanan rendah, akan terjadi
reaksi samping yang tidak dikehendaki yaitu hydrol :
NH
2
CONH
2
+ H
2
O 2NH
3
+ CO
2
2NH
2
CONH
2
NH
2
CONHCONH
2
+ NH
3
Recovery / pemulihan
Tujuan Recovery : Penyerapan gas-gas yang belum bereaksi dari hasil
pemisahan di unit pemisahan untuk dikembalikan ke reactor urea
sebagai larutan karbamat. Gas hasil dekomposisi berupa gas NH
3
dan
CO
2
diserab dengan

mother liquor (cairan induk) yang berasal dari unit
kristalisasi yang kaya amonium karbamat dan selanjutnya
dikembalikan Kristalisasi dan pembutiran.
Kristaliasi/Pembutiran
Tujuan Kristalisasi : Membentuk urea prill dengan spesifikasi sebagai
beikut :
& Kadar nitrogen : 46% berat
& Kadar Air 0.3% berat
& Kadar Biuret 0,5% berat
& Kadar Besi 1 ppm
& Kadar Amonia bebas : 150 ppm
Pembutiran dapat dilakukan dengan 2 cara : Prilling dan
granulation
Prilling : Urea cair dimasukkan ke spinner bicket dalam menara
pembutir ( Prilling Tower) dan disemprotkan melalui nozle dari
atas, dari bagian bawah menara dialirkan udara sehingga terbentuk
padatan urea dengan ukuran 8-16 mesh dengan kadar air 0,3 %.
Sistem ini berpotensi membuat polusi, Udara keluar masih
membawa padatan dimasukkan ke cyclon untuk memisahkan
padatan dari udara.
Granulation : Urea cair disemprotkan kepermukaan rotary drum
sehingga terbentuk butiran sesuai dengan ukuran . Padatan
kemudian di keringkan di rotary drier.
Pada Urea cair yang akan masuk prilling maupun granulation
ditambahkan 0,2-0,5 % formaldehide untuk memperkuat butiran
agar tak mudah pecah dan mencegah lengket pada penyimpanan.
Urea dikemas dalam kantong plastik ( bagian dalam poly etylen ,
bagian luar polypropilen).
3.2 PROSES PEMBUATAN UREA RESIN FORMALDEHYDE

3.2.1 Diagram Alir Urea Resin

Resin Urea (polimer urea formaldehida) yang dibentuk oleh reaksi urea
dengan formaldehida (Gambar 1). Monomethylolurea
(HOH
2
CNHCONH
2
) dan dimethylolurea ((HOH
2
CNHCONHCH
2
OH)
terbentuk pertama di bawah kondisi alkali. Reaksi berlanjut di bawah
kondisi asam memberikan cukup linear, molekul rendah-berat antara
polimer.

Suatu katalis dan suhu terkontrol juga diperlukan dan, karena amina
mungkin tidak mudah larut dalam air atau formalin pada suhu kamar,
perlu panas itu sekitar 80
o
C untuk mendapatkan senyawa metilol bagi
banyak resin amina-formaldehida. Pemanasan untuk jangka waktu di
bawah kondisi asam akan memberikan sebuah termoset polimer kompleks
struktur buruk didefinisikan termasuk cincin formasi.

3.2.2 Tahapan Pembuatan Urea Resin
Reaksi pembuatan Urea Formaldehid. Reaksi ini secara umum
berlangsung dalam 3 tahap :
1. Tahap meditasi yaitu adisi formaldehid pada gugus amino dan amida
dari urea dan menghasilkan metitol urea.
2. Tahap Propagasi yaitu reaksi kondensasi dari monomer-monomer
dan dimetil urea membentuk rantai polimer yang lurus.
3. Tahap Terakhir/Curring yaitu ketika kondensasi tetap berlangsung,
polimer membentuk rangkaian 3 dimensi yang sangat kompleks dan
menjadi resin thermosetting. Resin thermosetting mempunyai sifat
tahan terhadap asam, basa serta tidak dapat melarut dan meleleh.
Temperatur curring dilakukan pada suhu sekitar 120
o
C dan pH < 5.
Reaksi urea formaldehid dengan katalis basa menghasilkan mono-
metitol urea sebagai monomer reaktan reaksi pembentukan polimer urea
formaldehid. Basa yang digunakan berupa Ba(OH)
2
atau KOH. Dimetil
urea juga dapat dibuat dengan cara yang sama tetapi menggunakan dua
buah molekul formaldehid. Baik mono-metitol urea maupun dimetilol urea
larut dalam air sehingga reaksi pembentukannya dilaksanakan dalam fasa
pelarut air. Tahap reaksi pembentukan mono-metilol urea dan dimetitol
urea dikenal dengan tahap intermediate (tahap metilolasi).Kondensasi akan
berlanjut menghasilkan jembatan metilen antara dua molekul urea. Jenis
kondensasi ini dapat berlanjut terus menghasilkan rantai lurus.Reaksi
penggabungan dua buah mono-metilol urea menghasilkan suatu molekul
air. Apabila air tersebut dikeluarkan dari sistem reaksi, maka
kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah pembentukan polimer.
Reaksi urea formaldehid pada pH di atas 7 adalah reaksi metilolasi
yaitu reaksi adisi formaldehid pada gugus amino dan amida dari urea,
menghasilkan metilol urea. Turunan-turunan metilol merupakan monomer
reaktan reaksi polimerisasi kondensasi. Mula-mula polimer yang
dihasilkan masih berupa polimer rantai lurus dan larut dalam air. Semakin
lanjut reaksi berlangsung, reaksi polimerisasi membentuk polimer tiga
dimensi dan kelarutannya dalam air semakin berkurang. Pada proses
curring, reaksi kondensasi tetap berlangsung terus dan polimer membentuk
rangkaian tiga dimensi yang sangat kompleks. Sehingga membentuk
thermosetting resin.
Reaksi kondensasi ini dilakukan dalam sebuah labu berleher yang
dilengkapi kondensor ohm meter, termometer, agitator. Kondensor
berfungsi mengembunkan air yang menguap selama proses polimerisasi.
Hal ini dimaksudkan untuk mempercepat tercapainya kesetimbangan
reaksi. Agitator berfungsi membuat larutan tetap homogen selama proses
berlangsung.
Macam-macam proses pada pembentukan urea formaldehid :
1. Proses Kontinyu
Menggunakan dua reaktan dimana urea dan formalin dicampur dalam
reaktor pertama dan dipanaskan sampai temperatur 158
o
C bertekanan.
Pada tahap kedua, larutan bertekanan tersebut dijaga dengan
temperatur yang sama dan melangsungkan kondensasi. Tekanan dari
reaktor kemudian ditarik sehingga bagian yang menguap terutama air
hilang dari resin. Setelah itu larutan didinginkan kemudian dimasukkan
ke dalam tangki pengaduk.
2. Proses Batch
Larutan formaldehid, urea dan larutan buffer dicampur dan direaksikan
dalam reaktor berpengaduk dengan bantuan katalis. Reaksi tersebut
terjadi selama empat jam pada suhu 60
o
C. Kemudian dievaporasi
dalam evaporator yang menghasilkan uap destilat dan larutan pekat
yang kemudian didinginkan sampai suhu 30
o
C. Setelah itu
dimasukkan dalam suatu filter untuk memisahkan komponen-
komponen yang bereaksi selanjutnya ditambahkan zat aditif agar
diperoleh produk urea yang berkualitas tinggi.

Pada prinsipnya, pembuatan produk-produk urea-formaldehid
dilakukan melalui beberapa tahapan:
1. Tahap intermediate
Merupakan suatu tahap untuk mendapatkan resin yang masih
berupa larutan dan larut dalam air atau pelarut lainnya .
2. Tahap persiapan
Pada tahap ini resin merupakan produk dari tahap intermediate
yang dicampurkan dengan bahan lain . Penambahan bahan akan
menentukan produk akhir dari polimer .
3. Tahap curing
Pada proses curing, kondensasi tetap berlangsung, polimer
membentuk rangkaian 3 dimensi yang sangat kompleks dan
menjadi thermosetting resin.




BAB IV
KEGUNAAN
4.1 KEGUNAAN UREA

4.1.1 Kegunaan Urea
Urea digunakan sebagai pupuk padat, pupuk cair dan lain-lain.
Aplikasi seperti pakan ternak, urea, resin formaldehida, melamin, dan perekat.
Saat ini, pupuk nitrogen yang paling populer adalah sebuah ureaammonium
solusi nitrat. Resin urea-formaldehida memiliki penggunaan besar sebagai
perekat kayu lapis. Resin melamin -formaldehida digunakan sebagai alat
makan dan untuk ekstra- keras permukaan (Formica ) . Melamin ini
disintesis oleh kondensasi molekul urea. Sebagai pupuk, urea adalah bentuk
nyaman untuk tetap nitrogen dan memiliki kandungan nitrogen tertinggi (46 %
berat) tersedia dalam pupuk padat. itu mudah untuk memproduksi butiran atau
butiran dan mudah diangkut dalam jumlah besar atau tas tanpa bahaya
ledakan. Larut dalam air mudah dan tidak meninggalkan residu garam setelah
digunakan pada tanaman dan sering dapat digunakan untuk makan daun. Urea
juga digunakan sebagai suplemen makanan protein untuk ternak ruminansia,
di melamin produksi, dan sebagai bahan dalam pembuatan obat-obatan
(misalnya, barbiturat), resin sintetis, plastik (urethanes), perekat, pelapis,
tekstil agen antishrink, dan resin pertukaran ion. Ini adalah perantara dalam
memproduksi amonium sulfamat, asam sulfamic, dan pthalocyanines.

& Urea dapat digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan bahan kimia
& Urea juga digunakan sebagai bahan baku untuk produksi pupuk majemuk
& Urea digunakan sebagai bahan baku atau penunjang dalam industry farmasi,
pada fermentasi pembuatan bir dan industri, dan industry minyak bumi


4.1.2 Kelebihan dan Kekurangan Urea :

Kelebihan Pupuk Urea
- Pupuk urea mempunyai kandungan nitrogen sebanyak 46% dan itu paling tinggi
jika dibandingkan dengan pupuk yang lain seperti NPK atau ZA. Nitrogen sangat
penting bagi tumbuhan untuk pembentukan zat hijau daun.
- Biaya produksi pupuk urea sangat rendah karena karbondioksida yang dibutuhkan
untuk pembuatannya diperoleh dari bahan murah yaitu nafta mentah. Ini berimbas
pada harga jual pupuk yang relatif rendah juga. Untuk Indonesia harga pupuk urea
sekitar 4000-5000 rupiah per kilogram.
- Pupuk urea bukan merupakan bahan yang mudah terbakar sehingga aman saat
penyimpanan.
- Pupuk urea aman untuk semua jenis tanaman. Setelah kandungan pupuk
diasimilasi oleh tanaman yang tersisa hanyalah karbon dioksida yang tidak
membahayakan bagi tanah.

Kekurangan Pupuk Urea
- Salah satu karakteristik pupuk urea adalah sangat mudah larut dalam air. Urea
yang terlarut dalam air membentuk lapisan tipis yang dapat mengurangi daya
serap akar.
- Senyawa urea merupakan senyawa yang tidak stabil. Dalam suhu kamar ia bisa
terurai menjadi amonia dan karbondioksida. Amonia adalah senyawa dengan bau
yant tidak sedap dan merugikan.
- Jika pupuk urea mengandung kotoran (kontaminan) melebihi 2 persen tidak akan
bisa lagi digunakan sebagai pupuk dan bahkan pada tanaman tertentu malah bisa
bersifat racun.
- Jika tanaman tidak diberi pupuk urea maka pasokan nitrogen kepada tanaman
tersebut akan kurang. Kekurangan unsur hara ini akan terhihat pada daunnya yang
berwarna aga kekuningan. Jaringan pada daun akan mati sehingga tidak bisa
melakukan proses fotosintesis. Kekurangan unsur nitrogen bisa jadi penyebab
lambannya pertumbuhan tanaman seperti buah yang tidak sempurna, ukurannya
kecil, dan cepat busuk.

4.2 KEGUNAAN UREA RESIN
4.2.1 Kegunaan Urea Resin
Resin urea formaldehid adalah hasil polimerisasi kondensasi urea
dengan formaldehid. Resin ini termasuk dalam kelas resin thermosetting yang
mempunyai sifat tahan terhadap asam, bas, tidak dapat melarut dan tidak dapat
meleleh. Karena sifat-sifat tersebut, aplikasi resin urea-formaldehid yang
sangat luas sehingga industri urea-formaldehid berkembang pesat. Contoh
industri yang menggunakan industri formaldehid :
& Laminating,
& coating,
& tekstil resin finishing.

4.2.2 Kelebihan dan Kekurangan Urea Resin

Kelebihan Urea Resin : Resin urea formaldehid hasil polimerisasi dengan
formaldehid. Yang memiliki sifat tahan terhadap asam, bas, tidak dapat
melarut dan tidak dapat meleleh. Karena memiliki sifat- sifat tersebut, aplikasi
urea-formaldehid dapat di gunakan di industri.

Kekurangan Urea Resin : Kerugian penggunaan urea-formaldehid sebagai
resin dibandingkan polimer lain adalah resistensinya terhadap kadar air
(moisture) apalagi jika dikombinasikan dengan panas. Kondisi ini dapat
menyebabkan reaksi balik dan melepaskan monomer monomer yang belum
sempurnya bereaksi membentuk polimer. Monomer ini biasanya beracun
misalnya formaldehid yang dapat menyebabkan kanker. Oleh sebab itu, ada
baiknya bila kita akan menggunakan peralatan makan yang terbuat dari bahan
polimer, sebaiknya peralatan tersebut direndam dahulu dengan air panas
dengan tujuan agar monomer monomer yang belum sempurna bereaksi
terlepas pada air rendaman.























BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
* Dilihat dari pohon industri Amoniak produk hasilnya adalah urea dan di pecah
lagi menghasilkan urea dan urea formaldehid
* Produk urea memiliki sifat-sifat fisis dan kimia serta memiliki kekurangan dan
kelebihan yang dapat di aplikasikan dan dapat digunakan sebagai bahan baku
untuk pembuatan bahan kimia, urea juga digunakan sebagai bahan baku untuk
produksi pupuk majemuk, urea digunakan sebagai bahan baku atau penunjang
dalam industry farmasi, pada fermentasi pembuatan bir dan industri, dan
industri minyak bumi
* Produk urea formaldehid memiliki sifat-sifat fisis dan kimia dan dapat di
gunakan pada industri yang menggunakan industri formaldehid Laminating,
coating,dan tekstil resin finishing.

















DAFTAR ISI
Anonim,Resin Urea-Formaldehid<http://id.wikipedia.org/ wiki/Resin_Urea- Formaldehid>
diakses pada tanggal 01 Juni 2011.

Anonim,Laporan Praktikum Urea Formaldehid diakses pada tanggal 01 Juni 2011.

Anonim,Resin Urea-Formaldehid<http:// majarimagazine. com/2009/05/resin-urea-
formaldehide/>diakses pada tanggal 01 Juni 2011.

Anonim, Petunjuk Praktikum Urea Formaldehida. Serang: Laboratorium Operasi Teknik
Kimia Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Diakses pada tanggal01
Juni 2011.

Anonim, Sejarah Amoniak<http://annisadhini.blogspot.com/2012/05/sejarah-
ammonia.html>diakses pada tanggal 05 Maret 2013.

Departemen Perindustrian Sekolah Menengah Analisis Kimia Bogor. (1995). Inti Sari
Pengetahuan Bahan. Bogor : Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor.

Speigh, J. G.(2002). Chemical and Process Design Handbook. New York : The McGraw-
Hill Companies
Team Dosen dan Asisiten. (2011). Buku Penuntun praktikum proses Industri Kimia.
Padang : laboratorium Proses Industri Kimia fakultas Teknologi Industri Universitas
Bung Hatta.

Anda mungkin juga menyukai