Anda di halaman 1dari 8

1 | A i r p o r t S e v i c e

BAB I
Pendahuluan

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Status wilayah konservasi Kabupaten Raja Ampat telah menjadikan wilayah ini dapat
mempertahankan kondisi alam menjadi potensi kawasan pengembangan pariwisata yang
mendunia. Dunia sudah mengenal keindahan Raja Ampat karena alam dan biotanya.
Namun kekayaan alam yang dimiliki belum bisa memberi nilai tambah bagi
kesejahteraan masyarakat. Keberadaan sumber daya manusia juga belum menjadi bagian
dalam dunia pariwisata. Terbukti belum satupun Master Guide berasal dari masyarakat
setempat. Masyarakat masih hanya mampu mengembangkan terbatas sebagai nelayan.
Kurangnya perhatian dari pemerintah menjadi salah satu penyebab kurang berkembangnya
wilayah Raja Ampat.


B. IDENTIFIKASI MASALAH
A. Mengapa potensi wisata Raja Ampat kurang di kenali?
B. Apa saja permasalahan Pengembangan Raja Ampat?
C. Apa hubungannya dengan peningkatan pendapatan pendapatan Bandar-bandar udara
di Papua?
D. Apa yang harus dilakukan pemrintah dalam mengatasi hal ini?






2 | A i r p o r t S e v i c e

BAB II
Pembahasan

I. POTENSI WISATA RAJA AMPAT

Potensi wisata laut Raja Ampat sudah mendunia dan tidak ada tandingannya. Namun,
manfaat dari popularitas Raja Ampat masih jauh untuk masyarakat lokal. Padahal, tradisi
mereka sangat kuat untuk menjaga keindahan dan kelestarian berbagai potensi wisata
tersebut.

Julukan surga bawah laut yang diberikan para penyelam dunia kepada Raja Ampat
di Papua Barat rupanya belum sebanding dengan kondisi perekonomian masyarakat dan
kabupaten tersebut. Popularitas Raja Ampat, mulai dari taman laut, ratusan spesies ikan hias,
terumbu karang, hingga ikon Pulau Wayag, semakin menggema di seantero dunia. Namun,
kesan mendunia itu seakan memisahkan kekayaan laut dengan masyarakat dan wilayah
daratan Raja Ampat sendiri.

Mungkin, ketertinggalan itu diharapkan bisa ditopang dengan popularitas wisata Raja
Ampat yang disebut beberapa kalangan sebagai jantung terumbu karang dunia.Ironisme itu
bisa dilihat secara sederhana dengan ketimpangan pendapatan asli daerah (PAD) yang belum
menembus Rp 15 miliar sehingga Kabupaten Raja Ampat termasuk salah satu dari 183
wilayah tertinggal di Indonesia.
Bahkan, pendapatan dari pariwisata dan sektor yang terkait dengan wisata pun belum
menembus angka Rp 3 miliar setahun.






3 | A i r p o r t S e v i c e

II. Permasalahan dalam Pengembangan Raja Ampat

Pengembangan pesisir dan laut Kepulauan Raja Ampat dihadapkan pada berbagai isu dan
permasalahan. Beberapa isu dan permasalahan tersebut adalah :
1. Kekayaan keanekaragaman hayati di Kepulauan Raja Ampat memilki tingkat ancaman
yang tinggi pula. Daerah ini juga sangat dilirik oleh kepentingan-kepentingan sesaat yang
ingin mengeksploitasi sumber daya alamnya. Hal itu bisa dilihat dari kerusakan terumbu
karang dan hutan. Kerusakan terumbu karang umumnya dikarenakan penangkapan ikan yang
tidak ramah lingkungan seperti bom, sianida dan akar bore (cairan dari olahan akar sejenis
pohon untuk meracun ikan).
2. Masalah yang harus diperhatikan adalah pemilikan atau masalah ulayat dan adat.
Sebenarnya ini merupakan sebuah masalah atau tantangan, tetapi sebagai modal atau
dorongan dalam pembangunan yang tentunya melibatkan masyarakat Raja Ampat sendiri,
sebagai pemilik hak ulayat dan adat yang bisa ikut berperan dalam proses pembangunan.
Budaya dan adat istiadat akan menunjukan pada proporsi sebenarnya dan dengan bersama-
sama pemerintah dan stake holder lainnya akan membangun Kepulauan Raja Ampat sebagai
wilayah yang menjanjikan.
3. Potensi obyek pariwisata pantai dan pariwisata bahari yang belum dimanfaatkan secara
optimal. Hal ini disebabkan belum tersedianya infrastruktur dasar yang memadai dan sarana
prasarana pariwisata lainnya. Selian itu juga belum dilakukan promosi terhadap potensi
pariwisata di Kepulauan Raja Ampat.
4. Belum diprioritaskannya pembangunan di wilayah tertinggal oleh pemerintah daerah
karena dianggap tidak menghasilkan pendapatan asli daerah (PAD) secara langsung. Dengan
demikian dukungan antar sektor terkait untuk pengembangan Kepulauan Raja Ampat belum
optimal.
5. Belum berkembangnya sistem informasi yang dapat memberikan akses pada informasi
produk unggulan, pasar, dan teknologi. Keterbatasan pengetahuan dan kemampuan dalam
penggunaan teknologi ini menjadi salah satu kendala dan pemicu adanya eksploitasi
sumberdaya yang merusak potensi lestari dan berdampak negatif bagi lingkungan.

4 | A i r p o r t S e v i c e

6. Belum tertatanya sistem kelembagaan dan manajemen yang belum terkelola baik untuk
pengelolaan pengembangan kawasan yang terpadu, dan berkelanjutan, dalam memberikan
dukungan kepada peningkatan daya saing produk dan kawasan yang dikembangkannya.
7. Kurangnya informasi mengenai potensi lingkungan beserta keanekaragaman hayatinya,
menyebabkan perlu adanya penelitian karakteristi tipe ekosistem dan keanekaragaman jenis
biotanya. Melalui kajian lebih mendalam, baik tingkat ekosistem maupun jenis yang ada di
Kepulauan Raja Ampat. Data tersebut diharapkan dijadikan bahan masukan upaya
pengembangan dan pemanfaatannya secara berkelanjutan.

III. Hubungannya dengan Pendapatan Bandar Udara di Papua
Tak cuma pengusaha perhotelan yang mencium daya tarik bisnis di Timur. Maskapai
penerbangan pun bilang begitu. Namun lagi-lagi ketersediaan infrastruktur juga berefek bagi
bisnis penerbangan.

Public Relations Manager Tigerair Mandala, Lucas Suryanata, mengakui jika fenomena harga
tiket murah atawa low cost carier yang menjadi tren di industri penerbangan masa kini,
hampir mustahil untuk diterapkan pada rute-rute perjalanan ke Indonesia Timur.

Dalam hitung-hitungan bisnis yang sederhana, selain harga bahan bakar berupa avtur, harga
jual tiket juga dipengaruhi oleh panjang rute, musim atau momen dan berapa banyak
frekuensi penerbangan. Dari sisi frekuensi, semakin banyak frekuensi penerbangan maka
semakin terbuka jalan bagi maskapai untuk memberikan harga ekonomis. Sebab, toh, ada
kalanya sang maskapai penerbangan membebankan harga tiket normal atau malah harga tiket
lebih mahal tatkala musim ramai atau peak season misalnya.

Fleksibilitas untuk menentukan harga tersebut sulit dilakukan di Indonesia Timur karena
frekuensi penerbangan ke sana tak banyak. Alhasil, harga tiket ke kawasan timur Indonesia
dari Jakarta lebih mahal daripada ke Singapura.

Mencoba menjawab kendala infrastruktur tersebut, Emirsyah Satar, Direktur Utama Garuda
Indonesia, bilang, maskapai akan mengoperasikan armada pesawat bermesin turbo prop atau
5 | A i r p o r t S e v i c e

menggunakan balingbaling. Ini pesawat kecil dengan jumlah penumpang maksimal 70 orang
saja. Pesawat turbo prop bisa mendarat di landasan pendek jadi kami juga tak perlu
mengeluarkan investasi besar untuk membangun infrastrukturnya, ujar Emirsyah.
Daerah-daerah tujuan wisata menarik di Indonesia Tengah dan Indonesia Timur pun menjadi
incaran Garuda Indonesia seperti Pulau Komodo di NTB, Labuhan Bajo di NTT, Ambon dan
Raja Ampat. Sebagai langkah awal, per Desember mendatang maskapai ini akan membuka
rute penerbangan dengan pesawat turbo prop dari Bali ke Pulau Komodo.

IV. Peran Pemerintah dalam Pembangunan Infrastruktur
Pembangunan infrastruktur transportasi mempunyai peran penting dalam
pengembangan suatu wilayah serta mendukung pertumbuhan sektor-sektor lain. Ketersediaan
aksesibilitas ataupun keterjangkauan pelayanan infrastruktur transportasi dapat lebih
mempererat dukungan antar wilayah maupun pemerataan pembangunan antar
wilayah.Provinsi Papua Barat merupakan wilayah strategis di bagian Timur Indonesia serta
mempunyai potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang perlu dikembangkan
secara terpadu dan didukung oleh tersedianya pelayanan infrastruktur transportasi yang dapat
menjangkau keseluruh wilayah provinsi. Masih terbatasnya ketersediaan pelayanan
infrastruktur transportasi di Provinsi Papua Barat merupakan kendala terbesar bagi
pembangunan tersebut sehingga diperlukan suatu komitmen danrencana aksi pembangunan
infrastruktur transportasi yang diharapkan mempercepatpembangunan wilayah tersebut
secara terpadu.
Konsep Pengembangan
Fungsi sarana transportasi adalah untuk melayani perpindahan manusia dan barang
dari suatu tempat ke tempat lain serta menjembatani keterkaitan fungsional antar kegiatan
sosial ekonomi di dalam wilayah Papua Barat maupun dengan wilayah tetangga yang
berhubungan.
Tujuan dan Sasaran Pengembangan Sistem Transportasi
Tujuan pengembangan tata ruang di Provinsi Papua Barat adalah untuk memantapkan
posisi Papua Barat di kancah nasional dengan menjadi provinsi yang kompetitif dan juga
disertai dengan pemerataan pertumbuhan ekonomi di setiap wilayah di dalam Papua
Barat.
6 | A i r p o r t S e v i c e

Untuk itu tujuan pengembangan sistem transportasi di Papua Barat agar sejalan
dengan
tujuan pengembangan tata ruangnya adalah sebagai berikut:
1. Tujuan untuk meningkatkan posisi Papua Barat menjadi kawasan yang lebih
kompetitif dan memiliki daya saing dengan wilayah-wilayah lain di NKRI yang
meliputi:
Menunjang kegiatan ekspor impor Papua Barat dengan wilayah lainnya.
Menunjang sektor-sektor utama di Papua Barat yaitu perikanan tangkap,
kehutanan, dan pertambangan penggalian.
2. Tujuan untuk mendukung pemerataan pertumbuhan ekonomi wilayah.
Meningkatkan hubungan antar kota-kota dalam Papua Barat yang mendukung
pembentukan struktur ruang Papua Barat.
Memperlancar arus distribusi barang dan jasa.
3. Membuka keterisolasian wilayah.
Meningkatkan aksesibilitas wilayah.
Menghubungkan pergerakan antar wilayah.












7 | A i r p o r t S e v i c e

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Raja Ampat sebenarnya memiliki potensi wisata yang sangat indah dan menarik, yang
dapat menarik banyak wisatawan dari dalam maupun luar negri untuk mengunjunginya. Akan
tetapi kurangnya perhatian dari pemerintah menyebabkan daerah ini masih sangat sulit di
jangkau dan terkesan terisolasi dari dunia luar, hal ini disebabkan karena kurang memadainya
infrastruktur yang ada, termasuk bandar udara.
SARAN
Ada baiknya jika pemerintah mulai memberikan perhatian khusus untuk Raja Ampat.
Karena Raja Ampat dapat menjadi penyumbang devisa untuk negara dan memajukan daerah
Papua Barat. Perhatian khusus pada infrastruktur sangat penting, terutama untuk Bandar
Udara yang masih sedikit di Papua yang menjadi faktor utama mengapa wisatawan enggan
datang.









8 | A i r p o r t S e v i c e

DAFTAR PUSTAKA
- http://bintangpapua.com/index.php/lain-lain/papua/papua-barat/item/9055-2012-pad-
pariwisata-raja-ampat-minim di akses pada tanggal 7 Desember 2013 pukul 18:25
- http://www.rtrwpapuabarat.info/rencana/pdf/rcn-prasarana.pdf di akses pada tanggal 7
Desember 2013 pukul 18:35
- http://travel.kompas.com/read/2013/11/13/1356178/Pengembangan.Pariwisata.Terkendala.Inf
rastruktur di akses pada tanggal 7 Desember 2013 pukul 19:19
- http://www.elshampapua.org/index.php/travel/33-travel/195-menopang-wisata-bahari-raja-
ampat di akses pada tanggal 7 Desember 2013 pukul 19:26
- http://travel.okezone.com/read/2012/03/30/407/602485/aksesibilitas-masalah-utama-
pengembangan-wisata di akses pada tanggal 7 Desember 2013 pukul 19:48
- http://firmans08.files.wordpress.com/2011/03/pspl-raja-ampat-firman.pdf di akses pada
tanggal 7 Desember 2013 pukul 20:11
- http://www.gorajaampat.com/pages_ina/isi_artikel.html di akses pada tanggal 7 Desember
2013 pukul 20:46

Anda mungkin juga menyukai