1
= 22,64%
% golongan darah B =
golongan darah
mahasisa
1
=
1
= 32,07%
% golongan darah AB =
golongan darah
mahasisa
1
=
3
1
= 3, 77%
% golongan darah O =
golongan darah
mahasisa
1
=
3
1
= 41,50%
Presentasi Golongan Darah Kelompok 4
% golongan darah A =
golongan darah
mahasisa
1
=
1
= 1,6%
% golongan darah B =
golongan darah
mahasisa
1
=
1
= 1,6%
% golongan darah AB =
golongan darah
mahasisa
1
=
1
= 33,3%
% golongan darah O =
golongan darah
mahasisa
1
=
1
= 33,3%
B. Pembahasan
Berdasarkan data hasil pengamatan yang telah dilakukan, probandus
dapat digolongkan ke dalam darah A jika probandus tersebut di dalam sel darah
merahnya terdapat aglutinogen A, dan aglutinin B, sebalinya pada probandus
bergolongan darah B, memiliki aglutinigen B namun tidak memiliki aglutinin A
Pada probandus yang bergolongan darah AB dan O didasarkan pada ada tidaknya
aglutinin atau aglutinogen A dan B pada sel darahnya.
Apabila darah menggumpal saat ditetesi anti serum A dan tidak
mengalami penggumpalan saat ditetesi anti serum B, maka sampel tersebut
digolongkan pada golongan darah A. Jika pada saat ditetesi anti serum B dan
mengalami penggumpalan, maka dimasukkan dalam golongan darah B, namun
jika darah menggumpal pada saat ditetesi anti serum A dan B maka disebut
bergolongan darah AB. Sedangkan jika tidak terjadi penggumpalan ketika ditetesi
anti serum A atau B berarti dimasukkan dalam golongan darah O
Dari 53 sampel probandus yang diamati, terdapat 12 orang yang
bergolongan darah A, 17 orang bergolongan darah B, 2 orang yang bergolongan
darah AB, 22 orang yang bergolongan darah O. Berdasarkan dari hasil analisis
data presentase orang yang bergolongan darah A 22,64%, yang bergolongan
darah B 32,07 %, bergolongan darah AB 3, 77 %, dan yang bergolongan darah O
41,50 % .
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang diperoleh, presentase
orang yang bergolongan darah A yaitu 22,64%, yang bergolongan darah B
yatiu 32,07 %, yang bergolongan darah AB yatiu 3, 77 %, dan yang
bergolongan darah O yaitu 41,50 % .
2. Persentase golongan darah yang paling tinggi adalah tipe golongan darah O
sedangkan persentase golongan darah yang paling rendah adalah tipe golongan
darah AB.
B. Saran
1. Sebaiknya para praktikan lebih berhati-hati dalam mengamati penetesan
antiserum ke darah, agar tidak terjadi kesalahan dalam proses penggolongan
darah.
2. Sebaiknya para asisten lebih memperhatikan praktikan dalam melakukan
praktikum sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA
Corebima, AD. 1997. Genetika Mendel. Surabaya: Airlangga University Press
Kimball, 1990. Biologi. Jilid II. Erlangga: Jakarta.
Suryo. 1984. Genetika Strata 1. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Wulangi, Kartolo, 1993. Prinsip-prinsip fisiologi Hewan. Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan: Jakarta.