Anda di halaman 1dari 27

Politeknik Negeri Sriwijaya Laporan Akhir

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA




2.1 Umum
Pemutus tenaga adalah alat yang terpasang di gardu induk yang
berfungsi untuk menghubungkan dan memutus arus beban atau arus gangguan.
Pada waktu menghubungkan atau memutus beban akan terjadi tegangan
recovery yaitu suatu fenomena tegangan lebih dan busur api. Pemutus tenaga
adalah komponen dari sistem pengaman sangat penting bagi keamanan gardu
induk. Arus gangguan dapat merusak peralatan dan instalasi supply jika
terjadi gangguan dalam waktu yang lama. Untuk mencegah kerusakan setiap
bagian dari sistem tenaga, maka haruslah dilengkapi dengan sistem
pemutus tenaga.Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu pemutus daya agar
dapat melakukan hal tersebut adalah :
1. Mampu menyalurkan arus maksimum system kontinyu.

2. Mampu memutuskan dan menutup jaringan dalam keadaan
berbeban maupun terhubung singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada
pemutus daya itu.
Sistem tenaga listrik dirancang untuk sebisa mungkin terhindar dari
gangguann hubung singkat dan menjaga peralatan dan sistem yang dirancang
tersebut. Pada perencanaan suatu sistem pengaman tenaga listrik khususnya
pada gardu induk, sangat dibutuhkan data tentang besarnya arus hubung
singkat. Maka perlu dilakukan studi gangguan hubung singkat, yang
bertujuan untuk menentukan kapasitas alat pemutus tenaga berdasarkan arus
hubung singkat maksimum yang terjadi pada suatu titik dalam system bila
terjadi gangguan atau hubung singkat.


2.2 Pengertian Pemutus Tenaga (PMT)
Pemutus tenaga adalah alat yang terpasang pada gardu induk yang
berfungsi untuk menghubungkan dan memutus arus beban atau arus gangguan.


5
6
Politeknik Negeri Sriwijaya Laporan Akhir


Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu PMT agar dapat melakukan hal-
hal diatas, adalah sebagai berikut :
1. Mampu menyalurkan arus maksimum sistem secara terus menerus.

2. Mampu memutuskan dan menutup jaringan dalam keadaan
berbeban maupun terhubung singkat tanpa menimbulkan kerusakan
pada pemutus tenaga itu sendiri.
3. Dapat memutuskan arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi agar
arus hubung singkat tidak sampai merusak peralatan sistem, membuat
sistem kehilangan kestabilan , dan merusak pemutus tenaga itu sendiri
1
.
Setiap PMT dirancang sesuai dengan tugas yang akan dipikulnya, ada beberapa
hal yang perlu dipertimbangkan dalam rancangan suatu PMT, yaitu :
1. Tegangan efektif tertinggi dan Frekuensi daya jaringan dimana pemutus
daya itu akan dipasang. Nilainya tergantung pada jenis pentanahan titik
netral sistem.
2. Arus maksimum kontinyu yang akan dialirkan melalui pemutus daya.

Nilai arus ini tergantung pada arus maksimum sumber daya atau arus
nominal beban dimana pemutus daya tersebut terpasang.
3. Arus hubung singkat maksimum yang akan diputuskan pemutus
daya tersebut.
4. Lamanya maksimum arus hubung singkat yang boleh berlangsung. hal
ini berhubungan dengan waktu pembukaan kontak yang dibutuhkan.
5. Jarak bebas antara bagian yang bertegangan tinggi dengan objek
lain disekitarnya.
6. Jarak rambat arus bocor pada isolatornya.

7. Kekuatan dielektrik media isolator sela kontak.

8. Iklim dan ketinggian lokasi penempatan pemutus daya.

Tegangan pengenal PMT dirancang untuk lokasi yang ketinggiannya
maksimum 1000 meter diatas permukaan laut. Jika PMT dipasang pada
lokasi yang ketinggiannya lebih dari 1000 meter, maka tegangan operasi
maksimum dari PMT tersebut harus dikoreksi dengan faktor yang diberikan pada
tabel 1.
7
Politeknik Negeri Sriwijaya Laporan Akhir


Tabel 2.1 Faktor Koreksi antara Tegangan dan Lokasi

Ketinggian (meter) Faktor Koreksi
1000 1,00
1212 0,98
1515 0,95
3030 0,80


2.3 Fungsi Bagian Utama PMT
Ruangan pemutus tenaga .

Ruangan penutus tenaga ini berfungsi sebagai ruangan pemadam busur api, yang
terdiri dari :
a. Unit pemutus utama yang berfungsi sebagai pemutus utama

Unit pemutus utama ini berupa ruangan yang diselubungi bagian luar oleh
isolator dari porselen dan disebelah dalamnya terdapat ruangan udara, kontak-
kontak bergerak yang dilengkapi oleh pegas penekan dan kontak tetap sebagai
penghubung yang terletak melekat pada isolator porselen.


b. Unit pemutus pembantu yang berfungsi sebagai pemutus arus yang
melalui tahanan.
Unit pemutus pembantu ini berupa ruangan yang diselubungi bagian luar
oleh isolator dari porselen dan disebelah dalamnya terdapat ruangan udara,
kontak-kontak bergerak yang dilengkapi oleh pegas penekan dan kontak tetap
sebagai penghubung yang terletak melekat pada porselen.


c. Katup kelambatan

Berfungsi sebagai pengatur udara bertekanan dari pemutus utama ke
unit pemutus pembantu , sehingga kontak pada unit pemutus pembantu akan
terbuka kurang dari 25 ms (micro detik) setelah kontak-kontak pada
pemutus utama terbuka. Ketup kelambatan ini berupa bejana berbentuk
silinder yang berongga sebagi ruang udara dan juga terdapat ruang pengatur,
katup penahan, katup pengatur, rumah perapat, dan tempat katup.
8
Politeknik Negeri Sriwijaya Laporan Akhir


d. Tahanan.

Tahanan ini dipasang pararel dengan unit pemutus utama, yang berfungsi
untuk :
a. mengurangi kenaikan harga dari tegangan pukul
b. mengurangi arus pukulan pada waktu pemutusan


e. kapasitor

Kapasitor ini dipasang pararel dengan tahanan, unit pemutus utama dan
unit pemutus pembantu, yang berfungsi untuk mendapatkan pembagian tegangan
yang sama pada setiap celah kontak, sehingga kapasitas pemutusan pada
setiap celah sama besarnya.


f. Kontak-kontak

1. Unit pemutus utama

Kontak bergerak dilapisi dengan perak terdiri dari:

o Kepala kontak bergerak

o Silinder kontak
o Jari-jari kontak
o Batang kontak
o Pegangan kontak
Kontak tetap, terdiri dari :
o Kepala kontak
o Pegangan kontak
2. Unit pemutus pembantu

o Kontak bergerak

o Kontak tetap, yang terdiri dari:

Jari-jari kontak

Pegangan kontak



2.4 Proses Terjadinya Busur Api
Pada waktu pemutusan atau penghubungan suatu rangkaian sistem
9
Politeknik Negeri Sriwijaya Laporan Akhir


tenaga listrik maka pada PMT akan terjadi busur api, hal tersebut terjadi karena
pada saat kontak PMT dipisahkan, beda potensial diantara kontak akan
menimbulkan medan elektrik diantara kontak tersebut, seperti ditunjukkan pada
gambar 1.




Gambar 2.1 Pembentukan Busur Api



Arus yang sebelumnya mengalir pada kontak akan memanaskan
kontak dan menghasilkan emisi thermis pada permukaan kontak. Sedangkan
medan elektrik menimbulkan emisi medan tinggi pada kontak katoda (K).
Kedua emisi ini menghasilkan elektron bebas yang sangat banyak dan
bergerak menuju kontak anoda (A). Elektron-elektron ini membentur
molekul netral media isolasi dikawasan positif, benturan-benturan ini akan
menimbulkan proses ionisasi. Dengan demikian, jumlah elektron bebas
yang menuju anoda akan semakin bertambah dan muncul ion positif hasil
ionisasi yang bergerak menuju katoda, perpindahan elektron bebas ke anoda
menimbulkan arus dan memanaskan kontak anoda.
Ion positif yang tiba di kontak katoda akan menimbulkan dua efek yang
berbeda. Jika kontak terbuat dari bahan yang titik leburnya tinggi, misalnya
tungsten atau karbon, maka ion positif akan menimbulkan pemanasan di
10
Politeknik Negeri Sriwijaya Laporan Akhir


katoda. Akibatnya, emisi thermis semakin meningkat. Jika kontak terbuat dari
bahan yang titik leburnya rendah, misal tembaga, ion positif akan menimbulkan
emisi medan tinggi. Hasil emisi thermis ini dan emisi medan tinggi akan
melanggengkan proses ionisasi, sehingga perpindahan muatan antar kontak terus
berlangsung dan inilah yang disebut busur api.
`Untuk memadamkan busur api tersebut perlu dilakukan usaha-usaha
yang dapat menimbulkan proses deionisasi, antara lain dengan cara sebagai
berikut:
1. Meniupkan udara ke sela kontak, sehingga partikel-partikel hasil
ionisai dijauhkan dari sela kontak.
2. Menyemburkan minyak isolasi kebusur api untuk memberi peluang yang
lebih besar bagi proses rekombinasi.
3. Memotong busur api dengan tabir isolasi atau tabir logam, sehingga
memberi peluang yang lebih besar bagi proses rekombinasi.
4. Membuat medium pemisah kontak dari gas elektronegatif, sehingga
elektron- elektron bebas tertangkap oleh molekul netral gas tersebut.
Jika pengurangan partikel bermuatan karena proses deionisasi lebih
banyak daripada penambahan muatan karena proses ionisasi, maka busur api
akan padam. Ketika busur api padam, di sela kontak akan tetap ada terpaan
medan elektrik. Jika suatu saat terjadi terpaan medan elektrik yang lebih
besar daripada kekuatan dielektrik media isolasi kontak, maka busur api akan
terjadi lagi
1
.



2.5 Klasifikasi PMT

Klasifikasi Pemutus Tenaga dapat dibagi atas beberapa jenis, antara lain
berdasarkan tegangan rating/nominal, jumlah mekanik penggerak, media isolasi,
dan proses pemadaman busur api jenis gas SF6.


2.5.1 Berdasarkan Besar/Kelas Tegangan

PMT dapat dibedakan menjadi 4, yaitu :

1. PMT tegangan rendah (Low Voltage)
11
Politeknik Negeri Sriwijaya Laporan Akhir


Dengan range tegangan 0.1 s/d 1 kV ( SPLN 1.1995 - 3.3 ).

2. PMT tegangan menengah (Medium Voltage)

Dengan range tegangan 1 s/d 35 kV ( SPLN 1.1995 3.4 ).

3. PMT tegangan tinggi (High Voltage)

Dengan range tegangan 35 s/d 245 kV ( SPLN 1.1995 3.5 ).

4. PMT tegangan extra tinggi (Extra High Voltage)

Dengan range tegangan lebih besar dari 245 kVAC ( SPLN 1.1995 3.6 ).
2




2.5.2 Berdasarkan Jumlah Mekanik dan Penggerak

PMT dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :

1. PMT Single Pole

PMT type ini mempunyai mekanik penggerak pada masing-masing pole,
umumnya PMT jenis ini dipasang pada bay penghantar agar PMT bisa reclose
satu fasa.


Gambar 2.2. PMT Single Pole
2


Keterangan :

1.pondasi
12
Politeknik Negeri Sriwijaya Laporan Akhir


2. kerangka (structure)

3. mekanik penggerak

4. isolator support

5. ruang pemutus

6a. terminal utama atas

6b. terminal utama bawah

7. lemari control lokal

8. Pentanahan /grounding



2. PMT Three Pole

PMT jenis ini mempunyai satu mekanik penggerak untuk tiga fasa, guna
menghubungkan fasa satu dengan fasa lainnya di lengkapi dengan kopel
mekanik, umumnya PMT jenis ini di pasang pada bay trafo dan bay kopel
serta PMT 20 kV untuk distribusi.

6a

Keterangan .

5
1. Pondasi
2. Kerangka (Struckture)
6b 3. Mekanik penggerak
4
4. Isolator suport.

5. Ruang pemutus
6a. Terminal Utama atas
3

7 6b. Terminal Utama bawah

7. Lemari control lokal
2
8. Pentanahan/Gorunding


8
1


Gambar 2.3. PMT Three Pole
2




2.5.3 Berdasarkan Media Isolasi

2.5.3.1 Sakelar PMT Minyak.

Sakelar PMT ini dapat digunakan untuk memutus arus sampai 10 kA
13
Politeknik Negeri Sriwijaya Laporan Akhir


dan pada rangkaian bertegangan sampai 500 kV. Pada saat kontak dipisahkan,
busur api akan terjadi didalam minyak, sehingga minyak menguap dan
menimbulkan gelembung gas yang menyelubungi busur api, karena panas
yang ditimbulkan busur api, minyak mengalami dekomposisi dan menghasilkan
gas hydrogen yang bersifat menghambat produksi pasangan ion. Oleh karena
itu, pemadaman busur api tergantung pada pemanjangan dan pendinginan busur
api dan juga tergantung pada jenis gas hasil dekomposisi minyak.

Gambar 2.4 Pemadaman busur api pada PMT minyak



Gas yang timbul karena dekomposisi minyak menimbulkan tekanan
terhadap minyak, sehingga minyak terdorong ke bawah melalui leher bilik. Di
leher bilik, minyak ini melakukan kontak yang intim dengan busur api. Hal ini
akan menimbulkan pendinginan busur api,mendorong proses rekombinasi dan
menjauhkan partikel bermuatan dari lintasan busur api.
Minyak yang berada diantara kontak sangat efektif memutuskan arus.
Kelemahannya adalah minyak mudah terbakar dan kekentalan minyak
memperlambat pemisahan kontak, sehingga tidak cocok untuk sistem yang
membutuhkan pemutusan arus yang cepat.
Sakelar PMT minyak terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :

1. Sakelar PMT dengan banyak menggunakan minyak (Bulk Oil Circuit
Breaker), pada tipe ini minyak berfungsi sebagai peredam loncatan bunga
api listrik selama terjadi pemutusan kontak dan sebagai isolator antara
bagian-bagian yang bertegangan dengan badan, jenis PMT ini juga ada
14
Politeknik Negeri Sriwijaya Laporan Akhir


yang dilengkapi dengan alat pembatas busur api listrik

2. Sakelar PMT dengan sedikit menggunakan minyak (Low oil Content
Circuit Breaker), pada tipe ini minyak hanya dipergunSakelarakn sebagai
peredam loncatan bunga api listrik, sedangkan sebagai bahan isolator dari
bagian-bagian yang bertegangan digunakan porselen atau material isolasi
dari jenis organic.

2.5.3.2 Sakelar PMT Udara Hembus (Air Blast Circuit Breaker)
Sakelar PMT ini dapat digunakan untuk memutus arus sampai 40 kA dan
pada rangkaian bertegangan sampai 765 kV. PMT udara hembus dirancang untuk
mengatasi kelemahan pada PMT minyak, yaitu dengan membuat media isolator
kontak dari bahan yang tidak mudah terbakar dan tidak menghalangi pemisahan
kontak, sehingga pemisahan kontak dapat dilaksanakan dalam waktu yang sangat
cepat. Saat busur api timbul, udara tekanan tinggi dihembuskan ke busur api
dipadamkan oleh hembusan udara tekanan tinggi itu dan juga menyingkirkan
partikel-partikel bermuatan dari sela kontak, udara ini juga berfungsi
untukn mencegah restriking voltage (tegangan pukul ulang).



Gambar 2.5 Pemadaman busur api pada pemutus daya udara hembus.
3



Kontak pemutus ditempatkan didalam isolator, dan juga katup hembusan
udara. Pada sakelar PMT kapasitas kecil, isolator ini merupakan satu kesatuan
dengan PMT, tetapi untuk kapasitas besar tidak demikian halnya
3
.
15
Politeknik Negeri Sriwijaya Laporan Akhir


2.5.2.3 Sakelar PMT vakum (Vacuum Circuit Breaker)
Sakelar PMT ini dapat digunakan untuk memutus rangkaian
bertegangan sampai 38 kV. Pada PMT vakum, kontak ditempatkan pada suatu
bilik vakum. Untuk mencegah udara masuk kedalam bilik, maka bilik ini harus
ditutup rapat dan kontak bergeraknya diikat ketat dengan perapat logam.




keterangan :
Gambar 2.6 Kontak pemutus daya vakum
4

1. Plat-plat penahan bukan bahan magnet

2. Rumah pemutus dari bahan berisolasi

3. Pelindung dari embun uap

4. Kontak bergerak

5. Kontak tetap

6. Penghembus dari bahan logam

7. Tutup alat penghembus

8. Ujung kontak



Jika kontak dibuka, maka pada katoda kontak terjadi emisi thermis dan
medan tegangan yang tinggi yang memproduksi elektron-elektron bebas.
Elektron hasil emisi ini bergerak menuju anoda, elektron-elektron bebas ini
tidak bertem dengan molekul udara sehingga tidak terjadi proses ionisasi.
Akibatnya, tidak ada penambahan elektron bebas yang mengawali pembentukan
busur api. Dengan kata lain, busur api dapat dipadamkan.
16
Politeknik Negeri Sriwijaya Laporan Akhir


2.5.2.4 Sakelar PMT Gas SF6 (SF6 Circuit Breaker)

Sakelar PMT ini dapat digunakan untuk memutus arus sampai 40 kA
dan pada rangkaian bertegangan sampai 765 kV. Media gas yang digunakan
pada tipe ini adalah gas SF6 (Sulphur hexafluoride). Sifat gas SF6 murni
adalah tidak berwarna, tidak berbau, tidak beracun dan tidak mudah terbakar.
Pada suhu diatas 150 C, gas SF6 mempunyai sifat tidak merusak metal,
plastic dan bermacam bahan yang umumnya digunakan dalam pemutus
tenaga tegangan tinggi. Sebagai isolasi listrik, gas SF6 mempunyai kekuatan
dielektrik yang tinggi (2,35 kali udara) dan kekuatan dielektrik ini bertambah
dengan pertambahan tekanan. Sifat lain dari gas SF6 ialah mampu
mengembalikan kekuatan dielektrik dengan cepat, tidak terjadi karbon selama
terjadi busur api dan tidak menimbulkan bunyi pada saat pemutus tenaga
menutup atau membuka.
Selama pengisian, gas SF6 akan menjadi dingin jika keluar dari
tangki penyimpanan dan akan panas kembali jika dipompakan untuk pengisian
kedalam bagian/ruang pemutus tenaga. Oleh karena itu gas SF6 perlu diadakan
pengaturan tekanannya beberapa jam setelah pengisian, pada saat gas SF6
pada suhu lingkungan.
3


Tabel 2.2 Batas tekanan gas SF6 pada pemutus tenaga, pada suhu 20, tekanan
atmosphir 760mmHgC
















Sakelar PMT SF6 ada 2 tipe, yaitu:

1. PMT Tipe Tekanan Tunggal (Single Pressure Type), PMT SF6 tipe ini
diisi dengan gas SF6 dengan tekanan kira-kira 5 Kg/cm2 . selama
17
Politeknik Negeri Sriwijaya Laporan Akhir


pemisahan kontak-kontak, gas SF6 ditekan kedalam suatu tabung yang
menempel pada kontak bergerak. Pada waktu pemutusan kontak terjadi,
gas SF6 ditekan melalui nozzle dan tiupan ini yang mematikan busur api.
2. PMT Tipe Tekanan Ganda (Double Pressure Type), dimana pada saat ini
sudah tidak diproduksi lagi. Pada tipe ini, gas dari sistem tekanan tinggi
dialirkan melalui nozzle ke gas sistem tekanan rendah selama pemutusan
busur api. Pada sistem gas tekanan tinggi, tekanan gas SF6 kurang lebih 12
Kg/cm2 dan pada sistem gas tekanan rendah, tekanan gas SF6 kurang
lebih 2 kg/cm2. Gas pada sistem tekanan rendah kemudian dipompakan
kembali ke sistem tekanan tinggi
3
.





Gambar 2.7. PMT Satu Katup 245kV dengan Gas SF6
4

Keterangan :
1. Mekanisme penggerak (operating mechanism).

2. Pemutus (interupter).

3. Isolator penyangga dari porselen rongga (hollow support insulator
porcelen).
4. Batang penggerak berisolasi glass Fibre (Fibre Glass Insulating

Operating Rod).

5. Penyambung diantara no.4 dan no.12 (linkages).
18
Politeknik Negeri Sriwijaya Laporan Akhir


6. Terminal-terminal.

7. Saringan (filters).

8. Silinder bergerak (movable cylinder).

9. Torak tetap (fixed piston).

10. Kontak tetap (fixed contact).



2.6 Sistem Penggerak

Berfungsi menggerakkan kontak gerak (moving contact) untuk operasi
pemutusan atau penutupan PMT.
Terdapat beberapa jenis sistem penggerak pada PMT, antara lain :



2.6.1 Penggerak pegas (Spring Drive)

Mekanis penggerak PMT dengan menggunakan pegas (spring) terdiri dari 2
macam, yaitu :
1. Pegas pilin ( helical spring )

PMT jenis ini menggunakan pegas pilin sebagai sumber tenaga penggerak
yang di tarik atau di regangkan oleh motor melalui rantai.
2. Pegas gulung ( scroll spring )

PMT ini menggunakan pegas gulung untuk sumber tenaga penggerak yang
di putar oleh motor melalui roda gigi.




















Gambar 2.8. Sistem pegas pilin (helical)
19
Politeknik Negeri Sriwijaya Laporan Akhir





















Gambar 2.9. Sistem pegas gulung (scroll)



2.6.2 Penggerak Hidrolik

Penggerak mekanik PMT hidrolik adalah rangkaian gabungan dari
beberapa komponen mekanik, elektrik dan hidrolik oil yang dirangkai sedemikian
rupa sehingga dapat berfungsi sebagai penggerak untuk membuka dan menutup
PMT.


2.6.2.1 Skematik Diagram Hidrolik dan Elektrik

Skematik diagram sistem hydraulic dan elektrik berikut, merupakan
skematik sederhana untuk memudahkan pemahaman cara kerja sistem hydraulic
dan keterkaitannya dengan sistem elektrik.
20
Politeknik Negeri Sriwijaya Laporan Akhir



Gambar 2.10. Skematik diagram sistem hidrolik

Pada kondisi PMT membuka / keluar, sistem hidrolik tekanan tinggi tetap
pada posisi seperti pada gambar piping diagram, di mana minyak hidrolik tekanan
rendah (warna biru) bertekanan sama dengan tekanan Atmosfir dan (warna merah)
bertekanan tinggi hingga 360 bar.


2.6.3 Penggerak Pneumatic

Penggerak mekanik PMT pneumatic adalah rangkaian gabungan dari
beberapa komponen mekanik, elektrik dan udara bertekanan yang dirangkai
sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai penggerak untuk membuka dan
menutup PMT.


2.6.4 SF6 Gas Dynamic

PMT jenis ini media memanfaatkan tekanan gas SF6 yang berfungsi ganda
selain sebagai pemadam tekanan gas juga dimanfaatkan sebagai media penggerak.
21
Politeknik Negeri Sriwijaya Laporan Akhir


Setiap PMT terdiri dari 3 identik pole, dimana masing masing merupakan unit
komplit dari Interrupter, isolator tumpu, dan power aktuator yang digerakkan oleh
gas SF6 masing masing pole dalam cycle tertutup.
Energi untuk menggerakkan kontak utama terjadi karena adanya perbedaan
tekanan gas SF6 antara :
1. Volume yang terbentuk dalam interrupter dan isolastor tumpu.

2. Volume dalam enclosure mekanik penggerak




Gambar 2.11. Diagram mekanisme operasi PMT SF6 dynamic
2




2.7 Pemadaman Busur Listrik
Busur listrik adalah suatu jenis pelepasan energi listrik antara elektroda-
elektroda. Dalam pemutusan tenaga busur listrik berlangsung selama periode yang
singkat sesudah pemisahan kontak-kontak yang membawa arus. Pemutus tenaga
harus mampu memadamkan busur tanpa mengalami kerusakan. Busur memegang
peranan penting terhadap karakteristik pemutus tenaga. Dalam busur arus bolak-
balik, arus akan melewati titik nol arus dan busur akan lenyap sesaat. Pada saat
inilah busur harus dicegah dari restrike kembali untuk kemudian dipadamkan.
Tugas pemadaman busur, walaupun tidak sering tetapi memberikan strees yang
tertinggi pada pemutus tenaga. Cara-cara yang digunakan untuk pemadaman
busur dapat diklasifikasikan dalam dua kategori sebagai berikut :
Pemutusan tahanan tinggi

Tahanan alur arus diperbesar bertahap yang akan menghasilkan tegangan
jatuh yang meningkat. Busur akan padam jika tegangan system tidak lagi
22
Politeknik Negeri Sriwijaya Laporan Akhir


dapat mempertahankan busur karena nilai tegangan jatuh yang tinggi.
Prinsip ini digunakan dalam pemutus arus searah dan pemtus arus
bolak-balik jenis pemutusan udara yang kapasitasnya relative rendah
dalam beberapa ratus MVA. Dalam metode ini panjang dan energi
busur ditingkatkan, energi tersimpan dalam induktansi secara bertahap
disisipkan dalam busur.
Pemutus arus nol

Busur diputuskan pada saat nol arus natural bolak-balik dan kekuatan
dielektrik antara celah kontak ditingkatkan sedemikian rupa sehingga
dapat bertahan terhadap stress tegangan yang timbul.


2.7.1 Pemadaman Busur dalam Semburan Udara

Selama pemadaman busur dalam pemutus semburan udara, udara mengalir
dari reservoir tekanan tinggi ke reservoir tekanan atmosfir yang rendah. Laju
aliran diatur aloh diameter nosel. Disain diatur agar dicapai kecepatan aliran
supertonic. Aliran aksial udara pada kecepatan tinggi menyebabkan pengurangan
yang cepat dari diameter busur dan busur tidak akan muncul kembali setelah akhir
nol arus.


2.7.2 Pemadaman Busur dalam Minyak

Busur yang terjadi akan mengurangi minyak dielektrik. Gas-gas yang
terbentuk karena dekomposisi minyak inilah akan menyebabkan peningkatan
tekanan dalam ruangan pemadaman. Aliran gas ini mengalir melelui saluran ruang
pemadam, maka busur mencoba meluas dengan saluran akan didinginkan oleh
aliran gas ini. Gas mengandung sekitar 70 % yang mana memiliki kekuatan
dielektrik yang baik. Sesudah pemadaman busur, ruang kontak segera diisi dengan
minyak elektrik yang baru.
Dalam beberapa pemutus tenaga, suatu piston diletakkan pada kontak
gerak yang menyababkan aliran minyak dalam ruang kontak. Hal ini akan
memberikan jaminan cepatnya diperoleh kekuatan dielektrik. Dalam disain
lain ruang pemadam diberi tekanan oleh gas nitrogen. Tekanan dalam
23
Politeknik Negeri Sriwijaya Laporan Akhir


minyak akan memberikan efek pembilasan ruang kontak dengan dielektrik yang
segar sesudah akhir pemadam busur. Jumlah gas yang terbentuk selama
pembusuran sebanding dengan arus busur.


2.7.3 Pemadaman Busur dalam Gas SF6

Dalam plasma, sebagian besar arus dibawa oleh electron-elektron. Pada
gas-gas tertentu seperti SF6 , atom-atom dan molekul-molekul mempunyai sifat
menarik electron untuk membentuk ion-ion negative. Ion-ion negative lebih berat
dari electron dan bergerak lambat, jadi tahanan plasma meningkat pesat. Jadi gas
electronegative seperti gas SF6 adalah sangat baik sebagai pemadam busur.
Proses pemadaman busur pada gas SF6 didasarkan atas prinsip disipasi
panas aksial. Gas mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah melalui nozzle
menuju busur, mengambil panas busur yang menyebabkan pengurangan diameter
busur. Sesudah arus nol, media memperoleh kembali kekuatan dielektriknya
dengan cepat. Sifat kembali kekuatan dielektrik ini disebabkan sifat
elektronegatife dari gas.


2.7.4 Pemadaman Busur dalam Vakum

Saat kontak interufter vakum memisah, busur muncul diantaranya. Arus
meninggalkan elektroda dari nilai yang kecil sampai yang paling besar. Kontak
logam akan menguap dari spot ini. Aliran uap merupakan plasma dari busur
vakum. Uap yang terbentuk sebanding dengan laju emisi penguapan yang juga
sebanding dengan arus busur. Pada saat nol arus, plasma menjadi hilang. Jadi
busur dipadamkan pada arus nol. Material dan bentuk kontak busur adalah sangat
penting dalam disain pemutus vakum ini. Konstanta busur vakum adalah paling
rendah.


2.8 Proses Pemutus Tenaga Terhadap Gangguan

Dalam kondisi operasi normal pemutus tenaga dapat dibuka atau ditutup
oleh operator dengan maksud switching atau pemeliharaan. Dalam kondisi
abnormal atau gangguan rele-rele akan memberikan reaksi terhadap gangguan dan
24
Politeknik Negeri Sriwijaya Laporan Akhir


menutup menutup rangkaian trip pemutus tenaga, kemudian pemutus tenaga
membuka. Pemutus tenaga mempunyai dua posisi kerja , membuka dan menutup.
Operasi pembukaan da penutupan otomatis kontak-kontak dilakukan oleh
mekanisme operasi pemutus tenaga. Busur dipadamkan pada titik nol arus netral
arus bolak- balik.


2.9 Mekanisme Kerja PMT

Pemutus tenaga mempunyai dua posisi kerja, membuka dan menutup.
Selama operasi penutupan, kontak-kontak penutup menutup melawan gaya-gaya
saling berlawanan. Selama operasi pembukaan, kontak-kontak tertutup terpisah
sedini mungkin. Mekanisme kerja pemutus tenaga harus melakukan gaya-gaya
yang besar pada kecepatan yang tinggi. Waktu operasi antara saat penerimaan
sinyal trip dan akhir pemisahan kontak dalam orde 0,03 detik (1,5 cycle) dalam
pemutus tegangan tionggi. Pada pemutus lambat yang digunakan dalam system
distribusi, waktu ini sekitar 3 siklus. Ketika menutup, penutupan kontak harus
cepat dengan tekanan kontak yang tepat pada akhir perjalanan kontak. Jika
kondisi ini tidak terpenuhi, pengelasan kontak dapat terjadi. Mekanisme harus
mampu memberikan tugas khusus pemutus tenaga, kerja pembukaan dan
penutupan
4
.



2.9.1 Pembukaan jaringan

PMT dioperasikan (dilepas) lebih dahulu

Sebelum pemisah dioperasikan apakah PMT sudah terbuka sempurna ,
apakah amperemeter menunjukan nol.
Urutan pembukaan jaringan :

1. PMT

2. PMS

3. PMS tanah

Dalam operasi pembukaan, energi yang diperlukan untuk pembukaan
dapat diperoleh dari salah satu metode tersebut :
- Pegas yang terbuka
25
Politeknik Negeri Sriwijaya Laporan Akhir


- Minyak hidrolik tekanan tinggi yang tersimpan dalam akumulator.

- Uadara kompresif tekanan tinggi yang dalam penerima udara .

Gerak termasuk kontak-kontak dan kaitannya dengan cepat untuk
memperoleh karakteristik pembukaan yang diinginkan. Selama operasi
pembukaan ada gaya-gaya pelawan seperti :
- Gaya-gaya elektromagnetik pada cengkraman kontak. Kontak-kontak jari
adalah pegas terisi dan gaya cengkramannya melawan gaya kontak gerak.
Selama hubung singkat, gaya-gaya elektromagnetik cenderung
meningkatkan cengkeraman pasangan kontak jari gaya cengkraman
kontak meningkat sebanding dengan kuadrat arus.
- Gesekan. Berbagai lirik operasi, pembukaan bantalan, pembukaan antara
bagian-bagian gerak dan tepat, dan semuanya memberikan gesekan yang
tinggi dan dapat mengurangi kecepatan awal dari kontak gerak yang mana
dapat menghasilkan kegagalan pemutus dalam pemadaman busur.
- Inersia dari bagian-bagian gerak. Energi dari dalam mekanisme kerja dipakai
dalam mempercepat sub pasangan gerak untuk memperoleh kecepatan yang
diinginkan.
- Gaya-gaya pelawan medium pemadam.



2.9.2 Penutupan Jaringan


PMT dioperasikan setelah pemisah-pemisah dihubungkan.

Setelah PMT dihubungkan diperiksa apakah terjadi kebocoran
isolasi pada PMT.
Urutan penutupan jaringan :

1. PMS tanah

2. PMS

3. PMT

Secara normal, penutupan kontak-kontak pemutus tenaga dalam kondisi
normal tidak menimbulkan persoalan. Mekanisme kerja harus mampu mengatasi
gesekan dan mempercepat kontak gerak. Tetapi ketika pemutus tenaga
26
Politeknik Negeri Sriwijaya Laporan Akhir


menutup pda kondisi hubung singkat gaya elektromagnetik akan terlibat.
Kapasitas penutupan pemutus tenaga tergantung atas gaya dan kecepatan pada
waktu operasi penutupan dilakukan.
Selama operasi penutupan akan terjadi beberapa gaya perlawana seperti :

- Gaya elektromagnetik antara kontak-kontak. Ketika kontak-kontak saling
menyentuh pada operasi penutupan, gaya-gaya elektromagnetik akan
muncul, yang besarnya berbanding kuadratis terhadap arus dan arahnya
berlawanan terhadap arah penutupan. Gaya-gaya ini besar jika pemutus
menutup pada kondisi hubung singkat. Pemutus harus mampu menutup
pada kondisi hubung singkat.
- Kerja pegas operasi. Kontak-kontak gerak pemutus terbuka dengan
tekanan pegas. Ketika menutup, pegas ini melawan penutupan.
- -Inersia dari sub-pasangan gerak kontak-kontak penahannya. Batang
penegang, link operasi dari mekanisme kerja dan lain-lain. Massa sub
pasangan ini cukup besar pada pemutus tenaga tegangan tinggi dan inersia
melawan aksekarsi yang cepat.
- Gaya perlawanan karena medium seperti minyak gas SF6. sub-pasangan
gerak harus bergerak dalam medium elektrik, dalam beberapa kasus pada
tekanan yang tinggi.
- Gesekan. Gaya-gaya total pada mekanisme kerja harus lebih besar dari
jumlah gaya-gaya pelawan yang sudah disebutkan.


2.10 Sistem Per Unit

Untuk mempermudah perhitungan atau analisa pada sistem tenaga listrik
biasanya dipakai harga-harga per-unit. Harga-harga yang dinyatakan dalam satuan
ini ialah harga yang sebenarnya dibagi suatu harga dasar. Harga ini dapat dipilih
sembarang. Jadi bila arus dinyatakan dalam satuan per-unit maka :
Besaran E, arus I, daya kVA, impedansi Z selalu dinyatakan dalam % atau
pu (per unit) dari basis/dasar yang dipilih. Persamaan dasar :
E=I.Z ....................................................................................... (2.1)
5


Dimana E dalam volt.
27
Politeknik Negeri Sriwijaya Laporan Akhir


I dalam ampere.
Z dalam ohm.
Bila persamaan tersebut dibagi dengan suatu angka yang tidak merubah
persamaan tersebut yaitu angka dari tegangan dasar (base) E
b,
maka dapat ditulis:
= = .......................................................................... (2.2)
5


Pada tegangan dasar E
b
, arus dasar I
b
dan impedansi dasar Z
b
juga
berlaku persamaan dasar. E
b
= I
b.
Z
b,
sehingga persamaan (1.2) dapat ditulis :
=

= dan = serta = , dimana Z=I, Impendansi dalam ohm.
Juga berlaku . Persamaan daya V.A =E.I
Bila daya dasar (Volt Ampare, maka berlaku juga = E
b.
I
b

Maka
= = ........................................................ (2.3)
5


E
b,
I
b ,
(VA)
b
, Z
b
bila dua dari dasar ini ditentukan , maka dua persamaan lainnya
akan diketahui. Biasanya dasar yang ditentukan adalah :
(VA)
b
dan E
b,
maka I
b
dan Z
b
dari sini dapat ditentukan kVA
b
, sebagai :
Z
b =
Z
b = x




Z
b =

Z
b =

Z
b =
............................................................................. (2.4)
5

Demikian juga tegangan, daya, dan impedansi dapat dinyatakan dalam
harga satuan.

........................ (2.5)
5

Z

......(2.6)
5
28
Politeknik Negeri Sriwijaya Laporan Akhir


ZL dalam pu=
................................................. (2.7)
8


2.11 Impedansi Transformator
Untuk suatu transformator impedansi dapat ditinjau dari sisi tegangan
tinggi atau tegangan rendahnya. Apabila persen atau per-unit dari impedansi suatu
transformator ditinjau dari sisi tegangan rendahnya, maka besarnya juga dipilih
dari tegangan rendahnya.
Zt (Impedansi trafo) misal 10%.

....................................... (2.8)

2.12 Impedansi Ekuivalen

Untuk mengetahui impedansi total, maka terlebih dahulu harus dicari Zp,
Zt, ZL kemudian dapat dicari impedansi total dengan rumus :
Zekuivalen = Zp + Zt + ZL .................... (2.9)
6


2.13 Menghitung Besarnya Arus Hubung Singkat 3 Fasa

Untuk mengetahui arus hubung singkat tiga Fasa per6lu diketahui
transformator daya (pu) isi sekunder dengan menggunakan rumus :
........................ (2.10)
5


Maka arus hubung singkat tiga fasa adalah :

......................... (2.11)
5


Untuk mencari arus hubung singkat tiga fasa dalam ampere, maka harus
dicari dahulu arus dasarnya (Ib) dengan rumus :
.(2.12)
5


... (2.13)
5




2.14 Kapasitas Pemutusan

Ditentukan keadaan hubung singkat atau arus pemutusan yang
didapatkan pada suatu keadaan khusus, selanjutnya ditentukan switch yang
cocok selama keadaan tersebut berlangsung. Beberapa pabrik menetapkan
29
Politeknik Negeri Sriwijaya Laporan Akhir


tegangan dan arus yang diizinkan pada sebuah switch, juga kapasitas pemutusan
maksimum.
Bagian selanjutnya karya tulis I.E.E dapat memberikan kejelasan hingga
sekarang digunakan dieropa mengenai waktu, ukuran yang sangat besar yang
merupakan kriteria kapasitas pemutusan dan sebuah kurva (dijelaskan pada Gb. 1)
yang memperlihatkan hubungan antara hal tersebut dengan banyaknya minyak.



















Gambar 2.12. kurva hubungan jumlah minyak dengan kapasitas pemutus dari
pemutus tanaga minyak.


Setiap sambungan antara fasilitas Pemakai Jaringan dengan jaringan
transmisi harus dikontrol oleh PMT yang mampu memutuskan arus hubung-
singkat maksimum pada titiksambungan. Berdasarkan permintaan, P3B Sumatera
harus memberikan nilai arus hubung-singkat saat penyambungan dan yang akan
datang, serta rating PMT saat berlangsung dan pada titik-titik sambungan terkait
yang akan dibangun. (ATURAN JARINGAN SISTEM TENAGA LISTRIK
SUMATERA No.37 Tahun 2008)
30
Politeknik Negeri Sriwijaya Laporan Akhir


Tabel 2.3 Seleksi rating PMT


No. kA hubung singkat1,5

kali proteksi
Seleksi rating kA CB
1. 0,97 kA 7,74 kA 12,5 kA
2. 7,75 kA 15,38 kA 25 kA
3. 15,39 kA 27,33 kA 31,5 kA
4. 27,34 kA 35,37 kA 50 kA
5. 35,38 kA 51,68 kA 65 kA


Arus hubung singkat dikali 1, 5 untuk menginginkan proteksi lebih 20%

dan agar umur CB pada gardu induk lebih panjang.
ICB= I hs3 x 1.5 (SPLN 9B : 1978) ..................................... (2.14
)2


2.15 Pemutus Beban

Pemutus beban mempunyai beberapa pengenal (rating) dasar sebagai
berikut :
a. Arus pemutusan dasar = X / 2

b. Arus pemutusan dasar asimetris = (X 2 )
2
+ Y
2






Keterangan :
Gambar 2.13
31
Politeknik Negeri Sriwijaya Laporan Akhir


I : arus pemutusan

AA,BB : sampul arus pemutusan

CC : garis tengah antar AA dan BB
SS : saat terjadinya hubung singkat
PP : saat terjadinya busur api
X : komponen simetris atau bolak balik dari arud pemutusan waktu
terjadinya busur api
Y : komponen searah dari arus pemutusan waktu terjadinya busur
api
Dimana X adalah amplituda arus komponen bolak-balik, sedang Y adalah
komponen searah pada saat timbulnya busur api.
c. Kapasitas pemutusan dasar =
x (arus pemutusan dasar) x (tegangan dasar)

Kapasitas pemutusa dasar bersangkutan dengan arus pemutusan dasar

komponen yang simetris. Yang bersangkutan dengan arus pemutusan dasar
asimetris adalah kapasitas pemutusan asimetris.
d. waktu pemutusan dasar, yaitu jumlah dari waktu bukakontak
dan waktu berlangsungnya busur api. Waktu buka adalah jangka waktu mulai
dari dimuatinya kumparan pembuka (tripping coil) sampai terbukanya
kontak dari pemutus beban itu. Pada pemutus beban bolak-balik, karena
padamnya busur pada waktu arus mencapai titik nolnya, maka berlnagsungnya
busur api itu harus dihitung 1 cycle. Ini berarti bahwa untuk pemutus beban
3-cycle yang sering dipakai untuk penutupan kembali (reclosing) pada saluran
tegangan tinggi sekali waktu bukanya harus kurang dari 2-cycle. Waktu
pemutusan dasar, selain 3-cycle, ada yang 5-cycle, 8 cycle dan sebagainya,
sesuai dengan penggunaannya masing- masing
7
.

Anda mungkin juga menyukai