Sebagai pendekatan awal untuk mengetahui area masalah yaitu dengan melakukan pengamatan berdasarkan hasil laporan tahunan Puskesmas mengenai data- data mengenai masyarakat yang memanfaatkan program jampersal dan melakukan wawancara pada beberapa keluarga binaan dan tokoh masyarakat di desa Tanjung Pasir. Berdasarkan data-data tersebut didapatkan berbagai macam permasalahan yaitu : 1. Tingginya ngka !ematian "bu #. Tingginya ngka !ematian Bayi $. Tingginya ngka !elahiran Bayi %. Tingginya budaya melahirkan di tenaga non-medis &. 'ekatnya jarak !elahiran (. !urangnya Pengetahuan "bu )amil mengenai *+ Setelah mendapatkan data dari puskesmas, peneliti berkunjung ke keluarga binaan masing - masing. setiap peneliti menemukan area masalah pada masing - masing keluarga binaan. Berikut hasil temuan tiap peneliti pada keluarga binaan masing - masing : 1. Peneliti Pertama : a. .elahirkan di tenaga non medis /Paraji, dukun beranak, dll0 b. Tidak memeriksakan kehamilah secara teratur c. Tidak pernah mendapat sosialisasi tentang program pemerintah mengenai program persalinan d. Tidak pernah memakai !B e. Pernah mengalami keguguran f. 1arak anak yang terlalu dekat 2. Peneliti e!ua : a. Perkiraan mahalnya biaya persalinan di tenga kesehatan b. .elahirkan di Paraji c. Tidak pernah melakukan Pemeriksaan selama masa kehamilan d. 1arak anak yang terlalu dekat 1 e. 2okasi sarana kesehatan terlalu jauh f. !eguguran lebih dari 1 kali ". Peneliti eti#a : a. !eluarga binaan memiliki & orang anak hidup yang seluruhnya ditolong persalinanya oleh tenaga non-medis b. Pasangan pada keluarga binaan baru menikah selama 3 tahun c. Pendidikan terakhir pasangan keluarga binaan adalah S.P d. !eluarga binaan belum mengetahui mengenai biaya persalinan yang dapat dilakukan secara gratis e. !eluarga binaan tidak pernah melakukan pemeriksaan selama kehamilan dikarenakan tidak ada biaya f. Tidak pernah mengetahui adanya penyuluhan dari tenaga medis setempat $. Peneliti eem%at : a. Tidak memiliki biaya untuk melahirkan di tenaga kesehatan b. !eluarga binaan memiliki anak lebih dari dua c. Bayi lahir dengan berat badan rendah d. Bersalin di tenaga *on .edis e. Tidak tersedianya sarana kesehatan di dekat tempat tinggal keluarga binaan f. !eluarga binaan tidak pernah melakukan pemeriksaan rutin saat hamil &. Peneliti elima : (. Peneliti keenam 4. Peneliti ketujuh. Terdapat # metode yang dapat digunakan untuk menentukan area masalah yaitu metode delbe5 dan metode delphi . Met'!e !el(e) adalah penetapan prioritas masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang yang tidak sama keahliannya. Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk meningkatkan 2 pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta. 2alu diminta untuk mengemukakan beberapa masalah. .asalah yang banyak dikemukakan adalah prioritas. 'alam pengambilan sebuah masalah kelompok kami menggunakan metode 'elphi. Met'!e Del%hi merupakan suatu teknik membuat keputusan yang dibuat oleh suatu kelompok, dimana anggotanya terdiri dari para ahli atas masalah yang akan diputuskan. Proses penetapan .etode 'elphi dimulai degan identifikasi masalah yang akan dicari penyelesaiannya *+ar'l! !, 1-.& : $/0&&1. .etode 'elphi merupakan metode yang menyelaraskan proses komunikasi suatu grup sehingga dicapai proses yang efektif dalam mendapatkan solusi masalah yang kompleks. Berikut ini merupakan proses .etode 'elphi : !ami melibatkan seluruh anggota kelompok, dokter puskesmas setempat, dan keluarga binaan untuk menentukan area masalah. 'engan mempertimbangkan hasil temuan data di puskesmas dan hasil penentuan prioritas masalah pada keluaga binaan menurut metode delphi, maka peneliti memutuskan memilih area permasalahan yaitu : Kuran#n2a Pen#etahuan Mas2araat men#enai 3AMPERSA4 'engan berbagai pertimbangan berikut : 1. )ampir semua keluarga binaan melakukan persalinan di tenaga non-medis sehingga menurut kami masalah ini merupakan masalah terbesar yang dihadapi keluarga- keluarga binaan kami. 3 #. !urangnya pengetahuan mengenai 1.P67S2 pada keluarga binaan dengan ditemukannya bayi yang lahir dengan berat badan rendah, dekatnya jarak kelahiran, dan banyaknya jumlah anak pada setiap keluarga binaan. $. Perilaku dari anggota keluarga binaan yang tidak memanfaatkan fungsi dari 1ampersal dengan benar dikarenakan sulitnya prosedur program jampersal sebagai contoh adanya perbedaan biaya klaim disetiap tipe rumah sakit dan lamanya jumlah klaim yang dicairkan. Berdasarkan dari data-data yang telah dikumpulkan mengenai tingginya kelahiran yang tidak dibantu dengan tenaga medis, ditemukannya bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan banyaknya jumlah anak pada setiap keluarga binaan serta sulitnya prisedur pelaksanaan jampersal merupakan akibat kurangnya pengetahuan keluarga binaan mengenai jampersal.
4 TIN3AUAN PUSTAKA 2.1 3AMPERSA4 2.1.1 Pen#ertian 3AMPERSA4 1ampersal adalah 1aminan pembiayaan yang digunakan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan kesehatan nifas termasuk !B pascapersalinan dan pelayanan bayi baru lahir /Sumiati, #81#0. Program 1aminan Persalian /1ampersal0 adalah jaminan pembiayaan persalinan yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan !B pasca persalinan dan pelayanan bayi baru lahir. 1ampersal diperuntukkan bagi seluruh ibu hamil yang belum memiliki jaminan persalinan /'epkes, #81#0 Program 1aminan Persalinan /1ampersal0 bertujuan menjamin akses pelayanan persalinan yang dilakukan dokter atau bidan untuk menurunkan ngka !ematian "bu /!"0 dan ngka !emtian Bayi /!B0. 'engan adanya 1ampersal diharapkan meningkatkan cakupan pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, dan pelayanan nifas ibu dan pelayanan bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan. Selain itu, 1ampersal juga bertujuan untuk meningkatkan cakupan pelayanan !B paska persalinan, penanganan komplikasi ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir dan terselenggaranya pengelolaan keuangan yang efisien, efektif, transparan, dan akuntabel /'epkes, #81#0. Sasaran yang dijamin 1ampersal antara lain: 1. "bu hamil #. "bu bersalin $. "bu nifas /sampai %# hari setelah melahirkan0 %. Bayi baru lahir /sampai dengan usia #3 hari0 5 dapun jaminan pembiayaannya meliputi : 1. Pemeriksaan kesehatan #. Pertolongan persalinan $. Pelayanan nifas %. Pelayanan !B pasca persalinan &. Pelayanan bayi baru lahir Peserta program 1ampersal adalah seluruh ibu hamil yang belum memiliki jaminan persalinan /tidak tertanggung di dalam kepesertaan S!6S, 1amkesmas, 1amkesda, 1amsostek dan asuransi lainnya0. 2.1.2 Tu5uan 3am%ersal 1. Tujuan 9mum .eningkatnya akses terhadap pelayanan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan !B pasca persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten dan berwenang di fasilitas kesehatan dalam rangka menurunkan !" dan !B. #. Tujuan !husus a. .eningkatnya cakupan pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, dan pelayanan nifas ibu oleh tenaga kesehatan yang kompeten. b. .eningkatnya cakupan pelayanan. 10 Bayi baru lahir. #0 !eluarga Berencana Pasca Persalinan. $0 Penanganan komplikasi ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir, !B pasca persalinan oleh tenaga kesehatan yang kompeten. %0 Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang efisien, efektif, transparan, dan akuntabel. 2.1." Ruan# 4in#u% Pela2anan 3am%ersal 6 Peserta 1ampersal berhak memanfaatkan pelayanan kesehatan di seluruh jaringan fasiltas pelayanan kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjutan. Pelayanan tingkat pertama diberikan di Puskesmas dan puskesmas mampu P:*6' serta jaringannya termasuk Polindes;Poskesdes, dan fasilitas kesehatan swasta yang memiliki Perjanjian !erja Sama /P!S0. 'iberikan oleh tenaga kesehatan berkompeten dan berwenang. Tambahan untuk Puskesmas mampu P:*6': 1. Pemeriksaan kehamilan pada kehamilan resiko tinggi. #. Pelayanan paska keguguran. $. Persalinan per <aginam dengan tindakan emergensi dasar. %. Pelayanan nifas dengan tindakan emergensi dasar. &. Pelayanan bayi baru lahir dengan tindakan emergensi dasar Pelayanan tingkat lanjutan diberikan oleh tenaga kesehatan spesialistik yang dilaksanakan di fasilitas perawatan kelas "" 7S Pemerintah atau 7S swasta yang memiliki P!S dan pelayanan diberikan berdasarkan rujukan, kecuali pada kondisi kedaruratan. 1enis pelayanan: 1. Pemeriksaan rujukan kehamilan pada kehamilan resiko tinggi. #. Penanganan rujukan paska keguguran. $. Penanganan kehamilan ektopik terganggu /!6T0. %. Persalinan dengan tindakan emergensi komprehensif. &. Pelayanan nifas dengan tindakan emergensi komprehensif. (. Pelayanan bayi baru lahir dengan tindakan emergensi komprehensif. 4. Pelayanan !B paska persalinan. 7 2.1.$ Paet Man6aat 3am%ersal Peserta jaminan persalinan mendapatkan pelayanan yang meliputi : 1. Pemeriksaan !ehamilan /*+0. #. Persalinan normal. $. Pelayanan nifas normal termasuk !B pasca persalinan. %. Pelayanan bayi baru lahir normal. &. Pemeriksaan kehamilan pada kehamilan resiko tinggi. 2.1.& P'la Pem(a2aran Pembayaran untuk pelayanan 1aminan Persalinan dilakukan dengan cara: 1. Pembayaran di =asilitas !esehatan Tingkat Pertama dilakukan dengan cara klaim. #. Pembayaran di =asilitas !esehatan Tingkat 2anjutan dilkaukan dengan cara klaim, didasarkan atas paket Indonesia Case Group /"*-+B>s0. 2.1.7 Kelen#a%an Pertan##u5a8a(an Klaim Pertanggungjawaban klaim pelayanan 1aminan Persalinan dari fasiltas kesehatan tingkat pertama ke tim Pengelola !abupaten;!ota dilengkapi: 1. =oto kopi lembar pelayanan pada buku !", sesuai pelayanan yang diberikan untuk pemeriksaan kehamilan, pelayanan nifas, termasuk pelayanan bayi baru lahir dan !B paska persalinan. pabila tidak terdapat buku !" pada daerah setempat dapat digunakan bukti-bukti yang syah ditanda tangani ibu hamil;bersalin dan petugas yang menangani. #. Potograf /catatan persalinan0 yang ditanda tangani tenaga kesehatan penolong persalinan untuk pertolongan persalinan. $. =oto kopi;tembusan surat rujukan, termasuk tindakan pra rujukan yang telah dilakukan di tanda tangani ibu hamil;ibu bersalin. %. =oto kopi identitas diri /!TP dan identitas lainnya0 dari ibu hamil;bersalin. 8 2.1.. Pen!anaan 3am%ersal 'ana untuk pelayanan 1amkesmas termasuk 1ampersal merupakan satu kesatuan /secara terintegrasi0 disalurkan langsung dari !antor Pelayanan Perbendaharaan *egara /!PP*0 1akarta ? ke: 1. 7ekening !epala 'inas !esehatan !abupaten;!ota sebagai penanggung jawab pengelolaan 1amkesmas di wilayahnya. #. 7ekening 7umah Sakit untuk pelayanan tingkat lanjut /7S Pemerintah dan 7S swasta0 yang memiliki Perjanjian !erjasama. 2.1.9 Sum(er !an Al'asi Dana 1. Sumber 'ana 'ana 1ampersal bersumber dari PB* !ementrian !esehatan yang dialokasikan pada 'aftar "sian Pelaksanaan nggaran /'"P0 Sekretariat 'itjen Bina 9paya !esehatan !ementrian !esehatan. #. lokasi 'ana 'ana 1amkesmas untuk pelayanan dasar di Puskesmas dan jaringannya serta 1aminan Persalinan menjadi satu kesatuan, disalurkan langung dari bank operasioanal !antor Pelayanan Perbendaharaan *egara / !PP*0. 2.1.- Pela2anan Ra8at Ina% Pelayanan rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien yang menempati tempat tidur perawatan untuk keperluan obser<asi, diagnosa, terapi, rehabilitasi medi dan peayanan medik lainnya /'epkes 7", 1@@40. Pelayanan rawat inap mempunyai dua aspek penting yang berkaitan dengan kepuasan pasien yaitu manusia dan alat. spek alat merupakan saran dan prasarana yang diperlukan dalam pelayanan kesehatan tersebut antara lain llingkungan fisik seperti bentuk bangunan dan desain ruangan sangat mempengaruhi kepuasan pasien. spe manusia merupakan tenaga yang melaksanakan pelayanan rawat inap. 9ntuk dapat 9 memuaskan pasien diperlukan petugas yang dapat melaksanakan prosedur kerja dengan baik, ramah, sopan, simpatik, penuh pengertian, luwes dan terampil. lur proses pelayanan pasien unit rawat inap akan mengikuti alur sebagai berikut : a. Bagian penerimaan pasien b. 7uang perawatan c. Bagian administrasi dan keuangan 2.1.1/ Ke%uasan Pasien 7eformasi layanan kesehatan telah lama dibicarakan, baik di negara maju ataupun di negara berkembang yang menurut hemat saya tidak lain adalah membuat sistem layanan kesehatan yang semakin responsif terhadap kebutuhan pasien atau masyarakat. :leh sebab itu, perlu dilakukan reorientasi tujuan dari organisasi layanan kesehatan dan reposisi hubungan pasien dengan dokter atau profesi layanan kesehatan agar semakin terfokus padaa kepentingan pasien. 'engan kata lain, layanan kesehatan itu harus selalu mengupayakan kebutuhan dan kepuasan pasien atau masyarakat yang dilayani secara simultan. Pasien baru akan merasa puas apabila kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya sama atau melebihi harapannya dan sebaliknya, ketidakpuasan atau perasaan kecewa pasien akan muncul apabila kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya itu tidak sesuai dengan harapannya. !epuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien membandingkannya dengan apa yang diharapkannya. 'engan penerapan pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan, kepuasan pasien menjadi bagian yang integral dan menyeluruh dari kegiatan jaminan mutu layanan kesehatan. rtinya, pengukuran tingkat kepuasan pasien harus menjadi kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari pengukuran mutu layanan kesehatan. !onsekuensi dari pola pikir yang demikian adalah dimensi kepuasan pasien menjadi salah satu dimensi mutu layanan kesehaatan yang penting. 10 Sur<ei kepuasan pasien menjadi penting dan perlu dilakukan bersamaan dengan pengukuran dimensi mutu layanan kesehatan yang lain. !emauan atau keinginan pasien dapat diketahui melalui sur<ei kepuasan pasien. Pengalaman membuktikan bahwa transformasi ekonomi pasti akan mengubah keinginan dan kebutuhan masyarakat terhadap layanan kesehatan. :leh sebab itu, pengukuran kepuasan pasien perlu dilakukan secara berkala dan akurat. Telah terbukti bahwa terdapat hubungan yang positif antara patisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan kesehatan dengaan kepuasan pasien /Pohan, #88(0. 2.2 Keran#a Te'ri .engacu dari konsep lawrence green 2awrence >reen mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. !esehatan seseorang atau masyrakat dipengaruhi oleh # faktor pokok, yakni faktor perilaku /beha<ior causes0 dan faktor di luar perilaku /non-beha<iour causes0. Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari $ faktor : 1. =aktro-faktor predisposisi /predisposing factors0, yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya. #. =aktro-faktor pendukung /6nabling factors0, yang terwujud dalam fasilitas- fasilitas atau sarana-sarana, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya. $. =aktro-faktor pendorong /renforcing factors0 yang terwujud dalam sikap dan erilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat. 9ntuk lebih jelasnya dapat dilihat dari kerangka teori di bawah ini 11 Gam(ar.1. Keran#a Te'ri 2." Keran#a K'nse% !erangka konsep sebagai panduan untuk mempermudah melakukan penelitian. dapun kerangka konsep yang dibuat adalah sebagai berikut : ?ariabel Independent ?ariabel dependent Gam(ar.2. Keran#a K'nse% 12 !urangnya Pengetahuan .asyarakat tentang 1.P67S2 1. Pendidikan dan Pengetahuan kurang #. Pendapatan kecil $. Standar pelayanan 2.$ De6inisi O%erasi'nal TA:E4 DE;INISI OPERASIONA4 DIAGNOSIS DAN INTERVENSI KOMUNITAS AREA MASA4A+ KURANGN<A PENGETA+UAN MAS<ARAKAT TENTANG 3AMPERSA4 PADA DAERA+ KE4UARGA :INAAN 13 14 N' VARIA:E4 DE;INISI OPERASIONA4 A4AT UKUR =ARA UKUR +ASI4 SKA4A 1. Pengetahuan .erupakan hasil penginderaan pengetahuan masyarakat tentang 1aminan Persalinan sampai tingkat A tahuB. !emudian masyarakat dapat menjawab pertanyaan meliputi : - Pengertian 1.P67S2 - Tujuan 1.P67S2 - pelayanan 1.P67S2 !uesioner Cawancara - Da;tidak :rdinal #. Pendidikan 1enjang formal yang pernah dijalani oleh masyarakat sampai mendapatkan ijaEah !uesioner Cawancara F @ th : rendah @ - 1# : sedang G 1# : tinggi :rdinal $. Sikap Suatu respon masyarakat yang tidak menggunakan program 1.P67S2. !uesioner Cawancara /setuju menggunaka n program 1.P67S 2 yang terdiri dari pelayanan prenatal, pelayanan antenatal, pelayanan persalinan, dan penggunaan !B. 0 :rdinal 15