Anda di halaman 1dari 26

PT SINAR KENCANA INTI PERKASA

DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN


UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Dari tahapankegiatan yang rencana akan dilakukan oleh PT SKIP mulai dari tahapa pra konstruksi, konstruksi, operasi hingga pasca operasi dampak lingkungan yang ditimbulkandiuraikan
sebagai berikut :
Tahap Konstruksi 1.
Komponen Fisi k-Ki mi a 1.
Penurunan Kual i tas Udara 1.
Sumber Dampak 1.
Mobilisasi peralatan dan Material
Pembersihanlahan (Clearing) dan Pengurugantanah(cut and fill)
PembangunanSarana danPrasarana Pabrik danFasilitas Pendukurng
J enis Dampak 2.
J enis dampak yang ditimbulkan dari sumber dampak tersebut adalahpenurunan kualitas udara
BesaranDampak 3.
Besaran dampak yang dihasilkanakandilihat berdasarkanPeraturanPemerintahNo. 41 Tahun1999 tentang BakuMutu Udara AmbienNasional
Bentuk Upaya PengelolaanLingkunganHidup 4.
Pemilihansistim, metode dan teknologi pembersihanlahandanpengurugantanahyang diperkirakandapat mengurangi kadar debu,
Penggunaanmasker anti debusecara kontinyubagi pekerja, ataupada aktifitas yang berdekatandengansumber pencemar yang melebihi ambang batas.
Mengatur kecepatankendaraan di lokasi kegiatan
Mengadakan penyuluhankepada para pekerja untuk menggunakanalat keselamatan kerja.
Berpartisipasi dalammembentuk lembaga desa yang bertanggungjawab terhadap kegiatanmobilisasi peralatandanmaterial untuk keperluanpemadatanjalan.
Lokasi PengelolaanLingkunganHidup 5.
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup akandilakukan diareal pembersihan lahan dan pengurugantanah dan diareal pembangunan sarana dan prasarana pabrik dan fasilitas pendukung serta
dilakukan didesa yang terkena dampak (jalur mobilisasi peralatandanmaterial).
Periode PengelolaanLingkungan 6.
Periode pengelolaandilakukanselama tahap konstruksi
Bentuk Upaya PemantauanLingkungan Hidup 7.
Pemantauan lingkungan yang dilakukan yaitu melalui pengambilan sampel dan analisis laboratorium, sehingga paramater lingkungan yang berkaitan dengan kualitas udara seperti SO2,
NOx, CO, dandebu dapat diketahui dan dapat diperbandingkandengan baku mutulingkungan yang dipersyaratkan dalamperaturandanperundanganyang berlaku.
Lokasi Pemantauan LingkunganHidup 8.
Pemantauan lingkungandilakukan di areal tapak proyek danpemukiman.
Periode PemantauanLingkungan Hidup 9.
Pemantauan lingkungandilakukan minimal dua kali selama tahap konstruksi
Institusi Pengelola dan Pemantauan LingkunganHidup 10.
Instansi Pelaksana
: PT. Sinar Kencana Inti Perkasa.
Instansi Pengawas
: BLHD Kabupaten Kotabaru.
Instansi Penerima
Pelaporan
: Bupati melalui BLHD KabupatenKotabaru
http://dc316.4shared.com/doc/xUoIiSAr/preview.html
1 of 26 6/6/2014 10:19 PM
Peni ngkatan Kebi sngan 2.
Sumber Dampak 1.
Mobilisasi peralatan dan Material
Pembersihanlahan (Clearing) dan Pengurugantanah(cut and fill)
PembangunanSarana danPrasarana Pabrik danFasilitas Pendukurng
J enis Dampak 2.
J enis dampak yang ditimbulkandari sumberdampak tersebut adalahpeningkatan kebisingan
BesaranDampak 3.
Derajat kebisingan (dalamsatuan dB) tidak diperbolehkanmelebihi bakumutulingkungan tentang kebisinganyang dipersyaratkan dalamperaturandanperundangan yang berlaku.
Bentuk Upaya PengelolaanLingkunganHidup 4.
Memperlengkapi pekerja denganperlengkapankeselamatandankesehatan kerja, khususnya pelindung pendengaran(ear plug).
Tidak melakukanpekerjaan malamhari, dimana masyarakat di sekitarnya sedang tidur/beristirahat terutama untuk kegiatan mobilisasi perlatandan material.
Lokasi PengelolaanLingkunganHidup 5.
Pengelolaan dilakukandi areal tapak proyek.
Periode PengelolaanLingkungan 6.
Pengelolaan lingkungandilakukan pada setiap pelaksanaankegiatanyang menghasilkankebisinganselama tahap konstruksi.
Bentuk Upaya PemantauanLingkungan Hidup 7.
Melakukanpengukuran tingkat kebisingandi lokasi tapak proyek.
Memasang alat pengukur kebisingandi dekat kegiatan yang menjadi sumber bising.
Lokasi Pemantauan LingkunganHidup 8.
Pemantauandilakukandi areal tapak proyek danpemukiman.
Periode PemantauanLingkungan Hidup 9.
Pemantauan lingkungandilakukan minimal dua kali selama tahap konstruksi
Institusi Pengelola dan Pemantauan LingkunganHidup 10.
Instansi Pelaksana
: PT. Sinar Kencana Inti Perkasa.
Instansi Pengawas
: BLHD Kabupaten Kotabaru.
Instansi Penerima
Pelaporan
: Bupati melalui BLHD KabupatenKotabaru
Penurunan Kual i tas Ai r Permukaan 3.
Sumber Dampak 1.
Pembersihanlahan (Clearing) dan Pengurugantanah(cut and fill)
PembangunanSarana danPrasarana Pabrik danFasilitas Pendukurng
J enis Dampak 2.
J enis dampak yang ditimbulkandari sumber dampak tersebut adalahpenurunankualitas air permukaan
BesaranDampak 3.
Tidak terjadinya penurunan kualitas air permukaandi Sungai berdasarkan PeraturanPemerintahNomor 82 Tahun2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian PencemaranAir
atau tidak melebihi bakumutulingkunganyang diperasyaratkan dalamperaturan tersebut atau peraturandanperundangan lainnya yang berlaku.
Tidak adanya keluhan dari warga masyarakat yang turut menggunakansumberdaya sungai tersebut terhadap perubahankualitas air permukaan(sungai).
Bentuk Upaya PengelolaanLingkunganHidup 4.
Mempertahankan kawasansabuk hijau (greenbelt) di sepanjang sempadansungai yang ada
Tidak melakukan penebangan pada kawasan sempadan/greenbelt di sepanjang sungai yang ada. Pendekatan ini dapat dilakukan dengan pengadaan papan larangan untuk melakukan
aktifitas apapun yang bersifat merusak kawasan sempadan sungai /sabuk hijau.
Pencegahan dampak lingkungan akibat limpasan dari partikel tanah tererosi dengan cara membangun saluran pengendalian air dan perangkap sedimen. Tujuan pembuatan saluran
pengendalian air adalah mengendalikan limpasan air yang berlebihan di musim penghujan. tujuannya untuk memperlambat laju aliran permukaan di saluran pembuangan atau saluran alami,
mencegah erosi dan memberikan kesempatan lebih besar infiltrasi air ke dalam tanah. Perangkap sedimen dibuat di sepanjang saluran pembuangan, saluran pengendali air atau saluran
alami.
http://dc316.4shared.com/doc/xUoIiSAr/preview.html
2 of 26 6/6/2014 10:19 PM
Pengelolaanlimbahcair danlimbahpadat diupayakanmaksimal berdasarkan standar operasional prosedur yang telah ditetapkan.
Drainase untuk bengkel perawatanalat berat harus dilengkapi oil trap danwadahpenampunganminyak.
Secara bersama-sama denganmasyarakat setempat turut menjaga kawasan sempadan sungai, beserta komponen penyusunnya;
Lokasi PengelolaanLingkunganHidup 5.
Lokasi pengelolaan dilakukandi areal rencana pembangunanpabrik dan areal pembersihan lahandanpengurugantanahyang berdekatandengansungai.
Periode PengelolaanLingkungan 6.
Pengelolaan lingkunganberkaitan dengan penurunankualitas air permukaan dilakukanselama berlangsungnya tahap konstruksi
Bentuk Upaya PemantauanLingkungan Hidup 7.
Mengendalikan dan mempertahankan integritas perairan sungai yang bersangkutan sebagai sarana pemenuhan kebutuhan akan sumberdaya air yang layak, yang diatur dalam Peraturan
PemerintahNomor 82 Tahun2001
Mengevaluasi keberhasilan programpengelolaan lingkunganPT. SKIP terhadap kualitas air sungai
Pengambilam sampel air sungandananalisis laboratorium sehingga dapat mengetahui perubahan kualitas air permukaanakibat dari rencana kegiatanyang dilakukan
Lokasi Pemantauan LingkunganHidup 8.
Lokasi pemantauan lingkungan dilakukan di dalam lingkungan pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) terutama terutama pada sumber dampaknya dan pengambilan sampel dilakukan
disungai terdekat dengantapak proyek
Periode PemantauanLingkungan Hidup 9.
Pemantauanlingkungan dilakukanminimal dua kali selama tahap konstruksi
Institusi Pengelola dan Pemantauan LingkunganHidup 10.
Instansi Pelaksana
: PT. Sinar Kencana Inti Perkasa.
Instansi Pengawas
: BLHD Kabupaten Kotabaru.
Instansi Penerima
Pelaporan
: Bupati melalui BLHD KabupatenKotabaru
Komponen Sosekbud 2.
Peni ngkatan Kesempatan Kerj a dan Pel uang Berusaha 1.
Sumber Dampak 1.
Sumber dampak terhadap peningkatan kesempatan kerja dan peluang berusaha adalahsaat dilakukankegiatanpenerimaantenaga kerja konstruksi
J enis Dampak 2.
J enis dampak yang ditimbulkandari sumber dampak tersebut adalahpeningkatankesempatankerja danpeluang berusaha
BesaranDampak 3.
Rencana kegiatanpembangunanPKS ini pada tahap konstruksi yaituakan merekrut sekitar 30 orang tenaga kerja lokal.
Bentuk Upaya PengelolaanLingkunganHidup 4.
Memberikan kesempatan pertama atau prioritas bagi masyarakat sekitar yang terkena dampak langsung rencana kegiatan konstruksi untuk dapat bekerja sebagai pekerja konstruksi dari
kontraktor pembangunansesuai dengankualifikasi dankebutuhan tenaga kerja yang diperlukan;
Memfasilitasi warga masyarakat yang terkena dampak, untuk diprioritaskan sebagai angkatan kerja yang diperlukan;
Memberikaninformasi tentang peluang kerja secara transparankepada masyarakat danaparat desa di sekitar proyek;
Menyediakandanmelengkapi sarana danprasarana perekonomian, sehubungandenganpeningkatan aktifitas pekerjaanyang berlangsung.
Melakukankoordinasi dengan perangkat desa setempat, dalammelakukanperencanaan, danpelaksanaanprogramkemitraan denganmasyarakat setempat sekitar wilayahstudi.
Lokasi PengelolaanLingkunganHidup 5.
Pengelolaan lingkungan dilakukan di desa-desa yang tercakup dalam areal rencana pembangunan PKS PT SKIP (Pemrakarsa) dan di Bagian SDM (bagian penerimaan tenaga kerja)
kantor PT SKIP (Permaraksa).
Periode PengelolaanLingkungan 6.
Pengelolaan dilakukan selama tahap konstruksi yang berkaitan dengan penerimaan tenaga kerja konstruksi. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan pada saat kegiatan konstruksi
berlangsung.
Bentuk Upaya PemantauanLingkungan Hidup 7.
Melakukanwawancara dengan tenaga kerja konstruksi pembangunan pabrik mengenai asal daerah dantingkat upahyang diterima, termasuk juga melakukansurvei terhadap masyarakat di
desa-desa lingkup wilayahproyek PKS tersebut mengenai proses perekrutantenaga kerja konstruksi oleh pihak pemrakarsa (PT. SKIP).
Lokasi Pemantauan LingkunganHidup 8.
Pemantauan lingkungandilakukan di desa-desa yang tercakup dalamareal PKS dandi Bagian SDM Kantor Permaraksa (PT SKIP).
http://dc316.4shared.com/doc/xUoIiSAr/preview.html
3 of 26 6/6/2014 10:19 PM
Periode PemantauanLingkungan Hidup 9.
Pemantauan dilakukan minimal sekali selama tahap konstruksi PKS atau disesuaikan dengan kebutuhan tenaga kerja dan peraturan yang berlaku pada saat kegiatan konstruksi
berlangsung.
Institusi Pengelola dan Pemantauan LingkunganHidup 10.
Instansi Pelaksana
: PT. Sinar Kencana Inti Perkasa.
Instansi Pengawas
: BLHD Kabupaten Kotabaru.
Instansi Penerima
Pelaporan
: Bupati melalui BLHD KabupatenKotabaru
Peni ngkatan Pendapatan Masyarakat 2.
Sumber Dampak 1.
Sumber dampak terhadap peningkatan pendapatanmasyarakat adalah penerimaan tenaga kerja konstruksi
J enis Dampak 2.
J enis dampak yang ditimbulkandenganadanya rencana kegiatanpenerimaantenaga kerja konstruksi adalahpeningkatanpendapatanmasyarakat
BesaranDampak 3.
Meningkatnya tingkat upahkerja di sektor pertanian, pendapatanperkapita, tingkat konsumsi danbiaya hidup masyarakat;
Berkembangnya sarana dan prasarana perekonomian, yang dapat diketahui dengan bertambah ramainya kegiatan perekonomian seperti pasar, kios / warung kelontong, aktifitas ekonomi,
serta kegiatanproduktif lainnya;
Bentuk Upaya PengelolaanLingkunganHidup 4.
Memberikan kesempatan bagi masyarakat yang terkena dampak langsung kegiatan pembangunan pabrik kelapa sawit untuk dapat bekerja sebagai karyawan/pekerja, yang sesuai dengan
kualifikasi dan kebutuhantenaga kerja yang diperlukanselama tahap konstruksi;
Memaksimalkanpenggunaantenaga kerja dan peranpengusaha lokal;
Memberikaninformasi tentang peluang kerja danusaha kepada tokohmasyarakat danpenduduk di sekitar proyek;
Melakukankoordinasi dengan perangkat desa setempat, dalammelakukanperencanaan, danpelaksanaanprogramkemitraan denganmasyarakat setempat sekitar wilayahstudi
Lokasi PengelolaanLingkunganHidup 5.
Pengelolaan lingkungan dilakukan di kantor desa yang tercakup di dalam wilayah PKS PT. SKIP misalnya dilakukan kegiatan sosialisasi pembangunan pabrik dan sistem penerimaan
tenaga kerja, kemudianuntuk penerimaan tenaga kerja/pegawai dilakukandi bagianSDM Kantor Pemrakarsa (PT. SKIP).
Periode PengelolaanLingkungan 6.
Dilakukanselama tahap konstruksi
Bentuk Upaya PemantauanLingkungan Hidup 7.
Melakukan wawancara dengan tenaga kerja konstruksi pembangunan pabrik pengolahannya mengenai asal daerah dan tingkat upah yang diterima, termasuk juga melakukan survai
terhadap masyarakat di desa-desa lingkup wilayahproyek tersebut mengenai proses perekrutantenaga kerja konstruksi oleh pihak pemrakarsa (PT. SKIP). Hal ini dilakukan dengan tujuan
sebagai berikut :
Untuk mengetahui apakahkesempatan kerja yang ada selama tahap konstruksi rencana kegiatanpembangunan PKS benar-benar dapat dimanfaatkan atau diisi oleh tenaga kerja setempat,
khususnya desa-desa yang tercakup dalamwilayahperkebunansawit dan pabrik pengolahannya sehingga dapat meningkatkanpendapatan masyarakat.
Untuk mengetahui jumlah atau proporsi tenaga kerja dan pengusaha lokal yang aktif memanfaatkan peluang kerja dan usaha yang berkembang akibat dari operasi perkebunan sawit dan
pabrik pengolahannya.
Untuk mengetahui apakahterjadi peningkatanpendapatan masyarakat di sekitar wilayahperkebunankelapa sawit danpabrik pengolahannya.
Lokasi Pemantauan LingkunganHidup 8.
Pemantauan lingkungandilakukan di desa-desa yang tercakup dalamareal pembangunanPKS Pemrakarsa dandi BagianSDM Kantor Permaraksa
Periode PemantauanLingkungan Hidup 9.
Pemantauan dilakukanminimal satukali selama tahap konstruksi berlangsung
Institusi Pengelola dan Pemantauan LingkunganHidup 10.
Instansi Pelaksana
: PT. Sinar Kencana Inti Perkasa.
Instansi Pengawas
: BLHD Kabupaten Kotabaru.
Instansi Penerima
Pelaporan
: Bupati melalui BLHD KabupatenKotabaru
Persepsi Masyarakat 3.
Sumber Dampak 1.
http://dc316.4shared.com/doc/xUoIiSAr/preview.html
4 of 26 6/6/2014 10:19 PM
Komponen yang menjadi sumber dampak untuk dilakukanpengelolaan dan pemantauan lingkunganadalah :
Penerimaan tenaga kerja konstruksi
Mobilisasi PeralatandanMaterial
Pembersihanlahan (Clearing) dan Pengurugantanah(cut and fill)
PembangunanSarana danPrasarana Pabrik danFasilitas Pendukung
Dampak terhadap peningkatan kualitas udara,peningkatan kebisingan,penurunan kualitas air permukaan, peningkatan kesempatan kerja dan peluang berusaha dan dampak terhadap
peningkatanpendapatan masyarakat
J enis Dampak 2.
Dampak yang ditimbulkandari rangkaianrencana kegiatanyang menjadi sumber dampak tersebut adalah munculnya persepsi masyarakat
BesaranDampak 3.
Besarandampak akandilihat berdasarkan hal-hal sebagai berikut :
Meningkatnya angkatan kerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat lokal khususnya yang terkena dampak secara langsung, yang dapat diketahui dari penelitian berkala, pendapatan
perkapita, tingkat konsumerisme masyarakat, biaya hidup, danpendapatanasli daerah setempat.
Ragampersepsi masyarakat yang muncul akibat rencana kegiatan yang dilakukanselama tahap konstruksi
Tidak terjadinya dampak terhadap dampak primer (Dampak terhadap peningkatan kualitas udara,peningkatan kebisingan,penurunan kualitas air permukaan, peningkatan kesempatan kerja
danpeluang berusaha dandampak terhadap peningkatanpendapatanmasyarakat)
Bentuk Upaya PengelolaanLingkunganHidup 4.
Memberikan kesempatan bagi masyarakat yang terkena dampak langsung dari rencana kegiatan pada tahap konstruksi pembangunan pabrik kelapa sawit, untuk dapat bekerja sebagai
karyawan sesuai dengankualifikasi dan kebutuhantenaga kerja yang diperlukan;
Memfasilitasi warga masyarakat yang terkena dampak, untuk diprioritaskan sebagai angkatan kerja yang diperlukan;
Memberikaninformasi tentang peluang kerja secara transparankepada masyarakat di sekitar proyek;
Memberikaninformasi kepada tokoh masyarakat (formal dan informal), perihal kesempatankerja yang tersedia.
Melakukanpendekatankepada masyarakat dalambentuk partisipatif
Memaksimalkanpengelolaanlingkungan yang baik terhadap dampak primer yang muncul
Lokasi PengelolaanLingkunganHidup 5.
Lokasi pengelolaan dilakukan diareal tapak projek yang berkaitan dengandampak primer yang terjadi pada tahap konstruksi dan dilakukandi desa sekitar lokasi studi dengan bekoordinasi
denganpemerintahdesa dan tokohmasyarakat,pemuda setempat
Periode PengelolaanLingkungan 6.
Pengelolaan lingkungan ini dilakukan kontinyu selama tahap konstruksi berlangsung sehingga tercipta persepsi masyarakat positif terhadap rencana kegiatan yang akan dilakukan pada
tahap konnstruksi (meminamalisir persepsi negatif yang muncul)
Bentuk Upaya PemantauanLingkungan Hidup 7.
Melakukanpengamatanlangsung di lapangan
Mendata angkatankerja danlapangankerja
Melakukanwawancara mendalamdenganmasyarakat terkait denganpengelolaanlingkungan yang dilakukan
Dalam melakukan pemantauan ini pendekatan partisipatif menjadi pilihan untuk mengetahui ragam pendapat terkait dengan rencana kegiatan yang akan dilakukan pada tahap konstruksi
berlangsung
Melakukanpemantauan terhadap potensi dampak primer yang terjadi sepert telahdiuraikansebelumnya
Lokasi Pemantauan LingkunganHidup 8.
Lokasi pemantauanlingkungan dilakukandilokasi rencana pembangunanpabrik kelapa sawit dan didesa-desa sekitar lokasi rencana kegiatan konstruksi berlangsung
Periode PemantauanLingkungan Hidup 9.
Waktupemantauan dilakukansecara tentatif selama tahap konstruksi berlangsung
Institusi Pengelola dan Pemantauan LingkunganHidup 10.
Instansi Pelaksana
: PT. Sinar Kencana Inti Perkasa.
Instansi Pengawas
: BLHD Kabupaten Kotabaru.
Instansi Penerima
Pelaporan
: Bupati melalui BLHD KabupatenKotabaru
Tahap Operasi 1.
Komponen Fi si k-Kimi a 1.
http://dc316.4shared.com/doc/xUoIiSAr/preview.html
5 of 26 6/6/2014 10:19 PM
Penurunan kual itas udara 1.
Sumber Dampak 1.
Sumber dampak terhadap penurunan kualitas udara pada tahap operasi adalah saat Pengolahan TBS Kelapa Sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil)
J enis Dampak 2.
J enis dampak yang berpotensi terjadi dari sumber dampak tersebut adalahpenurunankualitas udara baik itu udara ambienmaupunudara emisi
BesaranDampak 3.
Besaran dampak yang dihasilkan akan dilihat berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambien Nasional atau peraturan dan perundangan lainnya
yang berkaitandenganbakumutu kualitas udara untuk industri kelapa sawit yang relevan dan berlaku
Bentuk Upaya PengelolaanLingkunganHidup 4.
Mengurangi emisi gas buang dari mesin-mesin: merawat mesinsecara rutin, melakukan uji emisi secara rutin.
Penggunaanmasker anti debusecara kontinyubagi pekerja, ataupada aktifitas yang berdekatandengansumber pencemar yang melebihi ambang batas.
Mengendalikankualitas udara di sekitar wilayah kegiatandandaerah sebaran dampaknya, khususnya debu partikulat agar tidak melampaui bakumutuyang berlaku.
Mengendalikandanmencegah dampak turunan yang muncul, akibat menurunnya kualitas udara dari kegiatanPengolahan TBS Kelapa Sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil).
Lokasi PengelolaanLingkunganHidup 5.
Lokasi pengelolaandi area sekitar pabrik pengolahanTBS Kelapa Sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil).
Periode PengelolaanLingkungan 6.
Pengelolaandampak terhadap penurunan kualitas udara dilakukansepanjang waktuselama tahap operasi berlangsung
Bentuk Upaya PemantauanLingkungan Hidup 7.
Bentuk pemantauan yang dilakukan berkaitandenganjenis dampak yang terjadi (penurunan kualitas udara) adalah melalui pengambilansampel (udara ambeien dan emisi) di lapangan, lalu
di analisis di laboratorium yang terkreditasi sehingga parameter lingkungan yang berkaitan dengan kualitas udara seperti SO2, CO, NOX, dan partikel debu dapat diketahui lalu
diperbandingkandenganbakumutu lingkunganyang dipersyaratkandalamperaturandanperundanganyang berlaku.
Lokasi Pemantauan LingkunganHidup 8.
Lokasi pemantauan dilakukan di areal pabrik kelapa sawit dan desa terdekat dari pabrik kelapa sawit PT SKIP
Periode PemantauanLingkungan Hidup 9.
Periode pemantauandilakukan6 (enam) bulansekali untuk mengetahui tingkat emisi cerobong asap danudara ambien di sekitar pabrik pengolahan.
Institusi Pengelola dan Pemantauan LingkunganHidup 10.
Instansi Pelaksana
: PT. Sinar Kencana Inti Perkasa.
Instansi Pengawas
: BLHD Kabupaten Kotabaru.
Instansi Penerima
Pelaporan
: Bupati melalui BLHD KabupatenKotabaru
Peni ngkatan Kebi sngan 2.
Sumber Dampak 1.
Sumber dampak terhadap peningkatan kebisingan pada tahap operasi adalahsaat PengolahanTBS Kelapa Sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil)
J enis Dampak 2.
J enis dampak yang berpotensi terjadi dari sumber dampak tersebut adalahpeningkatankebisingan
BesaranDampak 3.
Besaran dampak kebisingan mengacupada ambang batas kebisinganyang berlaku berdasarkan peraturandanperundangan yang berlaku.
Bentuk Upaya PengelolaanLingkunganHidup 4.
Penggunaan penutup telinga (ear plug), secara kontinyu bagi pekerja, ataupada aktifitas yang berdekatandengansumber pencemar.
Lokasi PengelolaanLingkunganHidup 5.
Lokasi pengelolaandi area sekitar pabrik pengolahanTBS
Periode PengelolaanLingkungan 6.
Pengelolaandampak terhadap peningkatan kebisingan dilakukan sepanjang waktuselama tahap operasi berlangsung
Bentuk Upaya PemantauanLingkungan Hidup 7.
Melakukan pengukuran tingkat kebisingan dengan sound level meter di lokasi PKS PT SKIP dan melakukan pemantauan terhadap ketaatan tenaga kerja dalam menjalankan SOP tentang
pengelolaanlingkungan terhadap kebisingan
Lokasi Pemantauan LingkunganHidup 8.
Lokasi pengelolaandi area sekitar pabrik pengolahanTBS
http://dc316.4shared.com/doc/xUoIiSAr/preview.html
6 of 26 6/6/2014 10:19 PM
Periode PemantauanLingkungan Hidup 9.
Periode pemantauandilakukan6 (enam) bulansekali untuk mengetahui tingkat kebisingandi sekitar pabrik pengolahankelapa sawit.
Institusi Pengelola dan Pemantauan LingkunganHidup 10.
Instansi Pelaksana
: PT. Sinar Kencana Inti Perkasa.
Instansi Pengawas
: BLHD Kabupaten Kotabaru.
Instansi Penerima
Pelaporan
: Bupati melalui BLHD KabupatenKotabaru
Peni ngkatan kebauan 3.
Sumber Dampak 1.
Sumber dampak terhadap peningkatankebauan pada tahap operasi adalahsaat PengolahanTBS Kelapa Sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil)
J enis Dampak 2.
J enis dampak yang berpotensi terjadi dari sumber dampak tersebut adalah peningkatankebauan.
BesaranDampak 3.
Besaran dampak kualitas kebauanmengacu pada ambang batas kualitas udara tentang kebauanberdasarkanperaturandanperundanganyang berlaku.
Bentuk Upaya PengelolaanLingkunganHidup 4.
Penggunaan masker secara kontinyubagi pekerja, atau pada aktifitas yang berdekatandengan sumber pencemar.
Lokasi PengelolaanLingkunganHidup 5.
Lokasi pengelolaandi area sekitar pabrik pengolahanTBS danpengolahanlimbah
Periode PengelolaanLingkungan 6.
Pengelolaandampak kualitas udara dilakukansepanjang waktu selama beroperasi
Bentuk Upaya PemantauanLingkungan Hidup 7.
Bentuk pemantauanyang dilakukanberkaitan dengan jenis dampak tersebut adalahmelakukan uji tingkat kebauanpada dilokasi sumber dampak yang terjadi.
Lokasi Pemantauan LingkunganHidup 8.
Lokasi pemantauan dilakukan dilokasi sumber dampak yang terjadi baik itudilokasi pabrik maupundi lokasi IPAL
Periode PemantauanLingkungan Hidup 9.
Periode pemantauandilakukan6 (enam) bulansekali untuk mengetahui tingkat kebauan di sekitar pabrik pengolahankelapa sawit danlokasi IPAL.
Institusi Pengelola dan Pemantauan LingkunganHidup 10.
Instansi Pelaksana
: PT. Sinar Kencana Inti Perkasa.
Instansi Pengawas
: BLHD Kabupaten Kotabaru.
Instansi Penerima
Pelaporan
: Bupati melalui BLHD KabupatenKotabaru
Penurunan Kual i tas Ai r Permukaan 4.
Sumber Dampak 1.
Pengolahan TBS Kelapa Sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil)
J enis Dampak 2.
Penurunankualitas air permukaan
BesaranDampak 3.
Tidak terjadinya penurunan kualitas air permukaanberdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air.
Tidak adanya keluhan dari warga masyarakat yang turut menggunakansumbedaya perairantersebut, terhadap perubahan kualitas air sungai.
Tidak adanya gejala-gejala penyakit, yang disebabkan olehadanya penurunankualitas air permukaan(waterborne diseases).
Bentuk Upaya PengelolaanLingkunganHidup 4.
Mempertahankan kawasan sabuk hijau (greenbelt) di sepanjang sempadan sungai yang ada, dan melakukan tindakan konservasi tanah dan air seperti pada teknik pengelolaan dampak
peningkatanlajuerosi danlongsor.
http://dc316.4shared.com/doc/xUoIiSAr/preview.html
7 of 26 6/6/2014 10:19 PM
Tidak melakukan penebangan pada kawasan sempadan/greenbelt di sepanjang sungai yang ada. Pendekatan ini dapat dilakukan dengan pengadaan papan larangan untuk melakukan
aktifitas apapun yang bersifat merusak kawasan sempadan sungai /sabuk hijau.
Pengelolaan limbah cair domestik dari perumahan karyawan ataupun aktivitas domestik dilakukan sesuai jenis limbah. Limbah tinja atau WC diolah dengan cara menyalurkan dalam septic
tank yang dibangunkhusus untuk limbahtinja atau WC sehingga tidak mencemari sungai. Limbahcair yang berasal dari dapur dan kamar mandi dialirkan ke IPAL dan diolahbersama-sama
denganlimbahcair dari pabrik. Sebelumdialirkan ke IPAL, limbah cair harus melalui penyaring kasar untuk memisahkansampahdankotoran yang terbawa limbahcair domestik.
Perlu juga dilakukan pencegahan pencemaran air sungai oleh limbah padat domestik. Upaya pengelolaan limbah padat domestik dari pemukiman dan pabrik dilakukan bersamaan dengan
cara menampung limbah padat di tempat pembuangan sampah sementara. Untuk limbah organik akan dibawa ke area pengkomposan unit pengolahan limbah padat, sementara untuk
limbahanorganik akandikumpulkandandiangkut ke tempat pembuangansampah akhir.
Limbahcair dari pabrik akandikelola dengan cara membuat Instalasi PengolahanAir Limbah (IPAL) berdasarkansistemtangki anaerobik dan aerasi lanjut.
Upaya penangkapan biogas yang dihasilkan dari proses anaerobik merupakan salah satu cara mengurangi penggunaan solar untuk pembangkit tenaga listrik, mengurangi bau (odor) di
udara, mengurangi lepasnya gas metan di udara yang berdampak terhadap peningkatan gas rumah kaca di atmosfer dan sumber bahan bakar di boiler, bahkan bila memungkinkan dapat
dimanfaatkanuntuk sumber tenaga listrik bagi fasilitas pendukung di sekitar areal pabrik.
Pengelolaanlimbahpadat kegiatan pabrik kelapa sawit dilakukan di unit pengolahanlimbahpadat dengan cara:
Limbah TKKS yang dihasilkan dari proses pengolahan dipotong-potong menjadi ukuran yang lebih kecil dan dicampur dengan sludge dari decanter, padatan tersuspensi serta debu
boiler untuk diproses menjadi pupuk menggunakan metode pengkomposan aerobik
MemanfaatkanTKKS dancangkang kelapa sawit sebagai sumber bahanbakar di boiler
Tempat penumpukancangkang dan TKKS dibangun khusus dengan lantai dasar terbuat dari bahanyang tidak tembus air dankuat denganspesifikasi dapat menghindari terjadinya amblesan
dan mencegah terjadinya rembesan air resapan pada timbunan ke dalam tanah dan air tanah. Saluran air yang dilengkapi dengan sedimen trap memiliki kapasitas pengaliran yang
memadai untuk mengalirkan tirisanair hujandanatauair resapan keluar menujudrainase di sekitar pabrik
Pengelolaanlimbahcair danlimbah padat diupayakanberdasarkankonsep zero emissionserta standar operasional prosedur yang telahditetapkandenganmenerapkanprinsip minimalisasi
limbah, pemanfaatan kembali (recycle) nutrisi danpenggunaanenergi terbarukan (biomassa)
Memberikanpelatihankepada warga masyarakat terkena dampak, dalamkompetensi pemanfaatanberbagai bentuk limbah kelapa sawit, untuk meningkatkantaraf hidup;
Secara bersama-sama denganmasyarakat setempat turut menjaga kawasan sempadan sungai, beserta komponen penyusunnya;
Memfasilitasi pengadaan tanaman budidaya bagi masyarakat dan melakukan penanaman di sekitar sempadan sungai, sehingga kawasan tersebut dapat memberikan nilai ekonomi bagi
masyarakat setempat, disamping nilai ekologinya.
Mengalokasikandana/pembiayaan untuk melaksanakanpendekatanteknologi tersebut.
Pembekalankepada karyawan mengenai teknik pengelolaandanpelestarian lingkunganhidup yang dilaksanakanoleh instansi teknis terkait
Melakukan koordinasi dengan lembaga desa setempat dalam upaya mengoptimalkan pelestarian, pengelolaan lingkungan, meningkatkan pendapatan warga masyarakat terkena dampak,
melalui berbagai pembekalanketrampilanpemanfaatan limbahkelapa sawit.
Melakukanpendekatankepada masyarakat peternak yang berada di sekitar lokasi pabrik untuk dapat memanfaatkan limbahpadat PKS yang telah diolahsebagai sumber pakan.
Lokasi PengelolaanLingkunganHidup 5.
Lokasi pengelolaandilakukandi sungai (DAS) yang dekat dengan lokasi pabrik yang berpotensi terkena dampak olehkegiatan pada tahap operasi
Pemantauankualitas air terutama dilakukandi sekitar outlet dari Pabrik Kelapa Sawit.
Masyarakat desa di wilayah studi atauyang langsung terkena dampak dari kegiatanperkebunandanpabrik kelapa sawit.
Periode PengelolaanLingkungan 6.
Pengelolaan terhadap badan perairan sungai di sekitar lokasi perkebunan dan pabrik kelapa sawit, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001, tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, dilakukan dengan frekuensi 1 bulan sekali atau apabila terjadi pelaporan atau keluhan dari warga yang turut menggunakan sumberdaya
sungai tersebut.
Bentuk Upaya PemantauanLingkungan Hidup 7.
Memantaukualitas limbahcair kelapa sawit yang telah diolah, danyang telahdilepas ke badanperairan penerima, agantetap berada di bawah baku mutuyang telahditetapkan.
Melakukan pemantauan pada sungai yang dekat dengan lokasi rencana kegiatan dengan melakukan pengukuran atau pengamatan terhadap parameter kualitas air sungai yang mengalami
perubahan mendasar dan harus dipantau adalah kadar padatan tersuspensi (TSS) padatan terlarut (TDS), pH air, BOD5, COD, total nitrogen (kadar amoniak, nitrat, nitrit) serta minyak dan
lemak
Lokasi Pemantauan LingkunganHidup 8.
Lokasi pemantauanlingkungan dilakukandi dalam lingkunganpabrik pengolahankelapa sawit terutama IPAL;
Sungai yang terdekat denganlokasi rencana kegiatan
Periode PemantauanLingkungan Hidup 9.
Periode pemantauan terhadap kualitas air limbah, berdasarkanKEP-51/MENLH/10/1995, Lampiran B dilakukan 1 (satu) kali dalamsebulan,
Periode pemantauan badan perairan penerima, yaitu sungai Air Tetap dan Sungai Air Sambat sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82, Tahun 2001, dilaksanakan setiap 6 bulan
sekali.
Institusi Pengelola dan Pemantauan LingkunganHidup 10.
Instansi Pelaksana
: PT. Sinar Kencana Inti Perkasa.
Instansi Pengawas
: BLHD Kabupaten Kotabaru.
http://dc316.4shared.com/doc/xUoIiSAr/preview.html
8 of 26 6/6/2014 10:19 PM
Instansi Penerima
Pelaporan
: Bupati melalui BLHD KabupatenKotabaru
Komponen Sosekbud 1.
Peni ngkatan Kesempatan Kerj a dan Pel uang Berusaha 1.
Sumber Dampak 1.
Sumber dampak yang ditimbulkanakibat peningkatankesempatan kerja dan peluang berusaha adalahpada saat penerimaan tenaga kerja operasi
J enis Dampak 2.
J enis dampak yang timbul dari sumber dampak tersebut adalahakibat peningkatan kesempatankerja danpeluang berusaha
BesaranDampak 3.
Meningkatnya kesempatan berusaha bagi masyarakat lokal khususnya yang terkena dampak secara langsung, yang dapat diketahui dari penelitian berkala, pendapatan perkapita, tingkat
konsumsi dan biaya hidup masyarakat..
Berkembangnya sarana dan prasarana perekonomian, yang dapat diketahui dengan bertambah ramainya kegiatan perekonomian seperti pasar, kios/warung kelontong, aktifitas ekonomi,
serta kegiatanproduktif lainnya.
Bentuk Upaya PengelolaanLingkunganHidup 4.
Memberikan kesempatan bagi masyarakat, khususnya petani/pekebun yang terkena dampak langsung kegiatan pabrik kelapa sawit, untuk dapat bekerja sebagai karyawan sesuai dengan
kualifikasi dan kebutuhantenaga kerja yang diperlukan,
Memberikanpelatihandanbimbinganusaha pada masyarakat terkena dampak, mengenai peluang usaha yang baru, di luar sektor pertanian;
Berpartisipasi dalammenyediakandanmelengkapi sarana dan prasarana perekonomian, sehubungandenganpeningkatan aktifitas pekerjaanyang berlangsung.
Memfasilitasi warga masyarakat yang terkena dampak, untuk diprioritaskan sebagai angkatan kerja yang diperlukanpada tahap operasi;
Memberikaninformasi tentang peluang kerja secara transparankepada warga dan tokok masyarakat di sekitar proyek;
Berpartisipasi dalam membentuk lembaga desa ataudivisi pengelolaanlingkungan di pihak pemrakarsa, yang bertanggungjawab terhadap pertumbuhanperekonomian masyarakat di sekitar
wilayahstudi.
Melakukankoordinasi dengan perangkat desa setempat, dalammelakukanperencanaan, danpelaksanaanprogramkemitraan denganmasyarakat setempat sekitar wilayahstudi.
Lokasi PengelolaanLingkunganHidup 5.
Pengelolaanlingkungandilakukandi desa-desa yang tercakup dalamareal PKS PT SKIP (Pemrakarsa) yaitu di BagianSDM Kantor PT SKIP.
Periode PengelolaanLingkungan 6.
Pengelolaan dilakukan minimal sekali dalam setiap tahun selama tahap operasi perkebunan dan PKS atau disesuaikan dengan kebutuhan tenaga kerja dan peraturan dan perundangan
yang berlaku pada saat kegiatanoperasi berlangsung
Bentuk Upaya PemantauanLingkungan Hidup 7.
Melakukan wawancara dengan tenaga kerja operasi mengenai asal daerah dan tingkat upah yang diterima, termasuk juga melakukan survai terhadap masyarakat di desa-desa lingkup
wilayah proyek perkebunantersebut mengenai proses perekrutan tenaga kerja operasi olehpihak pemrakarsa (PT. SKIP).Hal ini dilakukankarena :
Untuk mengetahui apakah kesempatan kerja yang ada selama tahap operasi benar-benar dapat dimanfaatkan atau diisi oleh tenaga kerja setempat, khususnya desa-desa yang tercakup
dalamwilayahperkebunansawit danpabrik pengolahannya sehingga dapat meningkatkanpendapatanmasyarakat.
Untuk mengetahui jumlah atau proporsi tenaga kerja dan pengusaha lokal yang aktif memanfaatkan peluang kerja dan usaha yang berkembang akibat dari operasi perkebunan sawit dan
pabrik pengolahannya.
Untuk mengetahui apakahterjadi peningkatanpendapatan masyarakat di sekitar wilayahperkebunankelapa sawit danpabrik pengolahannya.
Lokasi Pemantauan LingkunganHidup 8.
Pemantauan lingkungandilakukan di desa-desa yang tercakup dalamareal PKS PT SKIP dandi BagianSDM Kantor PT SKIP.
Periode PemantauanLingkungan Hidup 9.
Pemantauan dilakukan minimal sekali dalam setiap tahun selama tahap operasi PKS PT SKIP atau disesuaikan dengan kebutuhan tenaga kerja dan peraturan yang berlaku pada saat
kegiatan operasi berlangsung.
Institusi Pengelola dan Pemantauan LingkunganHidup 10.
Instansi Pelaksana
: PT. Sinar Kencana Inti Perkasa.
Instansi Pengawas
: BLHD Kabupaten Kotabaru.
Instansi Penerima
Pelaporan
: Bupati melalui BLHD KabupatenKotabaru
http://dc316.4shared.com/doc/xUoIiSAr/preview.html
9 of 26 6/6/2014 10:19 PM
Peni ngkatan Pendapatan Masyarakat 2.
Sumber Dampak 1.
Sumber dampak terhadap peningkatanpendapatan masyarakat pada tahap opersi dari rencana kegiatan ini adalahpada saat dilakukan penerimaantenaga kerja operasi.
J enis Dampak 2.
J enis dampak yang ditimbulkandari sumber dampak tersebut adalahpeningkatanpendapatanmasyarakat
BesaranDampak 3.
Meningkatnya pendapatanper kapita, tingkat konsumsi danbiaya hidup masyarakat.;
Berkembangnya sarana dan prasarana perekonomian, yang dapat diketahui dengan bertambah ramainya kegiatan perekonomian seperti pasar, kios / warung kelontong, aktifitas ekonomi,
serta kegiatanproduktif lainnya;
Bentuk Upaya PengelolaanLingkunganHidup 4.
Memberikankesempatanbagi masyarakat/petani/pekebunyang terkena dampak langsung kegiatan pabrik kelapa sawit, untuk dapat bekerja sebagai pekerja, yang sesuai dengankualifikasi
dankebutuhantenaga kerja yang diperlukan;
Memberikanpelatihandanbimbinganusaha pada masyarakat terkena dampak, mengenai peluang usaha yang baru,
Memaksimalkan penggunaan tenaga kerja dan keterlibatan pengusaha lokal dalam memanfaatkan kesempatan kerja dan peluang berusaha yang baru akibat operasional perkebunan dan
PKS PT. SKIP;
Memberikanbimbingandanpelatihanmanajemententang kewirausahaan(interpreneurship) kepada masyarakat;
Melakukanpemberdayaanekonomi terhadap masyarakat sekitar rencana kegiatan
Berpartisipasi dalammenyediakandanmelengkapi sarana dan prasarana perekonomian, sehubungandenganpeningkatan aktifitas pekerjaanyang berlangsung;
Memberikaninformasi tentang peluang kerja danusaha kepada warga dan tokohmasyarakat setempat di sekitar proyek;
Berpartisipasi dalam membentuk lembaga desa ataudivisi pengelolaanlingkungan di pihak pemrakarsa, yang bertanggungjawab terhadap pertumbuhanperekonomian masyarakat di sekitar
wilayahstudi.
Melakukankoordinasi dengan perangkat desa dankecamatansetempat, dalammelakukanperencanaan, danpelaksanaanprogramkemitraandenganmasyarakat setempat
Lokasi PengelolaanLingkunganHidup 5.
Lokasi pengelolaandilakukan di desa-desa yang dekat dengan lokasi rencana kegiatan
Periode PengelolaanLingkungan 6.
Periode pengelolaandilakukanselama tahap operasi,
Bentuk Upaya PemantauanLingkungan Hidup 7.
Melakukan survai lapangan dan wawancara dengan penduduk di desa-desa sekitar lokasi PKS PT SKIP mengenai cara penerimaan tenaga kerja operasional, wawancara dengan para
pekerja tahap operasi terkait dengantingkat upahdanjaminansosial lainnya, tugas pokok dankualifikasi tenaga kerja.
Melakukanobservasi lapanganmengenai ketersediaansarana danprasarana perekonomiandi tingkat desa sekitar lokasi rencana kegiatan
Kedua bentuk pengelolaantersebut diatas dilakukanyaituuntuk mengetahui :
Tingkat danperkembanganpendapatanmasyarakat, khususnya petani/pekebun, tingkat upahkerja danbiaya hidup masyarakat setempat.
Untuk mengetahui distribusi ataupemerataan pendapatanmasyarakat setempat.
Lokasi Pemantauan LingkunganHidup 8.
Pemantauan lingkungan dilakukan di desa-desa yang tercakup di dalam wilayah PKS PT. SKIP atau pada desa-desa yang menjadi binaan PT SKIP, serta di bagian SDM Kantor
Pemrakarsa (PT. SKIP).
Periode PemantauanLingkungan Hidup 9.
Pemantauan lingkungandilakukan secara kontinyumelalui fasilitator desa yang menjadi lokasi binaanPT SKIP dandilaporkansetiap 6 bulan sekali kepada pemerintahsetempat
Institusi Pengelola dan Pemantauan LingkunganHidup 10.
Instansi Pelaksana
: PT. Sinar Kencana Inti Perkasa.
Instansi Pengawas
: BLHD Kabupaten Kotabaru.
Instansi Penerima
Pelaporan
: Bupati melalui BLHD KabupatenKotabaru
Persepsi Masyarakat 3.
Sumber Dampak 1.
Komponen yang menjadi sumber dampak untuk dilakukanpengelolaan dan pemantauan lingkunganadalah :
Penerimaan tenaga kerja operasi
PengolahanTBS Kelapa Sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil)
PendistribusianProduk CPO
http://dc316.4shared.com/doc/xUoIiSAr/preview.html
10 of 26 6/6/2014 10:19 PM
Dampak terhadap peningkatan kualitas udara,peningkatan kebisingan,penurunan kualitas air permukaan, peningkatan kesempatan kerja dan peluang berusaha dan dampak terhadap
peningkatanpendapatan masyarakat
J enis Dampak 2.
Dampak yang ditimbulkandari rangkaianrencana kegiatanyang menjadi sumber dampak tersebut adalah munculnya persepsi masyarakat
BesaranDampak 3.
Besarandampak akandilihat berdasarkan hal-hal sebagai berikut :
Meningkatnya angkatan kerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat lokal khususnya yang terkena dampak secara langsung, yang dapat diketahui dari penelitian berkala, pendapatan
perkapita, tingkat konsumerisme masyarakat, biaya hidup, danpendapatanasli daerah setempat.
Ragampersepsi masyarakat yang muncul akibat rencana kegiatan yang dilakukanselama tahap konstruksi
Tidak terjadinya dampak terhadap dampak primer (Dampak terhadap peningkatan kualitas udara,peningkatan kebisingan,penurunan kualitas air permukaan, peningkatan kesempatan kerja
danpeluang berusaha dandampak terhadap peningkatanpendapatanmasyarakat)
Bentuk Upaya PengelolaanLingkunganHidup 4.
Memberikan kesempatan bagi masyarakat yang terkena dampak langsung dari rencana kegiatan pada tahap operasi, untuk dapat bekerja sebagai karyawan sesuai dengan kualifikasi dan
kebutuhantenaga kerja yang diperlukan;
Memfasilitasi warga masyarakat yang terkena dampak, untuk diprioritaskan sebagai angkatan kerja yang diperlukan;
Memberikaninformasi tentang peluang kerja secara transparankepada masyarakat di sekitar proyek;
Memberikaninformasi kepada tokoh masyarakat (formal dan informal), perihal kesempatankerja yang tersedia.
Melakukanpendekatankepada masyarakat dalambentuk partisipatif
Memaksimalkanpengelolaanlingkungan yang baik terhadap dampak primer yang muncul
Lokasi PengelolaanLingkunganHidup 5.
Lokasi pengelolaan dilakukan diareal tapak projek yang berkaitan dengandampak primer yang terjadi pada tahap konstruksi dan dilakukandi desa sekitar lokasi studi dengan bekoordinasi
denganpemerintahdesa dan tokohmasyarakat,pemuda setempat
Periode PengelolaanLingkungan 6.
Pengelolaan lingkunganini dilakukankontinyuselama tahap operasi berlangsung sehingga tercipta persepsi masyarakat positif terhadap rencana kegiatan yang akan dilakukan pada tahap
konnstruksi (meminamalisir persepsi negatif yang muncul)
Bentuk Upaya PemantauanLingkungan Hidup 7.
Melakukanpengamatanlangsung di lapangan
Mendata angkatankerja danlapangankerja
Melakukanwawancara mendalamdenganmasyarakat terkait denganpengelolaanlingkungan yang dilakukan
Dalam melakukan pemantauan ini pendekatan partisipatif menjadi pilihan untuk mengetahui ragam pendapat terkait dengan rencana kegiatan yang akan dilakukan pada tahap konstruksi
berlangsung
Melakukanpemantauan terhadap potensi dampak primer yang terjadi sepert telahdiuraikansebelumnya
Lokasi Pemantauan LingkunganHidup 8.
Lokasi pemantauanlingkungan dilakukandilokasi rencana pembangunanpabrik kelapa sawit dan didesa-desa sekitar lokasi rencana kegiatan opeasi berlangsung
Periode PemantauanLingkungan Hidup 9.
Waktupemantauan dilakukansecara tentatif selama tahap operasi berlangsung dandilaporkan setiap 6 bulansekali kepada pemerintahsetempat
Institusi Pengelola dan Pemantauan LingkunganHidup 10.
Instansi Pelaksana
: PT. Sinar Kencana Inti Perkasa.
Instansi Pengawas
: BLHD Kabupaten Kotabaru.
Instansi Penerima
Pelaporan
: Bupati melalui BLHD KabupatenKotabaru
1.
http://dc316.4shared.com/doc/xUoIiSAr/preview.html
11 of 26 6/6/2014 10:19 PM
Tahap Pasca operasi
Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya 1.
Penurunan Kesempatan Kerj a dan Pel uang Berusaha 1.
Sumber Dampak 1.
Sumber dampak terhadap penurunan kesempatankerja dan peluang berusaha pada tahap pasca operasi kegiatanPKS PT. SKIP adalah pelepasantenaga kerja ataupemutusan hubungan
kerja.
J enis Dampak 2.
J enis dampak yang timbul akibat sumber dampat tersebut adalahpenurunankesempatankerja danpeluang berusaha
BesaranDampak 3.
Meningkatnya pengangguran di tingkat desa sekitar lokasi PKS PT. SKIP.
Menurunnya tingkat pendapatanmasyarakat, khususnya petani/pekebun di sekitar lokasi PKS PT.SKIP.
Urbanisasi penduduk perdesaan di sekitar lokasi proyek ke ibukota kabupaten, provinsi, bahkan ke ibukota negara
Bentuk Upaya PengelolaanLingkunganHidup 4.
Memberikan pelatihan, bimbingan usaha dan permodalan pada pegawai yang yang akan terkena dampak pemutusan hubungan kerja (PHK) agar mandiri atau bisa menciptakan lapangan
pekerjaan baru;
Memberikaninformasi mengenai rencana pemrakarsa dalampemutusan hubungankerja (PHK) pegawai dan ketentuan-ketentuannya jauh-jauhhari
Proses PHK dilakukan secara tidak serentak tetapi berangsur-angsur
Membayar pesangonpegawai sesuai denganperaturan yang berlaku.;
Melakukankoordinasi dengan perangkat desa setempat, dalammelakukanperencanaandanpelaksanaan programpemutusanhubungankerja.
Lokasi PengelolaanLingkunganHidup 5.
Lokasi pengelolaan dilakukan di Bagian SDM Kantor Pemrakarsa (PT. SKIP) atau pihak ketiga yang diberi wewenang untuk melakukan hal-hal yang terkait dengan pengelolaanlingkungan
tahap pasca operasi terhadap para pegawai/karyawanPKS PT. SKIP.
Periode PengelolaanLingkungan 6.
Periode pengelolaandilakukansesuai dengan kebutuhanpada saat sebelumdansaat pasca operasi berjalan
Bentuk Upaya PemantauanLingkungan Hidup 7.
Melakukan observasi lapangan dan wawancara dengan penduduk warga desa sekitar lokasi PKS PT.SKIP mengenai ketersediaan kesempatan kerja dan peluang berusaha setelah
berakhirnya operasi kegiatan PT. SKIP di lokasi tersebut, termasuk juga melakukan wawancara dengan eks pekerja PT.SKIP mengenai proses pemutusan hubungan kerja oleh pihak
pemrakarsa (PT. SKIP).
Melakukanwawancara atau FGD dengantokoh masyarakat danaparat desa setempat dengan topik pembahasan mengenai pertumbuhan angkatankerja, tingkat pengangguran, urbanisasi,
danlainnya.
Lokasi Pemantauan LingkunganHidup 8.
Lokasi Pemantauandilakukandi desa-desa bekas lokasi PKS PT. SKIP.
Periode PemantauanLingkungan Hidup 9.
Periode Pemantauan dilakukan minimal dua kali dalamsetahunselama lima tahunsetelahberakhirnya kegiatan PT. SKIP atau sesuai dengankebutuhandi lapangan
Institusi Pengelola dan Pemantauan LingkunganHidup 10.
Instansi Pelaksana
: PT. Sinar Kencana Inti Perkasa.
Instansi Pengawas
: BLHD Kabupaten Kotabaru.
Instansi Penerima
Pelaporan
: Bupati melalui BLHD KabupatenKotabaru
Persepsi Masyarakat 2.
Sumber Dampak 1.
Sumber dampak yang terjadi akibat munculnya persepsi masyarakat pada tahap pasca operasi adalah:
Demobilisasi peralatandanmaterial
Pelepasantenaga kerja
Timbulnya dampak terhadap penurunankesempatan kerja dan peluang berusaha yang kemudian memunculkanmenurunnya pendapatanmasyarakat
J enis Dampak 2.
J enis dampak yang terjadi akibat dari sumber dampak tersebut adalahmunculnya persepsi masyarakat
BesaranDampak 3.
Munculnya persepsi masyarakat terhadap sumber dampak baik itupersepsi positif maupunnegatif
http://dc316.4shared.com/doc/xUoIiSAr/preview.html
12 of 26 6/6/2014 10:19 PM
Bentuk Upaya PengelolaanLingkunganHidup 4.
Bentuk pengelolaan lingkunganyang dilakukan berkaitandenganjenis dampak yang terjadi yaitumelalui :
Memberikanpelatihan, bimbinganusaha dan permodalanpada masyarakat terkena dampak, mengenai peluang usaha yang baru,
Melakukankoordinasi denganperangkat desa setempat, dalam melakukan perencanaan, danpelaksanaan programkemitraan denganmasyarakat setempat sekitar wilayah studi yang telah
dilakukanselama tahap operasi.
Lokasi PengelolaanLingkunganHidup 5.
Lokasi pengelolaandilakukan di desa-desa sekitar lokasi PKS PT SKIP.
Periode PengelolaanLingkungan 6.
Periode pengelolaandilakukan2 (dua) kali pada saat tahap pasca operasi.
Bentuk Upaya PemantauanLingkungan Hidup 7.
Melakukanpengamatanlangsung di lapangandanpengambilandata sekunder.
Lokasi Pemantauan LingkunganHidup 8.
Lokasi pemantauan dilakukan di desa-desa sekitar lokasi PKS PT SKIP.
Periode PemantauanLingkungan Hidup 9.
Dilakukanpada akhir kegiatanoperasional danberakhirnya masa kegiatanoperasional.
Institusi Pengelola dan Pemantauan LingkunganHidup 10.
Instansi Pelaksana
: PT. Sinar Kencana Inti Perkasa.
Instansi Pengawas
: BLHD Kabupaten Kotabaru.
Instansi Penerima
Pelaporan
: Bupati melalui BLHD KabupatenKotabaru
1.
http://dc316.4shared.com/doc/xUoIiSAr/preview.html
13 of 26 6/6/2014 10:19 PM
Matrik Upaya PengelolaanLingkungan(UKL) danUpaya PemantauanLingkungan(UKL)
No Sumber Dampak
Jenis
Dampak
Besaran Dampak
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi
Pengelola
dan
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Upaya
Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Lokasi
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Upaya
Pemantauan
Lingkungan Hidup
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Periode Pemantauan
Lingkungan Hidup
TAHAP KONSTRUKSI
Komponen Fisika-Kimia
1
Mobilisasi peralatan
danMaterial
Pembersihan lahan
(Clearing) dan
Pengurugan tanah
(cut and fill)
Pembangunan
Sarana dan
Prasarana Pabrik
dan Fasilitas
Pendukurng
Penurunan
kualitas
udara
Peraturan Pemerintah No. 41
Tahun 1999 tentang Baku
MutuUdara AmbienNasional
Pemilihan sistim,
metode dan
teknologi
pembersihan lahan
dan pengurugan
tanah yang
diperkirakan dapat
mengurangi kadar
debu,
Penggunaan
masker anti debu
secara kontinyubagi
pekerja, atau pada
aktifitas yang
berdekatan dengan
sumber pencemar
yang melebihi
ambang batas.
Mengatur kecepatan
kendaraan di lokasi
kegiatan
Mengadakan
penyuluhan kepada
para pekerja untuk
menggunakan alat
keselamatankerja.
Berpartisipasi
dalam membentuk
lembaga desa yang
bertanggungjawab
terhadap kegiatan
mobilisasi peralatan
dan material untuk
keperluan
pemadatanjalan.
Lokasi pengelolaan
lingkungan hidup
akan dilakukan
diareal pembersihan
lahan dan
pengurugan tanah
dan diareal
pembangunan
sarana dan
prasarana pabrik
dan fasilitas
pendukung serta
dilakukan didesa
yang terkena
dampak (jalur
mobilisasi peralatan
danmaterial).
Periode
pengelolaan
dilakukan
selama tahap
konstruksi
Pemantauan lingkungan
yang dilakukan yaitu
melalui pengambilan
sampel dan analisis
laboratorium, sehingga
paramater lingkungan
yang berkaitan dengan
kualitas udara seperti
SO2, NOx, CO, dan debu
dapatdiketahui dandapat
diperbandingkan dengan
baku mutu lingkungan
yang dipersyaratkan
dalam peraturan dan
perundangan yang
berlaku.
Pemantauan
lingkungan dilakukan
di areal tapak proyek
danpemukiman.
Pemantauan lingkungan
dilakukan minimal dua
kali selama tahap
konstruksi
Instansi
Pelaksana :
PT. Sinar
Kencana Inti
Perkasa.
Instansi
Pengawas :
BLHD
Kabupaten
Kotabaru.
Instansi
Penerima
Pelaporan:
Bupati
melalui
BLHD
Kabupaten
Kotabaru
2
Mobilisasi peralatan
danMaterial
Pembersihan lahan
(Clearing) dan
Pengurugan tanah
(cutand fill)
Pembangunan
Sarana dan
Prasarana Pabrik
dan Fasilitas
Pendukurng
peningkatan
kebisingan
Derajat kebisingan (dalam
satuan dB) tidak
diperbolehkan melebihi baku
mutu lingkungan tentang
kebisingan yang
dipersyaratkan dalam
peraturan dan perundangan
yang berlaku.
Memperlengkapi
pekerja dengan
perlengkapan
keselamatan dan
kesehatan kerja,
khususnya pelindung
pendengaran (ear
plug).
Tidak melakukan
pekerjaan malam
hari, dimana
masyarakat di
sekitarnya sedang
tidur/beristirahat
terutama untuk
kegiatan mobilisasi
perlatan dan
material.
Pengelolaan
dilakukan di areal
tapak proyek.
Pengelolaan
lingkungan
dilakukan pada
setiap
pelaksanaan
kegiatan yang
menghasilkan
kebisingan
selama tahap
konstruksi
Melakukan
pengukuran
tingkat
kebisingan di
lokasi tapak
proyek.
Memasang alat
pengukur
kebisingan di
dekat kegiatan
yang menjadi
sumber bising.
Pemantauan
dilakukan di areal
tapak proyek dan
pemukiman.
Pemantauan lingkungan
dilakukan minimal dua
kali selama tahap
konstruksi
Instansi
Pelaksana :
PT. Sinar
Kencana Inti
Perkasa.
Instansi
Pengawas :
BLHD
Kabupaten
Kotabaru.
Instansi
Penerima
Pelaporan:
Bupati melalui
BLHD
Kabupaten
Kotabaru
3
Pembersihan lahan
(Clearing) dan
Pengurugan tanah
(cutand fill)
Pembangunan
Sarana dan
Prasarana Pabrik
dan Fasilitas
Pendukurng
penurunan
kualitas air
permukaan
Tidak terjadinya
penurunan kualitas air
permukaan di Sungai
berdasarkan
PeraturanPemerintah
Nomor 82 Tahun
2001, tentang
Pengelolaan Kualitas
Air danPengendalian
Pencemaran Air atau
tidak melebihi baku
mutu lingkungan yang
diperasyaratkan
dalam peraturan
tersebut atau
peraturan dan
perundangan lainnya
yang berlaku.
Tidak adanya keluhan
Mempertahankan
kawasan sabuk
hijau (greenbelt) di
sepanjang
sempadan sungai
yang ada
Tidak melakukan
penebangan pada
kawasan
sempadan/greenbelt
di sepanjang sungai
yang ada.
Pendekatan ini
dapat dilakukan
dengan pengadaan
papan larangan
untuk melakukan
aktifitas apapun
yang bersifat
Lokasi pengelolaan
dilakukan di areal
rencana
pembangunan pabrik
dan areal
pembersihan lahan
dan pengurugan
tanah yang
berdekatan dengan
sungai
Pengelolaan
lingkungan
berkaitan
dengan
penurunan
kualitas air
permukaan
dilakukan
selama
berlangsungnya
tahap
konstruksi
Mengendalikan
dan
mempertahankan
integritas
perairan sungai
yang
bersangkutan
sebagai sarana
pemenuhan
kebutuhan akan
sumberdaya air
yang layak, yang
diatur dalam
Peraturan
Pemerintah
Nomor 82 Tahun
2001
Mengevaluasi
keberhasilan
Lokasi pemantauan
lingkungan dilakukan
di dalam lingkungan
pabrik pengolahan
kelapa sawit (PKS)
terutama terutama
pada sumber
dampaknya dan
pengambilan sampel
dilakukan disungai
terdekat dengan
tapak proyek
Lokasi pemantauan
lingkungan dilakukan di
dalam lingkungan pabrik
pengolahan kelapa sawit
(PKS) terutama terutama
pada sumber
dampaknya dan
pengambilan sampel
dilakukan disungai
terdekat dengan tapak
proyek
Instansi
Pelaksana :
PT. Sinar
Kencana Inti
Perkasa.
Instansi
Pengawas :
BLHD
Kabupaten
Kotabaru.
Instansi
Penerima
Pelaporan:
http://dc316.4shared.com/doc/xUoIiSAr/preview.html
14 of 26 6/6/2014 10:19 PM
No Sumber Dampak
Jenis
Dampak
Besaran Dampak
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi
Pengelola
dan
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Upaya
Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Lokasi
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Upaya
Pemantauan
Lingkungan Hidup
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Periode Pemantauan
Lingkungan Hidup
dari warga
masyarakatyang turut
menggunakan
sumberdaya sungai
tersebut terhadap
perubahan kualitas
air permukaan
(sungai).
merusak kawasan
sempadan sungai
/sabukhijau.
Pencegahan
dampak lingkungan
akibat limpasan dari
partikel tanah
tererosi dengan
cara membangun
saluran
pengendalian air
dan perangkap
sedimen. Tujuan
pembuatan saluran
pengendalian air
adalah
mengendalikan
limpasan air yang
berlebihan di musim
penghujan. tujuannya
untuk
memperlambat laju
aliran permukaan di
saluran
pembuangan atau
saluran alami,
mencegaherosi dan
memberikan
kesempatan lebih
besar infiltrasi air ke
dalam tanah.
Perangkap sedimen
dibuat di sepanjang
saluran
pembuangan,
saluran pengendali
air atau saluran
alami.
Pengelolaan limbah
cair dan limbah
padat diupayakan
maksimal
berdasarkan
standar operasional
prosedur yang telah
ditetapkan.
Drainase untuk
bengkel perawatan
alat berat harus
dilengkapi oil trap
dan wadah
penampungan
minyak.
Secara
bersama-sama
dengan masyarakat
setempat turut
menjaga kawasan
sempadan sungai,
beserta komponen
penyusunnya;
program
pengelolaan
lingkungan PT.
SKIP terhadap
kualitas air
sungai
Pengambilam
sampel air
sungan dan
analisis
laboratorium
sehingga dapat
mengetahui
perubahan
kualitas air
permukaan
akibat dari
rencana kegiatan
yang dilakukan
Bupati melalui
BLHD
Kabupaten
Kotabaru
Komponen Sosekbud
1 penerimaantenaga kerja
konstruksi
peningkatan
kesempatan
kerja dan
peluang
berusaha
Rencana kegiatan
pembangunanPKS ini pada
tahap konstruksi yaituakan
merekrutsekitar 30 orang
tenaga kerja lokal.
Memberikan
kesempatan
pertama atau
prioritas bagi
masyarakat sekitar
yang terkena
dampak langsung
rencana kegiatan
konstruksi untuk
dapat bekerja
sebagai pekerja
konstruksi dari
kontraktor
pembangunan
sesuai dengan
kualifikasi dan
kebutuhan tenaga
kerja yang
diperlukan;
Memfasilitasi warga
masyarakat yang
terkena dampak,
untuk diprioritaskan
sebagai angkatan
kerja yang
Pengelolaan
lingkungandilakukan
di desa-desa yang
tercakup dalamareal
rencana pembangunan
PKS PT SKIP
(Pemrakarsa) dandi
BagianSDM (bagian
penerimaantenaga
kerja) kantor PT SKIP
(Permaraksa).
Pengelolaan
dilakukan
selama tahap
konstruksi yang
berkaitan
dengan
penerimaan
tenaga kerja
konstruksi. Hal
ini disesuaikan
dengan
kebutuhanpada
saatkegiatan
konstruksi
berlangsung.
Melakukanwawancara
dengantenaga kerja
konstruksi pembangunan
pabrik mengenai asal
daerahdantingkatupah
yang diterima, termasuk
juga melakukansurvei
terhadap masyarakatdi
desa-desa lingkup wilayah
proyek PKS tersebut
mengenai proses
perekrutantenaga kerja
konstruksi olehpihak
pemrakarsa (PT. SKIP).
Pemantauan
lingkungandilakukan
di desa-desa yang
tercakup dalamareal
PKS dandi Bagian
SDM Kantor
Permaraksa (PT
SKIP).
Pemantauandilakukan
minimal sekali selama
tahap konstruksi PKS atau
disesuaikandengan
kebutuhantenaga kerja
danperaturanyang
berlakupada saat
kegiatankonstruksi
berlangsung.
Instansi
Pelaksana :
PT. Sinar
Kencana Inti
Perkasa.
Instansi
Pengawas :
BLHD
Kabupaten
Kotabaru.
Instansi
Penerima
Pelaporan:
Bupati melalui
BLHD
Kabupaten
Kotabaru
http://dc316.4shared.com/doc/xUoIiSAr/preview.html
15 of 26 6/6/2014 10:19 PM
No Sumber Dampak
Jenis
Dampak
Besaran Dampak
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi
Pengelola
dan
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Upaya
Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Lokasi
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Upaya
Pemantauan
Lingkungan Hidup
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Periode Pemantauan
Lingkungan Hidup
diperlukan;
Memberikan
informasi tentang
peluang kerja
secara transparan
kepada masyarakat
dan aparat desa di
sekitar proyek;
Menyediakan dan
melengkapi sarana
dan prasarana
perekonomian,
sehubungan dengan
peningkatanaktifitas
pekerjaan yang
berlangsung.
Melakukan
koordinasi dengan
perangkat desa
setempat, dalam
melakukan
perencanaan, dan
pelaksanaan
program kemitraan
dengan masyarakat
setempat sekitar
wilayahstudi.
2 Penerimaantenaga kerja
konstruksi
peningkatan
pendapatan
masyarakat
Meningkatnya tingkat
upah kerja di sektor
pertanian,
pendapatan
perkapita, tingkat
konsumsi dan biaya
hidup masyarakat;
Berkembangnya
sarana dan
prasarana
perekonomian, yang
dapat diketahui
dengan bertambah
ramainya kegiatan
perekonomianseperti
pasar, kios / warung
kelontong, aktifitas
ekonomi, serta
kegiatan produktif
lainnya;
Memberikan
kesempatan bagi
masyarakat yang
terkena dampak
langsung kegiatan
pembangunan
pabrik kelapa sawit
untuk dapat bekerja
sebagai
karyawan/pekerja,
yang sesuai dengan
kualifikasi dan
kebutuhan tenaga
kerja yang
diperlukan selama
tahap konstruksi;
Memaksimalkan
penggunaan tenaga
kerja dan peran
pengusaha lokal;
Memberikan
informasi tentang
peluang kerja dan
usaha kepada tokoh
masyarakat dan
penduduk di sekitar
proyek;
Melakukan
koordinasi dengan
perangkat desa
setempat, dalam
melakukan
perencanaan, dan
pelaksanaan
program kemitraan
dengan masyarakat
setempat sekitar
wilayahstudi
Pengelolaan
lingkungandilakukan
di kantor desa yang
tercakup di dalam
wilayahPKS PT. SKIP
misalnya dilakukan
kegiatansosialisasi
pembangunanpabrik
dansistem
penerimaantenaga
kerja, kemudianuntuk
penerimaantenaga
kerja/pegawai
dilakukandi bagian
SDM Kantor
Pemrakarsa (PT.
SKIP).
Dilakukan
selama tahap
konstruksi
Melakukanwawancara
dengantenaga kerja
konstruksi pembangunan
pabrik pengolahannya
mengenai asal daerahdan
tingkatupahyang diterima,
termasuk juga melakukan
survai terhadap masyarakat
di desa-desa lingkup
wilayahproyek tersebut
mengenai proses
perekrutantenaga kerja
konstruksi olehpihak
pemrakarsa (PT SKIP)
Pemantauan
lingkungandilakukan
di desa-desa yang
tercakup dalamareal
pembangunanPKS
Pemrakarsa dandi
BagianSDM Kantor
Permaraksa
Pemantauandilakukan
minimal satukali selama
tahap konstruksi
berlangsung
Instansi
Pelaksana :
PT. Sinar
Kencana Inti
Perkasa.
Instansi
Pengawas :
BLHD
Kabupaten
Kotabaru.
Instansi
Penerima
Pelaporan:
Bupati melalui
BLHD
Kabupaten
Kotabaru
3
Penerimaan tenaga
kerja konstruksi
Mobilisasi Peralatan
danMaterial
Pembersihan lahan
(Clearing) dan
Pengurugan tanah
(cutand fill)
Pembangunan
Sarana dan
Prasarana Pabrik
dan Fasilitas
Pendukung
Dampak terhadap
peningkatan kualitas
persepsi
masyarakat Meningkatnya
angkatan kerja dan
kesempatan
berusaha bagi
masyarakat lokal
khususnya yang
terkena dampak
secara langsung,
yang dapat diketahui
dari penelitian
berkala, pendapatan
perkapita, tingkat
konsumerisme
masyarakat, biaya
hidup, dan
pendapatan asli
daerahsetempat.
Memberikan
kesempatan bagi
masyarakat yang
terkena dampak
langsung dari
rencana kegiatan
pada tahap
konstruksi
pembangunan
pabrik kelapa sawit,
untuk dapat bekerja
sebagai karyawan
sesuai dengan
kualifikasi dan
kebutuhan tenaga
kerja yang
diperlukan;
Lokasi pengelolaan
dilakukandiareal
tapak projek yang
berkaitandengan
dampak primer yang
terjadi pada tahap
konstruksi dan
dilakukandi desa
sekitar lokasi studi
denganbekoordinasi
denganpemerintah
desa dantokoh
masyarakat,pemuda
setempat
Pengelolaan
lingkunganini
dilakukan
kontinyuselama
tahap konstruksi
berlangsung
sehingga tercipta
persepsi
masyarakat
positif terhadap
rencana kegiatan
yang akan
dilakukanpada
tahap
konnstruksi
(meminamalisir
persepsi negatif
yang muncul)
Melakukan
pengamatan
langsung di
lapangan
Mendata
angkatan kerja
dan lapangan
kerja
Melakukan
wawancara
mendalam
dengan
masyarakat
terkait dengan
pengelolaan
lingkungan yang
Lokasi pemantauan
lingkungandilakukan
dilokasi rencana
pembangunanpabrik
kelapa sawitdan
didesa-desa sekitar
lokasi rencana
kegiatankonstruksi
berlangsung
Waktupemantauan
dilakukansecara tentatif
selama tahap konstruksi
berlangsung
Instansi
Pelaksana :
PT. Sinar
Kencana Inti
Perkasa.
Instansi
Pengawas :
BLHD
Kabupaten
Kotabaru.
Instansi
Penerima
Pelaporan:
http://dc316.4shared.com/doc/xUoIiSAr/preview.html
16 of 26 6/6/2014 10:19 PM
No Sumber Dampak
Jenis
Dampak
Besaran Dampak
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi
Pengelola
dan
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Upaya
Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Lokasi
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Upaya
Pemantauan
Lingkungan Hidup
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Periode Pemantauan
Lingkungan Hidup
udara,peningkatan
kebisingan,penurunan
kualitas air
permukaan,
peningkatan
kesempatan kerja
dan peluang
berusaha dan
dampak terhadap
peningkatan
pendapatan
masyarakat
Ragam persepsi
masyarakat yang
muncul akibat
rencana kegiatan
yang dilakukan
selama tahap
konstruksi
Tidak terjadinya
dampak terhadap
dampak primer
(Dampak terhadap
peningkatan kualitas
udara,peningkatan
kebisingan,penurunan
kualitas air
permukaan,
peningkatan
kesempatan kerja
dan peluang
berusaha dan
dampak terhadap
peningkatan
pendapatan
masyarakat)
Memfasilitasi warga
masyarakat yang
terkena dampak,
untuk diprioritaskan
sebagai angkatan
kerja yang
diperlukan;
Memberikan
informasi tentang
peluang kerja
secara transparan
kepada masyarakat
di sekitar proyek;
Memberikan
informasi kepada
tokoh masyarakat
(formal dan
informal), perihal
kesempatan kerja
yang tersedia.
Melakukan
pendekatan kepada
masyarakat dalam
bentukpartisipatif
Memaksimalkan
pengelolaan
lingkungan yang
baik terhadap
dampak primer yang
muncul
dilakukan
Dalam
melakukan
pemantauan ini
pendekatan
partisipatif
menjadi pilihan
untuk mengetahui
ragam pendapat
terkait dengan
rencana kegiatan
yang akan
dilakukan pada
tahap konstruksi
berlangsung
Melakukan
pemantauan
terhadap potensi
dampak primer
yang terjadi
sepert telah
diuraikan
sebelumnya
Bupati melalui
BLHD
Kabupaten
Kotabaru
Tahap Operasi
Komponen Fisik-Kimia
1 Pengolahan TBS Kelapa
Sawit menjadi CPO (Crude
Palm Oil)
J enis
dampak
yang
berpotensi
terjadi dari
sumber
dampak
tersebut
adalah
penurunan
kualitas
udara baik
itu udara
ambien
maupun
udara emisi
Besaran dampak yang
dihasilkan akan dilihat
berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 41 Tahun
1999 tentang Baku Mutu
Udara Ambien Nasional atau
peraturan dan perundangan
lainnya yang berkaitan dengan
bakumutukualitas udara untuk
industri kelapa sawit yang
relevandanberlaku
Mengurangi emisi
gas buang dari
mesin-mesin:
merawat mesin
secara rutin,
melakukan uji emisi
secara rutin.
Penggunaan
masker anti debu
secara kontinyubagi
pekerja, atau pada
aktifitas yang
berdekatan dengan
sumber pencemar
yang melebihi
ambang batas.
Mengendalikan
kualitas udara di
sekitar wilayah
kegiatandandaerah
sebaran
dampaknya,
khususnya debu
partikulat agar tidak
melampaui baku
mutuyang berlaku.
Mengendalikan dan
mencegah dampak
turunanyang muncul,
akibat menurunnya
kualitas udara dari
kegiatan
Pengolahan TBS
Kelapa Sawit
menjadi CPO
(Crude PalmOil).
Lokasi pengelolaan
di area sekitar pabrik
pengolahan TBS
Kelapa Sawit
menjadi CPO (Crude
PalmOil).
Pengelolaan
dampak
terhadap
penurunan
kualitas udara
dilakukan
sepanjang
waktu selama
tahap operasi
berlangsung
Bentuk pemantauan yang
dilakukan berkaitan
dengan jenis dampak
yang terjadi (penurunan
kualitas udara) adalah
melalui pengambilan
sampel (udara ambeien
dan emisi) di lapangan,
lalu di analisis di
laboratorium yang
terkreditasi sehingga
parameter lingkungan
yang berkaitan dengan
kualitas udara seperti
SO2, CO, NOX, dan
partikel debu dapat
diketahui lalu
diperbandingkan dengan
baku mutu lingkungan
yang dipersyaratkan
dalam peraturan dan
perundangan yang
berlaku.
Lokasi pemantauan
dilakukan di areal
pabrik kelapa sawit
dan desa terdekat
dari pabrik kelapa
sawitPT SKIP
Periode pemantauan
dilakukan6 (enam) bulan
sekali untuk mengetahui
tingkat emisi cerobong
asap dan udara ambien
di sekitar pabrik
pengolahan.
Instansi
Pelaksana :
PT. Sinar
Kencana Inti
Perkasa.
Instansi
Pengawas :
BLHD
Kabupaten
Kotabaru.
Instansi
Penerima
Pelaporan:
Bupati melalui
BLHD
Kabupaten
Kotabaru
2 Pengolahan TBS Kelapa
Sawit menjadi CPO (Crude
Palm Oil)
Peningkatan
Kebisingan
Besarandampak kebisingan
mengacupada ambang
batas kebisinganyang
berlakuberdasarkan
peraturandanperundangan
yang berlaku.
Penggunaanpenutup
telinga (ear plug), secara
kontinyubagi pekerja, atau
pada aktifitas yang
berdekatandengansumber
pencemar
Lokasi pengelolaan
di area sekitar
pabrik pengolahan
TBS
Pengelolaan
dampak
terhadap
peningkatan
kebisingan
dilakukan
sepanjang
waktuselama
tahap operasi
berlangsung
Melakukanpengukuran
tingkatkebisingan
dengansound level
meter di lokasi PKS PT
SKIP danmelakukan
pemantauanterhadap
ketaatantenaga kerja
dalammenjalankanSOP
tentang pengelolaan
lingkunganterhadap
kebisingan
Lokasi pengelolaan
di area sekitar
pabrik pengolahan
TBS
Periode pemantauan
dilakukan6 (enam)
bulansekali untuk
mengetahui tingkat
kebisingandi sekitar
pabrik pengolahan
kelapa sawit.
Instansi
Pelaksana :
PT. Sinar
Kencana Inti
Perkasa.
Instansi
Pengawas :
BLHD
Kabupaten
http://dc316.4shared.com/doc/xUoIiSAr/preview.html
17 of 26 6/6/2014 10:19 PM
No Sumber Dampak
Jenis
Dampak
Besaran Dampak
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi
Pengelola
dan
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Upaya
Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Lokasi
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Upaya
Pemantauan
Lingkungan Hidup
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Periode Pemantauan
Lingkungan Hidup
Kotabaru.
Instansi
Penerima
Pelaporan:
Bupati melalui
BLHD
Kabupaten
Kotabaru
3 Pengolahan TBS Kelapa
Sawit menjadi CPO (Crude
Palm Oil)
peningkatan
kebauan.
Besaran dampak kualitas
kebauan mengacu pada
ambang batas kualitas udara
tentang kebauan berdasarkan
peraturan dan perundangan
yang berlaku.
Penggunaan masker secara
kontinyu bagi pekerja, atau
pada aktifitas yang
berdekatan dengan sumber
pencemar.
Lokasi pengelolaan
di area sekitar pabrik
pengolahanTBS dan
pengolahanlimbah
Pengelolaan
dampak
kualitas udara
dilakukan
sepanjang
waktu selama
beroperasi
Bentuk pemantauan yang
dilakukan berkaitan
dengan jenis dampak
tersebut adalah
melakukan uji tingkat
kebauan pada dilokasi
sumber dampak yang
terjadi.
Lokasi pemantauan
dilakukan dilokasi
sumber dampak
yang terjadi baik itu
dilokasi pabrik
maupun di lokasi
IPAL
Periode pemantauan
dilakukan6 (enam) bulan
sekali untuk mengetahui
tingkat kebauan di
sekitar pabrik
pengolahan kelapa sawit
danlokasi IPAL.
Instansi
Pelaksana :
PT. Sinar
Kencana Inti
Perkasa.
Instansi
Pengawas :
BLHD
Kabupaten
Kotabaru.
Instansi
Penerima
Pelaporan:
Bupati melalui
BLHD
Kabupaten
Kotabaru
4 Pengolahan TBS Kelapa
Sawit menjadi CPO (Crude
Palm Oil)
Penurunan
kualitas air
permukaan
Tidak terjadinya
penurunan kualitas air
permukaan
berdasarkan
PeraturanPemerintah
Nomor 82 Tahun
2001, tentang
Pengelolaan Kualitas
Air.
Tidak adanya keluhan
dari warga
masyarakatyang turut
menggunakan
sumbedaya perairan
tersebut, terhadap
perubahan kualitas
air sungai.
Tidak adanya gejala-
gejala penyakit, yang
disebabkan oleh
adanya penurunan
kualitas air
permukaan
(waterborne
diseases).
Mempertahankan
kawasan sabuk
hijau (greenbelt) di
sepanjang
sempadan sungai
yang ada, dan
melakukan tindakan
konservasi tanah
dan air seperti pada
teknik pengelolaan
dampak
peningkatan laju
erosi danlongsor.
Tidak melakukan
penebangan pada
kawasan
sempadan/greenbelt
di sepanjang sungai
yang ada.
Pendekatan ini
dapat dilakukan
dengan pengadaan
papan larangan
untuk melakukan
aktifitas apapun
yang bersifat
merusak kawasan
sempadan sungai
/sabukhijau.
Pengelolaan limbah
cair domestik dari
perumahan
karyawan ataupun
aktivitas domestik
dilakukan sesuai
jenis limbah. Limbah
tinja atau WC diolah
dengan cara
menyalurkan dalam
septic tank yang
dibangun khusus
untuk limbah tinja
atau WC sehingga
tidak mencemari
sungai. Limbah cair
yang berasal dari
dapur dan kamar
mandi dialirkan ke
IPAL dan diolah
bersama-sama
dengan limbah cair
dari pabrik.
Sebelum dialirkan
ke IPAL, limbah cair
harus melalui
penyaring kasar
Lokasi
pengelolaan
dilakukan di
sungai
(DAS) yang
dekat
dengan
lokasi
pabrik yang
berpotensi
terkena
dampak
oleh
kegiatan
pada tahap
operasi
Pemantauan
kualitas air
terutama
dilakukan di
sekitar outlet
dari Pabrik
Kelapa
Sawit.
Masyarakat
desa di
wilayahstudi
atau yang
langsung
terkena
dampak dari
kegiatan
perkebunan
dan pabrik
kelapa
sawit.
Pengelolaan
terhadap badan
perairansungai
di sekitar lokasi
perkebunandan
pabrikkelapa
sawit, sesuai
dengan
Peraturan
Pemerintah
Nomor 82 Tahun
2001, tentang
Pengelolaan
Kualitas Air dan
Pengendalian
PencemaranAir,
dilakukan
denganfrekuensi
1 bulansekali
atauapabila
terjadi pelaporan
ataukeluhandari
warga yang turut
menggunakan
sumberdaya
sungai tersebut.
Memantau
kualitas limbah
cair kelapa sawit
yang telahdiolah,
dan yang telah
dilepas ke badan
perairan
penerima, agan
tetap berada di
bawahbakumutu
yang telah
ditetapkan.
Melakukan
pemantauan
pada sungai
yang dekat
dengan lokasi
rencana kegiatan
dengan
melakukan
pengukuran atau
pengamatan
terhadap
parameter
kualitas air
sungai yang
mengalami
perubahan
mendasar dan
harus dipantau
adalah kadar
padatan
tersuspensi
(TSS) padatan
terlarut(TDS), pH
air, BOD5, COD,
total nitrogen
(kadar amoniak,
nitrat, nitrit) serta
minyak dan
lemak
Lokasi
pemantauan
lingkungan
dilakukan di
dalam
lingkungan
pabrik
pengolahan
kelapa
sawit
terutama
IPAL;
Sungai yang
terdekat
dengan
lokasi
rencana
kegiatan
Periode
pemantauan
terhadap
kualitas air
limbah,
berdasarkan
KEP-51/MENLH
/10/1995,
Lampiran B
dilakukan 1
(satu) kali dalam
sebulan,
Periode
pemantauan
badan perairan
penerima, yaitu
sungai Air Tetap
dan Sungai Air
Sambat sesuai
dengan
Peraturan
Pemerintah
Nomor 82,
Tahun 2001,
dilaksanakan
setiap 6 bulan
sekali.
Instansi
Pelaksana :
PT. Sinar
Kencana Inti
Perkasa.
Instansi
Pengawas :
BLHD
Kabupaten
Kotabaru.
Instansi
Penerima
Pelaporan:
Bupati melalui
BLHD
Kabupaten
Kotabaru
http://dc316.4shared.com/doc/xUoIiSAr/preview.html
18 of 26 6/6/2014 10:19 PM
No Sumber Dampak
Jenis
Dampak
Besaran Dampak
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi
Pengelola
dan
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Upaya
Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Lokasi
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Upaya
Pemantauan
Lingkungan Hidup
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Periode Pemantauan
Lingkungan Hidup
untuk memisahkan
sampahdankotoran
yang terbawa limbah
cair domestik.
Perlu juga dilakukan
pencegahan
pencemaran air
sungai oleh limbah
padat domestik.
Upaya pengelolaan
limbah padat
domestik dari
pemukiman dan
pabrik dilakukan
bersamaan dengan
cara menampung
limbah padat di
tempatpembuangan
sampah sementara.
Untuk limbah
organik akan
dibawa ke area
pengkomposan unit
pengolahan limbah
padat, sementara
untuk limbah
anorganik akan
dikumpulkan dan
diangkut ke tempat
pembuangan
sampahakhir.
Limbah cair dari
pabrik akan dikelola
dengan cara
membuat Instalasi
Pengolahan Air
Limbah (IPAL)
berdasarkan sistem
tangki anaerobik
danaerasi lanjut.
Upaya
penangkapan
biogas yang
dihasilkan dari
proses anaerobik
merupakan salah
satu cara
mengurangi
penggunaan solar
untuk pembangkit
tenaga listrik,
mengurangi bau
(odor) di udara,
mengurangi
lepasnya gas metan
di udara yang
berdampak
terhadap
peningkatan gas
rumah kaca di
atmosfer dan
sumber bahanbakar
di boiler, bahkan
bila memungkinkan
dapat dimanfaatkan
untuk sumber
tenaga listrik bagi
fasilitas pendukung
di sekitar areal
pabrik.
Tempat
penumpukan
cangkang dan
TKKS dibangun
khusus dengan
lantai dasar terbuat
dari bahan yang
tidak tembus air dan
kuat dengan
spesifikasi dapat
menghindari
terjadinya amblesan
dan mencegah
terjadinya rembesan
air resapan pada
timbunan ke dalam
tanah dan air tanah.
Saluran air yang
dilengkapi dengan
sedimen trap
memiliki kapasitas
pengaliran yang
memadai untuk
http://dc316.4shared.com/doc/xUoIiSAr/preview.html
19 of 26 6/6/2014 10:19 PM
No Sumber Dampak
Jenis
Dampak
Besaran Dampak
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi
Pengelola
dan
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Upaya
Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Lokasi
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Upaya
Pemantauan
Lingkungan Hidup
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Periode Pemantauan
Lingkungan Hidup
mengalirkan tirisan
air hujan dan atau
air resapan keluar
menuju drainase di
sekitar pabrik
Pengelolaan limbah
cair dan limbah
padat diupayakan
berdasarkankonsep
zero emission serta
standar operasional
prosedur yang telah
ditetapkan dengan
menerapkan prinsip
minimalisasi limbah,
pemanfaatan
kembali (recycle)
nutrisi dan
penggunaan energi
terbarukan
(biomassa)
Memberikan
pelatihan kepada
warga masyarakat
terkena dampak,
dalam kompetensi
pemanfaatan
berbagai bentuk
limbahkelapa sawit,
untuk meningkatkan
taraf hidup;
Secara
bersama-sama
dengan masyarakat
setempat turut
menjaga kawasan
sempadan sungai,
beserta komponen
penyusunnya;
Memfasilitasi
pengadaantanaman
budidaya bagi
masyarakat dan
melakukan
penanaman di
sekitar sempadan
sungai, sehingga
kawasan tersebut
dapat memberikan
nilai ekonomi bagi
masyarakat
setempat,
disamping nilai
ekologinya.
Mengalokasikan
dana/pembiayaan
untuk melaksanakan
pendekatan
teknologi tersebut.
Pembekalan
kepada karyawan
mengenai teknik
pengelolaan dan
pelestarian
lingkungan hidup
yang dilaksanakan
oleh instansi teknis
terkait
Melakukan
koordinasi dengan
lembaga desa
setempat dalam
upaya
mengoptimalkan
pelestarian,
pengelolaan
lingkungan,
meningkatkan
pendapatan warga
masyarakat terkena
dampak, melalui
berbagai
pembekalan
ketrampilan
pemanfaatan limbah
kelapa sawit.
Melakukan
pendekatan kepada
masyarakat
peternak yang
http://dc316.4shared.com/doc/xUoIiSAr/preview.html
20 of 26 6/6/2014 10:19 PM
No Sumber Dampak
Jenis
Dampak
Besaran Dampak
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi
Pengelola
dan
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Upaya
Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Lokasi
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Upaya
Pemantauan
Lingkungan Hidup
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Periode Pemantauan
Lingkungan Hidup
berada di sekitar
lokasi pabrik untuk
dapat
memanfaatkan
limbah padat PKS
yang telah diolah
sebagai sumber
pakan.
Komponen Sosekbud
1 Penerimaantenaga kerja
operasi
peningkatan
kesempatan
kerja dan
peluang
berusaha
Meningkatnya
kesempatan
berusaha bagi
masyarakat lokal
khususnya yang
terkena dampak
secara langsung,
yang dapat diketahui
dari penelitian
berkala, pendapatan
perkapita, tingkat
konsumsi dan biaya
hidup masyarakat..
Berkembangnya
sarana dan
prasarana
perekonomian, yang
dapat diketahui
dengan bertambah
ramainya kegiatan
perekonomianseperti
pasar, kios/warung
kelontong, aktifitas
ekonomi, serta
kegiatan produktif
lainnya
Memberikan
kesempatan bagi
masyarakat,
khususnya
petani/pekebun
yang terkena
dampak langsung
kegiatan pabrik
kelapa sawit, untuk
dapat bekerja
sebagai karyawan
sesuai dengan
kualifikasi dan
kebutuhan tenaga
kerja yang
diperlukan,
Memberikan
pelatihan dan
bimbingan usaha
pada masyarakat
terkena dampak,
mengenai peluang
usaha yang baru, di
luar sektor
pertanian;
Berpartisipasi
dalam menyediakan
dan melengkapi
sarana dan
prasarana
perekonomian,
sehubungan dengan
peningkatanaktifitas
pekerjaan yang
berlangsung.
Memfasilitasi warga
masyarakat yang
terkena dampak,
untuk diprioritaskan
sebagai angkatan
kerja yang
diperlukan pada
tahap operasi;
Memberikan
informasi tentang
peluang kerja
secara transparan
kepada warga dan
tokok masyarakat di
sekitar proyek;
Berpartisipasi
dalam membentuk
lembaga desa atau
divisi pengelolaan
lingkungan di pihak
pemrakarsa, yang
bertanggungjawab
terhadap
pertumbuhan
perekonomian
masyarakat di
sekitar wilayahstudi.
Melakukan
koordinasi dengan
perangkat desa
setempat, dalam
melakukan
perencanaan, dan
pelaksanaan
program kemitraan
dengan masyarakat
setempat sekitar
wilayahstudi.
Pengelolaan
lingkungandilakukan
di desa-desa yang
tercakup dalamareal
PKS PT SKIP
(Pemrakarsa) yaitu
di BagianSDM
Kantor PT SKIP.
Pengelolaan
dilakukan
minimal sekali
dalamsetiap
tahunselama
tahap operasi
perkebunan
danPKS atau
disesuaikan
dengan
kebutuhan
tenaga kerja
danperaturan
dan
perundangan
yang berlaku
pada saat
kegiatan
operasi
berlangsung
Melakukanwawancara
dengantenaga kerja
operasi mengenai asal
daerahdantingkatupah
yang diterima, termasuk
juga melakukansurvai
terhadap masyarakatdi
desa-desa lingkup
wilayahproyek
perkebunantersebut
mengenai proses
perekrutantenaga kerja
operasi olehpihak
pemrakarsa (PT. SKIP).
Pemantauan
lingkungandilakukan
di desa-desa yang
tercakup dalamareal
PKS PT SKIP dandi
BagianSDM Kantor
PT SKIP
Pemantauandilakukan
minimal sekali dalam
setiap tahunselama
tahap operasi PKS PT
SKIP ataudisesuaikan
dengankebutuhantenaga
kerja danperaturanyang
berlakupada saat
kegiatanoperasi
berlangsung
Instansi
Pelaksana :
PT. Sinar
Kencana Inti
Perkasa.
Instansi
Pengawas :
BLHD
Kabupaten
Kotabaru.
Instansi
Penerima
Pelaporan:
Bupati melalui
BLHD
Kabupaten
Kotabaru
2 Penerimaantenaga kerja
operasi
peningkatan
pendapatan Meningkatnya Memberikan
Lokasi pengelolaan
dilakukandi
Periode
pengelolaan Melakukansurvai
Pemantauan
lingkungandilakukan
Pemantauanlingkungan
dilakukansecara kontinyu
Instansi
Pelaksana :
http://dc316.4shared.com/doc/xUoIiSAr/preview.html
21 of 26 6/6/2014 10:19 PM
No Sumber Dampak
Jenis
Dampak
Besaran Dampak
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi
Pengelola
dan
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Upaya
Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Lokasi
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Upaya
Pemantauan
Lingkungan Hidup
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Periode Pemantauan
Lingkungan Hidup
masyarakat pendapatan per
kapita, tingkat
konsumsi dan biaya
hidup masyarakat.;
Berkembangnya
sarana dan
prasarana
perekonomian, yang
dapat diketahui
dengan bertambah
ramainya kegiatan
perekonomianseperti
pasar, kios / warung
kelontong, aktifitas
ekonomi, serta
kegiatan produktif
lainnya;
kesempatan bagi
masyarakat/petani
/pekebun yang
terkena dampak
langsung kegiatan
pabrik kelapa sawit,
untuk dapat bekerja
sebagai pekerja,
yang sesuai dengan
kualifikasi dan
kebutuhan tenaga
kerja yang
diperlukan;
Memberikan
pelatihan dan
bimbingan usaha
pada masyarakat
terkena dampak,
mengenai peluang
usaha yang baru,
Memaksimalkan
penggunaan tenaga
kerja dan
keterlibatan
pengusaha lokal
dalam
memanfaatkan
kesempatan kerja
dan peluang
berusaha yang baru
akibat operasional
perkebunan dan
PKS PT. SKIP;
Memberikan
bimbingan dan
pelatihan
manajemen tentang
kewirausahaan
(interpreneurship)
kepada masyarakat;
Melakukan
pemberdayaan
ekonomi terhadap
masyarakat sekitar
rencana kegiatan
Berpartisipasi
dalam menyediakan
dan melengkapi
sarana dan
prasarana
perekonomian,
sehubungan dengan
peningkatanaktifitas
pekerjaan yang
berlangsung;
Memberikan
informasi tentang
peluang kerja dan
usaha kepada
warga dan tokoh
masyarakat
setempat di sekitar
proyek;
Berpartisipasi
dalam membentuk
lembaga desa atau
divisi pengelolaan
lingkungan di pihak
pemrakarsa, yang
bertanggungjawab
terhadap
pertumbuhan
perekonomian
masyarakat di
sekitar wilayahstudi.
Melakukan
koordinasi dengan
perangkat desa dan
kecamatan
setempat, dalam
melakukan
perencanaan, dan
pelaksanaan
program kemitraan
dengan masyarakat
setempat
desa-desa yang dekat
denganlokasi rencana
kegiatan
dilakukan
selama tahap
operasi,
lapangan dan
wawancara
dengan
penduduk di
desa-desa
sekitar lokasi
PKS PT SKIP
mengenai cara
penerimaan
tenaga kerja
operasional,
wawancara
dengan para
pekerja tahap
operasi terkait
dengan tingkat
upah dan
jaminan sosial
lainnya, tugas
pokok dan
kualifikasi tenaga
kerja.
Melakukan
observasi
lapangan
mengenai
ketersediaan
sarana dan
prasarana
perekonomian di
tingkat desa
sekitar lokasi
rencana kegiatan
di desa-desa yang
tercakup di dalam
wilayahPKS PT. SKIP
ataupada desa-desa
yang menjadi binaan
PT SKIP, serta di
bagianSDM Kantor
Pemrakarsa (PT.
SKIP).
melalui fasilitator desa
yang menjadi lokasi
binaanPT SKIP dan
dilaporkansetiap 6 bulan
sekali kepada pemerintah
setempat
PT. Sinar
Kencana Inti
Perkasa.
Instansi
Pengawas :
BLHD
Kabupaten
Kotabaru.
Instansi
Penerima
Pelaporan:
Bupati melalui
BLHD
Kabupaten
Kotabaru
3
Penerimaan tenaga
persepsi
masyarakat Meningkatnya Memberikan
Lokasi pengelolaan
dilakukan diareal
Pengelolaan
lingkungan ini Melakukan
Lokasi pemantauan
lingkungan dilakukan
Waktu pemantauan
dilakukan secara tentatif
Instansi
Pelaksana :
http://dc316.4shared.com/doc/xUoIiSAr/preview.html
22 of 26 6/6/2014 10:19 PM
No Sumber Dampak
Jenis
Dampak
Besaran Dampak
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi
Pengelola
dan
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Upaya
Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Lokasi
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Upaya
Pemantauan
Lingkungan Hidup
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Periode Pemantauan
Lingkungan Hidup
kerja operasi
Pengolahan TBS
Kelapa Sawitmenjadi
CPO (Crude Palm
Oil)
Pendistribusian
Produk CPO
Dampak terhadap
peningkatan kualitas
udara,peningkatan
kebisingan,penurunan
kualitas air
permukaan,
peningkatan
kesempatan kerja
dan peluang
berusaha dan
dampak terhadap
peningkatan
pendapatan
masyarakat
angkatan kerja dan
kesempatan
berusaha bagi
masyarakat lokal
khususnya yang
terkena dampak
secara langsung,
yang dapat diketahui
dari penelitian
berkala, pendapatan
perkapita, tingkat
konsumerisme
masyarakat, biaya
hidup, dan
pendapatan asli
daerahsetempat.
Ragam persepsi
masyarakat yang
muncul akibat
rencana kegiatan
yang dilakukan
selama tahap
konstruksi
Tidak terjadinya
dampak terhadap
dampak primer
(Dampak terhadap
peningkatan kualitas
udara,peningkatan
kebisingan,penurunan
kualitas air
permukaan,
peningkatan
kesempatan kerja
dan peluang
berusaha dan
dampak terhadap
peningkatan
pendapatan
masyarakat)
kesempatan bagi
masyarakat yang
terkena dampak
langsung dari
rencana kegiatan
pada tahap operasi,
untuk dapat bekerja
sebagai karyawan
sesuai dengan
kualifikasi dan
kebutuhan tenaga
kerja yang
diperlukan;
Memfasilitasi warga
masyarakat yang
terkena dampak,
untuk diprioritaskan
sebagai angkatan
kerja yang
diperlukan;
Memberikan
informasi tentang
peluang kerja
secara transparan
kepada masyarakat
di sekitar proyek;
Memberikan
informasi kepada
tokoh masyarakat
(formal dan
informal), perihal
kesempatan kerja
yang tersedia.
Melakukan
pendekatan kepada
masyarakat dalam
bentukpartisipatif
Memaksimalkan
pengelolaan
lingkungan yang
baik terhadap
dampak primer yang
muncul
tapak projek yang
berkaitan dengan
dampak primer yang
terjadi pada tahap
konstruksi dan
dilakukan di desa
sekitar lokasi studi
dengan bekoordinasi
dengan pemerintah
desa dan tokoh
masyarakat,pemuda
setempat
dilakukan
kontinyu
selama tahap
operasi
berlangsung
sehingga
tercipta
persepsi
masyarakat
positif terhadap
rencana
kegiatan yang
akan dilakukan
pada tahap
konnstruksi
(meminamalisir
persepsi
negatif yang
muncul)
pengamatan
langsung di
lapangan
Mendata
angkatan kerja
dan lapangan
kerja
Melakukan
wawancara
mendalam
dengan
masyarakat
terkait dengan
pengelolaan
lingkungan yang
dilakukan
Dalam
melakukan
pemantauan ini
pendekatan
partisipatif
menjadi pilihan
untuk mengetahui
ragam pendapat
terkait dengan
rencana kegiatan
yang akan
dilakukan pada
tahap konstruksi
berlangsung
Melakukan
pemantauan
terhadap potensi
dampak primer
yang terjadi
sepert telah
diuraikan
sebelumnya
dilokasi rencana
pembangunan
pabrik kelapa sawit
dan didesa-desa
sekitar lokasi
rencana kegiatan
opeasi berlangsung
selama tahap operasi
berlangsung dan
dilaporkan setiap 6 bulan
sekali kepada
pemerintahsetempat
PT. Sinar
Kencana Inti
Perkasa.
Instansi
Pengawas :
BLHD
Kabupaten
Kotabaru.
Instansi
Penerima
Pelaporan:
Bupati melalui
BLHD
Kabupaten
Kotabaru
TAHAP PASCAOPERASI
KomponenSosial Ekonomi Budaya
1 pelepasantenaga kerja atau
pemutusanhubungankerja.
penurunan
kesempatan
kerja dan
peluang
berusaha
Meningkatnya
pengangguran di
tingkat desa sekitar
lokasi PKS PT. SKIP.
Menurunnya tingkat
pendapatan
masyarakat,
khususnya
petani/pekebun di
sekitar lokasi PKS
PT.SKIP.
Urbanisasi penduduk
perdesaan di sekitar
lokasi proyek ke ibu
kota kabupaten,
provinsi, bahkan ke
ibukota negara
Memberikan
pelatihan,
bimbingan usaha
dan permodalan
pada pegawai yang
yang akan terkena
dampak pemutusan
hubungan kerja
(PHK) agar mandiri
atau bisa
menciptakan
lapangan pekerjaan
baru;
Memberikan
informasi mengenai
rencana
pemrakarsa dalam
pemutusan
hubungan kerja
(PHK) pegawai dan
ketentuan-
ketentuannya
jauh-jauhhari
Proses PHK
dilakukan secara
tidak serentak tetapi
berangsur-angsur
Membayar
pesangon pegawai
sesuai dengan
peraturan yang
berlaku.;
Melakukan
koordinasi dengan
perangkat desa
setempat, dalam
melakukan
Lokasi pengelolaan
dilakukandi Bagian
SDM Kantor
Pemrakarsa (PT.
SKIP) ataupihak
ketiga yang diberi
wewenang untuk
melakukanhal-hal
yang terkaitdengan
pengelolaan
lingkungantahap
pasca operasi
terhadap para
pegawai/karyawan
PKS PT. SKIP.
Periode
pengelolaan
dilakukansesuai
dengan
kebutuhanpada
saatsebelum
dansaatpasca
operasi berjalan
Melakukan
observasi
lapangan dan
wawancara
dengan
penduduk warga
desa sekitar
lokasi PKS
PT.SKIP
mengenai
ketersediaan
kesempatan
kerja dan
peluang
berusaha setelah
berakhirnya
operasi kegiatan
PT. SKIP di
lokasi tersebut,
termasuk juga
melakukan
wawancara
dengan eks
pekerja PT.SKIP
mengenai proses
pemutusan
hubungan kerja
oleh pihak
pemrakarsa (PT.
SKIP).
Melakukan
wawancara atau
FGD dengan
tokoh
masyarakat dan
aparat desa
setempatdengan
topik
pembahasan
mengenai
Lokasi Pemantauan
dilakukandi
desa-desa bekas
lokasi PKS PT. SKIP.
Periode Pemantauan
dilakukanminimal dua kali
dalamsetahunselama
lima tahunsetelah
berakhirnya kegiatanPT.
SKIP atausesuai dengan
kebutuhandi lapangan
Instansi
Pelaksana :
PT. Sinar
Kencana Inti
Perkasa.
Instansi
Pengawas :
BLHD
Kabupaten
Kotabaru.
Instansi
Penerima
Pelaporan:
Bupati melalui
BLHD
Kabupaten
Kotabaru
http://dc316.4shared.com/doc/xUoIiSAr/preview.html
23 of 26 6/6/2014 10:19 PM
No Sumber Dampak
Jenis
Dampak
Besaran Dampak
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi
Pengelola
dan
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Upaya
Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Lokasi
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Periode
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Bentuk Upaya
Pemantauan
Lingkungan Hidup
Lokasi
Pemantauan
Lingkungan
Hidup
Periode Pemantauan
Lingkungan Hidup
perencanaan dan
pelaksanaan
program pemutusan
hubungankerja.
pertumbuhan
angkatan kerja,
tingkat
pengangguran,
urbanisasi, dan
lainnya.
2
Demobilisasi
peralatan dan
material
Pelepasan tenaga
kerja
Timbulnya dampak
terhadap penurunan
kesempatan kerja
dan peluang
berusaha
Persepsi
masyarakat
Munculnya persepsi
masyarakatterhadap sumber
dampak baik itupersepsi
positif maupunnegatif
Memberikan
pelatihan,
bimbingan usaha
dan permodalan
pada masyarakat
terkena dampak,
mengenai peluang
usaha yang baru,
Melakukan
koordinasi dengan
perangkat desa
setempat, dalam
melakukan
perencanaan, dan
pelaksanaan
program kemitraan
dengan masyarakat
setempat sekitar
wilayah studi yang
telah dilakukan
selama tahap
operasi
Lokasi pengelolaan
dilakukandi
desa-desa sekitar
lokasi PKS PT SKIP.
Periode
pengelolaan
dilakukan2
(dua) kali pada
saattahap
pasca operasi.
Melakukanpengamatan
langsung di lapangandan
pengambilandata
sekunder.
Lokasi pemantauan
dilakukandi
desa-desa sekitar
lokasi PKS PT SKIP.
Dilakukanpada akhir
kegiatanoperasional dan
berakhirnya masa
kegiatanoperasional.
Instansi
Pelaksana :
PT. Sinar
Kencana Inti
Perkasa.
Instansi
Pengawas :
BLHD
Kabupaten
Kotabaru.
Instansi
Penerima
Pelaporan:
Bupati melalui
BLHD
Kabupaten
Kotabaru
http://dc316.4shared.com/doc/xUoIiSAr/preview.html
24 of 26 6/6/2014 10:19 PM
Gambar 3.2. Peta Lokasi Pengelolaan LingkunganPKS PT SKIP
http://dc316.4shared.com/doc/xUoIiSAr/preview.html
25 of 26 6/6/2014 10:19 PM
Gambar 3.3. Peta Lokasi PemantauanLingkungan PKS PT SKIP
UpayaPengelolaanLingkungan(UKL)danUpayaPemantauanLingkungan(UPL)
Pabrik KelapaSawit(PKS)PT Sinar KencanaInti PerkasaIII-45
http://dc316.4shared.com/doc/xUoIiSAr/preview.html
26 of 26 6/6/2014 10:19 PM

Anda mungkin juga menyukai