Kelompok VI
Dewi Fitriani (03009067) Wella Rusni (03010277)
Margo Sebastian (03009143) Muhammad Agrifian (03010188)
Jasmine Ariesta (03010139) Muhammad Dainul (03010189)
Jeffri Irtan (03010140) Shafa (03010252)
M Reza Adriyan (03010166) Sherhaniz Melissa A (03010253)
Made Ayundari P (03010167) R.Ifan Arif Fahrurozi (03010226)
Vivi Nurvianti (03010276) Rachel Aritonang (03010227)
Rachma Tia Wasril (03010228)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
Jakarta, 12 Mei 2012
2
BAB I
PENDAHULUAN
Arthritis pirai (gout) adalah penyakit yang sering ditemukan dan tersebar di
seluruh dunia. Arthritis pirai merupakan kelompok penyakit heterogen sebagai akibat
deposisi Kristal monosodium urat pada jaringan atau akibat supersaturasi asam urat
didalam cairan ekstraseluler. Manifestasi klinik deposisi urat meliputi arthritis gout
akut, akumulasi Kristal pada jaringan yang merusak tulang (tofi), batu asam urat dan
yang jarang adalah kegagalan ginjal (gout nefropati). Gangguan metabolism yang
mendasarkan gout adalah hiperurisemia yang didefinisikan sebagai peninggian kadar
urat lebih dari 7,0 ml/dl dan 6,0 mg/dl.
1
3
BAB II
LAPORAN KASUS
Seorang pria umur 28 tahun datang ke poliklinik RS, jam 10 pagi dengan
keluhan nyeri sendi pada kaki dan siku kiri sejak 2 hari yang lalu.
Identitas Pasien :
Nama : Nurdin
Usia : 28 tahun
Suku : Padang
Pekerjaan : Karyawan swasta
Status : Menikah, 1 anak
Alamat : Jalan Tawakal, Jakarta Barat
Pasien mengeluh nyeri sendi sejak 2 hari yang lalu. Mula-mula nyeri pada ibu
jari kaki kiri yang makin lama makin berat. Nyeri dirasakan berdenyut dan tidak
hilang walaupun istirahat, dan tidak terpengaruh aktivitas. 1 hari kemudian timbul
bengkak kemerahan pada sendi ibu jari tersebut, dan mulai timbul nyeri pada siku
kiri yang juga diikuti oleh bengkak dan kemerahan. Disamping itu pasien juga
mengeluh tidak enak badan dan sedikit demam. Pasien mengaku tidak ada riwayat
cedera sebelumnya. Sebelumnya pasien mengaku menghadiri undangan makan
malam dan banyak makan udang dan hati. Sejak 1 tahun yang lalu pasien mengaku
mulai mengalami keluhan serupa tetapi pada kaki kanan, keluhan berkurang setelah
minum obat anti nyeri dari dokter. Setelah beberapa bulan kemudian, nyeri dan
bengkak pada sendi kambuh kembali dan sembuh sejak 1 tahun yang lalu.
Pasien mengaku tidak memiliki riwayat kencing manis dan tekanan darah tinggi.
Pasien mengaku tidak menjaga pola makan, serta gemar makan daging, jeroan dan
seafood.
4
Keluarga tidak ada yang memiliki keluhan seperti ini.
Status Generalis
Kesadaran : Compos Mentis, tampak kesakitan
Datang dengan berjalan terpincang menahan nyeri (antalgic gait)
T : 130/85 mmHg
N : 88x/menit
Suhu : 37,5
0
C
Pernafasan : 12x/menit
BB : 80 kg
TB : 170 cm
Kulit : tampak tidak anemis
Thorax :
Cor : bunyi jantung dalam batas normal
Paru : suara napas dalam batas normal
Status Lokalis kaki kiri dan siku kiri
Look/Inspeksi :
Odem pada dorsum pedis, terutama pada sendi metatarsophalangeal 1 sinistra tampak
hipermis mengkilat. Oedem dan hipermis pada articulation cubiti sinistra
Feel/Palpasi:
Nyeri tekan dan teraba hangat pada massa di sendi MTP 1 sinistra, dan Olecranon
pada articulation cubiti (elbow) sinistra
Move/Gerak :
5
Pasien hanya mampu melakukan sedikit gerakan aktif sendi MTP 1, karena sangat
nyeri. Sedangkan gerakan fleksi dan ekstensi articulation cubiti sinistra dapat
dilakukan maksimal tetapi terdapat nyeri gerak.
Pemerikasaan Laboratorium Darah
Hb : 12,5 mg/dl
Leukosit : 12.000/dl
Eritrosit : 6,5 juta/dl
LED : 40 mm/jam
Asam Urat : 15 mg/dl
SGOT : 20 u/l
SGPT : 27 u/l
Ureum : 22 mg/dl
Kreatinin : 0,7 mg/dl
GD Puasa : 95 mg/dl
GD 2 jam PP : 105 mg/dl
Pemeriksaan Urine
Warna : Kuning jernih
BJ : 1,003
PH : 4,8
Urine tamping 24 jam : Asam urat : 800 mg/24 jam
Aspirasi Cairan Sendi Siku :
Warna putih, keruh
Kristal urat (seperti jarum) (+)
6
Leukosit 12.000/l
Viskositas sedang
7
BAB III
PEMBAHASAN
Identitas Pasien
Nama : Nurdin
Usia : 28 tahun
Suku : Padang
Pekerjaan : Karyawan swasta
Status : Menikah, 1 anak
Alamat : Jalan Tawakal, Jakarta Barat
Keluhan Utama
Nyeri akut articulatio cubiti sinistra dan ekstremitas inferior sinistra sejak 2 hari yang
lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh nyeri sendi sejak 2 hari yang lalu. Mula-mula nyeri pada ibu jari
kaki kiri yang makin lama makin berat. Nyeri dirasakan berdenyut dan tidak hilang
walaupun istirahat, dan tidak terpengaruh aktivitas. Satu hari kemudian timbul
bengkak kemerahan pada sendi ibu jari tersebut, dan mulai timbul nyeri pada siku
kiri yang juga diikuti oleh bengkak dan kemerahan. Disamping itu pasien juga
mengeluh tidak enak badan dan sedikit demam. Pasien mengaku tidak ada riwayat
cedera sebelumnya. Sebelumnya pasien mengaku menghadiri undangan makan
malam dan banyak makan udang dan hati.
Riwayat Penyakit Dahulu
Sejak 1 tahun yang lalu pasien mengaku mulai mengalami keluhan serupa tetapi pada
kaki kanan, keluhan berkurang setelah minum obat anti nyeri dari dokter. Setelah
8
beberapa bulan kemudian, nyeri dan bengkak pada sendi kambuh kembali dan
sembuh sejak 1 tahun yang lalu.
Pasien mengaku tidak memiliki riwayat kencing manis dan tekanan darah tinggi.
Riwayat Penyakit Dalam Keluarga
Keluarga tidak ada yang memiliki keluhan seperti ini.
Riwayat Kebiasaan
Pasien mengaku tidak menjaga pola makan, serta gemar makan daging, jeroan dan
seafood.
Berdasarkan anamnesis didapatkan hipotesis pada pasien ini adalah gout arthritis,
rematoid arthritis dan osteoathritis.
GOUT
ARTHRITIS
RHEUMATOID
ARTRITIS
OSTEOARTRITIS
Perbandingan
seks pria :
wanita
15 : 1 1:2 atau 1:3 1:1
Umur resiko
tinggi
35-60 tahun 25-50 tahun 50-60 tahun
Awal serangan Tiba-tiba Biasanya secara
perlahan-lahan
Secara perlahan-
lahan/lambat
Sendi-sendi
yang di serang
Metatarsophalange
al .dari ibu jari
kaki, pergelangan
kaki, lutut,
pergelangan
tangan, siku dan
jari tangan
Setiap sendi
(biasanya simetris)
terutama pada
bagian atas dari
interphalangeal dan
metacarpophalange
al tangan.
Lutut, tulang
punggung, pinggul,
sendi interphalangeal
bagian ujung dari
jari tangan.
Bentuk sendi Pembengkakan
periartikular yang
nyata, kemerahan
pada kulit dan
Pembengkakan
periartikular dan
effusi dari pada
sendi
Tidak terdapat
pembengkakan
periartikular, juga
tidak ada atau hanya
9
effusi sendi sedikit saja terdapat
effusi sendi.
Tanda-tanda
khas
Tophi, biasanya
pada daun telinga
bagian luar dan
bursa olecranon.
Perubahan bentuk
yang khas: sendi-
sendi jari tangan
yang berbentuk
fusiform, nodul
subkutan (10-15 %)
Sendi-sendi jari
tangan yang tidak
teratur, Heberden
Nodes
Gejala
konstituonal
Demam yang
sedang pada saat
serangan akut
Demam yang
rendah
Tidak ada demam
Sifat rasa sakit Sangat nyeri
selama beberapa
hari yang diikuti
dengan masa
berurangnya rasa
nyeri yang
menyeluruh.
Biasanya ringan,
hilang dengan
beristirahat,
berlangsung terus
selama berbulan-
bulan tanpa
berkurangnya rasa
sakit yang berarti
Ringan sampai
sedang, setlah
istirahat semakin
memburuk
Kadar asam
urat
Biasanya
meningkat dalam
darah, Kristal-
kristal temui dalam
cairan synovial.
Tidak ada Kristal-
kristal dalam cairan
synovial
Tidak ada kristal-
kristal dalam cairan
synovial
Anamnesis tambahan yang dapat diberikan pada pasien ini untuk menyingkirkan
hipotesis.
a. Apakah ada kekakuan dipagi hari ? Kalo iya, berapa lama? Lebih atau kurang
dari 1 jam?
Ini ditanyakan untuk menyingkirkan diagnosis RA. Pada RA kekakuan lebih
dari 1 jam.
10
- Apakah sering merasa lelah?
Untuk mengetahui apakah pasien anemia, yg salah satu tanda dari RA dan
juga pada RA kelelahan itu bisa menjadi hebat.
- Apakah ada rasa nyeri pada tulang belakang/punggung?
Tanda tanda dari osteoarthritis.
- Apakah ada keluhan sakit kepala?
Karena biasanya pada OA pasien sering mengeluh sakit kepala akibat
langsung dari OA pada bagian leher.
Pemeriksaan Fisik
1. Tanda Vital
Pemeriksaan Nilai Normal Hasil Keterangan
Suhu 36,5
0
-37,2
0
C 37,5
0
C Subfebris
(Penyebab
demam (febris
atau subfebris)
90% adalah
infeksi
Nadi 60-100x/menit 88x/menit Normal
Tekanan Darah 120/80 mmHg 130/85 mmHg Peningkatan.
Akibat respon
terhadap nyeri.
Pernapasan 14-18x/menit 12x/menit Normal
BB : 80 kg
TB : 170 cm
BMI =
BB(kg)/TB
2
(m
2
)
18,5-22,9
80/(1,70)
2
=
27,68
Obes I
2. Keadaan Umum
Kesan Sakit : Tampak Kesakitan
Tingkat Kesadaran : Compos Mentis
11
Warna Kulit : Tampak tidak anemis
Cara Berjalan : Datang dengan berjalan terpincang menahan nyeri
(antalgic gait)
Toraks : Cor : Bunyi jantung dalam batas normal
Paru : Suara nafas dalam batas normal
3. Status Lokalis kaki kiri dan siku kiri
Inspeksi :
Oedem pada sendi metatarsophalangeal 1 sinistra
Hiperemis mengkilat
Oedem dan hiperemis pada articulation cubiti sinistra
Palpasi :
Fluktuasi (+)
Nyeri tekan dan teraba hangat pada massa di sendi MTP 1 sinistra
Nyeri tekan dan teraba hangat pada articulation cubiti (elbow) sinistra
Gerak :
Keterbatasan gerak aktif pada sendi MTP 1 sinistra
Gerakan maksimal fleksi dan ekstensi articulation cubiti sinistra tetapi
terdapat nyeri gerak
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik didapati diagnosis kerja yaitu gout arthritis
dengan diagnosis banding RA.
Pemerikasaan Laboratorium :
1. Pemeriksaan Laboratorium Darah
Pemeriksaan Nilai
Normal
Hasil Keterangan
HB 13,5-18,0
mg/dl
12,5
mg/dl
Menurun
Leukosit 5000-
10000/dl
12.000/dl Meningkat. Menandakan adanya
suatu inflamasi.
12
Eritrosit 4,6-6,2
jt/dl
6,5 jt/dl Meningkat
LED 0-15
mm/jam
40
mm/jam
Meningkat. Menandakan suatu
penyakit yang kronis
Asam Urat 3,5-8,0
mg/dl
15 mg/dl Meningkat. Menandakan keadaan
hiperurisemia.
SGOT 5-40 u/l 20 u/l Normal. Menandakan tidak adanya
kelainan hepar.
SGPT 0-40 u/l 27 u/l Normal. Menandakan tidak adanya
kelainan hepar.
Ureum 10-38
mg/dl
22 mg/dl Normal. Menandakan tidak adanya
kelainan ginjal.
Kreatinin 0,7-1,5
mg/dl
0,7
mg/dl
Normal. Menandakan tidak adanya
kelainan ginjal.
GD Puasa 70-110
mg/dl
95 mg/dl Normal. Menandakan tidak adanya
penyakit diabetes mellitus.
GD 2 Jam PP <140
mg/dl
105
mg/dl
Normal. Menandakan tidak adanya
penyakit diabetes mellitus.
2. Pemeriksaan Laboratorium Urine
Pemeriksaan Nilai
Normal
Hasil Keterangan
Warna Kuning
Jernih
Kuning
Jernih
Normal
BJ 1,003-1,030 1,003 Normal
PH 5,0-6,5 4,8 Asam. Terjadi pada keadaan
hyperurisemia,
aminosiduria, hiperkalsiuria,
kemoterapi.
Urine Tampung
24 jam (Asam
urat)
250-
500mg/24jam
800mg/24
jam
Tidak Normal. Terjadi
pada keadaan intake
makanan yang mengandung
purin berlebihan.
13
3. Pemeriksaan Radiologi
Dalam membaca foto radiologi terdapat hal-hal yang harus diperhatikan yaitu:
1. Identitas, pada kasus ini foto radiologi pasien tidak memiliki kelengkapan
identitas.
2. Kekerasan cahaya foto, pada articulatio cubiti kekerasan cahaya yaitu
radiopaque dan jelas, pada articulatio tarsal gambaran radiologi masih
radiopaque dengan kejelasan minimal.
3. Keterlibatan sendi
a. Articulatio cubiti sinistra : sendi yang terlibat yaitu articulatio
humeroulna dan articulatio radioulna.
b. Articulatio pedis sinistra : sendi yang terlibat yaitu articulatio
metatarsophalangeal, articulatio proximal interphlangeal dan articulatio
distal interphalangeal.
Interpretasi Gambaran radiologi
a. Articulatio Cubiti Sinistra
Terdapat gambaran punch out area pada area olecranon dengan kemungkinan
Olecranon Bursitis yaitu nyeri pada bursa olecranon sebagai efek dari
penumpukan asam urat pada bursa tersebut.
b. Articulatio Pedis Sinistra
Pada articulatio ini tidak terdapat flukasasi, terdapat penyempitan celah sendi
pada articulatio proximal interphalangeal, adanya deformitas pada
14
metatarsalphalangeal 1 yang mengarah lateral kelainan ini disebut hallux
valgus dan terdapat pembengkakkan pada metatarsalphalangeal berupa tofus.
Pemeriksaan Khusus :
Tabel dibawah merupakan gambaran analisis cairan sendi :
Kriteria Noninflamasi
(grup I)
Inflamasi
(grup II)
Purulen
(grup III)
Volume (ml) Biasanya > 4 Biasanya > 4 Biasanya > 4
Warna Kekuningan
(Xantochrome)
Xantochrome
atau putih
Putih
Kejernihan Transparan Translusen atau
opak
Opak
Viskositas Tinggi Sedang Rendah
Bekuan musin Sedang sampai
baik
Sedang sampai
buruk
Buruk
Bekuan spontan Sering Sering Sering
Jumlah
leukosit/mm3
< 3.000 3.000-50.000 50.000-
300.000
Polimorfonuklear < 25 % > 70 % > 90 %
Aspirasi cairan sendi siku pada pasien ini :
Hasil Keterangan
Warna putih, keruh. Keadaan ini terdapat pada inflamasi (grup I)
atau purulen (grup II). Warna putih ini
disebabkan kadar leukosit yang tinggi dalam
cairan sendi.
Kristal urat (seperti jarum) (+) Diagnosis pasti dari gout arthritis
Leukosit 12.000/l Keadaan ini terdapat pada inflamasi (grup I)
Viskositas sedang Keadaan ini terdapat pada inflamasi (grup
I). Normalnya viskositas tinggi disebabkan
konsentrasi polimer hyaluronat yang
15
merupakan komponen non protein utama
cairan sinovial. Berperan pada lubrikasi
dimana pada inflamasi mengalami
kerusakan atau depolimerisasi.
Pemerikasaan aspirasi cairan synovial dilakukan untuk memastikan pirai
(gout) walaupun gambaran klinik dan pemeriksaan laboratorium ditemukan
adanya peningkatan kadar asam urat di darah maupun urine. Karena pasien
yang hiperurisemia merupakan faktor resiko untuk menderita gout arthritis
bukan keadaan yang lazim ditemukan pada pasien gout arhritis. Pada gout
arthritis terjadi karena penumpukan kristal monosodium urat di persendian
sedangkan hiperurisemia keadaan peningkatan kadar asam urat dalam serum
darah.
Diagnosis Pasti :
Setelah dilakukan anamnesis, pemerikasaan fisik dan pemeriksaan penunjang
kelompok kami mendiagnosis pasien ini menderita Gout Artritis stadium interkritik
ekstraserbasi akut.
Komplikasi yang mungkin terjadi :
Tophus
Deformitas sendi
Nefropati gout
Gagal ginjal
Nephrolithiasis
PENATALAKSANAAN
Non medikamentosa
b. Diet
1. Pembatasan purin
Apabila telah terjadi pembengkakan sendi maka penderita gangguan asam
urat harus melakukan diet bebas purin. Namun karena hampir
semua bahan makanan sumber protein mengandung
16
nukleoprotein maka hal ini hampir tidak mungkin dilakukan.
Maka yang harus dilakukan adalah membatasi asupan purin
menjadi 100-150 mg purin per hari (diet normal biasanya mengandung
600-1.000 mg purin per hari).
2. Kalori sesuai dengan kebutuhan
Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan dengan
kebutuhan tubuh berdasarkan pa da t i ngg i da n be r a t ba da n.
Pe nde r i t a ga nggua n a s a m ur at ya ng ke l e bi ha n
be r a t b a d a n , b e r a t b a d a n n y a h a r u s d i t u r u n k a n
d e n g a n t e t a p me mp e r h a t i k a n j u ml a h konsumsi kalori.
Asupan kalori yang terlalu sedikit juga bisa meningkatkan
kadar asam urat karena adanya keton bodies yang akan mengurangi
pengeluaran asam uratmelalui urin.
3. Tinggi karbohidrat
Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi
sangat baik dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena
akan meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urin. Konsumsi
karbohidrat kompleks ini sebaiknya tidak kurang dari 100gram
per hari. Karbohidrat sederhana jenis fruktosa seperti gula, permen, arum
manis, gulali, dan sirop sebaiknya dihindari karena fruktosa akan
meningkatkan kadar asamurat dalam darah.
4. Rendah protein
Protein terutama yang berasal dari hewan dapat meningkatkan kadar asam
urat dalam darah. Sumber makanan yang mengandung protein hewani
dalam jumlah yang tinggi,mi s al nya ha t i , gi nj a l , ot a k, pa r u dan
l i mpa . As upa n pr ot e i n ya ng di a nj ur ka n ba gi penderita
gangguan asam urat adalah sebesar 50-70 gram/hari atau 0,8-1
gram/kg berat badan/hari. Sumber protein yang disarankan adalah protein
nabati yang berasaldari susu, keju dan telur.
5. Rendah lemak
Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui ur in.
Makanan yang digoreng, be r s a nt a n, s er t a ma r ga r i ne da n
me nt e ga s e ba i knya di hi nda r i . Kons ums i l ema k sebaiknya
sebanyak 15 persen dari total kalori.
17
6. Tinggi cairan
Konsumsi cairan yang tinggi dapat membantu membuang asam urat
melalui urin dan meminimalkan pengendapan urat dalam saluran kemih.
Karena itu, disarankan untuk menghabiskan minum minimal
sebanyak 2,5 liter atau 10 gelas sehari. S e l a i n d a r i
mi n u ma n , c a i r a n b i s a d i p e r o l e h me l a l u i b u a h -
b u a h a n s e g a r y a n g mengandung banyak air. Buah-buahan
yang disarankan adalah semangka, melon, blewah, nanas,
belimbing manis, dan jambu air. Selain buah-buahan tersebut,
buah- b u a h a n y a n g l a i n j u g a b o l e h d i k o n s u ms i
k a r e n a b u a h - b u a h a n s a n g a t s e d i k i t mengandung purin.
Buah-buahan yang sebaiknya dihindari adalah alpukat dan durian,karena
keduanya mempunyai kandungan lemak yang tinggi.
7. Tanpa alkohol
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat mereka yang
mengonsumsi alkohol lebih tinggi dibandingkan mereka yang
tidak mengonsumsi alkohol. Hal ini a da l a h ka r e na a l kohol
a ka n me ni ngka t ka n a s am l a kt a t pl a s ma , dan
me ngha mba t pembuangan purin melalui ginjal. Asam laktat ini
akan menghambat pengeluaran asam urat dari tubuh.
c. Istirahat yang cukup untuk mengurangi inflamasi.
Medika mentosa
1. Berikan OAINS (yang banyak dipakai adalah Indometasin, dengan dosis
150-200mg/hari selama 2-3 hari dan dilanjutkan 75-100mg/hari) atau
Kolkisin oral 3-4kali (dengan dosis 0,5-0,6mg per hari dengan dosis
maksimal 6 mg perhari) selama 2 minggu
2. Lanjutkan dengan pemberian obat urikosurik (yang banyak digunakan
adalah probenesid dengan dosis 2 kali 250 mg/hari selama seminggu
diikuti dengan 2 kali 500 mg/hari, bila perlu dinaikkan sampai maksimal
2 gram/hari.). Tidak digunakan pada fase akut.
3. Lanjutkan pemberian obat OAINS selama 3-6 bulan
18
PROGNOSIS
Ad vitam : Ad bonam
Karena belum ada komplikasi yang terjadi.
Ad fungsionam : Ad bonam
Karena persendian masih belum mengalami masa kronis dimana terjadi kerusakan
yang permanen.
Ad sanationam : Dubia ad bonam
Karena pada pasien ini kemungkinan disebabkan intake yang berlebih, apabila
karena genetik akan lebih sulit.
19
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI DAN FISIOLOGI
2
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab
terhadap pergerakan.
1. Tulang
Membentuk rangka penunjang dan pelindung bagi tubuh dan tempat untuk
melekatnya otot-otot yang menggerakkan kerangka tubuh.
2. Sendi
Sebagian besar sendi kita adalah sendi sinovial. Permukaan tulang yang bersendi
diselubungi oleh tulang rawan yang lunak dan licin. Keseluruhan daerah sendi
dikelilingi sejenis kantong, terbentuk dari jaringan berserat yang disebut kapsul.
Jaringan ini dilapisi membran sinovial yang menghasilkan cairan sinovial untuk
melumasi sendi. Bagian luar kapsul diperkuat oleh ligamen berserat yang melekat
pada tulang, menahannya kuat-kuat di tempatnya dan membatasi gerakan yang dapat
dilakukan.
20
Rawan sendi yang melapisi ujung-ujung tulang mempunyai mempunyai fungsi ganda
yaitu untuk melindungi ujung tulang agar tidak aus dan memungkinkan pergerakan
sendi menjadi mulus/licin, serta sebagai penahan beban dan peredam benturan. Agar
rawan berfungsi baik, maka diperlukan matriks rawan yang baik pula.
Matriks terdiri dari 2 tipe makromolekul, yaitu :
Proteoglikan : yang meliputi 10% berat kering rawan sendi, mengandung 70-
80% air, hal inilah yang menyebabkan tahan terhadap tekanan dan
memungkinkan rawan sendi elastis
Kolagen : komponen ini meliputi 50% berat kering rawan sendi, sangat tahan
terhadap tarikan. Makin kearah ujung rawan sendi makin tebal, sehingga
rawan sendi yang tebal kolagennya akan tahan terhadap tarikan
Disamping itu matriks juga mengandung mineral, air, dan zat organik lain seperti
enzim. Sendi adalah semua persambungan tulang, baik yang dapat digerakkan
maupun yang tidak dapat digerakkan.
Hubungan dua tulang disebut persendian (artikulasi). Komponen penunjang
persendian:
Kapsula sendi adalah lapisan berserabut yang melapisi sendi. Di bagian
dalamnya terdapat rongga.
Ligamen (ligamentum) adalah jaringan pengikat yang mengikat luar ujung
tulang yang saling membentuk persendian. Ligamentum juga berfungsi
mencegah dislokasi.
Tulang rawan hialin (kartilago hialin) adalah jaringan tulang rawan yang
menutupi kedua ujung tulang. Berguna untuk menjaga benturan.
Membran sinovial adalahjaringan avaskularyang melapisi permukaan dalam
kapsul sendi, tetapi tidak melapisipermukaan kartilago hialin.
Cairan sinovial adalah cairan pelumas pada kapsula sendi.
Macam-macam persendian :
Sinartrosis
21
Sendi yang terbatas atau tidak ada gerakan. Dapat dibedakan menjadi tiga:
a. Sinostosis:Sendi yang dihubungkan oleh tulang.
Contoh: persendian tulang tengkorak.
b. Sinkondrosis: Sendi yang dihubungkan oleh tulang rawan.
Contoh: lempeng epifisis.
c. Sindesmosis:Sendi yang dihubungkan oleh jaringan ikat padat.
Contoh: simfisis pubis, radioulna, tibiofibula.
Diartrosis
Sambungan dua tulang atau lebih yang dapat bergerak secara luas.
Contoh: sendi siku, sendi lutut.
Amfiartrosis
Sendi yang memungkinkan tulang-tulang yang saling berhubungan dapat
bergerak secara terbatas. Contoh: sendi sakroiliaca.
Beberapa artikulatio yang berhubungan dengan kasus :
Articulatio humeroulna
Merupakan sendi diarthrosis. Pada ujung distal os. humerus dan fosa olecrani
dilapisi oleh kartilago hialin. Antara dua tulang tersebut terdapat ruang sendi
yang berisi cairan sinovial. Pada kedua sisinya terdapat dua ligamen, yaitu
ligamentum collateral ulnaris dan ligamentum collateral radialis.
Articulatio radioulna
Merupakan sendi sinarthrosis sindesmosis. Persendian antara proximal os.
Radius dan proximal os. Ulnaris.
Articulatio humeroradialis
Persendian antara capitulum humerus dan os. radius.
22
1. Articulatio talocruralis
Persendian antara talus dan regio cruralis. Pada medial terdapat ligamentum
medialis, sedangkan pada lateral terdapat ligamentum talofibularis anterior,
ligamentum talofibularis posterios, dan ligamentum calcaneafibularis.
2. Articulatio midtarsalis
1. Articulatio talocalcaneus medial dan anterior
2. Articulatio talocalcaneonavicularis
3. Articulatio calcaneocuboidea
3. Articulatio tarsometatarsal
4. Articulatio metatarsophalangeal
5. Articulatio interphalangeal
3. Jaringan ikat
Jaringan yang ditemukan pada sendi dan daerah sekitarnya terutama adalah jaringan
ikat yang tersusun dari sel-sel dan substansi dasar.
23
HYPERURISEMIA DAN GOUT ARTRITIS
Hyperurisemia
Hiperurisemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar asam urat (AU)
darah di atas normal. Hiperurisemia bisa terjadi karena peningkatan metabolisme AU
(overproduction), penurunan pengeluaran AU urin (underexcretion), atau gabungan
keduanya.
Banyak batasan untuk menyatakan hiperurisemia, secara umum kadar AU di atas 2
standar deviasi hasil laboratorium pada populasi normal dikatakan sebagai
hiperurisemia. Batasan pragmatis yang sering digunakan untuk hiperurisemia adalah
suatu keadaan di mana terjadi peningkatan kadar AU yang bisa mencerminkan
adanya kelainan patologi. Dari data didapatkan hanya 5-10% pada laki-laki normal
mempunyai kadar AU di atas 7 mg%, dan sedikit dari gout mempunyai kadar AU di
bwah kadar tersebut.
Hiperurisemia yang berkepanjangan dapat menyebabkan gout atau pirai, namun tidak
semua hiperurisemia akan menimbulkan kelainan patologi berupa gout. Gout atau
pirai adalah penyakit akibat adanya penumpukan kristal monosodium urat pada
jaringan akibat peningkatan kadar AU. Penyakit gout terdiri dari kelainan artitis pirai
atau artritis gout, pembentukan tophusm kelainan ginjal berupa nefropati urat dan
pembentukan batu urat pada saluran kencing.
Penyebab Hiperurisemia
Penyebab hiperurisemia dan gout dapat dibedakan dengan hiperurisemia primer,
sekunder dan idiopatik. Hiperurisemia dan gout primer adalah hiperurisemia dan
gout tanpa disebabkan penyakit atau penyebab
lain. Hiperurisemia dan gout sekunder adalah
hiperurisemia atau gout yang disebabkan
karena penyakit lain atau penyebab lain.
Gout Arhtritis
Tanda dari gout arhritis tampak kemerahan
dan pembengkakan serta panas pada sendi
24
yang tipikal dan tiba-tiba. Persendian yang sering terkena adalah persendian kecil
pada basis dari ibujari kaki. Beberapa sendi lain yang dapat terkena ialah
pergelangan kaki, lutut, pergelangan tangan, jari tangan, dan siku. Kristal-kristal
asam urat dapat membentuk tophi (benjolan keras tidak nyeri di sekitar sendi) di luar
persendian. Tophi sering ditemukan di sekitar jari tangan, diujung siku dan sekitar
ibu jari kaki.
Patofisiologi
Asam urat adalah produk sisa metabolisme purin. Pada keadaan normal terjadi
keseimbangan antara produksi dan ekskresi. Sekitar dua pertiga jumlah yang
diproduksi setiap hari diekskresikan melalui ginjal dan sisanya melalui feses. Serum
asam urat normaldipertahankan antara 3,4 7,0 mg/dl pada pria dan 2,4 6,0 pada
wanita, pada level lebih dari 7,0 mg/dl akan terbentuk kristal monosodium
urat.Faktor-faktor yang merupakan presipitasi pembentukan kristal dan deposit di
jaringan antara lain :
Penurunan PH cairan ekstraseluler
Penurunan protein plasma pengikat kristal-kristal urat
Trauma jaringan
Peningkatan kadar asam urat dari makanan
Stadium klinis
1
1. Akut
Radang sendi pada stadium ini sangat akut yang timbul sangat cepat dalam waktu
singkat, Pasien tidur tampa gejala apa-apa. Pada saat bangun pagi terasa sakit
yang hebat dan tidak dapat berjalan. Bersifat monoartikuler keluhan utama nyeri,
bengkak, terasa hangat, merah dengan gejala sistemik berupa demam mengigil
dan merasa lelah. Lokasi yang sering MTP-1 yang biasa disebut podagra.
2. Interkritikal
Kelanjutan stadium akut dimana asimtomatik. Tidak didapatkan tanda radang akut
tapi pada aspirasi cairan sendi ditemukan kristal urat. Hal ini menunjukan proses
peradangan terus berlanjut. Tanpa penanganan yang baik dan pengaturan asam
urat yang benar, maka timbul serangan akut lebih sering. Tampa manejemen yang
benar akan berlanjut ke stadium kronis.
3. Kronis
25
Pada stadium ini biasa pasien mengobati sendiri sehingga dalam waktu lama tidak
berobat teratur ke dokter.. Berupa tofi yang banyak dan poliartikular. Tofi ini
sering pecah dan sulit sembuh dengan obat, kadang dapat timbul infeksi sekunder.
ARTRITIS REUMATOID
2
Meupakan penyakit autoimun yang mengakibatkan peradangan dari lapisan selaput
sendi (sinovium) yang mana menyebabkan nyeri. Merupakan salah satu dari penyakit
hipersensitifitas tipe 4. Menyebabkan kerusakan pada tulang dan kartilago. Terdapat
lesi ekstra artikular, seperti di kulit, jantung, paru-paru dan hepar. Biasanya
menyerang sendi kecil seperti tangan, kaki, dan pergelangan tangan secara simetris.
Efek sistemiknya seperti vaskulitis dan visceral nodul.
Insidennya tiga kali lebih sering kepada perempuan dari pada laki-laki. Insidensi
meningkat dengan bertambahnya usia dengan puncak antara usia 40-60 tahun.
OSTEOARTRITIS
2
Merupakan penyakit rhemautisme yang paling sering. Penyakit ini bersifat kronis,
tidak meradang dan ditandai oleh deteoriorasi dan abrasi rawan sendi dan adanya
pembentukan tulang baru pada permukaan persendian. Insidensinya pada perempuan
sedikit lebih banyak dari laki-laki biasa dimulai umur 40 tahun dan prevalensinya
26
meningkat setelah umur 65tahun. Menyerang pada sendi besar seperti penopang berat
badan, hip, knees, lumbosacral spine joints.
27
BAB IV
PENUTUP
Melalui hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan lab serta penunjang maka
pasien ini dapat didiagnosis dengan arthritis gout dengan hyperurisemia. Penyakit ini
merupakan diagnosis pasti karena ditemukannya kristal urat pada cairan sendi. Pasien
ini berada pada fase interkritik dimana pasien tersebut harus dilakukan penanganan
segera dengan baik agar tidak menuju ke fase kronis. Penanganan yang diberikan
kepada pasien ini berupa edukasi yang baik tentang diet rendah purin serta istirahat
yang cukup untuk mengurangi inflamasi dan pengobatan dengan antiinflamasi dan
obat penurun asam urat.
Penyakit ini sering ditemukan di masyarakat dengan prevalensi lebih sering
ditemukan pada pria.
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Sudono AW. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5
th
ed. Jakarta: Internal
Publishing; 2010. p. 1085-92 p. 2550-60.
2. Prince SA. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. 6
th
ed.
Elseiver: EGC; 2002. p.1381-3, p. 1386-7.
3. Keith L. Moore, Anne M. R. Agur, Anatomi Klinik Dasar , 2002
4. Sjamsuhidrajat R, 1 W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC. 2004. 756-763.
5. Available at : http://medicastore.com/penyakit/7/Gout.html.
6. Available at : : http://www.scribd.com/doc/66170274/Penyakit-Gout