Anda di halaman 1dari 21

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sungai adalah saluran alamiah di permukaan bumi yang menampung dan
menyalurkan air hujan dari daerah yang tinggi ke daerah yang lebih rendah dan
akhirnya bermuara di danau atau di laut. Di dalam aliran air terangkut juga material-
material sedimen yang berasal dari proses erosi yang terbawa oleh aliran air dan
dapat menyebabkan terjadinya pendangkalan akibat sedimentasi dimana aliran air
tersebut akan bermuara yaitu di danau atau di laut.
Sedimen yang dihasilkan oleh proses erosi dan terbawa oleh aliran air akan
diendapkan pada suatu tempat yang kecepatan alirannya melambat atau terhenti.
Peristiwa pengendapan ini dikenal dengan peristiwa atau proses sedimentasi. Proses
sedimentasi berjalan sangat komplek, dimulai dari jatuhnya hujan yang meng-
hasilkan energi kinetik yang merupakan permulaan dari proses erosi. Begitu tanah
menjadi partikel halus, lalu menggelinding bersama aliran, sebagian akan tertinggal
di atas tanah sedangkan bagian lainnya masuk ke sungai terbawa aliran menjadi
angkutan sedimen.
Daerah muara sungai merupakan daerah yang sangat produktif, karena
penambahan bahan-bahan organik yang berasal dari darat melalui aliran sungai dan
perairan sekitarnya, secara terus menerus. Percampuran kedua masa air yang terjadi
di muara sungai dapat menyebabkan perubahan kondisi fisik oseanografi di lokasi
tersebut.
Daerah muara Sungai Palu merupakan daerah yang mengalami proses
sedimentasi tinggi akibat bermuaranya berbagai sungai yang membawa sedimen. ika
dilihat dari batimetri, perairan Sungai Palu memiliki kedalaman yang ber!ariasi.
"orfologi perairan terutama dibentuk oleh hasil endapan sedimen dari sungai dengan
sebaran yang dikontrol oleh aktifitas aliran arus sungai. #onfigurasi dasar laut
mempengaruhi arah dan kecepatan arus, sebaliknya arus memiliki pengaruh yang
besar terhadap pola pergerakan sedimen.
Penelitian terhadap aliran sungai dan pola pengendapan sedimen pada muara
Sungai Palu diharapkan mampu mengetahui pola penyebaran sedimen serta kaitannya
dengan aliran sungai, karena sedimentasi yang terjadi pada suatu muara sungai akan
$
mengakibatkan menurunnya kecepatan aliran sungai tersebut. Dengan demikian hasil
dari penelitian ini diharapkan mampu dijadikan salah satu alternatif untuk mengatasi
pendangkalan muara Sungai Palu.
1.2. Rumusan Permasalahan
Besarnya jumlah sedimentasi dan kecepatan arus sungai yang terjadi
mengakibatkan timbulnya pendangkalan di muara Sungai Palu. Permasalahan yang
terjadi adalah banyaknya endapan sedimen di muara sungai sehingga tampang
alirannya kecil dan dapat mengganggu aliran debit sungai ke laut. #etidaklancaran
aliran tersebut dapat menyebabkan banjir di daerah hulu sungai.
%al utama yang perlu diteliti ialah seberapa besar debit sedimen yang terjadi di
muara Sungai Palu. Bagaimana pengaruh besarnya debit sedimen tersebut terhadap
aliran sungai dengan mempelajari pola sebaran sedimen yang terjadi.
1.3. Tujuan Penelitian
&ujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah '
1. (ntuk mengetahui pengaruh besarnya debit sedimentasi yang terjadi serta
kaitannya dengan kecepatan arus sungai.
$. "enganalisis pola distribusi sedimen yang terjadi pada muara sungai.
). (ntuk mengetahui pendangkalan yang akan terjadi akibat pengaruh
sedimentasi dan penurunan arus aliran sungai yang terjadi. Sehingga
diharapkan dapat menanggulangi banjir akibat pendangkalan sungai sebagai
dampak dari sedimentasi dan kecepatan aliran yang menurun.
1.. Ruang Lingku! Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis debit sedimen dasar *bed load+ di
muara Sungai Palu. Data arus pengamatan yang diperoleh dari pengukuran current
meter merupakan arus total. ,rus total merupakan penjumlahan dari arus pasut dan
arus non pasut (ntuk memisahkan arus pasut dan arus non pasut maka dilakukan
pemisahan komponen kecepatan untuk mendapatkan komponen &imur-Barat *u+ dan
komponen (tara-Selatan *!+. Selanjutnya dilakukan analisis harmonik untuk masing-
masing komponen kecepatan arus.
)
1.". #et$%e Pengum!ulan Data
"ateri data yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini terdiri dari dua
macam, yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer terdiri dari '
1. Pengamatan langsung atau percobaan di laboratorium
$. "enghitung hasil percobaan
). #onsultasi langsung dengan pembimbing
Data sekunder terdiri dari '
1. Buku - buku dan literature yang berkaitan dengan masalah yang akan
dibahas.
1.&. 'istematika Penulisan
,dapun sistematika penulisan pada laporan ini adalah sebagai berikut '
1. Bab . Pendahuluan
Bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan penelitian,
ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan.
$. Bab .. &injauan Pustaka
Bab ini menguraikan kajian literatur yang menjelaskan mengenai teori,
temuan, dan penelitian terdahulu yang menjadi acuan untuk melaksanakan
penelitian ini.
). Bab ... "etodologi Penelitian
Bab ini terdiri dari lokasi dan objek penelitian, teknik pengumpulan data
serta diagram alir penelitian, teknik pengambilan sampel dan teknik analisis
data, Pembahasan mengenai alat dan material yang digunakan dalam
pekerjaan, teknik pelaksanaan pekerjaan, dan kendala-kendala yang
dihadapi di lapangan.
/. Bab .0 1encana Penelitian
Bab ini berisikan informasi tentang penjabaran analisa data dan penjabaran
hasil dari analisa yang telah dilakukan.
/
2. Bab 0 1encana biaya
Pada bab ini berisi estimasi biaya yang merupakan perkiraan anggaran biaya
yang akan dikeluarkan dalam pelaksanaan perencanaan atau studi lapangan
termasuk biaya penulisan proposal.
3. Bab 0. 1encana Daftar Pustaka
Pada bab ini berisi daftar dari buku - buku dan jurnal yang akan digunakan
sebagai referensi selama mengerjakan tugas akhir.
2
BAB II
TIN(AUAN PU'TA)A
2.1. #uara 'ungai
"uara sungai adalah bagian hilir dari sungai yang berhubungan dengan laut.
Permasalahan di muara sungai dapat ditinjau di bagian mulut sungai *river mouth+
dan estuari. "ulut sungai adalah bagian paling hilir dari muara sungai yang langsung
bertemu dengan laut. Sedangkan estuari adalah bagian dari sungai yang dipengaruhi
oleh pasang surut. "uara sungai berfungsi sebagai pengeluaran4aliran debit sungai,
terutama pada waktu banjir, ke laut. Selain itu muara sungai juga harus melewatkan
debit yang ditimbulkan oleh pasang surut, yang bisa lebih besar dari debit sungai.
sehingga muara sungai harus cukup lebar dan dalam.
"uara sungai dapat dibedakan dalam tiga kelompok, yang tergantung pada
faktor dominan yang mempengaruhinya. #etiga faktor dominan tersebut adalah
gelombang, debit sungai dan pasang surut *5ur 6uwono, 177/+.
1. 8elombang
8elombang besar yang terjadi pada pantai berpasir dapat menimbulkan
angkutan sedimen, baik dalam arah tegak lurus dan sejajar pantai.
,ngkutan sedimen tersebut dapat bergerak masuk ke muara sungai dan
karena di daerah tersebut kondisi gelombang sudah tenang maka sedimen
akan mengendap. Semakin besar gelombang semakin besar angkutan
sedimen dan semakin banyak sedimen yang mengendap di muara.
$. Debit Sungai
%al ini terjadi pada sungai dengan debit sepanjang tahun cukup besar yang
bermuara di laut dengan gelombang relatif kecil. Pada waktu air surut
sedimen akan terdorong ke muara dan menyebar di laut. Selama periode
sekitar titik balik di mana kecepatan aliran kecil, sebagian suspensi
mengendap. Pada saat dimana air mulai pasang, kecepatan aliran
bertambah besar dan sebagian suspensi dari laut masuk kembali ke sungai
bertemu dengan sedimen yang berasal dari hulu.
3
Selama periode dari titik balik ke air pasang maupun air surut kecepatan
aliran bertambah sampai mencapai maksimum dan kemudian berkurang
lagi. Dengan demikian dalam satu siklus pasang surut jumlah sedimen
yang mengendap lebih banyak daripada yang tererosi, sehingga terjadi
pengendapan di depan mulut sungai.
). Pasang Surut
,pabila tinggi pasang surut cukup besar, !olume air pasang yang masuk ke
sungai sangat besar. ,ir tersebut akan berakumulasi dengan air dari hulu
sungai. Pada waktu air surut, !olume air yang sangat besar tersebut
mengalir keluar dalam periode waktu tertentu yang tergantung pada tipe
pasang surut. Dengan demikian kecepatan arus selama air surut tersebut
besar, yang cukup potensial untuk membentuk muara sungai. "uara sungai
tipe ini berbentuk corong atau lonceng.
2.2. Pengaruh *el$m+ang %an Angin
,ngin yang berhembus di atas permukaan air akan memindahkan energi ke
air. #ecepatan angin akan menimbulkan tegangan pada permukaan laut, sehingga
permukaan air yang tadinya tenang akan terganggu dan timbul riak gelombang kecil
di atas permukaan air. ,pabila kecepatan angin bertambah, riak tersebut menjadi
semakin besar, dan apabila angin berhembus terus akhirnya akan terbentuk
gelombang.
Semakin lama dan semakin kuat angin berhembus, semakin besar gelombang
yang terbentuk. Data-data kecepatan angin yang digunakan untuk pembangkitan
gelombang adalah data yang dicatat di darat yang diukur pada ketinggian tertentu di
atas permukaan laut. %al ini mengakibatkan data tersebut harus melewai tahap
koreksi, antara lain '
1. #oreksi ele!asi
$. #oreksi stabilitas
). #oreksi lokasi
/. #oreksi durasi
2. 9actor tegangan angin
2.3. 'e%imen
:
Sedimen adalah pecahan pecahan material umumnya terdiri atas uraian batu-
batuan secara fisis dan secara kimia. Partikel seperti ini mempunyai ukuran dari yang
besar *boulder+ sampai yang sangat halus *koloid+, dan beragam bentuk dari bulat,
lonjong sampai persegi. Pada umumnya partikel yang bergerak dengan cara
bergulung, meluncur dan meloncat disebut angkutan muatan dasar *bed-load
transport), sedangkan partikel yang melayang disebut angkutan muatan layang
*suspended load transport).
"aterial sedimen adalah kuarsa, begitu partikel sedimen terlepas mereka akan
terangkut oleh gaya grafitasi, angin dan atau air. ,ngkutan sedimen di sungai yang
bergerak oleh aliran air, sangat erat berhubungan dengan erosi tanah permukaan
karena hujan. ,ir yang meresap ke tanah dapat mengakibatkan longsoran tanah yang
kemudian masuk ke sungai mempunyai andil yang sangat besar pada jumlah
angkutan sedimen di sungai.
#arena muatan dasar senantiasa bergerak, maka permukaan dasar sungai
kadang-kadang naik *agradasi+ tetapi kadang-kadang turun *degradasi+ dan naik
turunnya dasar sungai disebut alterasi dasar sungai *river bed alteration+. muatan
melayang tidak berpengaruh pada alterasi dasar sungai, tetapi dapat mengendap di
dasar waduk atau muara sungai, yang menimbulkan pendangkalan - pendangkalan
muara sungai tersebut yang menyebabkan timbulnya berbagai masalah.
2.. )eseim+angan Budget 'e%imen
Budget sedimen adalah keseimbangan !olume transpor sedimen dalam suatu
penggal pantai berdasarkan jumlah transpor sedimen, erosi dan deposisi. Prinsip
keseimbangan dalam budget sedimen sempurna akan memberikan hasil nilai sedimen
yang masuk memiliki harga yang sama besar dengan nilai sedimen yang keluar.
,pabila nilai sedimen yang masuk lebih besar dari nilai sedimen yang keluar maka
akan memberi nilai selisih yang berarti terjadi pengendapan dan sebaliknya.
2.". Perkiraan #uatan 'e%imen Dasar %engan Rumus Em!iris
Berbagai persamaan untuk memper-kirakan muatan sedimen dasar telah
banyak dikembangkan, walaupun demikian penerapannya untuk penyelidikan di
lapangan masih perlu pengkajian lebih lanjut. &etapi ada beberapa persamaan yang
;
umumnya digunakan untuk memperkirakan muatan sedimen dasar. *Soewarno,
1771+.
1. Persamaan Meyer Peter
Persamaan muatan sedimen dasar dari meyer-peter dapat ditulis sebagai
berikut *Soewarno, 1771+ '
( ) ( )
)
$
b
)
1
)
1
7
1<
)
$
=
>s
> >s
D >
> >s
<,/3$
>
> >s
7,2
D
=

,
_

'

*Pers. 1+
#eterangan'
= ? debit aliran per unit lebar *)4det+
=b ? debit muatan sedimen dasar *kg4det4m+
? berat jenis *spesific gravity+ dari air
? berat jenis partikel muatan sedimen dasar
D ? diameter butir *mm+
S ? kemiringan garis energi4kemiringan dasar saluran *m4m+
Persamaan 1 digunakan untuk ukuran butir yang seragam. Dikembangkan
di laboratorium dengan luas penampang $
$
, panjang 2< m, debit
ber!ariasi sampai dengan 2
)
4det dan debit sedimen dasar sampai /,)
kg4det4m. Persamaan diatas dapat juga ditulis sebagai berikut '
( )
( )
2<
)
$
b
)
1
2<
$
)
D
@ @s
1
=
@s
@ @s
g
>
<,$2 <,</:
D > >s
S
n
nA
>1

,
_

,
_

*Pers.
$+
#eterangan'
? kerapatan *density+ air *kg4m)+
? kerapatan partikel sedimen *kg4m)+
2< ? ukuran median butir *m+
g ? percepatan gra!itasi *7,;1 m4det$+
7
1 ? jari-jari hidrolis
nB ? koefisien kekasaran untuk dasar rata
n ? koefisien kekasaran actual
.ntensitas aliran dihitung dengan rumus '
( ) 1
n
nA
S
D
@
@ @s
C
$
)
2<

*Pers. )+
.ntensitas angkutan muatan sedimen dasar '
$
)
<,1;;
/
D

,
_

*Pers. /+
Eaju muatan sedimen dasar per satuan lebar '
$
1
)
2<
D g
1
@ @s
@
>s
=b
D

,
_

*Pers. 2+
dengan '
>
> >s
@
@ @s

"aka debit muatan sedimen dasar untuk seluruh lebar dasar aliran '
F =b G
b

*Pers. 3+
#eterangan'
Gb ? debit muatan sedimen dasar *kg4det+
F ? lebar dasar *m+
$. Persamaan Einstein
Persamaan muatan sedimen dasar dengan pendekatan dari Hinstein
berdasarkan fungsi daripada '
( ) C f D
*Pers. :+
#eterangan'
D ? intensitas muatan sedimen dasar
f *C+ ? intensitas aliran
dimana '
( )
S1A
D
@
@ @s
C f

*Pers. ;+
1Badalah jari-jari hidrolis yang menampung muatan sedimen dasar
$
)
n
nA
1 1A
,
_

*Pers. 7+
1<
Eaju muatan sedimen dasar per satuan lebar '
$
1
)
)2
D g
1
@ @s
@
>s
=b
D

,
_

*Pers. 1<+
Eaju muatan sedimen seluruh lebar dasar sungai adalah'
F =b G
b

*Pers. 11+
Sumber ' *Soewarno, 1771+
8ambar 1 ' %ubungan antara D dan C secara grafis
). Persamaan an !i"n
"enurut 0an 1ijn angkutan sedimen dasar dapat dianalisa cukup akurat
dengan dua parameter yang tak berdimensi *dimensionless parameters+
yang dikemukakan oleh ,ckers Fhite dan 6allin *0an 1jin, 17;/+ yaitu'
a. Parameter partikel
( )
)
1
$
2< I
!
g 1 s
D D

,
_


*Pers. 1$+
Dimana'
? parameter partikel
50 ? ukuran partikel *m+
g ? percepatan gra!itasi *7,;1 m4det
$
+
? spesific density
v ? koefisien kekentalan kinematik *1.1<-3 m
$
4det+
b. #tage parameter
11
( ) ( )
( )
$
I
$
I
$
A
I
cr u
cr u u
&

*Pers. 1)+
Dimana'
uJ ? kecepatan geser dasar dengan butiran partikel *m4det+
uJ ? g14$ KA .u
? kecepatan geser dasar kritis menurut Shield *m4det+
& ? Stage parameter
KJ ? koefisien KheLy
? kecepatan aliran rata-rata *m4det+
#ecepatan geser dasar kritis * + dapat dihitung dengan diagram yang
diberikan oleh Shield '
Sumber ' *0an 1jin, 17;/+
8ambar $ ' Diagram perhitungan kecepatan geser dasar kritis
(ntuk KB dihitung dengan persamaan '

,
_

7<
)D
1$1b
1;log KA
*Pers. 1/+
Dimana'
1b ? jari-jari hidrolik *m+
D7< ? ukuran partikel sedimen *m+
,ngkutan sedimen dasar *bed load+ per satuan lebar sungai dapat
dihitung dengan persamaan'
( ) [ ]
<,)
I
1,2
2<
<,2
$,1
D
D g 1 s <,<2)&
=b

*Pers. 12+
1$
Debit angkutan sedimen dasar untuk seluruh lebar dasar saluran '
Gs ? =b . B *Pers. 13+
#eterangan'
Gb ? ,ngkutan sedimen dasar pada satu satuan lebar sungai *m
$
4det+
B ? lebar sungai *m+
2.&. De+it D$minan
Salah satu faktor yang mempengaruhi proses sedimentasi adalah debit aliran.
Selama aliran rendah angkutan sedimen bisa jadi sedikit, sedangkan pada saat aliran
tinggi sungai bisa mengangkut muatan sedimen yang tinggi dengan ukuran sedimen
dalam range yang lebih luas. 5amun dalam kenyataannya, aliran sungai mengalirkan
debit yang sangat ber!ariasi dengan membawa muatan sedimen. Pada beberapa
sungai perbandingan *ratio+ debit maksimum dan debit minimum dapat mencapai
nilai 1<<< atau lebih *8arde, 17::+. 0ariasi yang beragam pada aliran sungai
membawa kesulitan dalam memilih suatu debit yang mewakili dalam mempelajari
karakteristik aliran sungai.
"asing-masing peneliti mengusulkan cara yang berbeda-beda dalam memilih
sebuah debit yang mewakili *8arde, 17::+, yaitu sebagai berikut '
1. .nglish memperkenalkan konsep Mdebit dominanN. "enurutnya terdapat
suatu kemiringan dan debit dominan pada saluran yang terjadi *berulang+
setiap tahun. Pada debit ini, dicapai kondisi paling mendekati e=uilibrium
*kesetim-bangan+, dengan sangat sedikit kecenderungan untuk berubah.
#ondisi ini dapat dianggap berkaitan dengan pengaruh penggabungan dari
berbagai !ariasi kondisi yang terjadi dalam suatu periode waktu yang
panjang. Dengan kata lain debit dominan adalah hipotetik debit tetap
*steady+ yang akan memberikan hasil yang sama *untuk ukuran saluran
rerata+ yang sesungguhnya pada berbagai debit.
$. Blench mengatakan sebagai debit dominan apabila kejadiannya O 2<P.
). (SB1 mendefinisikan debit dominan sebagai debit yang terbanyak
membawa muatan sedimen dengan material lebih kasar dari <,<3$2 mm,
serta hubungannya dengan waktu. Debit yang ditemukan ini sedikit lebih
besar dari debit rerata.
1)
2.,. 'ta+ilitas #uara 'ungai
9aktor penting yang menentukan pembentukkan mulut sungai adalah prisma
pasang surut dan transpor sedimen sepanjang pantai total, yang dinyatakan dalam
bentuk F4"tot. "tot tersebut adalah jumlah transpor sedimen netto dari berbagai
arah gelombang datang di pantai yang ditinjau *m)4tahun+ sedangkan F adalah
prisma pasang surut.
&abel 1. 5ilai Stabilitas .nlet Per Bruun
-/Mtot 'ta+ilitas
F$Mtot O 12<
#ondisi muara baik, terdapat sedikit gundukkan pasir dan
penggelontoran baik.
1<< Q F$Mtot Q 12<
#ondisi muara menjadi kurang baik, formasi gundukan pasir
terlihat di mulut muara.
2< Q F$Mtot Q 1<<
8undukan pasir membesar, tetapi alur muara masih dapat
menerobos gundukan pasir.
$< Q F$Mtot Q 2<
"ulut muara sudah dipenuhi oleh gundukan pasir, pada waktu
badai gelombang pecah di atas gundukan pasir, tetapi muara
masih berfungsi karena adanya aliran air tawar dari sungai.
F$Mtot Q $< "ulut muara sudah tidak stabil sama sekali.
Sumber ' atmoko, 1777'1<
2... Luas Penam!ang #uara 'ungai
1. 1umus RBBrien
Pendekatan untuk menentukan ukuran penampang muara telah diusulkan
oleh RBBrien *1737+ yaitu dengan membuat rumus hubungan antara
prisma pasang surut *P+ yang lewat muara tersebut dengan ukuran
penampang muara. ,rus yang terjadi karena perbedaan tinggi muka air t
akan membentuk alur secara alamiah yang luasnya tergantung pada
prisma pasang surut di lokasi tersebut.
, ? 1,2;. 1<
-/
. P
<,72
*Pers. 1:+
Dengan '
, ? Euas penampang aliran minimum yang diukur di bawah "SE *m
$
+.
P ? Prisma pasang surut *m
)
+
1/
Perlu dijelaskan disini bahwa pendekatan tersebut didasarkan pada
pengukuran data inlet dan bukan pada muara sungai. Sehingga
aplikasinya pada muara sungai masih perlu diteliti lebih lanjut.
$. 1umus epang
Pendekatan lain dalam penentuan ukuran lebar dan dalam alur pelayaran
adalah dengan menggunakan cara epang yang menggunakan dua rumus
sebagai berikut'
b <,3:.b
1
*Pers. 1;+
<,37
b
b
d
d
1
$
1
$

,
_

*Pers. 17+
Dengan '
b1 ? Eebar bagian hulu *m+.
b$ ? Eebar alur pelayaran *m+.
d1 ? #edalaman rerata sungai di bagian hulu *m+.
d$ ? #edalaman rerata di aur pelayaran *m+.
2./. 'trategi Pengel$laan #uara 'ungai
,dapun strategi pengelolaan muara sungai untuk menanggulangi masalah
tersebut didasarkan pada beberapa pertimbangan seperti jenis pemanfaatan muara
sungai, operasi dan pemeliharaan, dampak lingkungan dan sebagainya. Dua pilihan
dasar yang perlu ditinjau adalah *&riatmodjo,1777'$7)+'
1. "uara sungai selalu terbuka
Supaya mulut sungai selalu terbuka diperlukan dua buah "eti panjang
untuk menghindari sedimentasi di dalam alur muara dan pembentukan
sand bar. (ntuk menanggulangi erosi yang terjadi di hilir "eti, diperlukan
bangunan pengendali erosi yang dapat berupa re!etmen, groin, pemecah
gelombang atau kombinasi dari ketiganya.
$. "uara sungai boleh tertutup
,da dua pilihan yaitu mulut sungai tidak boleh berbelok atau boleh
berpindah. Pembelokan muara sungai dapat menyebabkan sungai
semakin panjang dan dapat mengurangi kemampuannya untuk
melewatkan debit. (ntuk menahan pembelokan
12
muara sungai perlu dibuat "eti sedang, "eti pendek, bangunan di tebing
mulut sungai, atau pengerukan rutin endapan.
BAB III
#ET0DEL0*I PENELITIAN
3.1. 'tu%i Literatur
Studi literatur merupakan tahapan awal dari serangkaian penelitian yang akan
dijadikan sebagai dasar dalam pengkajian suatu masalah atau pokok bahasan, serta
sebagai data pendukung sekunder dan sebagai re!erensi atau acuan ke tahap
penelitian selanjutnya. Studi kepustakaan atau studi literatur dilakukan dengan
mengkaji dan mempelajari buku-buku, jurnal ilmiah, skripsi terdahulu, dan studi
literatur lainnya yang berkenaan dengan pokok bahasan yang akan dikaji. %al ini
dilakukan untuk mendapatkan teori - teori yang dapat dijadikan acuan atau petunjuk
dalam melakukan pengujian dan pembahasan.
3.2. #et$%$l$gi Penelitian
,nalisis data secara umum dibagi atas beberapa bagian berdasarkan jenis data
yang digunakan dalam perhitungan dan kajian data. "ateri yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan
adalah data yang diperoleh dari hasil pengukuran selama pengambilan sampel.
3.2.1. Data Arus 'ungai %an 'e%imen
13
"ateri yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer yang digunakan adalah data yang diperoleh dari hasil
pengukuran selama pengambilan sampel. Data primer tersebut meliputi
1. Data arus
&eknik pengukuran arus dapat dilakukan dengan pendekatan Eagrangian
atau Hulerian *Hmery and &homson, 177;+. Pendekatan Eagrangian
dilakukan dengan pengamatan gerakan massa air permukaan dalam
rentang waktu tertentu menggunakan pelampung sedangkan pendekatan
Hulerian dilakukan dengan pengamatan arus pada suatu posisi tertentu di
suatu kolom air sehingga data yang didapat adalah data arus dalam suatu
titik tertentu dalam fungsi waktu. Penelitian ini menggunakan teknik
pengukuran arus pendekatan lagrangian yaitu dengan menggunakan
,DKP *%coustic &oppler 'urrent Profiler+ tipe mobile 9rekuensi 3<<
%L. Kara kerja alat ini adalah melalui gelombang akustik yang
dipancarkan melalui transduser dan merambat di sepanjang kolom air.
Pada suatu lapisan air yang diukur kecepatanarusnya, gelombang
dipantulkan kembali menuju transduser oleh partikel sedimen dan
plankton *yang bergerak dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan
gerak air.
#arena adanya gerak relatif pemantul gelombang terhadap alat ukur
akustik, maka gelombang yang diterima akan mengalami efek Doppler
atau berubah frekuensinya. Perubahan frekuensi ini sebanding dengan
perbedaan kecepatan antara alat ukur arus akustik dengan lapisan arus
yang diukur *Poerbondono dan Djunasjah, $<<2+.
$. Data sedimen
Pengambilan sampel sedimen dilakukan dengan menggunakan dua alat,
yaitu sedimen grab untuk mengambil contoh sampel sedimen di muara,
sedangkan untuk pengambilan contoh sampel sedimen di sekitar perairan
muara sungai Palu diambil dengan menggunakan gravity core grab.
Pengambilan contoh sedimen yang tersuspensi digunakan Botol nansen
*(ater sampler+
3.2.2. Peng$lahan %ata arus sungai
1:
Pengambilan data arus dilakukan dengan teknik pengukuran Eagragian.
Dalam proses perekaman data arus didapat juga koordinat titik pengukuran. Data
yang didapat dikelompokkan untuk tiap waktu pengukuran )< menit. Data kecepatan
arus dalam cm4s diubah ke satuan m4s. Data kecepatan arus yang dikelompokkan dan
diubah ke satuan m4s tersebut digunakan untuk !erifikasi dengan kecepatan arus hasil
model.
1. "odel %idrodinamika
Pergerakan massa air *hidrodinamika+ di suatu perairan dapat dipelajari
dengan menggunakan hukum kekekalan massa *kontinuitas+ dan
kekekalan momentum yang menggunakan fleksibel mesh dan telah
banyak diaplikasikan dalam bidang oseanografi daerah coastal dan estuari.
%ukum kontinuitas '
hS
y
! h
S
u h
t
h
+ +

*Pers. $<+
dengan t menyatakan waktu, u dan v masing-masing menyatakan kecepatan
arus dalam arah ) dan y yang dirata-ratakan terhadap kedalaman
u h ?

T
d
udL
dan ! h ?

T
d
!dL
T
adalah ele!asi muka air laut
d T h +
adalah kedalaman total perairan
0erifikasi pola arus dilakukan dengan membandingkan pola arus hasil model
dengan pola arus hasil pengukuran lapangan. Dilakukan perhitungan terhadap
besar kesalahan yang terjadi dari setiap data menggunakan uji statistik
maupun perhitungan. Besar kesalahan yang terjadi dihitung dengan mencari
nilai "1H *Mean !elative Error+.
3.2.3. Pengujian sam!el se%imen
Sampel sedimen yang telah diambil dari lokasi penelitian selanjutnya akan
diperiksa di laboratorium. Pemeriksaan4 analisis di laboratorium ini bertujuan untuk
menentukan ukuran butiran sedimen dan berat jenis sedimen. Setelah analisis
saringan, maka dilakukan pengolahan data untuk mendapatkan grafik hubungan
antara ukuran saringan dan kumulatif prosentase. (ntuk mendapatkan ukuran butiran
D)2, D2<, dan D7< dapat langsung diplot pada grafik hubungan antara ukuran
1;
saringan dan kumulatif prosentase lolos. Dan juga dilakukan pencampuran semua
sampel sedimen untuk kemudian dilakukan analisa saringan.
3.2.. Analisa De+it D$minan
Dalam menganalisis debit dominan, data yang akan digunakan adalah data
debit harian. Sedangkan untuk ,nalisis debit sedimen dasar menggunakan debit
pengukuran hasil analisis debit sedimen dasar menggunakan metode "eyer-Peter,
Hinstein dan 0an 1jin. (ntuk analisis ini data debit yang akan digunakan adalah
debit dominan yang telah diperoleh dari perhitungan sebelumnya. Data ukuran
butiran yang digunakan adalah ukuran butiran yang didapatkan dari pencampuran
*miS+ seluruh sampel yang kemudian dilakukan analisis saringan.
3.2.". Urutan #et$%e Penelitian
"etodologi alur Penelitian dapat di lihat pada diagram alir penelitian pada
gambar ....1 di bawah ini '
S&,1&
Studi Eiteratur
Pengumpulan Data
Data Primer '
-Data morfologi sungai
-Sampel sedimen di
dasar sungai
Data Sekunder '
-Peta Das
-Data debit aliran
Pengujian sampel berat jenis
sedimen di laboratorium dan
pengolahan data arus sungai
17
BAB 1I
REN2ANA PENELITIAN
.1. -aktu %an Tem!at
Eama penyusunan tugas akhir ini diestimasi selama tiga bulan. Eokasi
pengambilan sampel sedimen adalah di "uara Sungai Palu, untuk pengujian
hidrolika akan dilakukan di Eaboratorium %idrolika urusan &eknik Sipil (ni!ersitas
&adulako. ,dapun rencana jadwal penelitian dapat dilihat sebagai berikut '
&abel .0.1. 1encana adwal Penelitian
.2. Ren3ana )erja
1encana kerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut'
1. Pengumpulan literatur
N$. Ren3ana )egiatan (uli Agustus 'e!tem+er
1. Studi Eiteratur 1 2 3 1 2 3
$. Pengumpulan data dan
pengambilan sampel
1
). Percobaan dilaboratorium 1 2 "
/. ,nalisa data 3
2. Pembuatan laporan 1 2 3 "
,nalisis laju sedimentasi
dan kecepatan arus
%asil dan pembahasan
#esimpulan dan saran
Selesai
,nalisa stabilitas dasar muara
$<
Pengumpulan literatur ini dimaksudkan untuk mempelajari dan mengetahui
semua hal yang berhubungan dengan pendangkalan sungai yang disebabkan
oleh arus sungai serta sedimentasi.
$. Perurusan PeriLinan
Perurusan periLinan kepada instansi - instansi terkait guna mendapatkan
data-data sekunder maupun primer dalam penelitian ini.
). Pekerjaan Eapangan
Pekerjaan lapangan berupa pengambilan sample sedimen dan data arus dan
debit sungai.
/. Pengujian Eaboratorium
Pengujian laboratorium dilakukan di Eaboratorium %idrolika urusan
&eknik Sipil (ni!ersitas &adulako, diestimasi berlangsung selama )
minggu.
BAB 1
BAB 1I
REN2ANA DA4TAR PU'TA)A
,tmodjo, Farsito. $<11. #tudi Penyebaran #edimen *ersuspensi di Muara #ungai
Porong +abupaten Pasuruan. Buletin Rseanografi "arina.
Khow, 0en &e. 177$. ,idrolika #aluran *erbuka. akarta' Hrlangga.
"okonio, Rl!iana. "ananoma, &. &anudjaja, E. $<1). %nalisis #edimentasi di
Muara #ungai #alu(angko &esa *ounelet +ecamatan +akas +abupaten
Minahasa. (ni!ersitas Sam 1atulangi.
5iBam, "oh. 9ai=un. $<<). +ebutuhan &ebit Pada Proses -luidisasi #edimen
.onkohesif /ntuk Penanganan Pendangkalan Muara #ungai. 9akultas
&eknik urusan &eknik Sipil (nissula Semarang
Soemarto, K.D. 177). ,idrologi *eknik Edisi +edua. akarta' Hrlangga.
Soewarno, 1772. ,idrologi %plikasi Metode #tatistik /ntuk %nalisa &ata 0ilid 1 .
Bandung' 5o!a
$1

Anda mungkin juga menyukai