Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN TUTORIAL

BLOK XII MODUL 1



Kelompok 4 :
- Leliyanisari Z 1210343 (Ketua)
- Dina Wardaningsih 1210342022 (Sekretaris Papan)
- Qorrie Furqan Al Annuri 1210341007 (Sekretaris Meja)
- Agustian S.P 121034 (Anggota)
- Annisa Bifadillah 12103420 (Anggota)
- Azri Darma 12103420 (Anggota)
- Melani Puspita 121034 (Anggota)
- Mentari Puspita 121034 (Anggota)
- Monalisa 12103420 (Anggota)
- Natasya Lola Dwi Putri 1210343007 (Anggota)

Tutor : drg. Reni Nofika

Fakultas Kedokteran Gigi
Universitan Andalas
2014

Modul I
Preparasi dan Restorasi Kavitas
Skenario 1 :
Bagusnya tambalan apa ya?
Resti (31 tahun) mengantar anaknya yang berusia 6 tahun ke praktek dokter gigi untuk
menambal gigi geraham belakang kanan bawah anaknya yang berlubang dan terasa ngilu saat minum
dingin. Selain itu, Resti juga ingin berkonsultasi apakah ia bisa membuat veneer seperti gigi beberapa
artis di televisi.
Dari pemeriksaan, dokter gigi menemukan karies klas II yang cukup besar pada gigi 46
anaknya. Dokter gigi menjelaskan pada Resti kalau sebelum ditambal gigi tersebut akan dibersihkan
dahulu dan lubangnya dibentuk sebelum ditambal. Resti bigung, karena sebelumnya dia mengira gigi
anaknya bisa langsung ditambal. Resti khawatir lubang gigi tersebut akan semakin besar jika dibur. Jika
Resti ingin dibuatkan veneer apakah giginya juga akan dibur?
Bagaimana saudara menjelaskan kasus yang dihadapi Resti dan anaknya?
Pokok-pokok yang dielaborasi :
1. Memahami dan menjelaskan prinsip preparasi dan restorasi gigi sulung












LANGKAH 1
Terminologi
1. Veneer
Bahan plastik tipis berupa bahan pelapis sewarna gigi yang diaplikasikan pada bagian / seluruh
permukaan gigi yang mengalami kerusakan.

LANGKAH II
Mengidentifikasi Masalah
1. Apa saja klasifikasi klas karies menurut G.V Black?
2. Apa tujuan dilakukan preparasi?
3. Apa saja prinsip preparasi kavitas?
4. Apa saja syarat dalam melakukan preparasi?
5. Apa saja tahap dalam preparasi kavitas?
6. a. Bahan apa saja yang digunakan untuk restorasi gigi?
b. Apa saja syarat dalam bahan restorasi?
7. Bagaimana preparasi dan restorasi pada gigi sulung?
8. Apa saja sifat, kelebihan dan kekurangan dari amalgam, komposit dan GIC?
9. Apa saja indikasi dan kontra indikasi penggunaan veneer?
10. Apa saja fungsi veneer?
11. Bagaimana prosedur pengaplikasian veneer?

LANGKAH III
Menganalisa Masalah
1. Apa saja klasifikasi klas karies menurut G.V Black?
Klas I : Pit dan fissure (gigi posterior)
Foramen Caucum (gigi anterior)
Klas II : Mesio-Oklusal (MO) / Disto-Oklusal (DO) / Mesio-Oklusal-Distal (gigi
posterior, biasanya gigi Molar)
Klas III : 1/3 bagian permukaan gigi (aproksimal), biasanya gigi anterior dengan
perluasan karies belum mencapai insisal.
Klas IV : Telah mencapai insisal atau 1/3 bagian permukaan gigi (aproksimal).
Klas V : Bagian servikal pada gigi anterior atau posterior (labial, bukal, lingual,
palatal)
Klas VI : Gigi anterior (insisal edge) atau gigi posterior (cusp)

2. Apa tujuan dilakukan preparasi?
a. Membentuk preparasi sehingga tekanan kunyahyang diterima gigi / restorasi tidak
menyebabkan fraktur / lepas restorasinya.
b. Memungkinkan penambalan dalam restorasi
c. Mempertahankan gigi sulung dan lingkungan gigi yang sehat

3. Apa saja prinsip preparasi kavitas?
a. Outline form : memperluas kavitas dengan menghilangkan cusp sampai
bagian selft cleansing.
b. Resistensi form : kavitas dibentuk agar tahan terhadap tekanan penguyahan.
c. Retention form : agar tumpatan mempunyai pegangan yang kuat dan tidak
bergerak.
d. Convience form : membentuk kavitas sehingga mempermudah pengerjaan
dan memasukkan bahan tumpatan ke dalam kavitas.
e. Finishing

4. Apa saja syarat dalam melakukan preparasi?
a. Kavitas bersih
b. Tepi kavitas halus dan terletak pada celasir yang sehat
c. celasir harus disokong oleh dentin sesuai arah enamel
d. Bentuk kavitas harus menanggung tambalan yang kuat dan tidak pecah
e. Bentuk harus mempunyai retensi yang cukup
f. Tepi kavitas harus diambil agar tidak terjadi karies sekunder

5. Apa saja tahap dalam preparasi kavitas?
Preparasi klas I :
a. Membuat outline
b. Resistensi
c. Retensi
d. Membuang jaringan karies
e. Merapikan
f. Menghaluskan dinding
g. Membuat sudut

6. a. Bahan apa saja yang digunakan untuk restorasi gigi?
Resin komposit, amalgam dan GIC
b. Apa saja syarat dalam bahan restorasi?
- Mudah digunakan
- Tahan lama
- Kekuatan tensil cukup
- Tidak larut dalam saliva
- Tahan terhadap korosi
- Daya penyerapan air rendah
- Radiopak
- Tidak toksik
- Biokompatible
- Estetik tinggi

7. Bagaimana preparasi dan restorasi pada gigi sulung?
a. Pemeriksaan : 18 bulan, preparasi atau restorasi : 2-3 tahun
b. Prinsip preparasi atau restorasi : sama saja dengan gigi permanen
Yang harus diperhatikan : bentuk anatomi gigi sulung : enamel, akar, dll.
c. bahan restorasi yang cocok digunakan untuk anak
8. Apa saja sifat, kelebihan dan kekurangan dari amalgam, komposit dan GIC?
a. Amalgam
Kelebihan : lebih kuat, mudah, simple, harga terjangkau, resistensi panjang
terhadap korosi, comperehensive strength tinggi, kekerasan tinggi,
perubahan dimensi kecil, dan tahan terhadap keausan.
Kekurangan : apabila pencampuran merkuri dan amalgam tidak tepat : toksik
b. Komposit
Kelebihan : estetik bagus (gigi anterior) dan tahan lama dibanding amalgam.
Kekurangan : kurang kuat (gigi posterior), tidak boleh terkena air (kering),
mudah mengkerut dan berubah warna.
c. GIC
Kelebihan : retensi secara kimia, pelepasan flour secara alami, berikatan
secara adesif dan cukup estetik.
Kekurangan : sensitive terhadap kelembapan tinggi, larut dalam saliva, pada saat
karies profunda dianjurkan menghindari pemakaian GIC (iritan).

9. Apa saja indikasi dan kontra indikasi penggunaan veneer?
a. Indikasi veneer
Diskolorisasi tetrasiklin, flouridasis, gigi yang gelap karena penuaan, posisi gigi yang
tidak teratur pada lengkung rahang, diastem anterior, gigi malformasi disklorosis pasca
endodontik, gigi yang superfacialnya agak terlepas dan demineralisasi.
b. Kontra indikasi veneer
OH pasien buruk, pasien dengan penyakit periodontal, bruxisme, gigi pada emailnya
tidak memadai untuk retensi yang cukup, fraktur yang parah, celah interdental yang
besar dan gigi dengan mahkota yang pendek.

10. Apa saja fungsi veneer?
a. Memperbaiki gigi (kosmetik)
b. Menutupi perubahan warna
c. Mengubah bentuk dan ukuran gigi

11. Bagaimana prosedur pengaplikasian veneer?
- Pada bagian permukaan facial dan aproksimal gig menggunakan Etil Asam dan Bonding Agent.
- Direct (kunjungan ke drg hanya sekali) atau Indirect (Kunjungan lebih dari sekali)
- Anastesi local
- Lapisan tipis gigi digosok
- Dilakukan pencetakan gigi
- Proses pabrikasi (1 minggu)
- Waktu pemasangan (uji veneer dalam hal sewarna dengan gigi, veneer disatukan dengan semen
berkatalis tinggi)

LANGKAH IV
SKEMA















drg
Resti (31
tahun)
Anak (6 tahun)
Veneer
Gigi belakang bawah
kanan berlubang
Prosedur Tujuan
dan
Fungsi
Indikasi &
Kontra
Indikasi
Karies
Klas II
Klasifikasi
Karies
Preparasi
Restorasi
Prinsip
dan Tahap
Syarat Bahan Syarat
Indikasi
dan
Kontra
Indikasi
Kelebihan
dan
Kekurangan
LANGKAH V
TUJUAN PEMBELAJARAN (LEARNING OBJECTIVE)
1) M4 Klasifikasi Karies
2) M4 Veneer
a. Prosedur
b. Tujuan dan Fungsi
c. Indikasi dan Kontra Indikasi
3) M4 Preparasi
a. Prinsip dan Tahap
b. Syarat
4) M4 Restorasi
a. Syarat
b. Bahan
c. Indikasi dan Kontra Indikasi
d. Kelebihan dan Kekurangan

LANGKAH VII
SINTESA DAN UJI INFORMASI
1) M4 Klasifikasi Karies
Klasifikasi karies menurut G.J Mount and WR.Hume :
a. Berdasarkan site (lokasi)
Site 1 : karies terletak pada pit dan fissure.
Site 2 : karies terletak di area kontak gigi (proksimal), baik anterior maupun posterior.
Site 3 : karies terletak di daerah servikal, termasuk enamel/permukaan akar yang terbuka.

b. Berdasarkan size
Size 0 : lesi dini.
Size 1 : kavitas minimal, melibatkan dentin namun belum terjadi. Kavitas yang masih minim
dapat dilakukan perawatan remineralisasi.
Size 2 : ukuran kavitas sedang, dimana masih terdapat struktur gigi yang cukup untuk dapat
menyangga restorasi yang akan ditempatkan.
Size 3 : kavitas yang berukuran lebih besar, sehingga preparasi kavitas di perluas agar restorasi
dapat digunakan untuk melindungi struktur gigi yang tersisa dari retak/patah.
Size 4 : sudah terjadi kehilangan sebagian besar struktur gigi seperti cups/sudut insisal.
(ukuran) ; jika kavitas berkembang dari lesi bercak putih menjadi kavitas berlanjut sehingga
menghancurkan mahkota gigi. Mahkota tersebut diklasifikasikan menjadi:

B. Klasifikasi karies menurut G.V Black :
Kelas 1 : Kavitas pada semua pit dan fissure gigi, terutama pada premolar dan molar.
Kelas 2 : Kavitas pada permukaan approksimal gigi posterior yaitu pada permukaan halus /
lesi mesial dan atau distal biasanya berada di bawah titik kontak yang sulit dibersihkan. Dapat
digolongkan sebagai kavitas MO (mesio-oklusal) , DO (disto-oklusal) dan MOD (mesio-
oklusal-distal).
Kelas 3 : Kavitas pada permukaan approksimal gigi- gigi depan juga terjadi di bawah titik
kontak, bentuknya bulat dan kecil.
Kelas 4 : Kavitas sama dengan kelas 3 tetapi meluas sampai pada sudut insisal.
Kelas 5 : Kavitas pada bagian sepertiga gingival permukaan bukal atau lingual,lesi lebih
dominan timbul dipermukaan yang menghadap ke bibir/pipi dari pada lidah. Selain mengenai
email,juga dapat mengenai sementum.
Kelas 6 : Terjadi pada ujung gigi posterior dan ujung edge insisal incisive. Biasanya
pembentukkan yang tidak sempurna pada ujung tonjol/edge incisal rentan terhadap karies.

C. Klasifikasi karies berdasarkan kedalamannya
a. Karies superficialis merupakan karies yang masih mengenai email, biasanya belum
menimbulkan keluhan.
b. Karies media merupakan karies yang sudah mengenai dentin, sudah menimbulkan keluhan
berupa rasa ngilu.
c. Karies profunda merupakan karies yang sudah sampai pada pulpa, menimbulkan
keluhan rasa sakit
Klasifikasi karies berdasarkan cepat atau lambatnya.
a. Karies acute merupakan karies yang proses terjadinya secara cepat sehingga tubuh tidak
dapat melakukan perlawanan.
b. Karies kronis merupakan karies yang proses terjadinya lambat sehingga tubuh dapat
mengalami perlawanan.
c. Rampant karies metupakan karies yang terjadi pada anak-anak
d. Snaile karies merupakan karies yang terjadi pada orang tua.

D. Klasifikasi karies berdasarkan bidang yang dikenai.
a. Simple karies merupakan karies yang mengenai satu bidang gigi saja contohnya
bidang mesial.
b. Compound karies merupakan karies yang mengenai 2 bidang gigi contohnya pada bidang
aproximal.
c. Complek karies merupakan karies yang mengenai lebih dari 2 bidang gigi

2) M4 Veneer
a. Prosedur
- Cleaning
a. Permukaan gigi dibersihkan dengan rotary brush + bahan poles bebas oildan F, sehingga
warna gigi asli tampak, tanpa terpengaruh faktor ekstrinsik lain
b. Perkirakan jumlah pengasahan permukaan fasial gigi untuk tempat lapisanresin
komposit sehingga dihasilkan warna sesuai harapan (ada berbagaimacam cara)
c. Perlu persamaan persepsi antara operator dan penderita dengan bantuanshade guide.
- Shade selection
- Outline form and preparation
Desain outline pada pemukaan gigi sampai seberapa banyak pengasahan bidangfasial dan
sebatas mana preparasi akan dilakukan di daerah proksimal dan insisal.
Preparasi tergantung tujuan pembuatan restorasi veneer :
a. Untuk menutup diastema dan memperpanjang permukaan facial gigi maka preparasi
permukaan enamel seminimal mungkin atau bahkan tanpa preparasi
b. Pada area proksimal dibuat garis finish berupa feather-edged
c. Garis finish ini memanjang dari insisal edge ke area kontak setingi gingival papila
d. Untuk mengatasi perubahan warna, diperlukan pengasahan permukaan fasial lebih
banyak
- Isolation
- Etching
Total etch-Etsa asam phosphat selama15 30 detik.
Dicuci dan dikeringkan seperti tahapan etsa biasanya,
Kecuali menggunakan tehnik total self-etch (etsa dan bonding menjadi 1).
- Bonding
Penggunaan bahan bonding mengikuti petunjuk pabrik.
Pilih bonding yang sesuai.
- Restoration with layering technique
Aplikasi Restorasi Veneer (Direct)
Digunakan light curing composite resin
Perlu opaquer dibawah warna dentin, bila perubahan warna cukup gelap
Pemilihan warna sesuai shade guide atas persetujuan penderita, modifikasi warna-warna
yang jadi harapan
Bila ada kavitas perlu ditumpat dulu sebelum veneering
Penumpatan/aplikasi dengan tehnik layering
Bila digunakan microhybrid, sebaiknya lapisan terluar ditambahkan resin komposit
microfiller
Permukaan terluar/facial dilakukan veneering dengan composite resin microfiller,
nanofiller
Operator perlu mengetahui permainan warna dan penggunaan bahan untuk mendapatkan
hasil yang memuaskan. Lindungi gigi tetangga dengan matrix strip di daerah proksimal,
kemudian ratakan dan bentuk bahan komposit resin pada permukaan facial gigi tersebut
sehingga ketebalan bahan sesuai harapan dan warna homogen.
- Finishing and polishing

b. Tujuan dan Fungsi
Tujuan :
- Untuk menutupi warna gigi yang kuning sehingga gigi jadi tampak putih bersinar.
- Untuk menutup renggang antara 2 gigi.
- Untuk memperbaiki gigi yang patah atau keropos.
- Untuk meratakan posisi gigi yang sedikit ngga rapi.
- Untuk memperbaiki bentuk gigi agar terlihat lebih baik.
Fungsi :
- Kosmetik (lebih mengutamakan perubahan penampilan agar lebih baik,sedangkan reaksi
jaringan dan fungsi dianggap faktor sekunder).
- Melindungi permukaan gigi yang rusak.


c. Indikasi dan Kontra Indikasi
Indikasi :
- Mengoreksi diastema
- Memperbaiki diskolorisasi gigi yang mengalami perubahan warna karena fluorosis,
tetrasiklin
- Menutupi cacat pada email
- Mengoreksi bentuk gigi seperti peg-shaped
- Memperbaiki kerusakan struktur gigi, seperti gigi yang mengalami fraktur.

Kontra Indikasi :
- Penderita dengan kebiasaan bruxism atau aktivitas fungsional yang menyebabkan chipping.
- Gigi dengan email yang tidak memadai untuk retensi yang cukup.
- Fraktur gigi yang parah.
- Celah interdental yang besar ( diastema yang besar).
- Gigi dengan mahkota yang pendek.
- Gigi dengan restorasi yang besar dan dalam
- Bila gigi yang mengalami pewarnaan yang berat , dalam hal ini gigi harus di bleaching
dahulu, kemudian dilakukan venering
3) M4 Preparasi

a. Prinsip dan Tahap
Keberhasilan suatu restorasi untuk dapat bertahan cukup lama di dalam rongga mulut sangat
ditentukan oleh desain preparasi kavitas.
Yang dimaksud prinsip preparasi adalah sebagai berikut :

OUTLINE FORM
Merupakan bentuk daerah tepi marginal dari preparasi
Daerah tepi marginal ini diletakkan pada struktur yang sehat (halus) serta harus mudah
pembersihannya
Daerah cavosurface margin dari preparasi merupakan daerah yang harus benar-benar
diperhatikan
Untuk pemakaian bahan tumpatan tuang, cavofurvace margin dibuat bevel dengan maksud
supaya batas tepi tumpatan dengan gigi dapat halus (tidak ada step)
Sedangkan tepi preparasi untuk tumpatan amalgam dibuat sudut 90
0

Yang termasuk didlm outline form ini ialah extension for prevention atau cutting for
immunity, yang berarti dilakukan perluasan preparasi guna mencegah terjadinya sekunder
karies.
Daerah yang mudah terkena karies ialah pit dan fisura yang dalam, oleh karena itu pit dan fisura
yang dalam sebaiknya dimasukkan ke dalam extention for prevention.

RESISTENSI FORM
Adalah bentuk reparasi kavitas dimana sisa jaringan gigi yang ada tetap kuat menerima daya
kunyah / tidak pecah oleh daya kunyah.
Jadi pada waktu melakukan perluasan preparasi harus diperhatikan sisa jaringan gigi yang ada
cukup tebal.
Apabila sisa jaringan gigi telah tipis dan diperkirakan akan pecah pada saat pengunyahan,
maka sebaiknya dimasukkan kedalam desain reparasi.
Perlu diperhatikan bahwa enamel harus didukung oleh dentin yang sehat.


RETENTION FORM
Pembuatan retensi pada preparasi adalah mencegah terlepasnya tumpatan dari kavitas pada saat
mengunyah
Macam bentuk retensi :
Frictional wall retention
Undercut mekanis
Groove
Posthole
Dovetail
Retensi frictional wall disebabkan karena adanya interlocking dari bahan tumpatan. Dari
pemikiran ini dinding kavitas yang kasar akan mempunyai retensi yang lebih baik.
Perhatikan untuk pemilihan bahan restorasinya
Undercut mekanis umumnya dibuat pada sudut preparasi Klas V.
Restorasi amalgam pada kavitas yang luas dapat di tambahkan pin untuk meningkatkan
retensinya.

CONVENIENCE FORM
Hal yang penting disini adalah untuk memperoleh jalan masuk yang mudah menuju preparasi
kavitas, terutama untuk penempatan bahan tumpatan.
Cara untuk menghasilkan convinience form adalah
pemilihan alat-alat yang benar
memperluas preparasi kavitas cara mekanikal, contoh ; menurunkan jaringan. gusi untuk
memudahkan preparasi

REMOVAL OF CARIES
Jaringan. Karies yang infeksius secara klinis umumnya terlihat seperti spon (spongy) dan lunak,
dapat diambil dengan bur putaran rendah atau bila karies itu sudah dekat dengan pulpa maka
harus diambil dengan eskavator
Bila dinding kavitas dekat dengan pulpa dapat dilakukan pemberian Ca(OH)2, supaya jaringan
pulpa tetap vital.


FINISHING OF THE ENAMEL WALL
Dinding kavitas dibuat lurus dan rata
Tepi cavosurface dibuat bevel atau sudut 90
0

Untuk meratakan dinding kavitas dapat digunakan bur putaran rendah atau dikombinasi dengan
hand cutting instrumen yang tajam contoh ; chisel
Pada tumpatan amalgam, dinding kavitas yang agak kasar dapat menambah retensi.
Pada tumpatan tuang sebaiknya dinding kavitas dibuat halus

TOILET OF CAVITY
Tahapan yang penting setelah selesai preparasi kavitas, adalah pembersihan kavitas dari debris,
cairan darah, saliva dan muchin yang akan meningkatkan adaptasi bahan restorasi pada dinding
kavitas.
Pada tahap ini dianjurkan pemakaian rubberdam untuk isolasi gigi.
Daerah undercut dapat dibersihkan dengan ujung explorer yang tajam secara hati-hati.

b. Syarat
- Cavitas harus bersih
- Tepi cavitas halus dan terletak pada glasir yang sehat
- Glasir harus disokong oleh dentin sesuai arah enamel rods
- Bentuk cavitas harus menanggung tambalan yang kuat, tidak pecah (resisten)
- Bentuk tambalan member retensi yang cukup pada tambalan
- Tepi cavitas harus diambil di tempat dimana tidak akan terjadi caries sekunder.

4) M4 Restorasi
a. Syarat
- Harus mudah digunakan dan tahan lama
- Kekuatan tensil cukup
- Tidak larut ileh saliva dalam rongga mulut serta tidak korosi di salam rongga mulut
- Tidak toksik dan iritatif baik pada pulpa maupun pada gingival
- Mudah dipotong dan dipoles
- Derajat keausan sama dengan email
- Mampu melindungi jaringan gigi sekitar dari karies sekunder
- Koefisien muai termis sama dengan enamel / dentin
- Daya penyerapan airnya rendah
- Bersifat adhesive terhadap jaringan gigi
- Radiopaq
b. Bahan
- Resin Komposit
Resin komposit dapat digunakan pada sebagian besar aplikasi klinis. Secara umum, resin
komposit digunakan untuk:
- Restorasi kelas I, II, III, IV, V dan VI
- Fondasi atau corebuildups
- Sealant dan restorasi komposit konservatif (restorasi resin preventif)
- Prosedur estetis tambahan
- Partial veneers
- Full veneers
- Modifikasi kontur gigi
- Penutupan/perapatan diastema
- Semen (untuk restorasi tidak langsung)
- Restorasi sementara
- Periodontal splinting
- Aman untuk restorasi lesi kecil dan memiliki nilai estetik yang sangat bagus
- Cukup untuk menerima tekanan oklusal yang sedang tapi lebih cepat
- Lesi interproksimal (klas III) pada gigi anterior Lesi pada permukaan fasial gigi anterior
(klas V)
- Lesi pada permukaan gigi premolar
- Hilangnya sudut incisal gigi
- Fraktur gigi anterior
- Membentuk kembali gigi untuk mendukung restorasi tuang
- Lesi oklusal dan interproksimal gigi posterior ( klas I & II)
- Ikatan jangka panjang dengan dentin diragukan, untuk mengembangkan adhesi dentin
digunakan penghubung yaitu GIC

- Amalgam
Amalgam dapat diklasifikasikan atas beberapa jenis, yaitu:
1. Berdasarkan kandungan tembaga, yaitu:
a. Low Copper Alloys : mengandung kurang dari 6% tembaga.
b. High Copper Alloys : mengandung lebih dari 6% tembaga.
High copper alloys dapat diklasifikasikan lagi atas:
Admixed alloy powder
Single composition (unicompositional) alloy powder

2. Berdasarkan kandungan seng, yaitu:
a. Zinc-containing alloy : mengandung lebih dari 0.01% zinc
b. Zinc-free alloy : mengandung kurang dari 0.01% zinc

3. Berdasarkan bentuk dan ukuran partikel alloy, yaitu:
a. Lathe cut alloys
b. Admixed alloys
c. Spherical alloys

4. Berdasarkan jumlah alloy, yaitu :
a. Binary alloys, terdiri dari logam silver dan tin.
b. Ternary alloys, terdiri dari logam silver, tin dan copper.
c. Quartenary alloys, terdiri dari logam silver, tin, copper dan indium.

5. Berdasarkan ukuran dari alloy, yaitu:
a. Microcut , yaitu alloy dengan ukuran kecil
b. Macrocut, yaitu alloy dengan ukuran besar.

- GIC
GIC merupakan bahan tumpatan golongan keramik yang ditemukan pada tahun 1972 dan
masih dikembangkan hingga sekarang. GIC sering dipakai untuk gigi anterior terutama
untuk penambalan kavitas kelas III dan V (klasifikasi G.V. Black).
Komposisi dari GIC adalah :
1. GIC powder, yang terdiri dari Flourualumino Silicat Glass
2. GIC liquid, yang terdiri dari Polyalcenoic Acid atau Itaconic acid copolymer
dalam air
3. Tartaric acid sebagai accelerator
c. Indikasi dan Kontra Indikasi
a. Resin Komposit
- Indikasi
The American Dental Association (ADA) mengindikasikan kelayakan resin komposit
untuk digunakan sebagai pit and fissura sealant, resin preventif, lesi awal kelas I dan II
yang menggunakan modifikasi preparasi gigi konservatif, restorasi kelas I dan II yang
berukuran sedang, restorasi kelas V, restorasi pada tempat-tempat yang memerlukan
estetika, dan restorasi pada pasien yang alergi atau sensitif terhadap logam.

ADA tidak mendukung penggunaan komposit pada gigi dengan tekanan oklusal yang
besar, tempat atau area yang tidak dapat diisolasi, atau pasien yang alergi atau sensitif
terhadap material komposit. Jika komposit digunakan seperti yang telah disebutkan
sebelumnya, ADA menyatakan bahwa "ketika digunakan dengan benar pada gigi-geligi
desidui dan permanen, resin berbahan dasar komposit dapat bertahan seumur hidup
sama seperti restorasi amalgam kelas I, II, dan V.

- Kontra Indikasi
Kontraindikasi utama dari penggunaan resin komposit sebagai material restorasi adalah
berhubungan dengan faktor-faktor yang muncul seperti isolasi, oklusi dan operator. Jika
gigi tidak dapat diisolasi dari kontaminasi cairan mulut maka resin komposit atau bahan
bonding lainnya tidak dapat digunakan. Hal ini terjadi karena resin komposit bersifat
sangat sensitif dan memerlukan ketelitian. Bila terkontaminasi cairan mulut,
kemungkinan restorasi akan lepas (Summitt dkk., 2006).

Jika semua kontak oklusi terletak pada bahan restorasi maka resin komposit sebaiknya
tidak digunakan. Hal ini karena resin komposit kekuatan menahan tekanan oklusi lebih
rendah dibandingkan amalgam. Diperlukan memperkuat sisa struktur gigi yang tidak
dipreparasi dengan prosedur restorasi komposit. Adanya perluasan restorasi hingga
mencapai permukaan akar, menyebabkan adanya celah pada pertemuan komposit
dengan akar. Penggunaan liner pada area permukaaan akar dapat mengurangi
kebocoran, celah dan sekunder karies. Tumpatan menggunakan komposit pada gigi
posterior akan cepat rusak pada pasien dengan tenaga pengunyahan yang besar
atau bruxism, karena bahan komposit mudah aus.Pasien dengan insidensi karies tinggi
serta kebersihan mulut tidak terjaga juga dianjurkan untuk tidak menggunakan tumpatan
resin komposit (Baum, et al., 1995).
- Faktor isolasi
Agar restorasi komposit dapat berhasil (untuk memulihkan fungsi, tidak
mengganggu jaringan, dan retensi pada gigi), komposit harus berikatan dengan
struktur gigi, yaitu email dan dentin. Struktur gigi yang dibonding memerlukan
lingkungan yang terisolasi dari kontaminasi cairan mulut atau kontaminan lainnya.
Kontaminasi tersebut akan menghalangi pembentukan ikatan. Jika daerah operasi
dapat diisolasi dengan baik, maka prosedur bonding yang dilakukan akan berhasil.
Hal ini berlaku untuk penggunaan restorasi komposit, bonded amalgam, atau
ionomer kaca, serta bonding restorasi tidak langsung dengan penggunaan agen
penyemenan yang tepat. Jika daerah operasi tidak dapat sepenuhnya dilindungi dari
kontaminasi, maka yang digunakan adalah sebuah restorasi nonbonded amalgam,
karena kehadiran cairan mulut tidak menyebabkan masalah klinis yang signifikan
dengan amalgam.

- Faktor oklusal
Material resin komposit kurang resisten dibandingkan dengan amalgam, namun
penelitian menyatakan bahwa daya resistensi resin komposit tidak jauh berbeda
dengan amalgam. Pada pasien dengan kekuatan oklusal yang besar,bruxism atau
restorasi pada seluruh permukaan oklusal penggunaan amalgam lebih baik
dibandingkan dengan resin komposit. Namun pada gigi dengan dengan tekanan
oklusal yang normal dan kontak oklusal normal pada struktur gigi penggunaan resin
komposit baik sebagai bahan restorasinya.
- Kemampuan operator
Preparasi gigi untuk restorasi dengan resin komposit relatif mudah dan tidak
kompleks apabila dibandingkan dengan amalgam, namun dalam hal isolasi gigi,
penempatan etsa, primer dan bahan adhesif pada struktur gigi,
insersi, finishing danpolishing dari resin komposit lebih sulit dari restorasi amalgam.
Dan menurut Jordan (1988), restorasi dengan komposit lebih sulit digunakan pada
gigi posterior, prosedur finishing yang lama, serta proteksi pulpa menjadi lebih
faktor kritis dibandingkan dengan amalgam karena komposit merupakan material
yang bersifat toksik. Dan waktu yang dibutuhkan untuk penambalan lebih lama dan
operator harus lebih berhati-hati (Baum, et al., 1995). Untuk itu operator harus
memberikan perhatian yang besar dan detail pada penyelesaian restorasi komposit
secara sempurna. Kemampuan dan pengetahuan dari penggunaan material dan
keterbatasannya sangat dibutuhkan oleh operator dalam menggunakan resin
komposit sebagi bahan restorasi.

b. Amalgam
- Indikasi
- Gigi posterior
- Karies pit dan fissure gigi posterior, karies proksimal gigi posterior, dan karies
permukaan halus (sisi bukal atau lingual)
- Pasien dengan insidensi karies tinggi
- Kontra Indikasi
- Gigi yang memerlukan estetika baik (terutama gigi anterior)

c. GIC
- Indikasi
- Lesi erosi servikal
Kemampuan semen glass ionomer untuk melekatkan secara kimiawi dengan dentin,
menyebabkan semen glass ionomer saat ini menjadi pilihan utama dalam merestorasi
lesi erosi servikal. Bahan ini juga memiliki kekerasan yang cukuo untuk menahan
abrasi akibat sikat gigi.
- Sebagai bahan perekat atau luting (luting agent)
Karena semen glass ionomer ini memiliki beberapa keunggulan seperti ikatannya
dengan dentin dan email. Aktivitas kariostatik, flow yang lebih baik, kelarutan yang
lebih rendah dan kekuatan yang lebih besar maka sebagai luting agent semen ini
diindikasikan untuk pasien dengan frekuensi karies tinggi atau pasien dengan resesi
ginggiva yang mememrlukan kekuatan dan aktifitas kariostatik misalnya pada
pemakai mahkota tiruan ataupun gigi tiruan jembatan.
- Semen glass ionomer dapat digunakan sebagai base atau liner di bawah tambalan
komposit resin pada kasus kelas I, kelas II, kelas III, kelas V dan MOD. Bahan ini
berikatan secara mikromekanik dengan komposit resin melalui etsa asam dan
member perlekatan tepi yang baik. Perkembangan dentin bonding agents yang dapat
member perlekatan yang baik antara dentin dan resin hanya dapat digunakan pada
lesi erosi servikal. Bila kavitasnya dalam atau luas, bonding sering kali gagal. Untuk
memperbaiki mekanisme bonding dan melindungi pulpa dari irirtasi, semen glass
ionomer digunakan sebagaibahan sub bonding
- Sebagai base yang berikatan secara kimiawi di bawahrestorasi amalgam mempunyai
kerapatan tepi yang kurang baik sehingga dengan adanya base glass ionomer dapat
mencegah karies sekunder terutama pada pasien dengan insidens karies yang tinggi.
Dalam keadaan sperti ini, proksimal box diisi dengan semen cermet sampai ke dalam
2 mm dan sisanya diisi amalgam.
- Untuk meletakkan orthodontic brackets pada pasien muda yang cenderung
mengalami karies melalui etsa asam pada email. Dengan adanya perlepasan fluor
maka semen glass ionomer dapat mengurangi white spot yang umumnya nampak
disekeliling orthondontic brackets.
- Sebagai fissure sealant karena adanya pelepasan fluor. Rosedur ini memerlukan
perluasan fissure sebelum semen glass ionomer diaplikasikan.
- Semen glass ionomer yang diperkuat dengan logam seperti semen cermet dapat
digunakan untuk membangun inti mahkota pada gigi yang telah mengalami
kerusakan mahota yang parah.
- Restorasi gigi susu.
Penggunaan semen glass ionomer pada gigi susu sangat berguna dalam mencegah
terjadinya karies rekuren dan melindungi email gigi permanen.
- Untuk perawatan dengan segera pasien yang mengalami trauma fraktur. Dalam
halini semen menyekat kembali dentin yang terbuk dalam waktu yang singkat

- Kontra Indikasi
- Semen glass ionomer tidak dianjurkan digunakan pada kavitas yang dalam tanpa
menggunakan pelapis kalsium hidroksida. Walaupun semen glass ionomer tidak
berbahaya bagi pulpa, beberapa penelitian menunjukkan terjadinya patologi pulpa
akibat aplikasi semen glass ionomer.
- Lesi erosi yang dangkal, karena duktilitas semen glass ionomer yang rendah
sehingga tidak dapat bertahan lama.
- Semen glass ionomer tidak dapat digunakan bilamana control atas kekeringan daerah
kerja tidak terjamin, misalnya pada pasien yang hipersalivasi, semen sangat peka
terhadap hidrasi dan dehidrasi. Masuk atau keluarnya cairan ked an dari dalam
semen yang sedang mengeras akan sangat mempengaruhi kekuatannya.
- Restorasi kelas IV dimana sering mendapat tekanan yang cukup besar sehingga
memerlukan bahan yang kuat.

d. Kelebihan dan Kekurangan
a. Resin Komposit
- Kekurangan
a. Bisa terjadi shrinkage apabila material di set, sehingga menyebabkan pembentukan
ruang kecil antara gigi dan bahan tambalan.
b. Tidak bisa digunakan untuk tambalan yang besar.
c. Lebih cepat aus dibanding amalgam.
d. Tehnik etsa asam bisa melemahkan material polimer komposit.
e. Kontras bahan tambalan komposit dan karies yang kurang menyebabkan sukar untuk
mendeteksi karies baru.
f. Memerlukan ketrampilan serta biaya tinggi.
g. Kekuatannya lebih rendah bila dibandingkan bahan tambal lain, sehingga tidak
disarankan untuk digunakan pada gigi yang menerima beban kunyah besar seperti
gigi molar (geraham).
h. Warna tambalan ini lebih opaque, sehingga dapat dibedakan secara jelas antara
tambalan dan permukaan gigi asli.
- Kelebihan
a. Warna dan tekstur material bisa disamakan dengan gigi pasien dengan menambah
material pengisi.
b. Bisa digunakan untuk merubah warna, ukuran dan bentuk gigi untuk memperbaiki
senyuman.
c. Tidak mengandung merkuri.
d. Sangat bermanfaat untuk gigi anterior dan kavitas kecil pada gigi posterior dengan
beban gigitan yang tidak terlalu besar dan mementingkan estetis.
e. Hanya sedikit gigi yang perlu dipreparasi untuk pengisian bahan tambalan
berbanding amalgam (Anusavice, 2003).
f. Bahan tambal ini meraih popularitas karena sifatnya yang dapat melepas fluor yang
sangat berperan sebagai antikaries. Dengan adanya bahan tambal ini, resiko
kemungkinan untuk terjadinya karies sekunder di bawah tambalan jauh lebih kecil
dibanding bila menggunakan bahan tambal lain.
g. Biokompatibilitas bahan ini terhadap jaringan sangat baik (tidak menimbulkan reaksi
merugikan terhadap tubuh).
h. Material ini melekat dengan baik ke struktur gigi karena mekanisme perlekatannya
adalah secara kimia yaitu dengan pertukaran ion antara tambalan dan gigi. Oleh
karena itu pula, gigi tidak perlu diasah terlalu banyak seperti halnya bila
menggunakan bahan tambal lain. Pengasahan perlu dilakukan untuk mendapatkan
bentuk kavitas yang dapat memegang bahan tambal.

b. Amalgam
- Kekurangan
a. Secara estetis kurang baik karena warnanya yang kontras dengan warna gigi,
sehingga tidak dapat diindikasikan untuk gigi depan atau di mana pertimbangan
estetis sangat diutamakan.
b. Dalam jangka waktu lama ada beberapa kasus di mana tepi-tepi tambalan yang
berbatasan langsung dengan gigi dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi
sehingga tampak membayang kehitaman.
c. Pada beberapa kasus ada sejumlah pasien yang ternyata alergi dengan logam yang
terkandung dalam bahan tambal amalgam. Selain itu, beberapa waktu setelah
penambalan pasien terkadang sering mengeluhkan adanya rasa sensitif terhadap
rangsang panas atau dingin. Namun umumnya keluhan tersebut tidak berlangsung
lama dan berangsur hilang setelah pasien dapat beradaptasi.
d. Hingga kini issue tentang toksisitas amalgam yang dikaitkan dengan merkuri yang
dikandungnya masih hangat dibicarakan. Pada negara-negara tertentu ada yang
sudah memberlakukan larangan bagi penggunaan amalgam sebagai bahan tambal.
e. Sering menyebabkan kebocoran mikro dan sekunder karies. Solusinya enggunakan
cavity varnish yang mengandung larutan resin alami atau sintetis dalam pelarut
yang menguap misalkan eter dan harus tahan air.
f. Mengakibatkan rasa nyeri bila menimbulkan arus galvanis bersama dengan tumpatan
logam lain. Solusinya dengan melepas tumpatan logam lain sebelum memakai
tumpatan amalgam.

- Kelebihan
a. Dapat dikatakan sejauh ini amalgam adalah bahan tambal yang paling kuat
dibandingkan dengan bahan tambal lain dalam melawan tekanan kunyah, sehingga
amalgam dapat bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama di dalam mulut (pada
beberapa penelitian dilaporkan amalgam bertahan hingga lebih dari 15 tahun dengan
kondisi yang baik) asalkan tahap-tahap penambalan sesuai dengan prosedur.
b. Ketahanan terhadap keausan sangat tinggi, tidak seperti bahan lain yang pada
umumnya lama kelamaan akan mengalami aus karena faktor-faktor dalam mulut
yang saling berinteraksi seperti gaya kunyah dan cairan mulut.
c. Penambalan dengan amalgam relatif lebih simpel dan mudah dan tidak terlalu
technique sensitive bila dibandingkan dengan resin komposit, di mana sedikit
kesalahan dalam salah satu tahapannya akan sangat mempengaruhi ketahanan dan
kekuatan bahan tambal resin komposit.
d. Biayanya relatif lebih rendah

c. GIC
- Kekurangan
a. Sensitivitas terhadap kelembaban tinggi.
Kelembaban disini yang dimaksud adalah keadaan roga mulut yang lembab dan pH
yang mendekati netral yaitu 6,8. Calsium dalam kandungan GIC mempunyai
sensitivitas cukup tinggi namun akhir-akhir ini Calsium digantikan oleh Strontium
(Sr).
b. Kontaminasi kelembaban.
Karena sensitivitas yang tinggi maka GIC mudah terkontaminasi oleh saliva dalam
rongga mulut. Solusi untuk mencegahnya adalah dengan pengisolasian yang tepat
menggunakan saliva ejector dan cotton roll yang diletakkan di sekitar daerah kerja.
Namun jika kurang tepat maka GIC yang baru saja setting akan terkontaminasi,
menyebabkan kandungan Ca yang baru saja bereaksi dengan ion H menjai terurai
kembali dan mengakibatkan tumpatan kehilangan translusensinya. Warna tumpatan
kemudian menjadi opak seperti kapur.
c. Larut dalam saliva.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, saliva yang mengontaminasi GIC akan
membuat Ca terurai dan larut dalam saliva. Solusi untuk kelemahan ini adalah
pemberian varnish sebagai pelindung agar GIC tidak terkontaminasi dan GIC tidak
dehidrasi (kehilangan kandungan air).
d. Low Fracture & Brittle.
Karena GIC merupakan golongan keramik maka dia masih membawa sifat
brittle/rapuh. Perumpamaan ini seperti keramik yang sangat kuat namun akan pecah
jika jatuh. Maka dari itu, GIC mempunyai kontraindikasi pada gigi dengan tekanan
oklusal yang besar, contohnya pada gigi posterior.

- Kelebihan
a. Retensi secara kimia dan melekat pada dentin dan berikatan adhesive.
b. Pelepas flour secara alami / Flour release
c. Cukup estetik
d. Reaksi pengerasan asam-basa.
Kelebihan ini adalah salah satu ciri dari GIC dan GIC Modified. Sehingga jika suatu
saat ada bahan tumpatan turunan GIC yang reaksi pengerasannya bukan asam basa
(ex.: light cure) maka bahan tersebut tidak dapat digolongkan sebagai golongan GIC.








Kepustakaan :

Phillips, Ralph W. 2004. Phillips Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Edisi 10.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Torabinejad Walton. 2008. Prinsip & Praktik Ilmu Endodonsia 3
rd
. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai