Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN
Perdarahan sebelum, sewaktu, dan sesudah bersalin adalah kelainan yang
berbahaya dan mengancam ibu dan janin. Perdarahan pada kehamilan harus selalu
dianggap sebagai kelainan yang berbahaya. Perdarahan pada kehamilan muda disebut
keguguran atau abortus, sedangkan pada kehamilan tua disebut perdarahan
antepartum. Batas teoritis antara kehamilan muda dan kehamilan tua ialah kehamilan
22 minggu, mengingat kemungkinan hidup janin diluar uterus
,

DEFINISI DAN KLASIFIKASI


,

,4
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 2
minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada perdarahan kehamilan
sebelum 2 minggu.
Perdarahan antepartum yang berbahaya umumnya bersumber pada kelainan
plasenta, sedangkan perdarahan yang tidak bersumber pada kelainan plasenta
umpamanya kelainan ser!iks biasanya tidak berbahaya. Pada kasus perdarahan
antepartum, pikirkan kemungkinan yang lebih berbahaya lebih dahulu, yaitu
perdarahan dari plasenta, karena merupakan kemungkinan dengan prognosis terburuk
atau terberat, dan memerlukan penatalaksanaan gawat darurat segera.
Perdarahan antepartum dapat berasal dari.
"
Kelainan plasenta, yaitu plasenta pre!ia, solutio plasenta
#abruption plasenta$, atau perdarahan antepartum yang belum jelas
sumbernya, seperti insersio !elamentosa, rupture sinus marginalis
dan plasenta sirkum!alata.
Bukan dari kelainan plasenta, biasanya tidak begitu berbahaya,
misalnya kelainan ser!iks dan !agina #erosio porsionis uteri, polip
ser!isis uteri, !arices !ul!a, ca porsionis uteri$ dan trauma.
%ambar "& kelainan plasenta
FREKUENSI
,

'rekuensi perdarahan antepartum kira(kira )(* + dari seluruh persalinan.


,i -. /jipto 0angunkusumo #"12"("12*$ dilaporkan "4,)+ dari seluruh
persalinan.
2
GAMBARAN KLINIK
Pada umumnya penderita mengalami perdarahan pada triwulan ketiga,
atau setelah kehamilan 2 minggu. Perdarahan antepartum tanpa rasa
nyeri merupakan tanda khas plasenta pre!ia, apalagi kalau disertai tanda(
tanda lainnya, seperti bagian terbawah janin belum masuk ke dalam pintu
atas panggul, atau kelainan letak janin. 3arena /anda pertama adalah
perdarahan sehingga pada umumnya penderita segera datang untuk
meminta pertolongan. 4ain halnya dengan solutio plasenta. 3ejadiannya
tidak segera ditandai oleh perdarahan per!aginam, sehingga mereka tidak
segera datang untuk mendapatkan pertolongan. %ejala pertamanya ialah
rasa nyeri pada kandungan yang makin lama makin hebat, dan
berlangsung terus menerus. 5yeri ini sering diabaikan, disangka sebagai
)
tanda permulaan persalinan biasa. Baru setelah penderita pingsan karena
perdarahan retroplasenta yang banyak, atau setelah tampak ada perdarahan
per!aginam, mereka datang untuk mendapatkan pertolongan. Pada
keadaan demikian biasanya janin telah meninggall dalam kandungan.
PENGAASAN AN!ENA!AL
Pengawasan antenatal dapat dipakai sebagai cara untuk mengetahui atau
menanggulangi perdarahan antepartum, yaitu &
". Penentuan golongan darah ibu dan golongan darah calon donornya
2. Pengobatan anemia dalam kehamilan
). .eleksi ibu untuk bersalin dirumah sakit
4. 0emperhatikan kemungkinan adanya plasenta prae!ia
*. 0encegah serta mengobati penyakit hipertensi menahun dan pre(
eklampsia.
Para ibu hamil yang patut dicurigai akan mengalami perdarahan
antepartum ialah &
". Para ibu yang umurnya telah lebih dari )* tahun
2. Paritasnya * atau lebih
). Bagian terbawah janin selalu terapung di atas pintu atas panggul,
atau
4. 0enderita pre(eklampsia
4
PENANGANAN
Penderita harus segera dibawa ke rumah sakit yang memiliki 6asilitas untuk
trans6usi darah dan operasi. Pemasangan tampon dalam !agina tidak berguna sama
sekali untuk menghentikan perdarahan, malahan menambah perdarahan karena
sentuhan ser!iks sewaktu pemasangan. .elagi penderita belum jatuh ke dalam
keadaan syok, in6us cairan intra!ena harus segera dipasang, dan dipertahankan terus
sampai tiba di rumah sakit. 0emasang jarum in6us ke dalam pembuluh darah,
sehingga akan jauh lebih memudahkan trans6usi darah apabila sewaktu(waktu
diperlukan. segera setelah tiba di rumah sakit pengadaan darah harus segera
dilakukan.
*
BAB II
PEMBAHASAN
A" PLASEN!A PRE#IA
$" DEFINISI
,

Plasenta pre!ia ialah suatu keadaan dimana plasenta berimplantasi pada


tempat yang abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi
sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir #ostium uteri internal$. Pada
keadaan normal plasenta terletak diatas uterus.
%" KLASIFIKASI
",4
,idasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada
waktu tertentu
a$ Plasenta pre&ia t'talis bila seluruh pembukaan tertutup oleh jaringan
plasenta
b$ Plasenta pre&ia lateralis bila sebagian pembukaan tertutup oleh jaringan
plasenta
c$ Plasenta pre&ia (ar)inalis bila pinggir plasenta berada tepat pada
pinggir pembukaan
d$ Plasenta letak renda* bila plasenta yang letaknya abnormal di segmen
bawah uterus, akan tetapi belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir .
7
Pinggir plasenta kira(kira ) atau 4 cm diatas pinggir pembukaan, sehingga
tidak akan teraba pada pembukaan jalan lahir.
%ambar 2& macam(macam Plasenta pre!ia
+" FREKUENSI
"
Plasenta pre!ia terjadi pada kira(kira " diantara 288 persalinan. ,i
-umah .akit ,r.9ipto 0angunkusumo, antara tahun "12"("12*, terjadi )2
kasus plasenta pre!ia di antara 42" persalinan yang terda6tar, atau kira(kira "
diantara "2* persalinan terda6tar.
," E!I-L-GI
+./
,isamping masih banyak penyebab plasenta pre!ia yang belum diketahui atau
belum jelas, bermacam(macam teari dan 6aktor(6aktor dikemukakan sebagai
etiologinya.
"$ :ndometrium yang in6erior
2$ 9horion lea!e yang persisten
2
)$ 3orpus luteum yang bereaksi lambat
.trassman mengatakan bahwa 6aktor terpenting adalah !askularisasi yang
kurang pada desidua yang menyebabkan atro6i dan peradangan, sedangkan
Browne menekankan bahwa 6aktor terpenting ialah ;ili 3horialis persisten
pada desidua kapsularis.
'aktor(6aktor :tiologi &
"$ <mur dan Paritas
a. Pada Primigra!ida, umur diatas )* tahun lebih sering daripada umur
dibawah 2* tahun
b. 4ebih sering pada paritas tinggi dari paritas rendah
2$ ,i =ndonesia, menurut /oha, plasenta pre!ia banyak dijumpai pada umur
muda dan paritas kecil> hal ini disebabkan banyak wanita =ndonesia
menikah pada usia muda dimana endometrium masih belum matang
#in6erior$.
)$ ?ipoplasia endometrium> bila kawin dan hamil pada usia muda
4$ :ndometrium cacat pada bekas persalinan berulang(ulang, bekas operasi,
post operasi caesar, kuretase, dan manual plasenta.

*$ 3orpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap menerima


hasil konsepsi.
7$ 3ehamilan janin kembar
2$ /umor(tumor, seperti mioma uteri, polip endometrium
$ 3adang(kadang pada malnutrisi.
1$ -iwayat merokok.
/" DIAGN-SIS DAN GAMBARAN KLINIK
,2,),4,*
Perdarahan tanpa sebab dan tanpa nyeri merupakan gejala utama dan pertama
dari plasenta pre!ia. Perdarahan dapat terjadi selagi penderita tidur atau bekerja
biasa. Perdarahan pertama biasanya tidak banyak, akan tetapi, perdarahan
berikutnya hampir selalu lebih banyak daripada sebelumnya, apalagi kalau
sebelumnya sudah dilakukan pemeriksaan dalam. Pada kehamilan 28 minggu
dapat terjadi perdarahan karena sejak itu segmen bawah uterus telah terbentuk
dan mulai melebar serta menipis. ,engan bertambah tuanya kehamilan,
segmen(segmen uterus akan lebih melebar lagi, dan ser!iks mulai membuka.
@pabila plasenta tumbuh pada segmen bawah uterus, pelebaran segmen bawah
uterus dan pembukaan ser!iks tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat di
1
situ tanpa terlepasnya sebagian plasenta dari dinding uterus. Pada saat itu
mulailah terjadi perdarahan. ,arahnya berwarna merah segar.
,iagnosis ditegakkan dengan adanya gejala A gejala klinis dan beberapa
pemeriksaan &
@namnesis
Perdarahan dari jalan lahir pada kehamilan setelah 28 minggu, tanpa rasa nyeri,
tanpa sebab, berulang dengan !olume lebih banyak daripada sebelumnya,
terutama pada multigra!ida. Banyaknya perdarahan tidak dapat dinilai dari
anamnesis, melainkan dari pemeriksaan hematokrit.
Pemeriksaan luar
=nspeksi
,apat dilihat perdarahan yang keluar per!aginam& banyak, sedikit, dan
darah beku
Bila berdarah banyak ibu tampak pucatB anemis.
Palpasi
Bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu atas panggul,
apabila presentasi kepala, biasanya kepala masih terapung diatas pintu
atas panggul atau mengolak ke samping dan sukar didorong ke dalam
pintu atas panggul.
"8
/idak jarang terdapat kelainan letak, seperti letak lintang atau letak
sungsang.
Canin sering belum cukup bulan, jadi 6undus uteri masih rendah.
/idak terdapat nyeri tekan uterus, uterus tidak tegang, dan tidak
iritabel
@uskultasi
,enyut jantung janin biasanya normal
Pemeriksaan =nspekulo
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari
ostium uteri eksternum atau dari kelainan ser!iks dan !agina. @pabila
perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum, adanya plasenta pre!ia harus
dicurigai.
Pemeriksaan letak plasenta tidak langsung
Pemeriksaan radiogra6i dan radioisotope yang sudah ditinggalkan
Pe(eriksaan ultras'n')ra0i merupakan cara yang paling tepat untuk
menegakkan diagnosis de6initi6, tidak menimbulkan bahaya radiasi bagi ibu
dan janin. Pemeriksaan <.% rutin pada kehamilan "(28 minggu dengan
plasenta letak(rendah tidak dianjurkan, kecuali terjadi perdarahan berulang.
Pemeriksaan <.% rutin untuk kehamilan dengan plasenta pre!ia partial atau
total dianjurkan setelah )2 minggu, walaupun saat itu tidak terjadi perdarahan.
""
Pemeriksaan letak plasenta secara langsung
,iagnosis plasenta pre!ia dahulunya jarang ditegakkan melalui pemeriksaan
klinis, kecuali jari tangan pemeriksa dimasukkan lewat ser!iks dan jaringan
plasenta teraba. #,ewasa ini dengan adanya pemeriksaan <.%, pemeriksaan
tersebut tidak lagi dilakukan$. Pemeriksaan ser!iks semacam ini tidak pernah
diperbolehkan kecuali bila wanita tersebut sudah berada di kamar operasi
dengan segala persiapan untuk pembedahan seksio sesarea segera, karena
pemeriksaan ser!iks yang paling hati(hati pun dapat menimbulkan perdarahan
hebat.
Pemeriksaan dalam diatas meja operasi #P,0D$ dapat dilakukan bila semua
syarat terpenuhi, yaitu &
=n6usB trans6usi telah terpasang, kamar dan /im Dperasi telah siap
3ehamilan E )2 minggu # berat badan E 2*88 g$ dan in partu, atau
Canin telah meninggal atau terdapat anomaly congenital mayor
#misal anse6ali$
Perdarahan dengan bagian terbawah janin telah jauh melewati
pintu atas panggul #2B* atau )B* pada palpasi luar$
1" PENANGANAN
2,),7,2
/erapi :kspektati6
/ujuan supaya janin tidak terlahir prematur dan upaya diagnosis dilakukan
secara non in!asi.
"2
a$ .yarat terapi ekspektati6 &
"$ 3ehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian
berhenti
2$ Belum ada tanda inpartu
)$ 3eadaan umum ibu cukup baik #kadar ?b dan tanda(tanda !ital
dalam batas normal$
4$ Canin masih hidup
b$ -awat inap, tirah baring, obser!asi tanda !ital, dan berikan antibiotik
pro6ilaksis.
c$ @pabila berhubungan dengan trauma, monitoring sekurang(kurangnya "2(
24 jam untuk menyingkirkan kemungkinan solutio plasenta.
d$ Pemeriksaan <.% untuk menentukan implantasi plasenta, usia kehamilan,
letak, dan presentasi janin.
e$ Perbaiki anemia dengan pemberian .ul6as 6erosus atau 'erous 6umarat
peroral 78 mg selama " bulan.
6$ Pastikan sarana untuk melakukan tran6usi
g$ Cika perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai )2 minggu masih
lama, pasien dapat dirawat jalan #kecuali rumah pasien di luar kota atau
diperlukan waktu E 2 jam untuk mencapai rumah sakit$ dengan pesan
segera kembali ke rumah sakit jika terjadi perdarahan.
h$ Cika perdarahan berulang pertimbangkan man6aat dan resiko ibu dan janin
untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
")
/erapi @kti6 #tindakan segera$
-encanakan terminasi kehamilan jika&
Canin matur
Canin mati atau menderita anomaly atau keadaan yang mengurangi
kelangsungan hidupnya #misalnya anense6ali$
Fanita hamil diatas 22 minggu dengan perdarahan per!aginam yang akti6
dan banyak, harus segera ditatalaksanakan secara akti6 tanpa memandang
maturitas janin.
<ntuk pasien dengan perdarahan akti6 dan gangguan hemodinamik, tindakan
segera yang harus dilakukan adalah terminasi kehamilan dan penggantian
cairan tubuh.
.elama persiapan proses terminasi kehamilan, dilakukan&
-esusitasi cairan dengan saline atau ringer laktat, 2 jalur, jarum besar
#"7%, "%$
Persiapkan 4 kantong darah yang sesuai golongan darah pasien
Dbser!asi keadaan janin
Berikan D2 murni untuk semua pasien dengan hipotensi #konsumsi D2
pada kehamilan meningkat hingga 28+ dan janin sangat rentan
terhadap hipoksia$
9ara menyelesaikan persalinan dengan plasenta pre!ia
"4
'aktor(6aktor yang menentukan sikap atau tindakan persalinan mana yang
akan dipilih adalah &
Cenis plasenta pre!ia
Perdarahan& banyak, atau sedikit tapi berulang(ulang
3eadaan umum ibu hamil
3eadaan janin& hidup, gawat janin, atau meninggal
Pembukaan jalan lahir
Paritas atau jumlah anak hidup
'asilitas penolong dan rumah sakit.
.etelah memperhatikan 6aktor(6aktor diatas, ada 2 pilihan persalinan, yaitu&
$2 Persalinan per&a)ina(
Bertujuan agar bagian terbawah janin menekan plasenta dan bagian
plasenta yang berdarah selama persalinan berlangsung, sehingga
perdarahan berhenti.
9ara yang terpilih adalah pemecahan selaput ketuban #@mniotomi$.
=ndikasi amniotomi pada plasenta pre!ia&
Plasenta pre!ia lateralis atau marginalis atau letak rendah, bila telah
ada pembukaan
Pada primigra!ida dengan plasenta pre!ia lateralis atau marginalis
dengan pembukaan 4 cm atau lebih
"*
Plasenta pre!ia lateralisBmarginalis dengan janin yang telah meninggal.
@pabila amniotomi tidak berhasil, maka terdapat 2 cara lain yang lebih
keras menekan plasenta dan mungkin pula lebih cepat menyelesaikan
persalinan, yaitu pemasangan cunam Fillet, dan !ersi BraGton(?icks.
3edua cara tersebut telah ditinggalkan dalam dunia kebidanan muktahir
karena seksio caesaria jauh lebih aman. 3edua cara tersebut cenderung
dilakukan pada janin yang telah meninggal atau yang prognosis untuk
hidup di luar uterus tidak baik. 9ara ini, apabila akan dilakukan, lebih tepat
dilakukan pada multipara karena persalinannya dijamin lebih lancar>
dengan demikian tekanan pada plasenta berlangsung tidak terlampau lama.
%2 Seksi' sesaria
Bertujuan untuk secepatnya mengangkat sumber perdarahan, dengan
demikian memberikan kesempatan kepada uterus untuk berkontraksi
menghentikan perdarahnnya, dan untuk menghindarkan perlukaan ser!iks
dan segmen bawah uterus yang rapuh apabila dilangsungkan persalinan
per!aginam.
=ndikasi seksio caesaria pada plasenta pre!ia&
.emua plasenta pre!ia totalis, janin hidup atau meninggal> semua
plasenta pre!ia partialis, plasenta pre!ia marginalis posterior,
karena perdarahan yang sulit dikontrol dengan cara(cara yang ada.
"7
.emua plasenta pre!ia dengan perdarahan yang banyak dan tidak
berhenti dengan tindakan(tindakan yang ada
Plasenta pre!ia dengan panggul sempit, letak lintang.
3" K-MPLIKASI
%,/
a$ Pada =bu &
Perdarahan hingga syok akibat perdarahan
@nemia karena perdarahan
Plesentitis
:ndometritis pasca persalinan
-obekan(robekan jalan lahir akibat tindakan
Plasenta melekat, sehingga harus dikeluarkan manual dan kalau
perlu dibersihkan dengan kerokan.
b$ Pada Canin &
Persalinan prematur atau lahir mati
Prolaps tali pusat
@s6iksia berat
4" PR-GN-SIS
)
"2
3arena dahulu penanganan relati6 bersi6at konser!ati6, maka mortalitas
dan morbiditas ibu dan bayi tinggi, mortalitas ibu mencapai ("8+ dan
mortalitas janin *8(8+.
.ekarang penanganan relati6 bersi6at operati6 dini, maka angka
kematian dan kesakitan ibu dan perinatal jauh menurun. 3ematian maternal
menjadi 8,"(*+ terutama disebabkan perdarahan, in6eksi, emboli udara, dan
trauma karena tindakan. 3ematian perinatal juga turun menjadi 2(2*+,
terutama disebabkan oleh prematuritas, as6iksia, prolaps 6unikuli, dan
persalinan buatan #tindakan$.
B" S-LU!I- PLASEN!A
$" DEFINISI
,

.olutio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal


pada korpus uteri sebelum janin lahir. Biasanya terjadi dalam triwulan ketiga.
=stilah lain dari solusio plasenta adalah ablatio plasentae, abruptio plasentae,
accidental haemorrhage dan prematur separation of the normally implanted
placenta.
%" KLASIFIKASI
",2,),4
"
Menurut dera5at lepasn6a plasenta 7
a$ .olusio plasenta totalis, bila plasenta terlepas seluruhnya
b$ .olusio plasenta parsialis, bila plasenta sebagian terlepas
c$ -uptura sinus marginalis, bila hanya sebagian kecil pnggir plasenta yang
terlepas.
d$ .olusio plasenta dengan perdarahan yang keluar, perdarahan dapat
menyelundup keluar dibawah selaput ketuban.
e$ .olusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi, perdarahan tersembunyi
dibelakang plasenta.
%ambar )& Plasenta 5ormal dan .olusio Plasenta
.ecara klinis berdasarkan tanda klinis yang menyertainya &
"1
a. .olusio plasenta ringan
b. .olusio plasenta sedang
c. .olusio plasenta berat
+" FREKUENSI

'rekuensi yang dilaporkan untuk solutio plasenta adalah " diantara *8


persalinan.,ii -umah .akit ,r. 9ipto 0angunkusumo antara tahun "17 A "12"
solutio plasenta terjadi pada kira A kira 2,"+ dari seluruh persalinan, yang terdiri
dari "4+ solutio plasenta sedang, dan 7+ solutio plasenta berat. .olutio plasenta
ringan jarang didiagnosis.
," E!I-L-GI
2,),*
Penyebab utama dari solusio plasenta , masih belum diketahui dengan jelas.
0eskipun demikian , beberapa hal tersebut dibawah ini diduga merupakan 6aktor A
6aktor yang berpengaruh pada kejadiannya, antara lain &
a$ ?ipertensi essensialis atau preeklamsi
b$ /ali pusat yang pendek
c$ /rauma
d$ /ekanan oleh rahim yang membesar pada !ena ca!a in6erior
e$ <terus yang sangat mengecil #?idramnion pada waktu ketuban pecah,
kehamilan ganda pada waktu anak pertama lahir$.
28
,isamping itu , ada juga pengaruh dari &
a. <mur lbu yang tua
b. 0ultiparitas
c. 3etuban pecah sebelum waktunya
d. ,e6isiensi asam 6olat
e. 0erokok, alkohol, kokain
/" PA!-L-GI
2
Perdarahan dapat terjadi dari pembuluh darah plasenta atau uterus yang
membentuk hematoma pada desidua, sehingga plasenta terdesak dan akhirnya
terlepas. @pabila darah yang terbentuk sedikit, hematoma hanya akan mendesak
jaringan plasenta, peredaran darah antara uterus dan plasenta belum terganggu,
dan tanda atau gejalanya pun tidak jelas. ?al ini baru diketahui setelah plasenta
dikeluarkan dan terdapat cekungan pada permukaan maternal.
@pabila hematoma retroplasenter bertambah berat, sehingga sebagian
atau seluruh plasenta dapat terlepas dari dinding uterus. ?al yang dapat terjadi
adalah .ebagian darah akan menyelundup dibawah selaput ketuban keluar dari
!agina, .ebagian darah akan menembus masuk kedalam kantong selaput ketuban
keluar dari !agina ,.ebagian darah akan mengadakan ekstra!asasi kedalam otot
uterus dan menyebabkan seluruh permukaan uterus bebercak biru atau ungu yang
disebut sebagai uterus cou!elaire. <terus seperti ini akan terasa sangat tegang
dan nyeri. @kibat kerusakan jaringan miometrium dan pembekuan retroplasenter,
2"
banyak tromboplastin akan masuk ke dalam peredaran darah ibu, sehingga terjadi
pembekuan intra!askuler yang akan menghabiskan persedian 6ibrinogen
akibatnya terjadi hipo6ibrinogenemi yang menyebabkan gangguan pembekuan
darah tidak hanya di uterus tapi juga pada alat tubuh lainnya. Per6usi ginjal akan
terganggu karena syok dan pembekuan intra!askuler. Dliguria dan ptoteinuria
akan terjadi akibat nekrosis tubuli ginjal yang biasanya berakibat 6atal.
1" DIAGN-SIS DAN GAMBARAN KLINIK
",2,),*,7
S'luti' Plasenta Rin)an
a. Perdarahan per!aginam sedikit dan berwarna kehitam A hitaman
b. /idak mempengaruhi keadaan ibu ataupun janinnya
c. Perut terasa agak sakit, atau terus menerus agak tegang
d. Bagian janin masih mudah diraba
S'luti' Plasenta Sedan)
a. %ejala dapat timbul perlahan A lahan seperti plasenta solutio ringan
b. %ejala dapat timbul mendadak dengan sakit perut terus menerus
c. Perdarahan per!aginam tampak sedikit namun perdarahan mungkin telah
mencapai "888 ml
d. syok
e. ,inding uterus tegang terus menerus dan nyeri tekan
6. Bagian A bagian janin sulit diraba
g. Bunyi jantung janin sukar didengarkan
22
S'luti' Plasenta Berat
a. =bu .yok
b. Biasanya janin telah meninggal
c. <terus sangat tegang seperti papan dan sangat
nyeri
d. Perdarahan per!aginam tampaknya tidak
sesuai dengan keadaan syok ibunya
e. 3emungkinan besar telah terjadi kelainan
pembekuan darah dan kelainan ginjal
.olusio plasenta yang ringan, pada umumnya tidak menunjukkan gejala
klinis yang jelas, perdarahan antepartum hanya sedikit, dalam hal ini diagnosis
baru kita tegakkan setelah anak lahir. Pada plasenta kita dapati koagulum(
koagulum darah dan krater.
Pada keadaan yang agak berat kita dapat membuat diagnosis berdasarkan &
". @namnesis
( Perasaan sakit yang tiba(tiba di perut, kadang(kadang pasien bisa melokalisir
tempat mana yang paling sakit, dimana plasenta terlepas.
( Perdarahan per!aginam yang si6atnya bisa hebat dan sekonyong(konyong #non(
recurrent$ terdiri dari darah segar dan bekuan(bekuan darah.
2)
( Pergerakan anak mulai hebat kemudian terasa pelan dan akhirnya berhenti
#anak tidak bergerak lagi$.
( 3epala terasa pusing, lemas, muntah, pucat, pandangan berkunang(kunang, ibu
kelihatan anemis tidak sesuai dengan banyaknya darah yang keluar.
( 3adang(kadang ibu dapat menceritakan trauma dan 6aktor kausal yang lain.
2. =nspeksi
( Pasien gelisah, sering mengerang karena kesakitan.
( Pucat, sianosis, keringat dingin.
( 3elihatan darah keluar per!aginam.
). Palpasi
( /'< naik karena terbentuknya retroplasenter hematoma> uterus tidak sesuai
dengan usia kehamilan.
( <terus teraba tegang dan keras seperti papan yang disebut uterus in bois
#wooden uterus$ baik waktu his maupun diluar his.
( 5yeri tekan terutama di tempat plasenta tadi terlepas.
24
( Bagian(bagian janin susah dikenali, karena perut #uterus$ tegang.
4. @uskultasi
.ulit, karena uterus tegang. Bila denyut jantung janin terdengar biasanya diatas
"48, kemudian turun dibawah "88 dan akhirnya hilang bila plasenta yang terlepas
lebih dari sepertiga.
*. Pemeriksaan dalam
( .er!iks bisa telah terbuka atau masih tertutup.
( 3alau sudah terbuka maka ketuban dapat teraba menonjol dan tegang, baik
sewaktu his maupun diluar his.
( 3alau ketuban sudah pecah dan plasenta sudah terlepas seluruhnya, plasenta ini
akan turun ke bawah dan teraba pada pemeriksaan, disebut prolapsus plasenta,
ini sering dikacaukan dengan plasenta pre!ia.
7. Pemeriksaan umum
( /ensi semula mungkin tinggi karena pasien sebelumnya menderita penyakit
!askuler, tetapi lambat laun turun dan pasien jatuh syok.
( 5adi cepat, kecil, dan 6ili6ormis.
2. Pemeriksaan <ltrasonography #<.%$.
2*
<ltrasonography adalah suatu metode yang penting untuk mengetahui adanya
pendarahan di dalam uterus. 3ualitas dan sensiti6itas ultrasonogra6i dalam
mendeteksi solusio plasenta telah meningkat secra signi6ikan belakangan ini.
/etapi bagaimanapun juga ini bukan metode yang sempurna dan sensiti6 untuk
mendeteksi solusio plasenta, tercatat hanya 2*+ kasus solusio plasenta yang
ditegakkan dengan <.%.
.olusio plasenta tampak sebagai gambaran gumpalan darah retroplacental, tetapi
tidak semua solusio plasenta yang di <.% ditemukan gambaran seperti di atas.
Pada 6ase akut, suatu perdarahan biasanya hyperechoic, atau bahkan isoechoic,
maka kita bandingkan dengan plasenta.
%ambaran konsisten yang mendukung diagnosa solusio plasenta antara lain
adalah> gumpalan hematom retroplasenta #hyperochoic hingga isoechoic pada 6ase
akut, dan berubah menjadi hypoechoic dalam satu minggu$, gambaran perdarahan
tersembunyi, gambaran perdarahan yang meluas. 0an6aat lainnya adalah <.%
dapat dipakai untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab lain perdarahan
antepartum.
. Pemeriksaan laboratorium
( <rin& albumin #H$, pada pemeriksaan sedimen terdapat silinder dan lekosit.
27
( ,arah & ?b menurun #anemi$, periksa golongan darah, kalau bisa cross match
test. 3arena pada solusio plasenta sering terjadi kelainan pembekuan darah,
maka diperiksakan pula 9D/ #9lot Dbser!ation /est$ tiap " jam, test kualitati6
6ibrinogen #6iberindeG$, dan test kuantitati6 6ibrinogen #kadar normalnya "*8
mg+$.
1. Pemeriksaan plasenta
.esudah bayi dan plasenta lahir, kita periksa plasentanya. Biasanya tampak tipis
dan cekung di bagian plasenta yang terlepas #krater$ dan terdapat koagulum atau
darah beku di belakang plasenta, yang disebut hematoma retroplasenter.
3" PENANGANAN
2,3,5,8
a. .olutio Plasenta -ingan
"$ :kspektati6 #3onser!ati6$

Prinsipnya kita hanya menunggu sampai perdarahan berhenti dan
kemudian partus spontan. ,ilakukan apabila kehamilan kurang dari )7
minggu, dan keadaan hemodinamik yang stabil yakni perdarahan berhenti
spontan, kontraksi uterus tidak ada, perut tidak sakit, uterus tidak tegang,
janin hidup.
22
Pasien dirawat dengan tirah baring, atasi anemia, <.%, dan 9/% serial,
berikan tokolisis dengan syarat keadaan janin baik, lalu tunggu persalinan
spontan. Pemeriksaan laboratoirum darah lengkap , golongan darah,
pembekuan darah harus dilakukan
2$ @kti6
Prinsipnya kita mencoba melakukan tindakan dengan maksud agar
anak segera dilahirkan dan perdarahan berhenti. ,ilakukan apabila ada
perdarahan berlangsung terus, uterus berkontraksi, dapat mengancam
ibuBjanin, gejala solutio plasenta itu bertambah jelas, atau dalam pemantauan
<.% daerah solutio plasenta bertambah luas.
Disseminating Intravaskular oagulophaty #,=9$ harus disingkirkan,
terutama pada kasus(kasus dengan kematian janin. !edside bleeding test dapat
mengkon6irmasikan diagnosis tersebut. @pabila terdapat koagulopati, koreksi
dengan fresh fro"en plasma atau cryoprecipitate. .egera setelah 6aktor
pembekuan terkoreksi dan !olume cairan tergantikan, lakukan terminasi
kehamilan.
Bila janin hidup, dilakukan seksio caesaria. @pabila janin mati, ketuban
segera dipecahkan #amniotomi$ disusul pemberian in6us oksitosin untuk
mempercepat persalinan per!aginam #dalam 7 jam$. Bila kemajuan partus
tidak memuaskan atau pembukaan ser!iks kurang dari *, lakukan seksio
caesaria.
2
b. .olutio Plasenta .edang dan Berat
@pabila diagnosis solutio plasenta ditegakkan, berarti perdarahan telah terjadi
minimal "888 cc. ,engan demikian, trans6usi darah harus segera dilakukan.
/ekanan darah tidak merupakan petunjuk banyaknya perdarahan karena
!asospasmus sebagai reaksi dari perdarahan ini akan meninggikan tekanan
darah. Petunjuk paling tepat untuk pemberian trans6usi darah secukupnya
ialah dengan mengukur tekanan !ena pusat #entral #enous $ressure% 9;P$,
9;P pada triwulan ketiga sekitar "8 9m @ir.
<ntuk memperbaiki hemodinamik pasien berikan lakukan juga resusitasi
cairan dengan saline atau ringer laktat dalam 2 jalur dengan jarum besar #"7%,
"%$. Dbser!asi terus keadaan janin, dan berikan D2 murni untuk pasien
dengan hipotensi.
3etuban segera dipecahkan, tidak peduli keadaan umum pasien dan tidak
peduli apakah persalinan akan dilakukan per!aginam atau per abdominam.
@mniotomi akan merangsang dimulainya persalinan dan mengurangi tekanan
intrauterin yang dapat menyebabkan komplikasi nekrosis korteks ginjal
#re6leks uterorenal$ dan gangguan pembekuan darah. Bila perlu, persalinan
dipercepat dengan pemberian in6us oksitosin.
@pabila persalinan tidak selesai atau diperkirakan tidak akan selasai dalam 7
jam setelah terjadinya solutio plasenta, walaupun amniotomi dan pemberian
in6us oksitosin telah dilakukan, satu(satunya cara untuk segera mengosongkan
uterus ialah dengan seksio caesaria. .eksio 9aesaria tidak perlu menunggu
21
sampai darah tersedia secukupnya, atau syok teratasi, karena tindakan terbaik
dalam mengatasi perdarahan adalah dengan segera menghentikan sumbernya.
@pabila perdarahan tidak dapat diatasi dengan seksio caesaria, uterus
9ou!elaire dengan kontraksi tidak baik, terjadi a6ibrinogenemia atau
hipo6ibrinogenemia, persediaan darah atau 6ibrinogen tidak ada atau tidak
cukup> maka histerektomi perlu dipertimbangkan.
,apat juga dilakukan ligasi arteri hipogastrika bila perdarahan tidak terkontrol
tetapi 6ungsi reproduksi masih ingin dipertahankan.
4" K-MPLIKASI
2
3omplikasi pada ibu dan janin tergantung dari luasnya plasenta yang
terlepas dan lamanya solusio plasenta berlangsung. 3omplikasi yang dapat
terjadi adalah &
a. $erdarahan
Perdarahan antepartum dan intrapartum pada solusio plasenta hampir
tidak dapat dicegah, kecuali dengan menyelesaikan persalinan segera. Bila
persalinan telah selesai, penderita belum bebas dari bahaya perdarahan
postpartum karena kontraksi uterus yang tidak kuat untuk menghentikan
perdarahan pada kala ===, dan kelainan pembekuan darah.
)8
3ontraksi uterus yang tidak kuat itu disebabkan oleh ekstra!asasi
darah di anatara otot(otot miometrium, seperti yang terjadi pada uterus
9ou!elaire. @pabila perdarahan post(partum itu tidak dapat diatasi dengan
kompresi bimanual uterus, pemberian uterotonika, maupun pengobatan
kelainan pembekuan darah, maka tindakan terakhir untuk mengatasi
perdarahan postpartum itu ialah histerektomia atau pengikatan arteria
hipogastrika.
b. &elainan pembekuan darah
3elainan pembekuan darah pada solusio plasenta yang biasanya
disebabkan oleh hipo6ibrinogenemi terjadi kira(kira "8+> sedangkan di
-umah .akit ,r. 9ipto 0angunkusumo menurut Firjohadiwardojo #"12)$
terjadi pada 47+ dari ")4 kasus yang diselidikinya. /erjadinya
hipo6ibrinogenemi diterangkan oleh Page #"1*"$ dan .chneider #"1**$
dengan masuknya tromboplastin ke dalam peredaran darah ibu akibat
terjadinya pembekuan darah retroplasenter, sehingga terjadi pembekuan darah
intra!askular di mana(mana, yang akan menghabiskan 6actor(6aktor
pembekuan darah lainnya, terutama 6ibrinogen. .elain keterangan yang
sederhana ini, masih terdapat banyak keterangan lain yang lebih rumit.
3adar 6ibrinogen plasma normal pada wanita hamil cukup(bulan ialah 4*8 mg
+, berkisar antara )88(288 mg+. @pabila kadar 6ibrinogen lebih rendah dari
"88 mg+, akan terjadi gangguan pembekuan darah.
)"
c. 'ligouria dan gagal gin(al
?anya dapat diketahui dengan pengukuran teliti pengeluaran air kencing
yang harus secara rutin dilakukan pada solution plasenta sedang, dan berat,
apalagi yang disertai perdarahan tersembunyi, pre(eklamsia, atau hipertensi
menahun. /erjadinya oligouria belum dapat diterangkan dengan jelas. .angat
mungkin berhubungan dengan hipo!olemia, dan penyempitan pembuluh
darah ginjal akibat perdarahan yang banyak. @da pula yang menerangkan
bahwa tekanan intrauterine yang meninggi karena solution plasenta
menimbulkan re6leks penyempitan pembuluh darah ginjal. 3elainan
pembekuan darah berperanan pula dalam terjadinya kelainan 6ungsi ginjal ini.
d. )awat (anin
Carang kasus solusio plasenta yang dating ke rumah sakit dengan janin yang
masih hidup. 3alau pun didapatkan janin masih hidup, biasanya keadaannya
sudah demikian gawat, kecuali pada kasus solution plasenta ringan.
8" PR-GN-SIS
2,)
( /erhadap ibu
0ortalitas menurut kepustakaan *("8+, sedangkan di -. Pringadi 0edan
dilaporkan 7,2+. ?al ini dikarenakan adanya perdarahan sebelum dan sesudah
partus, toksemia gra!idarum, kerusakan organ terutama nekrosis korteks
ginjal dan in6eksi.
)2
Prognosis ibu tergantung dari luasnya plasenta yang terlepas dari dinding
uterus, banyaknya perdarahan, derajat kelainan pembekuan darah, ada
tidaknya hipertensi menahun atau preeklampsia, tersembunyi tidaknya
perdarahan, jarak waktu antara terjadinya solutio plasenta dan pengosongan
uterus.
( /erhadap anak
0ortalitas anak tinggi menurut kepustakaan 28(8+, sedangkan di -.
Pringadi 0edan 22,2+. ?al ini tergantung pada derajat pelepasan dari
plasenta, bila yang terlepas lebih dari "B) maka kemungkinan kematian anak
"88+. .elain itu juga tergantung pada prematuritas dan tindakan persalinan.
Prognosis janin pada solutio plasenta berat hampir "88+ mengalami
kematian. Pada solutio plasenta ringan dan sedang, kematian janin tergantung
dari luasnya plasenta yang terlepas dari dinding uterus dan tuanya kehamilan.
Perdarahan lebih dari 2888 m4 biasanya menyebabkan kematian janin.
( /erhadap kehamilan berikutnya
Biasanya bila telah menderita penyakit !askuler dengan solusio plasenta,
maka pada kehamilan berikutnya sering terjadio solusio plasenta yang lebih
berat dengan partus prematurus atau immaturus.
))
BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Perdarahan antepartum dapat berasal dari kelainan plasenta dan bukan dari
kelainan plasenta. Perdarahan yang cepat dan banyak berasal dari kelainan plasenta.
'rekwensi terbanyak ialah plasenta pre!ia dan solutio plasenta.
". Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi pada kehamilan setelah
2 minggu.
2. 'aktor(6aktor terjadinya perdarahan antepartum adalah plasenta pre!ia, solusio
plasenta, ruptur sinus marginalis, plasenta letak rendah atau !asa pre!ia.
)4
). Pentingnya diagnosa secara dini membantu penatalaksanaan secara dini
sehingga dapat mengurangi angka mortalitas.
4. penggunaan <ltrasonography pada plasenta pre!ia sangat akurat dan
menunjang diagnosa secara cepat.
*. Penatalaksanaan perdarahan antepartum yang baik dapat mengurangi angka
mortalitas dan morbiditas ibu dan janin.
DAF!AR PUS!AKA
". 4ibrary.usu.ac.idBdownloadB6kBanatomi(djakobus.).pd6
2. Fiknjosastro, ?, .ai6uddin @.B, -achimhadhi /. $erdarahan *ntepartum.
Ilmu &ebidanan, Iayasan Bina Pustaka .arwono Prawirohardjo, Cakarta,
2882>)72()*
). 0ochtar -, JPerdarahan @ntepartum #hamil tua$. +inopsis 'bstetri obstetri
fisiologis obstetri patologis, edisi kedua. Cakarta& Penerbit Buku 3edokteran
:%9> "11>271(22
4. 0anuaba, =da Bagus %de, &apita +elekta $enatalaksanaan ,utin 'bstetri
)inekologi dan &!, Cakarta& :%9, 288"
)*
*. Bagian Dbstetri K %inekologi 'ak.3edokteran <ni!ersitas Padjajaran
Bandung, Dbstetri Patologi, :d. "14, :lstar D66set Bandung, halo ""8("28.
7. .ai6uddin @.B, @driansL %, Fiknjosastro, ?, Faspodo ,. Perdarahan
kehamilan lanjut dan persalinan. !uku $anduan $raktis $elayanan &esehatan
-aternal dan .eonatal, Iayasan Bina Pustaka .arwomo Prawirohardjo,
Cakarta, 2882>0("(0(22
2. 9unningham '%, %ant 5', 4e!eno 3C, et al. Plasenta Pre!ia, @ntepartum
hemorrhage. =n & /illiams 'bstetrics, 22
st
ed, Prentice ?all =nternational =nc.
@ppleton and 4ange, 9onnecticut, 288"> 2"2(2"7
. 0anjoer @, /riyanti 3, .a!itri -. Plasenta pre!ia. &apita +elekta, edisi ketiga.
Cakarta&288"> 227(221
1. 0anuaba, =.B.%, 9handranita. 0anuaba, 'ajar. 0anuaba, Penagantar 3uliah
Dbstetri, Cakarata& :%9, 2882
)7

Anda mungkin juga menyukai