0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
239 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang asam benzoat, termasuk proses produksinya secara industri dan laboratorium, serta beberapa metode sintesisnya. Selain itu, dibahas pula proses isolasi asam glutamat dari fermentasi, meliputi asidifikasi, separasi, pencucian, pengubahan kristal, dan netralisasi. Dokumen juga membahas singkat tentang pembuatan garam dapur dari air laut dan pembuatan gula putih dari tebu.
Deskripsi Asli:
berisi tentang berbagai contoh aplikasi rekristalisasi padatan dalam industri
Dokumen tersebut membahas tentang asam benzoat, termasuk proses produksinya secara industri dan laboratorium, serta beberapa metode sintesisnya. Selain itu, dibahas pula proses isolasi asam glutamat dari fermentasi, meliputi asidifikasi, separasi, pencucian, pengubahan kristal, dan netralisasi. Dokumen juga membahas singkat tentang pembuatan garam dapur dari air laut dan pembuatan gula putih dari tebu.
Dokumen tersebut membahas tentang asam benzoat, termasuk proses produksinya secara industri dan laboratorium, serta beberapa metode sintesisnya. Selain itu, dibahas pula proses isolasi asam glutamat dari fermentasi, meliputi asidifikasi, separasi, pencucian, pengubahan kristal, dan netralisasi. Dokumen juga membahas singkat tentang pembuatan garam dapur dari air laut dan pembuatan gula putih dari tebu.
Pengawet Asam benzoat Asam benzoat, C7H6O2 (atau C6H5COOH), adalah padatan kristal berwarna putih dan merupakan asam karboksilat aromatik yang paling sederhana. Nama asam ini berasal dari gum benzoin (getah kemenyan), yang dahulu merupakan satu-satunya sumber asam benzoat. Asam lemah ini beserta garam turunannya digunakan sebagai pengawet makanan. Asam benzoat adalah prekursor yang penting dalam sintesis banyak bahan-bahan kimia lainnya.Asam benzoat pertama kali ditemukan pada abad ke-16. Distilasi kering getah kemenyan pertama kali dideskripsikan oleh Nostradamus (1556), dan selanjutnya oleh Alexius Pedemontanus (1560) dan Blaise de Vigenre (1596).Justus von Liebig dan Friedrich Whler berhasil menentukan struktur asam benzoat pada tahun 1832. Mereka juga meneliti bagaimana asam hipurat berhubungan dengan asam benzoat.Pada tahun 1875, Salkowski menemukan bahwa asam benzoat memiliki aktivitas anti jamur.
Pembuatan secara industri Asam benzoat diproduksi secara komersial dengan oksidasi parsial toluena dengan oksigen. Proses ini dikatalisis oleh kobalt ataupun mangan naftenat. Proses ini menggunakan bahan-bahan baku yang murah, menghasilkan rendemen yang tinggi, dan dianggap sebagai ramah lingkungan. reaksi Sintesis laboratorium Laboratorium asam benzoat umumnya hanya dipraktekkan untuk tujuan pedagogi. Ia umumnya diajarkan kepada mahasiswa universitas.Untuk semua metode sintesis, asam benzoat dapat dimurnikan dengan rekristalisasi dari air, karena asam benzoat larut dengan baik dalam air panas namun buruk dalam air dingin. Penghindaran penggunaan pelarut organik untuk rekristalisasi membuat eksperimen ini aman. Pelarut lainnya yang memungkinkan meliputi asam asetat, benzena, eter petrolium, dan campuran etanol dan air.
Dengan hidrolisis Sama seperti nitril ataupun amida lainnya, benzonitril dan benzoamida dapat dihidrolisis menjadi asam benzoat ataupun basa konjugatnya dalam keadaan asam maupun basa. Dari benzaldehida
Disproporsionasi benzaldehida yang diinduksi oleh basa dalam reaksi Cannizzaro akan menghasilkan sejumlah asam benzoat dan benzil alkohol dalam jumlah yang sama banyak. Benzil alkohol kemudian dapat dipisahkan dari asam benzoat dengan distilasi.
Dari bromobenzena
Bromobenzena dapat diubah menjadi asam benzoat dengan karbonasi zat anatara fenilmagensium bromida:
C6H5MgBr + CO2 C6H5CO2MgBr
C6H5CO2MgBr + HCl C6H5CO2H + MgBrCl
Dari benzil alkohol
Benzil alkohol dapat direfluks dengan kalium permanganat ataupun oksidator lainnya dalam air. Campuran ini kemudian disaring dalam keadaan panas untuk memisahkan mangan dioksida, dan kemudian didinginkan untuk mendapatkan asam benzoat.
Pembuatan secara historis Proses industri pertama melibatkan reaksi antara benzotriklorida (triklorometil benzena) dengan kalsium hidroksida dalam air, menggunakan besi sebagai katalis. Kalsiun benzoat yang dihasilkan kemudian diubah menjadi asam benzoat dengan menggunakan asam klorida. Produk proses ini mengandung turunan asam benzoat yang terklorinasi dalam jumlah yang signifikan
Kristalisasi asam glutamat Proses isolasi dilakukan untuk memisahkan produk hasil fermentasi (HB/Hakko Broth). Dalam tahap isolasi ini terdapat 4 proses, antara lain :
1. Asidifikasi Proses asidifikasi juga disebut proses kristalisasi I. HB (Hakko Broth) dialirkan melalui heat exchanger (HE) untuk menurunkan suhu broth dari 40C menjadi 25C ke dalam tangki kristalisasi I. Tangki tersebut dilengkapi agitator untuk menghomogenkan konsentrasi H2SO4 yang ditambahkan.
Pada proses ini ditambahkan H2SO4, dibuat kondisi pH isoelektris, yaitu sekitar 3,2 3,4 pada HB sehingga diperoleh konsentrat asam glutamat. Kesetimbangan ion yang terjadi pada kondisi isoelektris menyebabkan menurunnya kelarutan dan terjadi kristalisasi.
2. Separasi I Separasi dilakukan dengan alat Super Decanter Centrifuge (SDC). Dimana kristal asam glutamat yang mempunyai berat jenis besar akan mendapat gaya yang lebih besar, sehingga akan terpisah ke tepi. Sedangkan cairannya akan berada ditengah.
Hasil pemisahannya disebut GH (Glutamic Hakko) berupa asam glutamat dan larutan induk GM (Glutamic Mother). Kemudian larutan GM yang masih mengandung sisa asam glutamat, sisa mikroba serta sisa media fermentasi ini dievaporasi dengan Falling Film Evaporator (FFE) dua efek sampai total solid kira-kira 30-40%, setelah dipekatkan cairan ini disebut didinginkan dengan cooling water (CW) dan dipisahkan lagi dengan Super Decanter Sentrifuge (SDC).
3. Pencucian Pencucian dilakukan pada kristal asam glutamat (GH) dengan cara penyemprotan air ke kristal asam glutamat, dan laju air dijaga secara optimal agar menghindari hilangnya kristal asam glutamat. Selanjutnya, larutan tersebut dipisahkan kembali dengan Super Decanter Sentrifuge (SDC) untuk memisahkan kristal GH dari air sisa pencucian (GM). Kemudian pada GM yang masih mengandung asam glutamat dalam jumlah cukup besar dipekatkan dan dievaporasi menggunakan Falling Film Evaporator (FFE) tiga efek.
4. Pengubahan Kristal Proses selanjutnya adalah mengubah bentuk kristal pada GH menjadi kristal . Tujuan pengubahan ini adalah untuk mengurangi kandungan pengotor (impurities) yang terdapat pada kristal . Kristal berbentuk prisma heksagonal pipih dan berukuran lebih kecil dari pada kristal dan juga kristal memiliki kestabilan yang jauh lebih tinggi daripada kristal .
Proses pengubahan kristal ini dilakukan dengan cara pemanasan steam 80C. Pada kondisi temperatur demikian kristal akan melarut dan terbentuk kristal . Kristal yang keluar masih bertemperatur tinggi, oleh karena itu perlu didinginkan sampai 40-50C dengan cara mengalirkan air pendingin, proses ini terjadi di tangki Transform Crystal Cooling (TCC).
5. Netralisasi Tujuan dari netralisasi adalah menstabilkan molekul asam amino yang masih dipengaruhi pH yang asam, dengan cara dinetralkan dengan NaOH 20% hingga mencapai pH 6,7 7,2 dan proses ini dilakukan pada temperatur sekitar 90C. Demikian reaksinya :
C5H9O4N + NaOH C5H9O4NNa + H2O
Pada proses ini asam glutamat akan diubah menjadi Monosodium Glutamat cair yang disebut NL (Neutral Liquor), kemudian NL menuju tahap purifikasi Pembuatan garam dapur Mula-mula air laut ditampung dalam suatu tambak, kemudian dengan bantuan sinar matahari dibiarkan menguap. Setelah proses penguapan, dihasilkan garam dalam bentuk kasar dan masih bercampur dengan pengotornya, sehingga untuk mendapatkan garam yang bersih diperlukan proses rekristalisasi (pengkristalan kembali) pembuatan gula putih dari tebu. Batang tebu dihancurkan dan diperas untuk diambil sarinya, kemudian diuapkan dengan penguap hampa udara sehingga air tebu tersebut menjadi kental, lewat jenuh, dan terjadi pengkristalan gula. Kristal ini kemudian dikeringkan sehingga diperoleh gula putih atau gula pasir.