untuk PengadaanJasaKonstruksi PEMASANGAN BRONJONG PADAPENYEMPURNAAN LANJUTAN PEMBANGUNANGEDUNGKANTOR CABANGPELAYANANPROVINSI WILAYAH KABUPATENGARUT/KANTOR BERSAMASAMSAT DINAS PENDAPATAN DAERAH Tahun Anggaran 2013 0 SPESI FI KASI TEKNI S untuk PengadaanJasaKonstruksi PEMASANGAN BRONJONG PADAPENYEMPURNAAN LANJUTAN PEMBANGUNANGEDUNGKANTOR CABANGPELAYANANPROVINSI WILAYAH KABUPATENGARUT/KANTOR BERSAMASAMSAT DINAS PENDAPATAN DAERAH Tahun Anggaran 2013 0 SPESI FI KASI TEKNI S untuk PengadaanJasaKonstruksi PEMASANGAN BRONJONG PADAPENYEMPURNAAN LANJUTAN PEMBANGUNANGEDUNGKANTOR CABANGPELAYANANPROVINSI WILAYAH KABUPATENGARUT/KANTOR BERSAMASAMSAT DINAS PENDAPATAN DAERAH Tahun Anggaran 2013 1 SPESIFIKASI TEKNIS Pasal 1 SYARAT-SYARATUMUM 1.Lingkup Pekerjaan 1.1 Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan dan perinciannya pada Lanjutan penyempurnaan Pembangunan Gedung Kantor Cabang Pelayanan Provinsi Wilayah Kabupaten Garut/Kantor Bersama Samsat, mencakupantaralain : A. PEMASANGAN BRONJONGBATU KALI 1. PekerjaanGalian tanah 2. PekerjaanPemasangan Bronjong 4. PekerjaanNormalisasi sungai Ciateul 1.2 Termasuk jugadi dalam lingkuppekerjaan ini adalah : a. Menyediakan tenaga kerja, dan tenaga ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan volume pekerjaan-pekerjaan yang akandilaksanakan. b. Menyediakan bahan-bahan bangunan dalamjumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang akan dilaksanakansertatepat padawaktunya. c. Meyediakan peralatan berikut alat-alat bantu lainnya seperti mesin pengaduk beton, mesin las, alat-alat bor, compactor, vibrator, scaffolding, alat-alat pengangkat dan peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, serta mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaanberlangsung, sehingga seluruhpekerjaanselesai dengan sempurna sampai dengan diserah-terimakannnya pekerjaan tersebut kepadaPemberi Tugas. 1.3 Seluruh pekerjaan maupun bagian pekerjaan yang merupakan satu kesatuan dengan pekerjaan yang disebut dalam buku ini, menjadi lingkup pekerjaan yang tidak dapat dipisahkan dan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Gambar Kerja, Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, serta mengikuti petunjuk dankeputusanKansultanPengawas/ Owner. 2.Penjelasan Gambar Kerja dan RKS 2.1 Pada dasarnya untuk dapat memahami dan menghayati dengan sebaik- baiknya seluk-beluk pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan meneliti dan mempelajari secara seksama seluruh Gambar Kerja serta Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis (RKS) seperti yang diuraikan dalam buku ini, termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara PenjelasanPekerjaan (Aanwijzing). 2.2 Istilah Istilah yang digunakan berdasarkan pasla masing-masing disiplin pada tahap 2 pembangunan ini adalah sebagai berikut : a. Sipil Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan dan perancangan bangunan ini secara menyeluruh dari semua disiplin- disiplinkerja yangada, baikteknis maupunestetika. 2.3 Ukuran a. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalamGambar Kerja dan Gambar Pelengkap meliputi : as as luar luar dalam dalam luar dalam b. Ukuran ukuran yang dipergunakan semua dinyatakan dalam MM (milimeter), kecuali ukuran-ukuranyangdinyatakan laindalamgambar. c. Khusus ukuran-ukuran dalamGambar Kerja Arsitektur pada dasarnya adalah ukuran jadi seperti dalam keadaan sel esai (fi ni shi ng). d. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Kontraktor diwajibkan meneliti terlebih dahulu ukuran ukuran yang tercantum di dalam Gambar Kerja Arsitektur dan Gambar Kerja lainnya yang termuat di dalam Dokumen Lelang / Dokumen Kontrak, terutama untuk peil ketinggian, lebar, ketebalan luas penampang danlain lain. e. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas, yang selanjutnya akan memberikan keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan. f. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah / mengganti ukuran-ukuran yang tercantum di dalam Gambar Pelaksana tanpa sepengetahuan Owner, dan segala akibat yang terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor baikdari segi biayamaupunwaktu. 2.4 PerbedaanGambar a. Pada umumnya bila Gambar Kerja tidak sesuai dengan Rencana Kerja danSyarat syarat (RKS), makayangmengikat / berlakuadalahRKS. Bilasuatugambar tidakcocokdengangambar yang lain, maka gambar yang mempunyai skala yanglebih besar yangmengikat/berlaku. b. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja Arsitektur dengan Sipil/Stuktur, makayangberlakuadalanGambar KerjaStruktur. c. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidaktelitian didalam pelaksanaansatubagianpekerjaanakanselalumempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka di dalam hal terdapat ketidakjelasan, kesimpangsiuran, perbedaan-perbedaan dan atau pun ketidaksesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja, Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengawas/Konsultan Perencana, untuk mendapatkan keputusan gambar mana yang akan dijadikanpegangan. e. Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasanoleh Kontraktor untuk memperpanjang / mengklaim biaya maupun waktu pelaksanaan. 2 pembangunan ini adalah sebagai berikut : a. Sipil Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan dan perancangan bangunan ini secara menyeluruh dari semua disiplin- disiplinkerja yangada, baikteknis maupunestetika. 2.3 Ukuran a. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalamGambar Kerja dan Gambar Pelengkap meliputi : as as luar luar dalam dalam luar dalam b. Ukuran ukuran yang dipergunakan semua dinyatakan dalam MM (milimeter), kecuali ukuran-ukuranyangdinyatakan laindalamgambar. c. Khusus ukuran-ukuran dalamGambar Kerja Arsitektur pada dasarnya adalah ukuran jadi seperti dalam keadaan sel esai (fi ni shi ng). d. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Kontraktor diwajibkan meneliti terlebih dahulu ukuran ukuran yang tercantum di dalam Gambar Kerja Arsitektur dan Gambar Kerja lainnya yang termuat di dalam Dokumen Lelang / Dokumen Kontrak, terutama untuk peil ketinggian, lebar, ketebalan luas penampang danlain lain. e. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas, yang selanjutnya akan memberikan keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan. f. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah / mengganti ukuran-ukuran yang tercantum di dalam Gambar Pelaksana tanpa sepengetahuan Owner, dan segala akibat yang terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor baikdari segi biayamaupunwaktu. 2.4 PerbedaanGambar a. Pada umumnya bila Gambar Kerja tidak sesuai dengan Rencana Kerja danSyarat syarat (RKS), makayangmengikat / berlakuadalahRKS. Bilasuatugambar tidakcocokdengangambar yang lain, maka gambar yang mempunyai skala yanglebih besar yangmengikat/berlaku. b. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja Arsitektur dengan Sipil/Stuktur, makayangberlakuadalanGambar KerjaStruktur. c. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidaktelitian didalam pelaksanaansatubagianpekerjaanakanselalumempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka di dalam hal terdapat ketidakjelasan, kesimpangsiuran, perbedaan-perbedaan dan atau pun ketidaksesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja, Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengawas/Konsultan Perencana, untuk mendapatkan keputusan gambar mana yang akan dijadikanpegangan. e. Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasanoleh Kontraktor untuk memperpanjang / mengklaim biaya maupun waktu pelaksanaan. 2 pembangunan ini adalah sebagai berikut : a. Sipil Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan dan perancangan bangunan ini secara menyeluruh dari semua disiplin- disiplinkerja yangada, baikteknis maupunestetika. 2.3 Ukuran a. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalamGambar Kerja dan Gambar Pelengkap meliputi : as as luar luar dalam dalam luar dalam b. Ukuran ukuran yang dipergunakan semua dinyatakan dalam MM (milimeter), kecuali ukuran-ukuranyangdinyatakan laindalamgambar. c. Khusus ukuran-ukuran dalamGambar Kerja Arsitektur pada dasarnya adalah ukuran jadi seperti dalam keadaan sel esai (fi ni shi ng). d. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Kontraktor diwajibkan meneliti terlebih dahulu ukuran ukuran yang tercantum di dalam Gambar Kerja Arsitektur dan Gambar Kerja lainnya yang termuat di dalam Dokumen Lelang / Dokumen Kontrak, terutama untuk peil ketinggian, lebar, ketebalan luas penampang danlain lain. e. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas, yang selanjutnya akan memberikan keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan. f. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah / mengganti ukuran-ukuran yang tercantum di dalam Gambar Pelaksana tanpa sepengetahuan Owner, dan segala akibat yang terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor baikdari segi biayamaupunwaktu. 2.4 PerbedaanGambar a. Pada umumnya bila Gambar Kerja tidak sesuai dengan Rencana Kerja danSyarat syarat (RKS), makayangmengikat / berlakuadalahRKS. Bilasuatugambar tidakcocokdengangambar yang lain, maka gambar yang mempunyai skala yanglebih besar yangmengikat/berlaku. b. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja Arsitektur dengan Sipil/Stuktur, makayangberlakuadalanGambar KerjaStruktur. c. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidaktelitian didalam pelaksanaansatubagianpekerjaanakanselalumempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka di dalam hal terdapat ketidakjelasan, kesimpangsiuran, perbedaan-perbedaan dan atau pun ketidaksesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja, Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengawas/Konsultan Perencana, untuk mendapatkan keputusan gambar mana yang akan dijadikanpegangan. e. Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasanoleh Kontraktor untuk memperpanjang / mengklaim biaya maupun waktu pelaksanaan. 3 3.Peraturan Pembangunan Dan Standar Yang Digunakan 3.1 Semua pekerjaan dalamkontrak ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan-peryaratan teknis yang tertera dalam persyaratan Normalisasi Indinesia (NI), Standar Industri Indonesia (SII) dan peraturan- peraturan Nasional maupun peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku atas jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan termasuk segala perubahandan tambahannya, antara lain : a. Peraturan Umum tentang pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau Algemene Voorwaarden voor de uitvoering bij Aanneming van Openbare Werken 1941 atau disingkat AV, yang disahkan oleh Pemerintah tanggal 28 Mei 1941 Nomor 9, Lembaran Negara Nomor 14571 dan terjemahan dalambahasa Indonesia yang diterbitkan oleh badan Penerbit Pekerja Umum, Juni 1978 9 (disingkat SU-41). b. Peraturan Umum tentang pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau Algemene Voorwaarden voor de uitvoering bij Aanneming van Openbare Werken 1941 atau disingkat AV, yang disahkan oleh Pemerintah tanggal 28 Mei 1941 Nomor 9, Lembaran Negara Nomor 14571 dan terjemahan dalambahasa Indonesia yang diterbitkan oleh badan Penerbit Pekerja Umum, Juni 1978 9 (disingkat SU-41). c. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik dari DewanTeknik PembangunanIndonesia (DTPI) d. Peraturan BetonIndinesia1917(NI 2, PBI 1917) e. Standar Tata cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung(SNI 032847- 1992). f. Peraturan PerencanaanTahanGempaIndinesiauntuk Gedung1983. g. Peraturan PerencanaanBangunanBajaIndonesia (PPBI-1984) h. BajaCarbonCor : MutudanCaraUji (SII-0297-80). i. Peraturan UmumBahanBangunanIndonesia. (PUB1-1982). j. Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia(NI-5PPKI 1961). k. Peraturan Kapur Indonesia(NI-7). l. Peraturan SemenPortlandIndonesia (NI-81974) m. Bata Merah sebagai BahanBangunan(NI-10) n. Peraturan PembebananIndonesia untuk Gedung1983 o. PersyaratanCat Indonesia(NI-4) p. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI) q. Pedoman Plumbing Indonesia(PPI-1979) r. Peraturan Umum tentang pelaksanaan Air Minum serta instalasi pembuangan dan peraturan dari Perusahaan Daerah Air Minum setempat. s. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL-1979) danPLN setempat. t. Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir untuk bangunan di Indonesia (PUIPP1983) u. PeraturanSambunganTeleponyangberlaku di Indonesia. v. Peraturan Umumdari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja w. Kuputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/KPTS/1985 tentang Penanggulan Bahaya Kebakaran y. Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Umum Tentang Penggunaan Tenaga Kerja, Keselamatan Tenaga Kerja dan Kesehatan Kerja yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia. X Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh jawatan / instalasi Pemerintah setempat, yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan. 3.2 Selain ketentuan-ketentuan tersebut diatas, berlaku pula : a. Gambar Bastekyang dibuat olehPerencana yangsudahdisahkanoleh Pemberi Tugas, termasuk jugaGambar-gambar Kerjayangdibuat oleh pemborongdansudahdisetujui/ disahkanolehPemberi Tugas. b. Rencana Kerjadan Syarat-syarat (RKS). c. Berita AcaraPenjelasanPekerjaan(Aanwijzing) d. Surat PerjanjianPelaksanaanPekerjaan / Kontrak 4 3.4 tersebut di atas, maupun standar-standar nasional lainnya, maka diberlakukan standar-standar internasional yang berlaku atas pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya berlaku standar-standar / syarat teknis dari negara- negara asal bahan/ material / komponenyangbersangkutan. Apabila terdapat kekeliruan dan penyimpangan dari peraturan sebagaimana tercantumdi atas, maka Rencana Kerja dan Syarat-syarat berikut tambahan danperubahanyangtelahdisepakati bersamaakanmengikat. 4.TanggungJawab Kontraktor 4.1 4.2 Kontraktor harus berjanggung jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalamRKSdan Gambar Kerja. Kontraktor wajib melaksanakan semua pekerja dengan mengikuti petunjuk dan syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang dipergunakan sesuai Rencana Kerja dan Syarat-syrat Teknis, dan atau petunjuk yang diberikan oleh Konsultan Pengawas. Sebelum melaksanakan setiapperkerjaandilapangan, kontraktor wajibmemperhatikandanmelakukan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain menyangkut pekerjaan Struktur, Arsitektur , sertamendapat ijin tertulisdari KonsultanPengawas. Seluruh bahan, peralatan kontruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan 4.3 oleh Kontraktor, demikian juga metode / cara pelaksanaan pekerjaan, harus diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh Konsultan Pengawas/Owner. Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat, 4.4 mengawasi, menegur atau memberi nasehat tidak mengurangi tanggung jawab tersebut di atas. Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat 4.5 pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor wajib memperbaiki kerusakan tersebut dengan biaya kontraktor sendiri. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan 4.6 pekerjaan, maka Kontraktor berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada Pemberi Tugas melalui Konsultan Pengawas. Apabila hal ini tidak dilakukan, kontraktor bartanggungjawabatas kerusakanyangtimbul. Kontraktor bertanggung jawab atas tenaga kerja yang dikerahkan dalam 4.7 pelaksanaan pekerjaan, menjaga ketertiban baik di dalam lokasi maupun di luar lokasi proyekdemi kelancaran pelaksanaan. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian kontraktor dalam melaksanakan 4.8 pekerjaanmenjadi tanggungjawabKontraktor. Selama pembangunan berlangsung, Kontrktor harus menjaga keamanan 4.9 bahan/material, barang milik proyek, konsultan Pengawas dan milik pihak ketigayangadadilapangan, maupunbangunanyangdilaksanakannyasampai dengan tahap serah terima kedua. Bila terjadi kehilanganbahan-bahan bangunanyang telah disetujui, baik yang 4.10 telah dipasang maupun belum, adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak akandiperhitungkandalam biayapekerjaan tambah. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor berjanggung jawab atas akibatnya, baik 4.11 yang berupa barang barangmaupunkeselamatanjiwa. Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor harus segera mengangkut bahan 4.12 bongkarandansisa-sisabahanbangunanyangtidak dipergunakanlagi keluar lokasi pekerjaan. Segalapembiayaanmenjadi tanggunganKontraktor. Konraktor wajibmemasukanidentitas, nama, jabatan, keahlian masing-masing 4.13 anggotakelompok kerjapelaksanaanpekerjaanini daninventarisasi peralatan yang dipergunakanuntukpekerjaanini. Kontraktor wajib memasukan identifikasi tempat kerja (Workshop) dan 4.14 peralatanyangdimiliki dimanapekerjaanakandiaksanakan, sertajadual kerja. Semua sarana kerja yang digunakan harus benar-benar baik dan memenuhi persyaratan kerja sehingga memudahkan dan melancarkan pekerjaan di lapangan. e. Surat Penawaranberikut lampiran-lampirannya f. Rencana kerja Pelaksanaan (Time Schedule) yang dibuat oleh pemborongdandisetujui olehPemberi Tugas. 3.3 Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar 5 5.Kuasa Kontraktor Di Lapangan 5.1 Dilapangan Pekerjaan, Kontraktor wajib menunjukan seorang kuasa kontraktor atau biasa disebut Projek Manager / Pelaksana yang cakap untuk memimpim pelaksanaan pekerjaan dilapangan dan memdapatkan kuasa penuh dari Kontraktor, dengan kualifikasi sesuai dengan yang dianjurkan dalam Usulan Teknis. (Berpendidikan minimal Sarjana Teknik Sipil/Arsitektur atau sederajat minimal pengalaman 5 (lima) tahun dam memiliki pengalaman mengerjakan pekerjaansejenis). 5.2 Dengan adanya Pelaksanaan, tidak berarti bahwa kontraktor lepas tanggung jawabsebagianmaupunkeseluruhanterhadapkewajiban. 5.3 Kontraktor wajib memberitahu secara tertulis kepada Tim Pengelola Teknis dan Konsultan Pengawas, Nama dan Jabatan Pelaksana untuk mendapat persetujuan. 5.4 Bila di kemudian hari, menurut pendapat Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, Pelaksana kurang mampu atau tidak cukup cakap dalam memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada kontraktor secara tertulis untuk mengganti Pelaksana 5.5 Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan, kontraktor harus menunjuk pelaksana baru atau kontraktor sendiri (penanggungjawab/Direktur Perusahaan) yangakanmemimpinpelaksanaan. 6.Tempat Tinggal (Domisili) Kontraktor dan Pelaksana 6.1 Untuk menjaga kemungkinan diperlukan kerja diluar jam kerja apabila terjadi hal-hal mendesak, Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis, alamat dan nomor telepon dilokasi kepada Panitia Pembangunan dan KonsultanPengawas. 6.2 Alamat Kontraktor dan Pelaksana diharapkan tidak sering berubah ubah selama pekerjaan. Bila terjadi perubahan alamat, kontraktor dan pelaksana wajib memberitahukansegerasecaratertulis. 7. Jadwal Pelaksanaan 7.1 Sebelummemulai pekerjaan dilapangan, Kontraktor wajib membuat Rencana Kerja Pelaksanaan (Work Planing) dan bagian bagian pekerjaan berupa Bar- Chat dan S-Curve Bahan dan Tenaga. Pemborong harus mengusahakan bahwa dalam pelaksanaan pembangunan / Pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan rencanakerja tersebut. 7.2 Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan tersebih dahulu dari Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 1 (satu) hari kalender setelah Surat Keputusan Penunjukan (SPK) diterima Kontraktor. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas, akan disahkan Pemberi Tugas. 7.3 Kontraktor wajib memberi salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat) kepada Konsultan Pengawas, yang selanjutnya akan memberikan 1 (satu) salinan Rencana Kerja kepada Perencana. Satu salinan kerja harus ditempel bada dinding bangsal Kontraktor dilapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan/prestasi kerja. 7.4 Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan Rencana Kerjatersebut. 7.5 Sebelum melaksanakan pembangunan / pekerjaan. Pihak Pemborong berkewajiban meneliti semua gambar kontruksi / struktur, dan bila terdapat kekeliruan / kesalahan yang sekiranya menurut anggapan pemborong akan membahayakan, maka pihak Pemborong harus segera memberitahukan secara tertulis kepada Pimpinan Pelaksanaan Proyek ini bahan pertimbangan penanggulangannya. 7.6 Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu menurut penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang diperpanjang, maka Pengawasan harus memberikan petunjuk secara tertulis langkah-langkah yang perlu diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan padawaktu yang ditentukan. 6 8.Persiapan di Lapangan 8.1 Mobilisasi PeralatandanDemobilisasi a. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, peralatan kerja termasuk alat bantu kerja yang digunakan dalam perencanaan maupun pelaksanaan fisik dilokasi proyek sesuai dengan lingkup pekerjaan serta memperhitungakanbiayayang ditimbulkan. b. Pada saat mempergunakan jalan umum, dalammengadakan dan atau mengembalikan peralatan berat, baik material / bahan, maka Kontraktor harus menjaga ketertiban selama perjalanan sehingga lalu lintas tidak terganggudemi kelancaran pengadaanyangdimaksud. c. Menyediakan fasilitas penempatan untuk tempat tinggal para pekerja, dan gudang penyinpanan peralatan kerja serta bahan/material, juga menempatkan petugas demi keamanan. d. Kontraktor harus menyediakan alat-alat bantu sehingga dapat bekerja pada kondisi apapun, seperti terpal plastik untuk bekerja pada saat hujan, perancah (Scaffolding) untuk bekerja pada dinding yang tinggi serta peralatan bantu lainnya. Biaya untuk peralatan peralatan tersebut harus sudahdiperhitungkanpadahargasatuanyangterkait. 8.2 Dilokasi proyek kontraktor harus menetapkan lokasi penempatan material, Owner Keet, kantor Pemborong Gudang bahan dan alat, KM/WC sementara sesuai dengan denah maupun kondisi lapangan, sehingga terjadi ineffisiensi dalam pelaksanaan pekerjaan. Selama berlangsungnya pekerjaan, Owner keet, kantor pemborong, gudang, KM/WC sementara dan lokasi pekerjaan harus senantiasabersih danbebasdari sampah-sampah sisapekerjaan. 8.3 Owner keet, kantor Pemborong, GudangdanLosKerja a. Pemborongharus membuat Owner Keet minimal seluas 12M 2 (4Mx 3 M) untuk ruang pengawas dan ruang rapat, yang dilengkapi dengan kursi, meja kerja, meja rapat dan alat-alat kantor yang diperlukan (lantai diplester, dinding papan/triplek dan atap genting/asbes, pintu dan jendela yang dapat dikunci). Owner Keet juga harus dilengkapi dengan 1(satu) buah jendela nako, letak dan arah hadapnya akan ditentukanolehPengawas Lapangan. b. PerlengkapanOwner Keet / Bangsal KonsultanPengawas 2 (dua) buah mejatulis biro ukuran60 cmx 120cmdengan laci danlemari yangdapat dikunci. 2 (dua) buah kursi duduk dari metal beralas busa (chitose atau setara) 1(satu) meja rapat ukuran120cm x240cmdari multiplek8mm. 8 (delapan) buahkursi dudukuntukperlengkapanmeja rapat. 1(satu) buahwhiteboardukuran60cmx 120cmlengkapdengan spidol (selamaproyek) danpenghapusnya. 2 (dua) buah papan triplek 120 cm x 240 cm untuk menempel gambar. Rak dari multiplek untuk contohmaterial dan file Sebuah ruangan untuk buang air dan cuci tangan dengan persediaanair yangcukup. c. Pemborong juga berkewajiban membuat Kantor Pemborong, Los kerja, Gudang penyimpanan barang yang dapat dikunci, tempatnya akan ditentukan bersama oleh Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas dan Koordinator. d. Kantor Pemborong, Kantor Konsultan Pengawas,Gudang dan Los bahan yang dibuat oleh pemborong, setelah selesai pelaksanaan pembangunan/ pekerjaan tersebut, harus segera dibongkar / dibersihkan oleh pihak kontraktor kecuali ada ketentuan lain dari Owner/Pengawas. e. Kontraktor wajib menyediakan alat-alat yang senantiasa berada dilokasi proyekberupa: 1 (satu) kamera 1 (satu) alat ukur schuifmat jangka sorong(sigmat) 6 8.Persiapan di Lapangan 8.1 Mobilisasi PeralatandanDemobilisasi a. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, peralatan kerja termasuk alat bantu kerja yang digunakan dalam perencanaan maupun pelaksanaan fisik dilokasi proyek sesuai dengan lingkup pekerjaan serta memperhitungakanbiayayang ditimbulkan. b. Pada saat mempergunakan jalan umum, dalammengadakan dan atau mengembalikan peralatan berat, baik material / bahan, maka Kontraktor harus menjaga ketertiban selama perjalanan sehingga lalu lintas tidak terganggudemi kelancaran pengadaanyangdimaksud. c. Menyediakan fasilitas penempatan untuk tempat tinggal para pekerja, dan gudang penyinpanan peralatan kerja serta bahan/material, juga menempatkan petugas demi keamanan. d. Kontraktor harus menyediakan alat-alat bantu sehingga dapat bekerja pada kondisi apapun, seperti terpal plastik untuk bekerja pada saat hujan, perancah (Scaffolding) untuk bekerja pada dinding yang tinggi serta peralatan bantu lainnya. Biaya untuk peralatan peralatan tersebut harus sudahdiperhitungkanpadahargasatuanyangterkait. 8.2 Dilokasi proyek kontraktor harus menetapkan lokasi penempatan material, Owner Keet, kantor Pemborong Gudang bahan dan alat, KM/WC sementara sesuai dengan denah maupun kondisi lapangan, sehingga terjadi ineffisiensi dalam pelaksanaan pekerjaan. Selama berlangsungnya pekerjaan, Owner keet, kantor pemborong, gudang, KM/WC sementara dan lokasi pekerjaan harus senantiasabersih danbebasdari sampah-sampah sisapekerjaan. 8.3 Owner keet, kantor Pemborong, GudangdanLosKerja a. Pemborongharus membuat Owner Keet minimal seluas 12M 2 (4Mx 3 M) untuk ruang pengawas dan ruang rapat, yang dilengkapi dengan kursi, meja kerja, meja rapat dan alat-alat kantor yang diperlukan (lantai diplester, dinding papan/triplek dan atap genting/asbes, pintu dan jendela yang dapat dikunci). Owner Keet juga harus dilengkapi dengan 1(satu) buah jendela nako, letak dan arah hadapnya akan ditentukanolehPengawas Lapangan. b. PerlengkapanOwner Keet / Bangsal KonsultanPengawas 2 (dua) buah mejatulis biro ukuran60 cmx 120cmdengan laci danlemari yangdapat dikunci. 2 (dua) buah kursi duduk dari metal beralas busa (chitose atau setara) 1(satu) meja rapat ukuran120cm x240cmdari multiplek8mm. 8 (delapan) buahkursi dudukuntukperlengkapanmeja rapat. 1(satu) buahwhiteboardukuran60cmx 120cmlengkapdengan spidol (selamaproyek) danpenghapusnya. 2 (dua) buah papan triplek 120 cm x 240 cm untuk menempel gambar. Rak dari multiplek untuk contohmaterial dan file Sebuah ruangan untuk buang air dan cuci tangan dengan persediaanair yangcukup. c. Pemborong juga berkewajiban membuat Kantor Pemborong, Los kerja, Gudang penyimpanan barang yang dapat dikunci, tempatnya akan ditentukan bersama oleh Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas dan Koordinator. d. Kantor Pemborong, Kantor Konsultan Pengawas,Gudang dan Los bahan yang dibuat oleh pemborong, setelah selesai pelaksanaan pembangunan/ pekerjaan tersebut, harus segera dibongkar / dibersihkan oleh pihak kontraktor kecuali ada ketentuan lain dari Owner/Pengawas. e. Kontraktor wajib menyediakan alat-alat yang senantiasa berada dilokasi proyekberupa: 1 (satu) kamera 1 (satu) alat ukur schuifmat jangka sorong(sigmat) 6 8.Persiapan di Lapangan 8.1 Mobilisasi PeralatandanDemobilisasi a. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, peralatan kerja termasuk alat bantu kerja yang digunakan dalam perencanaan maupun pelaksanaan fisik dilokasi proyek sesuai dengan lingkup pekerjaan serta memperhitungakanbiayayang ditimbulkan. b. Pada saat mempergunakan jalan umum, dalammengadakan dan atau mengembalikan peralatan berat, baik material / bahan, maka Kontraktor harus menjaga ketertiban selama perjalanan sehingga lalu lintas tidak terganggudemi kelancaran pengadaanyangdimaksud. c. Menyediakan fasilitas penempatan untuk tempat tinggal para pekerja, dan gudang penyinpanan peralatan kerja serta bahan/material, juga menempatkan petugas demi keamanan. d. Kontraktor harus menyediakan alat-alat bantu sehingga dapat bekerja pada kondisi apapun, seperti terpal plastik untuk bekerja pada saat hujan, perancah (Scaffolding) untuk bekerja pada dinding yang tinggi serta peralatan bantu lainnya. Biaya untuk peralatan peralatan tersebut harus sudahdiperhitungkanpadahargasatuanyangterkait. 8.2 Dilokasi proyek kontraktor harus menetapkan lokasi penempatan material, Owner Keet, kantor Pemborong Gudang bahan dan alat, KM/WC sementara sesuai dengan denah maupun kondisi lapangan, sehingga terjadi ineffisiensi dalam pelaksanaan pekerjaan. Selama berlangsungnya pekerjaan, Owner keet, kantor pemborong, gudang, KM/WC sementara dan lokasi pekerjaan harus senantiasabersih danbebasdari sampah-sampah sisapekerjaan. 8.3 Owner keet, kantor Pemborong, GudangdanLosKerja a. Pemborongharus membuat Owner Keet minimal seluas 12M 2 (4Mx 3 M) untuk ruang pengawas dan ruang rapat, yang dilengkapi dengan kursi, meja kerja, meja rapat dan alat-alat kantor yang diperlukan (lantai diplester, dinding papan/triplek dan atap genting/asbes, pintu dan jendela yang dapat dikunci). Owner Keet juga harus dilengkapi dengan 1(satu) buah jendela nako, letak dan arah hadapnya akan ditentukanolehPengawas Lapangan. b. PerlengkapanOwner Keet / Bangsal KonsultanPengawas 2 (dua) buah mejatulis biro ukuran60 cmx 120cmdengan laci danlemari yangdapat dikunci. 2 (dua) buah kursi duduk dari metal beralas busa (chitose atau setara) 1(satu) meja rapat ukuran120cm x240cmdari multiplek8mm. 8 (delapan) buahkursi dudukuntukperlengkapanmeja rapat. 1(satu) buahwhiteboardukuran60cmx 120cmlengkapdengan spidol (selamaproyek) danpenghapusnya. 2 (dua) buah papan triplek 120 cm x 240 cm untuk menempel gambar. Rak dari multiplek untuk contohmaterial dan file Sebuah ruangan untuk buang air dan cuci tangan dengan persediaanair yangcukup. c. Pemborong juga berkewajiban membuat Kantor Pemborong, Los kerja, Gudang penyimpanan barang yang dapat dikunci, tempatnya akan ditentukan bersama oleh Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas dan Koordinator. d. Kantor Pemborong, Kantor Konsultan Pengawas,Gudang dan Los bahan yang dibuat oleh pemborong, setelah selesai pelaksanaan pembangunan/ pekerjaan tersebut, harus segera dibongkar / dibersihkan oleh pihak kontraktor kecuali ada ketentuan lain dari Owner/Pengawas. e. Kontraktor wajib menyediakan alat-alat yang senantiasa berada dilokasi proyekberupa: 1 (satu) kamera 1 (satu) alat ukur schuifmat jangka sorong(sigmat) 7 1 (satu) alat ukur optic (theodolit/waterpass) 1 (satu) m esin tik standar 18 atau 1 (satu) unit com puter danalat cetak (printer) 1 (satu) mistar waterpasspanjang120cm Buku harian untuk mencatat kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan proyek, serta memuat semua petunjuk- petunjuk, keputusan-keputusan dan detail pekerjaan yang dilaksanakan. f. Penyedian tempat penyimpanan bahan/material dilapangan harus aman dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lainyang sedang berjalan. 8.4 Penyedian tempat penyimpanan bahan/material dilapangan harus aman dari segala kerusakan, kehilangandan hal-hal yangdapat mengganggu pekerjaan lain yangsedangberjalan. 8.5 Pekerjaanpenyediaansaranaair dandayalistrikuntukbekerja: a. Penyediaan air untuk penyediaan pelaksanaan pekerjaan (air kerja), air bersih untuk pekerja dan KM/WC (sementara) selama proyek berlangsung, harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari Konsultan Pengawas / Owner. Kontraktor harus memperhitungkan biaya penyediaanair bersihuntuk kebutuhantersebut. b. Air yang dimaksud adalah air bersih, bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang merusak, yang berasal dari sumber air maupun bak penampungan, dengan membuat sumur pompa di tapak proyek atau diperoleh dari supplier / pemasok air. Kontraktor bertanggung jawabdalampendistribusian air untuk KM/WC serta air untuk kerja. c. Kontraktor harus menyediakan sumber tenaga listrik yang diperoleh dari sambungan PLNatau dengan Genset untuk keperluan peralatan kerja, penerangan proyek pada malamhari, Owner Keet dan bedeng pekerja. Penyediaan penerangan/sumber tenaga listrik berlangsung selama 24 jam setiap hari. Semua perijinan perlengkapan, serta biaya pengadaannyamenjadi tanggung jawab Kontraktor. d. Penggunaan Diesel / Genset untuk pembangkit tenaga listrik tidak bolehmengganggu Pemberi Tugasatau lingkungansekitar proyek. 8.5 PenyediaanAlat PemadamKebakaran Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan alat pemadam kebakaran (fire extinguisher) lengkap dengan isinya, yang dapat digunakan untuk memadamkan api akibat dari listrik, minyak dan gas dengan tabungkapasitas 7kg. 8.8 Papan Nama Proyek Bila diharuskan oleh Pemerintah Daerah setempat, maka Kontraktor harus memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan peraturan Peraturan Daerah yang berlaku, biaya pembuatan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Papan nama proyek dibuat dalam ukuran yang memadai dan dipasang kokoh pada tempatnya, dengan besar tulisan yang dapat terbaca padajarakyangcukup. Bahanpapannamadapat dibuat dari papankayuatau bajapelat lembaranlapis seng. 8.9 Dokumentasi Kontraktor Kontruksi harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi proyek serta pengirimannyakeProject Management. Yangdimaksuddenganpekerjaandokumentasi antara lain : 7 1 (satu) alat ukur optic (theodolit/waterpass) 1 (satu) m esin tik standar 18 atau 1 (satu) unit com puter danalat cetak (printer) 1 (satu) mistar waterpasspanjang120cm Buku harian untuk mencatat kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan proyek, serta memuat semua petunjuk- petunjuk, keputusan-keputusan dan detail pekerjaan yang dilaksanakan. f. Penyedian tempat penyimpanan bahan/material dilapangan harus aman dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lainyang sedang berjalan. 8.4 Penyedian tempat penyimpanan bahan/material dilapangan harus aman dari segala kerusakan, kehilangandan hal-hal yangdapat mengganggu pekerjaan lain yangsedangberjalan. 8.5 Pekerjaanpenyediaansaranaair dandayalistrikuntukbekerja: a. Penyediaan air untuk penyediaan pelaksanaan pekerjaan (air kerja), air bersih untuk pekerja dan KM/WC (sementara) selama proyek berlangsung, harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari Konsultan Pengawas / Owner. Kontraktor harus memperhitungkan biaya penyediaanair bersihuntuk kebutuhantersebut. b. Air yang dimaksud adalah air bersih, bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang merusak, yang berasal dari sumber air maupun bak penampungan, dengan membuat sumur pompa di tapak proyek atau diperoleh dari supplier / pemasok air. Kontraktor bertanggung jawabdalampendistribusian air untuk KM/WC serta air untuk kerja. c. Kontraktor harus menyediakan sumber tenaga listrik yang diperoleh dari sambungan PLNatau dengan Genset untuk keperluan peralatan kerja, penerangan proyek pada malamhari, Owner Keet dan bedeng pekerja. Penyediaan penerangan/sumber tenaga listrik berlangsung selama 24 jam setiap hari. Semua perijinan perlengkapan, serta biaya pengadaannyamenjadi tanggung jawab Kontraktor. d. Penggunaan Diesel / Genset untuk pembangkit tenaga listrik tidak bolehmengganggu Pemberi Tugasatau lingkungansekitar proyek. 8.5 PenyediaanAlat PemadamKebakaran Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan alat pemadam kebakaran (fire extinguisher) lengkap dengan isinya, yang dapat digunakan untuk memadamkan api akibat dari listrik, minyak dan gas dengan tabungkapasitas 7kg. 8.8 Papan Nama Proyek Bila diharuskan oleh Pemerintah Daerah setempat, maka Kontraktor harus memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan peraturan Peraturan Daerah yang berlaku, biaya pembuatan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Papan nama proyek dibuat dalam ukuran yang memadai dan dipasang kokoh pada tempatnya, dengan besar tulisan yang dapat terbaca padajarakyangcukup. Bahanpapannamadapat dibuat dari papankayuatau bajapelat lembaranlapis seng. 8.9 Dokumentasi Kontraktor Kontruksi harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi proyek serta pengirimannyakeProject Management. Yangdimaksuddenganpekerjaandokumentasi antara lain : 7 1 (satu) alat ukur optic (theodolit/waterpass) 1 (satu) m esin tik standar 18 atau 1 (satu) unit com puter danalat cetak (printer) 1 (satu) mistar waterpasspanjang120cm Buku harian untuk mencatat kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan proyek, serta memuat semua petunjuk- petunjuk, keputusan-keputusan dan detail pekerjaan yang dilaksanakan. f. Penyedian tempat penyimpanan bahan/material dilapangan harus aman dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lainyang sedang berjalan. 8.4 Penyedian tempat penyimpanan bahan/material dilapangan harus aman dari segala kerusakan, kehilangandan hal-hal yangdapat mengganggu pekerjaan lain yangsedangberjalan. 8.5 Pekerjaanpenyediaansaranaair dandayalistrikuntukbekerja: a. Penyediaan air untuk penyediaan pelaksanaan pekerjaan (air kerja), air bersih untuk pekerja dan KM/WC (sementara) selama proyek berlangsung, harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari Konsultan Pengawas / Owner. Kontraktor harus memperhitungkan biaya penyediaanair bersihuntuk kebutuhantersebut. b. Air yang dimaksud adalah air bersih, bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang merusak, yang berasal dari sumber air maupun bak penampungan, dengan membuat sumur pompa di tapak proyek atau diperoleh dari supplier / pemasok air. Kontraktor bertanggung jawabdalampendistribusian air untuk KM/WC serta air untuk kerja. c. Kontraktor harus menyediakan sumber tenaga listrik yang diperoleh dari sambungan PLNatau dengan Genset untuk keperluan peralatan kerja, penerangan proyek pada malamhari, Owner Keet dan bedeng pekerja. Penyediaan penerangan/sumber tenaga listrik berlangsung selama 24 jam setiap hari. Semua perijinan perlengkapan, serta biaya pengadaannyamenjadi tanggung jawab Kontraktor. d. Penggunaan Diesel / Genset untuk pembangkit tenaga listrik tidak bolehmengganggu Pemberi Tugasatau lingkungansekitar proyek. 8.5 PenyediaanAlat PemadamKebakaran Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan alat pemadam kebakaran (fire extinguisher) lengkap dengan isinya, yang dapat digunakan untuk memadamkan api akibat dari listrik, minyak dan gas dengan tabungkapasitas 7kg. 8.8 Papan Nama Proyek Bila diharuskan oleh Pemerintah Daerah setempat, maka Kontraktor harus memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan peraturan Peraturan Daerah yang berlaku, biaya pembuatan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Papan nama proyek dibuat dalam ukuran yang memadai dan dipasang kokoh pada tempatnya, dengan besar tulisan yang dapat terbaca padajarakyangcukup. Bahanpapannamadapat dibuat dari papankayuatau bajapelat lembaranlapis seng. 8.9 Dokumentasi Kontraktor Kontruksi harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi proyek serta pengirimannyakeProject Management. Yangdimaksuddenganpekerjaandokumentasi antara lain : 8 a. Laporan laporanperkembanganproyek b. Foto-foto proyek, berwarnaminimal ukuranpostcard dandilengkapi dengan album c. Surat-surat dokumen lainnya Foto-foto dukumentasi proyek menggambarkan kemajuan proyek dari waktu mulai dilaksanakan pekerjaan sampai dengan selesainya pelaksanaan pekerjaan. Fotodokumentasi dibuat padasaat kemajuanfisikbangunanmulai 0%dansecaraberkalasetiapbulansampai dengan100%. 8.10 Drainase / Saluran TapakSementara Dengan mempertimbangkan keadaan Topografi / kontur tanah yang ada di tapak, Kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk pengeringan air hujan, dan air tanah sehingga dapat menjamin terhindarnya proyek dari kemungkinan genangan air yang mengganggu kelancaran pekerjaan maupun daerah kerja sekitarnya, arah aliran ditujukan ke saluran yang sudah ada dilingkunganpembangunan. 8.11 Kebersihan : a. Selama proyek berlangsung, Kontraktor harus menjaga kebersihan dan mengatur lokasi bahan bangunan dan alat kerja serta daerah kerja sehingga kelancaran pelaksanaan pekerjaan tidak terlambat karenanya. b. Pembersihan tumbuh tumbuhan yang ada pada lokasi peruntukan kerja sesuai petunjuk Gambar Kerja dan Pengawas Lapangan. c. Sesudah proyek selesai dan sebelum melakukan penyerahan pekerjaan kepada pemilik proyek, Kontraktor harus membersikan seluruh daerah kerja dari segala macam peralatan tersebut, sisa-sisa bahan baungunan, bekas bongkaran dan bangunan-bangunan sementara, termasuk pengangkutannya ke suatu tempat dilingkungan Pemilik Proyektanpatambahanbiaya. 9.Pengukuran Ketinggian Permukaan Dan Posisi Bagian- Bagian Pekerjaan 9.1 Pekerjaan yang dimaksud dalam dokumen ini merupakan rencana membangun yang akan dilaksanakan dilokasi yang telah ditentukan apa adanya. Data ketinggian-ketinggian tanah yang ada, tinggi air tanah, dan lain- lain yang diterapkan pada gambar-gambar, dimaksudkan sebagai informasi umum dan titik-titiktolakuntukpelaksanaanpekerjaan ini olehKontraktor. 9.2 Seluruh titik ukur sehubungan dengan pekerjaan ini didasarkan pada ukuran- ukuransetempat, yaitutitik-titikukur yangadadilapanganproyek seperti yang direncanakan dalam gambar-gambar. Ukuran ukuran tersebut pada pasal terdahulu dimaksudkan sebagai garis besar pelaksanaan dan pegangan Kontraktor. 9.3 Kontraktor wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaaan lokasi, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal lain yang dapat mempengaruhi harga penawaran. Penawaran yang diserahkan Kontraktor harus sudah meliputi semua biaya untuk pelaksanaannya sesuai dengan ukuran-ukuran dan ketinggian- ketinggian yang ditentukan pada gambar-gambar. Kelalaian atau kekurang telitian kontraktor dalamhal ini tidak dijadikanalasan untuk mengajukanclaim / tuntutan. 9.4 Kontraktor harus menyediakan semua peralatan, perlengkapan dan tenaga kerja termasuk juru ukur, yang diperlukan dalam hubungannya dengan pekerjaan pengukuran letak bangunan dan lantai-lantai di atasnya. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudutnya dilakukan dengan alat waterpass / theodolit. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga Phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah disetujui oleh Owner/ Pengawas. 9.5 Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan melakukan pengukuran kondisi tapak terhadap posisi rencana bangunan baru. Hasil pengukuran harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas / Owner dan Konsultan Perencana ketidakcocokan yang terjadi antara Gambar Kerja dan Keadaan lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan ke Owner / KonsultanPengawas untuk dimintakeputusannya. 9 9.6 Pengukuran papan bangunan(bouwplank) a. Pekerjaan penentuan peil finishing Arsitektur adalah permukaan lantai finishing ruangan yaitu setinggi +170 cm di atas permukaan lantai satu (Existing) site seperti tertera seperti Gambar Kerja. Selanjutnya peil 0.00 ini ditandai dengan Cat yang ditentukan dilapangandandisetujui olehKonsultanPengawas. b. Dibawah pengamatan Konsultan Pengawas, Kontraktor diwajibkan membuat satu titik elevasi permanen (sebagai acuan) dicat berwarna merah. c. Titik duga harus dijaga kedudukan-kedudukannya serta tidak terganggu selama pekerjaan berlangsung dan tidak boleh dibongkar sebelum mendapat izin tertulisdari KonsultanPengawas. d. Ketetapan letak bangunan diukur dibawah pengawasan Konsultan Pengawas dengan patok yang terpancang kuat-kuat dan papan terentang dengan ketebalan 2 cm di ketam rata pada sisi-sisinya. Kontraktor harus menyediakan pembantu yang ahli dalam cara-cara mengukur alat penyipat datar (theodolit / waterpass), prisma silang pengukuran menurut situasi dalam kondisi tanah bangunan, yang selalu berada dilapangan. e. Kontraktor harus memasang patok-patok lain yang penting di tapak untuk patokan titikmula setiapbagian pekerjaan. 9.7 Kontraktor wajibmemperhatikandanmempelajari segalapetunjuk yang tertera dalamGambar kerja untuk memastikan posisi.dan ketepatan dilapangan bagi setiap bagian pekerjaan. Perbedaan antara Gambar Kerja dengan keadaan dilapangan harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas/Owner untuk mendapatkan pemecahan setelah berkonsultasi dengan perencana, tidak dibenarkan kontraktor mengambil tindakan tanpa sepengetahuan Konsultan Pengawas / Owner. 9.8 Pembentukan dan Penyelesaian tanah harus mengikuti bentuk, kemiringan / kontur / peil yang tertera dalam Gambar Kerja. Kemiringan yang dibuat harus cukup untuk mengalirkan air hujan menuju kesolokan yang ada disekitarnya serta mengikuti persyaratan-persyaratan yang tertera dalam Gambar Kerja. Tidak dibenarkanadanya genanganair. 9.9 Kontraktor bertanggung jawab atas kebenaran penetapan ketinggian dan perletakkan bangunan di lapangan dan harus disetujui secara tertulis oleh Konsultan Pengawas. Pencocokan peralatan ketinggian di lapangan oleh Pengawas, bagaimana pun juga tidak melepaskan kontraktor dan tanggung jawab atas ketepatan dan penetapan ketinggian tersebut. Kontraktor juga harus melindungi dan menjaga dengan hati-hati semua patok tetap, bouwplank dan benda-benda lain yang digunakan dalam penetapan letak dan ketinggian bangunan. 10.KetentuanDan Syarat Bahan- Bahan 10.1 Sepanjang tidak ada ketetepan lain dalamRencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini maupun dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI th.1982), Standar Industri Indonesia (SID untuk bahan termaksud, serta ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yang berlaku di Indonesia. Kontraktor atas biaya sendiri, harus mengadakan dan menyediakan semua peralatan konstruksi dan bahan, baik untuk pekerjaan permanen maupun pekerjaan sementara termasuk segala macam barang lainnyayangdiperlukan. 10.2 Bahan/material dan komponen jadi yang dipasang/dipakai harus sesuai dengan yang tercantumdi dalamGambar, RKSdan atau Risalah Aanwijzing, memenuhi standar spesifikai bahan tersebut, dan mengikuti peraturan persyaratanbahanbangunanyangberlaku. 10.3 Kontraktor/Pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh semua bahan-bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada konsultan Pengawas/Owner untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis sebelum semua bahan-bahantersebut didatangkan/dipakai. 10 10.4 Contoh bahan tersebut yang harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas adalah sebanyak 3 (tiga) buah dari suatu bahan yang ditentukan untuk m enet apkan Standard of Ap pearance dan disi m pan di ruang Konsulta n Pengawas/Owner. Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah 2 (dua) minggusebelum jadwal pelaksanaan. Merk Bahan/Material danKomponen Jadi. 10.5 Kecuali ditentukan lain, nama-nama atau merk-merk dagang dari bahan yang disebutkan dalam Syarat Teknis ini, ditujukan untuk maksud-maksud perbandingn kualitas, terutama dalam hal mutu, model, bentuk, jenis dan sebagainya. Dan hendaknya tidak diartikan sebagai persyaratan (merk) yang mengikat. Dalamhal dimanadisebutkan3(tiga) merkdagangataulebihuntuk jenis bahan/pekerjaan yang sama, maka Kontraktor Konstruksi diharuskan untuk dapat menyediakansalahsatunya. Disyaratkanbahwahanyasatumerk pembuatan atau merk dagang yang diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang bolehdipakai dalam pekerjaan ini. Kontraktor boleh mengusulkan merk-merk dagang lainnya yang setara dalam 10.6 mutu, model, bentuk, jenis dansebagainya setelah mendapatkan persetujuan Konsultan Perencana. Penggunaan bahan produk lain dengan apa yang dipersyaratkan harus setara atau lebih baik, disertai data teknis bahan, atau test dan Laboratorium Lembaga Pengujian Bahan, baik mengenai kualitas, ketahanan serta kekuatannya dan harus disetujui Konsultan Pengawas secara tertulis dan diketahui Konsultan Perencana. Apabila diperlukan biaya untuk test laboratorium, makabiaya tersebut harus ditanggung olehKontraktor tanpa dapat mengajukansebagai biaya tambah. Dalamhal pengadaan semua bahan baku, barang jadi, bahan setengah jadi 10.7 dan lain-lain, penggunaan barang produksi dalam negeri akan sangat diperhatikan/diutamakan, selama barang tersebut memenuhi syarat-syarat minimumyangditetapkan, sesuai denganpetunjukdanpersetujuanKonsultan Pengawas danPerencana, kecuali bila ditentukan lain dalamRKS Teknis. Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk tenaga 10.8 ahli yang ditunjuk oleh pabrik dan atau supplier yang bersangkutan tersebut sebagai pelaksana. Dalamhal ini Kontraktor tidak berhak mengajukan klaim sebagai pekerjaan tambah. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur, dan produk yang dipilih, akan 10.9 diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelahpenyerahancontoh bahan tersebut. Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai dengan persyaratan pabrik yangbersangkutandanatausesuai denganspesifikasi bahantersebut. Penyimpanan bahan-bahan harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan, dan bahan-bahan tersebut tidak rusak. 11.Pemeriksaan Bahan-Bahan 11.1 11.2 Bahan-bahan yang didatangkan/dikerjakan harus sesuai dengan contoh- contoh yang telah disetujui Konsultan Pengawas seperti yang diatur dalam pasal 10 diatas. Semua bahan bangunan yang akan digunakan harus diperiksakan dulu kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan. Konsultan Pengawas berwenang menanyakan asal bahan dan Kontraktor wajib memberitahukan. Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh kontraktor di lapangan 11.3 pekerjaan, tetapi tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitasnya jelek yang dinyatakandi-afkir/ditolakolehKonsultanPengawas, tidakbolehdipergunakan danharussegeradikeluarkandari lapanganselambat-lambatnyadalamtempo 3 x 24 jam terhitung dari jam penolakan. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Konsultan Pengawas/Owner dan ternyata masih dipergunakan oleh Kontraktor/Pelaksana, maka Konsultan Pengawas berhak memerintahkan pembongkaran kembali kepada Kontraktor yang mana segala kerugian yang diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan Kontraktor sepenuhnya disamping pihak Kontraktor tetap dikenakan denda sebesar 1/oo (satupermil) dari harga borongan. 11 11.4 Apabila Konsultan Pengawas merasa perlu untuk menerliti suatu bahan lebih lanjut, Konsultan Pengawas berhak mengirimbahan tersebut ke laboratorium Lembaga Penelitian Bahan-bahan yang terdekat untuk diteliti. Biaya pengiriman dan penelitian menjadi tanggung jawab Kontraktor, apapun hasil penelitianbahan tersebut. 11.5 Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari bahan-bahan tersebut, maka Kontraktor harus memeriksakannya ke Laboratorium Lembaga Penelitian Bahan-Bahan untuk diuji dan hasil pengujian tersebut disampaikan kepada Konsultan Pengawas/Owner secara tertulis. Segala biaya pemeriksaan tersebut ditanggungoleh Kontraktor. 11.6 Sebelum ada kepastian dari Laboratorium tersebut diatas tentang baik tidaknya kualitas dari bahan-bahan tersebut. Kontraktor/Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan bahan- bahan tersebut. 12.Pemeriksaan Pekerjaan 12.1 Owner dan Konsultan Pengawas atau setiap petugas yang diberi kuasa olehnya, setiap waktu dapat memasuki tempat pekerjaan, atau semua bengkel dan tempat-tempat dimana pekerjaan sedang dikerjakan/dipersiapkan atau dimana bahan/barang dibuat. Kontraktor harus memberi fasilitas dan membantu untukmemasuki tempat-tempat tersebut. 12.2 Kontraktor diwajibkan meminta kepada Konsultan Pengawas untuk diperiksa setelah menyelesaikan suatu bagian pekerjaan untuk persetujuannya, sebelummemulai pekerjaan lanjutannya. Baru bila Konsultan Pengawas telah menyetujui bagian pekerjaan tersebut, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya. 12.3 Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jamdihitung dari jam diterimanya surat permohonan pemeriksaan (tidak dihitung hari libur/hari raya) tidak dipenuhi oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang harusnya diperiksa dianggap telah disetujui oleh KonsultanPengawas. Hal ini dikecualikan bilaKonsultanPengawas minta perpanjanganwaktu. 12.4 Bila Kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, Konsultan Pengawas berhak menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki. Biaya pembongkaran dan pemasangan kembali menjadi tanggung jawabKontraktor. 12.5 Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi tidak terlihat sebelum mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas. Kontraktor harus memberikan kesempatan sepenuhnya kepada Pengawas untuk memeriksa. Apabila surat permohonan pemeriksaan tidak dipenuhi/ditanggapi oleh Konsultan Pengawas/Owner, maka Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian pekerjaan yang seharusnya diperiksa dianggap disutujui olehKonsultanPengawas/Owner. 12.6 Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor, tetapi karena bahan/material/komponen jadi, maupun mutu hasil pekerjaan itu sendiri ditolak oleh Konsultan Pengawas/Owner, harus segera dihentikan dan selanjutnyadibongkar atasbiayaKontraktor dalamwaktuyangditetapkanoleh KonsultanPengawas/Owner. 12.7 Apabila ada bagian pekerjaan yang dilanjutkan sebelum disetujui, tetapi karena keadaan m endesak dil anjutkan oleh Kontraktor, m aka Kont rakt or tetap bertanggung jawab atas bagian pekerjaan tersebut maupun akibat yang ditimbulkan atas bagian pekerjaan sebelumnya terhadap hasil bagian pekerjaan lanjutannya. Perintah perbaikan atas hasil pekerjaan lanjutan, yang berakibat pula pada perbaikan pekerjaan sebelumnya yang telah disetujui, tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah. 12.8 Bila Kontraktor melalaikan perintah, Konsultan Pengawas/Owner berhak untuk membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki. Biaya pembongkaran dan pemasangan/perbaikan kembali menjadi tanggungan Kontraktor, dan tidak dapat diklaim sebagai biaya pekerjaan tambahan, atausebagai alasanuntuk perpanjanganwaktupelaksanaan. 12 13.Kualitas Pekerjaan 13.1 Pekerjaan harus dikerjakan dengan kualitas pengerjaannyaterbaik danhanya tenaga-tenaga kerja terbaik dalam tiap jenis-jenis pekerjaan diijinkan untuk melaksanakan pekerjaan bersangkutan. Kualitas pekerjaan atau kualitas hasil pekerjaan yang kurang memenuhi syarat akan ditolak dan dilarang untuk diteruskankegiatannya. 13.2 Selama pekerjaan berlangsung Owner berhak sewaktu-waktumemerintahkan secara tertuliskepadaKontraktor : a. Untuk menyingkirkan dari tempat pekerjaan, dalam jangka waktu tertentu, bahan-bahan/material yang dianggap tidak sesuai dengan kontrak. b. Penggantian bahan-bahan ataumaterial yang tidak cocok dansesuai. c. Pembongkaran serta pembuatan baru yang sesuai (terlepas dari test- test terdahulu atau pembayaran dimuka) dari sembarang pekerjaan yang menurut Owner secaramaterial ataukeahlian tidak cocok dengan kontrak. 13.3 Kegagalan Konsultan Pengawas untuk menolak pekerjaan atau material tidak menutupkemungkinanOwner di kemudianhari menolak suatupekerjaanatau material yang dianggap tidak cocok dengan kontrak serta memerintahkan untuk membongkarnya atastanggungan Kontraktor. 13.4 Pengujian Hasil Pekerjaan. Kecuali dipersyaratkanlainsecara khusus, makasemuapekerjaanakandiuji dengan cara dantolok ukur pengujian yang dipersyaratkandalam referensi yang ditetapkan dalam BabRKS. 13.5 Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka Badan/ Lembaga yang akan melakukan pengujian dipilih atas persetujuan Konsultan Pengawas dari Badan/Lembaga Pengujian milik Pemerintah atau yang diakui Pemerintah atau Badan lain yang dianggap mempunyai objektifitas dan integritas yang meyakinkan. Atas hal yang terakhir ini, Kontraktor/Supplier tidak berhak mengajukansanggahan. 13.6 Semuabiayapengujiandalamjumlahseperti yangdisyaratkanmenjadi beban Kontraktor. 13.7 Dalamhal dimanasalahsatupihaktidakdapat menyetujui hasil pengujiandari Badan Pengujian tersebut, maka pihak tersebut berhak mengadakan pengujian tambahan pada Badan/Lembaga lain yang memenuhi persyaratan Badan Penguji seperti tersebut diatas. 13.8 Apabila ternyata bahwa kedua hasil pengujian dari kedua Badan tersebut memberikan kesimpulan yang sama, maka semua biaya untuk pengujian tambahan menjadi beban pihakyang mengusulkan. 13.9 Apabila ternyata kedua hasil pengujian dari kedua Badan tersebut memberikankesimpulanyangberbedamaka dapat dipilihuntuk: a. MemilihBadanLembagaPengujian ketigaatas kesepakatanbersama. b. Mengadakan pengujian ulang pada Badan/Lembaga Pengujian pertamaataukeduadenganketentuantambahansebagai berikut : 1. Pelaksanaan ulang pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas danKontraktor/Supplier ataupunwakil-wakilnya. 2. Pada pengujian ulang harus dikonfirmasikan penerapan dari alat-alat pengujian. 3. Hasil dari pengujian harus dianggap final, kecuali bilamana kedua belah pihak sepakat untuk tidak menganggapnya demikian. 13.10 Apabila hasil pengujian ulang mengkonfirmasikan kesimpulan dari hasil pengujian yang pertama, maka semua biaya untuk semua pengujian ulang menjadi tanggung jawab pihak yang mengusulkan diadakannya pengujian tambahan. 13.11 Bila ternyata pihak Konsultan Pengawas yang mempunyai pendapat salah, maka atas segala penundaan pekerjaan akibat penambahan/pengulangan pengujian akan diberikan tambahan waktu pelaksanaan pada bagian pekerjaan bersangkutan dan bagian-bagian lain yang terkena akibatnya, penambahan besarnya sesuai dengan penundaanyang terjadi. 13 14.Gambar Kerja (Shop Drawing) 14.1 14.2 Shop Drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan yang harus dibuat oleh Kontraktor berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan lapangan. Kontraktor wajib membuat shop drawing pada setiap akan melaksanakan suatu pekerjaan dan untuk membuat detail khusus yang belum tercakup lengkap dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupunyangdimintaoleh KonsultanPengawas. Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua 14.3 data yang diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan produk, cara pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik yang belumtercakup secara lengkap di dalamGambar Kerja/DokumenKontrak maupundalam bukuini. Kontraktor wajibmengajukanshopdrawingtersebut sebanyak 3(tiga) rangkap 14.4 atas biaya Kontraktor kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. Persetujuan tersebut tidak melepaskan Kontraktor dari tanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan Kontraktor. Pelaksanaan pekerjaan fisik dilakukan berdasarkan shop drawing yang telah disetujui Konsultan Pengawas. Apabila karena metode pelaksanaan, detail pada shop drawing berbeda dengan yang dimaksud dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak, maka untuk perbedaan tersebut akan diminta persetujuanKonsultanPerencana. 15.Gambar Perubahan 15.1 15.2 Gambar Kerja/DokumenKontrakhanyadapat berubahataspermintaantertulis olehPemberi Tugasdandibuat olehKonsultanPerencana. Perubahanrencanaini harusdibuat gambarnyayangsesuai denganapayang 15.3 diperintahkan oleh Pemberi Tugas, yang jelas memperlihatkan perbedaan antara gambar kerja danperubahan rencana. Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut kalkirnya (gambar asli) dandiberikankepadaKontraktor melalui KonsultanPengawas. 16.Gambar Sesuai Kenyataan ( As Built Drawing ) 16.1 16.2 Gambar pelaksanaan adalah gambar yang sesuai dengan apa yang dilaksanakan, baik karena penyimpangan ataupun tidak, termasuk semua perubahan atas perintah dan persetujuan Konsultan Perencana/Owner, dan yang tidak terdapat dalam Gambar Kerja. Kontraktor harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan apa yang 16.3 dilaksanakan. Gambar tersebut memperlihatkan perbedaan antara gambar rencanadenganpekerjaanyangdilaksanakan, sertaharusdiserahkankepada Konsultan Pengawas sebanyak 3 (tiga) rangkap berikut gambar asli (kalkir) atasbiayaditanggungKontraktor. Penyerahan gambar pelaksanaan (as built drawing) dilakukan setelah pekerjaanselesai dandiserah-terimakan. 17.Supplier dan Sub Kontraktor 17.1 17.2 Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Kontraktor bawahan (Sub- Kontraktor) yang memang sudah ahli dan terbiasa dalam melaksanakan pekerjaan yang ditawarkan dan dalam hal pengadaan bahan/material dan pemasangannya, maka Kontraktor wajib memberitahukan terlebih dahulu kepadaKonsultanPengawasuntuk mendapatkanpersetujuan. Kontraktor wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas petunjuk 17.3 KonsultanPengawas denganKontraktor bawahanatauSupplier bahan. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di lapangan untuk pekerjaankhususdimanapelaksanaandanpemasanganbahantersebut perlu persyaratankhusus sesuai instruksi pabrik. 18.Penjagaan Keamanan Lapangan Pekerjaan 18.1 18.2 Kontraktor diwajibkan menjaga lapangan terhadap barang-barang milik proyek, KonsultanPengawasdanmilik pihak ketigayangadadi lapangan. Untuk maksud-maksud tersebut, kontraktor harus membuat pagar pengaman dari seng dan rangka kayu atau bahan lain yang biayanya menjadi tanggunganKontraktor. 14 18.3 18.4 Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui Konsultan Pengawas, baik yang telah dipasang maupun belumadalah menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah. Apabial terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya, baik 18.5 berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itu Kontraktor diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap dipakai yang ditempatkan di tempat-tempat yang akan ditetapkan kemudian oleh Konsultan Pengawas dan dianjurkan untuk mengasuransikan pekerjaan terhadap bahaya kebakaran. Kontraktor harus membuat jalan masuk sementara menuju lokasi pekerjaan. Lokasi dan arah jalan masuk akan ditentukan kemudian oleh Pengawas Lapangan. Kontraktor juga wajib memasang rambu-rambu peringatan pada tempat-tempat yang mudah dilihat baik oleh pejalan kaki maupun pengemudi kendaraanbermotor. 19.Jaminan dan KeselamatanKerja 19.1 19.2 Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja, bahan dan peralatan teknis serta konstruksi yang diserahkan Pemberi Tugas. Dalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan, maka Kontraktor harusbertanggungjawabmemperbaikinya. Kontraktor wajibmenjaminkeselamatanparatenagakerjayangterlibat dalam 19.3 pelaksanaan pekerjaan dari segala kemungkinan yang terjadi dengan memenuhi aturan dan ketentuan kesehatan dan keselamatan kerja yang berlaku(Jamsostek). Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat 19.4 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalamkeadaan siap digunakan di lapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semuapetugas dari pekerja lapangan. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat 19.5 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalamkeadaan siap digunakan di lapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semuapetugas dari pekerja lapangan. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat 19.6 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalamkeadaan siap digunakan di lapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semuapetugas dari pekerja lapangan. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat 19.7 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalamkeadaan siap digunakan di lapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semuapetugas dari pekerja lapangan. Sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga Kerja Nomor : 30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men/1984 tanggal 27 Januari 1984 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 1977 Bagi Tenaga Kerja Borongan Harian Lepas Pada Kontraktor Induk maupun Sub Kontraktor yang melaksanakan Proyek-Proyek Pembangunan, pihak pemborongyangikut sertadalamprogramASTEKdanmemberitahukan secara tertuliskepadaPemimpin PelaksanaProyek. 20.Pekerjaan Tambah Kurang 20.1 20.2 20.3 Tata cara pelaksanaan dan penilain perubahan, penambahan dan penguranganpekerjaandisesuaikandenganDokumenKontrak. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/kurang diberitahukan tertulis dalam buku harian olehKonsultanPengawas, serta persetujuan Pemberi Tugas. Pekerjaan tambah/kurang hanya berlaku bila memang nyata-nyata ada 20.4 perintah tertulisdari KonsultanPengawas ataupersetujuanPemberi Tugas. Biaya pekerjaan tambah/kurang akan diperhitungkan menurut daftar harga 20.5 satuan pekerjaan yang dimasukkan oleh Kontraktor yang pembayarannya diperhitungkanbersamadenganangsuran terakhir. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantumdalamharga satuan pekerjaan yang dimasukkan dalampenawaran, hargasatuannya akan 15 ditentukan lebih lanjut oleh Konsultan Pengawas bersama-sama Kontraktor danpersetujuandari Pemberi Tugas. 20.6 Adanya pekerjaan tambah tidak dapat dijadikan alasan sebagai penyebab keterlambatanpenyerahanpekerjaan, tetapi Pemberi Tugas atas rekomendasi Konsultan Pengawas dapat mempertimbangkan perpanjangan waktu karena adanya pekerjaantambah tersebut. 21.Pemeliharaan Pekerjaan 21.1 Jangka waktu pemeliharaan adalah : ......... () hari kalender dihitung dari tanggal penyerahan pekerjaan pertama (pekerjaan selesai 100%). Dalam jangka waktu tersebut, Kontraktor wajib memperbaiki cacat-cacat tersembunyi, hasil pekerjaan yang tidak baik dan melengkapi kekurangan-kekurangannya yang dilakukan oleh Kontraktor akibat tidak baiknya pelaksanaan pekerjaan dan kurangnya mutu bahan seperti tertulis dalamRencana Kerja dan Syarat- syarat (RKS) dan Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan ini atas biaya Kontraktor. 21.2 Bila dalam jangka waktu pemeliharaan atas perintah Konsultan Pengawas, Kontraktor tidak melaksanakan pekerjaan perbaikan tersebut, maka Pemberi Tugas berhak menyuruh pihak ketiga (Kontraktor lain) untuk mengerjakannya atas beban Kontraktor. 21.3 Penyerahan pekerjaan kedua kalinya (terakhir) harus dilakukan sesudah habis jangka waktu pemeliharaan, dan sampai berakhirnya pekerjaan perbaikan yang harus dilaksanakan. 22.Penyerahan Pekerjaan 22.1 Pada waktu penyerahan pekerjaan, Kontraktor wajib menyerahkan: 4(empat) set Gambar Asbuilt Drawing, terdiri dari 1(satu) set asli dan3(tiga) copy. LaporanKegiatanPelaksanaan. Album PhottoKegiatanPelaksanaan. Jaminankir instalasi yang disetujui oleh lembagapemerintahyang berwenang. 22.2 Penyerahan pekerjaan terakhir kepada Pemberi Tugas hanya dapat dilaksanakan apabila seluruh pekerjaan telah dapat berfungsi secara sempurna dan dapat diterima oleh Pemberi Tugas. Selain itu seluruh kewajiban Kontraktor seperti memberi latihan operasi kepada petugas yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas dan kewajiban lainnya telah dilaksanakan dan dapat diterima oleh Pemberi Tugas. 16 BAB 2 PASANGAN BRONJONG& NORMALISASI SUNGAI 1. Lingkup Pekerjaan 2. BAHAN 3.Syarat-syarat Pelaksanaan 1.1 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja bahan-bahan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalamterlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yangbaik. 1.2 Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi seluruh detail yang di sebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/Perencana. 1.1 Bahan memakai batu kali, kawat bronjong dan kawat baja putih 3.1 Pasangan bronjong di sepanjang sungai Ciateul lokasi Kantor samsat kabupaten Garut sepanjang 378m.. 3.2 Sistempasangan seperti pasangan Bata Merah ( saling Mengikat) 3.3 Pasangan Bronjongdengan bingkai dia 4 mm, lilit menggunakan 3,6mm 3.4 Kawat pengikatnya memakai kawat baja putih dia 2 mm. 3,5 ikatan kawat 2mm 3.6 Modul Bronjong bawah denganUkuran 2 m x 1 m x 1 m 3.7 Modul Bronjong Atas ukuran 2 m x 1m x 0,5 m 3.8 Sisipan batukosongyang ke pagar untuk kemiringanexisting 40 cm 3.9 Normalisasi sungai adalah pembersihan untuk aliran air sungai dari sampah dan batu batuan yangmenghalingi aliran arus air Ciateul 17 PASAL3 PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARANDAN PENGAMANANSETELAHPEMBANGUNAN 1.Lingkup Pekerjaan 1.1 Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalamLingkup Pekerjaan seperti tercantun dalamGambar Kerja dan terurai dalam buku ini dan semua barang atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi setelah pekerjaan yang menjadi tanggung jawabkontraktor yangbersangkutansetelah selesai. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga Keamanan bahan/Material bahan maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahapserah terima. 1.2 Sebelum penyerahan pertama,kontraktor wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum sempurna,dan harus segera diperbaiki,semua ruangan harus bersih,halaman harus ditata rapih dan semua barang yang tidak bergunaharus disingkirkan dari proyek.Pemberesanhalaman ini harus dilaksanakansesuai petunjukkonsultanpengawas. PASAL4 PEKERJAAN LAIN-LAIN 1.Lingkup Pekerjaan 1.1 1.2 Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian di lapangan akan diatur/dibicarakan dilapangan oleh konsultan pengawas dan kontraktor,bila diperlukan akandibicarakan dengan konsultanperencana Selainpersyaratanteknisyangtercantumdi atas,pemborongdiwajibkanpula mengadakan pengurusanpengurusan perizinanantara lain; Surat Bukti Keer Listrik/Pengetesan dari PLN,dan pengetesan lainnya bila diperlukan. PASAL5 PEKERJAAN PENUTUP 1.Lingkup Pekerjaan 1.1 Selama pemeliharaan, pemborong wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan kedua dilaksanakanpekerjaanbenar-benar telahsempurna 1.2 Semua yang belumtercantumdalam peraturan ini (RKS) akan ditentukan kemudiandalamRapat Penjelasan(Aanwiijzing),danakandituangkan/dimuat dalam Berita Acara Rapat Penjelasan.