Laporan Presentasi Elektrokimia
Laporan Presentasi Elektrokimia
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5 DAN 6
KELAS B
11/317018/PA/14136
11/317021/PA/14138
Ditya Ristianti R
11/317024/PA/14141
11/317027/PA/14144
Miskiyah
11/317029/PA14146
11/317030/PA/14147
Alineo Gunawan
11/317032/PA/14149
Anita
11/317030/PA/14150
11/317034/PA/14151
D. Rinus Aji J
11/317036/PA/14153
Karolina Martha W
11/317037/PA/14154
11/317039/PA/14156
Arini Al Ifah
11/317041/PA/14158
Muhammad Yunansyah
11/317042/PA/14159
Kharistya Rozana
11/317043/PA/14160
11/317044/PA/14161
Fernando
11/317048/PA/14165
Muhammad Ramadhon
11/317049/PA/14166
11/317050/PA/14167
Lisaro Krisna SM
11/317053/PA/14168
KOROSI
I.
Tujuan Percobaan
Mempelajari proses korosi pada berbagai larutan serta mempelajari pencegahan korosi
besi (III)
[Trethewey, 1991].
Proteksi katodik merupakan salah satu metoda pengendalian korosi struktur baja dalam
lingkungan elektrolit dengan cara memperlakukan struktur logam sebagai katoda.Metoda ini
dilakukan dengan jalan mengalirkan arus listrik searah melalui elektrolit ke logam sehingga
potensial antarmuka logam-larutan elektrolit turun menuju/mencapai daerah immunnya atau
sampai nilai tertentu sehingga laju korosi logammasih diperbolehkan/minimum (Utami,
2009)
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam katodik proteksi adalah bahwa semua sistem
harus terhubung dan dapat mengalirkan arus, sehingga terdapat kehilangan arus minimal.
Faktor-faktor lain yang perlu diperhatikan dalam mendesain katodik proteksi adalah:
kebutuhan potensial dan arus, luas permukaan material yang dilindungi, tahanan lingkungan
sekitar, dan keberadaan konstruksi instalasi (Asmara, 2007).
Anoda korban aluminium mempunyai kelebihan yaitu reliability yang lebih lama dan
juga mempunyai karakteristik arus dan berat yang lebih ringan dibandingkan dengan anoda
korban paduan seng (Tsai, 1996).
Umumnya korosi aluminium dalam media cair adalah penjumlahan dua reaksi kimia,
oksidasi dan reduksi:
Al Al3+ + 3e3H+ + 3e- 32 H2
________________________ +
Al + 3H+ 32 H2 ................................................. (2.6)
atau
Al + 3H2O Al(OH)3 + 32 H2 ............................. (2.7)
Reaksi ini diiringi oleh suatu perubahan dalam bilangan oksidasi pada aluminium, dari 0 di
dalam logam berubah menjadi bilangan oksidasi alumina (+3). Dengan pertukaran elektron,
maka aluminium kehilangan tiga elektron yang diambil oleh 3H+. Korosi aluminium
diperoleh dalam formasi alumina Al(OH)3 yang tidak larut dalam air dan mengendap sebagai
gel putih (Rahmawati, 2010)
Bahan :
- Larutan CH3COOH
- Akuades
Kawat
Tembaga
Logam Aluminium
- Larutan CuSO4
- Larutan NaOH
b. Perlindungan Katodik
Logam besi yang akan terkena korosi dihubungkan dengan logam Al melalui kawat
tembaga. Rangkaian alat ini dimasukkan kedalam 4 variasi larutan. Masing-masing
didiamkan diruangan terbukan dan ditata agar logam Al tidak bersentuhan dengan logam Fe.
Selama 5 hari dilakukan pengamatan terhadap perubahan yang terjadi.
V. Hasil Percobaan
Asam Cuka Korosi
Keadaan
awal
Hari 1
Hari 2
Hari 3
Hari 4
Hari 5
Paku
besi
tercelup
sebagian
.
berkarat seluruhnya
CH3COOH Larutan
Sifat
yang
diamati
Warna
Larutan
Ada
atau
tidaknya
karat
Ada
atau
tidaknya
endapan
Larut
Foto
Asam Cuka Perlindungan Katodik
Sifat
yang
diamati
Warna
Larutan
Keadaa
n awal
Hari 1
Hari 2
Hari 3
jernih tak berwarna
Hari 4
Hari 5
Keruh
an CH3COOH
Ada
atau
tidakny
a karat
Ada
atau
tidakny
a
endapa
n
sedikit endapan
berwarna jingga
sedikit
endapan
berwarna
coklat
Foto
Sifat
yang
diamati
Keadaa
n awal
jernih
tak
Warna berwar
Larutan na
A
K
U
A
D
E
S
K
O
R
O
S
I
Ada
atau
tidakny
a karat
Ada
atau
tidakny
a
endapa
n
Hari 1
putih
keruh
Hari 2
Hari 3
kuning bening
Tidak ada
endapan
sedikit
endapan
berwarna
jingga pada
ujung paku
Hari 4
Hari 5
jingga
jernih
bening
kemerahan
Paku besi semakin berkarat
pada bagian yang tidak
tercelup, bagian yang
tercelup hanya sedikit
terkorosi
Foto
Akuades Perlindungan Katodik
A Sifat
K yang
U diamati
Keadaan
awal
Hari 1
Hari 2
Hari 3
Hari 4
Hari 5
mulai
sedikit
keruh
Warna
Larutan
Foto
NaOH Korosi
Laruta
n
Sifat
yang
diamati
Warna
Larutan
Ada
atau
tidaknya
karat
Ada
atau
tidaknya
endapan
NaOH
Keadaa
n awal
Hari 1
Hari 2
Hari 3
Hari 4
Hari 5
Foto
Keadaan
awal
jernih
tak
berwarn
Hari 1
Putih
keruh
Hari 2
Merah
muda
keruh
Hari 3
Hari 4
Hari 5
putih susu
a
Paku besi tidak berkarat, Logam Al yang tercelup habis
terkorosi, hanya tersisa,bagian yang tidak tercelup dengan
ujungnya berwarna abu-abu gelap dengan sedikit endapan
putih.
Terdapat
banyak
endapan
putih di
Terdapat banyak endapan merah
dalam larutan
Ada
atau
tidaknya paku
karat
besi
terhubun
Ada
g logam
atau
Al
tidaknya tercelup
endapan sebagian
Foto
CuSO4 Korosi
Sifat
yang
diamati
Warna
Larutan
Ada
atau
tidaknya
karat
Ada
atau
tidaknya
endapan
Keadaan
awal
Hari 1
Hari 2
biru
jernih
kuning keruh
Paku besi berkarat
seluruhnya
Paku
besi
tercelup
sebagian
Terdapat
sedikit
endapan
merah
Hari 3
Hari 4
Hari 5
C
U
S
O
4
Foto
Laruta
n
CuSO
4
Sifat
yang
Keadaan
diamati awal
Warna biru jernih
Larutan
Hari 1
Hari 2
kuning keruh
Hari 3
Hari 4
Hari 5
Larutan berwarna merah kecoklatan
Ada
atau
tidakny
a karat
Ada
atau
tidakny
a
endapa
n
paku besi
dan logam
Al tercelup
sebagian,
paku besi
dan logam
Al
dihubungk
an dengan
kawat
tembaga
Mulai
timbul
minyak di
permukaan
larutan
Foto
VI. Pembahasan
Pada percobaan Korosi dan Perlindungan Katodik, mahasiswa diharapkan dapat
mengetahui suatu kajian dari pengaruh larutan asam, basa, garam, dan aquadest serta dapat
mengetahui tujuan dari suatu pencegahan laju korosi dengan metode perlindungan katodik.
Korosi atau proses perkaratan merupakan suatu proses yang berlangsung spontan di
lingkungan, proses korosi dialami oleh suatu logam yang mengalami kontak secara terusmenerus dengan udara. Pada percobaan korosi, disiapkan 4 buah paku besi , larutan asam
cuka, larutan NaOH teknis, larutan garam CuSO 4, dan aquadest. Masing-masing paku
dicelupkan pada larutan dan dilakukan kontrol dari hari ke hari. Logam besi didalam deret
volta merupakan suatu logam dengan potensial reduksi yang rendah, logam besi sangat
mudah teroksidasi menjadi kationnya Fe2+ dan mengalami oksidasi lebih lanjut menjadi Fe3+.
Logam besi yang mengalami oksidasi inilah yang disebut bagian anoda/anodik. Selanjutnya
pada bagian katoda/ katodik, oksigen (O2) mengalami reduksi menjadi spesi OH-.
Reaksi yang terjadi pada awal perkaratan besi lebih lanjut dapat dituliskan secara jelas
sebagai berikut:
Anoda : 2Fe (s)
2Fe2+(aq) + 4e-
4OH- (aq)
2Fe(OH)2 (aq)
Reaksi perkaratan akan berlanjut hingga membentuk karat yang sempurna yaitu Fe2O3. n H2O
2Fe(OH)2 (aq) + O2 (g)
Fe2O3. n H2O
besi berlangsung cepat karena dipengaruhi oleh faktor salinitas yang tinggi. Selain itu, logam
Fe akan mudah bereaksi dengan anion garam sehingga mempercepat oksidasi dari paku besi.
Proteksi katodik merupakan salah satu metoda pengendalian korosi suatu logam dalam
lingkungan elektrolit dengan cara memperlakukan struktur logam yang akan dilindungi
sebagai katoda sedangkan logam yang akan dikorbankan sebagai anoda .Metoda ini
dilakukan dengan jalan mengalirkan arus listrik searah melalui elektrolit ke logam sehingga
potensial antarmuka logam yang akan dilindungi dengan larutan elektrolit turun
menuju/mencapai daerah immunnya sehingga laju korosinya menjadi menurun. Syarat dari
perlindungan katodik ialah digunakannya/ ditempatkannya logam yang memiliki potensial
reduksi lebih rendah sebagai anoda korban. Sehingga apabila diinginkan laju korosi paku besi
melambat, digunakan anoda korban Aluminium (Al). Didalam deret volta, logam Al berada
pada sisi yang lebih kiri dibandingkan logam Fe sehingga oksidasi akan berlangsung lebih
cepat pada logam Al dibandingkan logam Fe.
Perlakuan pertama, paku besi dicelupkan ke dalam larutan asam cuka bersamaan dengan
logam Al yang telah dihubungkan pada kawat Cu. Pada pengamatan terlihat bahwa paku besi
lebih terlindungi dari proses perkaratan. Logam Al lebih mudah teroksidasi, hal ini
ditunjukkan dengan mengelupasnya warna keperakan dari Al yang larut dalam larutan asam
cuka. Perlindungan katodik selanjutnya yaitu perlindungan paku besi dari larutan garam
CuSO4, dari hasil percobaan logam Al mampu melindungi paku besi yang sangat mudah
berkarat dalam larutan garam dengan tingkat salinitas tinggi, karena ion Al 3+ lebih reaktif
mengikat oksigen yang terlarut dalam larutan garam menjadi endapan putih Al(OH) 3 selain
itu terbentuk endapan Al2(SO4)3 yang dihasilkan dari hasil reaksi ion Al 3+ dengan ion SO42dari larutan garam.
Perlindungan katodik paku besi dengan anoda korban aluminium dapat dilakukan pada
paku besi yang dicelupkan pada aquadest. Dari hasil percobaan yang dibandingkan dengan
hasil korosi paku besi di dalam aquadest diperoleh perbedaan yaitu laju korosi besi lebih
melambat karena logam Al mengalami kontak yang lebih reaktif dengan oksigen yang ada di
lingkungan maupun oksigen yang terlarut dalam air. Seluruh lapisan keperakan yang ada
pada permukaan logam mengelupas menjadi lapisan putih.
Perlindungan katodik selanjutnya mengetahui pengaruh logam aluminium sebagai anoda
korban dalam melindungi paku besi dari perkaratan di dalam larutan basa NaOH teknis. Pada
larutan basa, paku sama sekali tidak mengalami perkaratan. Hal ini dapat ditinjau dari
diagram pourbaix pada logam Al. Pada pH yang semakin tinggi (basa), Al akan terbentuk
Al(OH)-. Spesi ini stabil dalam larutan basa sehingga korosi paku besi sangat terhambat/ akan
mengalami korosi pada jangka waktu yang lebih lama dibandingkan pengaruh dari pelarut
asam, garam, maupun aquadest.
VII. Kesimpulan
Proses korosi merupakan proses pembentukan karat. Syarat terjadinya korosi adalah
adanya air dan udara di lingkungan suatu logam. Salah satu metode yang paling umum untuk
mengurangi dampak korosi adalah dengan melibatkan anoda korban atau disebut
perlindungan katodik.