Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN HASIL PERCOBAAN & PRESENTASI

BAB KOROSI DAN PERLINDUNGAN KATODIK

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5 DAN 6
KELAS B

UNIVERSITAS GADJAH MADA


2013

Nama Anggota Kelompok :


Moch Kholidin

11/317018/PA/14136

Ummi Khaltsum Ary

11/317021/PA/14138

Ditya Ristianti R

11/317024/PA/14141

Erry Nandya Noviariz

11/317027/PA/14144

Miskiyah

11/317029/PA14146

Putu Ayu Kenanga H.S.T

11/317030/PA/14147

Alineo Gunawan

11/317032/PA/14149

Anita

11/317030/PA/14150

Nur Baini Aaliyatin

11/317034/PA/14151

D. Rinus Aji J

11/317036/PA/14153

Karolina Martha W

11/317037/PA/14154

Novitasari Restu Ana

11/317039/PA/14156

Arini Al Ifah

11/317041/PA/14158

Muhammad Yunansyah

11/317042/PA/14159

Kharistya Rozana

11/317043/PA/14160

Dyah Ayu Ratna K

11/317044/PA/14161

Fernando

11/317048/PA/14165

Muhammad Ramadhon

11/317049/PA/14166

Geby Widya Ismiraj

11/317050/PA/14167

Lisaro Krisna SM

11/317053/PA/14168

KOROSI
I.

Tujuan Percobaan
Mempelajari proses korosi pada berbagai larutan serta mempelajari pencegahan korosi

dengan teknik perlindungan katodik.

II. Landasan Teori


Peristiwa korosi adalah perkaratan. Sedangkan perkaratan terjadi karena adanya reaksi
reduksi- oksidasi. Reaksi reduksi oksidasi adalah jika ada reaktan yang melepas elektron
(spesi ini mengalami reaksi oksidasi, zatnya sering disebut reduktor) dan menerima elektron
(spesi ini mengalami reaksi reduksi, zatnya sering disebut oksidator) maka dikatakan reaksi
reduksi oksidasi dapat berlangsung. Tingkat kemudahan/ kesulitan reaksi reduksi oksidasi
sangat tergantung pada kemudahan dari masing- masing reduktor untuk melepas elektronnya
dan oksidator dalam menerima pasangan elektronnya. Sedangkan tingkat kemudahan/
kesulitan reaksi reduksi oksidasi dapat dilihat dari tingkat energi yang diperlukan untuk
reaksi tersebut.
Persamaan reaksi jika reaksi di atas adalah ion besi dan molekul air (Trethewey, 1991),
adalah sebagai berikut :
Fe2+ + H2O-Fe(OH)+ + H+ (2.3)
besi (I) besi (II)
Kemudian reaksi ini dapat berlanjut dengan terjadinya reaksi oksidasi oleh
kehadiran oksigen terhadap besi (II), sehingga akan terbentuk ion-ion besi (III)
(Trethewey, 1991). Persamaan reaksi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
Fe(OH)+ + O2 + 2H+ 2 Fe(OH)2+ + H2O (2.4)
besi (II)

besi (III)

Reaksi-reaksi hidrolisis selanjutnya dimungkinkan, yang menyebabkan larutan semakin


asam:
Fe(OH)2+ + H2O 2 Fe(OH)2+ + H+ (2.5)
Untuk selanjutnya dapat diuraikan reaksi dari ion-ion kompleks sehingga terbentuk hasil
korosi utama yaitu magnetit dan karat, berturut-turut dinyatakan dengan rumus Fe3O4 dan
FeO(OH) [Trethewey, 1991]. Persamaan reaksi-reaksi tersebut adalah :
2Fe(OH)2+ + Fe2+ + 2H2O Fe3O4 + 6 H+ (2.6)

Fe(OH)2+ + OH- FeO(OH) + H2O (2.7)


Karat
Laju korosi secara elektrokimia merupakan kecepatan rata-rata perubahan ketebalan atau
berat dari logam yang mengalami korosi terhadap waktu

melalui proses elektrokimia

[Trethewey, 1991].
Proteksi katodik merupakan salah satu metoda pengendalian korosi struktur baja dalam
lingkungan elektrolit dengan cara memperlakukan struktur logam sebagai katoda.Metoda ini
dilakukan dengan jalan mengalirkan arus listrik searah melalui elektrolit ke logam sehingga
potensial antarmuka logam-larutan elektrolit turun menuju/mencapai daerah immunnya atau
sampai nilai tertentu sehingga laju korosi logammasih diperbolehkan/minimum (Utami,
2009)
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam katodik proteksi adalah bahwa semua sistem
harus terhubung dan dapat mengalirkan arus, sehingga terdapat kehilangan arus minimal.
Faktor-faktor lain yang perlu diperhatikan dalam mendesain katodik proteksi adalah:
kebutuhan potensial dan arus, luas permukaan material yang dilindungi, tahanan lingkungan
sekitar, dan keberadaan konstruksi instalasi (Asmara, 2007).
Anoda korban aluminium mempunyai kelebihan yaitu reliability yang lebih lama dan
juga mempunyai karakteristik arus dan berat yang lebih ringan dibandingkan dengan anoda
korban paduan seng (Tsai, 1996).
Umumnya korosi aluminium dalam media cair adalah penjumlahan dua reaksi kimia,
oksidasi dan reduksi:
Al Al3+ + 3e3H+ + 3e- 32 H2
________________________ +
Al + 3H+ 32 H2 ................................................. (2.6)
atau
Al + 3H2O Al(OH)3 + 32 H2 ............................. (2.7)
Reaksi ini diiringi oleh suatu perubahan dalam bilangan oksidasi pada aluminium, dari 0 di
dalam logam berubah menjadi bilangan oksidasi alumina (+3). Dengan pertukaran elektron,
maka aluminium kehilangan tiga elektron yang diambil oleh 3H+. Korosi aluminium
diperoleh dalam formasi alumina Al(OH)3 yang tidak larut dalam air dan mengendap sebagai
gel putih (Rahmawati, 2010)

III. Alat dan Bahan


Alat :

Bahan :

Botol minum sebagai media

- Larutan CH3COOH

Paku, logam besi

- Akuades

Kawat

Tembaga

Logam Aluminium

- Larutan CuSO4
- Larutan NaOH

IV. Cara Kerja


a. Korosi
Logam besi digunakan sebagai objek pengamatan. Paku diletakkan ke dalam masingmasing 4 variasi pH larutan. Larutan asam yang digunakan larutan CH3COOH, Larutan basa
yaitu larutan NaOH, larutan garam menggunakan larutan garam CuSO4, pH netral digunakan
akuades. Kedalam 5 larutan ini masing-masing didiamkan diruangan terbuka selama 5 hari
dan diamati perubahan yang terjadi.

b. Perlindungan Katodik
Logam besi yang akan terkena korosi dihubungkan dengan logam Al melalui kawat
tembaga. Rangkaian alat ini dimasukkan kedalam 4 variasi larutan. Masing-masing
didiamkan diruangan terbukan dan ditata agar logam Al tidak bersentuhan dengan logam Fe.
Selama 5 hari dilakukan pengamatan terhadap perubahan yang terjadi.

V. Hasil Percobaan
Asam Cuka Korosi

Keadaan
awal
Hari 1

Hari 2

Hari 3

Hari 4

Hari 5

jernih tak berwarna

Paku
besi
tercelup
sebagian
.

berkarat seluruhnya

Berkarat pada bagian yang tidak


tercelup, bagian yg tercelup hanya
sedikit korosi

Tidak ada endapan

sedikit endapan jingga

CH3COOH Larutan

Sifat
yang
diamati
Warna
Larutan
Ada
atau
tidaknya
karat
Ada
atau
tidaknya
endapan

Larut

Foto
Asam Cuka Perlindungan Katodik
Sifat
yang
diamati
Warna
Larutan

Keadaa
n awal

Hari 1

Hari 2
Hari 3
jernih tak berwarna

Hari 4

Hari 5
Keruh

an CH3COOH

Ada
atau
tidakny
a karat
Ada
atau
tidakny
a
endapa
n

Paku besi berkarat


seluruhnyadan Logam Al
paku
tidak berkarat
besi
dan
logam
Al
tercelup sedikit
sebagia endapan
Tidak ada
n
merah
endapan

sedikit endapan
berwarna jingga

sedikit
endapan
berwarna
coklat

Foto

Sifat
yang
diamati

Keadaa
n awal
jernih
tak
Warna berwar
Larutan na

A
K
U
A
D
E
S
K
O
R
O
S
I

Paku besi berkarat hanya di bagian


tercelup, Kawat tembaga berkarat
pada ujung elektroda, Logam Al
sedikit terkorosi

Ada
atau
tidakny
a karat
Ada
atau
tidakny
a
endapa
n

Hari 1
putih
keruh

Hari 2

Hari 3

kuning bening

Paku besi berkarat hanya pada ujung


yang tercelup
paku
besi
tercelu
p
sebagia
n

Tidak ada
endapan

sedikit
endapan
berwarna
jingga pada
ujung paku

Hari 4

Hari 5

jingga
jernih
bening
kemerahan
Paku besi semakin berkarat
pada bagian yang tidak
tercelup, bagian yang
tercelup hanya sedikit
terkorosi

sedikit endapan berwarna jingga

Foto
Akuades Perlindungan Katodik
A Sifat
K yang
U diamati

Keadaan
awal

Hari 1

Hari 2

Hari 3

Hari 4

Hari 5

mulai
sedikit
keruh

Warna
Larutan

jernih tak berwarna


kuning jernih
paku besi
Paku besi semakin
dan logam
berkarat pada ujung
Paku besi berkarat hanya pada ujung
Ada
Al tercelup
yang tercelup, ada
yang tercelup, Logam Al tidak
atau
sebagian,
endapan jingga pada
berkarat
tidaknya paku besi
ujung paku, Logam Al
karat
dan logam
tidak berkarat
Al
Ada
dihubungkan
sedikit
atau
dengan
endapan
tidaknya kawat
Tidak ada
berwarna
endapan
jingga
sedikit endapan berwarna jingga
A endapan tembaga
D
E
S

Foto
NaOH Korosi

Laruta
n

Sifat
yang
diamati
Warna
Larutan
Ada
atau
tidaknya
karat
Ada
atau
tidaknya
endapan

NaOH

Keadaa
n awal

Hari 1

Hari 2

Hari 3

Hari 4

Hari 5

jernih tak berwarna


Paku besi tidak
berkarat
paku
besi
tercelup
sebagia
n

Paku besi sedikit berkarat pada


ujungnya

Tidak ada endapan

Foto

NaOH Perlindungan Katodik


Sifat
yang
Larutan diamati
NaOH Warna
Larutan

Keadaan
awal
jernih
tak
berwarn

Hari 1
Putih
keruh

Hari 2
Merah
muda
keruh

Hari 3

Hari 4
Hari 5
putih susu

a
Paku besi tidak berkarat, Logam Al yang tercelup habis
terkorosi, hanya tersisa,bagian yang tidak tercelup dengan
ujungnya berwarna abu-abu gelap dengan sedikit endapan
putih.
Terdapat
banyak
endapan
putih di
Terdapat banyak endapan merah
dalam larutan

Ada
atau
tidaknya paku
karat
besi
terhubun
Ada
g logam
atau
Al
tidaknya tercelup
endapan sebagian

Foto

CuSO4 Korosi
Sifat
yang
diamati
Warna
Larutan
Ada
atau
tidaknya
karat
Ada
atau
tidaknya
endapan

Keadaan
awal
Hari 1
Hari 2
biru
jernih
kuning keruh
Paku besi berkarat
seluruhnya
Paku
besi
tercelup
sebagian

Terdapat
sedikit
endapan
merah

Hari 3

Hari 4

Hari 5

Larutan berwarna merah kecoklatan


Paku besi berkarat pada seluruh bagian yang
tercelup larutan

Terdapat banyak endapan hitam

C
U
S
O
4
Foto

CuSO4 Perlindungan Katodik

Laruta
n
CuSO
4

Sifat
yang
Keadaan
diamati awal
Warna biru jernih
Larutan

Hari 1
Hari 2
kuning keruh

Hari 3
Hari 4
Hari 5
Larutan berwarna merah kecoklatan

Ada
atau
tidakny
a karat
Ada
atau
tidakny
a
endapa
n

paku besi
dan logam
Al tercelup
sebagian,
paku besi
dan logam
Al
dihubungk
an dengan
kawat
tembaga

Paku besi hanya sedikit


berkarat pada bagian
yang tercelup,Logam
Al sangat berkarat
namun hanya pada
bagian yang tercelup
Terdapat
sedikit
endapan
merah

Paku besi berkarat,Logam Al


sangat berkarat namun hanya pada
bagian yang tercelup

Terdapat banyak endapan hitam

Mulai
timbul
minyak di
permukaan
larutan

Foto

VI. Pembahasan
Pada percobaan Korosi dan Perlindungan Katodik, mahasiswa diharapkan dapat
mengetahui suatu kajian dari pengaruh larutan asam, basa, garam, dan aquadest serta dapat
mengetahui tujuan dari suatu pencegahan laju korosi dengan metode perlindungan katodik.
Korosi atau proses perkaratan merupakan suatu proses yang berlangsung spontan di
lingkungan, proses korosi dialami oleh suatu logam yang mengalami kontak secara terusmenerus dengan udara. Pada percobaan korosi, disiapkan 4 buah paku besi , larutan asam
cuka, larutan NaOH teknis, larutan garam CuSO 4, dan aquadest. Masing-masing paku
dicelupkan pada larutan dan dilakukan kontrol dari hari ke hari. Logam besi didalam deret
volta merupakan suatu logam dengan potensial reduksi yang rendah, logam besi sangat
mudah teroksidasi menjadi kationnya Fe2+ dan mengalami oksidasi lebih lanjut menjadi Fe3+.
Logam besi yang mengalami oksidasi inilah yang disebut bagian anoda/anodik. Selanjutnya
pada bagian katoda/ katodik, oksigen (O2) mengalami reduksi menjadi spesi OH-.
Reaksi yang terjadi pada awal perkaratan besi lebih lanjut dapat dituliskan secara jelas
sebagai berikut:
Anoda : 2Fe (s)

2Fe2+(aq) + 4e-

Katoda : O2 (g) + 2H2O (l) + 4e-

4OH- (aq)

Total : 2Fe (s) + O2 (g) + 2H2O (l)

2Fe(OH)2 (aq)

Reaksi perkaratan akan berlanjut hingga membentuk karat yang sempurna yaitu Fe2O3. n H2O
2Fe(OH)2 (aq) + O2 (g)

Fe2O3. n H2O

Laju korosi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:


1) pH rendah
2) Tingkat salinitas
3) Tekanan, dan
4) Kelembaban udara
Faktor-faktor tersebut yang dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya proses korosi
yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari, apabila dibandingkan dengan hasil dari
percobaan yang telah dilakukan maka laju korosi paku besi semakin cepat pada larutan asam,
kemudian larutan garam, aquadest, dan larutan basa. Pada larutan asam, korosi besi terjadi
pada seluruh bagian permukaan paku yaitu pada bagian yang tercelup larutan asam maupun
pada bagian yang tidak tercelup larutan asam. Bagian yang tidak tercelup asam merupakan
daerah katodik. Daerah katodik memiliki elektron yang ditransferkan dari bagian anodik/
bagian yang tercelup asam sehingga O2 (g) akan terikat pada situs katodik sedangkan pada
situs anodik akan mengikat situs oksigen yang terlarut dalam air. Akan tetapi digunakannya
larutan asam akan mempengaruhi karat besi yang terbentuk. Larutan asam merupakan pelarut
dari karat sehingga pada larutan asam cuka timbul endapan merah kecoklatan yang diperoleh
dari hasil endapan karat yang semula menempel pada paku besi. Untuk larutan basa, korosi
paku yang terbentuk tidak terlalu cepat karena pH larutan yang tinggi. Ion OH - dalam larutan
berbeda dengan ion OH- yang dihasilkan dari reduksi oksigen yang terlarut dalam air. Spesi
OH- dari larutan basa inilah yang nantinya akan menghambat laju korosi dari paku besi
sehingga dihasilkannya endapan Fe(OH)2 pada larutan basa, proses perkaratan besi paling
lambat diantara ketiga larutan yang lain. Perlakuan yang ketiga yaitu dicelupkan paku ke
dalam aquadest, didalam aquadest paku mengalami perkaratan diseluruh permukaan paku
yaitu pada bagian katodik dan bagian anodiknya. Logam Fe dari paku mudah sekali
mengalami oksidasi sehingga kontak antara paku dengan udara yaitu oksigen yang terlarut
dalam air maupun yang berada didalam lingkungan sama kuatnya sehingga perkaratan besi
merata. Selanjutnya, paku dicelupkan dalam larutan garam. Didalam larutan tentunya garam
akan terionisasi menjadi ion-ionnya. Garam yang digunakan pada percobaan kali ini ialah
garam CuSO4, garam ini dihasilkan dari reaksi antara Cu(OH)2 dan H2SO4. Perkaratan paku

besi berlangsung cepat karena dipengaruhi oleh faktor salinitas yang tinggi. Selain itu, logam
Fe akan mudah bereaksi dengan anion garam sehingga mempercepat oksidasi dari paku besi.
Proteksi katodik merupakan salah satu metoda pengendalian korosi suatu logam dalam
lingkungan elektrolit dengan cara memperlakukan struktur logam yang akan dilindungi
sebagai katoda sedangkan logam yang akan dikorbankan sebagai anoda .Metoda ini
dilakukan dengan jalan mengalirkan arus listrik searah melalui elektrolit ke logam sehingga
potensial antarmuka logam yang akan dilindungi dengan larutan elektrolit turun
menuju/mencapai daerah immunnya sehingga laju korosinya menjadi menurun. Syarat dari
perlindungan katodik ialah digunakannya/ ditempatkannya logam yang memiliki potensial
reduksi lebih rendah sebagai anoda korban. Sehingga apabila diinginkan laju korosi paku besi
melambat, digunakan anoda korban Aluminium (Al). Didalam deret volta, logam Al berada
pada sisi yang lebih kiri dibandingkan logam Fe sehingga oksidasi akan berlangsung lebih
cepat pada logam Al dibandingkan logam Fe.
Perlakuan pertama, paku besi dicelupkan ke dalam larutan asam cuka bersamaan dengan
logam Al yang telah dihubungkan pada kawat Cu. Pada pengamatan terlihat bahwa paku besi
lebih terlindungi dari proses perkaratan. Logam Al lebih mudah teroksidasi, hal ini
ditunjukkan dengan mengelupasnya warna keperakan dari Al yang larut dalam larutan asam
cuka. Perlindungan katodik selanjutnya yaitu perlindungan paku besi dari larutan garam
CuSO4, dari hasil percobaan logam Al mampu melindungi paku besi yang sangat mudah
berkarat dalam larutan garam dengan tingkat salinitas tinggi, karena ion Al 3+ lebih reaktif
mengikat oksigen yang terlarut dalam larutan garam menjadi endapan putih Al(OH) 3 selain
itu terbentuk endapan Al2(SO4)3 yang dihasilkan dari hasil reaksi ion Al 3+ dengan ion SO42dari larutan garam.
Perlindungan katodik paku besi dengan anoda korban aluminium dapat dilakukan pada
paku besi yang dicelupkan pada aquadest. Dari hasil percobaan yang dibandingkan dengan
hasil korosi paku besi di dalam aquadest diperoleh perbedaan yaitu laju korosi besi lebih
melambat karena logam Al mengalami kontak yang lebih reaktif dengan oksigen yang ada di
lingkungan maupun oksigen yang terlarut dalam air. Seluruh lapisan keperakan yang ada
pada permukaan logam mengelupas menjadi lapisan putih.
Perlindungan katodik selanjutnya mengetahui pengaruh logam aluminium sebagai anoda
korban dalam melindungi paku besi dari perkaratan di dalam larutan basa NaOH teknis. Pada
larutan basa, paku sama sekali tidak mengalami perkaratan. Hal ini dapat ditinjau dari
diagram pourbaix pada logam Al. Pada pH yang semakin tinggi (basa), Al akan terbentuk
Al(OH)-. Spesi ini stabil dalam larutan basa sehingga korosi paku besi sangat terhambat/ akan

mengalami korosi pada jangka waktu yang lebih lama dibandingkan pengaruh dari pelarut
asam, garam, maupun aquadest.

VII. Kesimpulan
Proses korosi merupakan proses pembentukan karat. Syarat terjadinya korosi adalah
adanya air dan udara di lingkungan suatu logam. Salah satu metode yang paling umum untuk
mengurangi dampak korosi adalah dengan melibatkan anoda korban atau disebut
perlindungan katodik.

VIII. Daftar Pustaka


Asmara, Yuli Panca., 2007, KARAKTERISTIK ARUS DAN POTENSIAL KATODIK
PADA PERLINDUNGAN SISTEM ARUS TERPASANG TERHADAP STAINLESS
STEEL TYPE 304 DI LINGKUNGAN AIR LAUT, JURNAL KIMIA 1 (1), JANUARI 2007
: 21-28, ISSN 1907-9850, Fakultas Teknik Universitas Mataram, Mataram
Tsai, Tai Ming, 1995, Protection of Steel Using Aluminum Sacrificial Anodes in
Artificial Seawater, Journal of Marine Science and Technology, Volume 4, No.1, Tahun
1995, halaman 17 21.
Trethewey, Kenneth, R, B.Sc, Ph.D, C.Chem, MRSC, MCORR.ST, John Chamberlain,
1991, Korosi Untuk Mahasiswa Sains dan Rekayasa, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai