Anda di halaman 1dari 35

Bukan sekadar Turis yang Menumpang Lewat

ACHMAD MAULANA


Dengan status underdog, para pemain Aljazair justru tertantang untuk unjuk
kebolehan di Brasil. Tidak peduli apa hasilnya nanti, yang utama ialah kami akan
berusaha sebaik-baiknya. Kami ingin membuat rakyat Aljazair bangga dan punya
tanggung jawab menyandang beban itu, kata Yacine Brahimi, Gelandang Granada
MESKI banyak diperkuat pemain muda dan tengah berada pada periode transisi, kekuatan
Aljazair tidak bisa dipandang sebelah mata. Banyak pemain mereka lahir dan bertumbuh
besar di Eropa, terutama Prancis.
Jika dua bintang Prancis Zinedine Zidane dan Samir Nasri merupakan warga keturunan
imigran Aljazair, beberapa bintang Aljazair saat ini ialah mereka yang lahir dan bertumbuh
besar di negara Napoleon Bonaparte tersebut.
Sebut saja gelandang Valencia Sofiane Feghouli yang lahir di Levallois-Perret, kemudian
Hassan Yebda di Saint-Maurice, Medhi Lacen di Versailles, dan Madjid Bougherra lahir di
Longvic. Setidaknya ada 15 orang pemain yang lahir dan besar di Prancis dalam skuat tim
berjuluk Les Fennecs tersebut.
Itu sebabnya tidak sedikit orang menjuluki timnas Aljazair sebagai timnas Prancis B. Di
putaran final Piala Dunia 2010 Afrika Selatan silam, harian Le Monde bahkan sampai
mengajak warga negara Prancis untuk mendukung Aljazair setelah melihat performa buruk
Les Bleus.
Negara di Semenanjung Maghribi yang diapit Maroko dan Tunisia itu sebenarnya harus
berdarah-darah untuk mendapatkan tiket ke Brasil. Negara dengan 48 provinsi dan jumlah
penduduk lebih dari 37 juta jiwa itu bahkan bisa dibilang beruntung lolos ke Piala Dunia
2014 lantaran hanya unggul gol tandang atas Burkina Faso. Namun, lolosnya tim Kesatria
Padang Pasir juga seperti menjadi kado bagi warga negara Afrika Utara itu setelah sempat
gejolak politik. Karena itu, para punggawa Aljazair bertekad menjadikan momentum ini
untuk membuktikan kepada dunia bahwa mereka mampu bersaing di ajang empat tahunan
tersebut.
Pun sejak jauh-jauh hari sang arsitek Vahid Halilhodzic sudah mengatakan bahwa
kedatangan mereka ke Brasil bukan untuk pelesiran atau menjadi turis, melainkan ingin
membuat kejutan dan mematahkan segala prediksi. Tergabung di Grup H bersama Belgia,
Rusia, dan Korea Selatan, Aljazair memang diprediksi tidak bisa lolos dari penyisihan grup.
Kami datang bukan untuk menjadi turis. Kami tampil di Piala Dunia untuk bersaing dengan
tim-tim terbaik dunia lainnya dan memberikan kebanggaan bagi rakyat Aljazair, jelas
Halilhodzic.
Tidak sabar
Tidak peduli apa hasilnya nanti, yang utama ialah kami akan berusaha sebaik-baiknya. Kami
ingin membuat rakyat Aljazair bangga dan punya tanggung jawab menyandang beban itu,
timpal gelandang Granada, Yacine Brahimi.
Tampil di Piala Dunia adalah impian semua orang. Apalagi bermain di Brasil yang
merupakan rumah dari sepak bola itu sendiri. Kami harus memaksimalkan itu, imbuhnya.
Punggawa Aljazair lainnya, Nabil Bentaleb, mengaku sudah tidak sabar bermain di Brasil.
Pemain berusia 19 tahun yang sempat menjadi punggawa timnas Prancis U-19 itu berjanji
akan membuat kejutan.
Kami memang bukan tim unggulan, tapi kami akan membuktikan bahwa kami juga tidak
bisa diremehkan, tukas pemain Tottenham Hotspur itu. (Berbagai sumber/R-1)
Maulana@mediaindonesia.com

















PELATIH
Metamorfosis ala Halilhodzic


SEJAK didapuk menjadi arsitek tim nasional Aljazair pada Juni 2011, Vahid Halilhodzic
langsung melakukan berbagai perubahan. Perubahan pertama yang dilakukan juru taktik asal
Bosnia itu ialah taktik permainan dan pembenahan mental para pemain.
Kontras dengan pendahulunya, Abdelhak Benchikha, yang cenderung melakukan permainan
bertahan, di bawah kendali Halilhodzic, Les Fennec Foxes mengusung permainan menyerang
dengan pola 4-3-3.
Sebagai seorang mantan striker, saya senang filosofi permainan. Saya ingin menanamkan
mental pemenang pada semua pemain saya, baik itu dalam laga kandang ataupun tandang,
ujar mantan arsitek Pantai Gading tersebut.
Perubahan taktik itu pada akhirnya turut mengubah mental para pemain. Namun, itu belum
cukup. Gebrakan selanjutnya arsitek berusia 62 tahun itu ialah meregenerasi skuat. Para
pemain senior yang menjadi langganan timnas seperti Karim Zaini, Karim Matmour, Nadir
Belhadj, dan Anthar Yahia dicoret dari daftar pemain.
Ia kemudian menunjuk para pemain muda yang penuh energi seperti Sofiane Feghouli,
Yacine Brahimi, Faouzi Ghoulam, dan Saphir Taider.
Memang metamorfosis yang dilakukan Halilhodzic tidak selalu berjalan mulus.
Bagaimanapun juga, mereka masih seperti new kids on the block yang sering gugup saat
menghadapi tim-tim dengan nama-nama besar. Alhasil, berbagai kritik mulai menyerangnya.
Meski begitu, mantan bomber Nantes dan Paris St Germain itu tetap keukeuh pada
pendiriannya. Apalagi ia mendapat dukungan dari para pemainnya. Dia datang di waktu
yang tepat tatkala tim berada di level terendah. Semuanya terlihat sangat kacau pasca-Piala
Dunia 2010 lalu. Kemudian Halilhodzic melakukan sejumlah keputusan sulit dengan tidak
memanggil sejumlah pemain veteran, ujar gelandang Khaled Lemmouchia.
Hasilnya seperti Anda lihat sekarang. Kami lolos ke Brasil. Pelatih hanya memberikan pesan
yang cukup sempurna dan setiap orang telah berlatih menggunakan metode yang dipakainya
dan tentunya juga telah membuat kami menjadi para pemain yang lebih baik, tandasnya.
(Berbagai sumber/ Mln/R-1)



BINTANG
Janjikan Kejutan di Brasil

Bermain di Piala Dunia adalah kesempatan langka. Bahkan tidak semua pemain hebat
pernah merasakan atmosfer Piala Dunia.
TIDAK ada yang tidak mungkin dalam pertandingan sepak bola. Semua tim punya peluang
yang untuk menang ataupun kalah. Apalagi di turnamen sekelas Piala Dunia. Dengan
kompetisi yang ketat, hanya tim yang paling siap yang berpeluang terus melaju. Demikian
kata gelandang tim nasional Aljazair Sofiane Feghouli.
Itu pula sebabnya dia mengaku yakin timnya bisa lolos dari babak penyisihan grup di Piala
Dunia 2014. Tergabung di Grup H bersama Belgia, Rusia, dan Korea Selatan, gelandang klub
Valencia itu percaya diri dengan peluang timnya untuk lolos ke fase knock-out.
Saya pikir kami memiliki peluang besar untuk mencapai putaran kedua di Piala Dunia, ujar
Feghouli dikutip FIFA.com. Ini grup yang terbuka meski Belgia yang favorit. Mereka
memiliki sebuah tim yang dipenuhi banyak pemain hebat, yang tampil baik di liga-liga
besar.
Keempat tim (di grup ini) bisa melaju ke putaran berikutnya. Namun, jika kami melakukan
persiapan dengan tepat setelah mengalami musim yang berat, saya rasa kami memiliki
peluang, imbuh Feghouli.
Sebagai pemain yang lahir di Paris, Prancis, Feghouli mengaku selalu menyaksikan
pertandingan-pertandingan hebat di Eropa. Itu sebabnya dia jadi menyukai tantangan. Begitu
pula dengan rekan-rekan setimnya. Karena itu, dia dan rekan-rekannya sudah menyiapkan
kejutan bagi mereka yang meremehkan kekuatan Aljazair di Brasil nanti.
Pun seandainya gagal lolos ke babak 16 besar, mereka sudah melakukan yang terbaik dan
membuat lawan berpikir bahwa mereka harus berjuang keras melewati the Desert Warriors--
julukan Aljazair.
Kami sangat optimistis. Saya pribadi sangat menyukai tantangan dan selalu bermain untuk
menang. Misi kami saat ini ialah bermain sebaik-baiknya dan memberikan tontonan yang
menghibur untuk para fan kami.
Memang kami belum bisa mencapai prestasi yang membanggakan di Piala Dunia-Piala
Dunia sebelumnya dan saya berharap peruntungan kami akan membaik di Brasil nanti, kata
dia.
Menurut winger yang mengawali karier profesionalnya bersama Grenoble itu, bermain di
Piala Dunia adalah kesempatan langka. Tidak semua pemain hebat bahkan pernah merasakan
atmosfer Piala Dunia. Itu sebabnya mereka harus memanfaatkan momentum itu untuk
bermain sebaik-baiknya.
Bermain di Piala Dunia itu sangat penting dalam karier seorang pemain, termasuk saya.
Boleh dibilang ini impian saya sejak kecil. Karena itu, saya tidak akan menyia-nyiakan
peluang ini dengan tampil asal-asalan, tandasnya. (Berbagai Sumber/Mln/R-1)








































Monumen Sejarah tidak Terlupakan

VICTOR NABABAN




PENGANTAR : Dalam rangka memperingati 44 tahun Media Indonesia, redaksi akan
mengupas 44 buku yang membawa perubahan dan mengubah Indonesia. Buku Di Bawah
Bendera Revolusi karya Soekarno menjadi buku ke-18 yang dibahas secara mendalam.

Pemikiran-pemikiran Bung Karno hingga kini tetap menarik dan hidup di masyarakat.
SEORANG tokoh besar akan selalu dikenang. Meski ia telah tiada, pemikiran-pemikirannya
akan terus hidup. Itulah yang terjadi pada Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia
(RI).
Soekarno atau dikenal dengan sapaan Bung Karno ialah cendekiawan yang meninggalkan
ratusan karya tulis dan beberapa naskah drama. Di antara buku yang paling monumental ialah
Di Bawah Bendera Revolusi yang berisi kumpulan pemikiran Bung Karno.
Buku fenomenal itu pertama kali terbit pada 1959 oleh Panitia Penerbitan di bawah pimpinan
H Muallif Nasution dan diberi judul Di Bawah Bendera Revolusi sesuai dengan ejaan yang
berlaku saat itu. Pada 1963, buku itu mengalami cetak ulang kedua dan dalam dua minggu
habis terjual. Selanjutnya, pada 2004, atas prakarsa Yayasan Bung Karno, buku itu kemudian
dicetak ulang dan ejaannya disesuaikan dengan yang berlaku saat ini.
Buku itu terbit dalam dua jilid. Jilid I memuat 61 tulisan Bung Karno yang ditulis sejak 1926
sampai 1941 dan pernah dimuat dalam berbagai media cetak, seperti Suluh Indonesia Muda,
Fikiran Ra'jat, Pandji Islam, dan Pemandangan. Adapun jilid 2 berisi pidato Bung Karno
saat peringatan ulang tahun kemerdekaan, sejak 1945-1966.
Karya Bung Karno itu mencakup tema-tema agraria, strategi politik nasional, seruan terhadap
kaum marhaen, pandangan Soekarno tentang Islam, ulasan pemikiran tokoh dunia seperti
Karl Marx dan Mahatma Gandhi, perkembangan politik dunia, hingga kritik dan
komentarnya terhadap Mohammad Hatta yang kemudian mendampinginya
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Penyatuan kekuatan
Artikel yang berjudul Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme (halaman 1-23) yang ditulis
pada 1926 menjadi salah satu artikel paling menarik. Artikel itu sebagai titik tolak dalam
upaya memahami Soekarno dalam gelora masa mudanya, seorang pemuda berumur 25 tahun
(Soekarno lahir 6 Juni 1901 di Surabaya).
Dalam artikel tersebut Bung Karno mencoba menyatukan tiga kekuatan besar yang ada di
Indonesia pada saat itu dalam satu front nasional, yaitu nasionalis, Islam, dan Marxis, yang
kemudian dikenal dengan istilah Nasakom atau Nasional, Islam, dan Komunis.
Gagasan penyatuan kekuatan itu didasarkan pada sebuah fakta sejarah karena saat itu
kekuatan pergerakan cenderung terkotak-kotak dan kurang bersinergi. Untuk itu, Bung Karno
merasa perlu menyatukannya, dengan harapan gerakan dapat kembali masif melawan
imperium kapitalis.
Langkah untuk menyatukan tiga kekuatan tersebut dianggap brilian karena Bung Karno
berhasil membedahnya dalam perspektif masing-masing kekuatan sehingga kesamaan-
kesamaan prinsip kembali ditemukan dan ditegaskan untuk kemudian disatukan sebagai satu
keharusan sejarah.
Membaca buku itu seakan membuka cakrawala akan catatan autentik awal perjalanan sejarah
bangsa ini. Buku itu menyiratkan bagaimana sosok Soekarno sebagai pemikir besar dan
sebagai pendekar persatuan.
Pemikiran lain yang menarik dalam buku tersebut ialah tulisan Islam Sontoloyo (493-500).
Artikel itu berisi kritikan Bung Karno terhadap kemunafikan orang-orang yang seharusnya
bisa menjadi panutan bagi masyarakat. Misalnya, Islam melarang umatnya menjadi periba
dengan meminjamkan uang dengan bunga. Menurut Bung Karno, berapa pun besar, itu
merupakan riba yang lazim disamakan dengan mengisap darah rakyat.
Coba simak sindiran Bung Karno yang dikutip langsung dari halaman 497. Islam melarang
kita memakan daging babi. Islam juga melarang kita menghina kepada si miskin, memakan
haknya anak yatim, memfitnah orang lain, menyekutukan Tuhan Yang Esa itu. Malahan yang
belakangan ini dikatakan dosa yang terberat, dosa datuknya dosa. Tetapi apa yang kita lihat?
Coba tuan menghina si miskin, makan haknya anak yatim, memfitnah orang lain musyrik di
dalam tuan punya pikiran dan perbuatan, maka tidak banyak orang yang menunjuk kepada
tuan dengan jari seraya berkata: tuan menyalahi Islam. Tetapi coba tuan-tuan makan daging
babi, walaupun hanya hanya sebesar biji asam pun dan seluruh dunia akan mengatakan tuan
orang kafir! Inilah gambaran jiwa Islam sekarang ini: terlalu mementingkan kulit saja, tidak
mementingkan isi.
Pandangan Bung Karno tentang Islam dapat dilihat dari artikel-artikel lainnya seperti Surat-
Surat Islam dari Ende (325-344), Memudakan Pengertian Islam (369-402), dan Apa
Sebab Turki Memisahkan Agama dari Negara? (403-446).
Dalam artikel Apa Sebab Turki Memisahkan Agama dari Negara? secara implisit Bung
Karno menyebutkan alasannya menolak negara Islam. Ia mencontohkan Kemal Ataturk di
Turki yang kesulitan membangun negaranya akibat ulah tokoh agama yang sering
melarangnya membuat kebijakan publik karena dianggap menyalahi agama walaupun
kebijakan itu bersifat menolong rakyatnya.
Secara umum buku itu merupakan salah satu buku nasional yang wajib dibaca karena kita
dapat melihat dan meninjau kembali gagasan-gagasan Bung Karno yang masih relevan dalam
menghadapi tantangan kekinian.
Tengoklah saat Deklarasi Calon Presiden/Wakil Presiden periode 2014-2019 yang `berbau'
Soekarno pada Senin (19/5). Pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dideklarasikan di Gedung
Joang 45 di Jalan Raya Menteng Nomor 31, Jakarta Pusat. Pada 1942-1945 tempat itu
merupakan rumah bagi para pemuda yang memperjuangkan kemerdekaan RI.
Adapun pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dideklarasikan di Rumah Polonia, Jalan
Cipinang Cempedak I, Timur. Rumah Otista, Jakarta Timur megah dan berwarna putih itu
sempat menjadi tempat tinggal Soekarno yang dibeli pada 1960.
Bung Karno boleh mati dan bangsa Indonesia boleh jatuh bangun. Akan tetapi, gagasan dan
pemikiran Bung Karno akan terus hidup sepanjang masa. (M-5)












Cetak Ulang dengan Penyesuaian Ejaan



MENURUT catatan penerbit, Soekarno sendiri yang memilih judul buku Di Bawah Bendera
Revolusi untuk menandai bahwa pemikiran-pemikiran itu lahir dalam kondisi Indonesia yang
sedang menuju revolusi kemerdekaan.
Soekarno cukup lihai memainkan kata-kata dalam setiap artikel. Sepertinya ketika menulis,
Bung Karno merasakan dirinya sedang berorasi langsung di hadapan para pembacanya.
Bahasa yang digunakan pun cukup lugas, pilihan kata demi kata sangat menarik, terutama
untuk membuat judul tulisan. Simak saja judul-judul seperti Islam Sontoloyo (493-500),
Tabir Adalah Lambang Perbudakan (349-352), Kuasanya Kerongkongan (357-360), dan
1.000.000.000 Extra! (451-546) yang termuat dalam jilid pertama Di Bawah Bendera
Revolusi.
Judul yang indah juga selalu disematkan dalam setiap pidato 17 Agustus, seperti Sekali
Merdeka, Tetap Merdeka (5-18), Rawe-Rawe Rantas, Malang-Malang Putung! (19-40),
Tetap Terbanglah Rajawali! (219-248), Dari Sabang sampai Merauke (97-122), dan
lainnya yang begitu melekat di telinga seluruh rakyat Indonesia kala itu.
Pihak penerbit juga menyebutkan bahwa Di Bawah Bendera Revolusi merupakan suatu bukti
bahwa segala kebijakan politik yang ditempuh Soekarno pada masa itu mempunyai
pembenaran sejarah dalam pemikiran Soekarno muda. Gagasan koalisi Nasakom yang
menggabungkan tiga kekuatan utama politik Indonesia, yaitu nasionalis, agama, dan
komunis, serta politik antiimperialisme telah menjadi bahan pemikiran Soekarno jauh
sebelum Indonesia merdeka.
Pada saat pemerintahan Orde Baru, Di Bawah Bendera Revolusi sempat dilarang dan banyak
dilupakan orang. Hingga kemudian pada 2004, Yayasan Bung Karno (YBK) mencetak ulang.
Cetak ulang itu bermaksud agar generasi muda dapat memahami pemikiran Soekarno, salah
satu pendiri bangsa dan negara ini. Dalam cetakan ulang itu diputuskan penggunaan ejaan
baru meski perubahan ejaan itu diupayakan tidak menghilangkan gaya penulisan Soekarno
serta semangat zaman yang terdapat dalam tulisan tersebut.

Jika dibandingkan dengan edisi terdahulu, secara substansial tidak ada perubahan dalam
materi buku. Hanya ada dua tulisan tambahan untuk melengkapi sosok Bung Karno, bagi
generasi muda yang belum banyak mengenalnya. Tulisan pertama mengenai riwayat hidup
Bung Karno dan yang kedua tulisan sejarawan Dr Asvi Warman Adam berupa telaah kritis
terhadap tulisan-tulisan Bung Karno yang dimuat dalam buku itu. (Vic/M-5)


Bekukan Babinsa

TIM MEDIA



Dengan menarik semua bintara pembina desa ke kesatuan masing-masing, tidak ada
lagi anggota berseliweran di tengah masyarakat yang diperalat.
LANGKAH jitu untuk menyetop operasi desepsi (penyusupan) yang diduga dikomando
perwira TNI aktif terhadap babinsa guna memengaruhi warga agar memilih capres-cawapres
tertentu ialah membekukan peran mereka. Demikian penegasan Ketua Tim Pemenangan
Pasangan Calon Presiden-Wakil Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla, Tjahjo Kumolo, kepada
para wartawan, kemarin.
Lebih baik Panglima TNI dan Kapolri membekukan sementara babinsa dan
babinkamtibmas. Kembalikan mereka ke kesatuan masing-masing agar tidak disalahgunakan
di lapangan. Kami sampaikan sikap ini kepada Panglima TNI dan Kapolri, kata Tjahjo di
media center Jokowi-JK, Jakarta.
Menurut Tjahjo, tindakan babinsa menggalang warga secara masif tersebut bertentangan
dengan undang-undang serta tugas pokok TNI. Pasal 2 UU No 34/2004 tentang TNI, lanjut
Tjahjo, dengan tegas menyatakan TNI tidak terlibat politik praktis.
Kasus ini merusak citra TNI yang seharusnya netral. TNI itu mengikuti kebijakan politik
negara. Tarik semua (babinsa) sehingga tidak ada lagi yang dicurigai berseliweran di tengah
masyarakat. Ke depan perlu dievaluasi apakah posisi itu bermanfaat atau justru memecah
belah, ujar Tjahjo.
Sebelumnya, di Kelurahan Cideng Barat, Jakarta Pusat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, dan
Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, anggota babinsa aktif menyambangi warga dari
rumah ke rumah. Para babinsa datang di kala hari mulai petang dengan mengenakan seragam.
Dia mendata warga yang punya hak pilih. Namun, ada pernyataan anggota babinsa yang
meminta warga mencoblos pasangan capres-cawapres nomor 1, Prabowo-Hatta. Alasannya,
agar desa kami mendapat bantuan dana Rp1 miliar setiap tahun, kata warga yang tinggal
tidak jauh dari Candi Prambanan, Klaten (Media Indonesia, 7/6).
Perintah perwira
Sekretaris Tim Pemenangan Jokowi-JK, Andi Widjajanto, menambahkan, pihaknya tengah
mengumpulkan laporan dari tim kampanye, relawan, dan masyarakat tentang pelanggaran
netralitas TNI.
Suratnya dikirimkan Senin (9/6). Kami tidak meminta audiensi untuk menjaga netralitas
kami, kata Andi Widjajanto.
Menurut Andi, tindakan babinsa itu diistilahkan sebagai pergerakan senyap dan pasti ada
perwira tinggi yang memberikan perintah.
Minimal dua jenjang ke atas. Kalau babinsa yang bergerak, Danramil atau Dandim tahu. Ini
modus Orde Baru. Perwiranya antara lain lulusan Akmil angkatan 1988 hingga 1992. Mereka
lulus dari Akmil di masa Orde Baru sehingga masih paham gerakan politik teritorial di masa
itu. Perwira berpangkat mayor dan letkol yang masih aktif, ya dari angkatan 1988-1992,
papar Andi.
Andi memerinci beberapa daerah yang pernah digarap babinsa, yakni Gunungkidul,
Tasikmalaya, Ciamis, Maluku, Kendari, Majalengka, Sumatera Utara, Sumatera Selatan,
Bangka Belitung, dan Jakarta.
Mereka seolah-olah melakukan survei untuk Pilpres 2014, tetapi disertai pesan kepada
warga untuk memilih pasangan tertentu, jelas Andi.
Calon presiden Joko Widodo meminta babinsa lebih melindungi hak politik rakyat dalam
pilpres nanti. Oleh karena itu, Bawaslu harus mengusut dugaan keterlibatan babinsa yang
menggiring warga untuk memilih salah satu pasangan capres-cawapres.
(Ke depan) peningkatan kesejahteraan prajurit harus menjadi perhatian, tandas Jokowi.
Anggota Dewan Pakar Tim Sukses Prabowo-Hatta, Hidayat Nur Wahid, menegaskan capres
yang diusungnya tidak memerintahkan babinsa untuk mengiming-imingi warga agar
mencoblos Prabowo dalam pilpres.
Bagaimana logikanya? Prabowo bukan lagi perwira TNI aktif dan tidak memiliki jalur
komando, kok bisa-bisanya memerintah, tutur Hidayat.
Kadispen TNI-AD Brigjen Andika Perkasa mengakui pihaknya belum tuntas mengumpulkan
temuan dari lapangan mengenai pelanggaran netralitas oleh aparat babinsa di sejumlah
daerah.
Mungkin besok (hari ini) kami sudah menerima data baru, kata Andika. (X)
redaksi@mediaindonesia.com






































Jokowi-JK Hadapi Debat tanpa Polesan



SEKRETARIS Tim Pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Andi Widjajanto, mengatakan
Jokowi dan JK akan tampil sesuai karakter masing-masing dalam lima kali sesi debat capres-
cawapres menghadapi Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang dimulai besok.
Kami ingin menghadirkan capres dan cawapres dengan karakter asli, tanpa dipoles.
Kekuatan Jokowi-JK ialah karakter aslinya, tidak perlu dipoles-poles, ujar Andi di Jakarta,
kemarin.
Menurutnya, Jokowi mempunyai karakter berbicara to the point, tidak bertele-tele, dan
langsung pada pokok masalah. Itulah yang akan ditampilkan dalam debat nanti. Jadi, tidak
akan membentuk Pak Jokowi dengan gaya yang lain sehingga membuat publik bingung.
Jelang debat pertama, besok, tim Jokowi-JK telah mematangkan pemahaman tentang visi dan
misi. Sebenarnya Pak Jokowi-JK sudah paham soal visi-misi. Sekarang tinggal
mengingatkan lagi substansinya dengan beberapa simulasi pertanyaan yang muncul dari
moderator, teknik debat, dan seterusnya, jelas Andi.
Ia menambahkan, teknik debat dipersiapkan secara khusus supaya Jokowi-JK tidak terkaget-
kaget dengan masalah format. Dengan begitu, keduanya bisa menyampaikan pandangan
dengan lancar dan meyakinkan.
Jokowi-JK pun membentuk tim debat yang dipimpin Ketua DPP PDIP Maruarar Sirait dan
tim ahli yang diketuai M Prakosa.
Andi menilai Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta punya kelebihan masing-masing sehingga debat
nanti diyakini akan berkualitas. Yang pasti kami ingin menawarkan kepada rakyat gaya asli
Jokowi-JK. Gaya yang merakyat yang akan ditonjolkan.
Di kubu Prabowo-Hatta, Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi mengatakan pihaknya juga
tengah mempersiapkan diri untuk menghadapi debat. Program dan visi-misi yang bakal
ditawarkan Prabowo-Hatta pada debat sudah dilakukan pendalaman cukup panjang. Visi-misi
itu berdasarkan perkembangan sosial yang terjadi di masyarakat, tandasnya.
Debat pertama besok bertema Pembangunan demokrasi, pemerintahan yang bersih, dan
kepastian hukum dengan moderator Direktur Pusat Kajian Antikorupsi UGM Zainal Arifin
Mochtar. Debat kedua antarcapres digelar pada 15 Juni, debat ketiga antarcapres 22 Juni,
debat keempat antarcawapres 29 Juni, dan terakhir debat capres-cawapres pada 5 Juli.
(Pol/Yah/X-8)

Kedua Pasangan Capres tidak Langgar Kampanye


BADAN Pengawas Pemilu (Bawaslu) menyatakan pasangan capres-cawapres Joko Widodo-
Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa tidak melakukan pelanggaran jadwal
kampanye seperti yang dilaporkan pihak masing-masing.
Hal itu disampaikan komisioner Bawaslu Nelson Simanjuntak dalam konferensi pers,
kemarin. Berdasarkan kajian hukum yang dilakukan Bawaslu, perbuatan terlapor, dalam hal
ini untuk Jokowi, bukan merupakan pelanggaran pemilu. Alasannya, kampanye pemilu
presiden ialah kegiatan menawarkan visi-misi program dan yang bersangkutan tidak
memenuhi unsur itu, ujarnya.
Jokowi dituding mencuri start kampanye kala memberikan sambutan dengan mengatakan
`pilih nomor 2' dalam acara pengundian nomor urut peserta pilpres, 1 Juni lalu. Menurut
Nelson, berdasarkan keterangan tertulis tim Jokowi, telah disampaikan bahwa ketika itu
Jokowi tidak menyosialisasikan visi-misi.
`'Jadi itu tidak melanggar. Dalam keterangannya tadi pagi, Pak Joko Widodo juga
menjelaskan dalam acara itu dia tidak menyampaikan visi-misi program dan tidak pernah ada
maksud kampanye, kata Nelson.
Jokowi baru bisa memenuhi panggilan Bawaslu, kemarin, karena sebelumnya masih berada
di Papua untuk berkampanye. Ia menegaskan tidak punya maksud sedikit pun berkampanye
ketika memberikan sambutan seusai pengundian nomor urut. Itu kan pengambilan nomor.
Setelah dapat nomor, tentu saya perlu memperkenalkan nomor itu kepada masyarakat. Intinya
hanya itu.''
Jokowi menambahkan, semestinya Bawaslu serius menyikapi praktik-praktik kampanye
hitam seperti penyebaran tabloid Obor Rakyat di banyak pesantren yang berisi fitnah
terhadap dirinya. Saya menyampaikan kepada Bawaslu agar kampanye hitam betul-betul
dicari dan diperiksa karena itu meresahkan, tandasnya.
Terkait dugaan pelanggaran jadwal kampanye yang dilakukan kubu Prabowo-Hatta saat
menghadiri rapimnas Partai Demokrat, beberapa waktu lalu, Bawaslu juga menyatakan hal
itu bukan pelanggaran. Alasannya, kata Nelson, dialog antara Prabowo-Hatta dan DPP Partai
Demokrat dilakukan secara internal dan tertutup.
Kedua pihak tidak tahu dialog politiknya disiarkan secara langsung oleh TV One. Bawaslu
menyimpulkan tidak ada pelanggaran jadwal kampanye. Namun terhadap Direktur Penyiaran
TV One, Bawaslu menyimpulkan penyiarannya itu termasuk kegiatan penyiaran kampanye.''
Atas dasar itu, Bawaslu akan merekomendasikan Komisi Penyiaran Indonesia untuk
memberikan sanksi kepada TV One.
Bawaslu juga menemukan pelanggaran oleh anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Ali
Masykur Musa. Yang bersangkutan diduga melanggar Peraturan BPK Nomor 2/2011 tentang
Kode Etik BPK karena masuk tim sukses Prabowo-Hatta. Ini menunjukkan keberpihakan
dan dukungan pejabat negara kepada kegiatan politik praktis, tegas Nelson. (SU/Pol/N-3)












































Maarif Award untuk Pegiat Kemanusiaan



MASRIL Koto dan Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda memperoleh perhargaan
Maarif Award 2014 di Grand Studio Metro TV, Jakarta, atas karya nyata keduanya bagi
kemanusiaan dan keberagaman.
Masril Koto, 40, menerima penghargaan bergengsi itu atas inisiatifnya mendirikan Lembaga
Keuangan Mikro Agrobisnis (LKMA) di Agam, Sumatra Barat. Lewat lembaga itu, ia
mampu memperbaiki nasib petani.
Penghargaan ini merupakan kemenangan bagi para petani, cita-cita kaum tani. Saya hanya
mewakili karena ada 200 ribu petani kita di Sumatra Barat yang menonton acara ini,
tuturnya seusai menerima anugerah.
LKMA merupakan bank petani yang telah dilembagakan dan tersebar di Solok, Dharmasraya,
Payakumbuh, Pasaman, dan sekitarnya. Hingga saat ini telah berdiri 500 unit yang tersebar
hingga di luar Sumbar.
Atas inisiatifnya tersebut, Masril pernah diundang menjadi dosen tamu bagi program doktoral
di Universitas Indonesia dan menjadi konsultan Bank Indonesia dalam hal pemberdayaan
masyarakat kecil. Kendati demikian, ia memilih tetap tampil bersahaja dengan sandal jepit
dan kaus oblong untuk terus menginspirasi koleganya sesama petani.
Kiprah Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda tak kalah bermakna bagi kemanusiaan. Ia
merupakan lembaga penyelenggara pendidikan bagi anak didik lintas agama, suku, dan
budaya di Medan, Sumatra Utara. Para siswa menyadari adanya perbedaan di antara mereka
dan sejak dini diajari untuk mampu menyikapi.
Tiga rumah ibadah berdiri di kompleks sekolah itu, yaitu masjid untuk siswa muslim, gereja
untuk Kristen, dan wihara bagi siswa Buddha. Ada pula aula bernuansa joglo yang disediakan
bagi siswa di luar ketiga agama tersebut.
Sofyan Tan yang mewakili yayasan menjelaskan jika multikultur bisa diaplikasikan di level
pendidikan, proses pemilihan kepala negara atau kepala daerah tidak lagi harus diwarnai isu-
isu SARA. Ia mengaku terharu mendapat Maarif Award sekaligus berharap kiprah
yayasannya bisa menginspirasi pihak lain untuk menerapkan keberagaman dalam pendidikan.
Pendidikan yang berbasis pluralisme seperti yang diterapkan di Yayasan Perguruan Sultan
Iskandar Muda belum diterapkan secara umum di Indonesia. Kami berharap pemerintahan
mendatang bisa menerapkan pendidikan multikultur di Indonesia, bukan sekedar seremonial
saja, ucap Sofyan.
Direktur Eksekutif Maarif Institute Fajar Riza Ul Haq mengatakan mereka yang terpilih
sebagai penerima Maarif Award ialah orang-orang yang mampu menjembatani perbedaan di
masyarakat.
`'Demokrasi membutuhkan nilai-nilai keberagaman. Sosok yang ditawarkan oleh penerima
Maarif Award dapat menjadi alternatif pilihan yang membawa angin segar bagi bangsa,''
tandasnya. (Fat/X-8)









































Pesimisme Aksi Pengendalian BBM Bersubsidi

AYOMI AMINDONI


Tidak ada strategi baru yang konkret untuk mewujudkan konsumsi BBM bersubsidi di
bawah kuota.
BADAN Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) pesimistis atas rencana
pemerintah untuk menekan konsumsi BBM bersubsidi tahun ini dari semula 48 juta kl
menjadi 46 juta kl.
Susah sekali tanpa adanya kebijakan tambahan, ujar Kepala BPH Migas Andy Sommeng
dalam pesan singkatnya kepada Media Indonesia, kemarin.
Ia mencontohkan, kebijakan tambahan yang akan signifikan menekan konsumsi BBM subsidi
adalah pelarangan mobil pelat hitam untuk mengonsumsi BBM subsidi. Dengan pelarangan
konsumsi BBM subsidi bagi kendaraan pribadi ini, diperkirakan lebih dari 2 juta kl bisa
dihemat. Besar sekali, lebih (dari 2 juta kl) mungkin, cetusnya.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik memasang
ekspektasi konsumsi BBM subsidi 2014 bisa di bawah kuota 48 juta kl. Itu dengan upaya-
upaya seperti pelarangan konsumsi BBM bersubsidi untuk kendaraan dinas pemerintah,
pertambangan, dan kehutanan; konversi BBM ke BBG; serta pengawasan oleh BPH Migas
dan pengurangan nozzle di SPBU.
Untuk pelarangan konsumsi untuk kendaraan dinas pemerintah, pertambangan, serta
perkebunan, memang sudah dijalankan sejak tahun lalu. Penghematan dari dilanjutkannya
implementasi Peraturan Menteri ESDM No 1/2013 itu, diprediksi sebesar 0,46 juta kl atau
setara Rp1,37 triliun. Adapun dari pengawasan BPH Migas akan didapat penghematan
sebesar sebanyak 0,5 juta kl atau sebesar Rp1,49 triliun.
Sementara itu, dari program konversi BBM ke BBG dan pengurangan nozzle BBM
bersubsidi, masing-masing akan menghemat 0,09 juta kl dan 0,95 juta kl, atau total sekitar
Rp3,1 triliun.
Akan tetapi, belum ada perincian mengenai skema pengawasan BPH Migas. Adapun,
program konversi BBM ke BBG hingga menjelang akhir semester I ini tidak menunjukkan
kemajuan berarti. Adapun wacana pengurangan nozzle BBM bersubsidi, maupun peniadaan
penjualan BBM subsidi di akhir pekan atau hari libur, masih amat sumir.
PT Pertamina mencatat penyaluran BBM bersubsidi oleh pihaknya telah mencapai 14,99 juta
kl per April 2014. Itu setara 31,7% dari kuota yang dialokasikan APBN 2014 kepada
Pertamina, yakni 47,35 juta kl. Penyaluran tertinggi adalah untuk solar yang sebesar 5,15 juta
kl atau 38,42% dari kuota 14,14 juta kl.
Vice President Corporate Communication Pertamina beralasan solar overkuota lantaran
alokasi solar yang dipatok dalam APBN 2014 lebih rendah 11% ketimbang realisasi
penyaluran. Itu berbeda dengan premium yang sudah sesuai dengan kebutuhan.
Bukan karena penyelundupan marak, tapi memang karena kuota solar tahun ini lebih rendah
daripada realisasi penyaluran solar tahun lalu, cetusnya.
Tanpa manajemen
Dihubungi secara terpisah, anggota Komisi VII dari Fraksi Golkar Bobby Rizaldi
memandang upaya-upaya pemerintah untuk menekan konsumsi BBM subsidi tidak akan
berhasil.
Saya rasa sulit, karena banyak momen tahun ini seperti pemilihan legislatif dan pemilihan
presiden sehingga mobilisasi masyarakat akan lebih tinggi daripada tahun lalu, ujar Bobby.
Ia menilai realisasi konsumsi BBM subsidi tahun lalu yang hanya mencapai 46,83 juta kl,
atau 1,49 juta kl di bawah kuota pemerintah bukan lantaran masyarakat berhemat.
Itu bukan penghematan, tapi kelebihan planning. Konsumsi BBM subsidi selama ini belum
ada manajemen demand dari pemerintah, belum pernah ada tren menurun, tegas Bobby. (E-
2)
amindoni@mediaindonesia.com




















Poroshenko Siap Berunding dengan Rusia



SESUAI dengan jadwal yang ditetapkan, Petro Poroshenko, 48, dilantik sebagai presiden
Ukraina di depan Verkhovna Rada (Dewan Perwakilan Rakyat) di Kiev, Ukraina, kemarin.
Poroshenko terpilih sebagai presiden lewat pemilihan yang berlangsung 25 Mei lalu dan
menggantikan tokoh pro-Rusia, Viktor Yanukovych, yang dimakzulkan perlemen Ukraina
pada Februari lalu.
Dalam pernyataannya, Poroshenko berjanji melindungi kedaulatan dan kemandirian Ukraina
serta menjaga hak-hak dan kebebasan warga negaranya. Ia menyatakan siap berdialog
dengan kawasan Ukraina Timur-mayoritas berpenduduk etnik Rusia--yang kini menentang
pemerintah Ukraina.
Sebelumnya, Poroshenko telah bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin dalam acara makan
siang bersama di sela peringatan Perang Dunia II di Pantai Normandia atau D-Day, Prancis,
Jumat (6/6) lalu.
Dalam sebuah pertemuan informal yang dimediasi Presiden Prancis Francois Hollande, Putin
dan Poroshenko membicarakan upaya menghentikan pertumpahan darah di kawasan timur
Ukraina secepat mungkin.
Seusai pertemuan selama 15 menit, Putin dan Poroshenko berjabat tangan sebagai tanda
setuju memperinci rencana untuk mendorong gencatan senjata antara militer Ukraina dan
para pejuang lokal pro-Rusia.
Dalam perjalanan pulang, kepada wartawan, Putin mengatakan Rusia mendesak Ukraina
untuk menghentikan operasi militer terhadap kelompok pejuang pro-Rusia di kawasan timur
negeri tersebut.
Saya merasa sikap yang tepat secara keseluruhan ... jika hal ini (rencana) terjadi,
menciptakan kondisi untuk mengembangkan hubungan dengan daerah lain termasuk
(hubungan) ekonomi, ucap Putin.
Di sisi lain, Poroshenko kepada kantor berita Rusia, Interfax, menghendaki perwakilan
Moskow segera datang ke Kiev untuk merundingkan ide rencana penyelesaian krisis
tersebut. Selama ini, Barat dan otoritas sementara Kiev menuding Rusia berada di balik
semakin mengeruhnya krisis di kawasan Ukraina yang mayoritas berpenduduk etnik Rusia.
Dalam pidato pelantikannya, Poroshenko menegaskan Ukraina tetap tidak akan menerima
pencaplokan Krimea oleh Rusia. Krimea pernah dan akan kembali menjadi Ukraina. Tidak
akan ada pertukaran, tegas Poroshenko. (Reuters/AP/ Ria Novosti/Kid/I-3)

Para Habib Kagumi Karakter Jokowi

DEDE SUSIANTI

Para ulama di Bogor mengaku telah lama mengenal Jokowi sebagai sosok pemimpin
yang selalu tampil apa adanya.
SEPANJANG Sabtu, kemarin,capres yang diusung PDIP, NasDem, PKB, Hanura, dan PKPI
Joko Widodo (Jokowi) blusukan secara maraton mulai dari Kota Bogor dan berakhir di
Cibinong, Kabupaten Bogor.
Sekitar pukul 11.40 WIB, Jokowi mengunjungi Masjid An Noer dan bertemu dengan
sejumlah habib di Jalan Lolongok, Kelurahan Empang, Bogor Selatan. Masjid tersebut
merupakan masjid tertua di Kota Bogor. Di sana, Jokowi melaksanakan salat zuhur dan
ziarah ke makam keramat Empang (makam Abdullah bin Muchsin Al Attas).
Jokowi menyebut kunjungan itu silaturahim biasa. Kami ke sini, ke rumah Habib Abdullah
bin Husein, di Empang ini, dalam rangka silaturahim, ucapnya.
Dalam pertemuan tersebut, capres nomor urut 2 itu meminta doa dan berkah dari sang habib.
Minta doa, minta tausiah, minta berkah agar perjalanan ke depan lebih baik. Banyak pesan
dari habib. Namun apa pesannya, hanya antara saya dan habib yang tahu, kata ucap Jokowi
yang mengaku sangat menikmati suguhan kopi jahe ala Empang.
Di mata para habib Empang, Jokowi bukanlah sosok asing. Hal itu diakui Habib Alwi bin
Alwi Al Habsyi, tokoh/khalifah yang mendampingi Habib Abdullah.
Saya sudah mengenal lama. Jokowi adalah sahabat. Kami beberapa kali bertemu. Salah
satunya di acara forum ulama se-Jawa Barat yang digelar di Cianjur. Jokowi sahabat kami.
Beliau rajin bersilaturahim, ungkapnya.
Habib Alwi menyebut Jokowi sebagai manusia yang apa adanya. Jokowi manusia yang apa
adanya. Jokowi tidak melihat suku apa pun, katanya.
Membeli sayur
Dari Empang, Jokowi melanjutkan kampanye ke Pasar Kebon Kembang, Kota Bogor. Di
pasar itu Jokowi menyapa para pedagang dan sempat berbelanja sayuran. Ia membeli 2 kg
mentimun, 1,5 kg kembang kol, dan 2 kg tomat. Ia memilih sendiri sayuran tersebut.
Kegiatan itu pun mendapat perhatian warga yang tengah berbelanja di pasar terbesar di Kota
Hujan.
Setelah memilih sayuran, Jokowi membayar dengan uang Rp100 ribu. Total belanja Pak
Jokowi Rp50 ribu, tapi dia bayar ke saya Rp100 ribu, ujar Jana, penjual sayur yang terlihat
semringah.
Setelah itu ia mengunjungi kantor redaksi Radar Bogor, harian lokal yang tergabung dalam
Jawa Pos Group. Di kantor itu Jokowi meresmikan beroperasinya giant billboard portabel. Di
situ terpampang wajah Jokowi-JK lengkap dengan tulisan `Jokowi-Jusuf Kalla 2014, Mata
Hati Kita'.
Kampanye mantan Wali Kota Surakarta itu berlanjut ke Lapangan Siaga Bojonggede. Ribuan
orang hadir di sana dan mengelu-elukan sang capres. Selanjutnya, rombongan menuju
Cibinong, dan setelah salat magrib, mereka kembali ke Jakarta. Adapun cawapres
pendamping Jokowi, Jusuf Kalla, berkampanye di Pekanbaru, Riau.
Di pihak lain, cawapres Hatta Rajasa, kemarin, mengisi kegiatan kampanyenya ke Pasar
Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Ia mengaku sudah terbiasa blusukan ke pasar-pasar
sejak 14 tahun lalu. Pasangan Hatta, capres Prabowo Subianto, memilih beristirahat di Pulau
Dewata. (Pol/OL/P-3)
dede@mediaindonesia.com















Rakyat Banten Jangan Salah Pilih


KOORDINATOR Tim Pemenangan Pemilihan Presiden (Pilpres) Pasangan Joko Widodo-
Jusuf Kalla Wilayah Provinsi Banten, Wawan Iriawan, menyatakan siap memenangkan
pasangan nomor urut 2 itu pada 9 Juli mendatang.
Optimisme itu bukan isapan jempol belaka. Berdasarkan fakta, akumulasi perolehan suara
partai-partai pendukung Jokowi-JK di Banten pada pileg lalu mencapai 70% lebih. Saya
yakin paling tidak 70% suara di Banten siap memenangkan pasangan nomor 2 menjadi
presiden dan wapres periode 2014-2019, jelas Wawan di sela peresmian Posko Pemenangan
dan Deklarasi Pendukung Jokowi-JK di Pamulang, Tangerang Selatan, kemarin.
Ketua DPP Partai NasDem itu mengatakan masyarakat membutuhkan sosok pemimpin yang
jujur dan berpihak kepada rakyat. Pasangan Jokowi-JK dinilai mewakili aspirasi yang selama
ini diimpikan masyarakat luas. Kita harus kembali perjuangkan hak-hak rakyat, utamanya
rakyat kecil. Jangan sampai kita salah menunjuk pemimpin negeri ini, paparnya.
Wawan yang juga Koordinator Partai NasDem Wilayah Banten menyatakan Provinsi Banten
perlu melakukan revolusi mental. Pola politik transaksional harus ditinggalkan karena
terbukti mendatangkan petaka bagi rakyat. Ini kesempatan untuk melakukan perubahan
dengan revolusi mental dan moral, khususnya di Banten, ajaknya.
Sementara itu, Ketua Relawan Jokowi-JK Kota Tangsel, Adirman Mallu, mengatakan siap
turun ke masyarakat guna menyosialisasikan visi dan misi Jokowi-JK. Di samping itu,
relawan juga siap mencegah berbagai praktik kecurangan pada pilpres mendatang.
Kami relawan Jokowi-JK ingin penyelenggaraan pilpres mendatang lebih baik sehingga
melahirkan pemimpin yang kita harapkan. Para relawan akan hadir di setiap TPS di seluruh
Tangsel, tegas Adirman.
Baru sehari pendaftaran dibuka, sudah 500 orang terdaftar sebagai tim relawan Jokowi-JK di
posko Pamulang. Sebagian besar merupakan kalangan bawah seperti pedagang kaki lima,
asongan, dan tukang becak. (DA/P-3)










Hanura Galang Kekuatan Redam Intimidasi


"Jokowi meyampaikan bahwa ketegasan baginya adalah keberanian mengambil
keputusan dan berani mengambil risiko dari keputusan yang diambil tersebut."
--Chaeruddin Ismail, Ketua DPP Hanura

UNTUK memenangkan pasangan capres dan cawapres Jokowi-JK dalam Pilpres 9 Juli
mendatang, Ketua Umum Partai Hanura Wiranto membentuk Tim Pusat Pengendalian Aksi
Pemenangan Jokowi-JK yang diketuai mantan Kapolri Jend (Purn) Chaeruddin Ismail.
Dalam stuktur tim kampanye nasional Jokowi JK, Chaeruddin Ismail menjabat ketua badan
pemenangan dari unsur Partai Hanura. Untuk mengonsolidasikan pemenangan tersebut,
Partai Hanura mengadakan rakorda seluruh DPD se-Indonesia.
Partai Hanura menginstuksikan seluruh kader dari pusat hingga ranting ikut berjuang
memenangkan Jokowi-JK, ujar Chaeruddin yang juga Ketua DPP Partai Hanura, pada
rakorda DPD Hanura Sulawesi Selatan, di Makassar, kemarin.
Pada kesempatan itu, Chaeruddin mengingatkan bahwa kader Hanura tidak perlu takut
intimidasi dari pihak mana pun ketika berkampanye untuk Jokowi-JK. Kalau ada yang
mengancam, lapor saja ke polisi, tegas Chaeruddin.
Selain itu, rakorda yang diadakan secara simultan dan maraton di seluruh Indonesia hingga
15 Juni 2014, juga menurunkan mantan KSAD Jend (Purn) Subagyo HS untuk memberikan
pengarahan kepada peserta rakorda di DI Yogyakarta dan Semarang. Subagyo yang juga
Ketua Dewan Penasihat Partai Hanura adalah Ketua Dewan Kehormatan Perwira yang
memberhentikan Prabowo Subianto dari TNI pada 1998.
Pada Rakorda DPD Hanura Sulsel, Ketua DPD Ambo Dalle menyatakan rakorda kali ini
diikuti seluruh pengurus DPD dan DPC se-Sulsel dan organisasi sayap dan otonom, serta 66
caleg terpilih DPRD provinsi dan kabupaten-kota se-Sulsel.
Kami menyatakan kesiapan seluruh kader Hanura untuk melakukan upaya intensif guna
pemenangan Jokowi-JK sebagai presiden dan wapres periode 2914-2019, cetus Ambo Dalle.
Saat menyampaikan arahan kepada peserta rakorda, Chaeruddin menyatakan sangat
optimistis akan ketegasan yang dimiliki Jokowi-JK. Ketegasan itu tidak diukur dari pidato
dan retorika, tapi dari sikap serta aksi nyata dan sungguh-sungguh memperjuangkan
kepentingan rakyat. Itulah substansi ketegasan yang sebenarnya, papar Chaeruddin.
Saya menangkap kesan positif ketika Jokowi meyampaikan bahwa ketegasan baginya adalah
keberanian mengambil keputusan dan berani mengambil risiko dari keputusan yang diambil
terssebut, imbuh Chaeruddin yang didampingi Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan
DPP Hanura, Hary Ashar.
Hary yang juga masuk tim kampanye nasional Jokowi-JK bidang riset dan survei
mengingatkan para kader Hanura agar tidak terlena dengan tingginya tingkat elektabilitas
Jokowi-JK berdasarkan hasil survei. Apalagi, di wilayah Sulsel selisihnya cukup
siginifikan, tukas Hary. (*/P-3)






















PIGURA

Black Campaign

ONO SARWONO


SUMAN alias Tri Gantalpati sadar apa yang dilakukan ialah melanggar aturan, tertulis
ataupun yang tidak tersurat. Akan tetapi, ia sengaja dan nekat menebar black campaign di
Astina karena itulah satu-satunya cara yang ia yakini sebagai jalan mendapatkan kekuasaan di
negara itu.
Korban pun berjatuhan. Gandamana, kesatria tulen yang juga orang kedua di Astina,
terjungkal dari kursi patih. Orang nomor satu di Astina, Prabu Pandudewanata (Pandu), gugur
akibat efek perbuatan jahat Suman. Inilah pelajaran pahit yang harus diambil hikmahnya akan
dampak kekejaman black campaign yang kini tengah meracuni negeri ini.
Virus black campaign mulai menjangkit dan kian deras membanjiri hingga relung negeri ini
beriringan dengan semakin dekatnya momen pemilihan presiden. Entah dari mana asalnya,
black campaign terus bermunculan. Isi pesannya menyerang dan menikam karakter dua calon
presiden yang segera berkompetisi.
Secara umum, black campaign (kampanye hitam) diartikan sebagai kampanye kotor atau
tidak terpuji yang bertujuan menjatuhkan lawan atau target tertentu dengan menghamburkan
isu tidak berdasar. Jadi, ciri pokok kampanye itu adalah tanpa fakta.
Upaya mencapai tujuan atau kekuasaan dengan cara-cara yang demikian itu, apa pun
alasannya, tentu tidak bisa dibenarkan. Para pelakunya mesti digolongkan sebagai orang jahat
dan laknat karena melakukan kampanye hitam sama saja dengan memfitnah.
Pertanyaannya, siapa yang biasanya melakukan itu? Nalarnya, mereka ialah yang terkait
langsung dengan kontestasi. Namun, itu belum tentu benar. Bisa jadi, kampanye hitam justru
dilakukan mereka yang tidak ada hubungannya langsung dengan perebutan kekuasaan.
Dalam kisah wayang, Suman itulah contohnya. Ia mengadu domba raja dan elite negara serta
menciptakan kekacauan (chaos) dalam masyarakat. Ketika itu terjadi, ia kemudian
memanfaatkan atau mengambil keuntungan. Tujuan akhirnya juga soal kekuasaan.
Menebar racun
Suman sesungguhnya tokoh yang dekat dengan Istana Astina. Ia merupakan adik ipar
Destarastra, kakak Pandu. Ia menciptakan ontran-ontran di Astina dan Pringgodani dengan
cara memfitnah raja kedua negara yang bersahabat tersebut. Rakyat kedua negara yang
semula akur itu juga diorak-arik sehingga saling membenci.
Sebelum ada fitnah, hubungan Pandu dengan Tremboko sangat erat dan harmonis. Secara
periodik Tremboko sowan ke Astina. Ia menganggap Pandu sebagai guru, ia respek terhadap
keturunan Abiyasa itu. Sebaliknya, Pandu juga bangga memiliki murid Tremboko sehingga
banyak ilmu wingit yang ia ajarkan kepada raja Pringgondani tersebut.
Hubungan erat Pandu (Astina) dan Tremboko (Pringgondani) itulah yang dirusak Suman.
Bagaimanapun, suka atau tidak suka, Suman memang tokoh hebat tapi licik. Buktinya,
Pandu, raja sekaliber dewa, bisa terjerat dalam skenarionya. Begitu juga raja kaya akan ilmu
dan berpengalaman, Tremboko. Ia juga termakan oleh permainan Suman.
Pola kampanye hitam atau fitnah yang dirancang Suman ialah dengan mengubah isi surat-
menyurat antara Pandu dan Tremboko. Itu diawali dengan kegalauan Pandu akibat Tremboko
yang sudah sekian lama tidak menghadap setiap pisowanan agung digelar. Pandu ingin
memastikan dengan berkirim surat, apa yang sesungguhnya terjadi.
Celakanya, Suman selalu mengubah isi surat-menyurat di antara kedua raja tersebut. Isi surat
yang aslinya baik dan penuh kesantunan diubah menjadi pembangkangan dan tantangan
perang. Bahkan kepada rakyat kedua negara itu, Suman juga menebar racun permusuhan.
Korban pertama dari ulah Suman ialah Gandamana. Kesatria ulung yang rela meninggalkan
tanah kelahirannya, Pancala, untuk semata-mata mengabdi kepada raja yang dihormati,
Pandu, harus tersingkir dari kursi patih. Bahkan, karena mulut dan otak berbisa Suman,
Gandamana diusir Pandu untuk meninggalkan Astina karena dianggap berkhianat.
Pada puncaknya, semua yang dikehendaki Suman terjadi. Pandu dan Tremboko bermusuhan.
Bahkan, kedua raja itu sampai berperang. Rakyat Astina dan Pringgodani, yang semula
memiliki hubungan yang sangat mesra pun, akhirnya juga bermusuhan. Dan akhir dari kisah
itu, baik Pandu maupun Tremboko, sama-sama menemui ajalnya.
Saat Astina mengalami kekosongan sang pemimpin, Suman bermain untuk mengusung
keponakannya, Duryudana, sulung Kurawa, menjadi raja. Lewat lobinya kepada Destarastra,
kakak Pandu, akhirnya Duryudana menjadi penguasa tunggal di Astina. Padahal,
sesungguhnya ahli waris takhta Astina jatuh ke tangan keturunan Pandu, yakni Pandawa.
Suman paham bahwa yang ia lakukan memang pengabaian terhadap konstitusi negara.
Karena, jika tidak demikian, ia yakin Duryudana tidak akan bisa mengenyam nikmatnya
kekuasaan Astina. Suman berani mempertaruhkan jiwa raganya demi kekuasaan Kurawa atas
Astina. Semua yang ia lakukan itu didukung kakaknya, Gendari, istri Destarastra.
Atas jasa dan perannya itu, Duryudana mengangkat Suman menjadi warangka dalem dengan
jabatan patih. Posisi orang kedua di Astina tersebut ia duduki hingga pecahnya perang besar
dan suci yang disebut Baratayuda, perangnya Kurawa melawan Pandawa. Itulah gelanggang
yang mengakhiri rezim Duryudana sampai ke akar-akarnya.
Golong gilik
Dari kisah Suman itu bisa digarisbawahi betapa kejamnya politik dengan kampanye hitam.
Demi kekuasaan, dua raja dan rakyat kedua negara menjadi korban. Bukti karena kekuasaan,
siapa pun bisa gelap mata, hati, dan nurani. Mereka kehilangan nilai-nilai humanisme.
Karenanya, bangsa ini harus golong gilik (bersatu) mengenyahkan segala bentuk kampanye
hitam. Bagi kita yang waras, tentunya tidak berharap itu terjadi. Akan tetapi, siapa yang bisa
menjamin itu tidak muncul lagi? Kita hanya bisa mengetuk nurani siapa pun yang akan atau
telah melakukan itu untuk menghentikan aksinya. Percayalah, upaya menggapai kekuasaan
dengan cara-cara memfitnah seperti itu akan membawa dampak serius bagi bangsa dan negeri
ini.
Tujuan berpolitik memang untuk merebut kekuasaan. Akan tetapi, seharusnya itu dilakukan
dengan kesantunan dan berlandaskan nurani. Tujuan utama merengkuh kekuasaan ialah untuk
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Kekuasaan tanpa menghadirkan itu sama
saja dengan kemungkaran. (M-3)


















BUKU BARU
Polisi Butuh Mitra


KONFLIK Sampang dan Bangil merupakan kekerasan sektarian antara kelompok Syiah dan
Sunni. Namun, ketika polisi melakukan penanganan konflik, output yang dihasilkan ternyata
bervariasi. Bila membaca buku Pemolisian Konflik Keagamaan di Indonesia, dapat ditarik
kesimpulan bahwa konflik di Bangil lebih mudah diatasi oleh aparat keamanan (polisi)
ketimbang di Sampang.
Buku hasil penelitian Pusat Studi Agama & Demokrasi (PUSAD) Paramadina bekerja sama
dengan Magister Perdamaian dan Resolusi Konflik Universitas Gadjah Mada itu mengungkap
penyebab kegagalan pemolisian di Sampang terletak pada pilihan strategi pihak-pihak yang
bertikai.
Ketika insiden terbesar 26 Agustus 2012 pecah, polisi tidak pernah melakukan tindakan
seperti melepaskan tembakan peringatan atau penggunaan senjata untuk melumpuhkan pihak-
pihak yang bertarung. Ini menyebabkan pihak yang kuat dapat merealisasikan keinginannya
yakni membakar sebanyak mungkin rumah supaya penghuni terusir karena mereka yakin
polisi tidak akan mengambil tindakan represif (hlm 133). Namun, upaya menangani konflik
Sampang sejatinya bukan hanya tanggung jawab aparat kepolisian. Polisi malah terkesan
bekerja sendiri setelah Menteri Agama RI Suryadharma Ali menyatakan kekerasan di
Sampang bukan konflik agama.
Di Bangil, terungkap bahwa polisi berhasil meredam provokasi sepihak kelompok anti-Syiah
yang dilakukan berulang kali. Keberhasilan tersebut terletak pada beberapa strategi
pemolisian. Misalnya polisi selalu melakukan komunikasi dan kerja sama terus-menerus
sebelum, ketika, dan setelah insiden berlangsung.
Dalam strategi koordinasi dan kerja sama, polisi tidak sendiri. Strategi pemolisian menjadi
lebih ringan karena kelompok yang bertikai --YAPI dan Aswaja-- bersedia bekerja sama
dengan polisi.
Buku ini tidak hanya membahas dan membedah konflik sektarian Syiah-Sunni. Konflik anti-
Ahmadiyah di Manis Lor, Kuningan, dan Cikeusik, Pandeglang, juga menjadi bahan
penelitian. Di Bagian III, para peneliti menguak pemolisian konflik tempat ibadat seperti
HKBP Filadelfia, Tambun, Bekasi; dan GKI Yasmin, Bogor Barat, Bogor.
Tidak saja membedah, buku ini juga memberikan rekomendasi. Polisi memerlukan kemitraan
dari semua pihak agar sengketa terkait dengan agama tidak berujung kekerasan.(Nav/M-5)


Dari Fatmawati Lanjut ke Abbey Road

DZULFIKRI PUTRA MALAWI


Di Rossi Music Studio, bilangan Fatmawati, Jakarta Selatan, The Banery memproduksi
album kedua, kini sudah memasuki tahap penyelesaian.
KAMI bersama mereka, Selasa (13/5) malam itu dan berbincang dengan mereka. Yudhi,
gitaris juga vokalis, menghadirkan secangkir kopi untuk menemani. Ia berkisah tentang
album mereka yang akan meluncur pertengahan tahun ini di tengah kesibukan di studio
tersohor yang dikenal jadi langganan band-band besar buat rekaman.
Yudhi memulai ceritanya dengan jargon salam dasi kupu-kupu. Jargon itu memang jadi
identitas, tanpa kami sadari, karena konsistensi menggunakan dasi kupu-kupu setiap kali
manggung, ungkap Yudhi.
Salam dasi kupu-kupu! kata Yudhi, selalu terdengar tiap kali band asal Jakarta ini tampil.
Gaya berpakaian mereka yang tak biasa itu sempat menjadi tren di kalangan remaja pada
2008, ketika The Banery muncul pertama kalinya dan kemudian sukses merebut perhatian
penyuka musik.
Para penggemar The Banery ikut memakai dasi kupu-kupu saat menonton aksi band tersebut.
Pascakemenangan di kompetisi band LA Indiefest 2008, The Banery yang menyajikan warna
musik dan penampilan unik merebut perhatian dengan album Janji Pasti dan hit single
mereka, Karena Dia.
Enam tahun berselang tanpa lagu dan album baru, pada Februari 2014 band yang juga
beranggotakan Ray (vokalis utama, basis), Egi (gitaris, vokalis), dan Adam (drumer) merilis
single Ku Ingin Dia Menjadi Milikku. Idenya sudah dari Oktober tahun lalu, jelas Ray.
Hibernasi yang terbilang panjang itu dilatarbelakangi jadwal manggung offair serta pekerjaan
setiap personel. Mereka memang belum bermusik penuh waktu, sebagian jadi pegawai bank,
juga jadi desainer gras.
Kedekatan para personel dengan para fan menjadi jurus jitu untuk mempromosikan karya.
Setiap tahun kami selalu kumpul dengan fan base di berbagai daerah, kata Ray.
Pertanyaan soal album baru itu dijadikan suntikan semangat bagi The Banery untuk
menelurkan album kedua. Lagu Salam Dasi Kupu-Kupu kemudian jadi jawabannya. Kami
ingin memberikan sebuah pengantar menuju album kedua, biar para fan tidak kaget karena
sudah sekian lama tidak berproduksi, ungkap Egi.
Filosofi kupu-kupu pun menjadi fondasi mereka saat menyajikan karya kepada para
penggemar. Kupu-kupu itu bebas beterbangan dan mengalami metamorfosis. Kami pun
seperti itu, ingin bebas berkarya dan menikmati metamorfosisnya, ungkap Yudhi.
Musik yang disajikan di album kedua ini tidak banyak berubah dari album sebelumnya.
Hanya, kedewasaan lirik dan musik sudah mulai masuk daftar pertimbangan, Kami tetap
menggunakan lirik-lirik yang mudah dicerna, soal kehidupan, dan musiknya tetap British
pop, tetapi temponya tidak sekencang album sebelumnya, ujar Yudhi.
Nuansa The Beatles sangat melekat di beberapa bagian Ku Ingin Dia Menjadi Milikku, salah
satu materi di album kedua. Pada intro dan bridge, jejak The Beatles lumayan signikan.
Nuansa berbeda disuguhkan pada bagian reffrain. Warna vokal Ray terdengar bernuansa
Japanese rock.
Mereka memang mengakui notasi lagu-lagu yang akan dituangkan dalam album kedua
mereka nanti sebagian besar terinspirasi dari The Beatles. Kami ingin coba mengambil roh
dari band idola kami itu dengan gaya permainan kami sendiri, tambah Yudhi.
Buat memaksimalkan proses kreatif, Ra y dan kawan-kawannya sepakat melakukan
rekaman langsung, kecuali vokal. Buat menyempurnakan hasil, beberapa kali pengambilan
suara diulang, diselingi canda tawa.
Kami pilih live recording dengan overdub vocal untuk memaksimalkan pembagian tiga
vokal antara saya, Rafly, dan Egi, kata Yudhi.
Tantangan rekaman langsung
Teknik rekaman seperti ini memang menghasilkan tantangan tersendiri, salah satu personel
salah memainkan nada di tengah lagu, rekaman pun harus diulang dari awal. Buat mengatur
suara, mereka membutuhkan kerja ekstra untuk mendapatkan suara yang mendekati karakter
yang mereka mau.
Saat mencari sound drum, harus sabar banget. Kadang saya sudah atur bunyinya dan enak,
tapi ketika di-mixing ternyata sound-nya berbeda, memang harus sabar, kenang Adam.
Bukan cuma Adam, personel lainnya menghadapi tantangan masing-masing dengan pilihan
teknik rekaman itu. Kesabaran dan daya eksplorasi sound yang kuat memang menjadi kunci
utama, kata Adam.
Istimewanya, proses mixing dan mastering dilakukan The Banery di Abbey Road Studio,
London, Inggris. Hasilnya, dua lagu yang telah dilempar ke pendengar dinilai memuaskan.
Nanti semua lagu juga akan diselesaikan di sana, full satu album, tambah Yudhi.
The Banery memang bukan band pertama Indonesia yang menyelesaikan proses kreatif di
studio yang tersohor karena digunakan The Beatles buat rekaman itu. Februari lalu, Gigi
berproduksi di sana dan membuat album bertajuk Live at Abbey Road.
Sementara itu, The Banery pada album kedua ini bercerita soal perjuangan, cinta, dan potret
kondisi sosial. (M-3)
miweekend @mediaindonesia.com








































BIDASAN BAHASA

So atau Su? Yang Pasti Su

EMANUEL DAPA LOKA Wartawan dan Penulis Biografi


Sang bocah bintang iklan mengucap `su dekat', copywriter menulis `so dekat'.
PERNAH mengikuti iklan dari sebuah produsen air minum dalam kemasan yang
memvisualisasikan kegirangan seorang bocah laki-laki asal Timor Tengah Selatan (TTS),
NTT? Bocah itu gembira lantaran tidak perlu berjalan kaki jauh-jauh lagi untuk mendapatkan
air bersih sebab berkat bantuan produsen air minum dalam kemasan itu, air sudah mengalir
hingga ke teras rumahnya. Bagi sebagian besar masyarakat NTT, air bersih memang
merupakan persoalan besar. Air bersih benar-benar menjadi barang mewah, apalagi pada
musim kemarau.
Iklan tersebut mengundang perhatian tersendiri. Kalau saya menelepon beberapa teman yang
berasal dari luar NTT dan menanyakan sedang di mana, mereka dengan iseng menjawab,
Sekarang air so dekat. Beta sonde terlambat lagi, meski kurang nyambung dengan
pertanyaan saya.
Selain karena iklan tersebut memperlihatkan kesahajaan penuh bahagia, sang anak mewakili
kebahagiaan masyarakat setempat. Iklan yang sama juga mengangkat langgam atau dialek
lokal yang ternyata menarik untuk dilafalkan. Itu berarti bukan hanya langgam Jakarte yang
`berhak' masuk TV, kata teman saya melalui sandek--pesan pendek.
Bunyi iklan itu adalah `Ambil air sekarang su dekat'. Ya, begitulah bunyi ucapan itu. Namun,
yang ditangkap oleh copywriter ialah `Ambil air sekarang so dekat', dan seperti itulah yang
ditulis di iklan-iklan display.
Ada yang berbeda dari yang tertulis dengan yang terucap. Sang bocah bintang iklan
mengucap `su dekat', copywriter menulis `so dekat'. Lalu, apa yang berbeda? Dari sisi arti,
kedua kata memiliki arti yang sama, yakni sudah. Kalau begitu, di mana masalahnya? Kata so
adalah `milik' orang Manado sehingga sering kali kita mendengar kalimat, Jo, kita so
lapar.... Artinya, `Teman, saya sudah lapar'. Kalau pembicaraannya terjadi di antara orang-
orang TTS, kalimatnya menjadi, Taman, beta su lapar.
Orang NTT, atau pada umumnya Indonesia Timur, terbiasa menyingkat-nyingkat kata.
Jangan heran kalau sewaktu-waktu Anda mendengar seseorang meneriaki seseorang yang
lain dan bertanya dengan kalimat, Hei, ko pi mana? Orang yang ditanya lalu menjawab
dengan suara yang tidak kalah kencang, Sa pi main bola! Untuk yang tidak mengerti
langgam setempat, ini sesuatu yang aneh, bukan? Tak nyambung! Kalau diterjemahkan,
kedua kalimat tersebut memiliki arti `Hei, kau mau pergi ke mana?' (kalimat pertama).
Kalimat ke dua berarti `Saya pergi main bola'. Ko dari kata kau, pi dari kata pergi yang
disingkat menjadi pigi kemudian dipersingkat lagi menjadi pi. Kata sa berasal dari kata saya.
Sangat banyak kata atau ungkapan dalam bahasa-bahasa di Indonesia Timur yang berasal dari
bahasa Indonesia yang hanya dimodifikasi atau dipermak sedikit.
Di Sumba, NTT, suku yang paling suka menyingkat kata ialah suku Kodi. Contohnya `Ko mo
pig di man?'. Artinya, `Kau mau pergi di (ke) mana?'.
Kembali ke iklan dari sebuah produsen air minum dalam kemasan itu, diperlukan kecermatan
mendengar yang terucap untuk kemudian dituangkan ke tulisan. Jadi, so atau su? Sudah pasti
su. Namun, kata apa pun yang dipakai, yang pasti, sekarang air su dekat. Beta sonde (tidak)
terlambat ke sekolah lagi!

Anda mungkin juga menyukai