gram = 18,02 x 1 mol
= 18,02 gram = 18,02 ml
2 mol =
gram = 18,02 x 2 mol
= 36,04 gram = 36,04 ml
3 mol =
gram = 18,02 x 3 mol
= 54,06 gram = 54,06 ml
4 mol =
gram = 18,02 x 4 mol
= 72,08 = 72,08 ml
7 mol =
gram = 18,02 x 7 mol
= 126,14 gram = 126,14 ml
8 mol =
gram = 18,02 x 8 mol
= 144,16 gram = 144,16 ml
9 mol =
gram = 18,02 x 9 mol
= 162,18 = 162,18 ml
10 mol =
gram = 18,02 x 10 mol
= 180,20 gram = 180,20 ml
BAB V
PEMBAHASAN
Termodinamika pada praktikum ini mempelajari perubahan panas
yang mengikuti reaksi kimia dan perubahan perubahan fisika.
Penentuan perubahan panas yang terjadi pada reaksi reaksi kimia
biasanya menggunakan kalorimetri. Besarnya panas reaksi dapat
dinyatakan pada tekanan tetap dan volume tetap.
Panas yang ditimbulkan atau diserap tergantung pada jumlah mol
pelarut dan zat terlarut. Sampel yang digunakan dalam percobaan ini
adalah KBr dan CaCO
3
yang dilarutkan dengan aquadest dan HCl. Untuk
larutan CaCO
3
yang ada dalam gelas piala dibungkus dengan
menggunakan isolasi hitam dan ditambahkan 1 mol HCl p.
Dalam praktikum ini dilakukan dengan 2 percobaan yaitu:
a. Panas pelarutan dan pengenceran integral
Pada percobaan ini digunakan sampel KBr yang setara
dengan 1 mol = 11,9 gram, lalu ditambahkan dengan aquadest
yang setara 1 mol kemudian diukur suhunya. Kemudian dilanjutkan
dengan penambahan air yang setara 2, 3, 4, 7, 8, 9, dan 10 mol,
lalu diukur suhunya kembali. Maka diperoleh data dimana terjadi
peningkatan suhu dari jumlah air yang paling sedikit suhunya
rendah hingga jumlah air yang paling banyak dimana suhunya
meningkat pula. Ini menunjukkan bahwa semakin encer KBr
semakin sulit terjadi penurunan suhu.
b. Panas reaksi
Pada percobaan ini menggunakan CaCO
3
dan HCl p dimana
suhunya masing masing pada 5 gram CaCO
3
dan 10 ml HCl adalah
38
0
C dan pada 10 gram CaCO
3
dan 20 ml HCl adalah 40
0
C. Dari hasil ini
maka dapat dikatakan bahwa HCl (pelarut) mempengaruhi kenaikan atau
penurunan suatu suhu larutan. Dalam hal ini HCl meningkatkan suhu
akibat peleburan dari CaCO
3
.
BAB VI
PENUTUP
VI. 1 Kesimpulan
Panas pelarutan dan pengenceran integral
Semakin banyak jumlah H
2
O, maka semakin naik suhu dari
KBr begitu juga sebaliknya.
Panas reaksi
Semakin banyak jumlah CaCO
3
dan HCl, maka semakin naik
suhu dari larutan dan semakin sedikit jumlah CaCO
3
dan HCl,
maka semakin menurun suhu dari larutan.
VI. 2 Saran
Alat dilengkapi demi kelancaran praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Alberty, Robert.A. 1991. Kimia Fisik. Jakarta : Erlangga.
Anonim. 2010. Asam Asetat. http://www.id.wikipedia.org/Asam-Asetat
diakses tanggal 22 oktober 2010.
Anonim. 2010. Natrium Hidroksida.
http://www.id.wikipedia.org/Natrium-Hidroksida diakses tanggal 22
oktober 2010.
Anonim. 2010. Natrium Klorida. http://www.id.wikipedia.org/Natrium-
Klorida diakses tanggal 22 oktober 2010.
Anonim. 2010. Pheolptealein.
http://www.id.wikipedia.org/Phenolptealein diakses tanggal 22 oktober
2010.
Atkins, Pw. 1999. Kimia Fisika Jilid 1 edisi ke-4. Jakarta: Erlangga.
Brady, James. 1998. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta :
Bina Rupa Aksara.
Sukardjo. 1997. Kimia Fisika. Rineka Cipta: Jakarta.
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FISIKA
PERCOBAAN V
TERMODINAMIKA
OLEH :
NAMA : Nency J. Tangketasik
NIM : 0801015
KELOMPOK : I ( SATU )
ASISTEN : NURSAMSIAR S.Si,M.Si
TGL PRAK : 27 Mei 2009
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI KEBANGSAAN
MAKASSAR
2009