Anda di halaman 1dari 25

Tugas Baca

KONJUNGTIVITIS KRONIS (H10. 4)


Oleh
Afrilya Christy Site!
NI" I1A00#0#$
%e&'i&'i()
*r. "!ha&&a* Ali +aisal, ".S-, S. "
.AGIAN/S"+ I0"U %1N2AKIT "ATA
+K UN0A" 3 RSU4 U0IN
.ANJAR"ASIN
"aret, 5014
.A. I
%1N4AHU0UAN
Konjungtiva merupakan selaput mukosa tipis dan transparan yang melapisi
permukaan belakang kelopak mata dan permukaan depan sklera. Karena lokasinya,
konjungtiva sering terpapar oleh banyak mikroorganisme dan faktor lingkungan lain
yang mengganggu.
1
Konjungtivitis merupakan suatu keradangan konjungtiva yang disebabkan
bakteri, virus, jamur, chlamidia, alergi atau iritasi dengan bahan-bahan kimia.
2
Berdasarkan waktu, konjungtivitis dibedakan menjadi Konjungtivitis akut, yaitu
konjungtivitis dengan awitan terpisah yang diawali dengan inflamasi unilateral,
kemudian diikuti dengan inflamasi mata kedua seminggu kemudian. !ama sakit
adalah kurang dari empat minggu. Konjungtivitis kronik, yaitu konjungtivitis dengan
lama sakit lebih dari tiga sampai empat minggu.
"
#eradangan konjungtiva $konjungtivitis% merupakan penyakit mata yang
paling umum di dunia dan dapat diderita tanpa dipengaruhi usia. #enyakit ini
bervariasi dari hiperemia ringan dengan berair mata sampai konjungtivitis berat
dengan banyak sekret purulen kental.
&
'i negara maju seperti (merika $2))*%, insidens rate konjungtivitis bakteri
sebesar 1"* per 1).))) penderita konjungtivitis bakteri baik pada anak-anak maupun
pada orang dewasa dan juga lansia. Konjungtivitis juga salah satu penyakit mata yang
paling umum di +igeria bagian timur, dengan insidens rate yaitu "2,,- dari ,&,
kunjungan di 'epartemen .ata (ba .etropolis, +igeria, pada tahun 2))& hingga
2))/.
&
'i 0ndonesia, konjungtivitis sering dihubungkan dengan higienitas. 0nsidensi
konjungtivitis di 0ndonesia berkisar 2-1*-. 'ata perkiraan jumlah penderita penyakit
mata di 0ndonesia adalah 1)- dari seluruh golongan umur penduduk per tahun dan
pernah menderita konjungtivitis. 'ata lain menunjukkan bahwa dari 1) penyakit mata
utama, konjungtivitis menduduki tempat kedua $,,1-% setelah kelainan refraksi
$2*,"*-%.
*
2ambaran klinis yang terlihat pada konjungtivitis bervariasi tergantung dari
agen penyebabnya, dapat berupa hiperemi konjungtiva bulbi $injeksi konjungtiva%,
lakrimasi, eksudat dengan sekret yang lebih nyata di pagi hari, pseudoptosis akibat
kelopak membengkak, kemosis, hopertrofi papil, folikel, membran, pseudomembran,
granulasi, flikten, mata merasa seperti adanya benda asing dan adenopati
preaulikular.
/
Berikut ini akan dijelaskan bentuk konjungtivitis kronis dengan kode 03' 1)
4 1).&.
.A. II
TINJAUAN %USTAKA
A. ANATO"I KONJUNGTIVA
Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak bagian
belakang merupakan membran mukosa tipis yang membatasi permukaan dalam dari
kelopak mata dan melipat ke belakang membungkus permukaan depan dari bola
mata, kecuali bagian jernih di tengah-tengah mata $kornea%. Bermacam-macam obat
mata dapat diserap melalui konjungtiva ini. .embran ini berisi banyak pembuluh
darah dan berubah merah saat terjadi inflamasi. Konjungtiva divaskularisasi oleh
arteri konjungtiva posterior dan arteri siliaris anterior, dipersarafi oleh nervus
trigeminus $+.5pthalmicus%. Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang
dihasilkan oleh sel goblet. .usin bersifat membasahi bola mata terutama kornea.
/
Gambar Anatomi Konjungtiva
Konjungtiva terdiri dari tiga bagian
1
a. Konjungtiva palpebralis menutupi permukaan posterior dari palpebra dan dapat
dibagi menjadi marginal, tarsal, dan orbital konjungtiva.
- .arginal konjungtiva memanjang dari tepi kelopak mata sampai sekitar 2mm
di belakang kelopak mata menuju lengkung dangkal, sulkus subtarsalis.
6esungguhnya merupakan 7ona transisi antara kulit dan konjungtiva
sesungguhnya.
- 8arsal konjungtiva bersifat tipis, transparan, dan sangat vaskuler. .enempel
ketat pada seluruh tarsal plate pada kelopak mata atas. #ada kelopak mata
bawah, hanya menempel setengah lebar tarsus. Kelenjar tarsal terlihat lewat
struktur ini sebagai garis kuning.
- 5rbital konjungtiva berada diantara tarsal plate dan forniks.
b. Konjungtiva bulbaris menutupi sebagian permukaan anterior bola mata. 8erpisah
dari sklera anterior oleh jaringan episklera dan kapsula 8enon. 8epian sepanjang
"mm dari konjungtiva bulbar disekitar kornea disebut dengan konjungtiva limbal.
#ada area limbus, konjungtiva, kapsula 8enon, dan jaringan episklera bergabung
menjadi jaringan padat yang terikat secara kuat pada pertemuan korneosklera di
bawahnya. #ada limbus, epitel konjungtiva menjadi berlanjut seperti yang ada
pada kornea.Konjungtiva bulbar sangat tipis. Konjungtiva bulbar juga bersifat
dapat digerakkan, mudah melipat ke belakang dan ke depan. #embuluh darah
dengan mudah dapat dilihat di bawahnya. 'i dalam konjungtiva bulbar terdapat sel
goblet yang mensekresi musin, suatu komponen penting lapisan air mata pre-
kornea yang memproteksi dan memberi nutrisi bagi kornea.
c. 9orniks 6 bagian transisi yang membentuk hubungan antara bagian posterior
palpebra dan bola mata. 9orniks konjungtiva berganbung dengan konjungtiva
bulbar dan konjungtiva palpebra. 'apat dibagi menjasi forniks superior, inferior,
lateral, dan medial forniks.
2ambar . (natomi Konjungtiva
!apisan epitel konjungtiva tediri dari dua hingga lima lapisan sel epitel
silinder bertingkat,superfisial dan basal. 6el epitel superfisial mengandung sel goblet
bulat atau oval yang mensekresi mukus. .ukus yang mendorong inti sel goblet ke
tepi dan diperlukan untuk dispersi lapisan air mata secara merata diseluruh prekornea.
6troma konjungtiva dibagi menjadi satu lapisan adenoid $superfisial% dan satu lapisan
fibrosa $profundal%. !apisan adenoid mengandung jaringan limfoid dan dibeberapa
tempat dapat mengandung struktur semacam folikel tanpa stratum germativum.
&
.. 41+INISI
Konjungtivitis adalah proses inflamasi akibat infeksi atau non-infeksi pada
konjungtiva yang ditandai dengan dilatasi vaskular, infiltrasi seluler, dan eksudasi.
#eradangan ini dapat terjadi pada konjungtiva palpebra, konjungtiva forniks, ataupun
konjungtiva bulbi.
"
Konjungtivitis kronik merupakan konjungtivitis yang berlangsung lebih dari
tiga sampai empat minggu.
"
#enyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia ringan dengan
mata berair sampai konjungtivitis berat dengan banyak sekret purulen kental.
&
C. 1TIO0OGI
6ama halnya dengan kornea, konjungtiva terpajan dengan lingkungan luar
seperti mikroorganisme dan faktor stress.
:
#ermukaan konjungtiva tidak steril karena
dihuni oleh flora normal. ;ntuk itu, terdapat mekanisme defensi alamiah seperti
komponen a<ueous yang melarutkan agen infeksius, mukus yang menangkap debris,
kedipan mata, perfusi yang baik, dan aliran air mata yang membilas konjungtiva. (ir
mata sendiri mengandung antibodi dan antibakterial yaitu immunoglobulin $0g( dan
0g2%, liso7im, dan interferon.
",,
0nflamasi dapat terjadi dengan kontak langsung
dengan patogen melalui tangan yang terkontaminasi, handuk, atau kolam renang.
6ecara garis besar, penyebab konjungtivitis adalah endogen $non-infeksius% atau
eksogen $infeksius%.
"
0nfeksius
- Bakterial
- Klamidia
- =iral
- >iketsia
- #arasitik
+on-infeksius
- (lergi
- (utoimun
- 8oksik $kimia atau iritan%
- #enyakit sistemik seperti sindrom 6teven-?ohnson
- 0ritasi persisten akibat produksi air mata yang kurang.
2
4. 1%I41"IO0OGI
Konjungtivitis adalah penyakit mata paling sering di dunia yang dapat terjadi
pada berbagai usia.
:
(kan tetapi, terdapat beberapa bentuk konjungtivitis tertentu
yang terjadi pada kelompok usia tertentu. #ada anak, sering terjadi
keratokonjungtivitis vernal, sedangkan keratokonjungtivitis atopik dan alergika sering
terjadi pada dewasa muda. 6ekitar 1-"- pengguna kontak lensa terkena
konjungtivitis papiler raksasa dan 1)- neonatus mengalami konjungtivitis dengan
berbagai penyebab. Konjungtivitis infeksius mengenai perempuan dan laki-laki
dengan insidens yang sama. +amun, konjungtivitis sicca lebih sering terjadi pada
perempuan. 6ebaliknya, keratokonjungtivitis vernal dan konjungtivitis akibat kimia
dan mekanik lebih sering terjadi pada pria.
"
1. G1JA0A 4AN TAN4A KONJUNGTIVITIS
;mumnya, konjungtivitis mengenai kedua mata dengan derajat keparahan
yang berbeda. 2ejala konjungtivitis adalah mata merah dengan produksi sekret yang
berlebih sehingga mata terasa lengket pada pagi hari setelah bangun tidur. 6elain itu,
pasien dapat mengalami sensasi benda asing, terbakar, atau gatal, serta fotofobia.
>asa nyeri yang muncul biasanya menandakan kornea juga terkena. 2ejala yang
dirasakan oleh pasien dapat bervariasi. 5leh karena itu, penting untuk mengenali
tanda dari konjungtivitis berupa
:

- 4iperemia mata tampak merah akibat dilatasi pembuluh darah. ?ika tanpa
disertai infiltrasi seluler, menandai iritasi seperti angin, matahari, dan
asap.
- @pifora lakrimasi yang berlebihan sebagai respons terhadap sensasi benda
asing dan iritan yang harus dibedakan dengan transudat. 8ransudat ringan
yang timbul akibat pelebaran pembuluh darah dapat bercampur dengan air
mata.
- @ksudasi kuantitas dan sifat eksudar $mukoid, purulen, berair, atau
berdarah% bergantung dengan etiologi penyakit.
- #seudoptosis jatuhnya kelopak bola mata karena infiltrasi pada otot
.uller yang dapat ditemukan pada konjungtivitis parah seperti
keratokonjungtivitis trakoma.
- 4ipertrofi papiler reaksi konjungtiva yang tidak spesifik berupa papil
berukuran kecil, halus, dan seperti beludru. #apil berwarna kemerahan
pada infeksi bacterial, sedangkan bentuk cobblestone ditemui pada
konjungtivitis vernal.
- Kemosis pembengkakan konjungtiva yang sering ditemukan pada
konjungtivitis alergika, bakterial $konjungtivitis gonokokus%, dan
adenoviral.
- 9olikel hiperplasia limfoid lokal konjungtiva yang terdiri dari sentrum
germinativum yang paling sering ditemukan pada infeksi virus. 6elain
infeksi virus, ditemui pula pada infeksi parasit dan yang diinduksi oleh
obat idoAuridine, dipivefrin, dan miotik.
- #seudomembran terbentuk akibat proses eksudatif dimana epitel tetap
intak ketika pseudomembran dibuang.
- Konjungtiva lignose terbentuk pada pasien yang mengalami
konjungtivitis membranosa berulang.
- 9likten diawali dengan perivaskulitis limfositik yang kemudian
berkembang menjadi ulkus konjungtiva. 6elain itu, flikten menandakan
reaksi delayed hipersensitivitas terhadap antigen microbial.
- !imfadenopati preaurikular pembesaran kelenjar getah bening yang dapat
disertai rasa nyeri pada infeksi akibat herpes simpleks, konjungtivitis
inklusi, atau trakoma.
Gambar Konjungtvitis, Mata tampak merah dengan dilatasi pembuluh darah
konjungtiva yang difus (injeksi konjungtiva).
+. %ATO+ISIO0OGI
Konjungtiva selalu berhubungan dengan dunia luar. Kemungkinan
konjungtiva terinfeksi dengan mikroorganisme sangat besar. #ertahanan konjungtiva
terutama oleh karena adanya tear film pada konjungtiva yang berfungsi untuk
melarutkan kotoran-kotoran dan bahan-bahan yang toksik kemudian mengalirkan
melalui saluran lakrimalis ke meatus nasi inferior. 'i samping itu tear film juga
mengandung beta lysine, lyso7ym, 0g(, 0g2 yang berfungsi untuk menghambat
pertumbuhan kuman. (pabila ada mikroorganisme patogen yang dapat menembus
pertahanan tersebut sehingga terjadi infeksi konjungtiva yang disebut konjungtivitis.
/
G. K0ASI+IKASI
Konjungtivitis folikularis kronis merupakan konjungtivitis yang sering
ditemukan pada anak-anak, dan tidak pernah terlihat pada bayi baru lahir kecuali
bila usia sudah beberapa bulan. Konjungtivitis folikularis kronis ditandai dengan
terdapatnya tanda khusus berupa benjolan kecil berwarna kemerah-merahan pada
lipatan retrotarsal. 9olikel yang terjadi merupakan reaksi konjungtiva terhadap
virus dan alergen toAik seperti iododioksiuridin, fisostigmin, dan klamidia. 9olikel
terlihat sebagai benjolan kecil mengkilat dengan pembuluh darah kecil diatasnya.,
yang pada pemeriksaan histologik berupa sel limfoid. 6etiap folikel ini merupakan
pusat germinatif tunggal limfoid.9olikel ini bisa diakibatkan trakoma akan
berdegenerasi yang akan membentuk jaringan parut.
/
9olikel yang didapat pada tarsus inferior anak dan orang dewasa sering dapat
dianggap normal.
/
Konjungtivitis kronis terdapat pada trakoma, toksis obat $kosmetik%, bakteri,
dan moluskum kontangiosum.
/
a. Tra78&a
8rakoma adalah salah satu bentuk konjungtivitis folikular kronik yang
disebabkan oleh 3hlamydia trachomatis. #enyakit ini dapat mengenai segala umur
tapi lebih banyak ditemukan pada orang muda dan anak-anak. 'aerah yang banyak
terkena adalah semenanjung Balkan. >as yang banyak terkena ditemukan pada ras
Bahudi, penduduk asli (ustralia dan 0ndian (merika atau daerah dengan higiene
yang kurang.
/
3ara penularan penyakit ini adalah melalai kontak langsung dengan sekret
penderita trakoma atau melalui alat-alat kebutuhan sehari-hari seperti handuk, alat-
alat kecantikan, dan lain-lain. .asa inkubasi rata-rata 1 hari $berkisar dari *-1* hari%.
/
6ecara histopatologik pada pemeriksaan kerokan konjungtivitis dengan
pewarnaan giemsa terutama terlihat reaksi sel-sel polimorfonuklear, tetapi sel plasma,
sel leber dan sel folikel $limfoblas% dapat juga ditemukan. 6el leber menyokong suatu
diagnosis trakoma tetapi sel limfoblas adalah tanda diagnostik yang penting bagi
trakoma. 8erdapat badan inklusi 4alber 6tatter-#rowa7eck di dalam sel epitel
konjungtiva yang bersifat basofil berupa granul, biasanya berbentuk cungkup seakan-
akan menggenggam nukleus. Kadang-kadang ditemukan lebih dari satu badan inklusi
dalam satu sel.
/
Keluhan pasien menyerupai konjungtivitis bakteri adalah fotopobia, gatal,
berair, eksudasi, edema palpebra, kemosis konjungtiva bulbaris, hipertrofi papil.
.enurut klasifikasi .ac 3allan, penyakit ini berjalan melali & stadium, yaitu
/
1. 6tadium 1 $hiperplasi limfoid% 8erdapat hipertrofi papil dengan folikel
yang kecil-kecil pada konjungtiva tarsus superior, yang memperlihatkan
penebalan dan kongesti pada pembuluh darah konjungtiva. 6ekret yang
sedikit dan jernih bila tidak ada infeksi sekunder. Kelainan kornea sukar
ditemukan tetapi kadang-kadang dapat ditemukan noevaskularisasi dan
keratitis epitelial ringan.
2. 6tadium 2 8erdapat hipertrofi papilar dan folikel yang matang $besar%
pada konjungtiva tarsus superior. #ada stadium ini ndapat ditemukan
pannus trakoma yang jelas. 8erdapat hipertrofi papil yang berat yang
seolah-olah mengalahkan gambaran folikel pada konjungtiva superior.
#annus adalah pembuluh darah yang terletak di daerah limbus atas dengan
infiltrat.
". 6tadium " 8erdapat parut pada konjungtiva tarsus superior yang terlihat
sebagai garis putih yang halus sejajar dengan margo palpebra. #arut
folikel pada limbus kornea disebut cekungan 4erbert. 2ambaran papil
mulai berkurang.
&. 6tadium & 6uatu pembentukan parut yang sempurna pada konjungtiva
tarsus superior hingga menyebabkan perubahan bentuk pada tarsus yang
dapat menyebabkan enteropion dan trikiasis.
#emeriksaan yang dilakukan pertama kali yaitu menemukan tanda dan gejala
dari trakoma. ;ntuk mengetahui adanya infeksi trakoma, dapat ditentukan jika
sedikitnya dua dari empat gejala terpenuhi
- 8erdapat lima atau lebih folikel pada tarsal konjungtiva superior
- #embentukan jaringan parut pada tarsal konjungtiva superior
- 8erdapat keratitis epitel pada limbus superior
- (danya pannus.
#engobatan trakoma dengan tetrasiklin 1-1,* grChari peroral diberikan dalam &
dosis selama "-& minggu, doAycyclin 1)) mg peroral 2A sehari selama " minggu atau
erythromycin 1 gChari peroral dibagi dalam & dosis selama "-& minggu. #encegahan
dilakukan dengan higiene yang baik, makanan yang bergi7i. #enyulit trakoma adalah
enteropion, trikiasis, simblefaron, kekeruhan kornea dan AerosisCkeratitis sika.
/
'. K8(9!()ti:itis T87si7
Konjungtivitis toksik merupakan konjungtivitis yang terjadi akibat iritasi
kronis oleh benda asing pada mata. #enyakit ini dapat terjadi pada satu mata
$unilateral%, dapat pula bilateral, tergantung bagian yang terpajan. 2ejalanya dapat
berupa rasa gatal, berair, dan rasa terbakar. 'ari pemeriksaan didapatkan injeksi
konjungtiva palpebra dan bulber, kemosis, folikel dan papil pada konjungtiva
palpebra superior dan atau inferior, serta tidak ditemukannya pembesaran kelenjar
preaurikuler.
*
'ari anamnesis didapatkan riwayat penggunaan obat mata topical yang lama.
8erjadinya konjungtivitis ini disebabkan adanya hiperreaksi sistem imun terhadap
alergen, seperti obat-obat topical, lensa kontak, debu, ketombe dan lain-lain. (lergen
ini kemudian menyebabkan degranulasi sel mast yang kemudian melepaskan
mediator-mediator vasoaktif, termasuk histamin $berperan dalam meningkatkan
permeabilitas vaskuler, vasodilatasi, dan sekresi mukus%.
*
#enanganannya bersifat simptomatik, berupa kompres dingin, air mata buatan,
dan salep mata penyejuk. 'ekongestan topical bisa diberikan sebagai vasokontriksi,
mengurangi hiperemis, kemosis dan gejala lainnya karena obat ini bisa mengurangi
pelepasan mediator dari pembuluh darah ke jaringan. (ntihistamin oral dan topical
juga bermanfaat untuk mengurangi gejala akut.
1)
-. 78(9!()ti:itis f8li7!ler :iral 7r8(i7
0nfeksi Molluscum contagiosum, ditandai dengan konjungtivitis folikular
unilateral kronik, keratitis superior, dan pannus superior. !esi berbentuk nodul bulat,
waAy, berwarna putih mutiara, dengan pusatnya bertangkai.
:
Gambar . (A) Konjungtivitis folikular dengan lesi molluscum (!) lesi molluscum
pada konjungtiva bulbar (") lesi molluscum ekstensif pafa pasien #$%
&
Blefarokonjungtivitis viral merupakan infeksi oleh varicella dan herpes 7oster,
ditandai dengan konjungtivitis hiperemis, lesi erupsi vesikular sepanjang cabang
optalmika dari nervus trigeminalis. !esi berbentuk papil, kadang folikel,
pseudomembran, dan vesikel. !esi varicella dapat muncul pada kulit disekitar mata.
:
2ejala klinis yang mungkin muncul pada konjungtivitis viral adalah sebagai
berikut
:
1. 5dem kelopak mata dan limfadenopati preaurikular,
2. Konjungtiva hiperemis dan muncul folikel,
". 0nflamasi berat dapat diasosiasikan dengan adanya perdarahan konjungtiva
$umumnya ptekie%, chemosis, membran, dan pseudomembran.
&. (danya jaringan parut yang dapat timbul akibat resolusi pseudomembran
atau membrane
*. ;veitis anterior ringan, namun jarang terjadi
Konjungtivitis viral bisa berkembang menjadi kronis hingga menimbulkan
blefarokonjungtivitis. Komplikasi lainnya dapat berupa timbulnya pseudomembran,
jaringan parut, keterlibatan kornea, serta muncul vesikel pada kulit.
:
#enatalaksanaannya yaitu mengurangi resiko transmisi dengan menjaga
kebersihan tangan, mencegah menggaruk mata, tidak menggunakan handuk bersama,
disinfeksi alat-alat kedokteran setelah digunakan pada pasien yang terinfeksi
menggunakan sodium hipoklorit, povidone-iodine. 'apat ditatalaksana dengan eksisi
nodul atau krioterapi. 'iberikan antibiotik dan steroid topikal, seperti prednisolone
),*- &Asehari pada konjungtivitis pseudomembranosa atau membranosa.

;ntuk
infeksi =aricella 7oster, acyclovir oral dosis tinggi $:))mg *A sehari selama 1) hari%
diberikan jika progresi memburuk. #ada keratitis herpetik dapat diberika acyclovir
"- salep *AChari selama 1) hari, atau acyclovir oral &))mg *AChari selama 1 hari.
:
#engobatannya biasanya simptomatik dan antibiotik untuk mencegah infeksi
sekunder.
/
*. K8(9!()ti:itis 'a7terial 7r8(i7
Konjungtivitis yang disebabkan bakteri dapat saja akibat infeksi gonokokus,
meningokokus, 6taphylococcus aureus, 6treptococcus pneumoniae, 4emophilus
influen7a dan @scherichia coli.
/
.emberikan gejala sekret mukopurulen dan purulen, kemosis konjungtiva,
edem kelopak, kadang-kadang disertai keratitis dan blefaritis. Konjungtivitis bakteri
ini mudah menular, pada satu mata ke mata sebelahnya dan menyebar ke orang lain
melalui benda yang dapat menyebarkan kuman.
/
Konjungtivitis bakterial kronik terjadi pada pasien dengan obstruksi duktus
nasolakriminal dan dakriosistitis kronik. 'isamping itu, blefaritis bacterial kronik
atau disfungsi kelenjar meibom juga dapat menyebabkan konjungtivitis kronik.
:
6ebagian besar diagnosis dapat ditegakkan dengan tanda dan gejala. 5leh
karena itu, pemeriksaan laboratorium dilakukan apabila konjungtivitis tidak responsif
terhadap antibitotik. (dapun pemeriksaan yang dilakukan adalah pewarnaan 2ram
untuk mengidentifikasi mikroorganisme penyebab. #ewarnaan 2iemsa bertujuan
untuk mengidentifikasi tipe sel dan morfologi. Kerokan konjungtiva dan kultur
dianjurkan apabila terdapat sekret purulen, membranosa, atau pseudomembranosa.
",:
#ada infeksi staphylococcal dapat terbentuk blefaritis marginal kronik. 6elain
itu, konjungtivitis pseudomembranosa dan membranosa akan menimbulkan sikatriks
dalam proses penyembuhan, dan lebih jarang menyebabkan ulkus kornea. ;lkus
kornea marginal mempermudah infeksi ' gonorrhoeae, ' kochii, ' meningitidis, #
aegyptius, ( aureus, dan M catarrhalis. (pabila produk toksik ' gonorrhoeae
menyebar pada bilik mata depan, akan terjadi iritis toksik.
:
8erapi empiris didahulukan sebelum hasil tes sensitivitas antibiotik tersedia.
(dapun terapi empiris yang dapat diberikan adalah #olytrim dalam bentuk topical.
6ediaan topikal yang diberikan dalam bentuk salep atau tetes mata adalah seperti
gentamisin, tobramisin, aureomisin, kloramfenikol, polimiksin B kombinasi dengan
basitrasin dan neomisis, kanamisis, asam fusidat, ofloksasin, dan asidamfenikol.
Kombinasi pengobatan antibiotik spektrum luas dengan deksametason atau
hidrokortison dapat mengurangi keluhan yang dialami oleh pasien lebih cepat.
",:
+amun, apabila hasil mikroskopik menunjukkan bakteri gram-negatif
diplokokus seperti neisseria, maka terapi sistemik dan topikal harus diberikan
secepatnya. 6eftriakson 1 g, dosis tunggal intramuscular, diberikan apabila tidak
mengenai kornea. ?ika ada keterlibatan kornea, maka diberikan seftriakson 1-2 gChari
secara parenteral selama * hari. #emberian obat tersebut diikuti dengan doksisiklin
1)) mg dua kali sehari atau eritromisin *)) mg empat kali sehari selama 1 minggu.
#ada konjungtivitis kataral kronik, diberikan antibiotik topikal seperti kloramfenikol
atau gentamisin diberikan "-& kaliC hari selama dua minggu untuk mengeliminasi
infeksi kronik.
:,11
6elain itu, eksudat dibilas dengan larutan saline pada konjungtivitis purulen
dan mukopurulen akut. ;ntuk mencegah penyebaran penyakit, pasien dan keluarga
diedukasi untuk memerhatikan kebersihan diri.

0nfeksi kronik membutuhkan terapi
yang adekuat untuk dapat pulih. 5leh karena konjungtiva dapat menjadi port d)entry,
maka septikemia dan meningitis menjadi komplikasi dari konjungtivitis
meningococcal.
:
.A. III
K1SI"%U0AN
Konjungtivitis adalah proses inflamasi akibat infeksi atau non-infeksi pada
konjungtiva yang ditandai dengan dilatasi vaskular, infiltrasi seluler, dan eksudasi.
#eradangan ini dapat terjadi pada konjungtiva palpebra, konjungtiva forniks, ataupun
konjungtiva bulbi. Konjungtivitis kronik merupakan konjungtivitis yang berlangsung
lebih dari tiga sampai empat minggu.

2ejala konjungtivitis adalah mata merah dengan produksi sekret yang
berlebih, sensasi benda asing di mata, terbakar, atau gatal, serta fotofobia. 8anda dari
konjungtivitis berupa hiperemia, epifora, eksudasi, pseudoptosis, hipertrofi papiler,
kemosis, folikel, pseudomembran, konjungtiva lignose, flikten, limfadenopati
preaurikular.
'iagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik serta
pemeriksaan penunjang. #enatalaksanaan sesuai dengan etiologi konjungtivitis.
#enanganan yang baik akan memberikan prognosis yang baik pula.
4A+TAR %USTAKA
1. 6hakira 02, (7har .B, Dainul 6. Karakteristik Klinis dan 'emografis
#enderita Konjungtivitis yang Berobat. >umah 6akit ;mum 'aerah >aden
.attaher ?ambi. 2)12.
2. (nonymous. #edoman 'iagnosis dan 8erapi. BagianC6.9 0lmu #enyakit
.ata. @disi 000. 6urabaya >umah 6akit ;mum 'okter 6oetomo, 2))/.
". !ang 2K. 3onjunctiva. 0n !ang ophthalmology. +ew Bork 8hiemeE 2))).
&. 4utagalung #B, 4iswani, ?emadi. Karakteristik #enderita Konjungtivitis
>awat ?alan di >6;' '>.#irngadi .edan 8ahun 2)11. 9akultas Kedokteran
;niversitas 6umatera ;tara. 2)11.
*. =aughan '2, (sbury 8, @va #>. Konjungtiva. 'alam *ftalmologi +mum
@disi 1&. ?akarta Fidya .edika, 2))). p ,,-121
/. 0lyas, 6. $lmu ,enyakit Mata. @disi ke-&. ?akarta Balai #enerbit 9K;0, 2)1".
1. #ut7, >. G #abst >. 6obotta. ?ilid 1. @disi 21. ?akarta @23, 2))).
:. 9errer 9?2, 6chwab 0>, 6hetlar '?. 3onjunctiva. $n =aughan and (sburyHs
2eneral 5phthalmology.1/
th
ed. ;6( .c.2raw-4ill companiesE 2))1.
,. 6chlote 8, >ohrbach ?, 2rueb ., .ielke ?. #ocket atlas of ophthalmology.
+ew Bork 8hiemeE 2))/.
1). >adjamin, >.K.8., dkk. Konjungtivitis. 'alam 0lmu #enyakit .ata. (irlangga
;niversity #ress, 6urabaya /2-/.
11. Khurana (K. 3omprehensive ophtalmology. &
th
edition. +ew 'elhi +ew
(ge #ublishersE 2))1

Anda mungkin juga menyukai

  • Daftar Obat
    Daftar Obat
    Dokumen3 halaman
    Daftar Obat
    Afrilya Christy Sitepu
    Belum ada peringkat
  • Timbal
    Timbal
    Dokumen26 halaman
    Timbal
    Afrilya Christy Sitepu
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka Forensik
    Daftar Pustaka Forensik
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka Forensik
    Afrilya Christy Sitepu
    Belum ada peringkat
  • Timbal
    Timbal
    Dokumen26 halaman
    Timbal
    Afrilya Christy Sitepu
    Belum ada peringkat