Anda di halaman 1dari 32

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Ilmu kimia memiliki peranan penting dalam kehidupan kita. Ilmu
kimia telah menghantarkan produk-produk baru yang sangat
bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Dalam
kehidupan sehari-hari, kita tak pernah lepas dari bahan-bahan
kimia. Bahan-bahan kimia tersebut meliputi bahan untuk kebutuhan
makanan, industri, kesehatan dan untuk menjaga kebersihan serta
memberi kenyamanan.
Dengan berkembangnya penggunaan bahan-bahan kimia
dalam kehidupan sehari-hari, maka sudah seharusnya kita
mengetahui dan mempelajari bahan-bahan kimia apa saja yang
berbahya dan yang tidak berbahaya. Selain itu yang penting untuk
diketahui adalah jenis-jenis reaksi kimia terutama dalam bidang
kesehatan, farmasi, dan industri, yang membutuhkan suatu
ketilitian yang tinggi dalam mereaksikan suatu zat dengan zat lain
agar bisa menghasilkan produk yang bermanfaat dan berkualitas
sebagai contoh yaitu dalam pembuatan obat-obatan, makanan,
sabun dan berbagai jenis produk lainnya yang dapat memberikan
dampak buruk apabila terjadi kesalahan atau kekeliruan dalam
mereaksikan sebuah bahan kimia yang menjadi komposisi produk
tersebut.
Reaksi kimia merupakan pusat perhatian dari ilmu kimia
sehingga defenisi reaksi kimia itu perlu untuk kita ketehui. Reaksi
kimia merupakan kondisi ketika terdapat dua zat atau lebih
dicampur dalam kondisi yang tepat. Reaksi kimia merupakan suatu
perubahan yang melibatkan pemutusan dan pembentukan ikatan
kimia. Pemutusan ikatan kimia menyebabkan zat-zat pereaksi
terpisah menjadi atom-atomnya. Atom-atom ini akan disusun dan

110
1

sebelum bergabung kembali membentuk ikatan kimia dalam zat-zat
produk reaksinya. senyawa awal yang terlibat dalam reaksi (bagian
kiri) disebut reaktan, di sebelah kanan disebut produk. Adapun
tanda-tanda yang dapat diketahui pada saat terjadi reaksi kimia
seperti terjadinya perubahan warna, perubahan suhu, terbentuk
endapan, menghasilkan gas. Selain itu kita juga perlu memehami
berbagai jenis reaksi kimia yang terjadi di lingkungan kita sehari-
hari.
Berdasarkan uraian tersebut dilakukanlah percobaan Reaksi
Kimia.

1.2. Manfaat dan Tujuan Percobaan
1.2.1. Maksud Percobaan
Mengetehui dan memahami jenis dan proses
terjadinya reaksi kimia pada larutan sampel.

1.2.2. Tujuan Percobaan
1. Menentukan proses reaksi kombinasi yang terjadi pada
sampel.
2. Menentukan proses reaksi dekomposi yang terjadi pada
sampel.
3. Menentukan proses reaksi substitusi yang terjadi pada
sampel.
4. Menentukan proses reaksi methatesis yang terjadi pada
sampel.
1.3. Prinsip Percobaan
1. Penentuan reaksi kombinasi dengan mereaksikan Aluminium
foil dengan cara dibakar lalu direndam dalam air.
2. Penentuan reaksi dekomposisi dengan mereaksikan Kalsium
Iodida (KI) dengan cara dipanaskan lalu didinginkan kemudian
ditambahkan 5 ml Aquadest dan 10 tetes AgNO
3
0,1 M.
1

3. Penentuan reaksi substitusi dengan mereaksikan logam besi
(Fe) dengan menambahkan beberapa larutan (H
2
O, HCl, &
KNO
3
).
4. Penentuan reaksi methatesis dengan mereaksikan larutan NaCl
0,1 M dengan KNO
3
dan AgNO
3
, larutan HCl dengan NaOH dan
Na
2
CO
3,
larutan NaOH dengan Fe(NO
3
)
3
dan Cu(NO
3
)
2,
larutan
Pb(NO
3
)
2
dengan K
2
CrO
4
dan larutan BaCl dengan KNO
3.





















1

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Umum
Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu
menghasilkan perubahan senyawa kimia. Senyawa ataupun
senyawa-senyawa awal yang terlebar dalam reaksi disebut reaktan.
Reaksi kimia biasanya dikarakteristikkan dengan perubahan kimiawi,
dan menghasilkan satu atau lebih produk yang biasanya memiliki
ciri-ciri yang berbeda dari reaktan. Secara klasik, reaksi kimia
melibatkan perubahan yang melibatkan pergerakan elektron dalam
pembentukan atau pemutusan ikatan kimia, walaupun pada
dasarnya konsep umum reaksi kimia juga dapat diterapkan pada
transformasi partikel-partikel elementer seperti pada reaksi nuklir.
(Hadjana Pubjuatinaja Ketman. 2009 : 143)
1. Jenis-jenis reaksi kimia
Beragamnya reaksi-reaksi kimia dan pendekatan-
pendekatan yang dilakukan dalam mempelajarinya melibatkan
yang sering kali tumpah-tindih. Di bawah ini adalah jenis reaksi
kimia yang dikenal secara umum, yaitu:
a. Reaksi kombinasi
Reaksi kombinasi adalah reaksi dua atau lebih zat (baik
unsur atau senyawa) yang bereaksi membentuk satu hasil
reaksi. Beberepa jenis reaksi kombinasi adalah sebagai
berikut:
1) Logam + bukan logam senyawa binner
Contoh : 4Al
(l)
+ 3O
2(g)
2Al
2
O
3(p)
2) Bukan logam + oksigen oksidasi bukan logam
Contoh : 2C
(p)
+ O
2(g)
2CO
(g)
3) Oksidasi logam + air hidroksida logam (basa)
Contoh : CaO
(l)
+ H
2
O Ca(OH)
2
(ion)

113
1

4) Oksidasi bukan logam + oksidasi logam garam
Contoh : CaO
(l)
+ SO
2(g)
CaSO
3(p)
5) Oksidasi bukan logam + air asam oksi
Contoh : SO
3
+ H
2
O H
2
SO
4
6) Oksidasi logam adalah anhidrida basa
7) Oksidasi bukan logam adalah anhidrasi asam
(Drs. Tene Maria Kaswat.1999:45)
b. Reaksi penguraian (Dekomposisi)
Suatu bentuk dua atau lebih zat baru, yang hasilnya
bisa unsur atau senyawa. Beberapa jenis dekomposisi
sebagai berikut :
1) Dekomposisi termal (dekomposisi karena panas) yaitu
senyawa yang dipanaskan terurai menjadi zat cair.
Contoh :
a) Lilin yang menyala akan terurai menjadi uap air dan
karbondioksida.
b) Kalsium karbonat akan terurai menjadi kalsium oksida
dan karbondioksida.
2) Dekomposisi elektrolis (dekomposisi karena aliran listrik),
yaitu aliran listrik menyebakan senyawa terelektrolisis.
Contoh :
a) Penguraian air menjadi gas oksigen dan gas
hydrogen.
b) Pelelehan garam natrium klorida menjadi natrium dan
gas kloris persamaan : air listrik hydrogen + oksigen.
3) Dekomposisi cahaya, cahaya dapat menyebabkan suatu
zat terurai.
Contoh : Penguraian perak bromida menjadi perak bromin,
persamaan perak cahaya + perak bromin.
(Drs. Tine Maria Kaswat . 1999 : 45)

1

c. Reaksi pertukaran
Kebanyakan dari jenis reaksi. Pereaksi adalah logam
yang akan menggantikan ion logam yang lain dari larutan.
Logam yang menggantikan harus lebih aktif dari logam yang
diganti. Deret keaktifan logam disebut deret volta . Li, K, Ba,
Ca, Na, Mg, Al, Mn, Zn, Cr, Fe, Cd, Ni, Sn, Pb, H, Cu, Hg,
Ag, Pt, Au.
Keterangan : semakin ke kanan semakin kurang aktif. Logam
yang terletak disebelah kiri H dapat bereaksi dengan asam
kuat encer menghasilkan gas hydrogen.
Contoh :
1) Fe + CuSO
4
FeSO
4
+ Cu
2) Zn + 2HCl ZnCl + H
2
Reaksi pertukaran dapat juga terjadi pada deret bukan logam
misalnya deret halogen: F, Cl, Br, I
Contoh :
1) Cl
2(aq)
+ 2 Na
(aq)
2 NaCl
(aq)
+ Br
2
2) I
2
+ 2NaBr
( Tine Mario Kaswat. 1999: 46 )
d. Reaksi methatesis (reaksi pertukaran ganda)
Reaksi perpindahan rangkap menyangkut suatu
larutan dan pertukaran dari anion dan kationnya.
Contohnya :
AgNO
3(aq)
+ NaCl
(aq)
AgCl + NaNO
3
NO
3
-
dan Cl
-
bergabung dengan Ag
+
membentuk AgCl yang
tidak larut.
Adapun pendukung dalam reaksi methatesis adalah
berupa terbentuk endapan, gas, elektrolit lemah. Tidak
hanya endapan garam larutan. Larutan pereaksi
dicampurkan tergantung dari konsentrasi ion yang
membentuk garam tersebut. Bila konsentrasi ion cukup
1

banyak untuk membentuk campuran Reaksi menjadi jenuh
terhadap kelarutan garam tersebut maka akan terbentuk
endapan.
(Drs. Tine Maria Kaswat.1999:46)
e. Reaksi netralisasi
Reaksi netralisasi terjadi pada suatu asam oksida
bereaksi dengan basa atau oksida basa membentuk garam
air. Bila tidak terbentuk air maka reaksinya antara oksida
asam dan oksida basa sama dengan reaksi penggabungan.
Macam-macam reaksi netralisasi :
1) Asam + basa garam + air
Contoh : HCl + NaOH NaCl + H
2
O
2) Oksida logam + asam asam + air
Contoh : CaO + 2HCl H
2
O + CaCl
2

3) Oksida asam + oksida basa garam
Contoh : MgO + SO
3
MgSO
4

4) Amonia + asam garam ammonia
Contoh : NH
3
+ HCl NH
4
Cl
(Drs. Tine Maria Kaswat.1999:47)
2. Tanda tanda reaksi kimia
a. Terjadi perubahan warna
Pada reaksi kimia reaktan diubah menjadi produk.
Perubahan yang terjadi dapat disebabkan adanya pemutusan
ikatan. Ikatan antar atom reaktan dan pembentuk ikatan.
Ikatan baru yang membentuk produk. Untuk memutuskan
diperlukan energi untuk membentuk ikatan baru, dilepaskan
sejumlah energi. Jadi pada reaksi kimia terjadi perubahan
energi. Reaksi kimia yang menghasilkan energi dalam bentuk
panas disebut dengan Reaksi eksotermis.
(H. Ralph Suminar Petrussi.1999:74)

1

b. Terjadi perubahan suhu
Pada reaksi kimia, reaktan diubah menjadi produk
perubahan yang terjadi dapat disebabkan adanya pemutusan
ikatan-ikatan antar atom pereaksi dan pembentukan ikatan-
ikatan baru yang membentuk produk, untuk memutuskan
ikatan diperlukan energi. Reaksi kimia yang menyerap energi
disebut reaksi endotermis. Pada reaksi eksotermis, terjadi
perpindahan energi panas dari lingkungan ke sistem. Pada
reaksi endotermis terjadi perpindahan energi panas dari dari
lingkungan ke sistem
(H. Ralph Suminar Petrussi.1989:74)
c. Terjadi pembentukan endapan
Ketika mereaksikan dua larutan dalam sebuah tabung
Reaksi, kadang-kadang terbentuk suatu senyawa yang tidak
larut, berbentuk padat dan terpisah dari larutannya. Padatan
tersebut disebut dengan endapan.
(H. Ralph Suminar Petrussi.1989:74)
d. Terjadi pembentukan gas
Secara sederhana, dalam Reaksi kimia adanya gas
yang terbentuk ditunjukkan dengan adanya gelembung-
gelembung dalam larutan yang direaksikan. Adanya gas
dapat diketahui dari baunya yang khas.
(H. Ralph Suminar Petrussi.1989:74)
Lambang-lambang yang menyatakan suatu Reaksi kimia
disebut dengan persamaan kimia. Dalam penulisan persamaan
Reaksi diperlukan dua langkah:
a. Nama-nama pereaksi dan hasil Reaksi ditulis, hasil tersebut
disebut persamaan sebutan.
Contoh : Nitrogen oksida + Oksigen Nitrogen dioksida.
b. Sebagai pengganti nama zat dipenguraian rumus-rumus kimia
hasil disebut persamaan kerangka.
1

Contoh : NO + O
2
NO
2
(Tim. Dosen UNHAS : 2001 : 18 )
3. Menyetarakan persamaan kimia.
Secara umum kita dapat menyetarakan pesamaan kimia melalui
beberapa tahap sebagai berikut.
a. Inditifikasi semua reaktan dan produk, kemudian tulis rumus
melekul yang benar, masing-masing dari sisi kiri dan kanan dari
persamaan.
b. Setarakan persamaan tersebut dengan mencoba berbagai
koefisien yang berbeda jumlah atom dari tiap unsur pada kedua
sisi persamaan kita agar dapat mengubah koefisien tetapi
subkribnya tidak boleh diubah perubahan tubkrip langka dalam
rumus molekul akan mengubah identitas dari senyawa.
Misalnya : 2 No
2
berarti 2 molekul nitrogen dioksida, tetapi nilai
kita lipat duakan subkripnya dan memperoleh H
2
O
4
yaitu
dinitrogen tetraoksida, senyawa yang berbeda.
c. Pertama-tama, carilah unsure yang muncul hanya satu kali pada
tiap sisi. Rumus molekul yang mengandung unsure-unsur yang
mempunyai koefisien yang sama. Karena itu, tidak perlu
mengubah koefisien unsure-unsur tersebutn pada saat ini.
Kemudian, carilah unsur-unsuur yang muncul hanya
sekali pada tiap sisi persamaan tetapi mempunyai jumlah atom
yang beda. Unsur-unsur ini harus disetarakan. Akhirnya,
disetarakan unsur-unsur yang muncul pada dua atau lebih pada
sisi persamaan yang sama.
( Raymond Chang. 2005 : 71 )





1

2.2. Uraian Bahan
a. Aluminium foil ( Dirjen POM, 1979 : 639 )
Nama Resmi : ALUMINII
Nama Lain : Aluminium, Aluminium Foil
Rumus Molekul : Al
Berat Molekul : 26,92
Pemerian : Warna keperakan, tidak berbau, tidak
berasa.
Kelarutan : Tidak larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaannya : Sebagai reaktan dalam reaksi kombinasi

b. Kl ( Dirjen POM.1979:330 )
Nama resmi : KALLI IODIDUM
Nama lain : Kalium iadida, potassium iodide
Rumus molekul : Kl
Berat molekul : 166,00
Rumus bangun : K-I
Pemerian : Hablur heksahedral, transparan atau
tidak berwarna, opak dan putih atau
serbuk butiran putih higroskopik.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, lebih
muda larut dalam air mendidih, larut
dalam etanol (95%) P, mudah larut
dalam gliserol P.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : sebagai reaktan dalam percobaan reaksi
dekomposisi



1

c. Aquadest ( Dirjen POM.1979:96)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : air suling, aquadest, aqua depurate, air
murni
Rumus molekul : H
2
O
Berat molekul : 18,02
Rumus bangun : H-0-H
Pemerian : cairan jernih, tidak berbauh, tidak
berwarna
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : pelarut dan sampel

d. AgNO
3
( Dirjen POM.1979 : 97 )
Nama resmi : ARGENTI NITRAS
Nama lain : perak nitrak, argentrum nitrak
Rumus molekul : AgNO
3
Berat molekul : 169,87
Pemerian : hablur transparan atau serbuk hablur
berwarna putih, tidak berbau, menjadi
gelap jika kena cahaya
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, lebih
mudah larut,larut dalam etanol (95%) P.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung
dari cahaya.
Kegunaan : pereaksi dalam percobaan dekomposisi
dan methatesis.

e. HCl ( Dirjen POM.1979:53 )
Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama lain : asam hidroklorida, asam klorida, asam
garam, acidum, hydro-chloricum
1

Rumus molekul : HCl
Berat molekul : 36,46
Rumus bangun : H-Cl
Pemerian : cairan tidak berwarna, berasap, bau
merangsang.
Kelarutan : sangat larut dalam air, larut dalam
etanol
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : reaktan dalam percobaan Reaksi
substitusi

f. KN0
3
( Dirjen.POM.1979:691 )
Nama resmi : KALII NITRAS
Nama lain : Kalium nitrak, potassium nitrak
Rumus molekul : KNO
3

Berat molekul : 101,1032
Rumus bangun : [K
+
] [NO
3
-
]
Pemerian : hablur tidak berwarna, tidak berbau,
rasa dingin dan asing.
Kelarutan : Larut dalam 3,3 bagian air
Kegunaan : Reaktan dalam percobaan reaksi
substitusi dan methatesis.

g. NaCl ( Dirjen.POM.1979:403 )
Nama resmi : NATRI CHLORIDUM
Nama lain : Garam dapur, natrium klorida, isotonus
Rumus molekul : NaCl

Berat molekul : 58,44
Rumus bangun : Na-Cl
Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk putih,
berasa asing
1

Kelarutan : Larutan dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7
bagian air mendidih, lebih kurang 10
bagian gliserol, sukar larut dalam etanol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Reaktan pada proses methatesis.

h. NaOH (Dirjen. POM.1979:412 )
Nama resmi : NATRII HYDROXYDUM
Nama lain : Natrium hidroksida, sodium hidroksida
Rumus molekul : NaOH

Berat molekul : 40,00
Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur
atau keeping, kering, keras, rapuh dan
menunjukkan susunan hablur, putih.
Mudah meleleh besah, sangat alkali dan
korosif. Segera menyerap
karbondioksida.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam
etanol (95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Reaktan dalam proses methatesis

i. Na
2
CO
3
(Dirjen.POM.1979:400)
Nama resmi : NATRII CARBONAS
Nama lain : Natrium karbonat, sodium karbonat
Rumus molekul : Na
2
CO
3

Berat molekul : 124,00
Pemerian : Hablur tidak berwarna, atau serbuk
hablur putih.
1

Kelarutan : Larutan dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7
bagian air mendidih, lebih kurang 10
bagian gliserol, sukar larut dalam etanol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Reaktan pada proses methatesis.

j. Fe (NO
3
)
3
(Dirjen POM 1979:139)
Nama resmi : FERROS NITRAS
Nama lain : Besi III Nitrat
Rumus molekul : Fe (NO
3
)
3
Berat molekul : 242
Pemerian : Serbut putih
Kelarutan : Larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Reaktan dalam proses methatesis

k. C
u
(NO
3
)
2
(wikipedia .org./wiki/cooper II nitrat)
Nama Resmi : COPPER (II) NITRATE
Nama lain : Tembaga (II) nitrat,cuprie nitrate
Rumus molekul : C
u
(NO
3
)
2

Berat molekul : 187,558
Pemerian : Hablur, kristal biru, higroskopis
Kegunaan : Pereaksi dalam reaksi methatesis

l. Pb (NO
3
)
2
(Dirjen POM 1979:733)
Nama resmi : PLUMBI NIITRAS
Nama lain : Timbal (II) Nitrat
Rumus Molekul : Pb (NO
3
)
2

Berat molekul : 331,1998
Pemerian : Serbuk, kuning, jingga, pucat atau
merah bata pucat, tidak berbau
1

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan etonal
(95%), larut dalam asam asetat
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Reaktan dalam proses methatesis

m. K
2
CrO
4
(dirjen POM 1979:690)
Nama resmi : KALI KROMAT
Nama Lain : Kalium kromat
Rumus molekul : K
2
CrO
4
Berat molekul : 194,1902
Rumus bangun : 2[K
+
][CrO
4
2-
]
Pemerian : Massa, hablur, kuning
Kelarutan : Larut dalam air (70 gram/l 20
0
C)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Reaktan dalam proses methatesis

n. BaCl
2
( Dirjen POM 1979:656)
NamaResmi : BARII CLORIDUM
Nama lain : Barium klorida
Rumus molekul : BaCl
2

Berat molekul : 261,35
Rumus bangun : Hablur, tidak bewarna
Pemerian : Larut dalam 5 bagian air
Penympanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Reaktan dalam proses methatesis






1

o. Fe (Dirjen POM 1979:762)
Nama Resmi : FERRI
Nama Lain : Besi, Ferum
Rumus molekul : Fe
Berat molekul : 56
Pemerian : Keperakan
Kelarutan : Tidak larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai reaktan dalam proses substitusi


1

BAB III
METODE KERJA
3.1. Alat dan Bahan
3.1.1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada saat praktikum adalah
gelas ukur, kamera, korek api, penjepit, pinset, pipet tetes, rak
tabung reaksi, sendok tanduk, spiritus, tabung reaksi.
3.1.2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada saat praktikum
AgNO
3
0,1 M, Aluminium foil, aquadest, BaCl
2
0,1 M,
Cu(NO
3
)
2
0,1 M, Fe, Fe(NO
3
)
2
0,1 M, HCl 0,1 M, KI 0,5 gram,
K
2
CrO
4
0,1 M, KNO
3
0,1 M, NaOH 0,1 M, NaCl 0,1 M, Na
2
CO
3
0,1 M, Pb(NO
3
)
2
0,1 M
3.1. Cara kerja
1. Reaksi kombinasi
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan
b. Diambil aluminium foil sebesar 2 cm
c. Dijepit aluminium foil dengan penjepit
d. Dibakar aluminum foil hingga berubah warna
e. Diamati, dicatat dan difoto
f. Direndam dalam aquadest, aluminium foil yang sudah
mengalami pembakaran diamati dan difoto hasil
pengamatannya
2. Reaksi dekomposisi
a. Disiapka alat dan bahan yang akan di gunakan
b. Diamati KI secukupnya dan dimasukan ke dalam tabung
Reaksi
c. Dipanaskan dengan pembakar spritus
d. Diamati apa yang terjadi kemudian didinginkan
e. Ditambahkan 5 ml aquades, 10 tetes AgNO
3
O,1 M
f. Diamati dan dicatat hasilnya

17
1

3. Reaksi subsitusi
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Diisi H
2
O, HCl, KNO
3
kedalam 3 tabung Reaksi yang berisi Fe
c. Disimpan dirak tabung Reaksi
d. Diamati ddan dicatat hasiknya
4. Reaksi metatesis
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dengan 8
tabung reaksi
b. Diisi NaCl + KNO
3
kedalam tabung Reaksi pertama
c. Diisi NaCl + AgNO
3
kedalam tabung Reaksi ke dua
d. Diisi HCl + NaOH kedala tabung Reaksi ke tiga
e. Diisi HCl + Na
2
CO
3
kedalam tabung Reaksi ke empat
f. Diisi NaOH + Fe(NO
3
)
3
kedalam

ketabung Reaksi ke lima
g. Diisi NaOH + Cu(NO
3
)
2
kedalam tabung Reaksi ke enam
h. Diisi Pb(NO
3
)
2
+ K
2
CrO
4
kedalam tabung reksi ke tujuh
i. Diisi BaCl
2
+ KNO
3
kedalam tabung reksi ke delapan
j. Ditiap tabung reaksi dihomogenkan
k. Diambil dan dicatat hasilnya






1

BAB IV
HASIL PENGAMATAN

4.1. Tabel Pengamatan
1. Reaksi Kombinasi


2. Reaksi Dekomposisi
No Perlakuan Hasil
1.
2.
3.
KI dipanaskan
KI + Aquadest
KI + Aquadest + AgNO
3
Mengeras dan terdapat uap
Tidak ada perubahan
Terjadi endapan kuning

3. Reaksi Subtitusi
No Perlakuan Hasil
1.

2.

3.
HCl + Fe

HCl + Fe

KNO
3
+ Fe
Keruh, tidak terjadi endapan,
dan ada busa
Warna abu-abu, panas, Tidak
terdapat endapan
Tidak terjadi endapan, tidak
berbusa




No Sampel
Perlakuan
Sebelum Sesudah Setelah
dilarutkan
1 Al di bakar Berwarna
perak
Warna coklat
keemasan

2 Al + H
2
O Larut tapi hanya
sebagian

19
1

4. Reaksi Metatesis
No Perlakuan Hasil
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
NaCl + KNO
3

NaCl + AgNO
3
HCl + NaOH
HCl + Na
2
CO
3
NaOH + Fe(NO
3
)
3

NaOH + Cu(NO
3
)
3

Pb(NO
3
)
3
+ K
2
CrO
4

BaCl
2
+ KNO
3

Tidak terjadi reaksi
Endapan kuruh atau putih
Menghasilkan kalor
Menghasilkan gelembung gas
Menghasilkan endapan merah bata
Menghasilkan endapan warna biru
Menghasilkan endapan
Jernih, tidak terjadi reaksi

4.2. Reaksi
1. Reaksi kombinasi
4Al
(s)
+ 3O
2(g)
2Al
2
O
3(aq)

2. Reaksi dekomposisi
a. Kl
(s)
K
+
(s)
+ I
-
(s)

b. 2KI
(s)
+ H
2
O
(aq)
2HI
(aq)
+ K
2
O
(aq)

c. KI
(s)
+ AgNO
3(aq)
KNO
3(aq)
+ AgI
(aq)

3. Reaksi Subtitusi
a. H
2
O
(aq)
+ Fe
(s)

b. 2HCl
(aq)
+ Fe
(s)
FeCl
2(aq)
+ 2H
2(g)

c. 2KNO
3(aq)
+ Fe
(s)
Fe(NO
2
)
2
+ 2K
(s)

4. Reaksi Methatesis
a. NaCl
(aq)
+ KNO
3(aq)
KCl
(aq)
+ NaNO
3(aq)

b. NaCl
(aq)
+ AgNO
3(aq)
AgCl
(s)
+ NaNO
3(aq)

c. HCl
(aq)
+ NaOH
(aq)
NaCl
(aq)
+ H
2
O
(aq)

d. 2HCl
(aq)
+ Na
2
CO
3(aq)
2NaCl
(aq)
+ H
2
O
(aq)
+ CO
2(g)

e. 3NaOH
(aq)
+ Fe(NO
3
)
3(aq)
Fe(OH)
3(s)
+ 3NaNO
3(aq)

f. 2NaOH
(aq)
+ Cu(NO
3
)
3(aq)
2NaNO
3(aq)
+ Cu(OH)
2(s)

g. Pb(NO
3
)
2(aq)
+ K
2
CrO
4(aq)
2KNO
3(aq)
+ PbCrO
4(s)

h. BaCl
2(aq)
+ 2KNO
3(aq)
2KCl + Ba(NO
3
)
2

1

BAB V
PEMBAHASAN

Reaksi kimia merupakan kondisi dimana suatu zat mengalami
perubahan. Apakah itu dari segi perubahan warna, suhu, rasa atau juga
timbulnya endapan gas atau bau. Dalam percobaan ini, yang dilakukan
untuk mengidentifikasi jenis-jenis reaksi kimia, yang terjadi pada suatu zat,
baik berupa unsur maupun senyawa.
Adapun langkah kerja dari masing-masing percobaan pada setiap
jenis reaksi adalah pada reaksi kombinasi aluminium foil digunting dengan
ukuran 2 cm, kemudian dijepit. Bakar spiritus lalu aluminium foil dibakar
menggunakan spiritus sampai menjadi abu, amati perubahan yang terjadi.
Setelah itu, larutkan abu aluminium foil di dalam air dan amati
percobaannya, setelah itu catat hasil pengamatannya. Untuk Reaksi
dikomposisi kalium iodida (KI) sebanyak 0,5 gram. dimasukkan ke dalam
tabung reaksi dengan menggunakan sendok tanduk yang ukuran kecil.
Dipanaskan menggunakan spiritus selama 1 menit, dan didinginkan
selama 1 menit. Setelah itu tambahkan aquadest sebanyak 5 mL dan
ditetesi AgNO
3
0,1 M sebanyak 10 tetes dan amati perubahannya. Untuk
Reaksi subtitusi, H
2
O, asam klorida (HCl), dan kalium nitrat (KNO
3
)
dimasukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing dan ditambahkan Fe.
Lalu didiamkan selama 30 menit, dan diamati perubahannya. Sedangkan
Reaksi methatesis disiapkan 8 tabung Reaksi. Pada tabung I dimasukkan
NaCl + KNO
3
, tabung 2 dimasukkan NaCl + AgNO
3
, tabung 3 dimasukkan
HCl + Na
2
CO
3
. Tabung 4 dimasukkan HCl + NaOH, pada tabung 5
dimasukkan BaCl + H
2
SO
4
, pada tabung 6 dimasukkan Pb (NO
3
)
3
+
K
2
CrO
4
, pada tabung 7 dimasukkan Fe (NO
3
)
3
+ NaOH, dan pada tabung
8 dimasukkan Cu (NO
3
)
2
+ NaOH dan diamati reaksi-reaksi yang terjadi,
mulai dari perubahan warna dan keadaan larutannya.

21
1

Adapun hasil percobaan, yaitu pada reaksi kombinasi aluminium foil
yang dibakar akan berubah warna awalnya berwarna perak berubah
menjadi warna abu-abu dan berwarna coklat keemasan, setelah
ditambahkan air (H
2
O) / direndam dalam air aluminium mulai larut, tapi
hanya sebagian kecil. Pada perlakuan ini menggunakan reaksi
pembakaran yang melibatkan O
2
untuk membentuk senyawa yang lebih
komplek. Hasil pengamatan ini sesuai dengan literatur. Pada reaksi
dekomposisi terdapat percobaan kalium iodida (KI). Apabila kalium iodida
dipanaskan maka akan terjadi penguapan. Hal ini karena kalium iodida
bersifat hisgroskopis dan setelah didinginkan uap tersebut akan hilang.
Kemudian dicampurkan dengan 5 mL aquadest dan 10 tetes AgNO
3
0,1 M
terjadi perubahan warna dan terdapat gelembung dan terjadi endapan
kuning. Pada reaksi subtitusi didapatkan hasil pengamatan HCl
dicampurkan / direaksikan dengan Fe terjadi perubahan warna dan
terdapat gelembung-gelembung dan reaksinya itu sangat cepat, H
2
O,
direaksikan / dicampur dengan Fe tidak terjadi reaksi dimana pada literatur
terjadi reaksi yaitu terjadinya korosi, perbedaan tersebut terjadi
dikarenakan reaksinya sangat lambat sehingga kita tidak dapat
mengamatinya pada saat praktikum karena waktu yang begitu singkat,
KNO
3
dicampur / direaksikan dengan Fe akan menghasilkan endapan
kuning, hal ini sesuai dengan literatur. Pada percobaan methatesis NaOH
direaksikan dengan Fe(NO
3
)
3
menghasilkan endapan, HCl direaksikan
dengan NaOH menghasilkan kalor, hal ini sesuai dengan literatur.
Pb(NO
3
)
2
dicampur

atau

direaksikan dengan K
2
CrO
4
menghasilkan
endapan putih yang sesuai dengan literatur, HCl direaksikan dengan
Na
2
(CO
3
) menghasilkan gelembung gas dari CO
3
dan hal ini sesuai
dengan literatur, NaCl dicampur KNO
3
menghasilkan gelembung gas,
NaOH dicampur Cu(NO
3
)
2
menghasilkan endapan berwarna kebiruan
didapatkan dari Cu(NO
3
)
2
, NaCl direaksikan AgNO
3
menghasilkan
endapan keruh / putih dan BaCl
2
+ KNO
3
tidak terjadi reaksi dan hal ini
sesuai dengan literatur.

1

Pembentukan endapan karena adanya senyawa baru setelah
reaksi. Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat
yang bersangkutan dengan larutan (S) satu endapan menurut definisi
sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan
tergantung pada kondisi seperti suhu, tekanan, konsentrasi bahan-bahan
lain dalam larutan itu dan pada komposisi pelarutnya. Endapan terbentuk
karena jika zat baru yang terbentuk tidak larut / sukar larut dalam air.
Pembentukan gas, hal ini terjadi jika zat baru yang dihasilkan
berbentuk gas sehingga menimbulkan gelembung. Gelembung gas yang
seringkali memiliki bau yang khas. Perubahan warna terjadi, dapat
disebabkan adanya pemutusan ikatan-ikatan antar atom reaktan dan
pembentukan ikatan-ikatan baru yang membentuk produk.
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang memerlukan energi atau
menghasikan energi ketika reaksi terjadi. Umumnya reaksi ini
menghasilkan suhu panas.
Pembentukan air apabila gas hidrogen dan gas oksigen direaksikan
atau bertemu akan menghasilkan uap air. Dengan Reaksi sebagai berikut
: 2 H
2(g)
+ O
2(g)
2 H
2
O
(l)

Dalam percobaan reaksi-reaksi kimia terdapat hubungan Reaksi
kimia dengan dunia farmasi yaitu dalam penentuan senyawa atau unsur
yang dibutuhkan dan diinginkan dalam proses pembuatan obat dan
makanan. Dalam dunia farmasi membutuhkan ketelitian yang tinggi dalam
mereaksikan suatu zat dengan zat yang lain agar bisa menghasilkan
produk yang bermanfaat dan berkualitas. Contohnya dalam pembuatan
obat-obatan. Hubungan Reaksi kimia dengan farmasi dalam dunia
farmakologi contohnya : pada kerja obat maag dimana pada obat maag
dapat dinetralkan asam lambung (HCl) oleh Mg (OH)
2
yang mengatasi
nyeri pada asam lambung. Melalui Reaksi sebagai berikut :
2 HCl + Mg (OH)
2
MgCl
2
+ 2 H
2
O


1

BAB VI
PENUTUP

6.1. Kesimpulan
Jenis jenis reaksi kimia adalah reaksi kombinasi, relasi
dekomposisi subtitusi dan reaksi methatesis
Adapun hasil yang diperoleh dari reaksi tersebut adalah :
1. Reaksi kombinasi, aluminium foil dipanaskan tidak terjadi
perubahan apapun
2. Reaksi komposisi, KI + Aquadest + AgNO
3
menghasilkan endapan
kuning
3. Reaksi subtitusi, campuran H
2
O + Fe dan KNO
3
+ Fe tidak terjadi
perubahan apapun tetapi pada campuran HCl + Fe terdapat
gelembung gas dan panas.
4. Reaksi methatesis, campuran yang tidak bereaksi adalah NaCl +
KNO
3
, dan BaCl
2
+ KNO
3
. Dan yang bereaksi yaitu NaCl + AgNO
3

menghasilkan endapan keruh putih, HCl + NaOH menghasilkan
kalor, HCl + Na
2
CO
3
menghasilkan gelembung gas, NaOH +
Fe(NO
3
)
2
menghasilkan endapan merah batah, NaOH + Cu(NO
3
)
2

menghasilkan endapan warna biru, Pb(NO
3
)
2
+ K
2
CrO
4

menghasilkan endapan.
6.2. Saran
1. laboratorium
Sebaiknya melengkapi alat dan bahan yang akan digunakan dalam
percobaan.
2. Asisten
Penjelasan lebih ditingkatkan lagi.





24
1


DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2010. Kimia Dasar Edisi 3. Jakarta : Erlangga.
Dirjen POM. 1979. Farmakope Edisi III. Jakarta : Depertemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Hart, Harold. 2007. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.
Patrussi, Ralph Suminar. 1983. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.
Tine, Marie. 1999. Kimia Dasar. Bandung : Yudistira.






















1



LAMPIRAN
SKEMA KERJA

1. Reaksi Kombinasi

























Alauminium foil 2 cm
Penjepit
Sripitus
Amati perubahan
Larutkan dalam air
Amati Perubahan
1




2. Reaksi Dekomposisi

















3. Reaksi substitusi









KI 0,5 gram
Tabung Reaksi
Panaskan - Dinginkan
5 mL Aquadest
Endapan kuning
10 tetes AgNO
3
0,1 M
H
2
O + Fe
Amati reaksi 20 menit
Amati perubahan
H
2
O + Fe H
2
O + Fe
1




4. Reaksi Methatesis

KNO
3
NaCl
AgNO
3


NaOH
HCl
Na
2
CO
3
amati reaksi amati perubahan


Fe(NO
3
)
3

NaOH
Cu(NO
3
)
2


Pb(NO
3
)
2
+ K
2
CrO
4


BaCl
2
+ KNO
3


1

LAMPIRAN

B. Gambar
1. Reaksi Kombinasi
Perlakuan Gambar
Aluminium foil






Aluminium foil dibakar






Aluminium foil berwarna cokolat
keemasan




Setelah peredaman aluminium
foil tidak larut dalam air/tidak
bereaksi














1



2. Reaksi Dikomposisi
Perlakuan Gambar
Kl dipanaskan dengan spiritus






Setelah pemenasanterdapat
uap air pada dinding tabung
reaksi




5. Kl + H
2
O + AgNO
3
erdapat
endapan kuning
6. Kl + H
2
O tidak bereaksi


















1

3. Reaksi substitusi
Perlakuan Gambar
HCl + Fe, warna menjadi
keabua-abuan dan berbusa.













1

4. Reaksi methatesis
Perlakuan Gambar
Pb(NO
3
) + K
2
CrO
4
, menghasilkan
endapan putih.






Ketrangan:
1. Reaksi antara NaCl + KNO
3

yang menghasilkan gelembung
gas
2. Reaksi antara NaCl + AgNO
3
yang menghasilkan endapan
keruh berwrna putih.
3. Reaksi antara HCl + NaOH
yang menghasilkan kenaikan
temperature (panas) kalor.
4. Reaksi antara HCl + Na
2
CO
3

yang menghasilkan gelembung
gas pada dinding tabung.
5. Reaksi antara NaOH + Fe(NO
3
)
yang menghasilkan endapan
yang berwarna merah.
6. Reaksi antara NaOH +
Cu(NO
3
), yang menghasilkan
endapan kebiruan.

Anda mungkin juga menyukai