Anda di halaman 1dari 11

IMPLEMENTASI FUNGSI PEMELIHARAAN TENAGA

KERJA DI PT. PELABUHAN INDONESIA (PELINDO) III


SURABAYA
(Tugas Responsi Mata Kuliah Manajemen Sumberdaya Manusia)








Oleh

Kelompok 3

Annisa Shabrina Ghaisani 1214131012
Audina Meutiara 1214131015
Sheila Fathia Aldhariana 1214131094
Tri Nugroho 1214131103
Tri Uli Jalika 1214131104








JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014
II. ISI


A. Pemeliharaan Tenaga Kerja PT. Pelindo III Surabaya

Perusahaan Pelabuhan Indonesia (PT. Pelindo) III Surabaya merupakan salah
satu perusahaan yang mementingkan keselamatan dan kesehatan kerja kepada
pegawai. Terbukti dari penghargaan yang diraih PT. Pelindo III Surabaya
dalam memperoleh tujuh Sertifikat SMK3 Bendera Emas. Perusahaan ini
melaksanakan program pemeliharaan tenaga kerja sebagai strategi perusahaan
untuk mendukung kinerja dan menghasilkan keuntungan bagi PT. Pelindo III
tersebut. PT. Pelindo III melakukan fungsi pemeliharaan dengan dasar ruang
lingkup pengukuran kinerja berdasarkan pertanyaan 5W + 1 H.
1. Who (siapa yang memperoleh program pemeliharaan)
Program pemeliharaan yang terdapat pada PT. Pelindo III Surabaya
dilakukan oleh pihak perusahaan yang diberikan kepada pegawai dan
difokuskan kepada para petugas security, petugas operasional lapangan,
serta mitra kerja yang melakukan aktifitas operasional langsung di
Pelabuhan, seperti maintenance peralatan, operator, tally, Tenaga Kerja
Bongkar Muat (TKBM), serta termasuk tenaga Cleaning Service.
2. When (kapan program pemeliharaan dilakukan oleh perusahaan)
Fungsi pemeliharaan yang dilakukan oleh pihak PT. Pelindo III dapat
diterapkan, baik secara bulanan, semesteran (6 bulanan) atau tahunan dan
tentunya diberikan untuk memperkecil kemungkinan resiko kecelakaan
yang akan terjadi, karena dalam kegiatan selama 24 jam sehari
menggunakan peralatan angkat dan angkut.


3. Where (dimana program pemeliharaan dilakukan pihak perusahaan)
Berdasarkan penjelasan mengenai siapa yang menerima pemeliharaan
pekerja dan waktu pelaksanaan pemeliharaan, maka dapat terlihat bahwa
pemeliharaan tenaga kerja pada PT. Pelindo III dilakukan di tempat kerja
(lapangan) itu sendiri.
4. What (program pemeliharaan apa yang dilakukan pihak perusahaan)
What (apa) digunakan untuk menilai mengenai program apa yang
dilakukan oleh pihak perusahaan dalam menjalankan fungsi pemeliharaan
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Program yang dijalankan oleh PT.
Pelindo III menerapkan sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) dan pencapaian angka kecelakaan kerja nihil (Zero
Accident). Program pemeliharaan lain yang diberikan oleh pihak
perusahaan adalah pemberian pelatihan (diklat).
5. Why (mengapa program pemeliharaan dilakukan oleh pihak perusahaan)
Fungsi pemeliharaan yang dilakukan oleh PT. Pelindo III Surabaya
dikarenakan untuk meningkatkan semangat kerja para pegawai perusahaan
dengan adanya jaminan rasa aman bagi pegawai tersebut. Hal ini tentunya
akan membuat para pegawai tidak takut untuk melakukan pekerjaan
meskipun pekerjaan tersebut beresiko tinggi sehingga hasil yang
diharapkan dapat sesuai tujuan perusahaan
6. How (bagaimana pelaksanaan program pemeliharaan)
Pelaksanaan program pemeliharaan yang dilakukan oleh pihak perusahaan
sampai saat ini dapat dikatakan berjalan lancar. Hal ini dikarenakan
perusahaan selalu rutin memberikan program tersebut baik dalam hitungan
bulan maupun hitungan tahun atau pada waktu terjadi kecelakaan kerja.
Proses pelaksanaanya pun dapat berupa pemberian pelatihan (diklat) bagi
pegawai mengenai cara untuk menghindari kemungkinan resiko yang akan
terjadi. Pelatihan ini merupakan salah satu bentuk pemeliharaan tenaga
kerja yang dilakukan dengan pemberian motivasi.





B. Dampak Pemeliharaan PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III

Program pemeliharaan yang diberikan oleh PT. Pelindo III tentunya
memberikan dampak tersendiri, baik bagi perusahaan maupun mitra kerja &
pengguna jasa yang melakukan aktifitas di perusahaan tersebut. Dampak
tersebut yakni tidak takut kehilangan pegawai karena pegawai tidak
melakukan pemberhentian kerja dikarenakan ada rasa aman akibat adanya
program keselamatan kerja seperti pemberian jamsostek. Para pegawai juga
merasa sangat diperhatikan karena adanya pelatihan mengenai kemungkinan
resiko pekerjaan yang akan terjadi.

Latihan yang diberikan oleh PT. Pelindo III tersebut diberikan secara rutin
seperti evakuasi keadaan darurat, latihan penggunaan alat pemadam api
ringan dan pemadam jenis hydrant, serta dilakukan safety induktion.
Pelatihan tersebut diberikan oleh pihak perusahaan dengan tujuan mencegah
terjadinya kemungkinan resiko kecelakaan akibat pekerjaan tersebut dapat
dicegah, seperti contoh pada pekerjaan ketinggian, pekerjaan pada listrik
tegangan tinggi, dan pekerjaan pengelasan.

C. Hambatan Pemeliharaan Tenaga Kerja PT. Pelindo III

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (SMK3) di
PT. Pelindo III Surabaya tersebut bukanlah hal yang mudah untuk dapat
dicapai sehingga perlunya usaha dan kerjasama semua mitra kerja pengguna
jasa yang melakukan kegiatan di Pelabuhan. Terdapat hambatan yang
dihadapi PT. Pelindo III dalam menerapkan program pemeliharaan yakni
kurangnya kesadaran peserta untuk bersikap disiplin selama pelaksanaan
pelatihan ataupun sosialisasi (pengarahan) berlangsung, sehingga peserta
kurang mengerti tentang program pemeliharaan tenaga kerja dan pentingnya
informasi mengenai resiko kecelakaan. Tidak hanya itu, anggaran pelatihan
(diklat) yang diberikan oleh perusahaan terlalu kecil sehingga manajemen
kepegawaian harus benar-benar bisa menyesuaikan kebutuhan diklat dengan
anggaran yang tersedia.

III. KESIMPULAN


Kesimpulan yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Program Pemeliharan yang diterapkan pada PT. Pelindo III Surabaya yakni
menerapkan sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (SMK3).
Program yang diterapkan perusahaan ini berjalan dengan baik terbukti dari
penghargaan yang diperoleh perusahaan karena kepedulian pihak perusahan
dalam memberikan rasa aman, baik kepada pegawai maupun petugas
operasional lapangan, serta mitra kerja yang melakukan aktifitas operasional
langsung di Pelabuhan, seperti maintenance peralatan, operator, tally, Tenaga
Kerja Bongkar Muat (TKBM), serta termasuk tenaga Cleaning Service.
2. Dampak yang diperoleh dari penerapan program pemeliharaan tenaga kerja di
PT. Pelindo III yakni dapat mencegah terjadinya kemungkinan resiko
kecelakaan akibat pekerjaan tersebut dapat dicegah, seperti contoh pada
pekerjaan ketinggian, pekerjaan pada listrik tegangan tinggi, dan pekerjaan
pengelasan. Tidak hanya itu, para pegawai juga merasa sangat diperhatikan
karena adanya pelatihan mengenai kemungkinan resiko pekerjaan yang akan
terjadi.
3. Hambatan yang dihadapi PT. Pelindo III Surabaya dalam menerapkan
program pemeliharaan yakni kurangnya kesadaran peserta untuk bersikap
disiplin selama pelaksanaan pelatihan ataupun sosialisasi (pengarahan)
berlangsung dan anggaran pelatihan (diklat) yang diberikan oleh perusahaan
terlalu kecil.




DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2012. http://wartapedia.com/bisnis/korporasi/8122-pelindo-iii--raih-
penghargaan-smk3-bendera-emas. Diakses pada tanggal 9 Mei 2014 pukul
19.25 WIB.

Hasibuan, Malayu S.P. 2009. Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah.
Bumi Aksara. Jakarta.





























LAMPIRAN




PELINDO III : Raih Penghargaan SMK3 BENDERA EMAS
Friday, 27 April 2012 19:19


Read more: PELINDO III : Raih Penghargaan SMK3 BENDERA EMAS

JAKARTA - Pelindo III kembali menyabet beberapa penghargaan atas
tercapainya angka kecelakaan nihil (zero accident) dan penghargaan penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (SMK3) di perusahaan
seluruh Indonesia.
Penghargaan diberikan Selasa tanggal 25 April 2012 bertempat di Convention
Center Hall Smesco Convention Center Jakarta, dilakukan penganugerahan K3
tahun 2012 oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia yang
terdiri dari penghargaan
Ketika masih banyak yang memandang bahwa penerapan budaya Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) di perusahaan belum menjadi prioritas, salah satunya
adalah karena investasi K3 dianggap sebagai beban.

Persepsi dan kesadaran bahwa investasi di K3 bukan beban tapi harus dipandang
sebagai peningkatan produktivitas perusahaan, sehingga terhadap perusahaan
yang telah berkomitmen menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) dan pencapaian angka kecelakaan kerja nihil (Zero
Accident) dipandang perlu untuk diberikan apresiasi.

PT Pelindo III (Persero) dalam kesempatan tersebut memborong Tujuh Sertifikat
SMK3 Bendera Emas yang merupakan salah satu bentuk penghargaan dalam
penerapan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (SMK3) di unit
kerjanya.

Pelabuhan di lingkungan PT Pelindo III (Persero) yang memperoleh anugerah
berupa Sertifikat SMK3 Bendera Emas meliputi : Pelabuhan Tanjung Perak
Surabaya dengan capaian 86%, Pelabuhan Banjarmasin dengan capaian 85%,
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dengan capaian 85%, Terminal Petikemas
Semarang (TPKS) dengan capaian 90%, Pelabuhan Kotabaru dengan capaian
85%, Pelabuhan Tenau Kupang dengan capaian 87% dan Pelabuhan Benoa Bali
dengan capaian 85%.

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan&Kesehatan Kerja (SMK3) tersebut
didasari pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi Nomor :
05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja
(SMK3).

Pencapaian kriteria dalam audit sertifikasi apabila memperoleh 85% ke atas maka
perusahaan berhak memperoleh sertifikat SMK3 bendera Emas.

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan&Kesehatan Kerja (SMK3) di
Pelabuhan tersebut bukanlah hal yang mudah untuk dapat dicapai, perlu usaha
dan kerja keras serta kerjasama semua mitra kerja & pengguna jasa yang
melakukan kegiatan di Pelabuhan.
Masalah mendasar yang dilakukan oleh manajemen PT Pelindo III (Persero)
sebelum penerapan SMK3 adalah dengan membuat komitmen manajemen yang
tidak hanya dituangkan dalam kebijakan General Manajer saja, tetapi harus
adanya dukungan nyata dari semua lini manajemen.

Apalagi Pelabuhan merupakan perusahaan yang memiliki resiko tinggi terhadap
terjadinya kecelakaan kerja, karena dalam kegiatan selama 24 jam sehari
menggunakan peralatan angkat dan angkut.

Dengan penerapan SMK3, semua kegiatan/pekerjaan yang dilakukan di
lingkungan kerja Pelabuhan telah diatur dengan prosedur & perijinan yang ketat
agar resiko terjadinya kecelakaan dapat ditekan seminimal mungkin.

Setiap kejadian accident / kecelakaan kerja yang terjadi harus dilakukan
investigasi secara menyeluruh dan tuntas, agar dapat diketahui penyebab
terjadinya kecelakaan tersebut sehingga kecelakaan serupa akan dapat diantisipasi
lebih awal dan kecelakaan serupa tidak terulang kembali.

Terhadap semua pegawai, mitra kerja & pengguna jasa yang melakukan aktifitas
diwajibkan untuk melengkapi diri dengan ID Card sejalan dengan ketentuan ISPS
Code serta mengenakan Alat Perlindungan Diri (APD) seperti helm pengaman,
rompi berskotlet, safety shoes, safety belt, sarung tangan, dll terutama pada
tempat-tempat khusus yang telah dipasang rambu yang telah ditentukan oleh
manajemen PT Pelindo III.

Kontraktor dan mitra kerja yang melakukan pekerjaan spesifik, harus mengisi
form ijin kerja (work permit) terlebih dahulu sebelum melakukan pekerjaan,
sehingga kemungkinan resiko kecelakaan akibat pekerjaan tersebut dapat dicegah,
seperti contoh pada pekerjaan ketinggian, pekerjaan pada listrik tegangan tinggi,
dan pekerjaan pengelasan.

Sebagai upaya untuk memastikan diterapkannya SMK3 dilapangan, secara
berkala dilakukan latihan secara rutin seperti : evakuasi keadaan darurat, latihan
penggunaan alat pemadam api ringan dan pemadam jenis hydrant, serta dilakukan
safety induktion. Beberapa hambatan yang mengganggu proses pelaksanaan
latihan adalah PT. (PERSERO) Pelabuhan Indonesia III tidak mempunyai gedung
diklat sendiri. Dengan kondisi seperti ini akan menyulitkan manajemen
kepegawaian dalam membuat jadwal diklat, karena harus menyesuaikan dengan
jadwal pusdiklat yang akan ditempati. Kurangnya kesadaran peserta untuk
bersikap disiplin selama pelaksanaan diklat berlangsung. Kondisi seperti ini jelas
sangat mengganggu pelaksanaan diklat selain peserta kurang memahami materi
pelatihan, hasil yang ingin dicapaipun tidak maksimal.
Anggaran diklat yang di berikan oleh perusahaan terlalu kecil. Oleh karena itu,
manajemen kepegawaian harus benar-benar bisa menyesuaikan kebutuhan diklat
dengan anggaran yang tersedia agar pelaksanaan diklat dapat berjalan sesuai
dengan yang direncanakan sebelumnya. Beberapa faktor yang menyebabkan
kecilnya jumlah anggaran untuk diklat yang diberikan oleh perusahaan adalah
kurang perhatiannya perusahaan terhadap diklat dan menyesuiakan terhadap
kondisi keuangan perusahaan.
Briefing K3 serta sosialisasi / pengarahan K3 yang tidak hanya diberikan kepada
pegawai saja, tetapi justru difocuskan pada kepada para petugas security, petugas
operasional lapangan, serta mitra kerja yang melakukan aktifitas operasional
langsung di Pelabuhan seperti : maintenance peralatan, operator, tally, Tenaga
Kerja Bongkar Muat (TKBM), serta termasuk tenaga Cleaning Service

Anda mungkin juga menyukai