Penanganan Prostodontik Pasien Xerostomia Menggunakan Gigi Tiruan
Reservoir Laporan Kasus
Abstrak Xerostomia merupakan sensasi subjektif mulut kering, biasanya tapi tidak selalu berhubungan dengan hiposalivasi. Masalah utama yang dilaporkan pada pasien xerostomia meliputi tingkat karies tinggi, kegagalan berulang restorasi gigi, dan kehilangan gigi terlalu cepat yang membutuhkan beragam tingkat perawatan prostodotik. Artikel ini menekankan penanganan prostodontik kelompok pasien khusus ini. Kata kunci: gigi tiruan reservoir, xerostomia, rehabilitasi Pendahuluan Xerostomia merupakan keluhan subjektif, sering menunjuk pada berkurangnya aliran saliva. Xerostomia merupakan keluhan umum pasien yang dapat merupakan akibat kondisi sistemik seperti rematik, Sjorgens Syndrome, penyakit kelenjar ludah, Diabetes mellitus, penyakit Parkinson, disfungsi sistem imun seperti HIV/AIDS, akibat radiasi pada kepala dan leher, serta efek samping obat-obatan. Pasien yang menderita xerostomia mengeluhkan tidak hanya mulut kering, tapi juga kesulitan fungsi normal mulut dan orofaring seperti makan, berbicara, dan menelan. Tampak pula peningkatan kerentanan terhadap penyakit. Ketidaknyamanan yang sangat besar merupakan keluhan umum bagi pemakai gigi tiruan. Ini pula dapat menambah masalah menahan gigi tiruan dan makan menggunakan gigi tiruan. Mucin saliva memiliki sifat reologis yang meliputi elastisitas dan daya rekat, yang membantu dalam retensi gigi tiruan. Jadi, pada penderita xerostomia, gigi tiruan selalu longgar. Tergantung penyebabnya, tersedia beragam pilihan perawatan. Pada xerostomia yang dipicu obat-obatan, dosis, waktu konsumsi, atau perubahan obat dapat mengurangi keparahan masalah. Pada kasus di atas, pengukuran jumlah aliran saliva pasien sebelum dan sesudah mengubah obat-obatannya dapat berguna dalam mengukur keberhasilan perawatan. Stimulasi pengecapan kelenjar saliva dengan mengunyah permen karet bebas gula atau tablet hisap juga dapat membantu, stimulan saliva buatan juga dapat digunakan. Untuk meminimalkan ketidaknyamanan pasien, soft liner gigi tiruan juga dapat digunakan. Sering dibutuhkan kombinasi perawatan. Pengganti saliva yang mengandung bahan pengental untuk dukungan lebih lama dan meningkatkan kelembaban dan pelumasan permukaan rongga mulut telah dikembangkan. Ini tersedia dalam bentuk larutan, spray atau gel dan memiliki beberapa kandungan seperti carboxymethylcellulose, elektrosit dan bahan perasa, seperti wet mouth (ICPA Health Products Ltd), aqwet (Cipla Ltd). Namun, masalah utamanya yaitu untuk membawa bahan pengganti ini tetap dalam mulut pasien tanpa mempengaruhi rutinitasnya. Saat semua perawatan tidak berhasil, penggabungan reservoir saliva buatan dalam gigi tiruan disarankan pada kasus tersebut. Pasien yang menderita xerostomia tidak hanya memiliki mulut kering tapi juga kesulitan dalam fungsi normal mulut dan orofaring seperti makan, bicara, dan menelan, dll. Ini pula membuat pemakaian gigi tiruan menjadi sangat tidak nyaman bagi individu yang terkena. Untuk membantu mengatasi masalah ini, beberapa teknik telah diajukan untuk menggabungkan reservoir yang mengandung pengganti saliva ke dalam gigi tiruan dengan beragam tingkat kesuksesan. Laporan kasus ini menunjukkan kasus pasien yang menderita xerostomia yang berhasil dirawat dengan bentuk baru reservoir pada gigi tiruan rahang atas saat jenis perawatan lain gagal. Teknik modifikasi baru ini menghasilkan gigi tiruan yang memberikan pelumasan jaringan mulut yang baik, mudah dibersihkan oleh pengguna, dan dibuat menggunakan bahan dental yang biasa digunakan. Laporan Kasus Pasien perempuan berusia 65 tahun yang tak bergigi mengeluhkan rasa kering pada mulut dan rasa tidak nyaman yang parah saat berbicara, dan makan. Pemeriksaan intraoral menunjukkan residual ridge rahang atas dan bawah yang tak bergigi, daerah iritasi yang berhubungan dengan gigi tiruan rahang atas, lidah kering, dan sedikit busa saliva di dasar mulut. Mulut pasien menjadi sangat kering dengan retakan pada sudut mulut. Riwayat medis menunjukkan bahwa pasien dalam pengobatan hipertensi dan diabetes mellitus tipe 2. Dokter umum pasien juga dihubungi dan obat dikurangi atau diganti untuk mengurangi xerostomia. Pasien diberikan suplemen multivitamin, dan disarankan untuk menggunakan pengganti saliva (methyl cellulose) setiap hari dan sering minum air putih untuk mengatasi rasa kering dan tidak nyaman. Setelah semua itu, pasien tetap merasakan rasa kering pada mulut dan tidak nyaman dari gigi tiruan rahang bawahnya. Pada tahap ini, direncanakan pembuatan gigi tiruan penuh dengan reservoir saliva. Prosedur yang dilakukan sebagai berikut: Cetakan awal dibuat menggunakan bahan cetak putty rubber base sementara cetakan akhir dibuat menggunakan bahan cetak light body polysilioxane (tipe kondensasi) (Speedex, Coltene, Whaledent AG, Alstatten, Switzerland) karena pasta zinc oxide eugenol dapat menyebabkan rasa terbakar pada pasien. Sampai tahap try in semua tahap sama seperti pada gigi tiruan konvensional. Setelah try in dibuat susunan reservoir. Dua buah wax setebal 2 mm diletakkan di atas wax palatal yang digunakan untuk menyusun gigi (Gambar 2). Bagian tengah wax palatal dikeluarkan (Gambar 3), dengan tepinya tetap ada untuk membentuk reservoir. Gigi tiruan diproses menggunakan resin akrilik heat cure (Gambar 4). Setelah prosedur deflasking dan pemulasan selesai, wax dituang ke dalam daerah reservoir (Gambar 5). Setelah bahan pemisah diaplikasi pada wax, lapisan lain wax ditambahkan ke lapisan sebelumnya dan dibuat penutup (Gambar 6). Lapisan kedua wax ini juga diproses menggunakan resin akrilik heat cure (Gambar 7). Selanjutnya lapisan pertama wax dikeluarkan dan penutupnya digabungkan secara permanen pada gigi tiruan dengan bantuan resin akrilik self cure (Gambar 8). Gigi tiruan yang sudah selesai diperhalus dan diberikan pulasan terakhir, untuk membantu hubungan antara reservoir dan rongga mulut. Foto diambil setelah injeksi gliserin dalam ruang reservoir untuk membedakannya dari gigi tiruan (Gambar 9). Saliva buatan Saliva buatan dibutuhkan sebagai medikamen dalam protesa ini. Beberapa pengganti saliva buatan tersedia di pasaran, seperti: o Wet mouth o Saliveze o Salivart o Moi-stir o Salix Tapi karena penggunaan klinisnya yang terbatas, ini tidak dijual bebas di pasaran. Komposisi saliva buatan Potassium klorida 0,62 g/l Sodium karboksimetilselulosa 10,0 g/l Sodium klorida 0,87 g/l Magnesium klorida 0,06 g/l Kalsium klorida 0,17 g/l Dipotassium hidrogen ortofosfat 0,80 g/l Potassium dihidrogen ortofosfat 0,30 g/l Sodium fluoride 0,0044 g/l Sorbitol 29,95 g/l Methyl p-hidroksibenzoat 1,00 g/l Ekstrak lemon 5 ml g/l Pasien diinstruksikan mengenai pengisian reservoir dan perawatan yang benar. Pemeriksaan post insersi dilakukan sehari kemudian dan dijadwalkan kunjungan teratur. Pasien puas dengan protesanya (Gambar 10). Diskusi Penempatan reservoir pada gigi tiruan rahang atas telah dicatat dalam literatur. Gigi tiruan pada rahang atas ini memberikan dokter gigi metode pilihan dalam merawat pasien penderita xerostomia. Keuntungan teknik ini Teknik ini memungkinkan pasien untuk melihat dengan jelas jumlah pengganti saliva dalam ruang tersebut. Reservoir dapat diakses langsung oleh pasien dan dokter gigi. Mudah dibersihkan dan disesuaikan sesuai kebutuhan Kekurangan teknik ini yaitu tambahan dalam tahap lab tapi dapat memberikan nilai yang besar bagi kasus xerostomia. Kesimpulan Laporan ini menunjukkan teknik baru untuk membuat gigi tiruan rahang atas yang digabungkan dengan reservoir saliva. Pasien xerostomia yang memakai protesa dapat memperoleh keuntungan yang sangat besar. Penggunaan akrilik yang terang untuk bagian basis memungkinkan dokter gigi untuk menentukan ukuran terbaik dan posisi penempatan reservoir. Ini pula membuat pasien dapat melihat jelas jumlah pengganti saliva dalam ruang tersebut. Metode ini menggunakan bahan yang biasa digunakan dalam pembuatan gigi tiruan. Gambar 1. Gambaran sebelum perawatan Gambar 2. Tahap try-in Gambar 3. Wax palatal dikeluarkan Gambar 4. Pemrosesan gigi tiruan Gambar 5. Wax dituang ke dalam reservoir Gambar 6. Dibuat penutup Gambar 7. Pemrosesan penutup Gambar 8. Penggabungan penutup dengan gigi tiruan Gambar 9. Injeksi gliserin ke dalam reservoir Gambar 10. Gambaran post operatif