MODUL H5
PENGUKURAN DEBIT ALIRAN
Kelompok 10
Dwi Rian S. (1006659666)
Hendra Radiansyah (1006659703)
Rahman Raeyani K. (1006659760)
Derrie Nabilaputra (1006674105)
Ferry Wijaya (1006674156)
Tanggal Praktikum : 8 Maret 2012
Assisten Praktikum : Anandita Sancoyo M.
Tanggal Disetujui :
Nilai :
Paraf Assisten :
LABORATORIUM HIDROLIKA, HIDROLOGI, DAN SUNGAI
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TENIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2012
5.1. Tujuan Percobaan
- Memperagakan prinsip kerja dari berbagai tipe dasar pengukuran aliran yang
berbeda dan dirakit dalam satu seri konfigurasi dengan cara
membandingkannya.
- Mengetahui karakteristik-karakteristiknya
5.2. Dasar Teori
Sebagai akibat dari berbagai keperluan yang berbeda, banyak variasi metoda yang
telah banyak dikembangkan untuk mengukur aliran fluida.
Venturi meter, lempengan lubang aliran (orifice) dan pipa pitot adalah alat yang
sesuai untuk mengukur debit dalam pipa.
Dengan menggunakan persamaan energi (Bernoully) dapat diturunkan debit :
Dimana :
Q = debit yang mengalir melalui pipa
Cd = koefisien debit empiris yang didapat dari hasil percobaan
A1 = luas penampang pipa bagian hulu
A2 = luas penampang leher pipa venturimeter atau luas penampang lubang
(Orifice) untuk lempeng lubang aliran
h1 = tinggi tekanan pada lubang masuk (hulu)
h2 = tinggi tekanan pada lubang keluar (hilir)
Untuk pipa pitot
Dimana :
Q = debit yang mengalir melalui pipa
Cd = koefisien debit empiris yang didapat dari hasil percobaan
h1 = total head
h2 = tinggi tekanan
Catatan : Data-data teknis
- Pada venturimeter
- diameter pipa bagian hulu : 2,9 cm
- diameter leher pipa : 1,7 cm
- Pada pipa orifice
- diameter pipa bagian hulu : 2,9 cm
- diameter lubang : 2,0 cm
- Pada pipa pitot
- diameter pipa : 1,9 cm
5.3. Peralatan dan Bahan
1. Meja Hidrolika
2. Seperangkat alat pengukur aliran
Keterangan Gambar :
4
7
3
1
5
2
9
10
8
6. Venturi meter 6. Pompa tangan
7. Orifice 7. Katup pengatur aliran
8. Pipa pitot 8. Lubang untuk suplai meja hidrolika
9. Manometer set 9. Katup udara manometer
10. Variabel area flow meter 10. Lubang untuk pompa tangan
5.4. Prosedur Pelaksanaan Praktikum
1. Meletakkan alat percobaan pada saluran tepi meja Hidrolika.
2. Menghubungkan pipa aliran masuk dengan suplai dari meja hidrolika dan
memasukkan pipa aliran keluar kedalam tangki pengukur volume.
3. Membuka katup pengatur aliran suplai sepenuhnya, demikian juga katup pengatur
aliran pada alat percobaan.
4. Membuka udara pada manometer, membiarkan manometer terisi penuh, dan
menunggu hingga gelembung udara sudah tidak terlihat lagi pada manometer.
5. Mengatur katup suplai aliran dan pengatur aliran pada alat percobaan, sehingga
mendapatkan pembacaan manometer yang jelas. Jika diperlukan, menambahkan
tekanan pada manometer dengan menggunakan pompa tangan.
6. Mencatat pembacaan pada manometer, pembacaan debit pada lata ukur
penampang berubah kemudian hitung debit aliran dengan menghitung jumlah
volume yang keluar dari alat percobaan dalam waktu tertentu, menggunakan gelas
ukur dan stopwatch.
7. Mengulangi langkah 1-6 untuk berbagai variasi debit.
5.5. Pengamatan dan pengolahan data
Data pengamatan :
Flow rate
LPM
Manometer Reading ( cm ) Volume
(ml)
Waktu
(detik)
3 4 5 6 7 8
5 6,5 6 6,3 5,5 5 5,4 250 3,32
7,5 6,5 5,5 5,3 3,7 2 3 365 3,28
10 17,9 15,8 16 13,5 11 12,8 540 3,47
12,5 33,5 31,7 30,5 30,9 29 26 645 3,35
15 25 20,5 19,5 17 13,3 12,6 910 3,85
17,5 38,5 30,5 27 22,7 21 18,1 810 2,69
20 41,9 28,8 27,9 20,4 17,5 16,6 660 1,75
22,5 45 28,8 28,3 18,5 14,6 14,8 460 1
Luas penampang pipa :
Orifice(cm
2
) Venturi(cm
2
) Pitot(cm
2
)
A
1
6.6052 6.6052 2.8353
A
2
3.1416 2.2698 2.8353
A
2
/A
1
0.475625 0.343638 1
Nilai koefisien debit empiris ( Cd )
- Untuk pipa orifice
h3 h4 |h3-h4| x Volume
( ml )
waktu
(sec)
y
Q orifice ( mL/ sec ) Q real ( mL / sec )
6,5 6 0,5 111,8604 250 3,32 75,3012
6,5 5,5 1 158,1945 365 3,28 111,2805
17,9 15,8 2,1 229,2456 540 3,47 155,6196
33,5 31,7 1,8 212,2402 645 3,35 192,5373
25 20,5 4,5 335,5812 910 3,85 236,3636
38,5 30,5 8 447,4416 810 2,69 301,1152
41,9 28,8 13,1 572,568 660 1,75 377,1429
45 28,8 16,2 636,7206 460 1 460
Maka m = Cd dan nilai Cd = 0,698
y = 0.6988x
R = 0.9768
0
100
200
300
400
500
0 200 400 600 800
Q
r
e
a
l
(
m
L
/
s
e
c
)
Q orifice (mL/sec)
Grafik Perbandingan Q orifice dan Q real
- Untuk pipa venturi
h5 h6 |h5-h6| x volume
(ml)
waktu
(sec)
y
Q venturi ( mL/ sec ) Q real ( mL / sec )
6,3 5,5 0,8 95,75673 250 3,32 75,3012
5,3 3,7 1,6 135,4205 365 3,28 111,2805
16 13,5 2,5 169,2756 540 3,47 155,6196
30,5 30,9 0,4 67,71023 645 3,35 192,5373
19,5 17 2,5 169,2756 910 3,85 236,3636
27 22,7 4,3 222,0028 810 2,69 301,1152
27,9 20,4 7,5 293,1939 660 1,75 377,1429
28,3 18,5 9,8 335,1485 460 1 460
Dengan nilai b merupakan nilai Cd maka Cd = 1,285
y = 1.2857x
R = 0.8174
0
100
200
300
400
500
0 100 200 300 400
Q
r
e
a
l
(
m
L
/
s
e
c
)
Q orifice (mL/sec)
Grafik Perbandingan Q venturi dan Q real
- Untuk pipa pitot
h7 h8 |h7-h8| x volume
(ml)
waktu
(sec)
y
Q pitot ( mL/ sec ) Q real ( mL / sec )
5 5,4 0,4 79,42889 250 3,32 75,3012
2 3 1 125,5881 365 3,28 111,2805
11 12,8 1,8 168,4941 540 3,47 155,6196
29 26 3 217,525 645 3,35 192,5373
13,3 12,6 0,7 105,0746 910 3,85 236,3636
21 18,1 2,9 213,8688 810 2,69 301,1152
17,5 16,6 0,9 119,1433 660 1,75 377,1429
14,6 14,8 0,2 56,16471 460 1 460
Maka nilai Cd dari pipa pitot sebesar 1,442
y = 1.4429x
R = -0.788
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
0 50 100 150 200 250
Q
r
e
a
l
(
m
L
/
s
e
c
)
Q orifice (mL/sec)
Grafik Perbandingan Q pitot dan Q real
Nilai koefisien kehilangan empiris (k)
- Untuk pipa orifice
Flow Rate
LPM
h3 h4 y Q orifice V x
|h4-h3| V
2
/2 g
5 6,5 6 0,5 111,8604 3,560619 0,646177783
7,5 6,5 5,5 1 158,1945 5,035476 1,292355565
10 17,9 15,8 2,1 229,2456 7,297098 2,713946687
12,5 33,5 31,7 1,8 212,2402 6,7558 2,326240018
15 25 20,5 4,5 335,5812 10,68186 5,815600044
17,5 38,5 30,5 8 447,4416 14,24248 10,33884452
20 41,9 28,8 13,1 572,568 18,22536 16,92985791
22,5 45 28,8 16,2 636,7206 20,2674 20,93616016
Karena nila k = m, maka k = 0,773
y = 0.7738x + 4E-15
R = 1
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
0 5 10 15 20 25
t
p
r
a
k
t
i
k
u
m
(
c
m
)
t teoritis (cm)
Grafik antara t teoris dan praktikum
- Untuk pipa venturi
Flow
Rate
LPM
h5 h6 y Q
venturi
V x
|h6-h5| V
2
/2 g
5 6,3 5,5 0,8 95,75673 4,21873 0,907119307
7,5 5,3 3,7 1,6 135,4205 5,966185 1,814238613
10 16 13,5 2,5 169,2756 7,457731 2,834747834
12,5 30,5 30,9 0,4 67,71023 2,983092 0,453559653
15 19,5 17 2,5 169,2756 7,457731 2,834747834
17,5 27 22,7 4,3 222,0028 9,780723 4,875766274
20 27,9 20,4 7,5 293,1939 12,91717 8,504243501
22,5 28,3 18,5 9,8 335,1485 14,76555 11,11221151
Nilai k untuk pipa venturi = 0,881
y = 0.8819x + 2E-15
R = 1
0
2
4
6
8
10
12
0 5 10 15
t
t
e
o
r
i
t
i
s
(
c
m
)
t praktikum (cm)
Grafik antara t teoris dan praktikum
- Untuk pipa pitot
Flow
Rate
LPM
h7 h8 y Q pitot V x
|h8-h7| V
2
/2 g
5 5 5,4 0,4 79,42889 2,801428 0,4
7,5 2 3 1 125,5881 4,429447 1
10 11 12,8 1,8 168,4941 5,942727 1,8
12,5 29 26 3 217,525 7,672027 3
15 13,3 12,6 0,7 105,0746 3,705941 0,7
17,5 21 18,1 2,9 213,8688 7,543076 2,9
20 17,5 16,6 0,9 119,1433 4,202142 0,9
22,5 14,6 14,8 0,2 56,16471 1,980909 0,2
Nilai k untuk pipa pitot = 1
y = x
R = 1
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
0 1 2 3 4
t
t
e
o
r
i
t
i
s
(
c
m
)
t praktikum (cm)
Grafik antara t teoris dan praktikum
5.6. Analisa Praktikum
5.6.1. Analisa Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memperagakan prinsip kerja dari
berbagai tipe dasar pengukuran aliran yang berbeda dan dirakit dalam satu
konfigurasi dengan cara membandingkannya serta mengetahui karakteristik-
karakteristiknya.
Tahap-tahap yang dilakukan dalam percobaan ini adalah dengan memasang
alat pada meja hidrolik, kemudian mengisi tabung-tabung manometer dengan air
sampai tidak terdapat gelembung udara yang terlihat pada manometer agar
pembacaan manometer tidak terpangaruh oleh tekanan udara, lalu mengatur
suplai air dan kecepatan aliran dengan menggunakan katup pengatur aliran untuk
mendapatkan pembacaan yang jelas pada tabung manometer dengan perbedaan
tekanan yaitu 5; 7,5; 10; 12,5; 15; 17,5; 20; 22,5. Pengambilan data pada
beberapa nilai tekanan diharapkan agar praktikan memiliki variasi data agar data
yang diperoleh lebih akurat.
Tahap selanjutnya adalah mencatat data yang diambil pada percobaan ini
setelah ketinggian dari manometer telah mencapai kondisi konstan, yaitu jumlah
volume air yang keluar dari pipa output (V). Jumlah volume air diambil untuk
menghitung debit (Q), dan mencatat pembacaan manometer dari tabung 3 sampai
tabung 8. Untuk setiap perbedaan tekanan diukur debitnya (Q) masing-masing,
sehingga diambil data volume (V) yang keluar dari pipa output, pengambilan
volume diambil waktu yang telah ditetapkan.
5.6.2. Analisa Hasil
Setelah melakukan percobaan, data yang diperoleh, kami olah dalam
pengolahan data yang telah terlampir pada halaman pengolahan data.
Data yang kami dapat tersebut, diolah menggunakan rumus dibawah ini untuk
mendapatkan koefisien debit (Cd) dan koefisien hilang (k) , yaitu:
Mencari h untuk setiap pipa; h = h3-h4; dan seterusnya. Sehingga di dapat
Debit (Q) yang berbeda di setiap pipa.
Dengan rumus :
Serta mencari Q Real setiap tekanan;
waktu
volume
al Q Re untuk mendapatkan
koefisien debit (Cd). Mencari teo disetiap pipa;
2
2
2
2gA
Q
teo
untuk
mendapatkan koefisien hilang (k). Kemudian dibuat persamaan Least Square, y =
b . x . Dimana y adalah hasil ketika percobaan, dan x adalah hasil perhitungan
sebenarnya.
Dari langkah-langkah diatas didapatkan nilai kelengkungan grafik (Cd) untuk
masing-masing alat ukur :
o Cd Orifice = 0.698
o Cd Venturi = 1.285
o Cd Pitot = 1.442
Nilai Cd yang mendekati nilai 1 berarti debit yang dihitung secara teoritis
dan percobaan ridak berbeda jauh. Di dalam percobaan ini, nilai Cd yang hampir
mendekati 1 pada pipa venturi yang memiliki nilai 1,285.
Nilai koefisien kehilangan tekanan dari masing-masing tipe pipa :
o K Orifice = 0.773
o K Venturi = 0.881
o K Pitot = 1
Untuk koefisien kehilangan tekanan semakin mendekati nilai 1 maka
perbedaan tekanan pada percobaan sama dengan perbedaan tekanan secara
teoritis. Di dalam percobaan ini dapat dilihat bahwa pada pipa pitot nilai koefisien
kehilangannya (K) sama dengan 1 yang berarti untuk pipa pitot, tidak ada
perbedaan pada tekanan secara teoritis dan secara percobaan.
Dari hasil yang telah didapatkan dapat dilihat bahwa untuk koefisien debit
aliran (Cd) pipa venturi yang memiliki nilai mendekati satu sedangkan untuk
koefisien kehilangan, pipa pitot memiliki koefisien kehilangan tepat 1.
Dilihat dari data yang telah didapatkan dapat disimpulkan jika nilai koefisien
kehilangan ( k ) dan koefisien debit pipa (Cd) sama dengan 1 maka nilai
perbedaan tinggi dari pipa hulu dan pipa hilir pada saat percobaan sama dengan
teoritisnya. Jika nilainya tidak sama dengan 1 maka masih terdapat faktor-faktor
koreksi dalam praktikum.
5.6.3. Analisa Kesalahan
Jika dilihat dari data yang telah didapatkan dilihat bahwa semakin
meningkatnya waktu untuk menampung volume air tidak sebanding dengan
volume air yang ditampung. Karena terdapat beberapa faktor kesalahan, antara
lain :
1. Kesalahan paralaks
Kesalahan ini terjadi karena pembacaan skala oleh praktikan tidak tepat
sehingga terjadinya kesalahan pengamatan. Hal ini dapat disebabkan karena
kesulitan menentukan skala pada manometer atau kemampuan daya akomodasi
mata praktikan.
2. Kesalahan praktikan
Kesalahan ini dapat terjadi karena kurangnya komunikasi saat pengambilan data
volume air dengan waktu yang ditentukan sehingga jumlah air yang tertampung
dapat lebih banyak atau sedikit dari yang seharusnya. Kemudian dapat juga
kesalahan pada saat praktikan kurang memperhatikan adanya gelembung udara
dalam manometer.
5.7. Kesimpulan dan Saran
5.7.1. Kesimpulan
- Nilai kelengkungan grafik yang didapat, adalah nilai Cd untuk masing-masing
alat ukur, dan untuk penampang yang berubah, merupakan nilai kalibrasi alat :
o Cd Orifice = 0.698
o Cd Venturi = 1.285
o Cd Pitot = 1.442
- Nilai koefisien kehilangan tekanan dari masing-masing tipe pipa :
o K Orifice = 0.773
o K Venturi = 0.881
o K Pitot = 1
- Besarnya koefisien debit (Cd) dipengaruhi oleh jenis / tipe pipa, diameter pipa
hulu dan hilir, dan debit yang terjadi (volume yang keluar dari pipa output).
- Besarnya koefisien kehilangan (k) dipengaruhi oleh oleh jenis / tipe pipa,
diameter pipa hilir, dan beda tinggi tekanan yang terjadi.
5.7.2. Saran
Dalam praktikum ini, diperlukan ketelitian dalam melakukan pembacaan
dalam menentukan skala manometer sehingga data-data yang didapatkan dapat
lebih akurat. Selain itu. Diperlukan ketepatan dalam menentukan debit aliran
agar kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir.
5.8. Daftar Pustaka
Buku Pedoman Praktikum Mekanika Fluida FT UI
Lampiran
Gambar 1. Manometer
Gambar 2. LPM
Gambar 1. Alat Peraga