Anda di halaman 1dari 14

Karakteristik anak usia SMP: Perkembangan bahasa

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Karakteristik Peserta Didik
yang dibina oleh Bapak Dr. Muh. Ramli, S.Pd., M.Pd






Oleh:
Kelompok 4
1. Budiyanto 1321038189
2. Irmawansah 132103818906
3. Naning Fatmawati 132103819128
4. Zefrin 132103818904











UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR
Februari 2014




BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa merupakan suatu untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta
kematangan emosional dan sosial. Penggunaan aspek kebahasaan dalam proses
pembelajaran sering berhubungan satu sama lainnya. Bersamaan dengan kehidupannya
dalam masyarakat luas, remaja mengikuti proses belajar di sekolah. Sebagaimana
diketahui dilembaga pendidikan bahasa diberikan rangsangan yang terarah sesuai dengan
kaidah-kaidah yang benar. Proses pendidikan bukan memperluas dan memperdalam
cakrawala ilmu pengetahuan semata,namun juga secara berencana merekayasa
perkembangan sistem budaya, termasuk didalamya perilaku berbahasa.
Pada dasarnya proses perkembangan merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh
manusia pada umumnya, dimana manusia itu mengalami tahapan tertentu dalam masa
hidupnya, yang setiap tahapannya tersebut harus dijalani sesempurna mungkin sesuai
dengan kodrat dan kemampuannya sebagai manusia yang diciptakan paling mulia dari
makhluk lain oleh ALLAH SWT. Salah-satu tahapan tersebut adalah tahapan dalam
proses perkembangan yang dijalaninya pada masa tertentu dalam hidupnya, proses
perkembangan yang akan dibahas dan di tekankan oleh penulis adalah proses
perkembangan pada masa smp (sekolah menengah pertama). Disini penulis akan
mencoba menguak bagaimana proses perkembangan baik dari segi sosial, agama, emosi,
bahasa, moral, fisik, serta seksualnya yang idealnya di jalani oleh anak smp (sekolah
menengah pertama) yang sesuai dengan seharusnya.
Masalah yang sering dihadapi oleh para peserta didik yaitu masalah dalam
perkembangan terutama di kalangan smp, masalah ini juga menjadi tugas para pendidik
(guru) dalam upaya memajukan kualitas manusia Indonesia terutama dalam pendidikan,
karna masalah seperti ini harusnya dapat terselesaikan secepat mungkin meskipun
didalamnya terdapat kesukaran, lalu bagaimana kaitannya dengan masalah pendidikan
yang harus diatasi sesegera mungkin agar dapat tercipta pendidikan yang baik dan benar
serta optimal untuk mewujudkan tujuan pendidikan itu sendiri baik dimasa sekarag
maupun masa nyang akan datang, tentunya kekompakan dan keselarasan antara
komponen-komponen pendidik (komponen pendidik di sekolah seperti guru,wali kelas
kepala sekolah). Komponen keluarga atau orangtua dan koponen di lingkungan
masyarakat harus dijalankan dengan baik dalam memantau proses perkembangan yang
dialami peserta didik.
Pengaruh pergaulan dalam masyarakat (teman sebaya) terkadang cukup
menonjol, sehingga bahasa remaja menjadi lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang
berkembang didalam kelompok sebaya. Dari kelompok itu berkembang bahasa sandi,
bahasa kelompok tertentu yang bentuknya amat khusus. Perkembangan bahasa anak
dilengkapi dan diperkaya oleh lingkungan masyarakat dimana mereka tinggal. Hal ini
berarti bahwa proses pembentukan kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan dengan
masyarakat sekitar akan memberi ciri khusus dalam perilaku berbahasa. Bersamaan
dengan kehidupannya dalam masyarakat luas, anak (remaja) mengikuti proses belajar di
sekolah.

1.2 Rumusan Masalah
Rumusan-rumusan masalah sebagai berikut:
1. Pengertian perkembangan bahasa.
2. Karakteristik perkembangan bahasa remaja.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa.
4. Pengaruh kemampuan berbahasa terhadap kemampuan berfikir.
5. Perbedaan individual dalam kemampuan dan perkembangan bahasa.
6. Upaya pengembangan kemampuan bahasa remaja dan implikasinya

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perkembangan Bahasa
Perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan. Perubahan
itu dapat terjadi secara kuantitatif, misalnya pertambahan tinggi atau berat tubuh dan
kualitatif, misalnya perubahan cara berpikir secara konkret menjadi abstrak.
Sedangkan yang dimaksud dengan bahasa adalah alat komunikasi yang
digunakan oleh seorang dalam pergaulannya atau hubungannya dengan orang lain.
Bahasa merupakan alat bergaul. Oleh karena itu penggunaan bahasa menjadi efektif
sejak seorang individu memerlukan berkomunikasi dengan orang lain. Sejak seorang
bayi mulai berkomunikasi dengan orang lain, sejak itu pula bahasa diperlukan. Sejalan
dengan perkembangan hubungan sosial, maka perkembangan bahasa seorang dimulai
dengan meraba (suara atau bunyi tanpa arti) dan diikuti dengan bahasa atau suku kata,
dua suku kata, menyusun kalimat sederhana dan seterusnya melakukan sosialisasi
dengan menggunakan bahasa yang kompleks sesuai dengan tingkat perilaku sosial.
Bahasa juga merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Dalam pengertian ini, tercakup semua cara untuk berkomunikasi, di mana pikiran dan
perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang atau symbol untuk mengungkapkan sesuatu
pengertian, seperti dengan menggunakan lisan, tulisan, isyarat, bilangan, lukisan, dan
mimik muka. Bahasa merupakan faktor hakiki yang membedakan manusia dengan
hewan. Bahasa sangat erat kaitannya dengan perkembangan pikir individu.
Perkembangan pikiran individu tampak dalam perkembangan bahasanya yaitu
kemampuan membentuk pengertian, menyusun pendapat, dan menarik kesimpulan.
Dan kata remaja berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow
atau to grow maturity. Menurut Adams & Gullota (dalam Aaro, 1997), masa remaja
meliputi usia antara 11 hingga 20 tahun. Sedangkan Hurlock (1990) membagi masa
remaja menjadi masa remaja awal (13 hingga 16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir
(16 atau 17 tahun hingga 18 tahun). Masa remaja awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock
karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang
lebih mendekati masa dewasa.
Remaja merupakan masa antara kanak-kanak dan dewasa. Remaja juga terjadi
proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan
perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan
orangtua dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses
pembentukan orientasi masa depan.
Transisi perkembangan pada masa remaja berarti sebagian perkembangan masa
kanak-kanak masih dialami namun sebagian kematangan masa dewasa sudah dicapai.
Bagian dari masa kanak-kanak itu antara lain proses pertumbuhan biologis misalnya
tinggi badan masih terus bertambah. Sedangkan bagian dari masa dewasa antara lain
proses kematangan semua organ tubuh termasuk fungsi reproduksi dan kematangan
kognitif yang ditandai dengan mampu berpikir secara abstrak.

2.2 Karakteristik Perkembangan Bahasa Remaja
Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang ia telah banyak belajar dari
lingkungan, dan dengan demikian bahasa remaja terbentuk dari kondisi lingkungan.
Lingkungan remaja mencakup lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya
pergaulan teman sebaya, dan lingkungan sekolah. Pola bahasa yang dimiliki adalah
bahasa yang berkembang di dalam keluarga atau bahasa itu.
Perkembangan bahasa remaja dilengkapi dan diperkaya oleh lingkungan
masyarakat di mana mereka tinggal. Hal ini berarti pembentukan kepribadian yang
dihasilkan dari pergaulan masyarakat sekitar akan memberi ciri khusus dalam perilaku
bahasa. Bersamaan dengan kehidupannya di dalam masyarakat luas, anak (remaja)
mengkutip proses belajar disekolah. Sebagaimana diketahui, dilembaga pendidikan
diberikan rangsangan yang terarah sesuai dengan kaidah-kaedah yang benar. Proses
pendidikan bukan memperluas dan memperdalam cakrawala ilmu pengetahuan semata,
tetapi juga secara berencana merekayasa perkembangan sistem budaya, termasuk
perilaku berbahasa. Pengaruh pergaulan di dalam masyarakat (teman sebaya) terkadang
cukup menonjol, sehingga bahasa anak (remaja) menjadi lebih diwarnai pola bahasa
pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya. Dari kelompok itu berkembang
bahasa sandi, bahasa kelompok yang bentuknya amat khusus, seperti istilah baceman
dikalangan pelajar yang dimaksudkan adalah bocoran soal ulangan atau tes. Bahasa
prokem terutama secara khusus untuk kepentingan khusus pula.
Pengaruh lingkungan yang berbeda antara keluarga masyarakat, dan sekolah
dalam perkembangan bahasa, akan menyebabkan perbedaan antara anak yang satu
dengan yang lain. Hal ini ditunjukkan oleh pilihan dan penggunaan kosakata sesuai
dengan tingkat sosial keluarganya. Keluarga dari masyarakat lapisan pendidikan rendah
atau buta huruf, akan banyak menggunakan bahasa pasar, bahasa sembarangan, dengan
istilah-istilah yang kasar. Masyarakat terdidik yang pada umumnya memiliki status
sosial lebih baik, menggunakan istilah-istilah lebih selektif dan umumnya anak-anak
remajanya juga berbahasa lebih baik.
Ragam bahasa remaja memiliki ciri khusus, singkat, lincah dan kreatif. Kata-kata
yang digunakan cenderung pendek, sementara kata yang agak panjang akan diperpendek
melalui proses morfologi atau menggantinya dengan kata yang lebih pendek seperti
permainan diganti dengan mainan, pekerjaan diganti dengan kerjaan.
Kalimat-kalimat yang digunakan kebanyakan berstruktur kalimat tunggal.
Bentuk-bentuk elip juga banyak digunakan untuk membuat susunan kalimat menjadi
lebih pendek sehingga seringkali dijumpai kalimat-kalimat yang tidak lengkap. Dengan
menggunakan struktur yang pendek, pengungkapan makna menjadi lebih cepat yang
sering membuat pendengar yang bukan penutur asli bahasa Indonesia mengalami
kesulitan untuk memahaminya. Kita bisa mendengar bagaimana bahasa remaja ini dibuat
begitu singkat tetapi sangat komunikatif. Karakteristik perkembangan bahasa remaja
sesungguhnya didukung oleh perkembangan kognitif yang menurut Jean Piaget telah
mencapai tahap operasional formal. Sejalan dengan perkembangan kognitifnya, remaja
mulai mampu mrngaplikasikan prinsip-prinsip berpikir formal atau berpikir ilmiah secara
baik pada setiap situasi dan telah mengalami peningkatan kemampuan dalam menyusun
pola hubungan secara komperhensif, membandingkan secara kritis antara fakta dan
asumsi dengan mengurangi penggunaan symbol-simbol dan terminologi konkret dalam
mengomunikasikannya.
Sejalan perkembangan psikis remaja yang berada pada fase pencarian jati diri,
ada tahapan kemampuan berbahasa pada remaja yang berbeda dari tahap-tahap sebelum
atau sesudahnya yang kadang-kadang menyimpang dari norma umum seperti munculnya
istilah-istilah khusus di kalangan remaja. Karakteristik psikologis khas remaja seringkali
mendorong remaja membangun dan memiliki bahasa relatif berbeda dan bahkan khas
untuk kalangan remaja sendiri, sampai-sampai tidak jarang orang di luar kalangan remaja
kesulitan memahaminya. Dalam perkembangan masyarakat modern sekarang ini, di
kota-kota besar bahkan berkembang pesat bahasa khas remaja yang sering dikenal
dengan bahasa gaul. Bahkan karena pesatnya perkembangan bahasa gaul ini dan untuk
membantu kalangan diuluat remaja memahami bahasa mereka, Debby Sahertian (2000)
telah menyusun dan menertibkan sebuah kamus khas remaja yang disebut dengan
Kamus Bahasa Gaul. Dalam kamus itu tertera sekian ribu bahasa gaul yang menjadi
bahasa khas remaja yang jika kita pelajari sangat berbeda dengan bahasa pada umumnya.
Kalangan remaja justru sangat akrab dan sangat memahami bahasa gaul serta merasa
lebih aman jika berkomunikasi dengan sesama remaja menggunakan bahasa gaul.

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa
Berbahasa terkait erat dengan kondisi pergaulan. Oleh karena itu
perkembangannya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a) Umur anak
Manusia bertambah umur akan semakin matang pertumbuhan fisiknya,
bertambahnya pengalaman, dan meningkatkan kebutuhan. Bahasa seseorang akan
berkembang sejalan dengan pertambahan pengalaman dan kebutuhannya. Faktor fisik
ikut mempengaruhi sehubungan semakin sempurnanya pertumbuhan organ bicara,
kerja otot-otot untuk melakukan gerakan-gerakan dan isyarat. Pada masa remaja
perkembangan biologis yang menunjang kemampuan berbahasa telah mencapai
tingkat kesempurnaan, dengan dibarengi oleh perkembangan tingkat intelektual, anak
akan mampu menunjukkan cara berkomunikasi dengan baik.
b) Kondisi lingkungan
Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil untuk cukup
besar dalam berbahasa. Perkembangan bahasa dilingkungan perkotaan akan berbeda
dengan dilingkungan pedesaan. Begitu pula perkembangan bahasa di daerah pantai,
pegunungan dan daerah-daerah terpencil menunjukkan perbedaan.
Pada dasarnya bahasa dipelajari dari lingkungan. Lingkungan yang dimaksud
termasuk lingkungan pergaulan dalam kelompok, seperti kelompok bermain,
kelompok kerja, dan kelompok sosial lainnya.
c) Kecerdasan anak
Untuk meniru bunyi atau suara, gerakan dan mengenal tanda-tanda,
memerlukan kemampuan motorik yang baik. Kemampuan intelektual atau tingkat
berpikir. Ketepatan meniru, memproduksi perbendaharaan kata-kata yang diingat,
kemampuan menyusun kalimat dengan baik dan memahami atau menangkap maksud
suatu pernyataan fisik lain, amat dipengaruhi oleh kerja pikir atau kecerdasan
seseorang anak.
d) Status sosial ekonomi keluarga
Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu menyediakan
situasi yang baik bagi perkembangan bahasa anak-anak dengan anggota keluarganya.
Rangsangan untuk dapat ditiru oleh anak-anak dari anggota keluarga yang berstatus
sosial tinggi berbeda dengan keluarga yang berstatus sosial rendah. Hal ini akan
tampak perbedaan perkembangan bahasa bagi anak yang hidup di dalam keluarga
terdidik dan tidak terdidik. Dengan kata lain pendidikan keluarga berpengaruh
terhadap perkembangan bahasa.
e) Kondisi fisik
Kondisi fisik di sini kesehatan anak. Seseorang yang cacat yang terganggu
kemampuannya untuk berkomunikasi, seperti bisu, tuli, gagap, dan organ suara tidak
sempurna akan mengganggu perkembangan alam berbahasa.

2.4 Pengaruh Kemampuan Berbahasa Terhadap Kemampuan Berpikir
Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif yang berarti faktor
intelek/kognisi sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa. Bayi
yang tingkat intelektualnya belum berkembang dan masih sangat sederhana, bahasa yang
digunakannya juga sangat sederhana. Semakin bayi itu tumbuh dan berkembang serta
mulai mampu memahami lingkungan, maka bahasa mulai berkembang dari tingkat yang
sangat sederhana menuju ke bahasa yang kompleks.
Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh lingkungan, karena bahasa pada dasarnya
merupakan hasil belajar dari lingkungan. Anak (bayi) belajar bahasa seperti halnya
belajar hal yang lain, meniru dan mengulang hasil yang telah didapatkan merupakan
cara belajar bahasa awal. Bayi belajar menambah kata-kata dengan meniru bunyi-bunyi
yang didengarnya. Manusia dewasa (terutama ibunya) disekelilingnya membetulkan dan
memperjelas. Belajar bahasa yang sebenarnya baru dilakukan oleh anak berusia enam
sampai tujuh tahun, disaat anak mulai bersekolah. Jadi perkembangan bahasa adalah
meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi, baik alat komunikasi dengan
cara lisan, tertulis, maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat. Mampu dan
menguasai alat komunikasi di sini diartikan sebagai upaya seseorang untuk dapat
memahami dan dipahami orang lain.
Kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir saling mempengaruhi satu sama
lain. Bahwa kemampuan berpikir berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa dan
sebaliknya kemampuan berbahasa berpengaruh terhadap kemampuan berpikir. Seseorang
rendah kemampuan berpikirnya, akan mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat
yang baik, logis dan sistematis. Hal ini akan berakibat sulitnya berkomunikasi.
Bersosialisasi berarti melakukan konteks dengan yang lain. seseorang
menyampaikan ide dan gagasannya dengan berbahasa dan menangkap ide dan gagasan
orang lain melalui bahasa. Menyampaikan dan mengambil makna ide dan gagasan itu
merupakan proses berpikir yang abstrak. Ketidaktepatan menangkap arti bahasa akan
berakibat ketidaktepatan dan kekaburan persepsi yang diperolehnya. Akibat lebih lanjut
adalah bahwa hasil proses berpikir menjadi tidak tepat benar. Ketidaktepatan hasil
pemprosesan pikir ini diakibatkan kekurangmampuan dalam bahasa.

2.5 Perbedaan Individual dalam Kemampuan dan Perkembangan Bahasa
Menurut Chomsky (Woolfolk, dkk. 1984) anak dilahirkan ke dunia telah
memiliki kapasitas berbahasa. Akan tetapi seperti dalam bidang yang lain, faktor
lingkungan akan mengambil peranan yang cukup menonjol, mempengaruhi
perkembangan bahasa anak tersebut. Mereka belajar makna kata dan bahasa sesuai
dengan apa yang mereka dengar, lihat dan mereka hayati dalam hidupnya sehari-hari.
Perkembangan bahasa anak terbentuk oleh lingkungan yang berbeda-beda.
Berpikir dan berbahasa mempunyai korelasi tinggi; anak dengan IQ tinggi akan
berkemampuan bahasa yang tinggi. Sebaran nilai IQ menggambarkan adanya perbedaan
individual anak, dan dengan demikian kemampuan mereka dalam bahasa juga bervariasi
sesuai dengan varasi kemampuan mereka berpikir.
Bahasa berkembang dipengaruhi oleh faktor lingkungan, karena kekayaan
lingkungan akan merupakan pendukung bagi perkembangan peristilahan yang sebagian
besar dicapai dengan proses meniru. Dengan demikian remaja yang berasal dari
lingkungan yang berbeda juga akan berbeda-beda pula kemampuan dan perkembangan
bahasanya.

2.6 Upaya pengembangan kemampuan bahasa remaja dan implikasinya dalam
penyelenggaraan pendidikan
Kelas atau kelompok belajar terdiri dari siswa yang bervariasi bahasanya, baik
kemampuannya maupun polanya. Menghadapi hal ini guru harus mengembangkan
strategi belajar-mengajar bidang bahasa dengan memfokuskan pada potensi dan
kemampuan anak.
Pertama, anak perlu melakukan pengulangan (menceritakan kembali) pelajaran
yang telah diberikan dengan kata dan bahasa yang disusun oleh murid-murid sendiri.
Dengan cara ini senantiasa guru dapat melakukan identifikasi tentang pola dan tingkat
kemampuan bahasa murid-muridnya.
Kedua, berdasar hasil identifikasi itu guru melakukan pengembangan bahasa
murid dengan menambahkan perbendaharaan bahasa lingkungan yang telah dipilih
secara tepat dan benar oleh guru. Cerita murid tentang isi pelajaran yang telah dipercaya
itu diperluas untuk langkah-langkah selanjutnya, sehingga para murid mampu menyusun
cerita lebih komprehensif tentang isi bacaan yang telah dipelajari dengan menggunakan
pola bahasa mereka sendiri.
Perkembangan bahasa yang menggunakan model pengekspresian secara mandiri,
baik lisan maupun tertulis, dengan mendasarkan pada bahan bacaan akan lebih
mengembangkan kemampuan bahasa anak membentuk pola bahasa masing-masing.
Dalam penggunaan model ini guru harus banyak memberikan rangsangan dan koreksi
dalam bentuk diskusi atau komunikasi bebas. Dalam pada itu sarana perkembangan
bahasa seperti buku-buku, surat kabar, majalah, dan lain-lainnya hendaknya disediakan
di sekolah maupun dirumah.















BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Perkembangan bahasa adalah meningkatkatnya kemampuan penggunaan bahasa
sebagai alat komunikasi. Bahasa yang digunakan oleh remaja sangat dipengauhi oleh
bahasa yang didapatkan dalam proses sosialisasi dengan teman sebayanya. Dengan
kata lain, lingkungan keluarga dan sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam
menghadapi perkembangan bahasa.
2. Bahasa memegang peran penting dalam kehidupan bermasyarakat. Perkembangan
bahasa dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain adalah usia anak, kondisi keluarga
dan kondisi fisik anak terutama dari segi kesehatannya.
3. Kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir saling berpengaruh satu sama lain.
bahwa kemampuan berpikir berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa dan
sebaliknya kemampuan berbahasa berpengaruh terhadap kemampuan berpikir.
Keduanya salingmenunjang satu sama lainnya.
3.2 Saran
Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif, yang berarti faktor
intelek/kognisi sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa. Oleh
karena itu, kita harus menggunakan dan mengembangkan bahasa dengan
berkembangnya bahasa secara tidak sadar kita telah melangkah kedewasaan yang sudah
merupakan kodrat kita sebagai manusia.
Hanya saja, agar pertumbuhan itu mencapai hasil yang maksimal harus
mempertahankan faktor-faktor pendukungnya.


DAFTAR RUJUKAN

Ali, Muhammad. 2008. Psikologi Remaja : Perkembangan Peserta Didik. Jakarta Bumi
Aksara.

Fatimah, Enung. 2008. Psikologi Perkembangan : Perkembangan Peserta Didik. Bandung:
PustakaSetia.

Hamid, Fuad Abdul. 1987. Proses Belajar Mengajar Bahasa. Jakarta: PPLPTK Depdikbud

http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/1641582-mengapa-remaja-suka
menggunakan-bahasa/

http://www.tumbuh-kembang-anak.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai