Anda di halaman 1dari 18

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Bumi kita ini terbentuk oleh berbagai macam unsur yang bersifat logam
ataunon-logam, yang semula diduga merupakan masa yang cair dan gas.Perubahan yang
terjadi di alam mengakibatkan sebagian dari masa cair itu membeku menjadi keras atau
berbentuk cairan, sehingga terwujud bumi kita ini, dimana masih mengandung magma
cair dan panas, masa yang membeku berbentuk kulit bumi, air dan atrnosfer yang
mengandung uap air serta gas yang lain. Kapankah terjadinya pernbekuan itu atau
terjadinya masa bumi ini, manusia tak mengetahui.Pendapat atau pengetahuan manusia
mengenai peristiwa lalu itu hanya atas dasar dugaan/teorinya, dihubungkan dengan
keadaan yang dialami waktu ini.
Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan, dimana bagian lautan lebih
besar daripada bagian daratan.Akan tetapi daratan adalah bagian dari kulit bumi yang
dapat diamati langsung dengan dekat, maka banyak hal-hal yang dapat diketahui secara
cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh
jenis batuan yang berbeda satu sama lain.Batuan-batuan tersebut berbeda-beda materi
penyusunnya dan berbeda pula proses terbentuknya.
Dari jenisnya batuan-batuan tersebut dapat digolongkan menjadi 3 jenis
golongan. Mereka adalah :batuan beku (igneous rocks), batuan sediment (sedimentary
rocks), dan batuan metamorfosa/malihan (metamorphic rocks).

BAB II
PERMASALAHAN

Pada era globalisasi sekarang banyak orang membangun rumah, gedung
bertingkat maupun proyek yang bernilai besar, dalam pembangunan rumah maupun
gedung membutuhkan bahan bangunan salah satunya adalahbatuan beku , batuan beku
dapat dijadikan sebagai batu ornament dinding maupun lantai bangunan gedung atau
untuk batu belah untuk pondasi bangunan/jalan raya.Batuan beku sebenarnya telah
banyak dipergunakan orang dalam kehidupan sehari-hari hanya saja kebanyakan
orang hanya mengetahuicara mempergunakannya,akan tetapi sebagian besar orang tidak


2

mengetahui proses terjadinya, sifatnya dan syarat mutu kualitas batuan beku sebagai
bahan bangunan.
Penggolongan batuan beku telah bayak dilakukan dari dahulu hingga sekarang,
namun karena tidak adanya kesepakatan antara ahli petrologi dalam mengklasifikasikan
betuan beku mengakibatkan sebagian klasifikasi dibuat atas dasar yang berbeda-
beda.Penggolongan batuan beku dapat didasarkan pada tiga patokan utama, yaitu
berdasarkan genetik batuan, berdasarkan senyawa kimia yang terkandung dan
berdasarkan susunan mineraloginya.


BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Proses terjadinya
Batuan bekumerupakan batuan yang berasal dari proses pembekuan magma.
Batuan beku atau igneous rock berasal dari kata ignis yang berarti api atau pijar, karena
magma merupakan material silikat yang panas dan pijar yang terdapat di dalam bumi.
Magma mempunyai temperatur berkisar antara 600
o
C sampai 1500
o
C.
Magma disusun oleh bahan yang berupa gas (volatil) seperti H
2
O dan CO
2
, dan
bukan gas yang umum terdiri dari Si, O, Fe, Al, Ca, K, Mg, Na, dan minor element
seperti V, Sr, Rb,dll. Magma terdapat dalam rongga di dalam bumi yang disebut dapur
magma (magma chamber). Karena magma relative lebih ringan dari batuan yang ada di
sekitarnya, maka magma akan bergerak naik ke atas. Gerakan dari magma ke atas ini
kadang-kadang hanya menghasilkan lelehan lava atau disertai dengan letusan yang
hebat (eksplosif).

Gambar 3.1 Proses Pembentukan Batuan Beku


3


Lava merupakan magma yang telah mencapai permukaan bumi, dan mempunyai
komposisi yang sama dengan magma, hanya kandungan gasnya relatif lebih kecil. Lava
yang membeku akan menghasilkan batuan beku luar (ekstrusif) atau batuan vulkanik.
Magma yang tidak berhasil mencapai permukaan bumi dan membeku di dalam bumi
akan membentuk batuan beku dalam (intrusif) atau batuan beku plutonik.
3.2 Klasifikasi (penggolongan)
3.2.1 klasifikasi berdasarkan genetik (tempat terjadinya)
Penggolongan ini berdasarkan genesa atau tempat terjadinya dari batuan beku,
pembagian batuan beku ini merupakan pembagian awal sebelum dilakukan
penggolongan batuan lebih lanjut. Pembagian genetik batuan beku adalah sebagai
berikut :
a. Batuan beku Intrusif
Batuan ini terbentuk dibawah permukaan bumi, sering juga disebut
batuan beku dalam atau batuan beku plutonik. Batuan beku intrusif mempunyai
karakteristik diantaranya, pendinginannya sangat lambat(dapat sampai jutaan
tahun),memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal yang besar dan sempurna
bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusif. Tubuh batuan beku intrusif
sendiri mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, tergantung pada kondisi
magma dan batuan di sekitarnya.Batuan beku intrusi selanjutnya dapat dibagi
lagi menjadi batuan beku intrusi dalam dan batuan beku intrusi
permukaan.berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang
diterobosnya,struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu
konkordan dan diskordan.
Struktur tubuh batuan beku yang memotong lapisan batuan di sekitarnya
disebut diskordan.yaitu:
1. Batholit, merupakan tubuh batuan beku dalam yang paling besar dimensinya.
Bentuknya tidak beraturan, memotong lapisan-lapisan batuan yang diterobosnya.
Kebanyakan batolit merupakan kumpulan massa dari sejumlah tubuh-tubuh
intrusi yang berkomposisi agak berbeda. Perbedaan ini mencerminkan
bervariasinya magma pembentuk batholit.Beberapa batholit mencapai lebih dari
1000 km panjangnya dan 250 km lebarnya. Dari penelitian geofisika dan
penelitian singkapan di lapangan didapatkan bahwa tebal batholit antara 20-30


4

km. Batholite tidak terbentuk oleh magma yang menyusup dalam rekahan,
karena tidak ada rekahan yang sebesar dimensi batolit. Karena besarnya, batholit
dapat mendorong batuan yang di1atasnya. Meskipun batuan yang diterobos
dapat tertekan ke atas oleh magma yang bergerak ke atas secara perlahan,
tentunya ada proses lain yang bekerja. Magma yang naik melepaskan fragmen-
fragmen batuan yang menutupinya. Proses ini dinamakan stopping. Blok-blok
hasil stopping lebih padat dibandingkna magma yang naik, sehingga
mengendap.Saat mengendap fragmen-fragmen ini bereaksi dan sebagian terlarut
dalam magma.Tidak semua magma terlarut dan mengendap di dasar dapur
magma.Setiap frgamen batuan yang berada dalam tubuh magma yang sudah
membeku dinamakan xenolith.
2. Stock, seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih kecil
dibandingkan dengan batholit, tidak lebih dari 10 km. Stock merupakan penyerta
suatu tubuh batholit atau bagian atas batholit.
3. Dyke, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang
dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai
lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong struktur (perlapisan) batuan
yang diterobosnya.
4. Jenjang vulkanik, adalah pipa gunung api di bawah kawah yang mengalirkan
magma ke kepundan. Kemudian setelah batuan yang menutupi di sekitarnya
tererosi, maka batuan beku yang bentuknya kurang lebih silindris dan menonjol
dari topografi disekitarnya.
Bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur batuan di sekitarnya disebut
konkordan diantaranya adalahsill, lakolit dan lopolit.
Sill, adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap perlapisan
batuan yang diterobosnya. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya sejajar.
Lakolit, sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian atasnya,
batuan yang diterobosnya melengkung atau cembung ke atas, membentuk kubah
landai. Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan Sill. Akibat proses-proses


5

geologi, baik oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen, batuan beku dapt
tersingka di permukaan.
Lopolit, bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan bawahnya
cekung ke atas.


2. Batuan Beku Ekstrusif
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya
berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki
berbagai struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat
pembekuan lava tersebut. Struktur ini diantaranya:
Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan
Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal
seperti batang pensil.
Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal. Hal
ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.
Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku.
Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.
Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain
seperti kalsit, kuarsa atau zeolit
Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral
pada arah tertentu akibat aliran.
3.2.2 klasifikasiberdasarkan komposisi kimia
Pembagian batuan bekuberdasarkan komposisi kimia yang telah lama menjadi
standar dalam geologi, dan dibagi dalam empat golongan yaitu:
a. Batuan beku asam
Termasuk golongan ini bila batuan beku tersebut mengandung silika
(SiO
2
)

lebih dari 66%.contoh batuan ini dalah Granit dan Ryolit. Batuan yang


6

tergolong kelompok ini mempunyai warna terang (cerah) karena (SiO
2
) yang
kaya akan menghasilkan batuan dengan kandungan kuarsa, dan alkali feldspar
dengan atau tanpa muskovit.
b. Batuan beku menengah (intermediat)
Apabila batuan tersebut mengandung 52 66% silika maka termasuk
dalam kelas ini. Batuan ini akan berwarnagelap karena tingginya kandungan
mineral feromagnesia. Contoh batuan ini adalah Diorit dan Andesit.
c. Batuan beku basa
Yang termasuk kelompok batuan beku ini adalah bataun yang
mengandung 45 52% silika. Batuan ini akan memiliki warna hitam kehijauan
karena terdapat kandungan mineral olivine. Contoh batuan ini adalah Gabbro
dan Basalt.
d. Batuan beku ultra basa
Golongan batuan beku ini adalah apabila bataun beku mengnadung 45%
SiO
2.
Warna batuan ini adalah hijau kelam karena tidak terdapat silika bebas
sebagai kuarsa.Contoh batuan ini adalah Peridotit dan Dunit.

3.2.3klasifikasi berdasarkan mineralogi
Analisa kimia batuan beku itu pada umumnya memakan waktu, maka sebagian
besar klasifikasi batuan beku berdasarkan atas susunan mineral dari batuan itu.Mineral-
mineral yang biasanya dipergunakan ialah mineral kuarsa, plagioklas, potassium
feldspar dan foid untuk mineral felsik.Sedangkan untuk mafik mineral biasanya mineral
amphibol, piroksen, dan olivine.
Klasifikasi yang didasarkan atas mineralogi dan tekstur akan lebih dapat
mencerminkan sejarah pembentukan batuan daripada atas dasar komposisi kimia.
Tekstur batuan beku adalah mengambarkan keadaan yang mempengaruhi pembentukan
batuan itu sendiri. Seperti tekstur granular memberi arti akan keadaan yang serba sama,
sedangkan tekstur porfiritik memberikan artibahwa terjadi dua generasi pembentukan
mineral. Dan tekstur afanitik mengambarkan pembekuan yang cepat.
Dasar klasifikasi perbandingan indeks warna mineral mafic dan felsic :
a. leocoratic rock, bila batuan beku tersebut mengandung 30% mineral mafic.


7

b. mesocatic rock, bila batuan beku tersebut mengandung 30%-60% mineral
mafic.
c. Melanokratic rock, bila batuan beku tersebut mengsndung 60%-90% mineral
mafic.
d. Hipermelanuc rock, bila batuan beku tersebut mengandung >90% mineral
mafic.

3.3 Sifat-sifat dan cara uji
Pada umumnya sifat-sifat dan cara uji batuan beku tidak berbeda dengan batuan
alam lainnya, antara lain:
3.3.1 Sifat-sifat
a. Berat dan kekuatan.
Batu alam yang kompak dan padat biasanya kekuatannya tinggi.Dapat
diperkirakan pula, bila berat volumenya tinggi, kekuatannya juga tinggi, meskipun tidak
selalu demikian. Karena pada umumnya batu alam itu rapuh, maka tidak baik untuk
konstruksi yang menerima beban tarik atau lentur, tetapi.memusatkan untuk
pembebanan statis yang vertikal.
Pemakaian untuk konstruksi yang menanggung beban geser, perlu dipilih batu
yang padat atau kompak dan liat. Hal ini dapat dilihat dari pengujian misalnya tahan aus
Los Angeles atau lainnya.Bila angka tahan ausnya kecil, berarti batunya makin kompak.
b. Perubahan bentuk karena basah dan kering
Sifat susut muainya akibat perubahan basah dan kering berkisar antara 0,004
sampai 0,04 %. Pada umumnya sifat susut muai ini tidak banyak berpengaruh dalam
konstruksi, tetapi bila perekat yang dipakai dengan batu ini sifat susut muainya banyak
berbeda, maka batunya mudah lepas.
c.Pemuaian thermal
Sifat pemuaian thermalnya cukup kecil. Meskipun demikian bila suhunya
tinggi(misalnya dekat tungku) sifat ini akan timbul yang mengakibatkan kerusakan lebih
lanjut (milsanya kemasukan zat lain atau air). Sebaiknya tidak dipakai didekat tempat
api atau tungku.
d. Daya sekat panas
Batuan beku bukan bahan penyekat panas yang baik, benda ini menyimpan
panas. Misalnya di negara yang bermusim dingin, rumah dengan dinding batuan beku
atau batuan alam lainnya ,bila musim panas berganti ke musim dingin., sementara akan


8

lebih hangat dibanding dinding lain, yang sebenarnya hal ini bukan karena daya sekat
dingin yang menyebabkannya, melainkan karena ketebalan dinding, sifat berat, dan
kepadatan batunya, yang dapat menyimpan panas pada waktu musim panas dan lambat
melepaskan panas itu, tetapi bila ia telah menjadi dingin maka untuk naik suhunyapun
akan lebih lambat. Di tambah karena warna dari batuan beku yang umumnya gelap,
maka panas matahari yang akan diserap lebih banyak. Untuk perhitungan , harga
penyaluran panas dari batu alam harga (k) antara 9,0 bila dalam keadaan kering, dan
11,5 bila dipakai untuk dinding yang terbuka. Untuk batu granit, dipakai angka lebih
tinggi dari angka tersebut.
e. Pengaruh api
Batu alam beku, biasanya akan retak pecah (spelling) terkelupas bila terkena
suhu tinggi yang mendadak. Hal ini antara lain disebabkan oleh pelepasan air yang
terkandung secara mendadak, baik air yang diserap maupun air yang ada terikat pada
hablurnya.
f. Pengaruh cuaca
Pada umumnya batu alam yang padat dengan penyerapan air yang rendah
akanlebih tahan lama terhadap pengaruh cuaca. Kerusakan yang nampak pada batuan
beku yang di pakai sebagai batu konstruksi atau batu pelapis, pada umumnya
disebabkan oleh beberapa hal seperti di bawah ini.
1. Pengaruh garam sulfat.
Bila batu ini memiliki penyerapan yang besar, dan ada gas belerang atau
sulfida, maka gas ini akan bereaksi dengan semen yang terdapat dalam adukan
sebagai perekat batu tadi membentuk senyawa kalsium sulfat. Garam ini bila
mengering akan membentuk hablur CaSO
4
2H
2
0, yang volumenya lebih besar
dan mendesak partikel dari batu alam, sehingga lama-lama tempat dimana
tumbuhnya garam itu, akan terlihat geripis dan melemah. Demikian permulaan
batuan atau batu tadi dapat menjadi lemah akibat semula iamenyerap air, dan
karena adanya air yang terserap, maka lumut tumbuh di batu itu.Kita ketahui,
lumut sebagai tumbuhan mengeluarkan asam atau microba yang ada didalam
pori batu itu tumbuh mengeluarkan asam yang sedikitdemisedikit melemahkan
batu tadi terutama bila batu alam itu berupa batu pasir .


2. Pengaruh gas-gas yang ada diudara


9

Terutama di daerah industri, dimana udaranya mengandung asam-asam
berbahaya,terutama CO
2
, SO
2
, Cl.Maka udara yang asam Ini, mudah merusak
permukaan batu alam yang tidak padat atau yang penyerapan airnya tinggi,
marmer atau batu kapur, mudah rusak akibat udara semacam ini. Meskipun
udaranya bersih, batu marmer bersifat sedikit larut akibat air yang bersih,
sehingga sehabis hujan yang terus menerus, kadang-kadang permukaan batu
marmer agak berubah, atau memudar.
3. Pengaruh air tanah
Air tanah terutama mengandung SO
4
, serta Cl akan rnerusak batu alam
pula bila air ini sampai dapat meresap kepada batu itu. Pembentukan garam
CaCl
2
, yang kemudian mengering di batu itu akan memberi kan warna putih.
Tetapiwarna putih ini, dimungkinkan pula dari merembesnya sisa kapur dari
adukan yang berada dibelakang batu alam, yang kemudian setelah ada
dipernukaan membentuk CaCO
2.
Untuk ubin-ubin marmer atau batu alam yang berwarna putih, bila dasar
lantai dibawah ubin ini banyak mengandung senyawa besi, maka air
akanmeresap kebadan ubin (bila ubin tidak padat) atau meresap ke celah-celah
aduk sambungan yang mengakibatkan warna putih menjadi kuning atau merah,
akibat oksidasi besi yang terjadi.
4. Pengaruh karat besi
Pada pemasangan batu lapis, kadang-kadang diperlukan jangkar terbuat
dari besiuntuk memperkuat kaitan batu lapis dengan dinding yang ditutup.Bila
dindingnya atau adukannya atau batunya bersifat menyerap air, maka jangkar
besi ini akan berkarat, dan akibat karat ini, dapat membuat batu tempel terlepas,
atau rusak setempat atau berubah warnanya karena mengandung oksida besi
yang tinggi.
5. Pengaruh dari sifat batu alamnya
Sebagaimana kita ketahui, pada beberapa batuan beku, ada yang
terbentuknya berlapis-lapis waktu ia membeku, lapisan ini seringkali tidak akan
dapat dilihat dengan mata terbuka karena adanya lapisan ini akibat pengaruh
basah dan kering yang saling berganti, dapat menjadi melebar dan makin nyata,
sehingga batu itu lama kelamaan akan belah dengah sendirinya atau pembelahan
ini akibat adanya garam diantara lapisan itu.
6. Pengaruh pengerjaan dan pemasangan batu


10

Yang terpenting pula ialah cara pengerjaan pernasangan batuan beku,
untuk tujuan tertentu. Hal ini meliputi pula cara pemilihan jenis batu yang tepat,
untuk peker jaanyang dikehendaki. Jangan dipakai misalnya batuan beku yang
penyerapan airnya besar atau yang berlapis atau yang kurang kekal untuk
kontruksi yang terkena air atauselalu basah dan kering saling berganti.Lain
daripada itu, perlu disiapkan adukan yang tepat baginya untuk melekatkansatu
sama lain. Dijaga jangan sampai air tanah yang kotor menyerap kepada batu ini,
atau dalam menberi adukan, diantara batu atau aduk untuk merekatnya sepenuh
mungkin (jangan sampai berongga) karena rongga tadi akanditempati air, yang
lama-lama dapat merusak konstruksi pasangan batu tersebut.

3.3.2 Cara uji
Telah dilakukan terdahulu, bahwa untuk menguji mutu batuan beku atau batuan
alam lainnya yang berhubungan dengan penggunaannya, akan lebh baik ditinjau dari
sjfat-sifat fisis ataumekanisnya, daripada sifat kimia atau strukturnya. Sebab, meskipun
sifatkimia atau strukturnya baik, bila batuan tadi sudah melapuk, sifat fisik atau
mekanisnya akan turun/berbeda-beda.
Dari beberapa sifat fisik atau mekanis, yang umum sering dilakukan, ialah
diuji atas sifat berikut ini :
a. Berat jenis dan porositas
Berat jenis
Pengertian berat jenis harus ada kesepakatan yangjelas. Berat jenis untuk
lebih jelasnya sebaiknya dimengertikan sebagai berikut:
1. Berat jenis semu (aparent specific gravity)
adalah berat jenis, dimana volume benda hannya diukur atau ditinjau dari
yang terlihat, atau dari luar, sedang bagian dalam benda tidak
dipertimbangkan,sehingga misalnya benda tadi didalamnya berongga,
volume rongga tadikut terukur sebagai volume bendanya.Jadi berat jenis
semu, untuk benda yang tidak masip mutlak, bukan jenis benda yang
sesungguhnya.Berat jenis semu ini, sering juga disebut "berat volume', atau
istilah Inggris "bulk density".
2. Berat jenis yang sesungguhnya (true specific gravity)
Dengan istilah ini dimaksud, bahwa berat jenis benda itu diukur
dalamkeadaan benda betul -betul masip (tanpa rongga).


11

Dalam pengujan batuan alam, kedua istitah berat jenis ini harus
jelas.Bila dipakai istilah ''Bulk density" dapat diartikan pula sebagai berat
jenis semu (apparerrt specific gravity).Bila dipakai berat jenis saja, dapat
diartikan, berat jenis sesungguhnya atau "berat jenis masip" atau "true
specific gravity. Cara penentuan kedua nilai berat jenis tersebutdi atas juga
berbeda.Penentuan "berat jenis semu" atau bulk density atau berat volume,
dilakukan dengan cara menimbang contoh butiran yang cukup besar, atau
batu alam yang telah dibentuk kubus, lalu dikeringkan pada suhu (1105)
o
C
sampai berat tetap. Setelah kering timbanglah benda uji tersebut, misalnya
disebut B1.Setelah itu, benda ditimbang didalam air secara cepat untuk
menghindari penyerapan air, kemudian dicatat, misalnya B2.Selisih
penimbangan kering (B1) dan penimbangan basah (B2) merupakan volume
dari benda itu, terukur dari bagian luarnya.
Berat jenis semu =

, biasanya dipakai satuan g/cm


3
, atau kg/dm
3
.

Berat jenis sesungguhnya, ditentukan dengan carapenentuan volumebatu
alam dalam bentuk bubuk atau tepung. Jadi batu alam dihancurkan dulu,
biasanya diarmbil bagian yang tembus ayakan 0,3mm. Bubuk tadi kemudian
dikeringkan sampai berat tetap kemudian diambil sebagian laluditimbang,
misalnya W. Selanjutnya bubuk tadi diukur volumenya dengan menimbang
dalam air, atau mengukur volumenya pakai sejenis piknometer, sehingga
mendapat volumenya V.
Berat jenis sesungguhnya =

tanpa satuan

Porisitas
Yang dimaksud porisitas adalah kandungan rongga-ronggayang ada di
dalam batu alam itu.Batu alam yang berpori, dengan sendirinya tidak masip
(padat betul).Dengan demikian ada hubungannya porisitas dengan berat
jenis.Porisitas batu, biasanya rongga-rongganya satu dengan lainnya tidak
selalu berhubungan, atau tersekat satu dengan lainnya, sehingga tidak
merupakan saluran kapier dalam batu.
Oleh karena itu, porositas batu, tidak dapat dihubungkan dengan
penyerapanair.Karena porositas batu alam ada hubungannya dengan berat


12

jenis, maka bila mengukur berat jenis batu bongkahan yang berpori, akan
mendapat berat jenis semu. Dengan perbedaan nilai antara "berat jenis
semu" dan "berat jenis sesungguhnya", dapat dihitung porositasnya.

Jadi, porositas batu alam =


x 100%

b. Penyerapan air
Besar kecilnya nilai penyerapan air dari batan beku, memberikan
gambaranmengenai kepadatan atau kandungan pori batuan beku tersebut. Tetapi
pengukuran porositas, tidak selalu dapat dilakukan dengan
menggunakannilaipenyerapan air, karena adanya pori-pori didalam batu, tidak
selalu dapat diisioleh air, sebab pori itu satu dan lainnya tersekat. Jadi air yang
dapat diserap hanya akan dapat masuk kedalam celah-celah atau pori yang
berhubungan dengan bagian permukaan batu. Pengujian penyerapan air batu
alam biasanya dilakukan dengan menggunakan potongan batu atau pecahan batu
yang asli.Contoh itu kemudian dikeringkan sampai berat tetap pada suhu
1005
o
C danditimbang sebut saja B1, setelah itu contoh direndam dalam
air.Perendaman dapat di lakukan dengan 2 cara. Cara yang umum, direndam
dalam air suhu ruang suhu 233
o
C selama 24 jam, bila dikehendaki cara cepat,
contoh direbus dalam air mendidih selama 2 jam lalu didinginkan sampai suhu
ruang. kemudian contoh disekat dengan kain lembab, untuk menyekat air yang
ada dipermukaan lalu ditimbang lalu kita sebut dengan B2 . Penyerapan air
dinyatakan dalam % berat, terhadap contoh kering =

xl00%
c. Kuat tekan
Sifat ini merupakan sifat batu alam yarrg penting untuk diketahui,
karenadari sifat kuat tekan itu dapat diketahui atau diperkirakan mengenai
kepadatannya, sifat struktur yang bersangkutan dengan kegunaannya .Biasanya
batuan beku yang memiliki kuat tekan tinggi, merupakan batu alam yang
kompak, padat tahan lama untuk pemakaian disamping dapat menahan beban
statis yang tinggi pula.Uji kuat tekan dilakukan terhadap contoh batunya.

Ukuran benda uji biasanya dapat 2 macam:


13

a. Berupa kubus (dipotong dari batu alam yang cukup
besarbongkahannya),ukuran kubus ini minimum dengan rusuk 40 mm. Secara
umumdipakaiukuran kubus dengan rusuk 50 mm. Ukuran lebih besar lebih
baik. Untuk satu contoh/jenis batu dibuat minimum 3 buah atau6 buah kubus.
b, Berupa silinder dengan diameter 50 mm dan tinggi 50-100 mm, silinder ini
dibuat dengan mengebor batu alam dengan bor yang pakai intan pada ujung
mata bornya, dengan garis tengah dalam mata bor 50-52 mm.Yang penting
dalam menguji batu alam adalah:
- Bidang tekan benda uji betul-betul rata dan parale1.
- Pembebanan pada waktu menguji dilakukan teratur, dengan mesin uji
tekanyangbiasanya kecepatan tekanan dilakukan antara 1 sampai 6 kg/cm
2
/detik,
Jadi misalnya 1uas bidang tekan kubus contoh 5 x 5 crn
2
, maka
kecepatanpembebanan = 25 sampai 150 kg/cm
2
/detik.
Kuat tekan dihitung dengan membagi beban tekan dimana benda uji hancur dan
luas bidang tekan benda ujinya.
d.Uji ketahanan aus
Uji ketahanan aus ini terutama bagi batu alam yang dalam pemakaiannya
akanmengalami beban ausan, misalnya untuk lapis Iantai, jalan, dll. Cara uji
ausan ini ada beberapa cara, tetapi yang tercantum dalam standar industri
Indonesia, ada 2 cara, yaitu ketahanan aus gesekan secara langsung dilakukan
dengan mesin aus Baushinger, dan cara yang satunya adalah ausan yang
digabung dengan benturan, dengan menggunakan pesawat aus Los Angeles.
1. Ausan dengan mesin Bauschinger.
Alat ini berupa meja bentuk lingkaran terbuat dari besi tuang,
dimanabenda ujinya di gesek dengan meja ini . Kecepatan putaran
dimana bendauji itu diletakkan = 49 putaran/menit. Benda uji berbentuk
keping bujur sangkar dengan sisi 50 x 50 mm tebal 25 mm. Diatas
benda uji diberi beban 3 1/3 kg. Sebagai bahan pergausnya, dipakai pasir
kwarsa dengan kadar SiO
2
minimum 95 %, dengan butiran tembus 0,3
mm. Ketebalan dan berat benda uji sebelum di aus perlu ditentukan dulu
secara teliti, ditimbang sampai 0,1 g. Berat jenis semu benda uji juga
perlu ditentukan lebih dulu. Benda uji setelah dikeringkan, ditimbang dan
diukur, kemudian diaus dengan alat ini selama paling sedikit 5 menit,
dan setelah tiap 1 menit, benda uji di putar kedudukannya 90
o
.


14

Ketahanan aus dihitung sebgai berikut:
Ketahanan aus =


mm/menit
Keterangan:
A = selisih berat benda uji ,sebelum dan setelah diaus (gram)
Bj = berat jenis semu benda uji
L = luas permukaan benda uji (cm
2
)
W= waktu lamanya pengausan (menit)
Setiap contoh, biasanya diujiminimum 3 benda uji, sebaiknya 5
buah atau lebih banyak lebih baik).
2. Ausan dengan alat Los Angeles.
Uji aus dengan alat ini, dipakai untuk contoh batuan yang
berbentuk butiran atau batuan alam untuk agregat.Pesawat Los Angeles
ini, berbentuk silinder dengan ukuran diameter70 cm terbuat dari plat
baja mangan (baja keras).Kedalam alat ini diisikan bola baja keras
diameter 50 mm.Benda uji batu alam yang berbentuk butir, disusun
besar butirnya (susunan butiran ini tergantung pada susunan butir dalam
pemakaian). Kemudian ditimbang, berat timbangan untuk butiran yang
besar akanlebih banyak (biasanya 10 kg) dibandingbila butirannya kecil.
Butiran terkeciladalah agregat tembus 9,6 mm, jumlah yang diuji 5000
gram.Untuk fraksi butir yang diuji jumlah bola baja yang dipakai
berlainan.Ada yang rnenggunakan 12 butir, dan yang tersedikit dipakai 7
butir (tiap bola baja beratnya 16 g).Contoh yang telah disusun butirnya,
dikeringkan,ditimbang, lalu dimasukan dalam bejana baja tadi kemudian
diisikan bola pengaus dengan jumlah tertentu (7 sampai 12buah), bejana
kemudian diputar, dengan kecepatan antara 30 sampai 33 putaran/menit
sebanyak antara 500 sampai1000 kali (tergantung susunan butir
agregatnya).Setelah itu, benda uji dengan isi bolanya di keluarkan dari
bejana, dandiayak dengan ayakan lubang 1,70 mm. Sisa diatas ayakan
ditimbang dan bagian yang hilang (tembus 1,7 mm) dihitungdalam %.


e. Uji kekekalan


15

Pengujian jni dimaksud untuk menilai apakah batu alam tadi cukup tahan
terhadap pengaruh yang paling buruk oleh keadaan cuaca atau sekitarnya
didalampemakaian, meskipun didalam pemakaian yang sebenarnya mungkin
batu itu tidak akan terlalu parah mendapat gangguan. Pengujian kekekaran
ini merupakan ujipelapukan yang dipercepat dengan menggunakan bahan
kimia yang dapat merusak.
Disini dipakai garam sulfa yang bersifat dapat membentuk hablurbesar
bila garam ini kering.
Cara yang dipakai dapat 2 macam yaitu :
a. Menggunakan garam kalsium sulfat atau gips.
Bi1a menggunakan garam ini proses pengujiannya agak lambat,
yaitumemakan waktu kurang lebih. 3 x 24 jam.Benda ujinya berupa
butiran batu alam atau lebih baik butir yang dibentuk kubus ukuran rusuk
4 cm atau 5 cm. Benda uji direndam dalam larutan jenis kalsium sulfat,
selama 24 jam, kemudian dikeringkan dan direndam lagi 24 jam secara
berulang-ulang sampai 32 kali. Setelah itu keadaan benda uji diamati ,
apakah akan terjadi retak atau hancur.
b. Menggunakan garam natrium sulfat atau magnesium sulfat
Cara ini dipergunakan untuk benda uji bentuk butir (agregat) atau
bentuk kubus.Garam Natrium atau Magnesium sulfat itu, dibuat larutan
yarg jenuh dulu, kemudian benda ujinya direndarn dalam larutan ini,
selama 24 jam kemudian di keringkan, dan diulang sampai 5 kali. Setelah
itu, bendauji diamati retak pecah atau hancur. Bila benda ujinya
berbentuk butiran, maka butir terkecilyang diuji tidak boleh lebih kecil
dari 0,3mm. Setelah pengujian, benda uji dicuci lalu dikeringkan dan di
ayak dengan ayakan lubang terkecil (menurut fraksi terkecil dari benda
uji nya ). Bagian yang hilang di hitung dalam % dari contoh as1inya.
f. Ketahan hancur
Uji atas sifat ini, terutama disesuaikan kepada sifat batu pecah untuk
menahanbeban gilasan (misalnya digilas dengan mesin gilas waktu
dipadatkanuntuk jalan raya).Cara selengkapnya seperti tercantum dalam SII
0079-75, yaitu pengujian agregatdengan bejana Rudellof. A1at yang dipakai
berupa bejana baja bentuk tabung dengan alas berdiameter dalam bejana
150 mm, tinggi 30- 40 cm.Fraksi butir batu atam yang dipakaiadalah butir


16

antara 65 - 50 mm (memilikiangka kehalusan 9,00).Fraksi ini setelah
dikeringkan, diambil sebanyak l liter diisikan dalam bejanatersebut, lalu
ditekan dengan beban 20 ton selama 1

menit.Setelah penekanan, contoh uji


dikeluarkan dari bejana lalu diayakdan dihitung kembali angka
kehalusannya.Evaluasi ketahanan hancur dengan cara ini, dihitung sebagai
berikut :
Ketahanan hancur (index tahan
hancur)=




3.1 Syarat mutu dan penggunaan untuk kontruksi
Tabel 3.1 Syarat mutu dan penggunaan untuk kontruksi
NO SIFAT-SIFAT
BATU ALAM UNTUK
PONDASI BANGUNAN
TONGGAK
DAN BATU
TEPI
JALAN
PENUTUP
LANTAI
ATAU
TROTOAR
BATU
HIAS
ATAU
TEMPEL
BERAT SEDANG RINGAN
1 Kuat tekan rata-rata
minimum(kg/cm
2
)
1500 1000 800 500 600 200
2 Ketahanan hancur
a.Index min - - - - - -
b. bag. Tembus 2
mm maksimum (%)
- - - - - -
3 Ketahanan geser
Los angeles, bag.
Tembus 1,7 mm
maksimum (%)
27 40 50 - - -
4 Ketahanan Aus
gesekan dengan
Bauschinger,
mm/menit
maksimum
- - - - 0,16 -
5 Penyerapan air,
maksimum
5 5 8 5 5
5*
12**


17

6 Kekekalan bentuk
dengan Na2SO4
bagian :

a. hancur, mak % 12 12 12 12 12 12
b. Retak, pecah,
cacat
TIDAK RETAK DAN CACAT

Keterangan:
* untuk tempat terlindung air
* * untuk tempat tidak terlindung
air


BAB IV
KESIMPULAN

Batuan beku merupakan batuan yang berasal dari proses pembekuan magma.
Pembekuan magma tersebut bias terjadi diluar dan didalam gunung
berapi.Penggolongan batuan beku dapat didasarkan pada tiga patokan utama, yaitu
berdasarkan genetik batuan, berdasarkan senyawa kimia yang terkandung dan
berdasarkan susunan mineraloginya.
Sifat-sifat batuan beku di antaranya adalah berat dan kekuatannya, perubahan
bentuk karena basah dan kering, pengaruh thermal, pengaruh daya sekat panas,
pengaruh api, dan perubahan cuaca terhadap batuan beku untuk bangunan.
Pengujiannya adalah berat jenis, penyerapan air, kuat tekan, ketahanan aus dengan
metode baushinger dan los angeles, kekekalan, dan ketahanan hancur. Syarat mutu
batuan beku untuk bangunan harus memenuhi standar yang telah ditentukan jika tidak
akan mengurangi kualitas dari batuan beku tersebut.








18

DAFTAR PUSTAKA

--------. 2012. Siklus Batuan/Pembentukan batuan
http://serbasejarah.blogspot.com/2012/04/siklus-batuan-proses-pembentukan-
batuan.htm, ( 15 Desember 2013).

Course Note: Bab IBatu Alam. Terbitan TEDC Bandung
Edisi kedua, 1983.

Salamah.2012.Batuan beku.http://salamahsiti384.blogspot.com/p/makalah-geologi-
dan-lingkungan-batuan.html , (15 Desember 2013).

Standar Industri Indonesia

Anda mungkin juga menyukai