Pendahuluan PBL 20
Pendahuluan PBL 20
PENDAHULUAN
Secara normal, manusia memiliki dua ginjal ( ginjal kanan dan kiri ) setiap ginjal
memiliki panjang 12 cm, lebar 7 cm, dan tebal maksimum 2,5 cm, dan terletak pada bagian
belakang abdomen, posterior terhadap peritoneum, pada cekungan yang berjalan disepanjang
sisi corpus vertebrae. Lemak perinefrik adalah lemak yang melapisi ginjal. Ginjal kanan
terletak agak lebih rendah dari pada ginjal kiri karena adanya hepar pada sisi kanan. Sebuah
glandula adrenalis terletak pada bagian atas setiap ginjal. Struktur ginjal meliputi, kapsula
fibrosa pada bagian luar, korteks adalah bagian ginjal yang pucat dan berbercak-bercak oleh
glomerulus, medula yaitu bagian ginjal yang berwarna gelap dan bergaris terdiri dari sejumlah
papilla renalis yang menonjol kedalam pelvis, dan pembesaran pada ujung atas ureter.
Setiap ginjal dibentuk oleh sekitar satu juta nefron. Nefron adalah unit struktural dan
fungsional ginjal. Setiap nefron terdiri dari tubulus renalis, glomerulus, dan pembuluh darah
yang menyertainya. Setiap tubulus renalis adalah tabung panjang yang bengkok, dilapisi oleh
selapis sel kuboid. Tubulus renalis dimulai sebagai kapsula bowman, mangkuk berlapis ganda
yang menutupi glomerulus, terpuntir sendiri membentuk tubulus kontortus proksimal,
berjalan dari korteks ke medula dan kembali lagi, membentuk ansa henle, terpuntir sendiri
kembali membentuk tubulus kontortus distal. Dan berakhir dengan memasuki duktus
koligentes. Setiap duktus koligentes berjalan melalui medula ginjal, bergabung dengan duktus
koligentes dari nefron lain. Dan mereka membuka bersama pada permukaan papila renalis
didalam pelvis ureter.1
1
MAKALAH MANDIRI : GAGAL GINJAL KRONIK
PEMERIKSAAN
Anamnesis harus terarah dengan mengumpulkan semua keluhan yang berhubungan dengan
retensi atau akumulasi toksin azotemia, etiologi dan perjalanan penyakit termasuk semua factor
yang dapat memperburuk faal ginjal (LFG).
Gambaran klinik mempunyai spectrum klinik luas dan melibatkan banyak dan tergantung dari
derajat penurunan faal ginjal dan lebih makin nyata bila pasien sudah terjun ke fase terminal
dari gagal ginjal terminal (GGT) dengan melibatkan banyak organ seperti system hemopoiesis,
saluran cerna yang lebih berat, saluran nafas, mata, kulit, selaput serosa (pluritis dan
perikarditis), system kardiovaskuler, dan neuropsikatri.2
• Sesuai dengan penyakit yang mendasari seperti diabetes mellitus, infeksi saluran
kemih, batu tarktus urinarius, hipertensi, hiperurikemia, lupus eritomatosus sistemik
(LES), dan sebagainya.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratoris
Untuk menentukan ada tidaknya kegawatan, menentukan derajat GGK, menentukan
gangguan sistem, dan membantu menetapkan etiologi. Blood ureum nitrogen (BUN)/kreatinin
meningkat, kalium meningkat, magnesium meningkat, kalsium menurun, protein menurun.
2
MAKALAH MANDIRI : GAGAL GINJAL KRONIK
• identifikasi etiologi,
• menentukan perjalanan penyakit termasuk semua factor pemburuk faal ginjal yang
sifatnya terbalikan (reversible).
Salah satu cara menegakkan diagnosis gagal ginjal adalah dengan menilai kadar ureum dan
kreatinin serum, karena kedua senyawa ini hanya dapat diekskresi oleh ginjal. Kreatinin adalah
hasil perombakan keratin, semacam senyawa berisi nitrogen yang terutama ada dalam otot1.
Pemeriksaan ureum dan kreatinin serum dan asam urat serum sudah cukup memadai sebagai
uji saring untuk faal ginjal (LFG). Pemeriksaan klirens kreatinin dan radionukleotida (gamma
camera imaging) hamper mendekati faal ginjal yang sebenarnya. Setiap pasien penyakit ginjal
kronik (PGK) disertai atau tidak penurunan LFG harus ditentukan derajat (stadium) sesuai
dengan rekomendasi NKF-DOQI (2002).
LFG (ml/mnt.1,73m2) = *)
72 X Kreaatinin plasma
3
MAKALAH MANDIRI : GAGAL GINJAL KRONIK
eksresi protein (proteinuria) cenderung berkurang pararel dengan memburuknya faal ginjal
(LFG).
Kimia darah
Pada sindrom nefrotik primer (idiopati) dan sekunder (diabetes dan SLE) elektoforesis protein
memperlihatkan gambaran yang patognomonis.
Elektrolit
Pemeriksaan elektrolit (serum dan urin) penting untuk diagnosis GGK yang berhubungan
dengan nefropati (hipokalsemia dan hiperkalemia) dan nefrokalsinosis.
Imunodiagnosis
Beberapa pemeriksaan imunodiagnosis untuk glomerulopati antara lain:
4
MAKALAH MANDIRI : GAGAL GINJAL KRONIK
b)Pemeriksaan radiologis
Pielografi intravena-jarang dilakukan, karena kontras sering kali tidak dapat melewati
filtrasi glomerulus dan toksik kepada ginjal yang telah rosak.
Dilakukan apabila ukuran ginjal masih mendekati normal, di mana diagnosis secara
noninvasif tidak bisa ditegakkan.Biopsi ginjal dikontaraindikasikan kepada pasien
dengan ukuran ginjal yang sudah mengecil, ginjal polikistik, hipertensi yang tidak
terkawal, infeksi perinefrik, gangguan pembekuan darah, gagal napas dan obesitas. 3
5
MAKALAH MANDIRI : GAGAL GINJAL KRONIK
DIAGNOSIS KERJA
Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat
biasanya berlangsung beberapa tahun. Gagal ginjal kronik terjadi setelah berbagai macam
penyakit yang merusak massa nefron ginjal. Sebagian besar penyakit ini merupakan penyakit
parenkim ginjal difus dan bilateral, meskipun lesi obstruktif pada traktus urinarius juga dapat
menyebabkan gagal ginjal kronik. Pada awalnya, beberapa penyakit ginjal terutama
menyerang glomerulus (glomerulonefritis), sedangkan jenis yang lain terutama menyerang
tubulus ginjal (pielonefritis atau penyalit polikistik ginjal) atau dapat juga mengganggu
perfusi daarh pada parenkim ginjal (nefrosklerosis). Namun bila proses penyakit tidak
dihambat, maka pada semua kasus seluruh nefron akhirnya hancur dan diganti dnegan
jaringan parut. 4
Tinjauan mengenai perjalanan umum gagal ginjal kronik dapat diperoleh dengan
melihat hubungan diantara bersihan kreainin dengan laju fitrasi glomerulus (GFR) sebagai
persentase dari keadaan normal terhadap kreatinin serum dan kadar nitrogen urea darah
(BUN) kerana massa nefron dirusak secara progresif oleh penyakit ginjal kronik. 5
Klasifikasi
Sesuai dengan test kreatinin klirens, maka GGK dapat di klasifikasikan menjadi 4, dengan
pembagian sebagai berikut: 4,5
1. 100-76 ml/mnt, disebut insufisiensi ginjal berkurang.
2. 75-26 ml/mnt, disebut insufisiensi ginjal kronik.
3. 25-5 ml/mnt, disebut gagal ginjal kronik.
4. < 5 ml/mnt, disebut gagal ginjal terminal.
6
MAKALAH MANDIRI : GAGAL GINJAL KRONIK
DIAGNOSIS BANDING
Gagal ginjal akut merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai dengan fingsi gnjal
yang menurun secara cepat, biasanya dalam beberapa hari. Gagal ginjal akut menyebabkan
timbulnya gejala dan tanda menyerupai sindrom uremik pada gagal ginjal kronik, yang
mencerminkan terjadinya kegagalan fungsi regulasi, eksresi dan endokrin ginjal. Namun
demikian, osteodistrofi ginjal dan anemia bukan merupakan gambaran yang lazim terdpaat
pada gagal ginjal akut kerana awitannya akut. Pelbagai jenis komplikasi yang berkaitan
dengan penyakit, obat, kehamilan, trauma dan tindakan bedah dapat menyebabkan gagal
ginjal akut. Berlawanan dengan gagal ginjal kronik, sebagian besar pasien gagal ginjal akut
biasanya memiliki fungsi ginjal yang sebelumnya normal, dan keadaan ini umumnya dapat
pulih kembali. Terdapat pelbagai penyebab terjadinya gagal ginjal akut iaitu : 5,6
7
MAKALAH MANDIRI : GAGAL GINJAL KRONIK
Perjalanan klinis gagal ginjal akut biasanya dibagi menjadi tiga stadium iaitu stadium
oliguria, diuresis dan penyembuhan. Stadium oliguria biasanya timbul dalam waktu 24-48
jam sesudah trauma, meskipun gejala biasanya tidak timbul sampai beberapa hari sesudah
kontak dengan bahan kimia yang nefrotoksik. Stadium diuresis gagal ginjal akut dimulai bila
keluaran urin meningkat sampai lebih dari 400 ml/hari. Stadium ini biasanya berlansung 2
sampai 3 minggu. Selama stadium diuresis, pasien mungkin menderita kekurangan kalium,
natrium dan air. Jika urin yang hilang tidak digant, maka diuresis ini akan menimbulkan
kematian. Stadium penyembuhan ginjal berlansung selama sampai 1 tahu, dan selama masa
itu, anemia dan kemampuan pemekatan ginjal sedikit demi sedikit membaik. 4,5
SINDROM NEFROTIK
Sindrom nefrotik merupakan salah satu menifestasi klinik glomerulonefritis yang ditandai
dengan edema anasarka, proteinuria massif, hipoalbuminemia dan hiperkolesterolemia dan
lipiduria. Proteiunria massif merupakan gejala khas sindrom nefrotik tetapi pada sindrom
nferotik berat yang disertai kadar albumin serum yang rendah, eksresi protein dalam urin juga
berkurang. 4
Proteinuria juga berkonstribusi terhadap pelbagai komplikasi yang terjadi pada sindrom
nefrotik. Hipoalbuminemia, hiperlipidemia dan lipiduria, gangguan keseimbangan nitrogen,
hiperkoagubilitas, ganggaun metabolism kalsium dan tulang serta hormone tiroid sering
dijumpai pada sindrom nefrotik. Umunya sindrom nefrotik dengan fungsi ginjal normal
kecuali sebagian kasus yang berkembang menjadi penyakit ginjal tahap akhir.
Pada beberapa kasus sindrom nefrotik dapat sembuh sendiri dan menunjukkan respon baik
terhadap terapi steroid akan tetapi sebagian lagi dapat berkembang menjadi kronik.
Sindrom nefrotik dapat disebabkan oleh glomerulonefritis primer dan sekunder akibat infeksi,
keganasan, penyakit jaringan penghubung, akibat obat atau toksin dan akibat penyakit
sistemik seperti diabetes mellitus dan amiloidosis.
Protein kalori malnutrisi dapat terjadi pada sindrom nefrotik dewasa terutama apabila disertai
prteinuria yang massif, asupan oral yang kurang dan proses katabolisme yang tinggi.
Kemungkinan efek toksik obat yang terikat protein akan meningkat kerana hipoalbuminemia
menyebabkan kadar obat bebas dalapm plasma lebih tinggi. 4,6
8
MAKALAH MANDIRI : GAGAL GINJAL KRONIK
Hipertensi tidak jarang ditemukan sebagai komplikasi sindrom nefrotik tertuama dikaitkan
dengan retensi sodium dan air. Pengobatan sindrom nefrotik terdiri dari pengobatan spesifik
yang ditujukan terhadap penyakit dasar dan pengobatan non-spesifik untuk mengurangi
proteinuria, edema dan mengobati komplikasi.
Diuretic disertai diet rendah garam dan tirah baring dapat membantu mengontrol edema.
Pembatasan asupan protein 0,8-1,0 g/kgBB/hari dapat mengurangi proteinuria. 4,5,6
ETIOLOGI
Terdapat pelbagai penyebab gagal ginjal kronik. Yang paling banyak menyebabkan penyakit
gagal ginjal kronik ialah diabetes dan hipertensi sebanyak 34% dan 21%. Glomerulonefritis
adalah penyebab tersering yang ketiga, 17%. Infeksi nefritis tubulointestitial (pielonefritis
kronik atau nefropati refluks ) dan penyakit ginjal polikistik masing-masing terhitung
sebanyak 3,4%. Penyebab lain adalah nefrosklerosis, penyalahgunaan analgesic dan stenosis
arteria renalis. 7
Empat factor risiko utama dalam perkembangan gagal ginjal kronik adalah usia, ras, jenis
kelamin dan riwayat keluarga. Insidensi gagal ginjal diabetikum sangat meningkat sejalan
dengan bertambahnya usia. Gagal ginjal kronik yang disebabkan nefropati hipertensif 6,2 kali
lebih sering terjadi pada orang Afrika-Amerika daripada orang Kaukasia. Secara keseluruhan
insidensi penyakit gagal ginjal kronik lebih besar pada laki-laki (56,3%) daripada perempuan
(43,7%). Pada akhirnya, riwayat keluarga adaalh factor risiko dalam perkembangan diabetes
dan hipertensi.7
Diabetes melitus
Nefropati diabetika merupakan salah satu penyebab kematian terpenting pada diabetes
mellitus yang lama. Diperkirakan bahawa sekitar 35% hingga 40% pasien diabetes tipe 1 akan
berkembang menjadi gagal ginjal kronik dalam waktu 15 hingga 25 tahun setelah awitan
diabetes. Individu dengan diabetes tpe 2 lebih sedikit yang berkembang menjadi gagal ginjal
kronik (10-20%) dengan pengecualian pada orang Indian Pima dengan insidensi mendekati
50%. Penduduk Amerika asli dan Afro-Amerika sangat berisiko mengalami gagal ginjal
9
MAKALAH MANDIRI : GAGAL GINJAL KRONIK
diabetic. Riwayat perjalanan nefropati diabetikum dari awitan hingga gagal ginjal kronik
dapat dibagi menjadi lima fase, iaitu : 7,8
Hipertrofi ginjal
Peningkatan GFR
GFR menurun
Nefrosklerosis hipertensif
Hipertensi dan gagal ginjal kronik memiliki kaitan yang erat. Hipertensi mungkin
merupakan penyakit primer dan menyebabkan kerusakan pada ginjal. Sebaliknya, penyakit
ginjal kronik yang berat dapat menyebabkan hipertensi atau ikut berperan dalam hipertensi
melalui mekanisme retensi natrium dan air, pengaruh vasopressor dari sitem rennin-
10
MAKALAH MANDIRI : GAGAL GINJAL KRONIK
Glomerulonefritis
• Sindrom nefrotik
• Sindrom uremik
penekanan. Ginjal dapat membesar dan terisi oleh kelompok kista-kista yang menyerupai
anggur. Kista-kista itu terisi oleh cairan jernih atau hemoragik dan mudah terjadi komplikasi
seperti infeksi yang berulang, hematuris, poliuria dan mudah membesar. Sering terdapat
hipertensi dan garam ginjal yang berlebihan. Penurunan fungsi ginjal yang progresif lambat
biasa terjadi dan sekitar 50% akan menjadi gagal ginjal kronik pada usia 60 tahun.7
Amiloidosis
Arteria renalis dapat tersumabt oleh plak aterosklerosis atau dysplasia fibromuskular
sehingga mengakibatkan hipertensi yang sering merupakan jenis progresif cepat. Stenosis
arteria renalis dapt bersifat unilateral atau bilateral. Bila ukuran arteri berkurang sampai 70%
atau lebih, maka terjadilah iskemia ginjal. Iskemia ginjal mengaktifkan system rennin-
angiotensin yang diikuti hipertensi.9
Nefropati toksik
Ginjal khususnya rentan terhadap efek toksik, obat-obatan dan bahan kimia kerana
ginjal menerima 25% dari curah jantung sehingga sering dan mudah kontak dengan zat kimia
dalam jumlah yang besar, interstisium yang hiperosmotik memungkinkan zat kimia
dikonsentrasikan pada daerah yang relative hipovaskular dan ginjal merupakan jalur eksresi
obligatorik untuk sebagian besar obat, sehingga insufisiensi ginjal mengakibatkan
penimbunan obat dan meningkatkan konsentrasi dalam cairan tubulus. Gagal ginjal kronik
dapat terjadi akibat penyalahgunaan analgetik dan pajanan timbal.7
12
MAKALAH MANDIRI : GAGAL GINJAL KRONIK
PATOFISOLOGI 7,9
Terdapat dua pendekatan teortis untuk menjelaskan mengenai gangguan pada patofisologi
GGK ini:
Mengatakan bahwa semua unit nefron telah terserang penyakit namun dalam stadium yang
berbeda-beda, dan bagian spesifik dari nefron yang berkaitan dengan fungsi –fungsi tertentu
dapat saja benar-benar rusak atau berubah strukturnya, misalnya lesi organic pada medulla
akan merusak susunan anatomic dari lengkung henle.
Berpendapat bahwa bila nefron terserang penyakit maka seluruh unitnya akan hancur, namun
sisa nefron yang masih utuh tetap bekerja normal. Uremia akan timbul bila jumlah nefron
yang sudah sedemikian berkurang sehingga keseimbangan cairan dan elektrolit tidak dapat
dipertahankan lagi.Adaptasi penting dilakukan oleh ginjal sebagai respon terhadap ancaman
13
MAKALAH MANDIRI : GAGAL GINJAL KRONIK
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Sisa nefron yang ada mengalami hipertrofi dalam
usahanya untuk melaksanakan seluruh beban kerja ginjal, terjadi peningkatan percepatan
filtrasi, beban solute dan reabsorpsi tubulus dalam setiap nefron yang terdapat dalam ginjal
turun di bawah normal.
Mekanisme adaptasi ini cukup berhasil dalam mempertahankan keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh hingga tingkat fungsi ginjal yang rendah.Namun akhirnya kalau 75 % massa
nefron telah hancur, maka kecepatan filtrasi dan beban solute bagi tiap nefron sedemikian
tinggi sehingga keseimbangan glomerolus-tubulus tidak dapat lagi dipertahankan.
Fleksibilitas baik pada proses ekskresi maupun konsentrasi solute dan air menjadi berkurang.
Stadium I
Penurunan cadangan ginjal (faal ginjal antar 40 % – 75 %). Tahap inilah yang paling ringan,
dimana faal ginjal masih baik. Pada tahap ini penderita ini belum merasasakan gejala gejala
dan pemeriksaan laboratorium faal ginjal masih dalam masih dalam batas normal. Selama
tahap ini kreatinin serum dan kadar BUN (Blood Urea Nitrogen) dalam batas normal dan
penderita asimtomatik. Gangguan fungsi ginjal mungkin hanya dapat diketahui dengan
memberikan beban kerja yang berat, sepersti tes pemekatan kemih yang lama atau dengan
mengadakan test GFR yang teliti.
Stadium II
Insufiensi ginjal (faal ginjal antar 20 % – 50 %). Pada tahap ini penderita dapat melakukan
tugas tugas seperti biasa padahal daya dan konsentrasi ginjal menurun. Pada stadium ini
pengobatan harus cepat dalam hal mengatasi kekurangan cairan, kekurangan garam, gangguan
jantung dan pencegahan pemberian obat obatan yang bersifat mengganggu faal ginjal.
14
MAKALAH MANDIRI : GAGAL GINJAL KRONIK
Apabila langkah -langkah ini dilakukan secepatnya dengan tepat dapat mencegah penderita
masuk ketahap yang lebih berat. Pada tahap ini lebih dari 75 % jaringan yang berfungsi telah
rusak. Kadar BUN baru mulai meningkat di atas batas normal. Peningkatan konsentrasi BUN
ini berbeda -beda, tergantung dari kadar protein dalam diet. Pada stadium ini kadar kreatinin
serum mulai meningkat melebihi kadar normal. Poliuria akibat gagal ginjal biasanya lebih
besar pada penyakit yang terutama menyerang tubulus, meskipun poliuria bersifat sedang dan
jarang lebih dari 3 liter / hari. Biasanya ditemukan anemia pada gagal ginjal dengan faal ginjal
diantara 5 % – 25 % . Faal ginjal jelas sangat menurun dan timbul gejala gejala kekurangan
darah, tekanan darah akan naik, , aktifitas penderita mulai terganggu.
Stadium III
Uremia gagal ginjal terjadi apabila faal ginjal kurang dari 10 %.Semua gejala sudah jelas
dan penderita masuk dalam keadaan tak dapat melakukan tugas sehari harian sebagaimana
semestinya. Gejala- gejala yang timbul antara lain mual, munta, nafsu makan berkurang,
sesak nafas, pusing, sakit kepala, air kemih berkurang, kurang tidur, kejang kejang dan
akhirnya terjadi penurunan kesadaran sampai koma. Stadum akhir timbul pada sekitar 90 %
dari massa nefron telah hancur. Nilai GFR nya kurang 10 % dari keadaan normal dan kadar
kreatinin mungkin sebesar 5-10 ml / menit atau kurang.
Pada keadaan ini kreatinin serum dan kadar BUN akan meningkat dengan sangat
mencolok sebagai penurunan. Pada stadium akhir gagal ginjal, penderita mulai merasakan
gejala yang cukup parah karena ginjal tidak sanggup lagi mempertahankan homeostatis
caiaran dan elektrolit dalam tubuh. Penderita biasanya menjadi oliguri (pengeluaran kemih)
kurang dari 500/ hari karena kegagalan glomerulus meskipun proses penyakit mula mula
menyerang tubulus ginjal.Kompleks perubahan biokimia dan gejala gejala yang dinamakan
sindrom uremik mempengaruhi setiap sistem dalam tubuh. Pada stadium akhir gagal ginjal,
penderita pasti akan meninggal kecuali ia mendapat pengobatan dalam bentuk transplantasi
ginjal atau dialisis.
15
MAKALAH MANDIRI : GAGAL GINJAL KRONIK
Akibat-akibat pada berbagai sistem tubuh yang timbul bila ginjal mengalami penurunan
fungsi atau tidak berfungsi antara lain :
Penimbunan cairan di dalam selaput pembungkus jantung dan radang otot jantung merupakan
salah satu pertanda memburuknya penyakit. Penderita gagal ginjal kronis yang mengalami
kelebihan beban cairan tubuh dapat mengalami gagal jantung, lebih - lebih dengan adanya
anemia kronik yang memperberat keadaan ini.
PENATALAKSANAAN
DIET
17
MAKALAH MANDIRI : GAGAL GINJAL KRONIK
Diet rendah protein (20- 40 gr/hr) dan tinggi kalori menghilangkan gejala anoreksia dan
nausea (mual) dan uremia , menyebabkan penurunan ureum dan perbaikan gejala. Hindari
masukan berlebihan dari kalium dan garam.
Pada beberapa pasien, furosemid dosis besar (250- 1000 mg/hr) atau diuretik loop
(bumetanid, asam etakrinat) diperlukan untuk mencegah kelebihan cairan, sementara pasien
lain mungkin memerlukan suplemen natrium klorida atau natrium bikarbonat oral.
Pengawasan dilakukan melalui berat badan, urine dan pencatatan keseimbangan cairan ini
adalah karena pengeluran natrium yang banyak sehingga terjadi hiponatrimia dan dehidrasi
berat. Umunya pada GGK diet rendah garam adalah 2g/hari.
Air
Boleh diminum tanpa dibatasi jika tiada edema atau oliguria, tetapi jika terjadi oliguria atau
anuria, jumlah air yang diperkenankan adalah jumlah insensible water loss dan jumlah cairan
yang keluar.
Kalium
Di batasi untuk mencegah terjadinya hiperkalemia. Bila kadar kalium >6 mEq/L tanpa gejala
klinis biasanya cukup dikoreksi dengan makanan atau Kayexalate 1g/kgBB, tetapi jika terjadi
kelainan klinis harus diberikan glukonas dan atau natrium bikarbonas. Jika ini tidak efektif
maka diberikan insulin dan glukosa solution.
Osteodistrofi ginjal
18
MAKALAH MANDIRI : GAGAL GINJAL KRONIK
Dapat dicegah dengan pemberian kalsium , pengikat fosfat dan vitamin D. Sebaiknya di
sesuaikan dengan kadar kalsium serum dan derajat kerusakan ginjal biasanya diberikan dosis
100-300mg/m2/hari.
Asidosis
Sebaiknya di atasi secepat mungkin dengan pemberian NaHCO3 dengan dosis 1-5 mEq/L.
HEMODIALISIS 11
Tindakan dialisis sebaiknya dilakukan sebelum LFG mencaapi 5ml/ minit. Hemodialisis
adalah dialisis yang dilakukan diluar tubuh. Pada hemodialis, darah dikeluarkan dari tubuh,
melalui sebuah kateter, masuk kedalam sebuah alat besar. Didalam mesin tersebut terdapat
ruang yang dipisahkan oleh sebuah membran
semipermiabel. Darah dimasukkan ke salah satu ruang.
Sedangkan ruang yang lain di isi oleh cairan dialilsis
dan diantara ke duanya akan terjadi difusi. Ianya
bertujuan menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh,
mengeluarkan sisa akhir produk metabolisme dalam
tubuh, menormalkan pH dalam tubuh. Indikasi
hemodialisa pasa gagal ginjal kronik adalah
berdasarkan data klinis dan biokimia :
i. Klinis meliputi : sindrom uremia , penurunan kesadaran, over load, unuria (lebih dari
3 hari )
ii. Biokimia meliputi : Uremia ( > 200 mg/dl ), hiperkalemia ( > 7 mEq/l), asidosis ( pH
darah >7,5)
19
MAKALAH MANDIRI : GAGAL GINJAL KRONIK
Adalah pilihan ideal untuk pengobatan gagal ginjal tahap akhir. Transplantasi
merupakan pengobatan yang optimal untuk mempertahankan kehidupan pasien seoptimal
mungkin. Bagi menghasilkan keberhasilan transplantasi ini sebaiknya dilakukan pemeriksaan
imunologi yaitu golongan darah dan antigen HLA.
Transplantasi ginjal merupakan pilihan yang paling ideal sebagai terapi pengganti
ginjal pada GGK. Namun di seluruh dunia menunjukkan jumlah yang sangat terbatas
dengan jumlah pasien dialisis yang membutuhkannya dan "waiting list" cenderung makin
panjang untuk mendapatkan donor..
MEDIKAMENTOSA 10, 12
Hipertensi.
Bila tidak dikontrol dapat terakselerasi dengan hasil akhir gagal jantung kiri. Pada pasien
hipertensi dengan penyakit ginjal, keseimbangan garam dan cairan diatur tersendiri tanpa
tergantung tekanan darah. Jika terapi non farmakologi tidak berhasil maka terapi farmakologi
hendaklah segera dilaksanakan dengan pemberian obat diuretic , beta blocker, agonis
adrenergic, vasodilator , dan calsium channel blocker.
Anemia
Jika ditemukan defisinsi zat besi sebaiknya diberikan pengobatan zat besi peroral dengan
dosis 2-3 mg selama 3 kali sehari selama 3 bulan. Jika terjadi defisensi asam folat diberikan
pengobatan asam folat dengan dosis 1-5 mg /hari selama 3-4 minggu. Anemia dapat di obati
dengan dengan pemberian human erytrpoitin dengan dosis 50-150U/KgBB/kali selama 3 kali
20
MAKALAH MANDIRI : GAGAL GINJAL KRONIK
seminggu, ianya dapat menurunkan resiko kebutuhan transfuse darah dan anemia yang
mengancam nyawa.
Gagal jantung
Terjadinya gagal jantung akibat daripada kelebihan cairan dan hipertensi berat. Pengobatan
langsung ditujukan pada penurunan tekanan darah dengan nifedipin sublingual dan
mengeluarkan kelebihan cairan dengan diueretik , da bila terjadi uremia berat maka perlu
dilakukan dialisis.
KOMPLIKASI 13,14
Anemia
Faktor-faktor pemberat:
21
MAKALAH MANDIRI : GAGAL GINJAL KRONIK
a. Obat-obatan
b. Hipofosfatemia
c. Mikrongiopati
d. Hiperslenisme
e. Hiperkupremia
3. Defisieni:
a. besi
b. asam folat
4. Hipertirodisme
Pada penderita GGK terjadi kelainan dinding eritrosit karena perubahan dalam komposisi
plasma. Kelainan eritrosit lain yang dapat dijumpai pada GGK adalah akantosit, sel target,
sferoit dan ditemukannya Hein’s Bodies. Sebab-sebab pemendekan masa hidup eritrosit:
1. Kelainan membran eritrosit oleh bahan yang dialisabel, berupa defek dalam kemampuan
untuk memompa ion natrium secara efektif keluar sel eritrosit.
2. Hemolisis mikroangiopati.
3. Menurunnya shunt pentosa-fosfat yang sebabnya belum bisa dijelaskan.
4. Hiperslenisme.
5. Hiperkupremia.
6. Hipofosfatemia.
Patogenesis
Pada dasarnya anemia pada GGK adalah akibat adanya defek eritropoesis terhadap
rangsangan hipoksia. Di samping itu sumsum tulang tidak bereaksi terhadap umur eritrosit
yang memendek (sumsum yang nongeneratif).Ada 3 mekanisme yang berperan dalam defek
eritropoesis pada GGK:
1. menurunnya produksi eritropoetin akibat kerusakan ginjal.
2. adanya perubahan afinitas hemoglobin tehadap oksigen ang berakibat meningginya
efisiensi pembebasan pembebasan oksigen jaringan secara relatif terhadap beratnya anemia.
3. adanya toksin dalam darah yang menghambat respon eritrosit terhadap eritropoesis.1,2
Anemia merupakan factor yang berperan penting terhadap terjadinya hipertropi ventrikel kiri
dan gangguan fungsi jantung. Komplikasi kardiovaskuler merupakan penyebab utama
kematian pada pasien PGK.Bila tubuh mengalami anemia maka tubuh akan berusaha
22
MAKALAH MANDIRI : GAGAL GINJAL KRONIK
Perikarditis- Perikarditis adalah komplikasi tersering pada pasein CKD dengan uremia berat
yang tidak dilakukan dialysis. Eksudat pada perikarditis uremik biasanya sedikit dan bersifat
fibrinosa dan seofibrinosa. Namun, kadang pasien yang mengalami dialysis yang adekuat uga
timbul perikarditis dan efusi yang hemoragik. Pathogenesis perikarditis ini masih belum
diketahui dengan pasti.
Hipertensi- Terjadi karena tingginya kadar rennin akibat ginjal yang rosak. Tetapi bila LFG
menurun dan jumlah urin berkurang, hipertensi terjadi karena terjadi akibat kelebihan cairan.
Keaadan ini biasanya menimbulkan keluhan sakit kepala, kejang, badan lemah, gagal jantung
bendungan. Sedangkan hipertensi persisten mungkin terjadi akibat kurangkan LFG. Pada
CKD yang progresif, timbulnya hipertensi dapat merupakan akibat langsuung dari penyakit
ginjalnya.
• Hiperfungsi paratiroid
23
MAKALAH MANDIRI : GAGAL GINJAL KRONIK
PENCEGAHAN 15
Obstruksi dan infeksi saluran kemih dan penyakit hipertensi sangat lumrah dan sering
kali tidak menimbulkan gejala yang membawa kerusakan dan kegagalan ginjal. Penurunan
kejadian yang sangat mencolok adalah berkat peningkatan perhatian terhadap peningkatan
kesehatan. Pemeriksaan tahunan termasuk tekanan darah dan pemeriksaan urinalisis.
Pemeriksaan kesehatan umum dapat menurunkan jumlah individu yang menjadi insufisiensi
sampai menjadi kegagalan ginjal.
EPIDEMIOLOGI
PROGNOSIS 16
Prognosis gagal ginjal kronis umumnya buruk. Umumnya terjadi karena komplikasi
penyakit. 16
KESIMPULAN
Gagal ginjal kronik merupakan suatu keadaan yang dapt disebabkan oleh berbagai
etiologi dan penyebab yang paling banyaka adalah gangguan keseimbangan elektrolit , air,
asam basa, endokrin , pertumbuhan , hematologic dan penimbunan zat toksik. Tatalaksana
gagal ginjal adalah transplantasi , hemodialisis dan pengobatan diet serta farmakologi. 10
24
MAKALAH MANDIRI : GAGAL GINJAL KRONIK
DAFTAR PUSTAKA
1. Guyton and Hall.. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit EGC ;Edisi 9:
2007
2. Sukandar.Enday. 2006. Gagal Ginjal dan Panduan Terapi Dialisis. Pusat
Informasi Ilmiah Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK.UNPAD., 2007.
3. K.Suwita.Penyakit gagal ginjal kronik.Buku Ajar IPD ,halaman 582, edisi 4
Jilid 1, Juni 2006
4. Lawrence S. Friedman. Current Medical Diagnosis and Treatment 45th Ed.
Lawrence S Friedman, Stephen J. Mcphee, Maxine A. Papadakis. Mc Graw
Hill, 2006. Hal 906-913.
5. Sudoyo AW, Sutiyohadi B, Alwi I. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1
Edisi 4. Pusat Perubatan Departemen Ilmu Penyakit Dalam. 2006. Hal 581-
584.
25
MAKALAH MANDIRI : GAGAL GINJAL KRONIK
26
MAKALAH MANDIRI : GAGAL GINJAL KRONIK
27