Anda di halaman 1dari 22

`

Aplikasi Motor Listrik Pada Elevator by Suparman, Sutoko,Francisco.S.Martins. 1


System Kontrol Pengerak Listrik
Lecture: Rini nurhasanah,ST,.MSc,.Ph.D













Aplikasi Motor Listrik Pada Elevator
BY SUPARMAN, ST
1
, SUTOKO, ST
2
, FRANCISCO S. MARTINS, ST
3



Department of Electrical Engineering
University of Brawijaya
Malang
2014
`

Aplikasi Motor Listrik Pada Elevator by Suparman, Sutoko,Francisco.S.Martins. 2
APLIKASI MOTOR LISTRIK PADA ELEVATOR
BY SUPARMAN, ST
1
, SUTOKO, ST
2
, FRANCISCO S. MARTINS, ST
3

Suparmanunkhair.blogspot.com


Lift adalah pesawat Pengangkat atau pengangkut manusia yang digerakkan dengan tenaga listrik baik melalui
transmisi tarikan langsung (tanpa atau dengan roda gigi) maupun transmisi sistem hidrolik dengan gerakan
vertikal dengan (toleransi 7%) naik dan turun. Definisi Lift menurut SNI 05-2189-1999.

Elevator atau yang lebih akrab dikenal oleh masyarakat luas dengan nama lift. Lift adalah salah satu alat Bantu
dalam kehidupan manusia yang berfungsi untuk mempermudah aktifitas manusia yang rutinitasnya lebih
sering berada didalam gedung-gedung bertingkat. Elevator merupakan alat transportasi yang pengendaliannya
tidak dilakukan oleh manusia secara langsung, sehingga semua pengguna elevator sepenuhnya tergantung
pada kehandalan teknologi dari alat transportasi vertikal ini. (Pusat Pengembangan Bahan Ajar-Umb Sistem
Mekanikal Gedung, Yuriadi Kusuma 2004).

Keberadaan dari elevator ini merupakan sebagai pengganti fungsi dari pada tangga dalam mencapai tiap-tiap
lantai berikutnya pada suatu gedung bertingkat, dengan demikian keberadaan elevator tidak dikesampingkan
ini dikarenakan dapat mengefisienkan energi dan waktu sipengguna elevator tersebut. Sistem keberadaan
elevator dan segala kemajuan dan kehandalannya tidak serta merta mengalami perkembangan-perkembangan
secara bertahap, sejak keberadaannya pertama kali dibangun.


I. Sejarah Perkembangan Elevator
Mulai dari jaman kuno sampai jaman pertengahan
dan memasuki abad ke- 13, tenaga manusia dan
binatang merupakan tenaga penggerak. Pada tahun
1850 telah diperkenalkan elevator uap dan hidrolik.
Tahun 1852 terjadi babak baru dalam sejarah
elevator yaitu penemuan elevator yang aman
pertama di Dunia oleh Elisha Graves Otis. Elevator
penumpang pertama dipasang oleh Otis di New York
pada tahun 1857. Setelah meninggalnya Otis pada
tahun 1861, anaknya, Charles dan Norton
mengembangkan warisan yang ditinggalkan oleh Otis
dengan membentuk Otis Brothers & Co.

pada tahun 1867. Pada tahun 1873 lebih dari 2000
elevator Otis telah dipergunakan di gedung-gedung
perkantoran, hotel, dan department store di seluruh
Amerika, dan lima tahun kemudian dipasanglah
elevator penumpang hidrolik Otis yang pertama. Era
Pencakar Langit pada tahun 1889 Otis mengeluarkan
mesin elevator listrik direct-connected geared
pertama yang sangat sukses. Pada tahun 1903, Otis
memperkenalkan desain yang akan menjadi tulang
punggung industri elevator, yaitu elevator listrik
gearless traction yang dirancang dan terbukti
mengalahkan usia bangunan itu sendiri. Hal ini
membawa pada berkembangnya jaman struktur-
struktur tinggi, termasuk yang paling menonjol
adalah Empire State building dan World Trade Center
di New York, John Hancock Center di Chicago dan CN
Tower di Toronto.

Selama bertahun-tahun ini, beberapa dari inovasi
yang dibuat oleh Otis dalam bidang pengendalian
otomatis adalah Sistem Pengendalian Sinyal, Peak
Period Control, Sistem Autotronik Otis dan Multiple
Zoning. Otis adalah yang terdepan di dunia dalam
pengembangan teknologi komputer dan perusahaan
tersebut telah membuat revolusi dalam pengendalian
elevator sehingga tercipta peningkatan yang
dramatis dalam hal waktu reaksi elevator dan mutu
berkendara dalam elevator.


II. Jenis Penggerak lift pada umumnya
Dari masa ke masa jenis penggerak pesawat lift telah
berkembang dan perkembangan seiring dengan
perkembangan teknologi yang mendampinginya atau
dipergunakannya. Namun demikian pada umumnya
jenis penggerak lift dapat digolongkan menjadi dua
kelompok yaitu : 1. Lift dengan sistem pengerak
hidrolis (hydrolic elevator). 2. Lift dengan sistem
penggerak dengan motor listrik (traction type
elevator). Meskipun kedua sistem tersebut juga
mengalami perkembangan masing- masing, sesuai
dengan kebutuhan dan persyaratan pemasangan
dilapangan yang dihadapinya. Akan tetapi ada
perbedaan pokok dari kedua jenis lift tersebut yang
perlu diperhatikan yaitu :

N
O
Hal Yang Perlu
diperhatikan
Lift Motor
Traksi
Lift Hidrolik
1 Jarak Pelayanan Tidak terbatas Terbatas 20
meter
2 Frekwensi
pemakaian
Lebih dari 80
start/stop
terbatas 80
start/stop
`

Aplikasi Motor Listrik Pada Elevator by Suparman, Sutoko,Francisco.S.Martins. 3
perjam. Pada
umumnya 180
start/stop per-
jam
3 Kecepatan Tidak terbatas
(1000m/menit)
Terbatas
(maksimal 90
m/menit)

III. Jenis Lift Dengan Motor Traksi
Konsep dasar dari lift yang mempergunakan motor
traksi dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :
1. Jenis Tarikan Langsung (Drum Type)
2. Jenis Tarikan Gesek (Traction Drive)

3.1 Drum Type Elevator
cara operasi lift jenis ini seperti pesawat angkat yang
dipakai pada crane- crane pada proyek kontruksi
bangunan, dengan menggulung tali baja pada tabung
gulung. Pemakaian jenis lift ini pada lift penumpang
tidak terlalu populer seperti pada lift traksi jenis
motor pully, hal ini disebabkan adanya beberapa
keterbatasan dalam pemakain. Oleh karena itu lift
jenis ini hanya dipergunakan untuk lift-lift dengan
kapasitas kecil seperti pada lift perumahan
(residential elevator) dan (lift pelayan) dumb waiter.
Adapun kelemahan tersebut, antara lain :
a. Kecepatan yang dapat dicapai secara teknis
terbatas ( +/- 15 m/menit)
b. Kapasitas angkut terbatas (maksimal 200 kg).
c. Penggunaan tenaga listrik lebih boros ( tanpa
bobot imbang ).
Oleh karena biasanya lift jenis ini mempunyai
kecepatan yang rendah ( kurang dari 30 m/menit )
maka jenis motor traksi yang dipakai kebanyakan
jenis motor AC (single speed).

3.2 Traction Type Elevator
Lift jenis ini dapat digolongkan menjadi 2 (dua )
penggolongan, yaitu :
3.2.1 Dilihat dari segi mesin penggerak langsung
atau tidak langsung, dibagi menjadi 2 (dua )
yaitu :
1. Geared Elevator
2. Gearless Elevator


Gambar Geared Elevator

Gambar Gearless Elevator


Gambar lift Gearless Elevator


Gambar lift Geared Elevator
`

Aplikasi Motor Listrik Pada Elevator by Suparman, Sutoko,Francisco.S.Martins. 4
3.2.2 Dilihat dari jenis motor traksi yang
dipergunakan dapat menjadi dua (2) jenis,
yaitu :
1. Lift traksi motor AC
2. Lift traksi motor DC

Geared elevator dengan penggerak motor AC geared
biasanya dipergunakan pada lift berkecepatan
rendah dan sedang. Sebaliknya Gearless elevator
dengan penggerak motor DC (AC VVVF)
dipergunakan pada lift kecepatan tinggi

Kemampuan dari semua jenis tersebut diatas masing-
masing mempunyai kelemahan dan kelebihan
masing-masing dalam penggunaannya. Namun
demikian dengan berkembangnya sistem control
yang lebih modern (VVVF = Variabel Voltage Variabel
Frequensi yang dilengkapi IPM = Integrated Power
Modele, dll).

Maka timbul kecendrungan yang kuat untuk
menggeser atau mengurangi penggunaan penggerak
motor DC pada lift-lift keluaran terakhir dengan
kemampuan yang lebih baik dan lebih hemat biaya
operasi.

Spesifik lift traksi system pengendali motor dan gear
motor pada motor traksi antara lain :
1. Geared machine dengan motor AC single speed :
15-30 m/menit
2. Geared machine dengan motor AC double speed
: 30-45 m/menit
3. Geared machine dengan motor AC VVVF : 45-
210 m/menit
4. Gearless machine dengan motor DC atau AC VVVF
: >150 m/menit Pada

umumnya lift jenis traksi meletakkan motor traksi
dan panel control diatas rung runcur (hoistway),
namun demikian dalam beberapa kasus tertentu
penempatan motor traksi dan panel control ada yang
diletakkan samping bawah atau disamping atas
ruang luncur. Untuk mengatasi masalah dimana
ketinggian bangunan yang terbatas, saat ini telah ada
lift motor traksi yang tidak memerlukan ruang mesin
(machine roomless) yang disebut Spacell yang telah
diproduksi oleh Toshiba Elevator dan Kone Elevator.


IV. Jenis lift dan pengunaannya
4.2 Pembagian Jenis Dilihat dari Sudut muatan :
Secara umum jenis lift dilihat dari pemakaian muatan
dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu :
1) Lift Penumpang ( Passenger Elevator)
2) Lift Barang (Freight elevator)
3) Lift Pelayan (Dumb Waiter, lift barang berukuran
kecil).
Secara teknis lift-lift tersebut tidak jauh berbeda
secara prinsip. Namun perbedaan yang nyata dari
kedua lift tersebut biasanya dapat kita bedakan pada
interior dan perlengkapan operasi dari lift-lift
tersebut. Juga pada sistem pengamanan operasi yang
dipasang sebagian besar sama, hanya pada dumb
waiter sistem pengamanan operasi yang disediakan
lebih sederhana.

Perbedaan tersebut akan semakin nyata apabila
dibandingkan antara lift barang untuk pabrik (besar)
dengan lift penumpang yang dipergunakan didalam
gedung-gedung diperkantoran. Lift barang untuk
pabrik (sesuai dengan kebutuhan) biasanya
dilengkapi dengan pembuka pintu yang lebih besar,
baik dipasang dengan pembukaan secara horizontal
(terdiri lebih dari dua pintu) maupun yang dipasang
dengan sistem pembukaan pintu vertikal (biasanya
terdiri dari dua daun pintu atau lebih)

Perbedaan lain juga dapat dilihat pada cara penulisan
kapasitas muatannya. Kapasitas digerakan pada COP
(Car Operation Panel, Operation Panel Board)
didalam kereta biasanya dinyatakan dalarn
kilogram (kg) atau (Ib) untuk jenis lift barang,
sedangkan untuk penumpang sering dinyatakan
dalam jumlah orang (persons) atau kombinasi
keduanya. Akan tetapi perbedaan tersebut akan
menjadi semakin tipis apabila kita bandingkan lift
penumpang dan lift barang yang terpasang dalam
gedung perkantoran. Hal tersebut disebabkan karena
sebagian besar lift barang yang terpasang didalam
gedung hunian dipersyaratkan juga untuk dapat
mengangkut penumpang atau orang.

4.3 Pembagian jenis dilihat dari penggunaan
Pembagian jenis lift dilihat dari penggunaannya,
adalah ;
1. Elevator penumpang
2. Elevator barang atau dumb waiter
3. Elevator service
4. Elevator hidraulik

4.2.1 Elevator Penumpang
Elevator penumpang ini merupakan elevator yang
sifatnya berfungsi dan sangat khusus untuk manusia
saja, elevator ini sangat dijaga kehandalannya dan
juga sangat dijaga keamanan dan keselamatan
manusianya.

4.2.2 Elevator Barang atau Dumb Waiter
Elevator ini sangat khusus fungsinya untuk barang
saja, elevator ini juga tak kalah handalnya dengan
`

Aplikasi Motor Listrik Pada Elevator by Suparman, Sutoko,Francisco.S.Martins. 5
elevator penumpang namun ada sedikit perbedaan
dalam system keamanannya.

4.2.3 Elevator Service
Elevator servise ini biasanya dipasang diperhotelan,
yaitu fungsinya untuk pelayan-pelayan hotel untuk
mengantarkan barang ke kamar-kamar penghuni
hotel. Namun disini pula elevator ini tak kalah
handalnya dengan elevator penumpang, perbedaan
dari elevator service dengan elevator penumpang ini
sangat jelas dari sistrem pengangkutannya, yaitu
elevator penumpang hanya khusus untuk manusia
saja tapi elevator service ini juga berfungsi sebagai
pengangkutan manusia dan barang.

4.2.4 Elevator Hidraulik
Elevator hidrolik ini sangat lain darpada yang lain, ini
dilihat dari cara kerjanya dan juga fisiknya. Elevator
ini biasanya digunakan oleh pasukan pemadam
kebakaran dan kapasitas daya angkutnya pun sangat
terbatas, elevator hidrolik ini sekarang tidak hanya
dipakai oleh pemadam kebakaran saja. Sekarang
elevator hidrolik sering dipakai oleh perusahaan
telekomunikasi, bengkel-bengkel kendaraan
bermotor, dan lain-lain.

V. KOMPONEN UTAMA ELEVATOR
Apabila kita ingin mengetahui sistem kerja elevator,
maka kita harus mengetahui komnponen utama
dalam elevator tersebut. Untuk mempermudah kita
mengetahui cara kerja elevator secara keseluruhan,
disini penulis akan menggolongkan tata letak
komponen-komponen elevator dalam dua bagian
ruangan, yaitu ruang mesin ( Machine Room ) dan
ruang luncur ( Hoistway ).

5.1 Kamar (Machine Room)
5.1.1 panel-panel control :
1. Panel distribusi (Distribution Panel) adalah
panel penerima daya listrik dari panel sumber
listrik utama dalam bangunan dan diteruskan
panel lift.
2. Panel Kontrol adalah terdiri dari satu atau
beberapa panel yang berisi PCB dan komputer
berfungsi untuk mengatur jalannya lift.
3. Interphone biasanyanya terletak pada panel
kontrol lift atau pada lokasi yang mudah dicapai)
yang berfungsi untuk mengadakan komunikasi
(dalam keadaan tertentu) antara MR, lift dan
ruang katrol.

5.1.2 Motor Traksi (Traction Motor) :
1. Motor Traksi (Traction Motor) merupakan
motor yang menggerakan lift ke arah naik
maupun turun. Ada yang dihubungkan langsung
dengan roda gigi ataupun tanpa roda gigi. Untuk
lift dengan roda gigi biasanya disatukan dengan
as yang dapat dipergunakan untuk penyelamatan
penumpang dalam keadaan darurat.
2. Rem merupakan tabung rem (Break Drum)
biasanya terletak antara motor traksi dan kotak
roda gigi (gear box) berfungsi untuk mengerem
lift secara mekanikal, pada keadaan normal
pengereman pertama biasanya dilakukan secara
elektris pada motor.
3. Pulli Tarik (Driving Sheave) terletak pada
kotak roda gigi atau pada motor langsung,
melalui gesekan tali baja (wire rope) merupakan
penggerak langsung kereta lift.

5.1.3 Governor dan selector :
1. Governor merupakan alat pengaman kecepatan
lebih (over speed) yang berhubungan langsung
dengan alat pengaman pada kereta dengan kawat
baja (wire rope) yang berfungsi pada arah gerak
sangkar kebawah.
2. Pita pemilih lantai (Floor Selector) biasanya
untuk lift lama peralatan ini biasanya berdiri
sendiri akan tetapi untuk lift jenis baru biasanya
dipergunakan encoder yang disatukan dengan
governor atau langsung ke as motor traksi.
Fungsinya untuk mendeteksi posisi kereta dalam
ruang luncur (shaft).

5.1.4 Perlengkapan lainnya:
1. Lampu penerangan.
2. Ventilasi terdiri dari satu atau lebih exhause fan
dan grill.
3. Peralatan Pengaman ditempat perkakas khusus
untuk pembukaan rem pada motor traksi.
Biasanya diletakkan didinding yang mudah
dicapai.
Untuk lift dengan sistem kontrol komputer biasanya
disarankan dilengkapi dengan alat pengatur udara
(air conditioning).

5.2 Ruang Luncur (Shaft, Hoistway) :
Ruang luncur adalah lubang lintasan dimana kereta
tersebut bergerak naik dan turun. Lubangi harus
merupakan lubang tertutup dan tidak ada hubungan
langsung ke ruang diluarnya (kecuali untuk lubang 2
(dua) buah lift yang berdampingan).

5.2.1 Ruang luncur (Shaft, Hoistway)
merupakan Lubang lintasan kereta lift yang bebas
hambatan antara pit sampai pada bagian lantai
bawah ruang mesin lift.

5.2.2 Rel (Guide Rail)
adalah profil baja khusus pemandu jalannya kereta
(car) dan bobot pengimbang (counter weight),
`

Aplikasi Motor Listrik Pada Elevator by Suparman, Sutoko,Francisco.S.Martins. 6
Ukuran rel untuk kereta biasanya lebih besar dari
pada rel untuk bandul pengimbang. Terpasang tegak
lurus dari bawah sampai keatas. Adapun fungsi rel
ada empat yaitu :
1. Sebagai pemandu jalannya kereta dan bobot
imbang (counter weight) lurus vertical.
2. Sebagai penahan agar kereta tidak miring saat
pemuatan dan akibat beban tidak merata.
3. Sebagai sarana tempat memasang saklar,
pengungkit (Cam) dan puli penegang.
4. Sebagai penahan saat kereta dihentikan oleh
pesawat pengaman (safety device/gear)

5.2.3 Sakelar batas lintas (Limit Switch)
ada dua jenis sakelar batas lintas untuk pembalik
arah (direction switch) dan final switch, biasanya
terpasang pada rel kereta, dipasang dibagian atas dan
bagian bawah rel berfungsi untuk menjaga agar
kereta tidak menabrak pit atau lantai kamar mesin.

5.2.4 Pelat Bendera (Floor vane)
dipasang pada rel kereta yang fungsinya untuk
mengatur pemberhentian kereta pada lantai yang
dikehendaki dan mengatur pembukaan pintu
pendaratan (landing door). Untuk jenis tertentu
landing vane ini ditiadakan dan diganti dengan pulsa
detector (encoder) di kamar mesin.

5.2.5 Pintu pendaratan (Hall Door)
terdiri dari beberapa bagian, antara lain : door
hanger, door sill dan door panel. Berfungsi untuk
menutup ruang luncur dari luar. Pada hall door ini
dipasang alat pengaman secara sehingga apabila
salah satu pintu terbuka lift tidak dapat dijalankan.

5.3 Kereta (Car) :
Kereta (Car) adalah kotak dimana penumpang naik
dan dibawa naik atau turun. Kereta ini dihubungkan
langsung dengan bobot imbang (Couter Weight)
dengan tali baja lewat puli penggerak di ruang mesin.

5.3.1 Rangka kereta
Rangka Kereta terdiri dari:
1. Cross head channel atau disebut "car sling", yaitu
rangka sebagai tempat tali baja tarik diikat
dengan pegas dan baul soket dan dudukan sepatu
luncur (sliding guides) atau roda pemandu (roller
guides}.
2. Bottom channel, rangka bawah tempat benturan
buffer (disebut safety plank).
3. Dua buah tiang tegak kiri dan kanan (up-right
channels atau stiels). Keempat bagian tersebut
membentuk segi empat kokoh dengan plat baja
penguat pada sudut-sudutnya.

5.3.2 Pintu.Kereta (Car Door)
terdiri dari beberapa bagian, antara lain:
door hanger, door sill, door panel dan mechanisme
yang mengatur buka tutup pintu. Berfungsi untuk
menutup kereta dari luar. Pada pintu kereta (car
door) ini dipasang alat pengaman secara seri
sehingga apabila pintu terbuka lift tidak dapat
dijalankan.

5.3.3 COP (Car Operating Panel- Operating
Panel Board),
ada satu atau lebih COP. Biasanya terletak pada sisi
depan kereta (pada front return panel) pada panel
tersebut terdapat tombol tombol lantai dan tombol
pcngatur buka-tutup pmtu.

5.3.4 Interphone
biasanya terletak pada COP (atau pada lokasi yang
mudah dicapai) yang berfungsi untuk mengadakan
komunikasi (dalam keadaan tertentu ) antara kereta,
kamar mesin (Machine Room) dan ruang kontrol
gedung.

5.3.5 Alarm Buzzer terletak pada COP (OPB).
Berfungsi untuk memberi tanda bila lift berbeban
penuh atau tanda-tanda lain.

5.3.6 Switching Box
(biasanya menjadi satu dengan COP) biasanya
terletak dibawah COP secara tertutup (yang dapat
dibuka hanya dengan kunci khusus) didalamnya
terletak tombol-tombol pengatur.

5.3.7 Floor indicator
adalah nomor penunjuk lantai dan arah jalannya
kereta. Biasanya terletak di sisi atas pintu kereta
(transom) atau pada COP.
5.3.8 Lampu darurat (Emergency lighting)
biasanya terletak diatas atap kereta, fungsinya untuk
menerangi kereta dalam keadaan darurat (listrik
mati) dengan sumber dari baterai.

5.3.9 Sakelar pintu darurat (Emergency exit
switch)
terletak pada pintu darurat diatas kereta. Fungsinya
untuk memastikan agar kereta tidak berjalan apabila
pintu darurat dibuka untuk proses penyelamatan.

5.3.10 Sakelar tali baja (Rope switch)
terletak diatas kereta pada bagian pengikat tali baja.
Fungsinya untuk mematikan lift apabila ada salah
satu rope yang kendor atau. putus.

5.3.11 Safety Link
adalah mekanisme penggerak alat pengaman (safety
device) diatas kereta yang dihubungkan dengan
`

Aplikasi Motor Listrik Pada Elevator by Suparman, Sutoko,Francisco.S.Martins. 7
governor dikamar mesin. Berfungsi untuk menahan
kereta over speed kebawah (dalam keadaan darurat).

5.3.12 Selector switch
(untuk lift jenis lama) adalah mekanisme penggerak
alat pengaman (safety device) diatas kereta yang
dihubungkan dengan selector lift. Berfungsi untuk
memberhentikan kereta apabila selector tape
mengalami kerusakan (dalam keadaan darurat).

5.4 Lekuk dasar (Pit)
Ruangan dibagian bawah dari ruang luncur yang
fungsinya memberikan kesempatan kereta untuk
menghabiskan tenaga kinetik yang diredam oleh
buffer pada saat lift mengalami jatuh ke pit.
1. Peredam (Buffer) terletak di dua tempat, satu
set untuk kereta dan satu set untuk beban
pengimbang. Berfungsi untuk meredam tenaga
kinetik kereta dan bobot imbang pada saat jatuh
2. Governor Tensioner merupakan puli berbandul
sebagai penegang rope governor, terletak di pit.
3. Stop kontak terletak didinding pit bagian depan
sebagai sumber daya listnk sebagai penerangan
pit pada saat melaksanakan perawatan atau
perbaikan.
4. Sakelar Iekuk dasar (pit switch) terletak
didinding pit bagian dcpan sebagai merupakan
sakelar pengaman bagi pekerja yang berada di pit

5.5 Lobi lift (Lift Hall):
1. Lobi lift (Lift Hall) adalah ruang bebas yang
lerletak didepan pintu hall lift.
2. Tombol Lantai (Hall button ) adalah Tombol
pemanggil kereta, di hall.
3. Sakelar Parkir (Parking switch) biasanya
terletak di lobby utama didekat tombol lantai
(hall button), berfungsi mematikan dan
mcnjalankan lift.
4. Sekakelar Kebakaran (Fireman Switch)
biasanya terletak di lobby utama disisi atas hall
button, berfungsi untuk mengaktipkan fungsi
fireman control atau fireman operation.
5. Petunjuk Posisi Kereta (Hall indicator)
biasanya terletak di transom masing-masing lift.
Berfungsi untuk mengetahui posisi masing-
masing kereta.


VI. Alat Pengaman dan Cara kerjanya
Lift adalah satu-satunya pesawat angkut manusia
yang pada saat operasinya tidak
dikemudikan/operasikan langsung oleh manusia
sehingga semua penumpang lift sepenuhnya
tergantung pada keandalan teknologi dari pada
pesawat lift itu sendiri, Oleh karena itu keyakinan
akan berfungsinya alat pengaman pada saat operasi
merupakan hal yang paling utama.

Sebagian besar peralatan pengaman pada lift
dipasang secara serial, sehingga apabila salah satu
alat tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya
seluruh pesawat tersebut akan mati dan tidak dapat
dioperasikan sampai dengan alat pengaman tersebut
difungsikan kembali. Adapun peralatan pengaman
tersebut dapat dikelompokan sebagai berikut:

6.1 Alat pengaman di Ruang Mesin :
Alat pengaman diruang mesin dapat digolongkan
menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu :
1. Alat pengaman bersifat listrik.
2. Alat pengaman mekanik.

Oleh karena pengecekan alat pengaman bersifat
listrik memerlukan kemahiran khusus dan hampir
kesemuanya terletak didalam kontrol panel.
Sedangkan alat pengaman mekanik diruang mesin,
antara lain:

1. Speed Governor:
a. Berfungsi untuk mendeteksi kecepatan lebih (arah
turun) dan mengaktipkan mekanisme pengaman.
Biasanya alat ini diset pada 110 % & 1,15% dari
kecepatan nominal lift.
b. Cara kerja Puli governor yang dihubungkan dengan
kereta mempunyai sistem bandul yang akan bekerja
berdasarkan kecepatan centrifugal akan
mengaktipkan suatu mekanisme yang dapat
mengunci rope governor se- hingga tali baja menarik
safety block yang berada dikereta dan menguncinya
sehingga kereta terkunci pada rel. Alat ini juga
dihubungkan dengan rangkaian kontak listrik yang
bekerja) kecepatan 110%.

2. Rem Mekanik (Mechanical Break) :
Berfungsi untuk memastikan lift berhenti.
Cara kerja rem ini bekerja berdasarkan pegas
yang dipasang pada dudukan sepatu yang
cara pembukaannya digerakan oleh motor
rem, Semua peralatan pengaman
dihubungkan dengan motor rem ini. Pada
saat motor traksi maka rem ini bekerja. Untuk
membukanya diperlukan peralatan khusus
(yang biasanya disediakan di Ruang Mesin).

6.2 Alat Pengaman di Ruang Luncur :
1. Door lock
a. Berfungsi untuk mengunci pintu hall.
b. Cara kerja alat ini bekerja berdasarkan pegas
dan gravitasi dari pengait. Padanya dipasang
kontak listrik yang dihubungkan dengan
sistem pengamanyang secara seri, kontak
`

Aplikasi Motor Listrik Pada Elevator by Suparman, Sutoko,Francisco.S.Martins. 8
tersebut akan selalu pada posisi tertutup
apabila dalam keadaan tertutup dan
sebaliknya. Cara pembukaan pintu biasanya
dengan suatu alat khusus dan dianjurkan
tidak sembarang orang untuk
mempergunakannya.

2. Limit switch
a. BerFungsi untuk menjaga agar kereta tidak
melewati batas lintasan yang di ijinkan pada
arah keatas maupun pada arah kebawah.
b. Cara kerja alat ini merupakan kontak listrik
yang digerakan oleh sentuhan batang
pengungkit yang dipasangkan pada kereta,
dipasang di dua tempat, yaitu pada main rail
dibagian atas (setelah lantai teratas) dan
dibagian bawah setelah lantai terbawah. Alat
ini terdiri dari 2 (dua) tingkat, yi. Limit switch
pembalik arah dan final limit switch.

6.3 Alat pengaman di Kereta :
1. Door lock:
a) Berfungsi untuk mengunci pintu kereta.
b) Cara kerja tidak seperti pada hall door,
penguncian pintu kereta dilakukan pada
motor penggerak pintu. Pada alat ini juga
dipasang rangkaian kontak listrik dipasang
seri dengan alat pengaman yang lain.

2. Door Edge dan Photo Cell
a) Berfungsi untuk menghindarkan penumpang
terjepit pintu.
b) Cara kerja kedua alat ini dipasang pada pintu
kereta (tidak selalu dipasang keduanya) yang
mempunyai rangkaian kontak listrik yang
dipasang seri dengan alat pengaman yang
lain. Rangkaian ini akan terputus apabila door
edge masuk atau sinar photo cell terputus.
Pada kasus tertentu dipergunakan sistem
yang mempergunakan medan magnit dll.

3. Over Load Device
a) Berfungsi untuk menahan lift agar tidak jalan
apabila terjadi muatan lebih.
b) Cara kerja alat ini dipasang dibawah atau
diatas kereta alnu di ruang mesin Juga
mempunyai rangkaian kontak listrik yang
dipasang seri dengan alat pengaman yang
lain. Rangkaian ini akan terputus apabila
terjadi beban lebih.

4. Emergency Exit Switch (man hole)
a) untuk mengunci motor traksi apabila terjadi
proses evakuasi keatas kereta.
b) Cara kerja rangkaian kontak listrik
dipasangkan pada pintu Kontak akan
terputus apabila pintu emergency dibuka.

5. Safety gear
a) Berfungsi untuk memberhentikan kereta
apabila terjadi kecepatan lebih kearah bawah.
b) Cara kerja alat ini dipasang 2 (dua) buah,
masing-masing dipasang di bagian bawah kiri
dan kanan kereta. Alat ini bekerja berurutan
dengan bekerjanya speed governor di ruang
mesin.

Gambar Safety Gear

6. Rope Switch
a) Berfungsi untuk rnenahan lift agar tidak jalan
apabila ada wire rope yang rusak
b) Cara kerja alat ini dipasang diatas kereta atau
di ruang mesin, juga mempunyai rangkaian
kontak listrik yang dipasang seri dengan alat
pengaman yang lain. Rangkaian ini akan
terputus salah satu rope kendor atau putus.

6.4 Alat Pengaman di Pit
1. Governor pit switch
a) Berfungsi untuk memutus rangkaian
pengaman apabila governor rope terjadi
kelainan.
b) Cara kerjanya merupakan rangkaian kontak
listrik yang dihubungkan dengan alat
pengaman lain. Kontak akan terputus apabila
posisi bandul governor tidak memenuhi
persyaratan operasi.

2. Buffer (penyangga atau peredam)
a) Berfungsi meredam gaya tumbuk (impact)
dari kereta atau bobot imbang yang terjatuh
menimpa dan membentur buffer, jika alat
pengaman terlambat bekerja atau bekerja
pada saat kereta telah menjelang lantai
terbawah. Pada dasarnya alat pengaman
`

Aplikasi Motor Listrik Pada Elevator by Suparman, Sutoko,Francisco.S.Martins. 9
bekerja oleh sebab kecepatan lebih
(overspeed) sebesar 115% dari kecepatan
nominal. Jika terjadi overspeed pada saat
mendekati lantai terminal bawah, maka
kereta membentur buffer (penyangga). Oleh
karena itu perhitungan langkah peredam
(buffer stroke) atas dasar 1,15 V
(V=kecepatan nominal) dan perlambatan
sebesar maksimal g (=9,8 m/s2), kecuali
sesaat benturan, yaitu tidak boleh melebihi
dari 2,5 g (= 24,5 m/s2), menurut ANSI A17.1.
b) Cara kerja seperti shock absorber.

3. Compensating Switch: (bila diperlukan).
a) Fungsi untuk memutus rangkaian pengaman
apabila compensating sheave terja kelainan.
b) Cara kerja seperti governor switch.

6.5 Bobot imbang ( counterweight )
bobot imbang atau counterweight biasanya
terpasang dibelakang atau disamping kereta elevator,
bobot dari bobot imbang ini harus sesuai dengan
ketentuan yang ada. Faktor-faktor yang menentukan
berapa berat dari bobot imbang ini diantaranya
harus memperhitungkan berat kereta, kapasitas
penuh pada kereta dan faktor keseimbangan.
Besar faktor keseimbangan biasanya sebagai berikut
:
Kapasitas Elevator Faktor Keseimbangan
>> 1200 kg 40 % s/d 42,5 %
600 kg s/d 1150 kg 45 %
300 kg s/d 580 kg 50 % s/d 55 %

Table Besaran factor bobot imbang
Sebagai contoh, elevator dengan kapasitas Q = 1200
kg dengan berat kereta kosong 2400 kg dan faktor
bobot imbang sebesar 42,5 % maka perlu diimbangi
dengan bandul ( filler weight ) ?
Penyelesaian : 2400 + 42,5 % x 1200 = 29310 Kg


VII. Konstruksi tali baja Tarik
Tali baja tarik khusus untuk lift harus dibuat dari
kawat baja yang cukup kuat,tetapi cukup lemas tahan
tekukan, dimana tali tersebut bergerak bolak balik
melaluiroda. Batas patah elemen kawat baja ialah
kira-kira 19.000 kgf/cm
2
atau 190kgf/mm
2
(high
content carbon steel).

Konstruksi tali yang khas untuk lift terdiri dari 8
pintalan yang dililitkan bersama, arah kekiri ataupun
kekanan dengan inti ditengah dari serat sisal manila
henep, yang jenuh mengandung minyak lumas. Tiap-
tiap pintalan terdiri dari 19 kawat yaitu 9.9.1, artinya
9 kawat diluar, 1 dipusat dan 9 lagi diantaranya.
Biasanya 9 elemen kawat baja yang diluar dibuat dari
baja "lunak" (130 kgf7mm
2
) agar menyesuaikan
gesekan dengan roda puli dari besi tuang, tanpa
rnenimbulkan keausan berlebihan. Konstruksi tali
sering disebut atau ditulis 8x19 atau 8 x 9.9.1. FC
(fibre core). Pada gambar 2.6 dan gambar 2.7
terdapat beberapa contoh bentuk konstruksi tali dan
arah lilitan.

Gambar pintalan (strand) atas 19 kawat dan lilitan
atas 8 pintalan. Lang lay jika pintalan searah lilitan.


Gambar Kontruksi tali baja.

a) adalah jenis regular 6 x 19 FC,
b) adalah jenis Warrington 6 x 19 FC,
c) adalah jenis seale 6 x 19 FC (untuk lift 8 x 19 FC
/lebih luwes),
d) adalah jenis tiller 6 x 6 x 7 FC (dilarang untuk lift)
Inti serat sisal dapat juga diganti dengan serat
sintetis.

Adapun tujuannya hanya sebagai bantalan untuk
mempertahankan bentuk bulat tali dan memberikan
pelumasan pada elemen kawat. Tali baja yang
dilengkapi inti serat diberi kode FC (fibre core), untuk
membedakan dengan tali yang dilengkapi inti kawat
baja atau kawat besi yang diberi kode IWC
(independent wire core). Yang tersebut terakhir
tidak memberikan pelumasan dan tidak digunakan
untuk lift karena tidak luwes. Dilihat dari segi arah
pilinan, tali dibedakan atas 2 jenis yaitu :
1. Regular lay, jika arah pilinan kawat berlawanan
dengan arah lilitan dan strand
`

Aplikasi Motor Listrik Pada Elevator by Suparman, Sutoko,Francisco.S.Martins. 10
2. Lang lay, jika arah pilinan kawat sama searah
dengan lilitan dan stand.

Keuntungan dari lang lay ialah kemuluran tali lebih
kecil yaitu 0.1 % hanya dibanding dengan regular lay
0.5%. Tekanan pada alur puli lebih kecil sehingga
lebih awet dan lebih luwes, tidak mempunyai sifat
kaku (menendang) saat mau dipasang. Lang lay
dipakai untuk instalasi lift berkecepatan tinggi diatas
300 m/menit, dan jarak lintas diatas 200 m. Lang lay
juga lebih tahan terhadap fatigue, tetapi batas patah
lebih kecil kira- kira 10% dibanding dengan regular
lay. Umpama pada tali berdiameter 13 mm, untuk
regular lay batas patah 6500 kgf, sedangkan pada
lang lay sebesar kira-kira 5800 kgf.

Kabel baja yang merupakan sarana untuk
pengangkatan mempunyai sifat- sifat yang berbeda
dengan rantai, yaitu : Kebaikannya :
Tahan terhadap beban kejut.
Bila akan putus memperlihatkan tanda-tanda.
Berat per satuan panjang adalah kecil.
Elastis.
Tidak berisik bila digunakan.
Dapat digunakan untuk kecepatan angkat yang
tinggi. Kejelekannya :
Tidak tahan terhadap korosi.
Sukar untuk ditekuk-tekuk, sehingga
memerlukan drum atau teromol penggulung yang
besar.
Dapat mulur atau memanjang.
Cenderung untuk berputar.


VIII. Tali baja kompensasi
Tali baja kompensasi dipasang sebagai pengimbang
berat tali baja tarik, terutama pada instalasi lift
dengan tinggi lintas lebih dari 35 meter dan lift
dengan berkecepatan 210 m/menit keatas. Lift
dengan lintas rendah sampai 35 m dan berkecepatan
dibawah 210 m/menit menggunakan rantai gelang
sebagai pengimbang berat tali baja tarik, terutama
dengan alasan ekonomis. Salah satu manfaat
penggunaan kompensasi berat atas tali baja ialah
menjaga hubungan traksi T/T konstan sepanjang
lintasan.

Lonjakan kereta dapat terjadi saat bobot imbang
membentur peredam di pit. Oleh karena itu overhead
harus diperhitungkan tingginya untuk cukup
menampung tinggi ruang aman disamping lonjakan
kereta setinggi setengah langkah peredam. Setelah
terjadi Ionjakan, kereta akan jatuh kembali ke posisi
menggantung dengan menimbulkan tegangan
dinamis pada tali baja tarik sesaat, setelah lonjakan.
Kejutan semacam itu juga dapat terjadi saat pesawat
pengaman bekerja yaitu kereta meluncur overspeed
kebawah tiba-tiba dihentikan, sehingga bobot
irnbang melonjak keatas sesaat dan kembali ke
kedudukannya menggantung dengan menimbulkan
tegangan dinamis pada tali baja tarik. 12

Tali kompensasi mempunyai peranan meredam
peristiwa lonjakan tersebut. Untuk mengurangi
tegangan dinamis pada tali baja tarik, terutama pada
lift berkecepatan diatas 210 m/m, maka dipasang
roda teromol di pit sebagai penegang tali
kompensasi. Teromol tersebut beralur sesuai dengan
jumlah dan besarannya tali kompensasi serta duduk
pada rumah yang bebas naik-turun mengikuti
ayunan, yang dipandu oleh sepasang rel vertikal.
Gerakan ayunan naik-turun rumah teromol tersebut
perlu diredam dengan satu atau dua buah shock
breaker (sejenis yang digunakan pada kendaraan
bermotor) yang diikat pada dasar pit sekaligus
sebagai penahan kereta agar tidak atau hampir tidak
melonjak. Posisi kereta diujung atas dimulai dari tali
kendor atau kecepatan Vo = 0, saat bobot imbang
membentur penyangga dan terhenti. Tahapan
berikutnya tegangan puncak tali terjadi saat tali baja
tarik menahan kereta yang turun kembali dari
lonjakan.

Jika tali kompensasi tidak dilengkapi dengan teromol
penegang yang sesuai, dan peredam dari bobot
imbang tidak dilengkapi dengan saklar pemutus arus,
maka kereta dapat saja meloncat sampai membentur
bagian bawah lantai kamar mesin, yaitu sesaat
setelah bobot imbang membentur penyangga.
Peristiwa ini sering disebut oleh teknisi lapangan
sebagai peristiwa "jatuh keatas".


IX. Cara Kerja Lift
Kontruksinya berupa sangkar atau kereta yang
dinaikturunkan oleh mesin traksi, dengan
mengunakan tali baja tarik, melalui ruang luncur
(hoistway) didalam bangunan yang dibuat khusus
untuk lift. Agar kereta lift tidak bergoyang digunakan
rel pemandu setinggi ruang luncur (hoistway) yang
diikat dengan tembok ruang luncur lift. Untuk
mengimbangi berat kereta dan bebannya digunakan
bandul pengimabang (counterweight), beratnya
sama dengan berat kereta ditambah dengan setengah
berat beban maksimum yang diizinkan. Hal ini untuk
memperingan kerja mesin traksi, karena pada saat
kereta dipenuhi dengan beban maksimum, mesin
traksi hanya berupaya mengangkat atau menaikkan
setengah dari beban maksimumnya. Sebaliknya pada
saat kereta kosong, mesin traksi hanya perlu
mengangkat atau menaikan setengah dari beban
maksimum yang berlebih pada counterweight.
`

Aplikasi Motor Listrik Pada Elevator by Suparman, Sutoko,Francisco.S.Martins. 11
Pada sistem geared atau gearless (yang masing-
masing digunakan pada instalasi gedung dengan
ketinggian menengah dan tinggi), kereta lift
tergantung di ruang luncur oleh beberapa steel hoist
ropes, biasanya dua puli katrol, dan sebuah bobot
pengimbang (counterweight). Bobot kereta dan
counterweight menghasilkan traksi yang memadai
antara puli katrol dan hoist ropes sehingga puli
katrol dapat menggegam hoist ropes dan bergerak
serta menahan kereta tanpa selip berlebihan. Mesin
Lift Gearless Mesin untuk menggerakkan elevator
terletak di ruang mesin yang biasanya tepat di atas
ruang luncur kereta. Untuk memasok listrik ke kereta
dan menerima sinyal listrik dari kereta ini,
dipergunakan sebuah kabel listrik multiwire untuk
menghubungkan

ruang mesin dengan kereta. Ujung kabel yang terikat
pada kereta turut bergerak dengan kereta sehingga
disebut sebagai kabel bergerak (traveling cable) Jalur
Lift (Hoistway) dan ruang mesin di atasnya Mesin
geared memiliki motor dengan kecepatan lebih tinggi
dan drive sheave dihubungkan dengan poros motor
melalui gigi-gigi di kotak gigi, yang dapat mengurangi
kecepatan rotasi poros motor menjadi kecepatan
drive-sheave rendah. Mesin gearless memiliki motor
kecepatan rendah dan puli katrol penggerak
dihubungkan langsung ke poros motor. Sistem
pergerakan Lift dengan Gearless


X. Kontrol Elevator
Penggerak utama elevator adalah sebuah
elektromotor yang digerakkan oleh listrik PLN atau
generator listrik yang dilengkapi dengan pengatur
medan (Field Control) yang dikontrol secara numerik
(Numerikal kontrol).

Elektro Motor dikopel ke rangkai Gear Box yang
berfungsi untuk mereduksi putaran elektro motor
dengan mesin elevator (Elevator Driving
Mechine),Puli dan rem Listrik.

Gambar Power Flow Elevator


Gambar Lay Out Elevator


Gambar Rangkaian Kontrol Elevator untuk 2 lantai
`

Aplikasi Motor Listrik Pada Elevator by Suparman, Sutoko,Francisco.S.Martins. 12


Gambar Flowchart Elevator untuk 2 lantai

Deskripsi Kerja Elevator:
1) Lift bekerja naik turun.
2) Hanya ada 2 lantai, yaitu lantai 1 dan lantai 2.
3) Kapasitas lift maksimal 6 orang, jika melebihi
kapasitas, lift tidak akan bekerja.
4) Naik-turunnya lift bekerja setelah seseorang
menekan tombol naik atau turun.
5) Pintu lift bekerja secara otomatis. Ketika
sesorang menekan tombol naik atau turun, pintu
lift akan menutup atau membuka secara sendiri
atau bekerja dengan timer.

Urutan kerja lift pada saat naik ke lantai 2 :
1) Lift berada di lantai 1.
2) Orang berada dilantai 1.
3) Menekan tombol naik.
4) Lift akan membuka dan orang masuk. (Jika lift
berada di lantai 2 maka lift akan turun terlebih
dahulu dan setelah berada di lantai 1, pintu lift
akan membuka dan orang masuk).
5) Menunggu apabila ada orang yang ingin masuk ke
dalam lift.
6) Apabila terdapat 7 orang yang berada di dalam
lift maka lift tidak akan bekerja, karena maksimal
kapasitas lift hanyalah 6 orang. (Lampu tanda
akan berkedip, hal ini mengindikasikan apabila
lift melebihi kapasitas).
7) Selang beberapa detik, pintu lift akan menutup,
dan lift akan naik.
8) Pintu lift akan membuka, jika lift sudah berada
dilantai 2.
9) Lift tetap dilantai 2.

Urutan kerja lift pada saat turun ke lantai 1 :
1) Lift berada di lantai 2.
2) Orang berada dilantai 2.
3) Menekan tombol turun.
4) Lift akan membuka dan orang masuk. (Jika lift
berada di lantai 1 maka lift akan naik terlebih
dahulu dan setelah berada di lantai 2, pintu lift
akan membuka dan orang masuk).
5) Menunggu apabila ada orang yang ingin masuk ke
dalam lift.
6) Apabila terdapat 7 orang yang berada di dalam
lift maka lift tidak akan bekerja, karena maksimal
kapasitas lift hanyalah 6 orang. (Lampu tanda
akan berkedip, hal ini mengindikasikan apabila
lift melebihi kapasitas).
7) Selang beberapa detik, pintu lift akan menutup,
dan lift akan turun.
8) Pintu lift akan membuka, jika lift sudah berada
dilantai 1 dan selang beberapa detik pintu lift
akan menutup kembali.
9) Lift tetap dilantai 1.


XI. Pengereman
Yang paling umum adalah rem lift terdiri dari
perakitan kompresi pegas, sepatu rem dengan
lapisan, dan perakitan sebuah solenoida. Bila
solenoida tidak berenergi, kekuatan pegas sepatu
rem untuk mencengkeram drum rem yang
menimbulkan torsi atau tekanan pengereman.

Magnet dapat mengerahkan gaya horizontal untuk
menahan rem terbuka dan kembali menutup saat
tidak digunakan hal ini dapat dilakukan secara
langsung di salah satu lengan operasi atau melalui
sistem linkage. Dalam kedua kasus, hasilnya adalah
sama. Saat diaktifkan pegas sepatu rem ditarik
magnet menjauh dari poros drum rem bersamaan
dengan putaran mesin elevator tersebut. Dalam
rangka meningkatkan kemampuan menghentikan
putaran sebuah bahan dengan koefisien gesekan
tinggi digunakan keandalan saat gesekan dalam
pengereman, seperti seng asbes terikat berserat
`

Aplikasi Motor Listrik Pada Elevator by Suparman, Sutoko,Francisco.S.Martins. 13
sebuah bahan yang terlalu tinggi koefisien gesekan
dapat menyebabkan gerakan hentakan dalam
sangkar.

Bahan pengereman ini harus dipilih dengan hati-hati
biasanya efisiensi dari mesin dirancang adalah 60
persen untuk motor dan perakitan kotak
perlengkapan gigi traksi. Efisiensi ini diperkirakan
untuk beban sekitar 1135 kg, yang cocok dengan
ukuran ideal ruangan lift, yang didorong dengan
kecepatan di 1.75 m/s besarnya daya yang dibutuh
adalah:



Di mana V adalah tegangan dan I / akar 2 adalah
sumber arus AC. Hasil perhitungan Power konsumsi
ini kemudian ditransfer melalui output dari poros
motor



Dimana
T adalah torsi
w adalah Kecepatan rotasi.

Setelah daya ditransfer melalui gigi (pengurang
kecepatan) output akan berkurang dan torsi akan
lebih besar. Daya secara keseluruhan akan sedikit
lebih rendah karena sistem tidak 100% efisien.



Gambar Benda bebas dari sistem katrol

Analisis berikut telah dilakukan untuk kondisi mapan
(tanpa percepatan) operasi. Tekanan gaya pada
katrol pengemudi sama dengan perbedaan dari
kedua ketegangan yang diberikan di setiap sisi. Di
satu sisi, gaya ini sama dengan W e dan di sisi lain, itu
adalah Wc. Oleh karena itu, gaya total yang diberikan
pada katrol 1 (drive katrol) adalah.



Dalam rangka untuk mencari daya yang diperlukan
untuk gerakan lift, baik kecepatan rotasi poros drive
(melekat pada katrol 1) atau kecepatan lift harus
diketahui, Daya keluaran (asumsinya 100% fisiensi)



di mana r adalah radius katrol (katrol 1)




Gambar Power mengalir melalui lift biasa



Gambar Diagram sistem pengereman

Kesimpulan
Seperti yang dijelaskan di atas, rem ditutup dengan
dikunci dari pegas dan kembali dibuka dengan
menggunakan magnet, Diagram benda bebas di
bawah ini menunjukkan bagaimana kekuatan ini
didistribusikan. Gaya yang diberikan oleh pegas
adalah jauh lebih dekat dengan pin sambungan
lengan penarik dan oleh karena itu, dengan mudah
dikalahkan oleh kekuatan lengan tarik magnetik
(jarak jauh dari titik rotasi)


`

Aplikasi Motor Listrik Pada Elevator by Suparman, Sutoko,Francisco.S.Martins. 14
XII. Desain Lift
Bangunan-bangunan tinggi dalam arsitektur tidaklah
menjadi hasil karya para arsitek dan insinyur
struktur saja, tetapi menjadi panduan karya berbagai
keahlian antara lain juga insinyur mesin, elektro dan
fisika teknik, panduan antara karya seni dan
teknologi. Dalam perancangan bangunan-bangunan
tinggi terjadi pemikiran timbal balik antara
pertimbangan-pertimbangan fungsi, struktur, dan
estetika, persyaratan-persyaratan mekanikal maupun
elektrikal.

Salah satu masalah yang menjadi pemikiran pertama
pada perencanaan bangunan bertingkat banyak ialah
masalah transportasi vertical umumnya dan
transportasi manusia khususnya. Alat untuk
transportasi vertical dalam bangungn bertungkat
adalah lift atau elevator. Alat transportasi vertical
dalam bangunan bertingkat tersebut akan memakan
volume gedung yang akan menetukan efisiensi
gedung.
Pemilihan kapasitas-kapasitas lift akan menetukan
jumlah lift yang mempengaruhi pula kualitas
pelayanan gedung, terutama proyek-proyek komersil.
Instalasi lift yang ideal ialah yang menghasilkan
waktu menunggu disetiap lantai yang minimal,
percepatan yang komfortavel, angkutan vertical yang
cepat, pemuatan dan penurunan yang cepat di setiap
lantai.

kriteria kualitas pelayanan elevator adalah
Kriteria kualitas pelayanan elevator adalah
1. Waktu menunggu (interval, waiting time)
2. Daya angkut (handing capacity)
3. Waktu perjalanan bulak-balik lift (round trip
time)
4. Beban Puncak Lift (peak load)

1. Waktu menunggu (interval, waiting time)
Kesabaran orang untuk menunggu lift tergantung
kota dan Negara dimana gedung itu ada. Orang-orang
di kota besat lazimnya kurang sabardibanding
dengan orang-orang di kota kecil. Untuk proyek-
proyek komersil perkantoran diperhitungkan waktu
menunggu sekitar 30 detik. Waktu menunggu=waktu
perjalanan bolak-balik dibagi jumlah lift.

Penting:
Jika jumlah lift total dihitung atas dasar daya angkut
pada beban puncak saat-saat sibuk, maka untuk
proyek-proyek perkantoran yang beberapa lantainya
disewa oleh satu penyewa, jumlah lift totalnya harus
di tambah dengan 20-40 %, sebab sebagian lift di
dalam zone yang disewa satu penyewa tersebut
dipakai untuk lalu lintas antar lantai, sehingga waktu
menunggu di lantai dasar dapat memanjang menjadi
90 detik atau lebih.
Waktu menunggu juga sangat variable tergantung
jenis gedung.
Contoh-contoh sebagai berikut:
a) Perkantoran 25-45 detik
b) Flat 50-120 detik
c) Hotel 40-70 detik
d) Asrama 60-80 detik
Waktu menunggu minimum adalah sama dengan
waktu pengosongan lift ialah kapasitas lift x 1,5 detik
per pengunjung.

2. Daya angkut lift (handing capacity)
Daya angkut lift tergantung dari kapasitas dan
frekuensi pemuatanya. Standard daya angkut lift
diukur untuk jangka waktu 5 menit jam-jam sibuk
(rush-hour) Daya angkut 1 lift dalam 5 menit adalah :



Dimana
M= kapasitas lift (orang) dan daya angkut 75
kg/orang.
W= waktu menunggu (waiting time/interval) dalam
detik = T/N Jika 1 zone dilayani 1 lift, maka waktu
menunggu= waktu perjalanan bolak-balik lift, jadi:





3. Waktu perjalanan bolak-balik lift (round trip
time)
Waktu ini hanya dapat dihitung secara Pendekatan
sebab perjalanan lift antar lantai pasti tidak akan
mencapai kecepatan yang menjadi kemampuan lift
itu sendiri dan pada perjalanan lift non stop,
kecepatan kemampuanya baru tercapai setelah lift
bergerak beberapa lantai dulu, misalnya lift dengan
kemampuan bergerak 6m/detik baru dapat mencapai
kecepatan tersebut setelah bergerak 10 lantai.

Dalam praktek, perhitungan elevator dilakukan oleh
supplier lift yang menghitung kebutuhan lift
berdasarkan data-data dari pabrik pembuatnya.
Secara pendekatan, yaitu perjalanan bolak balik lift
terdiri dari:
1) Penumpang memasuki lift lantai dasar yang
memerlukan waktu 1,5 detik per orang dan untuk
lift dengan kapasitas m orang perlu waktu 1,5
detik.
2) Pintu lift menutup kembali 2 detik
`

Aplikasi Motor Listrik Pada Elevator by Suparman, Sutoko,Francisco.S.Martins. 15
3) Pintu lift membuka di setiap lantai tingkat (n-1) 2
detik.
4) Penumpang meninggalkan lift di setiap lantai
dalam 1 zone sebanyak (n-1) lantai : (n-1) x
m/n-1 x 1.5 detik 1,5 detik
5) Pintu lift menutup kembali di setiap lantai tingkat
(.n-2) 2 detik
6) Perjalanan bolak-balik dalam 1 zone detik
7) Pintu membuka di lantai dasar 2 detik.

Jumlah



Dimana :
T = waktu perjalanan bolak-balik lift (round trip
time)
H = tinggi lantai sampai dengan lantai.
S = Kecepatan rata-rata lantai
N = Jumlah lantai dalam 1 zone
M = Kapasitas lantai

4. Beban Puncak Lift (peak load)
Beban puncak diperhitungkan berdasarkan
presentasi empiris terhadap jumlah penghuni
gedung, yang diperhitungkan harus terangkat oleh
lift-lift dalam 5 menit pertama jam-jam padat (rush-
hour).

Untuk Indonesia persentasi tersebut adalah:
1) Perkantoran 4% x jumlah penghuni gedung
2) Flat 3% x jumlah penghuni gedung
3) Hotel 5% x jumlah penghuni gedung

Data-data untuk penaksiran jumlah penghuni
gedung:
1. Perkantoran 4 m
2
/ orang
2. Flat 3 m
2
/ orang
3. Hotel 4 m
2
/ orang


5. Efisiensi Bangunan (building efficiensi)
Effisiiensi lantai adalah presentasi luas lantai yang
dapat dihuni atau disewakan terhadap luas lantai
kotor Untuk proyek perkantoran adalah:
1) 10 lantai 85%
2) 20 lantai: 1-10 lantai 80%
3) 11-20 lantai 85%
4) 30 lantai: 1-10 lantai 75%
5) 1-20 lantai 75%
6) 21-30 lantai 85%
7) 40 lantai: 1-10 lantai 75%

Data-data ini hanyalah untuk keperluan perhitungan
lift saja. Effisiensi bangunan sangat tergantung luas
lantai yang dipakai oleh inti gedung dimana tabung
lift ada di alamnya.besarnya rongga yang dipakai oleh
tabung lift tergantung tinggi gedung. Secara empiris
luas inti gedung adalah sekitar 5-10 x luas tabung lift.
Proyek perkantoran memerlukan luas inti yang
besar daripada proyek flat.


6. perhitungan jumlah lift jumlah lift dalam 1
zone
Jika beban lift dalam suatu gedung diperhitungkan
sebesar P% x jumlah penghuni gedung atas dasar a
m
2
per orang luas lantai netto, maka beban puncak
lift:

Dimana :
P = persentasi empiris beban puncak lift (%)
A =luas lantai kotor per tingkat (%)
N = jumlah lantai
K = luas inti gedung (m2) 2a = luas lantai netto per
orang (m)





Daya angkut 1 Lift dalam 5 menit



Daya angkut Lift dalam 5 menit adalah:




N =jumlah lift dalam 1 zone
A =luas lantai kotor pertingkat.
P =persentasi jumlah penghuni gedung yang
diperhitungkan sebagai beban puncak lift.
T = waktu perjalanan bolak-balik lift.
M = kapasitas lift
a = luas lantai netto per orang.
N = jumlah lantai dalam satu zone.


7. Korelasi Jumlah Lantai dalam 1 zone
Kapasitas lift dan jumlah lift dalam 5 menit:


`

Aplikasi Motor Listrik Pada Elevator by Suparman, Sutoko,Francisco.S.Martins. 16



Dimana n a adalah luas lantai netto dalam 1 zone.









8. System zone banyak (multi zone system)
Untuk meningkatkan efisiensi bangunan, orang
berusaha memperkecil volume gedung yang
dipergunakan untuk sirkulasi vertical, terutama
dalam bangunan tinggi (lebih dari 20 lantai) Juga
untuk memperpendek waktu perjalanan bolak-balik
lift yang memperpendek waktu menunggu lift
terutama di lantai dasar.

Untuk tujuan orang melakukan zoning lift artinya
pembagian kerja kelompok lift, misalnya 4 lift
melayani lantai 1-15, 4 lift melayani lantai 16- 30,
jadi tidak berhenti di lantai 1-15.

Karena ada kelompok 4 lift yang tidak berhenti di
lantai 1-15 maka dalam tabung-tabungnya tidak
diadakan lubang pintu ke luar; ini merupakan
penghematan biaya sirkulasi vertical. Dalam hal
zoning lift maka perhitung jumlah lift diadakan untuk
setiap zone, yang mempunyai waktu perjalanan
bolak-balik lift masing-masing.

Contoh perhitungan Suatu gedung 30 lantai dengan
dengan luas rata-rata a = 1200 m
2
, tinggi lantai
sampai dengan lantai h = 3.60 meter dibagi dibagi
dalam 2 zone; zone bawah 15 lantai, dan atas 15
lantai. Gedung tersebut direncanakan untuk dilayani
oleh lift-lift berkecepatan rata-rata 4m/detik dan
kapasitas m = 20 orang/lift. Perhitungan zone 2
Waktu perjalanan bolak-balik lift antara lantai (1-15
non-stop) dengan kecepatan rata-rata S
2




Jika nilai Untuk:
H =3,60 m
N1 =15
N2 =15
S1 =3m/detik
Maka:
T2 =160,32 detik
Beban puncak lift untuk zone -2:



Daya angkut lift dalam 5 menit untuk zone 2







n=15, T2=160,32 detik, P=4%, a= 4m
2
/orang
maka N2=4lift @20 orang
W2=40,08 detik >W min = 30 detik <Wmak = 45 detik .
Perhitungan Zone -1





Daya Angkut lift dalam Zone N1 buah selama 5 menit









n1 = 15
m = 20
h = 3,60 m
S1 = 3 m/detik
a = 4 m
2
/detik
P = 4 %
T1 = 153,6 detik
Maka:
N1 = 4 Lift @ 20 Orang
W1 = 38,4 detik > Wmin 30 detik < W mak = 45 detik
Jadi Zone 1 dan Zone -2 masing masing dilayani 4 lift @
20 orang dengan kecepatan rata 3 m/ detik dan 5 m / detik


9. SISTEM ZONE BANYAK DENGAN SKYLOBBY
Untuk bangunan yang sangat tinggi dengan jumlah
puluhan lantai mendekati 100 lantai atau lebih perlu
`

Aplikasi Motor Listrik Pada Elevator by Suparman, Sutoko,Francisco.S.Martins. 17
diadakan penghematan volume inti dengan
mengadakan zoning pelayanan elevator ditambah
lobby-lobby antara (skylobby) yang dapat dicapai
dari lantai dasar dengan lift-lift ekspres yang
langsung menuju skylobby-skylobby tersebut.
Skylobby berfungsi untuk:

Lantai perpindahan untuk menuju lift-lift lokal
dalam zone di atasnya.
Tempat berkumpul sementara (mengungsi) pada
waktu keadaan darurat (kebakaran, gempa
bumi) sambil menunggu pertolongan.
Karena lift-lift lokal yang melayani zone-zone,
maka diperlukan ruang mesin lift langsung di
atasnya .

Kebutuhan ruang mesin lift disatukan pula dengan
kebutuhan ruang mesin AC, ruang mesin-mesin
pompa air, reservoir antara untuk persediaan air
bersih dan lain-lain.

Ruang mesin tersebut berupa beton tulang yang
padat dan kokoh yang berfungsi pula sebagai
penghadang menjalarnya kebakaran ke atas
sedangkan skylobby-skylobby tersebut terletak di
atas ruang-ruang mesin yang kokoh tersebut. Adanya
ruang-ruang mesin antara tersebut juga sangat
menghemat energi listrik untuk pemompaan air
bersih, penghawaan mekanis dan AC dan
penghematan rongga-rongga untuk tabung-tabung
instalasi listrik, AC maupun pemipaan. Secara
struktural, ruang mesin yang kokoh tersebut, pasti
dapat menambah ketahanan gedung terhadap gaya-
gaya horizontal akibat gempa ataupun angin.


10. PERHITUNGAN JUMLAH LIFT
Suatu gedung dengan luas lantai rata-rata 2190 m
dan jumlah lantai 63 dibagi dalam 5 zone dengan 5
skylobby.

1. Perhitungan lift local
Luas lantai rata-rata a = 2190 m
2
Jumlah lantai n = 10 (tdk termasuk
skyloobi)
Waktu menunggu w = 30 detik
Luas lantai netto a = 1814 m
2

Luas lantai netto per orang a= 4 m
2
/ orang
Presentasi penghuni untuk beban puncak lift P = 4 %
Tinggi lantai s/d lantai h = 3,60 m
Kapasitas lift m =anPT/300a = 18
orang / lift
Kecepatan rata rata lift s = 2m/detik
Waktu perjalanan bolak balik lift



Jumlah Lift Lokal





Dicoba dengan lift local kapasitas 20 orang / lift
Maka:
T = 132,4 detik
N = 4 lift @ 20 orang
W = 33 detik min = 30 detik

Jadi setiap zone dilayani lift lokal sebanyak 4 buah
dengan kapasitas 20 orang/lift dan kecepatan rata-
rata 2 m/detik.

2. Perhitungan lift ekspres
a. Untuk mencapai skylobby di atas zone 1
n = 14
s = 2 m/detik
h = 3.60 m
w minimum = 24 detik
w maksimum = 45 detik
kapasitas lift = 20 orang/lift

Waktu perjalanan bolak-balik lift:
Pintu lift membuka dilantai dasar = 2 detik
Penumpang masuk Lift @ 1,5 s/orang =20x1,5 =
30 detik
Pintu lift menutup kembali dilantai dasar = 2
detik
Pintu lift membuka & menutup di sky loobi = 4
detik
Penumpang keluar lift di sky loobi @ 1,5
detik/perorang = 30 detik
Perjalanan bolak balik lift 2(14-1)360/2 = 468
detik
T=114,8 detik

Beban puncak lift expres diatas zone -1= beban
puncak lift local :








Jadi sky lobby diatas zone -1 dilayani 4 lift @ 20 orang


`

Aplikasi Motor Listrik Pada Elevator by Suparman, Sutoko,Francisco.S.Martins. 18

b. Untuk mencapai sky lobby diatas zone 2
n=26, s=3,5m/detik, h=3,60 m, m=20 orang / lift,
wmin=24,3 detik, wmak= 45 detik

c. waktu perjalanan bolak balik T :
Pintu lift membuka dan menutup di lantai
dasar = 4 detik
Pintu lift membuka dan menutup di skylobby
= 4 detik
Penumpang masuk di lantai dasar = 20 x 1.5
detik =30 detik
Penumpang keluar di skylobby = 20 x 1.5
detik = 30 detik
Perjalanan bolak balik 2(26-1)360/3s = 51,43
detik

T=119,43 detik





d. Untuk mencapai skylobby diatas zone 3
n = 38 ,s = 5 m/detik , h = 2,60 m , m = 20
orang/lift ,w min = 24 detik ,w max = 45 detik
waktu perjalanan bolak balik lift :
Pintu lift membuka dan menutup di lantai
dasar = 4 detik
Pintu lift membuka dan menutup di skylobby
= 4 detik
Penumpang masuk di lantai dasar = 20 x 1.5
detik =30detik
Penumpang keluar di skylobby = 20 x 1.5
detik = 30 detik
Perjalanan bolak balik Lift 2(38-1)360)/s =
53,28

T=121,28 detik





e. Untuk mencapai skylobby diatas zone 4
n = 50, s = 7 m/detik, h = 3,60 m ,m = 20
orang/lift, w min = 24 detik , w max = 45 detik ,m
= 20 orang/lift
waktu perjalanan bolak balik lift :
Pintu lift membuka dan menutup di lantai
dasar = 4 detik
Pintu lift membuka dan menutup di skylobby
= 4 detik
Penumpang masuk di lantai dasar = 20 x 1.5
detik =30 detik
penumpang keluar di skylobby = 20 x 1.5
detik = 30 detik
Perjalanan bolak balik lift = 2(50-
1)360/2=50,4 detik







f. Untuk mencapai skylobby diatas zone 5
n = 62, s = 8.5 m/detik, h = 3,60 m m = 20
orang/lift , w min = 24 detik ,w max = 45 detik
waktu perjalanan bolak balik lift :
Pintu lift membuka dan menutup di lantai
dasar = 4 detik
Pintu lift membuka dan menutup di skylobby
= 4 detik
Penumpang masuk di lantai dasar = 20 x 1.5
detik =30 detik
Penumpang keluar di skylobby = 20 x 1.5
detik = 30 detik







11. DAYA LISTRIK UNTUK LIFT
Daya listrik yang diperlukan untuk satu kelompok lift
sangat tergantung kapasitas, kecepatan dan jumlah
lift. Suatu lift dengan kapasitas m dan kecepatan s
m/detik memerlukan daya :


Sedangkan factor kebutuhan daya untuk suatu
kelompok lift adalah:

Jumla
h lift
2 3 4 5 6 7 10 15 20 25
Facto
r
daya
0,
85
0,
77
0,
72
0,
67
0,
63
0,
59
0,
52
0,
44
0,
40
0,
35

Lift dengan kapasitas 3500 lb = 1587.6 kg dan
kecepatan 3 m/detik memerlukan daya listrik

`

Aplikasi Motor Listrik Pada Elevator by Suparman, Sutoko,Francisco.S.Martins. 19
Untuk 5 lift = 0.67 x 5 x 48 HP = 160 HP
Catatan : 1 orang diperhitungkan 75 kg Penggunaan
daya listrik oleh lift (10 jam/hari):


12. BEBAN PANAS RUANG MESIN LIFT
Beban panas ruang mesin lift maksimum
diperhitungkan 1/3 x jumlahHP dimana satu HP =
2500 Btu ( 1 Btu = 0.25 kalori ) Temperature ruang
mesin lift harus dipertahankan antara 60-900 F.
Suatu lift dengan kapasitas 2000 lb dan kecepatan 2.5
m/detik memerlukan daya listrik :



XIII. Lay Out Disain Lift


Gambar denah Lift tampak depan

Gambar Lay out Lift tampak samping


Gambar detail Lift tampak samping
`

Aplikasi Motor Listrik Pada Elevator by Suparman, Sutoko,Francisco.S.Martins. 20


Gambar table kapasitas Lift



XIV. Lampiran Lampiran


Tabel 1 population of typical building for estimating
elevator and escalator requiremens.



Tabel 2 Minimum Hundling Capacities (HC).



Tabel 3 Spesifikasi Elevator



Tabel 4 Car Passenger Capacity Elevator



Tabel 5 suggested elevator intervals

`

Aplikasi Motor Listrik Pada Elevator by Suparman, Sutoko,Francisco.S.Martins. 21

Tabel 6 Characteristic Round Trip Elevator.

Tabel 7 Data Kecepatan Elevator



Tabel 8 Standart Dimension & Reactions



Fitur Standar Elevator




Fitur Standar Elevator







`

Aplikasi Motor Listrik Pada Elevator by Suparman, Sutoko,Francisco.S.Martins. 22
XV. Referensi

1) Electric power application to passenger and
freight elevator Horrison P. Reed Fellow AIEE
Cutler-Hammer Manufacturing.Co.Milwake
2) Basics of planning for escalators and moving
walks The universal guideline for ThyssenKrupp
elevator (ES/PBB) products. Catalog
ThyssenKrupp Elevator (ES/PBB).
3) Our new escalator Series Z offers more than just
a way to carry passengers Mitsubishi Electric
Corporation
4) Design Elevator and Escalator .Hyundai Elevator.
Co.LTD
5) Basic Principles and Design Lift and
Escalators:Sep 2010E-mail: cmhui@hku hkE
mail: cmhui@hku.hk The University of Hong
Kong Department of Mechanical
EngineeringDepartment of Mechanical
Engineering Dr. Sam C M Hui
6) http://www.howstuffworks.com/escalator.htm
How Escalators Work
7) http// h ff k /l
hhttp://www.howstuffworks.com/elevator.htm
How Elevators Work
8) [Source: Mitsubishi Elevator and Escalator,
http://www.mitsubishi-levator.com/]Moving
walkway


>>>>>>SEKIAN & TERIMA KASIH<<<<<<

Anda mungkin juga menyukai