Anda di halaman 1dari 102

J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek

Indonesia, 2010.


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S1 EKSTENSI
MEDAN


FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN SAHAM
PADA SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA


DRAFT SKRIPSI


OLEH:
J U L I A N I
070521006
MANAJEMEN





Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara
Medan
2009







J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

2
ABSTRAK


Juliani : Faktor faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Saham pada Sektor
Pertambangan di Bursa Efek Indonesia (Dibimbing oleh Drs. Syahyunan, M.Si ;
Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si ; Dr. Isfenti Sadalia, ME; Dra. Nisrul
Irawati, MBA).
Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh faktor Beta,
PER (Price Earning Ratio), EPS (Earning Per Share), DER (Debt to Equity Ratio),
PBV (Price to Book Value) terhadap Pendapatan Saham pada sektor Pertambangan di
Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini memakai data sekunder laporan keuangan
perusahaan yang menjadi sampel selama tahun 2006-2008 dalam bentuk tahunan
serta harga saham individu dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) per bulan.
Hipotesis yang diambil adalah faktor Beta, PER (Price Earning Ratio), EPS (Earning
Per Share), DER (Debt to Equity Ratio), PBV (Price to Book Value) berpengaruh
signifikan terhadap Pendapatan Saham baik secara parsial maupun bersama sama.
Metode Analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel independen yang
digunakan dalam penelitian (Beta, PER EPS, DER dan PBV) berpengaruh signifikan
secara bersama sama terhadap pendapatan saham. Sementara pengujian secara
parsial menunjukkan bahwa hanya ada dua variabel bebas yang memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap variabel terikat, yaitu Beta dan EPS. Sedangkan faktor lain
yaitu PER, DER dan PBV tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
Pendapatan Saham.


Kata kunci : Pendapatan saham, Beta, PER (Price Earning Ratio), EPS (Earning
Per Share), DER (Debt to Equity Ratio), PBV (Price to Book Value).











J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

3
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Penulisan serta penyusunan skripsi ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh
rasio Beta, PER, EPS, DER, PBV terhadap pendapatan saham pada sektor
pertambangan di Bursa Efek Indonesia. Bantuan dari berbagai pihak yang berupa
moril maupun material telah menjadi dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan
penulisan serta penyusunan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Dalam kesempatan ini
penulis memberikan ruang tersendiri untuk mengucapkan rasa terima kasih bagi
seluruh pihak yang telah membantu. Allah SWT pasti membalas segala bantuan dan
dorongan yang telah penulis terima.
Adapun pihak pihak yang telah membantu proses penulisan serta
penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumtera Utara
2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Ketua Departemen
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Sekretaris Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

4
4. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan
meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam proses penulisan serta
penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, ME, selaku Dosen Penguji I.
6. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Dosen Penguji II.
7. Seluruh Dosen di lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang
telah berkenan mengabdikan dirinya sebagai guru bangsa dengan memberikan
serta mengajarkan ilmu pengetahuan yang baik serta berguna, terutama kepada
penulis
8. Seluruh staff dan Civitas Akademi di lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
9. Kedua Orang Tuaku Ayah ( Marjan), Ibu (Hermawati), Kakakku (Sujarno dan
Sugeharti) dan Adikku ( Fadli dan M.Yunus) keponakanku Rara dan Yuda yang
sangat aku sayangi. Terima kasih atas dukungan, semangat dan doanya.
10. Sahabatku tercinta Ade Irma Sari Daulay dan Dewi A. Sitohang, Re Za, Keluarga
Cullen CC Medan ( Evi, Rara, Ira, Senja, Lila, Su, Ema, Tika, Jack, Lucky, Kyo,
Isk, Feri, Aji, Hans), CBC Medan, Team Leaderku Kak Saur Vita dan semua
teman teman CC Medan, Sahabatku Jefri, Mas Dilaga, Putra, Yuna ,Mbak Esti,
Maya, Ratna terima kasih untuk dukungannya.
11. Teman-teman Manajemen 2007 Dewi Rohdearma, Sutriani, Dewi Nirwana,
Yuniarti, Firmansyah, Amelya Natasha, Ernawati , Ikke, Mestika, Bima, Ibu Kost
Nusa Sebayang dan teman teman kost 25 Medan Kak Ita, Bang Kiki, Kak Dewi,


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

5
Ratna, Ona, Nora, Iyen, Lia terima kasih kita dapat saling berbagi meskipun tidak
pernah terbayangkan kita bisa bertemu di tempat yang sama.
Penulis berharap agar skripsi ini berguna bagi semua pihak, terutama bagi
Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.



Medan, Desember 2009
Penulis

Juliani




J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

6
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK
KATA PENGANTAR .................................................................................. ................i
DAFTAR ISI ...............................................................................................................iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... ..............vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... .............vii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................1
B. Perumusan Masalah ..............................................................................6
C. Kerangka Konseptual 7
D. Hipotesis ...9
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .....9
F. Metode Penelitian ...............10
1. Batasan Operasional ...10
2. Definisi Operasional Variabel 11
3. Populasi dan Sampel ...13
4. Tempat dan Waktu Penelitian .15
5. Jenis Data ....16
6. Teknik Pengumpulan Data .16
7. Metode Analisis Data .16

BAB II TINJAUAN TEORITIS .....21
A. Penelitian Terdahulu ...............21
B. Pengertian Saham ...22
C. Keuntungan Kepemilikan Saham ...23
D. Risiko Kepemilikan Saham ....24
E. Teori Penilaian Investasi Saham .....26
F. Beta .................27
G. Price Earning Ratio.....29
H. Earning Per Share ..................30
I. Debt to Equity Ratio ...31
J. Price to Book Value 31

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN...33
A. Sejarah Umum Bursa Efek Indonesia ....33
B. Prospek Bisnis Perusahaan Pertambangan .35
C. Profil Perusahaan Pertambangan ....39

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .....50
A. Deskripsi Variabel Penelitian ....50


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

7
B. Uji Asumsi Klasik. .57
C. Analisis Regresi Linear Berganda .65
D. Uji Kesesuian .67
E. Pengujian Hipotesis ...68
1. Uji Serempak ( Uji F )...68
2. Uji Parsial ( Uji t)..69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 78
B. Saran ..80

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN




J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

8

DAFAR TABEL

Tabel 1.1 Sampel Penelitian 15
Tabel 1.2 Keputusan Autokorelasi ..19
Tabel 4.1 Nilai Variabel Beta Perusahaan Pertambangan di BEI51
Tabel 4.2 Nilai Variabel PER Perusahaan Pertambangan di BEI52
Tabel 4.3 Nilai Variabel EPS Perusahaan Pertambangan di BEI.53
Tabel 4.4 Nilai Variabel DER Perusahaan Pertambangan di BEI54
Tabel 4.5 Nilai Variabel PBV Perusahaan Pertambangan di BEI55
Tabel 4.6 Nilai Variabel Pendapatan Saham Perusahaan Pertambangan di BEI57
Tabel 4.7 One- Sample Kolmogorof-Smirnov Test 60
Tabel 4.8 Coefficients (absut)..62
Tabel 4.9 Coeffiients (a)..63
Tabel 4.10 Keputusan Autikorelasi ...64
Tabel 4.11 Model Summary (b ..64
Tabel 4.12 Coefficients (a).65
Tabel 4.13 Model Summary ..67
Tabel 4.14 ANOVA (b) .68
Tabel 4.15 Coefficinets (a) 70





J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

9
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pergerakan Indeks Sektor Pertambangan 4
Gambar 1.2 Kerangka Konseptual ..8
Gambar 4.1 Histogram ...58
Gambar 4.2 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual .59
Gambar 4.3 Scatterplot ..61






J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pasar modal di Indonesia sebagai salah satu lembaga yang memobilisasi dana
masyarakat memiliki dua fungsi yang sangat penting dalam perekonomian. Fungsi
yang pertama adalah fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau
wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan
dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (emiten). Adapun fungsi kedua
adalah fungsi keuangan karena pasar modal memberikan kemungkinan dan
kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana sesuai dengan
karakteristik investasi yang dipilih.
Investasi di pasar modal merupakan salah satu investasi yang disukai oleh para
investor. Pada umumnya, perusahaan yang menjual surat berharga (saham atau
obligasi) ke pasar modal adalah perusahaan yang sudah mempunyai reputasi bisnis
yang baik dan kredibel, sehingga efek-efek yang dikeluarkan akan laku dijualbelikan
di bursa. Investasi di pasar modal lebih fleksibel, sebab setiap investor bisa dengan
mudah memindahkan dananya dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya atau dari
satu industri ke industri lainnya. Dengan menahan instrumen investasi tersebut, para
investor mengharapkan dapat memperoleh keuntungan.
Salah satu instrumen pasar modal yang paling banyak dikenal luas oleh
masyarakat adalah saham. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset
perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Perusahaan-perusahaan yang telah


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

11
menerbitkan sahamnya di pasar disebut dengan perusahaan terbuka atau go public
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan-perusahaan yang telah go
public terdiri dari berbagai macam jenis perusahaan yang dibagi berdasarkan bidang
usahanya ke dalam sektor tertentu dua di antaranya adalah sektor pertambangan.
Dampak krisis keuangan dunia yang berawal di Amerika Serikat dan merembet
ke negara lain termasuk kawasan Eropa, Asia, Amerika Latin dan Australia, telah
mengakibatkan lemahnya pertumbuhan ekonomi global, sehingga menimbulkan
krisis ekonomi dunia. Turunnya permintaan konsumen terhadap produk manufaktur,
terutama di negara-negara industri, berpengaruh pada pengurangan permintaan bahan
baku industri seperti logam dan energi. Kondisi ini menyebabkan turunnya
permintaan produk pertambangan yang begitu besar karena daya beli konsumen
industri yang lemah tanpa diikuti pengurangan produksi atau pasokan dari para
produsen pertambangan. Saat ini, harga produk pertambangan dan energi sedang
mencari titik keseimbangan baru antara permintaan riil konsumen dan ketersediaan
pasokannya di pasar. Sejalan dengan pemulihan ekonomi, kebutuhan akan produk
pertambangan mulai meningkat. Tentunya harganya akan naik dan saham-saham
perusahaan pertambangan mulai diminati kembali oleh investor.
Penelitian yang dilakukan oleh Norico Gaman, Head Departemen Riset PT BNI
Securities, menyatakan bahwa harga saham pertambangan selama 2008 memang
menurun, tetapi memasuki pertengahan 2009 ada prospek perbaikan harga saham
pertambangan secara bertahap. Persepsi perbaikan harga saham itu berdasarkan
fundamental perusahaan yang masih bagus dalam jangka panjang dan peluang


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

12
pertumbuhan usaha yang lebih baik ketika terjadi pemulihan ekonomi dunia tahun
2010. Selain itu, valuasi saham pertambangan saat ini sudah sangat rendah, bila
melihat nilai perbandingan harga saham terhadap laba bersih per saham (price earning
ratio/PER) saham-saham pertambangan dibandingkan dengan nilai PER rata-rata
sektor pertambangan pada kondisi sekarang sebesar 12,2 kali. J ika memperhatikan
nilai PER, saham batu bara seperti PT Tabang Batubara Bukit Asam (PTBA), Indo
Tambangraya Megah (ITMG), dan BUMI sudah berada di bawah nilai PER rata-rata
sektor pertambangan. Perbandingan harga saham terhadap nilai buku per saham
(price to book value/PBV) saham-saham perusahaan tersebut sudah di bawah nilai
PBV rata-rata sektor pertambangan sebesar 3,0 kali. Nilai PER dan PBV yang lebih
rendah dari rata-rata industri pertambangan memberi gambaran bahwa harga saham
perusahaan tambang saat ini relatif masih rendah (undervalued) dibanding harga
pasar wajarnya (fair market value), dan potensi pertumbuhan usaha dalam jangka
panjang. Ketika pertumbuhan ekonomi dunia pulih kembali, maka harga saham
perusahaan pertambangan diharapkan memberi imbal hasil yang sangat tinggi bagi
investor yang telah berinvestasi saham pada periode pelemahan harga sahamnya.
Karena itu, periode kuartal kedua tahun 2009 ini akan menjadi peluang investasi di
sektor pertambangan bagi investor yang memiliki perspektif investasi jangka panjang
(http:// www.swa.co.id/swamajalah/portofolio).


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

13

Sumber : www.idx.co.id
Gambar 1.1 : Pergerakan Indeks Sektor Pertambangan

Sektor pertambangan di Indonesia mengalami peningkatan beberapa tahun
terakhir seperti tampak pada grafik pergerakan indeks sektoral di atas. Grafik
menunjukkan adanya peningkatan harga saham saham pertembangan yang
menyebabkan indeks sektoral pertambangan terus bergerak naik. Pada tahun 2007
indeks berada pada level tertinggi 3,270.09 dan pada tahun 2008 mengalami
penurunan pada level 877.68. Pada tahun 2007 rata-rata nilai transasksi mencapai
angka di atas Rp 4,3 triliun per hari. Bahkan pada tahun 2008, sampai dengn semester
pertama, rata-rata nilai transaksi harian menigkat menjadi Rp 5,6 triliun. Meskipun
pada Semester II, terjadi penurunan karena ada krisis suprime di Amerika yang


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

14
mempengaruhi semua bursa di dunia tidak terkecuali Indonesia, akan tetapi rata-rata
nilai transaksi pada tahun 2008 masih lebih tinggi dari tahun 2007 yaitu sekitar Rp
4,5 triliun.
Keputusan pilihan investasi yang dilakukan oleh investor lebih banyak
mengacu pada pertimbangan aspek fundamental persahaan berupa emiten yang
berkinerja baik atau yang dapat memberikan dividen menarik. Indeks LQ 45
merupakan salah satu indeks yang dianggap mewakili saham-saham yang mempunyai
kinerja yang baik di Bursa Efek Indonesia. Selama periode 2006 2008 dari 19
perusahaan yang listing di BEI ada 7 perusahaan yang terus berada di indeks LQ 45.
Ketujuh Perusahaan tersebut adalah PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk, PT. Bumi
Resources Tbk, PT. Energi Mega Persada Tbk, PT. International Nickel Indonesia
Tbk, PT. Medco Energi International Tbk, PT. Tambang Batubara Bukit AsamTbk,
PT. Timah Tbk (www.idx.co.id).
Berdasarkan kenyataan tersebut, perlu diteliti tentang ketertarikan investor
berinvestasi pada sektor pertambangan. Investor tentu sangat tertarik untuk
menanamkan dananya pada industri yang dapat memberikan pendapatan
(keuntungan) yang tinggi. Untuk memperoleh pendapatan yang tinggi tentunya ada
faktor-faktor yang harus diperhatikan atau dipertimbangkan oleh investor.
Menurut teori CAPM (Capital Assets Pricing Models), risiko sistematik (Beta)
merupakan satu-satunya risiko yang patut dipertimbangkan dalam mempengaruhi
pendapatan saham. Risiko diukur dengan Beta () yaitu koefisien risiko suatu saham
terhadap pasar.


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

15
Penelitian-penelitian dilakukan secara terus-menerus yang pada akhirnya
menumbuhkan dan mengembangkan alur pemikiran baru. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa selai Beta () yang diharapkan mempunyai pengaruh positif
terhadap pendapatan (return) saham juga ditemukan faktor-faktor lain seperti Price
Earning Ratio (PER) (Prasetya, 2009), Earning Per Share (EPS) (Resmi, 2002), Debt
to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV) (Sitinjak, 2008).
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan
Saham pada Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan sebelumnya,
maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah faktor Beta, PER (Price Earning Ratio),EPS (Earning Per Share), DER
(Debt to Equity Ratio), PBV (Price to Book Value), secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan saham Sektor
Pertambangan di BEI?
2. Apakah faktor Beta, PER (Price Earning Ratio), EPS (Earning Per Share), DER
(Debt to Equity Ratio), PBV (Price to Book Value), secara parsial mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan saham Sektor Pertambangan di
BEI?



J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

16
C. Kerangka Konseptual
Dalam model keseimbangan CAPM (Capital Assets Price Models), nilai Beta
sangat mempengaruhi tingkat return yang diharapkan suatu saham. Semakin tinggi
nilai Beta maka akan semakin tinggi tingkat return yang disyaratkan oleh investor
(Tandelilin, 2001:193). Studi empiris yang dilakukan oleh para peneliti menunjukkan
bahwa selain Beta masih ada faktor lain yang mempengaruhi pendapatan saham yaitu
PER (Price Earning Ratio), EPS (Earning Per Share), DER (Debt to Equity Ratio),
PBV (Price to Book Value)
PER adalah salah satu rasio yang merefleksikan penilaian investor atas
pertumbuhan keuntungan (return saham), risiko, dan kondisi keuangan perusahaan.
Price earning ratio menggambarkan rasio atau parbandingan antara harga saham
terhadap earning perusahaan. Dalam pendekatan PER investor akan mengitung
berapa kali (multiplier) nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham
(Fakhruddin,2001 : 66).
EPS atau pendapatan per lembar saham, diperoleh dari laba bersih dibagi
dengan jumlah lembar saham yang beredar. EPS yang semakin besar menunjukkan
kemampuan perusahaan unuk menghasilkan laba per lembar saham juga meningkat
(Tandelilin, 2001: 242).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sitinjak (2008) menghasilkan bahwa
DER mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan saham. Bahwa
saham-saham yang memiliki rasio DER yang rendah akan menghasilkan return yang
tinggi dibanding saham-saham yang memiliki rasio DER yang tinggi.


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

17
Menurut Rosenberg bahwa saham-saham yang memiliki rasio PBV yang rendah
akan menghasilkan return yang secara signifikan dibanding saham-saham yang
memiliki rasio PBV yang tinggi. Dengan demikian Rosenberg merekomendasikan
untuk membeli saham-saham yang mempunyai rasio PBV yang rendah jika investor
mengharapkan tingkat return yang lebih besar pada tingkat risiko tertentu (Tandelilin,
2001: 195).
Berdasarkan uraian di atas kerangka konseptual yang menjadi dasar penelitian
ini adalah sebagai berikut:










Sumber : Tandelillin (2001)
Gambar 1.2 : Kerangka Konseptual




BETA (X
1
)
PER (X
2
)
EPS (X
3
)
DER (X
4
)
PENDAPATAN
SAHAM
(Y)
PBV (X
5
)


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

18
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan
sebelumnya, maka dihipotesiskan sebagai berikut :
1. Faktor Beta, PER (Price Earning Ratio), EPS (Earning Per Share), DER (Debt to
Equity Ratio), PBV (Price to Book Value), secara bersama-sama mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan saham.
2. Faktor Beta, PER (Price Earning Ratio), EPS (Earning Per Share), DER (Debt to
Equity Ratio), PBV (Price to Book Value), secara parsial mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap pendapatan saham.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor Beta , PER, EPS,
DER, PBV, secara bersama-sama terhadap pendapatan saham pada sektor
pertambangan.
b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor Beta, PER, EPS,
DER, PBV, secara parsial terhadap pendapatan saham pada sektor
pertambangan.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Praktisi/Investor, dapat dijadikan sebagai salah satu informasi dalam
mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan investasi pada saham


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

19
perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia dengan tujuan meraih
pendapatan tinggi.
b. Bagi kalangan akademis, diharapkan dapat memberikan sumbangan positif
mengenai faktor-faktor yang memepengaruhi pendapatan saham.
c. Bagi Para Peneliti Lanjutan, hasil penelitian diharapkan dapat digunakan
sebagai referensi untuk penelitian lanjutan pada ruang lingkup dan kajian
yang lebih luas.
d. Bagi Peneliti, dapat menambah wawasan dan pola pikir tentang saham.
F. Metode Penelitian
1. Batasan Operasional
Adapun yang menjadi batasan operasional penelitian penulis, yaitu:
a. Data Laporan Keuangan Sektor Pertambangan terbuka di Indonesia untuk
periode 2006 - 2008 serta harga saham.
b. Faktor-faktor yang diteliti yaitu faktor Beta, PER (Price Earning Ratio),
EPS (Earning Per Share), DER (Debt to Equity Ratio), (PBV (Price to
Book Value).







J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

20
2. Definisi Operasional Variabel
a. Variabel Independen (variabel bebas)
1. Beta, (X
1
)
Merupakan risiko suatu saham terhadap pasar. Taksiran Beta ()
diperoleh dari Simple Market Model Regresi Linear (Jogiyanto,
2003:233), sebagai berikut :
PS= +. PPS +e
Dimana:
PS =Pendapatan saham individu pada periode ke-t
=intercept
=koefisien regresi (taksiran Beta) saham i
PPS =Pendapatan pasar saham pada periode ke-t
Pendapatan saham individu (PS) dan pendapatan pasar saham (PPS)
dihitung sebagai berikut (Jogiyanto, 2003:110):
PS =
HS
t
=Harga saham pada periode t
HS
1 t
=Harga saham pada periode t-1
PPS =
Faktor Beta dihitung dengan rumus:
Beta =


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

21
2. Price Earning Ratio (X
2
)
Price Earning Ratio (EPS) merupakan menggambarkan rasio atau
parbandingan antara harga saham terhadap earning perusahaan. Dalam
pendekatan PER investor akan mengitung berapa kali (multiplier) nilai
earning yang tercermin dalam harga suatu saham (Tandelillin, 2001:
191).Rasio ini dihitung dengan rumus:
PER =
Nilai PER yang digunakan adalah menurut ukuran individual
perusahaan per tahun.
3. Earning Per Share (X
3
)
Earning Per Share (EPS) merupakan rasio yang menunjukkan
besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan kepada semua
pemegang saham perusahaan. Besarnya EPS suatu perusahaan dapat
dihitung berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan rugi laba
perusahaan. Rasio ini dihitung dengan rumus (Tandelilin, 2001: 242):
EPS =
Nilai EPS yang digunakan adalah menurut ukuran individual
perusahaan per tahun.




J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

22
4. Debt to Equity Ratio ( X
4
)
Debt to Equity ratio ( DER) merupakan rasio hutang terhadap modal,
rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibayar oleh hutang,
dimana semakin tinggi nilai rasio ini menggambarkan gejala yang
kurang baik bagi perusahaan, Rasio ini dihitung dengan rumus
(Sartono, 2001: 121):
DER =
Nilai DER yang digunakan adalah menurut ukuran individual
perusahaan per tahun .
5. Price to Book Value (X
5
)
Price to Book Value (PBV) merupakan rasio yang menunjukkan
apakah harga saham diperdagangkan di atas atau di bawah nilai buku
saham tersebut.
Rumus yang digunakan adalah (Fakhruddin, 2001:67):
PBV =
Harga saham yang digunakan adalah harga saham penutupan (closing
price) per tahun dan ukuran nilai buku saham (book value) adalah
menurut ukuran rata-rata book value perusahaan individual per tahun.





J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

23
b. Variabel Dependen (variabel terikat)
Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Pendapatan
saham yang diteliti adalah pendapatan realisasi yaitu pendapatan aktual
yang sudah terjadi yang disebut dengan capital gain. Capital gain adalah
selisih harga saham sekarang dengan periode sebelumnya.
Pendapatan saham (Y
i
) dihitung sebagai berikut ( Jogiyanto, 2003:110):
Y
i
=
=harga saham penutupan pada periode ke-t
=harga saham penutupan pada periode sebelumnya.
3. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini menggunakan perusahaan Pertambangan yang
terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia selama periode 2006-2008 yang berjumlah
19 perusahaan untuk sektor pertambangan. Penarikan sampel yang dilakukan oleh
penulis adalah dengan menggunakan pendekatan non probability random sampling
dengan metode purposive sampling. Purposive sampling adalah tekhnik penentuan
sampel dengan menggunakan kriteria atau pertimbangan tertentu (Sugiyono,
2003:78).
Kriteria (pertimbangan) penarikan sampel yang digunakan penulis adalah:
a. Emiten yang memiliki laporan keuangan yang telah diaudit lengkap selama tahun
2006-2008.
b. Emiten yang memiliki harga saham.


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

24
c. Emiten yang terus listing di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006-2008 (tidak
pernah di-suspend).
Berdasarkan kriteria tersebut maka diperoleh sampel perusahaan dapat dilihat
pada Tabel 1.1 berikut:
Tabel 1.1
Nama-Nama Sampel Perusahaan
No Kode Emiten Nama Emiten
1. ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk
2. ATPK ATPK Resources Tbk
3. BUMI Bumi Resources Tbk
4. CNKO Central Korporindo International Tbk
5. CTTH Citatah Industri Marmer Tbk
6. ENRG Energi Mega Persada Tbk
7. INCO International Nickel Indonesia Tbk
8. KKGI Resource Alam Indonesia Tbk
9. MEDC Medco Energi International Tbk
10. MITI Mitra Investindo Tbk
11. PTBA Tambang Batubara Bukit AsamTbk
12. PTRO Petrosea Tbk
13. TINS Timah Tbk
Sumber: www.idx.co.id

4. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan situs
www.idx.co.id
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan sejak Agustus 2009 sampai dengan
November 2009.



J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

25
5. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang
bersumber dari data sekunder yaitu data yang diperoleh dari hasil publikasi Bursa
Efek Indonesia tentang data emiten, media internet, jurnal-jurnal penelitian, buku-
buku referensi, majalah dan surat kabar lainnya.
6. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi dengan mengumpulkan
data pendukung literatur, jurnal, skripsi, dan buku-buku referensi untuk mendapatkan
gambaran masalah yang diteliti serta mengumpulkan data sekunder yang relevan dari
laporan yang dipublikasikan Bursa Efek Indonesia.
7. Metode Analisis Data
Metode analisis data menggunakan tahap-tahap sebagai berikut:
a. Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan metode penganalisaan data yang
mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisa dan menginterpretasikan
data sehingga memberikan gambaran menyeluruh mengenai masalah yang
dihadapi (Sugiyono,2003).
b. Metode Analisis Statistik
Metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model
analisis regresi berganda. Dengan model analisis tersebut akan dijelaskan
hubungan antara variabel-variabel terikat dan variabel bebas dengan rumus:



J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

26
Y =a +b
1
X
1
+b
2
X
2
+b
3
X
3
+b
4
X
4
+e
Keterangan:
Y =Pendapatan saham
a =Konstanta
X
1
=Resiko Sistematis
X
2
=Earning Per Share
X
3
=Debt to Equity Ratio
X
4
=Price to Book Value
b
1
...
b
4
=Koefisien Regresi Variabel
e =error
Sebelum data tersebut dianalisis, model regresi berganda harus memenuhi
syarat asumsi klasik yang meliputi:
1. Uji Normalitas
Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal,
metode yang digunakan untuk menguji normalitas adalah dengan menggunakan
Kolmogrov Smirnov terhadap nilai standar residual hasil persmaan regresi. Apabila
probabilitas hasil persamaan regresi. Apabila probabilitas hasil Kolmogrov Smirnov
lebih dari 0,05 (5%), maka data terdistribusi normal dan sebaliknya. Selain itu deteksi
normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dari grafik normalitas. Tetapi jika data menyebar di setiap garis diagonal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Namun jika data menyebar jauh
dari data garis diagonal atau titik tidak mengikuti arah garis diagonal, maka regresi
tidak memenuhi asumsi normalitas.



J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

27
2. Uji Multikolinearitas
Dalam permasalahan regresi linier berganda selain dilakukan uji di atas juga
perlu diadakan pengujian yang berkaitan dengan multikolinearitas, karena hal
tersebut dapat mempengaruhi bias atau tidaknya kesimpulan suatu analisis regresi
berganda. Multikolinieritas adalah kejadian yang menginformasikan terjadinya
hubungan di antara variabel-variabel bebas dan hubungan yang terjadi adalah cukup
besar.
3. Uji Heterokedastisitas
Masalah yang sering muncul dalam analisis regresi berganda adalah
heterokedastisitas. Hal ini timbul pada saat asumsi bahwa varian dari faktor alat
adalah konstan untuk semua variabel bebas yang tidak terpenuhi. J ika varian tidak
sama, dikatakan terjadi heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya
heterokedastisitas dalam model regresi digunakan analisis residual yang berupa grafik
dengan dasar pengamiblan keputusan jika pola tertentu yang teratur maka terjadilah
heterokedastisitas. J ika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di bawah
angka 0 pada sumbu Y tidak terjadi heterokedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada
korelasi antara kesalahan pada periode t dan kesalahan pada periode t-1 (periode
sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
Uji autokorelasi menggunakan Durbin Watson (DW) test dengan ketentuan:



J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

28
Tabel. 1.2
Keputusan Autokorelasi
Hipotesis Nol Keputusan J ika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0<d<dl
Tidak ada autikorelasi positif No decision dlddu
Tidak ada korelasi negatif Tolak 4-dl<d<4
Tidak ada korelasi negatif No decision 4-dud4-dl
Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak ditolak du<d<4-du
Sumber: Situmorang (2008:86)
Model regresi yang sudah memenuhi asumsi-asumsi klasik kemudian akan
digunakan untuk menganalisis melalui pengujian hipotesis sebagai berikut:
1. Uji Serempak (Uji F)
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas (Beta, EPS,
DER, dan PBV) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel terikat (Pendapatan Saham). Kriteria pengambilan
keputusan:
a. diterima atau ditolak , jika F
hitung
<F
tabel
pada tingkat kepercayaan 95%
atau a =0,5
b. ditolak atau diterima, jika F
hitung
>F
tabel
pada tingkat kepercayaan 95%
atau a =0,5
2. Uji Parsial (Uji t)
Uji t dugunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel
bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Kriteria Pengambilan keputusan:
a. diterima atau ditolak , jika t
hitung
<t
tabel
pada tingkat kepercayaan 95% atau
a =0,5


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

29
b. ditolak atau diterima, jika t
hitung
>t
tabel
pada tingkat kepercayaan 95% atau
a =0,5


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

30
BAB II
URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu
Penelitian Lumbantoruan (2006) yang melakukan penelitian tentang faktor
yang mempengaruhi pendapatan saham sektor properti di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Penelitian ini menghasilkan bahwa faktor DER, EPR, PBV tidak mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap saham , sedangkan Beta merupakan variabel
yang mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan saham.
Resmi (2002) menguji keterkaitan antara kinerja keuangan dengan
menggunakan EPS, ROE dan PER terhadap return saham perusahaan LQ 45 pada
tahun 1997-1999. Hasil dari penelitian ini menunjukkan variabel EPS dan ROE
mempunyai hubungan yang signifikan baik secara simultan maupun parsial untuk
tahun 1997 dan variabel PER untuk tahun 1998 memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap return saham.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sitinjak (2008) yang melakukan
penelitian tentang faktor yang mempengaruhi pendapatan saham pada sektor
telekomunikasi di BEI. Penelitian ini menghasilkan bahwa DER dan PBV
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan saham, sedangkan
pengaruh Beta, EPR dan Sales tidak terbukti.





J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

31

B. Pengertian Saham
Saham dapat didefenisikan sebagai tanda atau bukti penyertaan atau pemilikan
seeorang atau badan usaha dalam perusahaan atau perseroan terbatas (Anoraga,
2006:54). Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas
adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi
kepemilikan ditentukan oleh beberapa besar penyertaan yang ditanamkan dalam
perusahaan.
Berbagai jenis saham yang dikenal di bursa dan diperdagangkan yaitu saham
preferen (preferred stock) dan saham biasa ( common stock).
1. Saham Preferen
Mempunyai sifat gabungan (hybrid) antara obligasi (bond) dan saham biasa
(Jogiyanto,2003:67). Seperti bond yang membayarkan bunga atas pinjaman,
saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen.
Seperti saham biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham preferen
dibawah klaim pemegang obligasi (bond). Dibandingkan dengan saham biasa,
saham preferen mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas dividen tetap dan hak
pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi. Oleh karena itu, saham preferen
dianggap mempunyai karakteristik di tengah-tengah antara bond dan saham biasa.
2. Saham Biasa
Merupakan saham yang tidak memperoleh hak istimewa. Pemegang saham biasa
mempunyai hak untuk memperoleh dividen sepanjang perseroan memperoleh


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

32
keuntungan. Pemilik saham mempunyai hak suara pada RUPS ( Rapat Umum
Pemegang Saham) sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya (one share one
vote). Pada likuidasi perseroan, pemilik saham memiliki hak memperoleh
sebagian dari kekayaan setelah semua kewajiban dilunasi (Anoraga, 2006:54).
Saham biasa ada dua jenis, yaitu saham atas nama dan saham atas unjuk. Untuk
saham atas nama, nama pemilik saham tertera di atas saham tersebut, sedangkan
saham atas unjuk yaitu nama pemilik saham tidak tertera di atas saham, tetapi
pemilik saham adalah yang memegang saham tersebut.
C. Keuntungan Kepemilikan Saham
Saham merupakan sekuritas yang menerbitkan penghasilan yang diperoleh
pemodal dengan membeli dan memiliki saham. Penghasilan tersebut dapat berupa
dividen dan capital gain.
1. Dividen
Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit
saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah
mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS). Umumnya dividen ini merupakan salah satu daya tarik bagi pemegang
saham dengan orientasi jangka panjang. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat
berupa dividen tunai dan dividen saham. Dividen tunai adalah dividen yang dibagikan
kepada pemeganf saham dalam bentuk uang tunai dalam jumlah tertentu untuk setiap
saham, sedangkan dividen saham adalah dividen yang dibagikan dalam bentuk


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

33
sejumlah saham sehingga jumlah yang dimiliki seseorang pemodal akan bertambah
dengan adanya pembagian dividen tersebut.

2. Capital Gain
Capital gain adalah realisasi keuntungan yang diperoleh dari selisih harga beli
dan harga jual saham akibat fluktuasi harga yang terjadi di pasara modal ketika
pemegang saham tersebut menjual sahamnya. Capital Gain akan diperoleh jika harga
saham saat penjualan lebih tinggi dibnadingkan hargsa saham pada saat pembelian.
D. Resiko Kepemilikan Saham
Para Pemegang saham selain mendapatkan keuntungan juga memiliki risiko
terhadap saham akibat fluktuasi harga pasar (Darmadji, 2001:9). Risiko tersebut
antara lain:
1. Tidak mendapat dividen
Dividen adalah keuntungan yang diberikan oleh emiten kepada pemegang
sahamnya. Emiten wajib menerbitkan laporan keuangan, biasanya setiap tiga bulan
sekali. Dalam laporan keuangan tersebut akan terlihat keuntungan/kerugian dari
perusahaan pada tahun berjalan. Potensi keuntungan ditentukan oleh kinerja
perusahaan, jika operasi perusahaan tidak mendapat keuntungan ( perusahaan
mengalami kerugian), maka perusahaan tidak dapat membagikan dividen.

2. Capital Loss


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

34
Fluktuasi harga saham terjadi tidak hanya mengakibatkan pemegang saham
memperoleh keuntungan (capital gain) namun dapat menyebabkan kerugian ( capital
loss), hal ini terjadi apabila harga pada saat penjualan saham lebih rendah
dibandingkan harga saham saat pembelian saham tersebut.
3. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi
Berdasarkan peraturan pencatatan saham di bursa efek, maka jika suatu
perusahaan bangkrut atau dilikuidasi maka secara otomatis saham perusahaan
tersebut akan dikeluarkan dari bursa (di-dealist). Dalam kondisi tersebut, maka
pemegang saham akan menempati posisi lebih rendah dibanding kreditur atau
pemegang obligasi, artinya setelah semua aset perusahaan yang dilikuidasi tersebut
dijual, terlebih dahulu dibagikan kepada para kreditur atau pemegang obligasi dan
juka masih terdapat sisa, baru dibagikan kepada para pemegang saham.
4. Saham di-delist dari bursa
Suatu saham perusahaan di-delist dari bursa umumnya karena kinerja yang
buruk, misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan,
mengalami kerugian beberapa tahun, tidak mendapat dividen secara berturut-turut
selama beberapa tahun dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan peraturan
pencatatan efek di bursa. Saham yang telah di-delist tentu saja tidak dapat lagi
diperdagangkan dengan konsekuensi tidak terdapat patokan harga yang jelas dan jika
terjual biasanya dengan harga yang jauh dari harga sebelumnya.
5. Saham di-suspend


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

35
Saham di-suspend berarti saham dihentikan perdagangannya sementara oleh
otoritas bursa, dan pemodal tidak dapat menjual sahamnya sampai suspend dicabut.
Suspend biasanya berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari perdagangan, hal
tersebut dilakukan otoritas bursa jika misalnya suatu saham mengalami lonjakan
harga yang luar biasa, suatu perusahaan dipailitkan oleh kreditornya dan berbagai
kondisi lainnya yang mengharuskan otoritas bursa mensuspend saham perusahaan
tersebut untuk kemudian dimintakan konfirmasi dan informasi lainnya dari
perusahaan tersebut, sedemikian sehingga informasi yang belum jelas tersebut tidak
menjadi ajang spekulasi. J iak telah didapatkan suatu informasi yang jelas, maka
suspend atas saham tersebut dapat dicabut oleh bursa dan saham dapat
diperdagangkan kembali seperti semula.

E. Teori Penilaian Investasi Saham
Penilaian investasi dalam bentuk saham terdiri dari dua pendekatan, yaitu The
Firm Foundation Theory dan The Castle in The Air Theory (Anoraga,2006:61). The
Firm Foundation Theory menyatakan bahwa setiap instrumen mempunyai landasan
yang kuat yang disebut dengan nilai intrinsik yang dapat ditentukan melalui suatu
analisis yang sangat hati-hati terhadap kondisi pada saat sekarang dan prospeknya di
masa yang akan datang. Pada saat harga turun atau naik dari nilai intrinsiknya yang
bersifat pasti, maka kesempatan menjual atau membeli muncul karena perubahan
harga pasar itu pada akhirnya akan dikoreksi.


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

36
Penilaian kinerja suatu perusahaan memerlukan suatu analisis yang
menyeluruh. Para investor dapat menggunakan suatu pendekatan yang dapat
mencakup seluruh aspek yang mempengaruhi kinerja suatu perusahaan. Ada tiga
aspek yang dapat dipakai sebagai rujukan untuk menganalisis secara fundamental,
yaitu dengan analisis secara ekonomi makro, analisis secara industri dan pada
akhirnya investor menilai perusahaan yang bersangkutan, yaitu melalui laporan
keuangannya (Tandelilin,2001:209).
Salah satu alat investor untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan adalah
penilaian melalui laporan keuangan yang diterbitkan secara berkala oleh perusahaan-
perusahaan yang tercatat di bursa. Perusahaan tersebut harus memberikan laporan
keuangannya karena perusahaan yang telah di listing di bursa wajib menyampaikan
dan memberikan laporan keuangannya kepada publik. Laporan keuangan suatu
perusahaan dapat menunjukkan informasi kekayaan, pendapatan, kinerja serta
prospek ke depannya. Berdasarkan laporan keuangan tersebut investor dapat
memutuskan apakah perusahaan tersebut layak sebagai tempat investor berinvestasi
atau tidak.
Ada tiga jenis laporan keuangan yang dapat dijadikan patokan dalam
menganalisis kinerja serta prospek suatu perusahaan, yaitu neraca, laporan rugi laba
dan laporan aliran kas perusahaan. Neraca adalah laporan keuangan yang
menggambarkan kondisi keuangan perusahaan pada periode tertentu. Di dalamnya
terdapat keterangan tentang aktiva, kewajiban dan ekuitas perusahaan tersebut. Sesuai
dengan namanya maka dalam neraca kolom antara aktiva dan kolom kewajiban dan


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

37
ekuitas harus seimbang. Laporan rugi laba yaitu laporan pendapatan dan keuntungan
suatu perusahaan pada peruode tertentu. Laporan ini memaparkan besarnya
pendapatan dan biaya yang dikeluarkan perusahaan selama periode tertentu, sehingga
terdapat keuntungan ataupun kerugian.
F. Beta ()
1. Pengertian Beta ()
Beta merupakan ukuran risiko sistematis suatu saham terhadap pasar. Beta
Menunjukkan sensitifitas pendapatan saham terhadap perubahan pendapatan
pasar.Taksiran Beta () diperoleh dari Simple Market Model Regresi Linear
(Jogiyanto, 2003:233), sebagai berikut :
PS= +. PPS +e
Dimana:
PS =Pendapatan saham individu periode ke-t
=intercept
=koefisien regresi (taksiran Beta) saham i
PPS =Pendapatan pasar saham periode ke-t
2. Hubungan Beta dengan Pendapatan Saham
Dalam model keseimbangan CAPM (Capital Assets Price Models), nilai Beta
sangat mempengaruhi tingkat return yang diharapkan suatu saham. Semakin tinggi
nilai Beta maka akan semakin tinggi tingkat return yang disyaratkan oleh investor.
CAPM merupakan suatu model yang menghubungkan tingkat pendapatan
yang diharapkan dari suatu aset yang berisiko dengan risiko dari aset tersebut pada


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

38
kondisi pasar yang seimbang. Menurut teori CAPM yang dikembangkan pertama
sekali pada tahun 1960 oleh William F Sharpe, Linter dan Mossin. Weston, Besley
dan Brigham (Tandelilin, 2001:193) tingkat pendapatan yang diharapkan dari suatu
sekuritas dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
E( ) = + [E( )- ]
Dimana:
E(R
i
) = Tingkat pendapatan yang diharapkan dari sekuritas yang
mengandung resiko
R
f
= Tingkat pendapatan bebas risiko
E(R
m
) = Tingkat pendapatan yang diharapkan dari portofolio pasar

i
=Tolak ukur risiko yang tidak bisa terdiversifikasi dari sudut berharga
yang ke-i
G. Price Earning Ratio (PER)
1. Pengertian PER
Price Earning Ratio (EPS) merupakan menggambarkan rasio atau
parbandingan antara harga saham terhadap earning perusahaan. Dalam pendekatan
PER investor akan mengitung berapa kali (multiplier) nilai earning yang tercermin
dalam harga suatu saham (Tandelillin, 2001: 191).Rasio ini dihitung dengan rumus:
PER =
2. Hubungan PER dengan pendapatan saham


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

39
Price earning ratio adalah rasio price yang dihitung dengan membagi harga
saham saat ini dengan earning per share (EPS), EPS sendiri merupakan rasio yang
menunjukan berapa besar keuntungan yang diperoleh investor atau pemegang saham
per saham. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham
karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. PER
menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba.




H. Earning Per Share (EPS)
1. Pengertian EPS
Earning Per Share (EPS) merupakan rasio yang menunjukkan besarnya laba
bersih perusahaan yang siap dibagikan kepada semua pemegang saham perusahaan.
Besarnya EPS suatu perusahaan dapat dihitung berdasarkan informasi laporan neraca
dan laporan rugi laba perusahaan. Rasio ini dihitung dengan rumus (Tandelilin, 2001:
242):
EPS =
Nilai EPS yang digunakan adalah menurut ukuran individual perusahaan per tahun.
2. Hubungan EPS dengan Pendapatan Saham


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

40
Earning merupakan suatu indikator utama untuk melihat prospek perusahaan,
dan variabel yang sangat berkaitan dengan earning adalah Earning Per Share (EPS)
yang merupakan sebuah rasio yang berkaitan langsung denga laba perusahaan dan
menunjukkan seberapa besar tingkat pengembalian saham yang dapat diterima oleh
investor. Earning Per Share dan pergerakannya merupakan indikator penting untuk
melihat prospek keuangan perusahaan. Prospek perusahaan ini akan menarik investor
untuk berinvestasi pada saham tersebut. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan
pengaruh dari Earning Per Share terhadap pendapatan perusahaan.




3. Debt to Equity Ratio (DER)
1. Pengertian DER
Debt to Equity Ratio ( DER) merupakan rasio hutang terhadap modal, rasio
ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibayar oleh hutang, dimana semakin tinggi
nilai rasio ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan, Rasio ini
dihitung dengan rumus (Sartono, 2001: 121):
DER =
2. Hubungan DER dengan Pendapatan Saham


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

41
DER merupakan indikator untuk melihat prospek perusahaan karena
mempengaruhi laba yang akan diperoleh perusahaan. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Sitinjak (2008) menghasilkan bahwa DER mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap pendapatan saham. Bahwa saham-saham yang memiliki rasio
DER yang rendah akan menghasilkan return yang tinggi dibanding saham-saham
yang memiliki rasio DER yang tinggi.
4. Price to Book Value (PBV)
1. Pengertian PBV
Price to Book Value (PBV) merupakan rasio yang menunjukkan apakah harga
saham diperdagangkan di atas atau di bawah nilai buku saham tersebut. Rumus yang
digunakan adalah (Fakhruddin, 2001:67):
PBV =
2. Hubungan PBV dengan Pendapatan Saham
Informasi rasio Price to Book Value ini dipakai dalam keputusan investasi.
Menurut Rosenberg bahwa saham-saham yang memiliki rasio PBV yang rendah akan
menghasilkan return yang secara signifikan dibanding saham-saham yang memiliki
rasio PBV yang tinggi. Dengan demikian Rosenberg merekomendasikan untuk
membeli saham-saham yang mempunyai rasio PBV yang rendah jika investor
mengharapkan tingkat return yang lebih besar pada tingkat risiko tertentu (Tandelilin,
2001: 195).



J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

42

BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PERTAMBANGAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

A. Sejarah Bursa Efek Indonesia
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.
Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak zaman kolonial Belanda dan tepatnya
pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia
Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal
telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak
berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal
mengalami kevakuman. Hal tersebut disebakan oleh beberapa faktor seperti perang
dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah
Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak
dapat berjalan sebagaimana semestinya.
Bursa efek merupakan satu lembaga perantara investor dengan perusahaan
Indonesia. Melalui bursa efek ini investor dapat membeli saham perusahaan yang
diinginkan dan sebaliknya melalui bursa ini juga perusahaan dapat memperoleh
sejumlah dana melalui sejumlah penjualan sahamnya. Hal-hal mengenai tata cara jual
beli saham ini telah diatur oleh bursa efek dengan cara yang sistematis. Bursa efek
Indonesia berawal dari pendirian bursa di Batavia oleh pemerintah Hindia Belanda
pada tanggal 14 Desember 1912. Sekuritas yang diperdagangkan adalah saham dan
obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah Hindia Belanda dan sekuritas lainnya.


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

43
Perkembangan bursa efek di Batavia sangat pesat sehingga mendorong
pemerintah Belanda membuka bursa efek Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925 dan
bursa efek Semarang pada tanggal 1 Agustus 1952. Kedua bursa ini kemudian ditutup
karena terjadinya gejolak politik Eropa pada awal tahun 1939. Bursa Efek Indonesia
pun akhirnya ditutup karena terjadinya perang dunia kedua, sekaligus menandai
berakhirnya aktivitas pasar modal di Indonesia.
Pasar modal di Indonesia kembali digiatkan dengan dibukanya kembali Bursa
Efek Jakarta (BEJ) pada tanggal 3 Juni 1952. Pada tahun 1958 kegiatan Bursa Efek
Jakarta kembali dihentikan karena adanya inflasi dan resesi ekonomi. Hal ini tak
berlangsung lama sebab Bursa Efek Jakarta dibuka kembali dan akhirnya mengalami
kebangkitan pada tahun 1970. Kebangkitan ini disertai dengan dibentuknya Tim
Uang dan Pasar Modal, disusul dengan tahun 1976 berdirinya BAPEPPAM (Badan
Pelaksana Pasar Modal) serta berdirinya perusahaan investasi PT. Dana Reksa.
Kebangkitan ini didukung dengan diresmikannya aktivitas perdagangan di Bursa
Efek J akarta oleh presiden Soeharto pada tahun 1977.
Pemerintah mengeluarkan kebijakan paket deregulasi Desember 1987 dan
Desember 1988 tentang diperbolehknnya swastanisasi bursa efek . Paket deregulasi
ini kemudian mendorong Bursa Efek Jakarta berubah menjadi PT. Bursa Efek J akarta
pada tanggal 13 juli 1992. Pemilik saham adalah perusahaan efek yang menjadi
anggota bursa. Pada tahun itu juga BAPEPPAM yang awalnya sebagai badan
pelaksana pasar modal kerja berubah menjadi badan pengawas pasar modal.


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

44
Pertumbuhan bursa efek pada tahun-tahun berikutnya menjadi semakin cepat,
terutama sejak dilakukan sistem otomasi perdagangan pada tanggal 25 Mei 1995.
Semua indikator perdagangan seperti nilai , volume dan frekuensi transaksi
menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa. Pada tahun 2007, rata-rata transaksi
menunjukkan pertumbuhan luar biasa . pada tahun 2007, rata-rata nilai transaksi telah
mencapai angka di atas Rp 4,3 triliun per hari. Bahkan pada tahun 2008, sampai
dengan semerter pertama , rata-rata nilai transaski harian meningkat menjadi Rp 5,6
triliun. Meskipun pada semester II, terjadi penurunan karena ada krisis suprime di
Amerika yang mempengaruhi semua bursa di dunia tidak terkecuali Indonesia, akan
tetapi rata-rata nilai transaksi pada tahun 2008 masih lebih tinggi dari tahun 2007
yaitu sebesar Rp 4,5 triliun. Angka-angka tersebut meningkat luar biasa jika
dibandingkan dengan awal-awal swastanisasi bursa efek atau sebelum diberlakukn
otomasi perdagangan. Pada tahun 1994 , rata-rata nilai transaksi hanya sebesar Rp
104 miliar per hari. Hal ini berarti dalam kurun waktu 14 tahun rata-rata nilai
transasksi harian telah meningkat sebesar lebih kurang 4000 %.
Seiring dengan perkembangan pasar dan tuntutan untuk lebih meningkatkan
efisiensi serta daya saing di kawasan regional, maka efektif tanggal 3 desember 2007
secara resmi PT. Bursa Efek Jakarta digabung dengan PT. Bursa Efek Surabaya dan
beganti nama menjadi PT. Bursa Efek Indonesia.





J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

45
B. Prospek Perusahaan Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia
Saham batu bara mulai bergairah seiring adanya proses pemulihan ekonomi
global, salah satunya kebutuhan energi listrik yang murah akan terus meningkat. Hal
ini mengakibatkan kenaikan permintaan batu bara dan harga jualnya mampu
mendorong peningkatan kinerja usaha dan keuangan perusahaan yang bergerak di
bisnis ini. Hal ini sejalan dengan mulai meningkatnya harga minyak dunia yang saat
krisis permintaan dan harganya menurun.
Laporan keuangan kuartal I tahun 2009 perusahaan publik yang bergerak di
pertambangan batu bara memicu minat investor untuk membeli saham di sektor ini.
Kinerja yang ditunjukkan sejumlah emiten batu bara cukup baik. PT Adaro Enegy
Tbk. (ADRO), misalnya pada kuartal I tahun 2008 masih merugi Rp 12 miliar, tetapi
kuartal I tahun 2009 laba bersihnya meningkat ke angka Rp 1,14 triliun (naik
9.642%). Lalu, laba bersih PT Indo Tambangraya Megah Tbk. naik dari Rp 18,95
miliar menjadi Rp 101,76 miliar (437,01%), PT Bayan Resources Tbk. (BYAN)
meningkat 587% dari Rp 16,49 miliar menjadi Rp 113,22 miliar. Sementara itu, laba
bersih PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. (PTBA) naik 220% dari Rp 286,4
miliar ke level Rp 920,6 miliar.
Saham-saham tambang batu bara naik dengan pesat. Selama Januari sampai
Juni 2009 hampir semua harga saham pertambangan, termasuk saham batu bara mulai
menunjukkan kinerjanya. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, kenaikan tertinggi
diraih oleh PT. Bayan Resources dari Rp 890 per 30 Januari naik 489,89% menjadi


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

46
Rp 5.250 per 29 Juni 2009. Kemudian saham PT. Bumi Resources (BUMI) naik
279,59% dari Rp 510 menjadi Rp 1.890
Saham PTBA dan BUMI terlihat memiliki nilai ROE yang lebih tinggi dari
nilai ROE rata-rata sektor pertambangan sebesar 35%. Menunjukkan nilai positif
prospek pertumbuhan saham perusahaan pertambangan dalam jangka panjang dua
tahun ke depan, meskipun pelemahan harga komoditas tambang akan mengganggu
kinerja usaha dalam jangka pendek.
Meski demikian, ketika berinvestasi di saham batu bara, yang perlu
diperhatikan adalah bagaimana perusahaan batu bara itu mengelola utang perusahaan
agar kinerja arus kasnya terjaga dan peningkatan jumlah cadangan batu bara, untuk
menjamin kelangsungan produksi jangka panjang. Hindari saham perusahaan
tambang batu bara yang memiliki jumlah cadangan kecil, tetapi kondisi utang
perusahaan relatif besar bila dibanding nilai penjualannya.Supaya investor fokus
berinvestasi di saham perusahaan tambang batu bara yang jumlah cadangannya besar,
dan memiliki basis konsumen yang kuat baik di dalam maupun luar negeri. Selain itu,
kondisi keuangan yang baik dengan porsi utang yang kecil dari nilai ekuitasnya,
sehingga perusahaan itu masih mampu menciptakan pertumbuhan laba bersih yang
sangat baik.
Adanya proses pemulihan ekonomi global, maka kebutuhan energi listrik
yang murah akan terus meningkat sehingga akan terjadi kenaikan permintaan batu
bara, lalu harga jualnya mampu mendorong peningkatan kinerja usaha dan keuangan
perusahaan. Seperti halnya PTBA, sekarang terus memasok kebutuhan batu bara di


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

47
dalam negeri. Proyek yang sedang ditangani adalah PLTU 4 x 600 MW di Tanjung
Enim, proyek kereta api dan pembangunan rel baru dari Tanjung Enim ke Lampung.
Proyek-proyek itu nantinya membutuhkan volume batu bara sebesar 20 juta ton dan
sampai saat ini pryoyek masih dalam proses. Semua proyek tersebut mulai dikerjakan
tahun 2009-2010, dan direncanakan selesai tahun 2013-2014. Dengan proyek itu,
manajemen menargetkan setelah tahun 2014 terjadi peningkatan skala volume
produksi menjadi 50 juta ton per tahun. Perusahaan sudah menetapkan kapan dan
bagaimana mencapai produksi 50 juta ton per tahun. Namun, target yang
memungkinkan di tahun 2013 mempunyai kapasitas terpasang sebesar 22 juta ton per
tahun dan saat ini hanya 50% yang sanggup dihasilkan karena keterbatasan jalur
kereta api
Harga jual batu bara PTBA periode Januari sampai Maret 2009, baik untuk
pasar domestik maupun pasar ekspor, naik signifikan dibanding harga jual batu bara
periode yang sama tahun 2008. Harga jual rata-rata (tertimbang) batu bara pasar
domestik naik 79% menjadi Rp 737 ribu/ton dan harga jual rata-rata batu bara PTBA
periode Januari-Maret 2009 juga naik, yaitu 4% menjadi 2,82 juta ton. Sementara itu,
posisi kas dan setara kas PTBA per 31 Maret 2009 tercatat sebesar Rp 3,58 triliun,
atau naik 70% dibanding kas dan setara kas periode yang sama tahun 2008.
Perusahaan menargetkan volume penjualan tahun 2009 naik 13% menjadi 14,5 juta
ton.


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

48
Di sini bisa kita lihat, di samping harga batu bara yang cenderung meningkat ke
depan, para pengelola perusahaannya terus berupaya memberikan nilai tambah
kepada investor, agar sektor pertambangan khususnya batu bara ini tetap diminati.

C. Profil Perusahaan Pertambangan yang terdatar di Bursa Efek Indonesia
1. PT.Aneka Tambang Persero Tbk
PT. Aneka Tambang Tbk, berpusat di Gd. Aneka Tambang J l. Letjen TB
Simatupang No.1 Lingkar Sel Tan-Bar Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan
pada tanggal 5 Juli 1968 dan bergerak dalam bidang eksplorasi, penambangan,
pemrosesan, pemasaran dan perdagangan nikel dan emas
Susunan Komisaris dan Direksi PT. Aneka Tambang Tbk:
Corporate Secretary : Bimo Budi Satriyo
Direktur : Djaja M. Tambunan
Direktur : Winardi
Direktur : Tato Wiraza
Direktur : Achmad Ardianto
Direktur : Denny Maulana
Komisaris Utama : Irwan Bahar
Komisaris : Mahendra Siregar
Komisaris independent : Mahmud Hamundu
Direktur Utama : Alwin Syah Loebis
Komisaris Utama : Wisnu Askari marantika


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

49
Komisaris Independen : Hikmahanto Juwana

2. PT. ATPK Resources Tbk
PT. ATPK Resources Tbk, berpusat di Wisma GKBI 39th Floor Suite 3901,
JL.Jendral Sudirman No.28 Jakarta. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 12 januari
1983 dan bergerak dalam bidang tambak udang.
Susunan Komisaris dan direksi PT. ATPK Resources Tbk:
Komisaris : Akhmad Taufik
Direktur Utama : Raymond Bernadus
Corporate Secretary : Andreas Andy Santoso
Komisaris Utama : Dr.H.M. Wasisto Budiharsoyo
Komisaris ( Independen) : Anwar Pulukadang
Komite Audit (Ketua) : Ir. Anwar Pulukadang
Direktur : Saur Maruli Silalahi
Komite Audit (anggota) : Abdul Ficar, SH., MH
Komite Audit (anggota) : Darman Amran
Direktur : Socrates Rudy Sirait

3. PT. Bumi Resources Tbk
PT. Bumi Rsources Tbk, berpusat di Gedung Mit Plaza 2 Lt.11 J l. Jend.
Sudirman Kav.10-11 Jakarta. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 26 Juni 1973 dan
bergerak dalam bidang investasi perusahaan minyak dan gas serta perhotelan.


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

50
Susunan Komisaris dan Direksi PT. Bumi Resources Tbk:
Direktur : Kenneth P Farrell
Komite Audit (Anggota) : Drs.Kanaka Puradiredja
Komite Audit (Anggota) : Indra Safitri
Komite Audit (Anggota) : Mawar I.R Napitupulu
Komisaris ( Independen) : Fuad Hasan
Komisaris : Kusumo Martoredjo
Komisaris Utama : Suryo B. Sulisto
Komisaris : Sulaiman Zudhi Pane
Direktur Utama : Ari Saptari Hudaya
Direktur : Eddie J. Soebari
Komisaris : Nalinkant Rathod
Komisaris : Iman Taufik
Komisaris : Jay Abdullah Alatas
Corporate Secretary : Dileep Srivastava
4. PT. Central Korporindo International Tbk
PT. Central Korporindo International Tbk, berpusat di Wisma Metropolitan II
Lt. 11 Jl. Jendral Sudirman Kav.29 Jakarta. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 13
September 1999 . Pada awal pendiriannya perusahaan bergerak dalam bisnis
pemasokan berbagai jenis benang untuk pabrik tekstil. Di awal tahun 2000
perusahaan memulai bisnis penjualan batubara di Banjar Baru , Kalimantan Selatan.
Susunan Komisaris dan Direksi PT. Central Korporindo International Tbk:


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

51
Corporate Secretary : Jafar Chan SH, MH
Komisaris : Bambang Mudljojati
Direktur : Jansen Surbakti
Direktur Utama : Erry Indriana
Komisaris Utama : Wiwik Sukarno
Komisaris : Trias Nugroho
Komite Audit (Anggota) : Trias Nugroho
Komite Audit (Anggota) : Yunita Triana
Direktur : Ir. Sudarwanta
Direktur : Pudjianto Gondosasmito, SE
Komite Audit (Ketua) : Syoni Supriyanto
Komisaris ( Independen) : Syoni Supriyanto
Direktur : Andri Cahyadi

5. PT. Citatah Tbk.
PT. Citatah Tbk, berpusat di J l.Pinangsia III No.31 Jakarta. Perusahaan ini
didirikan pada tanggal 26 September 1974. Perusahaan ini merupakan produsen
marmer terbesar di Indonesia, dengan kapasitas penambangan terluas dan fasilitas
produksi di Sulawesi Utara dan pabrik khusus produksi di kawasan Jakarta.
Susunan Komisaris dan Direksi PT. Citatah Tbk:
Komite Audit (Ketua) : Gregory Nanan Aswin
Komisaris Independen : Gregory Nanan Aswin


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

52
Komite Audit (Anggota) : Marika Prawira
Komite Audit (Anggota) : Alwi Sjaff
Direktur : Tiffany Johanes
Direktur : Sergio Magliocco
Komisaris : Ismail Husin
Direktur : Denise Johannes
Presiden Komisaris : Arief Sianto

6. PT. Energi Mega Persada Tbk
PT. Energi Mega Persada Tbk, berpusat di Gd. Wisma Mulia Lt.33, Jl. J end.
Gatot Subroto No.42 Jakarta. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 16 Oktober
2001. Sejak tahun 2003 perusahaan melakukan ekspansi pada inti bisnis untuk fokus
dalam bidang eksplorasi , pengembangan dan produksi minyak dan gas bumi.
Susunan Komisaris dan Direksi PT. Energi Mega Persada Tbk:
Komite Audit (Ketua) : A. Qoyum Tjandranegara
Komisaris Independen : A. Qoyum Tjandranegara
Komite Audit (Anggota) : Toha Abidin
Corporate Secretary : Riri Hosniari Harahap
Komite Audit (Anggota) : Drs. Hertanto
Direktur Utama : Imam Pria Agustino
Komisaris : Ir. Suyitno Patmosukismo
Komisaris : Nalinkant Amratlal Rathod


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

53
Direktur : Didit Agripinanto Ratam
Komisaris Utama : Saptari Hoedaja
Direktur : Amir Balfas

7. PT. International Nickel Indonesia Tbk
PT. International Nickel Indonesia Tbk, berpusat di Bapindo Plaza II Lantai
22 JL. Jend Sudirman Kav. 54-55 Jakarta. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 25
Juli 1968 dan memproduksi bahan baku nikel dan bahan setengah di mana peleburan
dan proses produksi dilakukan di kawasan Soroako, Sulawesi.
Susunan Komisaris dan Direksi PT. International Nickel Indonesia Tbk:
Direktur : Ciho D. Bangun
Corporate Secretary : Indra N. Ginting
Komisaris : Takeshi Kubota
Direktur Utama : Dr. Arif S. Siregar
Komite Audit (Anggota) : Jusuf Halim
Komite Audit (Ketua) : Rozik B. Soetjipto
Komisaris Independen : Rozik B. Soetjipto
Komite Audit (Anggota) : Kanaka Puradiredja
Komisaris : Naoyuki Tsuchida
Komisaris : Jennifer Maki
Komisaris : Marco Aurelio Lopes Fires
Wakil Direktur Utama : Claudio R.C. Bastos


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

54
Komisaris : Roberto Moretzsohn
Direktur : Helwanurrachman Djumiril
Presiden Komisaris : Tito Botelho Martins Junior
Wakil Komisaris Utama : Peter Poppinga
Komisaris Independen : Arief T. Surowidjojo
Komisaris Independen : Nicolaas D. Kanter

8. PT. Resources Alam Indonesia Tbk
PT. Resources Alam Indonesia Tbk, berpusat di Gd Bumi Raya Utama Group
J l. Pembangunan I No. 3 Jakarta Pusat. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 28
Agustus 1990 dan bergerak dalam bidang produksi formalin dan damar. Perusahaan
juga memasok lem perekat untuk pabrik kayu melalui PT. Bumi Raya Utama.
Susunan Komisaris dan Direksi PT. Resources Alam Indonesia Tbk:
Komisaris Utama : Hendro Martowardojo. MBA
Komite Audit (Ketua) : Hendro Martowardojo. MBA
Komisaris Independen : Hendro Martowardojo. MBA
Komite Audit (Anggota) : Surya Martara Tjahaja, MBA
Komisaris Independen : Surya Martara Tjahaja, MBA
Komisaris : Thomas Agap, SH.MM
Komisaris : DR. Suparno Adijanto
Direktur Utama : Ir. Pintarso Adijanto
Direktur : Ir. Hendrajaya


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

55
Direktur : Ge Luiyanto Yamin, M.Si
Komite Audit (Anggota) : Eddy Salimah

9. PT. Medco Energi International Tbk
PT. Medco Energi International Tbk, berpusat di Gedung The Energy, Lt 52-
55 SCDB Lot, 11A, J l. Jend Sudirman Senayan Jakarta Selatan. Perusahaan ini
didirikan tanggal 09 Juni 1980 dan merupakan perusahaan holding untuk hubungan
bisnis energi dengan Perusahaan Medco Grup. Pada bulan Maret 1997 perusahaan
bekerja sama dengan Myanmar Oil and Gas Enterprise yang berencana untuk
menangani 8000 m2 ladang tertunda di Myanmar.
Susunan Komisaris dan Direksi PT. Medco Energi International Tbk:
Komite Audit (Anggota) : Zulfikri Aboebakar
Komisaris : Retno Dewi Arifin, IR
Direktur Utama : Darmoyo Doyoatmojo
Direktur : Darwin Cyril Noerhadi
Komite Audit (Ketua) : Sudono N.S
Komite Audit (Anggota) : Djoko Sutarjo
Corporate Secretary : Cisca Alimin
Komisaris Utama : Hilmi Panigoro
Komisaris Independen : Gustiaman Deru
Direktur : Lukman Mahfoedz
Direktur : Larry L. Luckey


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

56
Komisaris ( Independen) : Rachmat Sudibjo
Komisaris : IR. Yani Yuhani Rodyat, MM
Komite Audit (Anggota) : Gustiaman Deru

10. PT. Mitra Investindo Tbk
PT. Mitra Investindo Tbk, berpusat di J l. Teluk Betung No. 39 Jakarta.
Perusahaan ini didirikan tanggal 16 September 1993 dan beroperasi dalam
penyewaan juga pemesanan modal ventura dan penguangan piutang dagang.
Susunan Komisaris dan Direksi PT. Mitra Investindo Tbk:
Direktur : Diah Pertiwi Gandhi
Wakil Komisaris Utama : Mustofa
Corporate Secretary : E. Dyah Isnaini
Komite Audit (Ketua) : Simon Halim
Komisaris ( Independen) : Simon Halim
Komite Audit (Anggota) : Yuliantina Wongso
Komite Audit (Anggota) : Eko Santo
Komisaris Utama : Andreas Tjahjadi
Direktur Utama : Herman Setyadi Budi
Direktur : Kumari
11. PT. Tambang Batubara Bukit AsamTbk
Tambang Batubara Bukit AsamTbk, berpusat di J l. Parigi No. 1 Tanjung
Enim 31716 Sumatera Selatan. Perusahaan ini didirikan tanggal 15 Desember 1980.


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

57
Perusahaan bekerja pada eksplorasi tambang sejak 1919 di bawah pemerintahan
Hindia Belanda . Diambil alih oleh Jepang tahun 1942 dan dinasioanlisasikan
Pemerintah Indonesia tahun 1945. Pada tahun 1983 perusahaan ditugaskan oleh
pemerintah untuk pengembangan batu bara.
Susunan Komisaris dan Direksi PT. Tambang Batubara Bukit AsamTbk:
Direktur : Milawarma
Komisaris Utama : Supriyadi
Direktur Utama : Ir. Sukrisrno
Direktur : Ir. Tiandas Mangeka
Direktur : Ir. Heri Supriyanto
Direktur : Ir. Drs. Mahbub Iskandar
Komisaris : Umyatun Hayati Sri Astuti
Komisaris : Thamrin Sihite
Komisaris : Suranto Soemarsono
Komite Audit (Ketua) : Suranto Soemarsono
Komisaris : Abdul Latief Baky
Komite Audit (Anggota) : Azhar Zainuri
Komite Audit (Anggota) : Ridho Kresna Wattimena
Corporate Secretary : Achmad Sudarto

12. PT. Petrosea Tbk


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

58
PT. Petrosea Tbk, berpusat di Wisma Anugraha J l. Taman Kemang No.32 B
Jakarta. Perusahaan ini didirikan 11 Januari 1901 dan beroperasi dalam bidang jasa
konstruksi tekhnis dan kontrak penambangan.
Susunan Komisaris dan Direksi PT. Petrosea Tbk:
Direktur : Hendrick U Ibrahim
Komite Audit (Ketua) : John S. Karamoy
Komite Audit (Anggota) : Mabel Parungkuan
Komite Audit (Anggota) : Iman Setiadi
Direktur Utama : Micky a. Hehuwat
Komisaris : Azis Armand
Direktur : Neil Whittaker
Komisaris ( Independen) : Simon F. Sembiring
Komisaris Utama : Pandri Pradono Moelyo
Komisaris : Wadyono Sliantoro W
Komisaris ( Independen) : Barry T. Davies
Komisaris ( Independen) : Sriyanto
Komisaris ( Independen) : Anies Baswedan
Wakil Direktur Utama : Richard Bruce Ness
Direktur : Hanifa Indradjaya
Direktur : Sudirman Said
Corporate Secretary : Sudirman Said



J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

59
13. PT. Timah Tbk
PT. Timah Tbk, berpusat di J l. Teuku Cik Ditiro No. 56 A Jakarta. Perusahaan
ini didirikan tanggal 01 Agustus 1976 dan bergerak dalam bidang penambangan dan
tekhnis. Operasi perusahaan meliputi Pulau Bangka, Pulau Karium dan kawasan
pantai Sumatera
Susunan Komisaris dan Direksi PT. Timah Tbk:
Direktur : Setyo Sardjono
Direktur : Gatut Hari Prasetyo
Komisaris Utama : Ismerda Lebang
Komisaris Independen : Fachri Ali
Direktur : M. Krisna Syarif
Komisaris : Wimpy S. Tjetjep
Komisaris : Boni Siahaan
Direktur Utama : Wachid Usman
Direktur : Surawardi
Komisaris : Marwansyah Lobo Balia
Komisaris Independen : Bingrosalto L. Tobing







J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

60

























J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

61
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskriptif Variabel
Berdasarakan hasil pengelolaan data maka akan dilakukan analisis dengan
tujuan untuk menjawab seluruh permasalahan dalam penelitian ini. Sebelum
pembahasan sampai pada tahap analisis model maka terlebih dahulu akan dibahas
secara deskriptif nilai variabel independen (Beta, Price Earning Ratio (PER),
Earning Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV)
dan variabel dependen (Pendapaan Saham):
1. Variabel Beta
Mengetahui Beta suatu sekuritas atau Beta suatu portofolio merupakan hal
yang penting untuk menganalisis sekuritas atau portofolio tersebut. Beta suatu
sekuritas menunjukkan resiko sistematiknya yang tidak dapat dihilangkan karena
diversifikasi. Untuk menghitung beta fortofolio, maka Beta masing-masing sekuritas
perlu dihitung terlebih dahulu.
Nilai Variabel Beta yang ditunjukkan Tabel 4.1 menggambarkan nilai Beta
tahun 2006 2008. Nilai Beta tertinggi tahun 2006 diperoleh PT. Central Korporindo
International Tbk senilai 0,5388 dan terendah diperoleh PT. Mitra Investindo Tbk
senilai -0,4938. Tahun 2007 nilai Beta tertinggi diperoleh PT. Resource Alam
Indonesia Tbk senilai 1,7144 dan terendah oleh PT. Timah Tbk senilai -0,3501
sedangkan tahun 2008 tertinggi oleh PT. Timah Tbk senilai 0,6869 dan terendah oleh
PT. Resource Alam Indonesia Tbk senilai -0,3291.


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

62
Tabel 4.1
Deskriptif Nilai Variabel Beta Perusahaan Pertambangan
Yang Terdaftar di BEI
Nama Emiten Periode Rata -
Rata 2006 2007 2008
Aneka Tambang (Persero) Tbk 0,3901 0,0448 0,5710 0,3353
ATPK Resources Tbk 0,3258 0,4904 0,1859 0,3340
Bumi Resources Tbk 0,1066 0,1691 0,1582 0,1446
Central Korporindo International Tbk 0,5388 0,4185 0,1581 0,3718
Citatah Industri Marmer Tbk 0,1587 0,0699 0,0957 0,1081
Energi Mega Persada Tbk -0,0366 0,0696 0,2871 0,1067
International Nickel Indonesia Tbk -0,4078 0,1404 0,5277 0,0867
Resource Alam Indonesia Tbk 0,0926 1,7144 -0,3291 0,4926
Medco Energi International Tbk -0,1294 0,0399 0,4716 0,1274
Mitra Investindo Tbk -0,4938 0,1231 0,1436 0,0757
Tambang Batubara Bukit AsamTbk -0,1605 0,3472 0,6282 0,2716
Petrosea Tbk -0,0824 0,0580 0,0493 0,0083
Timah Tbk 0,2632 -0,3501 0,6869 0,2000
Sumber : Data diolah (2009)

2. Variabel Price Earning Ratio (PER)
Rasio ini menggambarkan parbandingan antara harga saham terhadap earning
perusahaan. Dalam pendekatan PER investor akan mengitung berapa kali (multiplier)
nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham.
Nilai Variabel Price Earning Ratio yang ditunjukkan Tabel 4.2
menggambarkan nilai tahun Price Earning Ratio tahun 2006 2008. Nilai PER
tertinggi tahun 2006 diperoleh PT. Bumi Resources Tbk senilai 78,5 dan terendah
diperoleh PT. Central Korporindo International Tbk senilai 0,5. Tahun 2007 nilai
PER tertinggi diperoleh PT. Medco Energi International Tbk senilai 260,1 dan
terendah oleh PT. Central Korporindo International Tbk senilai 0,6 sedangkan tahun


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

63
2008 tertinggi oleh PT. Energi Mega Persada Tbk senilai 34,57 dan terendah oleh PT.
Central Korporindo International Tbk senilai 0,13.
Tabel 4.2
Deskriptif Nilai Variabel Price Earning Ratio Perusahaan Pertambangan
Yang Terdaftar di BEI
Nama Emiten Periode Rata -
Rata 2006 2007 2008
Aneka Tambang (Persero) Tbk 49,14 7,59 7,59 21,44
ATPK Resources Tbk -0,67 -22,77 -32 -18,48
Bumi Resources Tbk 78,5 139,31 27,07 81,63
Central Korporindo International Tbk 0,5 0,6 0,13 0,41
Citatah Industri Marmer Tbk -1,43 -10,51 17,54 1,87
Energi Mega Persada Tbk -27,79 185,55 -34,57 41,06
International Nickel Indonesia Tbk 68,74 85,18 4,41 52,77
Resource Alam Indonesia Tbk -0,98 -8,67 10,8 0,38
Medco Energi International Tbk 31,98 260,10 1,87 97,98
Mitra Investindo Tbk -14,77 162,12 24,29 57,21
Tambang Batubara Bukit AsamTbk 16,71 38,09 9,31 21,37
Petrosea Tbk 10,52 8,59 18,65 12,58
Timah Tbk 10,68 80,84 3,91 31,81
Sumber : Data diolah (2009)

3. Variabel Earning Per Share (EPS)
Earning Per Share (EPS) merupakan rasio yang menunjukkan besarnya laba
bersih perusahaan yang siap dibagikan kepada semua pemegang saham perusahaan.
Besarnya EPS suatu perusahaan dapat dihitung berdasarkan informasi laporan neraca
dan laporan rugi laba perusahaan.
Nilai variabel Earning Per Share (EPS) yang ditunjukkan Tabel 4.3
menggambarkan nilai EPS tahun 2006 2008. Nilai EPS tertinggi tahun 2006
diperoleh PT. Petrosea Tbk senilai 575 dan terendah diperoleh PT. ATPK Resources
Tbk senilai -74. Tahun 2007 nilai EPS tertinggi diperoleh PT. International Nickel


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

64
Indonesia Tbk senilai 1130 dan terendah oleh PT. Resource Alam Indonesia Tbk
senilai -98 sedangkan tahun 2008 tertinggi oleh PT. Medco Energi International Tbk
senilai 999 dan terendah oleh PT. Energi Mega Persada Tbk senilai -2,4.
Tabel 4.3
Deskriptif Nilai Variabel Earning Per Share Perusahaan Pertambangan
Yang Terdaftar di BEI
Nama Emiten Periode Rata -
Rata 2006 2007 2008
Aneka Tambang (Persero) Tbk 162,79 536,67 143,48 280,98
ATPK Resources Tbk (74) (54) (4) -44
Bumi Resources Tbk 11,46 43,07 33,62 29,38
Central Korporindo International Tbk 320 350 390 353,33
Citatah Industri Marmer Tbk (24,5) (8,28) 2,85 -9,97
Energi Mega Persada Tbk (18,71) 8,03 (2,43) -4,37
International Nickel Indonesia Tbk 451 1130 438 673
Resource Alam Indonesia Tbk (107) (98) 162 -14,33
Medco Energi International Tbk 111 19,8 999 376,60
Mitra Investindo Tbk (2,37) 0,66 5,27 1,18
Tambang Batubara Bukit AsamTbk 211 315 741 422,33
Petrosea Tbk 575 663 193 477
Timah Tbk 414 355 276 348,33
Sumber : Data diolah (2009)

4. Variabel Debt to Equity Ratio (DER)
Rasio ini mengambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan
perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk
memenuhi seluruh kewajibannya. Peningkatan hutang pada gilirannya akan
mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham
termasuk dividen yang diterima, karena kewajiban untuk membayar hutang lebih
diutamakan daripada pembagian dividen.



J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

65
Tabel 4.4
Deskriptif Nilai Variabel Debt to Equity Ratio Perusahaan Pertambangan
Yang Terdaftar di BEI
Nama Emiten Periode Rata -
Rata 2006 2007 2008
Aneka Tambang (Persero) Tbk 0,70 0,38 0,27 0,45
ATPK Resources Tbk 0,91 0,11 0,01 0,34
Bumi Resources Tbk 5,95 1,26 2,01 3,07
Central Korporindo International Tbk 0,18 0,16 0,18 0,17
Citatah Industri Marmer Tbk 3,77 3,29 3,46 3,51
Energi Mega Persada Tbk 3,63 1,79 2,39 2,60
International Nickel Indonesia Tbk 0,26 0,36 0,21 0,27
Resource Alam Indonesia Tbk 0,84 1,08 0,82 0,91
Medco Energi International Tbk 2,21 2,94 1,68 2,27
Mitra Investindo Tbk 4,23 5,33 5,50 5,02
Tambang Batubara Bukit AsamTbk 0,35 0,48 0,51 0,45
Petrosea Tbk 0,60 0,94 1,52 1,02
Timah Tbk 1,06 0,49 0,51 0,68
Sumber : Data diolah (2009)

Tabel 4.4 menjelaskan nilai Debt to Equity Ratio (DER) tahun 2006 2008.
Nilai Debt to Equity Ratio tahun 2006 terendah terjadi pada PT. Central Korporindo
International Tbk senilai 0,18 dan tertinggi terjadi pada PT. Bumi Resources Tbk
senilai 5,95. Pada tahun 2007 nilai DER tertinggi terjadi pada PT. Mitra Investindo
Tbk senilai 5,33 dan terendah pada PT. ATPK Resources Tbk senilai 0,11 sedangkan
tahun 2008 DER tertinggi terjadi pada PT. Citatah Industri Marmer Tbk senilai 3,46
dan terendah pada PT.Central Korporindo International Tbk.





J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

66
5. Variabel Price to Book Value (PBV)
Rasio ini menggambarkan seberapa besar menghargai nilai buku saham suatu
perusahaan. Makin tinggi rasio ini berarti pasar percaya akan prospek perusahaan
tersebut.
Tabel 4.5
Deskriptif Nilai Variabel Price to Book Value Perusahaan Pertambangan
Yang Terdaftar di BEI
Nama Emiten Periode Rata -
Rata 2006 2007 2008
Aneka Tambang (Persero) Tbk 3,56 4,43 1,28 3,09
ATPK Resources Tbk 0,38 5,37 0,63 2,13
Bumi Resources Tbk 5,39 11,00 1,02 5,80
Central Korporindo International Tbk 0,86 1,37 0,32 0,85
Citatah Industri Marmer Tbk 7,72 2,56 1,35 3,87
Energi Mega Persada Tbk 2,78 6,39 0,32 3,16
International Nickel Indonesia Tbk 2,03 73,25 1,15 25,47
Resource Alam Indonesia Tbk 0,24 2,52 3,53 2,09
Medco Energi International Tbk 2,45 3,49 0,77 2,24
Mitra Investindo Tbk 5,00 13,37 0,38 6,25
Tambang Batubara Bukit AsamTbk 3,54 9,87 3,97 5,79
Petrosea Tbk 0,92 0,81 0,47 0,73
Timah Tbk 1,33 4,30 0,14 1,92
Sumber : Data diolah (2009)

Tabel 4.5 memperlihatkan nilai-nilai rasio Price to Book Value (PBV) per
tahun selama tahun 2006 2008. Tahun 2006 perusahaan perusahaan yang
memperoleh nilai PBV tertinggi adalah PT. Citatah Industri Marmer Tbk senilai 7,72
dan terendah adalah PT. Resources Alam Indonesia Tbk senilai 0,24. Nilai PBV
tertinggi pada tahun 2007 terjadi pada PT. International Nickel Indonesia Tbk senilai
73,25 dan terendah pada PT. Petrosea senilai 0,81, sedangkan pada tahun 2008


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

67
tertinggi pada PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk senilai 3,97 dan tertendah
pada PT. Timah Tbk.

6. Pendapatan Saham
Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Pendapatan saham
yang diteliti adalah pendapatan realisasi yaitu pendapatan aktual yang sudah terjadi.
Return realisasi dihitung berdasarkan data histori masing-masing perusahaan.
Tabel 4.6 memperlihatkan Pendapatan Saham yang diperoleh oleh prusahaan-
perusahaan pertambangan selama tahun 2006-2008. Pendapatan saham tertinggi
tahun 2006 diperoleh PT. Central Korporindo Tbk dan terendah diperoleh PT. Energi
Mega Persada senilai -0,12. Tahun 2007 pendapatan saham tertinggi diperoleh PT.
Resource Alam Indonesia Tbk senilai 2,51 dan terendah PT. Petrosea Tbk senilai
0,02. Tahun 2008 tertinggi oleh PT. Resources Alam Indonesia Tbk senilai 1,42 dan
terendah pada PT. Energi Mega Persada Tbk senilai -1,24.











J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

68
Tabel 4.6
Deskriptif Nilai Variabel Pendapatan Saham Perusahaan Pertambangan
Yang Terdaftar di BEI
Nama Emiten Periode Rata -
Rata 2006 2007 2008
Aneka Tambang (Persero) Tbk 0,38 0,12 -0,44 0,02
ATPK Resources Tbk 0,07 1,51 -0,69 0,29
Bumi Resources Tbk 0,08 0,78 -0,65 0,07
Central Korporindo International Tbk 1,29 0,46 -0,53 0,41
Citatah Industri Marmer Tbk 0,20 0,48 -0,15 0,17
Energi Mega Persada Tbk -0,12 0,51 -1,24 -0,28
International Nickel Indonesia Tbk 0,37 0,49 -0,93 -0,02
Resource Alam Indonesia Tbk 1,19 2,51 1,42 1,71
Medco Energi International Tbk 0,04 0,19 -0,32 -0,03
Mitra Investindo Tbk 0,32 0,78 -0,23 0,29
Tambang Batubara Bukit AsamTbk 0,31 0,57 -0,07 0,27
Petrosea Tbk -0,04 0,02 -0,02 -0,01
Timah Tbk 0,41 2,81 -0,62 0,20
Sumber : Data diolah (2009)

B. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi
apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji
statistik. Untuk melihat normalitas residual penulis menganalisis grafik histogram
dan juga menganalis probably plot.
Hipotesis :
a. J ika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal, maka
model regresi memenuhi asumsi klasik.


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

69
b. J ika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi tidak memenuhi asumsi klasik.

Regression Standardized Residual
3 2 1 0 -1 -2
F
r
e
q
u
e
n
c
y
12
10
8
6
4
2
0
Histogram Dependent Variable: PS
Mean =-5.2E-17 Std. Dev. =0.932 N =39

Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (data diolah)
Gambar 4.1 : Histogram

Pada gambar 4.1 tampak pada grafik histogram menunjukkan pola distribusi
normal.



J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

70
Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0
Expected Cum Prob1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (data diolah)
Gambar 4.2 : Normal P-P Plot Standardized Residual
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa data (titik-titik) menyebar di sekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Oleh karena itu, berdasarkan Gambar 4.2
(Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual) dan Gambar 4.1 maka dapat
diambil kesimpulan bahwa telah memenuhi uji normalitas
Data di sepanjang garis diagonal berdist ribusi normal dapat dipastikan
melalui uji Kolmogorov Smirnov (1 sample Ks) dengan melihat data residual apakah
berdistribusi normal (Situmorang, et al 59: 2008).
Menentukan kriteria keputusan:
a. J ika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) >0,05 maka tidak mengalami gangguan
distribusi normal.
b. J ika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) <0,05 maka mengalami gangguan distribusi
normal.


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

71

Tabel 4.7
One-Sampl e Kolmogorov-Smi rnov Test


Unstandardize
d Residual
N
39
Normal Parameters(a,b)
Mean
.0000000
Std. Deviation
.76240503
Most Extreme
Differences
Absolute
.135
Positive
.135
Negative
-.087
Kolmogorov-Smirnov Z
.845
Asymp. Sig. (2-tailed)
.474
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (data diolah)

Pengambilan keputusan:
Pada tabel 4.8, terlihat bahwa nilai Asymp. Sig.(2-tailed) adalah 0,474 dan di
atas nilai signifikan (0,05). Dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.

2. Uji Heteroskedasisitas
Heteroskedasisitas terjadi karena perubahan situasi yang tidak tergambarkan
dalam spesifikasi model regresi. Dengan kata lain, heterokedastisitas terjadi jika
residual tidak memiliki varian yang konstan. Pemeriksaan terhadap gejala
heterokedastisitas adalah dengan melihat pola diagram pencar (scatter plot) yaitu
grafik yang merupakan diagram pencar residual, yaitu selisih antara nilai Y prediksi
dan Y observasi.


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

72
a. Model Grafik
Hipotesis :
1. J ika diagram pencar yang ada membentuk pola-pola tertentu yang teratur
maka regresi mengalami gangguan heterokedastisitas.
2. J ika diagram pencar tidak membentuk pola yang atau acak maka regresi
tidak menglami gangguan heterokedastisitas.
Regression Standardized Predicted Value
2 1 0 -1 -2 -3
R
e
g
r
e
s
s
i
o
n

S
t
u
d
e
n
t
i
z
e
d

R
e
s
i
d
u
a
l
4
3
2
1
0
-1
-2
Scatterplot
Dependent Variable: PS

Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (data diolah)
Gambar 4.3 : Scatterplot







J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

73
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa diagram pencar tidak membentuk pola, oleh
karena itu tidak mengalami gangguan heterokedastiitas.
b. Model Glejser
Menentuka kriteria keputusan:
1. J ika nilai signifikan > 0,05, maka tidak mengalami gangguan
heterokedastisitas
2. J ika nilai signifikan < 0,05 , maka mengalami gangguan
heterokedastisitas.

Tabel 4.8
Coeffi ci ents(a)

Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B
Std.
Error Beta B
Std.
Error
1 (Constant)
.825 .180 4.589 .000
BETA
.263 .234 .181 1.122 .270
PER
-1.31E-005 .001 -.001 -.009 .993
EPS
-.001 .000 -.384 -1.974 .057
DER
-.127 .060 -.384 -2.112 .042
PBV
.002 .008 .044 .244 .808
a Dependent Variable: ABSUT
Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (data diolah)

Pada tabel 4.16 tampak bahwa signifikansi setiap variabel bebas lebih besar
dari 0,05 maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.





J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

74
3. Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi linier
ditemukan adanya korelasi yang tinggi di antara variabel bebas (independent
variabel). Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF).
Tabel 4.9
Coeffi ci ents(a)

Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF B
Std.
Error
1 (Cons
tant)
.559 .285 1.961 .058
BETA
.121 .372 .055 .327 .746 .910 1.099
PER
.003 .002 .197 1.121 .270 .835 1.197
EPS
-.001 .001 -.335 -1.645 .109 .624 1.604
DER
-.152 .095 -.303 -1.595 .120 .715 1.399
PBV
.015 .013 .212 1.118 .272 .715 1.399
a Dependent Variable: PS
Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (data diolah)
Pada tabel 4.9 menjelaskan mengenai besarnya nlai VIF untuk masing-masing
variabel bebas. Semua variabel bebas mempunyai nilai VIF<5 sehingga dapat
disimpulkan bahwa masalah multikolinearitas tidak ada.

4. Uji Autokorelasi
Gejala autokorelasi dideteksi dengan menggunakan uji Durbin Watson
(DW). Menurut Situmorang et al (2008:86), untuk mendeteksi ada tidaknya
autikorelasi maka dilakukan pengujian Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan
sebagai berikut:



J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

75
Tabel. 4.10
Keputusan Autokorelasi
Hipotesis Nol Keputusan J ika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0<d<dl
Tidak ada autikorelasi positif No decision dlddu
Tidak ada korelasi negatif Tolak 4-dl<d<4
Tidak ada korelasi negatif No decision 4-dud4-dl
Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak ditolak du<d<4-du
Sumber: Situmorang (2008:86)

Hipotesis:
a. Menentukan formulasi hipotesis.
Ho : tidak ada autokorelasi
Hi : ada autokorelasi
b. Menentukan nilai dan nilai d tabel terdiri atas du an dl. Nilai diambil dengan
5% nilai du an dl ditentukan dengan nilai n dan k.
c. Menentukan kriteria pengujian:
Ho diterima jika : du <d <4-du
Ho ditolak jika : d <dl, dl <d <du, 4-du <d <4du, 4-dl <d.
Tabel 4.11
Model Summary(b)

Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1
.384(a) .148 .019 .81813 1.907
a Predictors: (Constant), PBV, DER, BETA, PER, EPS
b Dependent Variable: PS
Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (data diolah)






J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

76
Hasil SPSS diperoleh DW hitung sebesar 1,907 dengan menggunakan nilai
signifikan ( ) = 5%, jumlah sampel (n) = 39 dan jumlah variabel independen (k) = 5,
sedangkan dari Tabel Durbin Watson diperoleh dl =1,22 dan du =1,79 . Oleh karena
du (1,79) <DW hitung (1,907) <4 du (2,21) maka terima Ho, dengan demikian
tidak terdapat autokorelasi dalam model.

C. Analisis Regresi Linier Berganda
Data yang telah diperoleh sebagai nilai dari masing-masing variabel
independen dan dependen, selanjutnya dianalisis secara statistik dengan
menggunakan software statistika yaitu SPPS release 15.
Tabel 4.12
Coeffi ci ents(a)

Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta B Std. Error
1 (Constant)
.560 .374 1.498 .178
BETA
.729 .273 .569 2.672 .032
PER
.259 .249 .477 1.040 .333
EPS
-.471 .161 -.919 -2.924 .022
DER -
1.050
.458 -1.085 -2.295 .055
PBV
.092 .269 .103 .342 .742
a Dependent Variable: PS
Sumber : Hasil Penelitian (2009)

Berdasarkan Tabel 4.13 , dapat disusun persamaan regresi linier berganda
sebagai berikut:
Y =0,560 + 0,729BETA + 0,259PER -0,471EPS -1,050DER + 0,092PBV + e



J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

77
Dimana: BETA =Resiko Sistematik
PER =Price Earning Ratio
EPS =Earning Per Share
DER =Debt to Equity Ratio
PBV =Price to Book Value
e =Error

Interpretasi model:
1. Konstanta bernilai 0,560 . Hal ini menunjukkan bahwa jika tidak ada
pengaruh variabel bebas yaitu Beta, PER, EPS, DER, PBV, maka perubahan
pendapatan saham tetap sebesar 0,560.
2. Variabel Beta bernilai 0,729. Hal ini menunjukkan bahwa jika Beta bertambah
sebesar 1% maka perubahan pendapatan saham yang dilihat akan berkurang
sebesar 0,729.
3. Variabel PER bernilai 0,259 . Hal ini menunjukkan bahwa jika PER
bertambah sebesar 1% maka perubahan pendapatan saham yang dilihat akan
berkurang sebesar 0,259.
4. Variabel EPS bernilai -0,471. Hal ini menunjukkan bahwa jika EPS
bertambah sebesar 1% maka perubahan pendapatan saham yang dilihat akan
berkurang sebesar -0,471.


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

78
5. Variabel DER bernilai -1,050. Hal ini menunjukkan bahwa jika DER
bertambah sebesar 1% maka perubahan pendapatan saham yang dilihat akan
berkurang sebesar -1,050.
6. Variabel PBV bernilai 0,092. Hal ini menunjukkan bahwa jika PBV
bertambah sebesar 1% maka perubahan pendapatan saham yang dilihat akan
berkurang sebesar 0,092.

D. Uji Kesesuaian (Goodness of Fit)
Uji ini bertujuan untuk menguji ketepatan model regresi sampel dalam
menaksir nilai aktual.
Tabel 4.13
Model Summary

Model R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
1
.892(a) .796 .651 .28988
a Predictors: (Constant), PBV, BETA, EPS, PER, DER
Sumber : Hasil Penelitian (2009)
Pada tabel 4.7 yakni dari tampilan output SPSS Model Summary besarnya
nilai Adjusted R square adalah sebesar 0,651. Hal ini berarti 65,1% variabel terikat
(pendapatan saham) dapat dijelaskan oleh kelima variabel (Beta, PER, EPS, DER,
PBV). Sedangkan sisanya (100% - 65,1% =34,9%) dijelaskan oleh faktor-faktor
yang lain di luar model.
Lumbantoruan (2006) melakukan penelitian tentang faktor yang
mempengaruhi pendapatan saham pada industri properti menemukan 35,4%


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

79
pendapatan saham dapat dijelaskan oleh Beta, Debt to Equity Ratio (DER), Earning
to Price Ratio (EPR) dan Price to Book Value (PBV). Sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh Meliza pengaruh terhadap Return Saham Perusahaan Property dan
Real Estate terbuka di BEJ dapat dijelaskan Economy Value Added (EVA), Eraning
to Price Ratio ( EPR) dan Sales sebesar 27,3%.

E. Pengujian Hipotesis
1. Uji Serempak (Uji-F)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas (Beta, PER,
EPS, DER, PBV) secara serempak berpengaruh sinifikan terhadap variabel terikat
(Pendapatan Saham).
Tabel 4.13
ANOVA(b)

Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression
2.302 5 .460 5.480 .023(a)
Residual
.588 7 .084
Total
2.890 12
a Predictors: (Constant), PBV, BETA, EPS, PER, DER
b Dependent Variable: PS
Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (data diolah)

Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
Hipotesis:
Ho : tidak terdapat pengaruh yang signifikan Beta, PER, EPS, DER, PBV secara
serempak


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

80
Hi : terdapat pengaruh yang signifikan Beta, PER, EPS, DER, PBV secara serempak
terhadap Pendapatan saham.
Kriteria pengambilan Keputusan:
a.Terima Ho (Tolak Hi) jika F
hitung
<F
tabel

b.Tolak Ho (Terima Hi) jika F
hitung
>F
tabel

Pada Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa F
hitung
= 5,480 sedangkan F
tabel
pada dk
pembilang 4 dan dk penyebut 13 adalah 3.18 .Jadi F
hitung
(5,480) >F
tabel
(3.18)
.Dengan demikian Hi diterima dan dapat disimpulkan bahwa kelima variabel bebas
yaitu Beta, PER, EPS, DER, PBV secara serempak berpengaruh signifikan terhadap
Pendapatan Saham sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia.

2. Uji secara Parsial (Uji-t)
Uji Prsial (Uji-t) dipergunakan untuk menguji adakah pengaruh masing-
masing variabel Beta, PER, EPS, DER, PBV terhadap pendapatan saham (Y).
Berdasarkan hasil output uji secara parsial yang tampak pada Tabel 4.20 maka rumus
persamaan regresinya adalah:
Y =-1,092 + 3,730BETA 0,005PER + 0,001EPS + 0,325DER + 0,013PBV + e

Uji Parsial dapat dilihat dari Tabel 4. 15 sebagai berikut:




J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

81
Tabel 4.14
Coeffi ci ents(a)

Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B
Std.
Error Beta B Std. Error
1 (Constant)
.560 .374 1.498 .178
BETA
.729 .273 .569 2.672 .032
PER
.259 .249 .477 1.040 .333
EPS
-.471 .161 -.919 -2.924 .022
DER
-1.050 .458 -1.085 -2.295 .055
PBV
.092 .269 .103 .342 .742
a Dependent Variable: PS
Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (data diolah)

a. Pengaruh Beta terhadap Pendapatan Saham
Hipotesis;
Ho : 1 = 0, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan Beta terhadap
Pendapatan Saham.
Ho : 2 # 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan Beta terhadap
Pendapatan Saham.
Kriteria Pengambilan Keputusan:
Ho diterima jika : - t
tabel
t
hitung
<t
tabel

Hi diterima jika : t
hitung
>t
tabel
dan t
hitung
<- t
tabel







J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

82

T erima H
0

Terima H
1

t
tabel
=2,365 -t
tabel
=-2,365
Terima H
1

t
hitung
=2,672






t
tabel
=2,365 ( = 0,05; df = n k = 13 6 = 7)

t
hitung
(2,672) >t
tabel
(2,365) dan sig. t (0,032) >sig. (0,05) berada di daerah
tolak H
0
(Terima H
1
). Hal ini menunjukkan terdapat cukup bukti untuk menerima H
1
.
Artinya secara parsial terdapat pengaruh signifikan antaraBeta terhadap Pendapatan
Saham.
Kesimpulan dan keputusan hipotesis penelitian ini sesuai dengan teori
keseimbangan CAPM (Capital Assets Price Models), nilai Beta sangat
mempengaruhi tingkat return yang diharapkan suatu saham. Semakin tinggi nilai
Beta maka akan semakin tinggi tingkat return yang disyaratkan oleh investor
(Tandelilin, 2001:193). Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Lumbantoruan (2006) yang melakukan penelitian tentang faktor yang
mempengaruhi return saham pada sektor properti di BEJ menemukan bahwa
pengaruh Beta terhadap return saham positif dan signifikan.





J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

83

T erima H
0

Terima H
1

t
tabel
=2,365 -t
tabel
=-2,365
Terima H
1

-t
hitung
=1,040
b. Pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap Pendapatan Saham
Kriteria Pengambilan Keputusan :
Ho diterima jika : - t
tabel
t
hitung
<t
tabel

Artinya: secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan antara Price
Earning Ratio (PER) terhadap Pendapatan Saham (PS)
Hi diterima jika : t
hitung
>t
tabel
dan t
hitung
<- t
tabel

Artinya: secara parsial terdapat pengaruh signifikan antara antara Price
Earning Ratio (PER) terhadap Pendapatan Saham (PS).






t
tabel
=2,365 ( = 0,05; df = n k = 13 6 = 7)
t
hitung
=1,040 , >t
tabel
=2,365 dan sig. t (0,333) >sig. (0,05) berada di
daerah tolak H
1
(Terima H
0
). Hal ini menunjukkan terdapat cukup bukti untuk
menerima H
0
. Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan antara Price
Earning Ratio (PER) terhadap Return .
Kesimpulan dan keputusan hipotesis tidak sesuai dengan teori yang
diutarakan oleh (Fakhruddin,2001 : 66) bahwa price earning ratio adalah salah satu


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

84

T erima H
0

Terima H
1

t
tabel
=2,365
-t
tabel
=-2,365
Terima H
1

t
hitung
=-2,924
rasio yang merefleksikan penilaian investor atas pertumbuhan keuntungan (return
saham), risiko, dan kondisi keuangan perusahaan. Penelitian ini juga tidak sesuai
dengan hasil penelitian Prasetya (2009) tentang pengaruh analisis fundamental
terhadap return saham blue chips yang menyatakan bahwa price earning ratio
memiliki pengaruh positif dan signifikan.
c. Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Pendapatan Saham
Kriteria Pengambilan Keputusan :
Ho diterima jika : - t
tabel
t
hitung
<t
tabel

Artinya : secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan antara Earning Per
Share (EPS) terhadap Pendapatan Saham (PS)
Hi diterima jika : t
hitung
>t
tabel
dan t
hitung
<- t
tabel
.
Artinya: secara parsial terdapat pengaruh signifikan antara antara Earning
Per Share (EPS) terhadap Pendapatan Saham (PS).






t
tabel
=2,365 ( = 0,05; df = n k = 13 6 = 7)



J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

85
t
hitung
(-2,924) < t
tabel
(-2,365) dan sig. t (0,022) > sig. (0,05) berada di
daerah tolak H
0
(Terima H
1
). Hal ini menunjukkan terdapat cukup bukti untuk
menerima H
1
. Artinya secara parsial terdapat pengaruh signifikan antaraEarning Per
Share (EPS) terhadap Pendapatan Saham.
Kesimpulan dan keputusan hipotesis sesuai dengan teori bahwa Earning Per
Share dan pergerakannya merupakan indikator penting untuk melihat prospek
keuangan perusahaan. Prospek perusahaan ini akan menarik investor untuk
berinvestasi pada saham tersebut (Tandelilin, 2001: 242).
Penelitian yang dilakukan oleh Resmi (2002) menguji keterkaitan antara
kinerja keuangan dengan menggunakan EPS, ROE dan PER terhadap return saham
sesuai dengan penelitian ini karena menemukan hal yang sama bahwa EPS
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap return saham.

b. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Pendapatan Saham
Kriteria Pengambilan Keputusan :
Ho diterima jika : - t
tabel
t
hitung
<t
tabel

Artinya : secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan antara terhadap
Debt to Equity Ratio (DER) Pendapatan Saham (PS)
Hi diterima jika : t
hitung
>t
tabel
dan t
hitung
<- t
tabel

Artinya: secara parsial terdapat pengaruh signifikan antara Debt to Equity
Ratio (DER) terhadap Pendapatan Saham (PS)


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

86

T erima H
0

Terima H
1

t
tabel
=2,365 -t
tabel
=-2,365
Terima H
1

t
hitung
=-2,295







t
tabel
=2,365 ( = 0,05; df = n k = 13 6 = 7)
t
hitung
(-2,295) <t
tabel
(2,365) dan sig. t (0,055) >sig. (0,05) berada di daerah
tolak H
1
(Terima H
0
). Hal ini menunjukkan terdapat cukup bukti untuk menerima H
0
.
Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan antara terhadap Debt to
Equity Ratio (DER) terhadap Pendapatan Saham Pendapatan Saham.
Unsur hutang yang terkandung dalam DER adalah faktor yang paling besar
kontribusinya dalam mempengaruhi kebangkrutan perusahaan karena hutang
terutama hutang lancar memberikan tekanan dalam waktu dekat terhadap keuangan
perusahaan. Tekanan tersebut ditambah dengan tekanan dari unsur hutang tidak
lancar (utang jangka panjang) akan semakin meningkatkan resiko kebangkrutan
sehingga sangat berkaitan dengan penentuan return saham yang akan diperoleh
(Fakhruddin,2001 : 61).
Kesimpulan dan keputusan hipotesis sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Lumbantoruan (2006) yang melakukan penelitian tentang faktor yang


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

87

T erima H
0

Terima H
1

t
tabel
=2,365 -t
tabel
=-2,365
Terima H
1

t
hitung
=0,342
mempengaruhi return saham pada sektor properti di BEJ menemukan bahwa DER
tidak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pendapatan saham.
c. Pengaruh Price to Book Value (PBV) terhadap Pendapatan Saham
Kriteria Pengambilan Keputusan :
Ho diterima jika : - t
tabel
t
hitung
<t
tabel

Hi diterima jika : t
hitung
>t
tabel
dan t
hitung
<- t
tabel







t
tabel
=2,365 ( = 0,05; df = n k = 13 6 = 7)

t
hitung
(0,342) <t
tabel
(2,365) dan sig. t (0,742) >sig. (0,05) berada di daerah
tolak H
1
(Terima H
0
). Hal ini menunjukkan terdapat cukup bukti untuk menerima H
0
.
Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan antara Price to Book Value
(PBV) terhadap Pendapatan Saham.
Kesimpulan dan keputusan hipotesis sesuai dengan teori yang diutarakan oleh
Tambunan (2007 : 249) bahwa dengan tingginya nilai price book value, belum tentu
mencerminkan bahwa saham tersebut akan memiliki return saham yang tinggi. Hasil


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

88
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Prasetya (2009) tentang
pengaruh analisis fundamental terhadap return saham blue chips yang menyatakan
bahwa tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan Price to Book Value
terhadap Pendapatan Saham.


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

89
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasdan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka penulis
merumuskan beberapa kesimpulan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
Pendapatan Saham pada industri Pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagi
berikut:
1. Pengujian pengaruh variabel independen secara serempak terhadap variabel
dependen (Uji-F) menunjukkan bahwa Beta, Price Eraning Ratio (PER),
Earning Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER) dan Price to Book
Value (PBV) memiliki pengaruh yang signifikan secara serempak terhadap
Pendapatan Saham. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang kedua menyatakan
Faktor Beta, Price Eraning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS), Debt to
Equity Ratio (DER) dan Price to Book Value (PBV) secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan Saham pada
Industri Pertambangan di BEI.

2. Pengujian secara parsial (Uji-t) menunjukkan hasil sebagai berikut:
a. Pengujian hipotesis terhaap variabel Beta membuktikan bahwa variabel
Beta berpengaruh secara signifikan terhadap Pendapatan Saham.


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

90
b. Pengujian terhadap variabel Price Eraning Ratio (PER) membuktikan
bahwa variabel PER tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
Pendapatan Saham.
c. Pengujian terhadap variabel Earning Per Share (EPS) membuktikan
bahwa variabel EPS berpengaruh secara signifikan terhadap Pendapatan
Saham.
d. Pengujian terhadap variabel Debt to Equity Ratio (DER) membuktikan
bahwa variabel DER tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
Pendapatan Saham.
e. Pengujian terhadap variabel Price to Book Value (PBV) membuktikan
bahwa variabel PBV tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
Pendapatan Saham.

Hasil pengujian secara parsial ini tidak sesuai dengan hipotesis yang pertama
yang menyatakan Faktor Beta, Price Eraning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS),
Debt to Equity Ratio (DER) dan Price to Book Value (PBV) secara parsial
mempunyai pengaruh signifikan terhadap Pendapatan Saham pada Industri
Pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil pengujian membuktikan bahwa
hanya variabel Beta dan Earning Per Share (EPS) yang mempunyai pengaruh
signifikan terhadap Pendapatan Saham.




J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

91
A. SARAN
Saran peneliti untuk peneliti lanjutan untuk masa mendatang sebagai berikut:
1. Bagi Investor sebaiknya tidak hanya mempertimbangkan faktor resiko sebagai
satu-satunya faktor yang mempengaruhi Pendapatan saham, tetapi juga
mempengaruhi faktor di luar resiko terutama kondisi fundamental perusahaan
yang merupakan tujuan investasi yakni rasio keuangan yang dimiliki.
2. Bagi peneliti lanjutan yang tertarik untuk meneliti faktor yang mempengaruhi
Pandapatan Saham (return) hendaknya meneliti variabel di luar dari variabel
yang digunakan dalam penelitian ini, oleh karena variabel dalam penelitian ini
secara bersama sama hanya memiliki pengaruh sebesar 65,1%.
3. Periode pengamatan perlu diperluas hingga beberapa tahun sehingga dapat
diperoleh apakah hasil yang diperoleh dari tahun ke tahun adalah konsisten.
Dengan memperluas periode pengamatan maka validitas eksternal penelitian
dapat ditingkatkan.







:


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

92
DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Pandji. 2006. Pengantar Pasar Modal, Edisi Revisi. PT. Rineka Cipta,
Jakarta.

Bodie, Zvi. 2006. Investasi, Edisi Keenam, Buku Kedua. Salemba Empat, Jakarta.

Darmadji, Tjiptono. 2006. Pasar Modal di Indonesia, Edisi Kedua. Salemba Empat,
Jakarta.

Fabozzi, J.Fank. 2001. Manajemen Investasi, Edisi Bahasa Indonesia, Buku Satu.
Salemba Empat, Jakarta.

Fakhruddin, M. 2001. Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar Modal,
Buku Satu. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi di Pasar Modal, Edisi
Kedua, Cetakan Pertama. BPFE, Yokyakarta.

Lumbantoruan, P. Dharmady. 2006. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan
Saham Pada Sektor Properti di Bursa Efek Jakarta, Skripsi, Fakultas
Ekonomi, Universitas Sumatera Utara (tidak dipublikasikan).

Prasetya, Lucas. 2009. Pengaruh Analisis Fundamental terhadap Return Saham Blue
Chips di Bursa Efek Indonesia, Jurnal , www.docstoc.com.

Resmi, Siti. 2002. Keterkaitan Kinerja Keuangan dan Return Saham, Kompak,
September N0.6 Hal.275-300.

Rodoni, Ahmad. 2002. Analisis Investasi dan Teori Portofolio, Edisi Pertama,
Cetakan Pertama. PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Samsul, Mohamad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Erlangga,
Jakarta.

Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan, Edisi Ketiga, Cetakan Kedua. BPFE,
Yogyakarta.

Sharpe, William F. 2001. Investasi, Edisi Bahasa Indonesia, J ilid Kedua. PT.
Prenhalindo, Jakarta.



J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

93

Sitinjak, Rebecca Dina Mardiana.2008. Analisis Faktor yang Mempengaruhi
Pendapatan Saham Pada Sektor Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia,
Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara (tidak
dipublikasikan).

Situmorang, Syafrizal Helmi. Doli M. Jafar Dalimunthe, Iskandar Muda, Muslich
Lufti, Syahyunan. 2008. Analisis Data penelitian : Menggunakan Program
SPSS, Cetakan Pertaman. USU Press, Medan.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kesembilan. CV.Alfabeta,
Bandung.

Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi
Pertama, Cetakan Pertama. BPFE, Yokyakarta.

www.swa.co.id/swamajalah/portofolio,diakses tanggal 29 September 2009

www.duniainvestasi.com tanggal akses 30 September 2009 pukul 14.00

www.finace.yahoo.com, diakses tanggal 7 Agustus 2009 pukul 14.30 WIB
www.idx.co.id, diakses tanggal 5 Agustus 2009 pukul 10.00 WIB
www.docstoc.com, diakses tanggal 25 Nopember pukul 10.00 WIB











:


J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

94





















J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

95
Regressi on

Vari abl es Entered/Removed(b)

Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1
PBV, BETA,
EPS, PER,
DER(a)
. Enter
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: PS

Model Summary

Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1
.892(a) .796 .651 .28988
a Predictors: (Constant), PBV, BETA, EPS, PER, DER

ANOVA(b)

Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression
2.302 5 .460 5.480 .023(a)
Residual
.588 7 .084
Total
2.890 12
a Predictors: (Constant), PBV, BETA, EPS, PER, DER
b Dependent Variable: PS

Coeffi ci ents(a)

Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta B Std. Error
1 (Constant)
.560 .374 1.498 .178
BETA
.729 .273 .569 2.672 .032
PER
.259 .249 .477 1.040 .333
EPS
-.471 .161 -.919 -2.924 .022
DER
-1.050 .458 -1.085 -2.295 .055
PBV
.092 .269 .103 .342 .742
a Dependent Variable: PS







J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

96
Regresi Awal

Vari abl es Entered/Removed(b)

Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1
PBV, DER,
BETA, PER,
EPS(a)
. Enter
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: PS

Model Summary

Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1
.384(a) .148 .019 .81813
a Predictors: (Constant), PBV, DER, BETA, PER, EPS


ANOVA(b)

Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression
3.829 5 .766 1.144 .357(a)
Residual
22.088 33 .669
Total
25.917 38
a Predictors: (Constant), PBV, DER, BETA, PER, EPS
b Dependent Variable: PS


Coeffi ci ents(a)

Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta B Std. Error
1 (Constant)
.559 .285 1.961 .058
BETA
.121 .372 .055 .327 .746
PER
.003 .002 .197 1.121 .270
EPS
-.001 .001 -.335 -1.645 .109
DER
-.152 .095 -.303 -1.595 .120
PBV
.015 .013 .212 1.118 .272
a Dependent Variable: PS





J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

97
Uji Normalitas

Vari abl es Entered/Removed(b)

Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1
PBV, DER,
BETA, PER,
EPS(a)
. Enter
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: PS

Model Summary(b)

Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1
.384(a) .148 .019 .81813
a Predictors: (Constant), PBV, DER, BETA, PER, EPS
b Dependent Variable: PS

ANOVA(b)

Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression
3.829 5 .766 1.144 .357(a)
Residual
22.088 33 .669
Total
25.917 38
a Predictors: (Constant), PBV, DER, BETA, PER, EPS
b Dependent Variable: PS

Coeffi ci ents(a)

Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta B Std. Error
1 (Constant)
.559 .285 1.961 .058
BETA
.121 .372 .055 .327 .746
PER
.003 .002 .197 1.121 .270
EPS
-.001 .001 -.335 -1.645 .109
DER
-.152 .095 -.303 -1.595 .120
PBV
.015 .013 .212 1.118 .272


a Dependent Variable: PS







J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

98


Resi dual s Stati stics(a)

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value
-.5452 .8778 .2887 .31742 39
Std. Predicted Value
-2.627 1.856 .000 1.000 39
Standard Error of
Predicted Value
.153 .798 .294 .130 39
Adjusted Predicted Value
-1.0578 6.9660 .4021 1.15453 39
Residual
-1.38773 2.41948 .00000 .76241 39
Std. Residual
-1.696 2.957 .000 .932 39
Stud. Residual
-1.767 3.166 -.012 1.080 39
Deleted Residual
-6.47600 3.56777 -.11334 1.43580 39
Stud. Deleted Residual
-1.829 3.737 .012 1.175 39
Mahal. Distance
.354 35.191 4.872 6.361 39
Cook's Distance
.000 9.939 .314 1.602 39
Centered Leverage Value
.009 .926 .128 .167 39
a Dependent Variable: PS

Regression Standardized Residual
3 2 1 0 -1 -2
F
r
e
q
u
e
n
c
y
12
10
8
6
4
2
0
Histogram
Dependent Variable: PS
Mean =-5.2E-17 Std. Dev. =0.932 N =39







J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

99
Observed Cum Prob
1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0
E
x
p
e
c
t
e
d

C
u
m

P
r
o
b
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: PS







One-Sampl e Kolmogorov-Smi rnov Test


Unstandardize
d Residual
N
39
Normal Parameters(a,b)
Mean
.0000000
Std. Deviation
.76240503
Most Extreme
Differences
Absolute
.135
Positive
.135
Negative
-.087
Kolmogorov-Smirnov Z
.845
Asymp. Sig. (2-tailed)
.474
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.






J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

100
Uji Heterokedastisitas

Coeffi ci ents(a)

Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta B Std. Error
1 (Constant)
.825 .180 4.589 .000
BETA
.263 .234 .181 1.122 .270
PER
-1.31E-005 .001 -.001 -.009 .993
EPS
-.001 .000 -.384 -1.974 .057
DER
-.127 .060 -.384 -2.112 .042
PBV
.002 .008 .044 .244 .808
a Dependent Variable: ABSUT


Regression Standardized Predicted Value
2 1 0 -1 -2 -3
R
e
g
r
e
s
s
i
o
n

S
t
u
d
e
n
t
i
z
e
d

R
e
s
i
d
u
a
l
4
3
2
1
0
-1
-2
Scatterplot
Dependent Variable: PS








J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

101
Uji Multikolinearitas

Coeffi ci ents(a)

Mod
el
Unstandardiz
ed
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig. Collinearity Statistics
B
Std.
Error Beta
Toleranc
e VIF B Std. Error
1 (Constant)
.559 .285 1.961 .058
BETA
.121 .372 .055 .327 .746 .910 1.099
PER
.003 .002 .197 1.121 .270 .835 1.197
EPS -
.001
.001 -.335 -1.645 .109 .624 1.604
DER -
.152
.095 -.303 -1.595 .120 .715 1.399
PBV
.015 .013 .212 1.118 .272 .715 1.399
a Dependent Variable: PS


Uji Autokorelasi

Model Summary(b)

Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1
.384(a) .148 .019 .81813 1.907
a Predictors: (Constant), PBV, DER, BETA, PER, EPS
b Dependent Variable: PS

















J uliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.

102

Anda mungkin juga menyukai