Keterangan:
N : Besar sampel
Z : Harga kurva normal tingkat kesalahan yang ditentukan
dalam penelitian pada CI 95% (=0,05), maka Z=1,96
Z : Bila =0,05 dan power 80 % maka Z= 0,842
F : Kesalahan tipe II yang setara dengan 20%= 0,2
D : Beda proporsi yang klinis penting (clinical jugdement) =
25 % atau 0,25
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus diatas maka:
[ ]
()
n = 25,123 dibulatkan menjadi 25
Besar sampel untuk penelitian ini adalah 25 responden untuk setiap
kelompok.
Dalam studi kuasi eksperimen ini, untuk mengantisipasi adanya
sampel yang kluar (droup out) dalam proses penelitian, maka
kemungkinan berkurangnya sampel perlu diantisipasi dengan cara
memperbesar taksiran ukuran sampel agar presisi penelitian tetap
terjaga. Adapun rumus untuk mengantisipasi berkurangnya subjek
penelitian (Sastroasmoro dan Ismael , 2008) ini adalah:
31 METODE PENELITIAN
Keterangan:
n : ukuran sampel setelah revisi
n : ukuran sampel asli
1-f : perkiraan proporsi drop out, yang diperkirakan 10% (f=0,1)
Maka:
n = 27,78 dibulatkan menajdi 28
Berdasarkan rumus tersebut di atas, maka jumlah sampel akhir yang
dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 28 responden untuk setiap
kelompok (28 kelompok intervensi dan 28 kelompok control),
sehingga jumlah total sampel adalah 56 responden.
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang
digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah
sampel akan mewakili keseluruhan populasi (Hidayat, 2007). Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling
yaitu peneliti memiliki pertimbangan tertentu dalam memilih
partisipan yang terlibat dalam penelitian (Polit and Hungler, 1999).
Sampel dalam penelitian ini adalah lansia yang tercata sebagai warga
Panti Sosial Tresna Werdha Kasian Dinsos Provinsi Jawa Timur
Kabupaten Jember dan telah sesuai dengan kriteria diatas. Kelompok
intervemsi dan kelompok control dipilih sesuai dengankriteria yang
telah ditentukan, dengan besar sampel untuk tiap kelompoknya
sebanyak 28 responden. Pemilihan sampel dilakukan berdasar hasil
pretest. Penetapan kelompok intervensi dan kelompok control, peneliti
menggunakan teknik Random Sampling Assignment yaitu 56
responden yang telah terpilih sebagai responden kemudian diundi
secara acak dan diklasifikasikan menjadi 28 responden kelompok
intervensi dan 28 responden kelompok control.
32 METODE PENELITIAN
3.4 Waktu dan Tempat Penelitian
3.4.1 Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2014.
3.4.2 Tempat Penelitian
Lokasi penelitian adalah Panti Sosial Tresna Werdha Kasian Dinsos
Provinsi Jawa Timur Kabupaten Jember.
3.5 Instrumen Penelitian
3.5.1 Kuesiner Penelitian
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar pertanyaan
(kuesioner) sebagai berikut:
1. Data Demografi Responden
Data demografi responden yang diperlukan dalam penelitian ini
adalah beberapa pertanyaan yang berisi karakteristikresponden.
Pengambilan data ini menggunakan lembar kuesioner A yang
terdiri dari 8 pertanyaan tentang data demografi responden yang
meliputi nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, status
perkawinan, sakit fisik dan lama sakit fisik.
2. Pengukuran Tingkat Insomnia
Pengukuran terhadap tingkat insomnia menggunakan lembar
kuesioner B yang merupakan skala atau tingkat insomnia dalam
bentuk Insomnia Rating Scale yang dikembangkan oleh kelompok
studi psikiatri biologic Jakarta (KSPBJ) yang dimodifikasi sesuai
dengan kondisi lansia. Alat ukur ini mengukur masalah insomnia
secara terperinci, misalnya masalah gangguan masuk tidur,
lamanya tidur, kualitas tidur, serta kuantitas setelah bangun.
Berikut merupakan butir-butir dari KSPBJ IRS dan nilai skoring
dari tiap item yang dipilih oleh subjek adalah sebagai berikut:
a. Lamanya tidur. Butir ini untuk mengevaluasi jumlah jamtidur
total. Nilai butir ini tergantung dari lamanya subjek tidur dalam
satu hari. Untuk subjek normal lamanya tidur biasanya lebih
33 METODE PENELITIAN
dari 6,5 jam, sedangkan pada penderita insomnia memiliki
lama tidur yang lebih sedikit. Nilai yang diperoleh dalam setiap
jawaban adalah: nilai 0= tidur lebih dari 6,5 jam. Nilai 1= tidur
antara 5,5-6,5 jam. Nilai 2= tidur antara 4,5-5,5 jam. Nilai 3=
tidur kurang dari 4,5 jam.
b. Mimpi. Subjek normal biasanya tidak bermimpi atau tidak
mengingat bila Ia mimpi atau kadang-kadang mimpi yang
dapat diterimanya. Penderita insomnia mempunyai mimpi yang
lebih banyak atau selalu bermimpi dan kadang-kadang mimpi
buruk. Nilai yang diperoleh dalam setiap jawaban adalah: nilai
0= tidak ada mimpi. Nilai 1= terkadang mimpi yang
menyenangkan atau mimpi biasa aja. Nilai 2= selalu mimpi.
Nilai 3= mimpi buruk yang tidak menyenangkan.
c. Kualitas tidur. Kebanyakan subjek normal tidurnya dalam,
penderita insomnia biasanya tidurnya dangkal. Nilai yang
diperoleh dalam setiap jawaban adalah: nilai 0= dalam, sulit
untuk terbangun. Nilai 1= terhitung tidur baik, tetapi sulit untuk
terbangun. Nilai 2= terhitung tidur tidak baik, tapi mudah untuk
terbangun. Nilai 3= tidur yang dangkal, mudah untuk
terbangun.
d. Masuk tidur. Subjek normal biasanya dapat jatuh tertidur dalam
waktu 5-15 menit. Penderita insomnia biasanya lebih lama dari
15 menit. Nilai yang diperoleh dalam setiap jawaban adalah:
nilai 0= kurang dari 15 menit. Nilai 1= antara 15-30 menit.
Nilai 2= antara 30-60 menit. Nilai 3= lebih dari 1 jam.
e. Terbangun malam hari. Subjek normal dapat mempertahankna
tidur sepanjang malam, kadang-kadng terbangu 1-2 kali. Tetapi
penderita insomnia terbangun lebih dari 3 kali. Nilai yang
diperoleh dalam setiap jawaban adalah: nilai 0= tidak
terbangun sama sekali. Nilai 1= terbangun 1-2 kali. Nilai 2=
terbangun 3-4 kali. Nilai 3= terbangun lebih dari 4 kali.
34 METODE PENELITIAN
f. Waktu untuk tidur kembali. Subjek normal mudah sekali untuk
tidur kembali setelah terbangun dimalam hari biasanya kurang
dari 5 menit mereka dapat tertidur kembali. Penderita insomnia
memerlukan waktu yang panjang untuk tidur kembali. Nilai
yang diperoleh dalam setiap jawaban adalah: nilai 0= kurang
dari 5 menit. Nilai 1= antara 6-15 menit. Nilai 2= antara 16-60
menit. Nilai 3= lebih dari 60 menit.
g. Terbangun dini hari. Subjek normal terbangun kapan Ia ingin
bangun tetapi penderita insomnia biasanya bangun lebih cepat
(missal 1-2 jam sebelum waktu untuk bangun). Nilai yang
diperoleh dalam setiap jawaban adalah: nilai 0= sekitar waktu
tidur anda. Nilai 1= bangun 30 menit lebih awal dan tidak
dapat tidur lagi. Nilai 2= bangun 1 jam lebih awal dan tidak
dapat tidur lagi. Nilai 3= bangun lebih dari 1 jam lebih awal
dan tidak dapat tertidur lagi.
h. Perasaan waktu bangun. Subjek normal merasa segar setelah
tidur di malam hari. Akan tetapi penderita insomnia biasanya
bangun dengan tidak segar atau lesu. Nilai yang diperoleh
dalam setiap jawaban adalah: nilai 0= merasa segar. Nilai 1=
tidak terlalu baik. Nilai 2= merasa lesu. Nilai 3= sangat buruk.
Jumlah skor maksimum untuk pengukuran ini adalah 24. Skor total
menunjukkan berat ringannya insomnia. Skor 0-6 = tidak
insomnia, Skor 7-12 = insomnia ringan Skor 13-18= insomnia
sedang, Skor 19-24= insomnia berat.
3.5.2 Uji Instrumen
Khusus untuk daftar pertanyaan (questionaire) penelitian, agar dapat
menjadi instrumen penelitian yang valid dan reliabel sebagai alat
pengumpul data, dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas.
1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan
atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid
35 METODE PENELITIAN
apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat . Uji
validitas instrumen penelitian yang digunakan adalah Validitas
Konstruk dengan memakai rumus korelasi product moment dari
Pearson. Suatu pertanyaan dikatakan valid atau bermakna sebagai alat
pengumpul data bila korelasi hasil hitung (r hitung) lebih besar dari
angka kritik nilai korelasi (r-tabel). Taraf signifikansi yang dipilih
adalah 5 %. Kegunaan validitas konstruk adalah mencari tahu apakah
setiap pertanyaan yang tersusun mempunyai validitas yang tinggi.
Sebuah pertanyaan dikatakan valid apabila mempunyai dukungan
yang besar terhadap skor total (Arikunto, 2006).
Pertanyaan dikatakan reliabel jika jawaban responden terhadap
pertanyaan (kuesioner) adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu. Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen
yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data
yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar dan sesuai
kenyataan, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama. Teknik
yang dipakai untuk menguji kuesioner penelitian,adalah adalah teknik
single test double trial, yaitu denga menguji coba instrumen kepada
sekelompok responden. Pada kali lain instrumen tersebut diberikan
kepada kelompok semula untuk dikerjakan lagi. Kemudian kedua
hasil tersebut dikorelasikan (Arikunto, 2006).
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dalam
keranfka studi pendahuluan yaitu kajiannpustaka dan kajian empiris. Kajian
pustaka diperoleh melalui studi kepustakaan, sedangakan kajian empiris
diperoleh melalui wawancara, kuesioner dan observasi.
36 METODE PENELITIAN
1. Wawancara
Dalam penelitian ini wawancara menggambarkan peran seorang peneliti
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh
jawaban yang relevan dengan masalah penelitian. Alasan wawancara
dalam penelitian ini adalah:
a. Wawancara awal untuk mengetahui implementasi terapi relaksasi
religius di Panti Sosial Tresna Werdha Kasian Dinsos Provinsi Jawa
Timur Kabupaten Jember.
b. Wawancara sebelum dan setelah perlakuan oleh peneliti untuk
mengetahui perubahan pola tidur dan perilaku lansia
c. Wawancara oleh peneliti terhadap lansia untuk mengetahui
keberhasilan intervensi terapi relaksasi religius
2. Penyebaran kuesioner
Dalam penelitian ini penyebaran kuesiner dilakukan 2 tahap yaitu pada
saat pre-test dan post-test.
3. Observasi
Menurut sugiono (2012) dalam Engel 2014 dikatakan bahwa observasi
merupakan suatu proses pengamatan terhadap subjek penelitian dan
dilakukan secara terstruktur. Dalam penelitian ini tahapa dan bentuk
observasi yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Lembar observasi yang dilakukan oleh pegawai Panti Sosial Tresna
Werdha Kasian Dinsos Provinsi Jawa Timur Kabupaten Jember
terhadap sarana, permasalahan dan penanganan insomnia pada lansia
b. Lembar observasi yang dilakukan oleh peneliti selama proses
intervensi berlangsung, mekanisme maupun proses perubahan pola
tidur pada lansia
c. Lembar observasi pencapaian keterlaksanaan terapi relaksasi religius
d. Lembar analisis hasil oleh peneliti terhadap outwork tas.
37 METODE PENELITIAN
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisa Data
3.7.1 Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah melalui beberapa
tahapan yaitu merekapitulasi hasil jawaban kuesioner yang diisi oleh
responden kemudian dilakukan:
1. Editing untuk memeriksa kelengkapan pengisian instrument
penelitian data yang masuk.
2. Coding untuk membedakan kelompok intervensi dan kelompok
control sehingga memudahkan dalam pengolahan data dan analisis
data.
3. Entri Data merupakan kegiatan memproses data untuk keperluan
analisa dengan paket program computer
4. Cleaning data agar terbebas dari kesalahan sebelum dilakukan
analisa data.
3.7.2 Analisa Data
Jenis data dalam dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data
kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif menggunakan analisa non-
statistik sedangkan kuantitatif menggunakan analisis statistic. Sebelum
menganalisis data lebih lanjut terlebih dahulu dilakukan uji normalitas
data dengan menggunakan uji kolmogorof-smirnov.
1. Analisis Data Kuantitatif
a. Analisis Univariat
Analisa data yang bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikankarakteristik masing-masing variabel yang
diteliti. Analisis ini dilakukan terhadap variabel confounding
dan variabel dependen dalam penelitian ini, yaitu tentang
karakteristik responden dan tingkat insomnia di Panti.
Karakteristik responden dibagi dalam dua kelompok,
yaitu kelompok intervensi dan kelompok control. Analisis data
numeric terdiri dari usia dan lama sakit fisik, dilakukan dengan
sentral tendensi guna mendapatkan nilai mean, standar deviasi,
38 METODE PENELITIAN
nilai minimum dan maksimum serta Confident Interval (CI
95%). Variabel jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan status
perkawinan merupakan data kategorik yang dianalisis dengan
distribusi frekuensi untuk menghitung frekuensi dan persentase
variabel. Analisis univariat juga dilakukan untuk mengetahui
tingkat insomnia pada lansia. Analisisnya juga menggunakan
sentral tendensi guna mendapatkan nilai, mean, standar deviasi,
nilai minimum dan maksimum serta Confident Interval (CI
95%) dari variabel tersebut
b. Analisis Bivariat
Analisis untuk menguji hubungan yang signifikan
antara dua variabel, atau bisa juga untuk mengetahui apakah
ada perbedaan yang signifikan antara dua atau lebih kelompok.
Analisis bivariate dilakukan untuk membuktikan hipotesis
penelitian yaitu pengaruh terapi relaksasi religius terhadap
perubahan tingkat insomnia pada lansia serta menganalisis
terhadap perbedaan tingkat insomnia sebelum dan sesudah
dilakukan intervensi.
Sebelum analisis bivariate dilaksanakan, maka
dilakukan terlebih dahulu uji kesetaraan untuk mengidentifikasi
varian variabel antara kelompok intervensi dengan kelompok
control. Uji kesetaraan dilakukan untuk mengidentifikasi
kesetaraan karakteristik pasien dan tingkat insomnia antara
kelompok intervensi dan kelompok control. Kesetaraan
variabel confounding yaitu karakteristik responden meliputi,
variabel lama sakit fisik antara kelompok intervensi dengan
kelompok control diukur dengan menggunakan uji Independent
Sample t Test. Kesetaraan karakteristik jenis kelamin,
pekerjaan, pendidikan dan status perkawinan di kedua
kelompok ini diukur dengan menggunakan uji Chi-Square.
Selanjutnya analisis perbedaan tingkat depresi pada kelompok
39 METODE PENELITIAN
intervensi dan kelompok control sebelum dan sesudah
intervensi dianalisis menggunakan uji t-Test Dependent.
Kesetaraan kedua kelompok terhadap tingkat insomnia sebelum
diberikan terapi relaksasi religius diuji dengan Independent
Sample t Test.
Analisis hubungan variabel karakteristik responden
dengan variabel dependen, yaitu karakteristik jenis kelamin,
pekerjaan, pendidikan, status perkawinan, dan lama sakit fisik.
Hubungan karakteristik responden tersebut terhadap tingkat
insomnia setelah dilakukan pemberian atau intervensi terapi
relaksasi religius dianalisis menggunakan uji t-Test Dependent
untuk variabel jenis kelamin, pekerjaan dan status perkawinan
variabel pendidikan dianalisis dengan uji Anova dan untuk
variabel lama sakit di uji dengan uji Korelasi.
2. Analisis Data Kualitatif
Teknik yang digunakan dalam menganalisis kelayakan
terapi relaksasi religius dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisis non-statistik sebagai berikut:
a. Uji Rasional Produk
Dilakukan untuk mengidentifikasi masukan-masukan
konseptual dari pakar teori terapi relaksasi religius untuk
mendapatkan rumusan isi, teoritis, efisiensi, kemungkinan
implementasi dan kemenarikan produk yang memiliki
kelayakan yang memadai.
b. Uji Kepraktisan Produk
Dilakukan oleh para praktisi di lapangan dalam hal ini perawat
yang brtujuan untuk melihat berbagai dimensi yang
seyogyanya dipertimbangkan dalam pengembangan dan
penerapan teori relaksasi religius, sehingga kelayakan
operasionalnya dapat dipertanggungjawabkan.
40 METODE PENELITIAN
c. Uji Coba Terbatas
Dilakukan untuk mendapatkan masukan kritis dari praktisi
lapangan yang melaksanakan perlakuan dalam layanan terapi
relaksasi religius.
3.8 Keabsahan Data (Trustworthiness of Data)
Data penelitian ini berupa kualitatif dan kuantitait. Dalam
menghasilkan data kualitatif telah dilakukan uji validitas dan reabilitas.
Sedangkan dalam penelitian kualitatif data dikatakan abash bila penelitian
tersebut mampu menampilkan pengalaman partisipan yang teliti dan akurat.
Kriteria keabsahan data ada empat macam yaitu credibility, dependability,
confirmability and transferability (Maleong L.J, 2008).
1. Credibility
Kriteria ini digunakan untuk membuktikan data yang berhasil
dikumpulkan.
2. Dependability
Kriteria ini digunakan untuk menunjukkan seberapa tingkat ketepatan
atau dapat diterapkannya suatu hasil penelitian dalam populasi dimana
sampel diambil.
3. Confirmability
Kriteria ini digunakan untuk menghindari kesalahan dalam pengumpulan
dan menginterpretasikan data sehingga data yang diperoleh dapat
dipertanggungjawabkan.
4. Transferability
Kriteria ini digunakan agar dapat menilai hasil dari penelitian untuk
menilai hasil penelitian yang dilakukan dengan cara pengecekan data
serta interpretasi hasil yang dikaitkan dengan teori yang ada.
3.9 Etika Penelitian
Penelitian dalam keperawatan pada umumnya melibatkan manusia
sebagai subjek penelitian, dengan begitu dimungkinkan bahwa penelitian ini
41 METODE PENELITIAN
mempunyai resiko ketidaknyamanan pada subjek penelitian. Oleh karena itu
pertimbangan etik dalam penelitian menjadi perhatian peneliti. Peneliti
meyakinkan bahwa responden terlindungi dengan memenuhi prinsip etik.
Untuk itu peneliti meminta persetujuan keikutsertaan pada subjek penelitian
sebelum penelitian dilakukan melalui informed concent (persetuan
responden).
Peneliti telah berusaha mencegah permasalahan dalam penelitian ini
dengan menerapkan prinsip-prinsip etik dalam penelitian. Secara umum
menurut Polit & Beck (2006) dalam Dharma (2011) terdapat empat prinsip
utama dalam etik penelitian keperawatan yaitu:
1. Respect for human dignity
2. Respect for privacy and confidentiality
3. Respect for justice inclusiveness
4. Balancing harm and benefit
Usulan Penelitian Untuk tesis
42
DAFTAR PUSTAKA
A. van Straten, J. E. (2014). Guided Internet-delivered cognitive behavioural
treatment for insomnia: a randomized trial. Psychological Medicine 44.
Cambridge University Press 2013, 1521-1532.
Amir, N. (2007). Gangguan Tidur Pada Lansia. Jakarta: FKUI.
Anggrasari, A. P. (2013). Pengaruh Teknik Relaksasi Benson Terhadap
Pemenuhan Kebutuhan Tidur Pada Lansia di panti Wredha Hargo Dedali
Surabaya. Jurnal Kesehatan "Samodra Ilmu" Vol.04 No.02, 73-83.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Benson. (2000). Dasar-dasar Respon Relaksasi: Bagaimana Menggabungkan
Respon Relaksasi dengan Keyakinan Pribadi Anda (terjemahan).
Bandung: Mizan.
Coates, T. J. (2001). Mengatasi Gangguan Tidur Tanpa Obat (Terjemahan).
Bandung: Pioner Jaya.
Dahl, E. K. (2011). Insomnia in elderly cancer survivorsa population-based
controlled study of associations with lifestyle, morbidity,and psychosocial
factors. Results from the Health Survey of North-Trndelag County
(HUNT-2). Support Care Cancer (2011) 19:, 1319-1326.
Darmawanti, I. (2012). Hubungan Antara Tingkat Religiusitas dengan
Kemampuan dalam Mengatasi Stress. Jurnal Psikologi: teori dan
Terapan, Vol.2 No.2 Februari, 24-29.
Dharma, K. (2011). Metodologi Penelitian keperawatan: Panduan Melaksanakan
dan Menerapkan hasil Penelitian. Jakarta: trans Info Media.
Engel, J. D. (2014). Pengembangan Model Logo Konseling Yang Efektif Untuk
Memperbaiki Harga Diri Spiritual Yang Rendah Perempuan Korban
Perdagangan. Bandung: repository. UPI.edu.
Ghaddafi, M. (2006). Tatalaksana Insomnia Dengan Farmakologi Atau Non
Farmakologi. Bali: Bagian SMF Ilmu Psikiatri Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana.
43 DAFTAR PUSTAKA
Gudawati, L. (2011). Perbedaan Tingkat Insomnia lansia Sebelum dan Sesudah
Senam Yoga di Posyandu Lansia Desa Blulukan Kecamatan Colomadu
Kabupaten Karanganyar. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Heli Jarnefelt, R. L. (2012). Cognitive Behavior Therapy for Chronic Insomnia in
Occupational Health Services. J Occup Rehabil 22, 511-521.
Hidayat, A. A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan teknis Analisa Data.
Jakarta: Salemba Medika.
Iwan. (2009). Skala Insomnia (KSPJB Insomnia Rating Scale). Retrieved
Desember 3, 2013, from http://www.sleepnet.com
Joewana, s. (2005). Psikopatologi Insomnia. Majalah Dunia Kedokteran, PT
Temprint Jakarta.
Khusnah, R. R. (2008). Analisis Korelasi Tingkat Depresi Dengan Insomnia Pada
Lansia Di Irna III Rumah Sakit Umum Daerah Kanjuruhan Kepanjen.
Malang: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Kunjoro. (2002). Masalah Kesehatan Jiwa Lansia: Kategiri Lanjut Usia.
Retrieved Desember 3, 2013, from http://www.e-psikologi.com
Kurnia, A. D. (2009). Aromaterapi Bunga Lavender Memperbaiki Kualitas Tidur
pada Lansia . JUrnal Kedokteran Brawijaya, Vol XXV, No2, Agustus, 83-
86.
Machfoedz, I. (2005). Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan
dan Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.
Maimunah, A. (2011). Pengaruh Pelatiha Relaksasi dengan Dzikir Untuk
Mengatasi Kecemasan Ibu hamil pertama. Psikoislamika. Jurnal Psikologi
Islam. Vol.8 No.1 , 1-22.
Maleong L.J. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda
karya.
Mardiyono. (2009). Islamic Relaxation Outcomes: A Literature Review. The
Malaysian Journal of Nursing, Vol. 1 no.1, 25-30.
Mardiyono, e. a. (2007). Pengaruh terapi dzikir terhadap penurunan kecemasan
pasien bedah mayor [ Effects of zikr therapy in reducing preoperative
44 DAFTAR PUSTAKA
anxiety for patients undergoing major surgery]. General of Soedirman
University.
Nugroho, W. (2008). Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta: EGC.
Polit and Hungler. (1999). Nursing Research: Principle and Methods ed.6.
Philadhelphia: Lippincot Williams and Wilkins.
Potter dan Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Vol.1. Jakarta:
EGC.
Purwanto, S. (2007). Pengaruh Latihan Relaksasi Religius Untuk Mengurangi
Gangguan Insomnia. Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Radityo, W. E. (2009). Depresi dan Gangguan Tidur. Bali: Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana.
Rafknowledge. (2004). Insomnia dan Gangguan Tidur Lainnya. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.
Raihan, A. (2007). Pengaruh Latihan Pasrah Diri Terhadap Kadar CRP pad
Pasien DM dengan Hipertensi, Dislipidemia dan Gejala Depresi.
http://aburaihan74.wordpress.com/2009/02/20/laporan-penelitian-dzikir.
Rohim, M. S. (2000). Mengatasi Kegoncangan Jiwa Perspektif Al-Qur'an dan
Sains. Bandung: PT remaja Rosdakarya.
Santoso, A. W. (2013). Studi Pengembangan terapi Musik Islami Sebagai
Relaksasi Untuk Lansia. Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam
Vol.3.No.1, 62-75.
Sarah Ibrahim, S. S. (2013). Preferences for behavioral therapies for chronic
insomnia. Health 5 , 1784-1790.
Sastroasmoro dan Ismael . (2008). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis
Ed.3. Jakarta: CV. Sagung Seto.
Siswanto. (2012). Pengaruh Terapi Suara tartil Al-Qur'an Terhadap Penurunan
Tingkat Insomnia Pada Lanjut Usia di Panti Wredha Muhammadiyah
Kota Probolinggo. Malang: Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.
45 DAFTAR PUSTAKA
Sitralita. (2010). Pengaruh Latihan Relaksasi Otot Progresif Terhadap Kualitas
Tidur Pada Lansia di Panti Sosial tresna Werdha kasih Sayang Ibu
Batusangkar. Padang: Fakultas Keperawatan Universitas Andalas.
Triyadini. (2010). Efektifitas Terapi Massage dengan Terapi Mandi Air Hangat.
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Jurnal of Nursing).
Volume 5. No.3 November, 174-181.
Utami, M. S. (1993). Prosedur Relaksasi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.
Vitaliati, T. (2008). Pengaruh Terapi Qur'an Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri
pada Pasien Rawat Inap di RSUD Kalisat Jember. Jurnal Kesehatan
dr.Soebandi, Vol.1, No.1 Oktober 2012.
Widyastuti. (2012). Perbedaan Efektifitas Terapi Musik dengan Teknik Relaksasi
Progresif Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur Lansia di Banjar Peken
Desa Sumerta Kaja. Bali: Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Wold, G. H. (2004). Basic Geriatric Nursing. Third edition. Amerika: Mosby.
Zaswiza Mohamad Noor, A. J. (2013). Feasibility and acceptability of wrist
actigraph in assessing sleep quality and sleep quantity: A home-based pilot
study in healthy volunteers. Health 5, 63-72.
Zaswiza Mohamad Noor, A. J. (2014). A study protocol: a community pharmacy-
based intervention for improving the management of sleep disorders in the
community settings. BMC Health Services Research, 14:74, 1-8.
Usulan Penelitian Untuk tesis
46
LAMPIRAN
47 LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. Permohonan Menjadi Responden
Kepada Yth. Bapak / Ibu di Tempat.
Dengan Hormat, Kami yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Trisna Vitaliati
NPM : 220120130058
adalah Mahasiswa Program Studi Magister Keperawatan Peminatan Keperawatan
Komunitas Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran yang mengadakan
penelitian tentang : Pengaruh Teknik Relaksasi Religius terhadap Perubahan
Tingkat Insomnia pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Kasian Dinsos
Provinsi Jawa Timur Kabupaten Jember. Dengan tujuan mengetahui pengaruh
teknik relaksasi religius terhadap Perubahan Tingkat Insomnia pada lansia, maka
dengan rendah hati saya memohon kesediaan Bapak/ibu untuk berpartisipasi
menjadi responden dalam kegiatan tersebut. Kerahasiaan dan identitasnya akan
saya jaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian saja serta bila tidak
digunakan lagi akan dimusnahkan.
Apabila Bapak/ibu bersedia, mohon diminta dengan hormat untuk bertanda tangan
pada lembar persetujuan yang terlampir. Demikian permohonan ini, atas perhatian
dan kesediaan Bapak/Ibu, dihaturkan banyak terima kasih.
Jember, Februari 2014
Trisna Vitaliati
48 LAMPIRAN
LAMPIRAN 2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Setelah mendapat penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian ini,
maka saya yang bertanda tangan dibawah ini, Menyatakan Bersedia/Tidak
Bersedia *) menjadi responden dari saudara
Nama : Trisna Vitaliati
NPM : 220120130058
dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Teknik Relaksasi Religius terhadap
Perubahan Tingkat Insomnia pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Kasian
Dinsos Provinsi Jawa Timur Kabupaten Jember.
Saya memahami bahwa penelitian ini tidak berakibat negatif, oleh karena
itu saya bersedia untuk menjadi responden pada penelitian ini. Apabila sewaktu-
waktu saya tidak bersedia atau mengundurkan diri menjadi responden dalam
penelitian ini, maka tidak ada tuntutan atau sanksi yang dikenakan kepada saya di
kemudian hari.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran tanpa paksaan
dari pihak manapun.
Jember, Februari 2014
Responden
(..)
*) Coret Yang tidak perlu
49 LAMPIRAN
LAMPIRAN 3. LEMBAR KUESIONER
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI RELIGIUS TERHADAP PERUBAHAN
TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA
WERDHA KASIAN DINSOS PROVINSI JAWA TIMUR
KABUPATEN JEMBER
No Kode Responden:
KUESIONER A
Data Demografi Responden :
1. Nama Responden (Initial) :
2. Umur :tahun
3. Jenis Kelamin :
a. Laki-laki
b. Perempuan
4. Pekerjaan :
a. Bekerja
b. Tidak Bekerja
5. Pendidikan :
a. Tidak Sekolah
b. SD
c. SMP
d. SMA
e. Perguruan Tinggi
6. Status Perkawinan :
a. Kawin
b. Tidak Kawin
7. Sakit Fisik :
a. Sakit Fisik
b. Tidak Sakit Fisik
8. Lama Sakit Fisik :Bulan/Tahun
50 LAMPIRAN
KUESIONER B
Pengukuran Tingkat Insomnia
NO PERTANYAAN 0 1 2 3
1 Lamanya tidur
2 Mimpi
3 Kualitas tidur
4 Memulai tidur
5 Terbangun malam hari
6 Waktu untuk tidur kembali
7 Terbangun dini hari
8 Perasaan waktu bangun
Skoring: Jumlahkan semua jawaban responden
Skor 0-6 = tidak insomnia
Skor 7-12 = insomnia ringan
Skor 13-18 = insomnia sedang
Skor 19-24 = insomnia berat