0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
216 tayangan17 halaman
Filariasis merupakan penyakit menular kronis yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini menyebabkan berbagai gejala klinis dari yang tidak bergejala hingga berat seperti pembengkakan anggota badan dan kelenjar limfa. Berdasarkan gejala klinis dan riwayat pasien, didiagnosis menderita filariasis yang disebabkan oleh Wuchereria bancrofti.
Filariasis merupakan penyakit menular kronis yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini menyebabkan berbagai gejala klinis dari yang tidak bergejala hingga berat seperti pembengkakan anggota badan dan kelenjar limfa. Berdasarkan gejala klinis dan riwayat pasien, didiagnosis menderita filariasis yang disebabkan oleh Wuchereria bancrofti.
Filariasis merupakan penyakit menular kronis yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini menyebabkan berbagai gejala klinis dari yang tidak bergejala hingga berat seperti pembengkakan anggota badan dan kelenjar limfa. Berdasarkan gejala klinis dan riwayat pasien, didiagnosis menderita filariasis yang disebabkan oleh Wuchereria bancrofti.
102010125 F1 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana kris.stiff@yahoo.co Pendahuluan Filariasis di dunia menduduki ranking 3 setelah malaria dan tubercolosis. Pada daerah tropis dan subtropis kejadiannya terus meningkat disebabkan oleh karena perkembangan kota yang cepat dan tidak terencana, yang mencetak berbagai sisi perkembangbiakan nyamuk yang akan menularkan penyakit ini. Penyakit ini menjadi persisten karena kurangya alat kontrol dan strategi yang efektif dan mudah diterapkan pada negara endemis. Tiga spesies cacing filaria penyebab filariasis limfatik adalah Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori. Wuchereria bancrofti merupakan spesies yang paling umum ditemukan pada kasus infestasi oleh cacing ini. Penyebaran penyakit diperantarai oleh nyamuk sebagai vektor. Cacing dewasa filaria hidup pada pembuluh limfa sedangkan mikrofilaria hidup dalam darah. Cacing betina melepaskan mikrofilaria dalam pembuluh darah tepi dan dihisap oleh nyamuk yang selanjutnya agen infeksi ini disebarkan dari hewan ke manusia atau dari manusia ke manusia. Pengendalian yang perlu adalah peningkatan pemantauan surveilans! untuk menemukan penderita kaki gajah akut dan kronis, serta penatalaksankan pengobatan agar penderita mampu merawat dirinya sendiri. Pengobatan dilakukan dengan albenda"ole dan diethylcarbama"ine#$C! tetapi pengobatan yang lebih ideal masih perlu diteliti lebih lanjut. Pengertian Filariasis atau yang lebih dikenal juga dengan penyakit kaki gajah merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria dan ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini dapat menimbulkan cacat seumur hidup berupa pembesaran tangan, kaki, payudara, dan buah "akar. Cacing filaria hidup di saluran dan PBL Blok 12-Infeksi dan Imunitas 1 kelenjar getah bening. %nfeksi cacing filaria dapat menyebabkan gejala klinis akut dan atau kronik. Anamnesis &namnesis merupakan langkah yang penting sebelum melakukan pemeriksaan. &namnesis bertujuan untuk mengenal pasien labih lanjut, dan menjalin hubungan komunikasi dan empati antara dokter dan pasien. #engan adanya anamnesis, dokter dapat lebih mengenal riwayat penyakit pasien serta mendapatkan informasi yang lebih untuk mendapatkan diagnosis. #okter menanyakan keluhan yang dialami pasien, sudah sejak kapan terjadinya gejala tersebut, adakah faktor pencetus. #ari hasil anamnesis, didapatkan bahwa pasien bengkak pada tungkai kirinnya sejak ' bulan yang lalu,bengkak awalnya muncul mulai dari telapak kaki kemudian membesar sampai ke tungkai dan lama(lama terasa nyeri sampai menyebabkan pasien sulit berjalan. )eluhan yang menyebabkan pasien datang ke dokter adalah keluhan demam naik turun setiap 3 hari namun tidak terlalu tinggi, pasien juga mengeluh pada saat *&) kencing berwarna keputihan seperti susu dan bengkak di tungkai kiri disertai nyeri. Pemeriksaan Fisik Inspeksi %nspeksi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan. Palpasi Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba. Tangan dan jari(jari adalah instrumen yang sensitif digunakan untuk mengumpulkan data, misalnya tentang + temperatur, turgor, bentuk, kelembaban, vibrasi, ukuran. Palpasi dilakukan dengan menggunakan tangan untuk meraba struktur di atas atau di bawah permukaan tubuh. PBL Blok 12-Infeksi dan Imunitas 2 Perkusi Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya kiri kanan! dengan tujuan menghasilkan suara. Perkusi bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan. Auskultasi &uskultasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh. *iasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. &uskultasi adalah mendengarkan bunyi dengan menggunakan stetoskop. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Parasitologi Pemeriksaan parasitologi dengan menemukan mikrofilaria dalam sediaan darah, cairan hidrokel atau cairan kiluria pada pemeriksaan darah tebal dengan pewarnaan ,iemsa, tehnik )nott, membrane filtrasi dan tes provokasi #$C. -ensitivitas bergantung pada volume darah yang diperiksa, waktu pengambilan dan keahlian teknisi yang memeriksanya. Pemeriksaan ini tidak nyaman, karena pengambilan darah harus dilakukan pada malam hari antara pukul ...//(/..// mengingat periodisitas mikrofilaria umumnya nokturna. -pesimen yang diperlukan 0 1/2l darah dan untuk menegakan diagnosis diperlukan 3 ./ mikrofilaria4ml 5f4ml!. Pemeriksaan Imunologi Deteksi Antibodi Peranan antibodi antifilaria subklas %g,6 pada infeksi aktif filarial membantu dikembangkannya serodiagnostik berdasarkan antibodi kelas ini. Pemeriksaan ini digunakan untuk pendatang yang tinggal didaerah endemik atau pengunjung yang pulang dari daerah endemik. Pemeriksaan ini tidak dapat membedakan infeksi parasit sebelumnya dan kini, selain itu titer antibodi tidak menunjukkan korelasi dengan jumlah cacing dalam tubuh penderita. PBL Blok 12-Infeksi dan Imunitas ! Deteksi Antigen Pemeriksaan ini memberikan hasil yang sensitif dan spesies spesifik dibandingkan dengan pemeriksaan makroskopis. Terdapat dua cara yaitu dengan $7%-& en"yme(linked immunosorbent! dan %CT card test immunochromatographic!. 8asil tes positif menunjukkan adanya infeksi aktif dalam tubuh penderita, selain itu, tes ini dapat digunakan juga untuk monitoring hasil pengobatan. )ekurangan pemeriksaan ini adalah tidak sensitif untuk konfirmasi pasien yang diduga secara klinis menderita filariasis. Tehnik ini juga hanya dapat digunakan untuk infeksi filariasis bancrofti. #iperlukan keahlian dan laboratorium khusus untuk tes $7%-& sehingga sulit untuk di aplikasikan di lapangan. %CT adalah tehnik imunokromatografik yang menggunakan antibodi monoklonal dan poliklonal. )euntungan dari %CT adalah invasif minimal '// 2l!, mudah digunakan, tidak memerlukan teknisi khusus, hasil dapat langsung dibaca dan murah. -ensitivitas %CT dibandingkan dengan pemeriksaan sediaan hapus darah tebal adalah '//9 dengan spesifisitas :;.39. Deteksi Parasit #eteksi parasit dapat dilakukan dengan reaksi rantai polimerase Polymerase Chain eaction 4 PC<!. Tehnik ini digunakan untuk mendeteksi #=& W. bancrofti dan B. !alayi. PC< mempunyai sensitivitas yang tinggi yang dapat mendeteksi infeksi paten pada semua individu yang terinfeksi, termasuk individu dengan infeksi tersembunyi amikrofilaremia atau individu dengan antigen >!. )ekurangannya adalah diperlukan penanganan yang sangat hati( hati untuk mencegah kontaminasi spesimen dan hasil positif palsu. #iperlukan juga tenaga dan laboratorium khusus selain biaya yang mahal. Radiodiagnostik 5enggunakan ?-, pada skrotum dan kelenjar inguinal pasien, dan akan tampak gambaran cacing yang bergerak(gerak filarial dancing worm!. Pemeriksaan ini berguna terutama untuk evaluasi hasil pengobatan. 7imfosintigrafi menggunakan de@tran atau albumin yang ditandai dengan "at radioaktif yang menunjukkan adanya abnormalitas sistem limfatik sekalipun pada pasien dengan asimptomatik milrofilaremia. PBL Blok 12-Infeksi dan Imunitas " Working Diagnosis ,ejala klinik yang berhubungan dengan infeksi W. Bancrofti bervariasi dari yang tidak menunjukkan gejala(gejala sampai pasien dengan manifestasi klinik yang berat seperti elephantiasis dan hidrokel. 5anifestasi klinik dari infeksi bervariasi dan dapat tergantung dari faktor hospes dan strain parasit. *eberapa pasien dapat mengandung cacing dewasa tanpa mikrofilaremia perifer, atau mikrofilaremia demikian rendahnya sehingga tidak dapat dideteksi dengan prosedur laboratorium yang biasa. Pasien lain dapat mengandung mikrofilaremia berat tetapi secara klinik asimtomatik. ?ntuk berkembangnya tanda(tanda dan gejala dibutuhkan pemaparan yang lama dengan nyamuk yang terinfeksi dan meskipun demikian respons hospes bervariasi. *erdasarkan skenario, *apak & telah mengalami pembengkakan kaki yang semakin membesar selama ' bulan disertai dengan ditemukannya oedem non pitting. *erdasarkan keadaan *apak & dan lingkungan tempat %a tinggal, dapat dikatakan bahwa *apak & terkena Filariasis Bancrofti atau Wuchereriasis atau ele"hantiasis. 5anifestasi dini dari filariasis seringkali berupa demam tinggi demam filarial atau elefantoid!, limfangitis, dan limfadenitis. #emam filarial disertai dimulai dengan demam tinggi dan menggigil satu samapai lima hari sebelum secara spontan berkurang. Pada banyak kasus, pasien dengan demam filarial tidak menunjukkan mikrofilaremia. 7imfangitis akan meluas ke arah distal dari kelenjar yang terkena di mana cacing filaria tinggal. 7imfadenitis dan limfangitis berkembang labih sering di ekstremitas bawah daripada atas. -elain pada tungkai dapat mengenai alat kelamin merupakan gambaran khas dari infeksi bancrofti! dan buah dada. )elenjar limfe keras, nyeri dan cenderung tetap membesar. Pada pembuluh limfe terjadi indurasi dan peradangan. )ulit yang di atasnya tegang, berwarna kemerahan, hangat, dan daerah yang mengelilinginya membengkak. )adang(kadang dapat terbentuk abses pada kelenjar limfe atau sepanjang saluran limfe. Penyembuhan abses berlangsung .(3 bulan. <eaksi peradangan terjadi pada saluran limfe yang mengandung cacing. Terjadi infiltrasi sel plasma, eosinofil, dan makrofag di dalam sekitar pembuluh yang terkena. -ebagai akibat dari serangan radang yang berulang kali, terjadi hiperplasia dari endotel, di samping infiltrasi seluler. Terjadi peningkatan tekanan hidrostatik akibat kerisakan pembu.uh limfe yang kemudian akan meningkatkan permeabilitas dinding pembuluhnya. )ebocoran yang menahun dari cairan yang mengandung kadar protein tinggi dalam jaringan sekitarnya limfedema! menimbulkan edema yang keras disertai penebalan dan perubahan verukosa PBL Blok 12-Infeksi dan Imunitas 5 pada kulit, dikenal sebagai elefantiasis. Pemeriksaan histologis dari kulit menunjukkan hiperkeratosis dan akantosis, dengan parut dan hilangnya elastisitas dermal. 7imfedema pada filariasis bancrofti biasanya mengenai seluruh tungkai. 7imfedema tungkai ini dapat dibagi dalam 6 tingkat, yaitu + ' Tingkat 1. $dema pitting pada tungkai yang dapat kembali normal re#ersible! bila tungkai diangkat. Tingkat 2. Pitting4non(pitting edema yang tidak dapat kembali normal ire#ersible! bila tungkai diangkat. Tingkat 3. $dema non pitting, tidak dapat kembali normal bila tungkai diangkat, kulit menjadi tebal. Tingkat . $dema non pitting dengan jaringan fibrosis dan verukosa pada kulit ele"hantiasis!. 8ubungan antara adanya mikrofilaria di dalam darah dan elepanthiasis sangat kecil, karena mikrofilaria menghilang setelah cacing mati bila saluran limfe kandung kencing dan ginjal pecah akan timbul kiluria, sedangkan $pisode berulang adenolimfangitis pada saluran limfe testis yang mengakibatkan pecahnya tunika vaginalis akan terjadi hidrokel atau kolakel. *anyak pasien yang terinfeksi dengan filariasis limfatik tidak menunjukkan mikrofilaremia. *eberapa akan menunjukkan sindrom tropikal eosinofilia. Ciri(ciri khas sindrom ini, yaitu infiltrasi paru(paru, eosinofilia perifer, batuk(batuk, serangan asma terutama pada malam hari dan riwayat hidup untuk waktu lama di daerah tropis. Pada pasien( pasien ini dijumpai hitung eosinofil perifer yang tinggi, kadar %g$ tinggi, dan titer antobodi filaria yang tinggi. 5ikrofilaria tidak ditemukan dalam darah tepi tetapi mungkin ditemukan dalam bahan biopsi paru(paru. &pabila diobati dengan #$C akan terlihat respons yang cepat. Di!!erential Diagnosis Pembesaran ekstremitas 7imfangitis bakterial akut, limfadenitis kronik, 7imfogranuloma inguinale dan limfadenitis tuberkulosis dapat menyebabkan limfedema ekstremitas bawah. Trauma pada saluran limfe akibat operasi juga dapat menyebabkan limfedema. Pasien dengan limfedema tanpa adanya riwayat serangat akut berulang dikenal sebagai cold lymphedema merupakan PBL Blok 12-Infeksi dan Imunitas # kelainan bawaan. Tumor dan pembentukkan jaringan fibrotik juga dapat menyebabkan tekanan pada saluran limfe dan menurunkan aliran limfe sehingga terjadi limfedema secara perlahan. 5astektomi dengan limfedenektomi merupakan salah satu hal penyebab terjadinya limfedema pada ekstremitas atas. A "ipedema Pembesaran kronik akibat jaringan lemak yang berlebihan, biasanya pada tungkai atas dan pinggul. )elainan simetris, telapak kaki normal. )elainan ini terjadi pada saat pubertas atau '(. tahun sesudahnya. #iluria )eadaan ini dapat juga disebabkan oleh trauma, kehamilan, tumor atau diabetes mellitus. Pada diabetes mellitus, kiluria terjadi akibat pus. ?ntuk membedakan ke dua keadaan ini, pasien diminta menampung urin dalam wadah transparan dan membiarkan urin selama 3/(6/ menit. Bika terjadi pemisahan antara sedimen dan urin, maka pasien tidak menderita kiluria. $tiologi *eberapa spesies filaria yang menyerang manusia di anataranya adalah Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, Brugia timori dan $nchocerca #ol#ulus. W. bancrofti dan B. timori banhyak ditemukan di &sia -elatan, asia Tenggara, dan &frika, sedangkan $. #ol#ulus banyak terdapat di &frika. . Cacing dewasa jantan dan betina hidup di saluran dan kelenjar limfeC bentuknya halus seperti benang dan berwarna putih susu. Cacing betina berukuran ;1('// mm @ /,.1 mm dan yang jantan 6/ mm @ /,' mm. Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria yang bersarung dengan ukuran .//(3// mikron @ A(D mikron. 5ikrofilaria hidup di dalam darah dan terdapat di aliran darah tepi pada waktu(waktu tertentu saja, jadi mempunyai peridiositas. Pada umumnya. 5ikrofilaria W. bancrofti bersifat peridiositas nokturna, artinya mikrofilaria hanya terdapat di dalam darah tepi pada waktu malam. Pada siang hari, mikrofilaria terdapat di kapiler alat dalam paru, jantung, ginjal dan sebagainya!. #iperlukan manusia dan nyamuk untuk melengkapi siklus hidup W. bancrofti cacing dewasanya kecil, seperti benang mempunyai kutikula halus dan ditemukan dalam kelenjar dan saluran limfe. Cacing jantan panjangnya kira(kira 6/ mm dan diameternya /,'mm. Cacing betina panjangnya D/('// mm dan diameternya /,.6(/,3/ mm. ,una melanjutkan PBL Blok 12-Infeksi dan Imunitas $ siklus hidupnya dapat ditemukan mikrofilaria yang bersarung dalam darah dan kadangkala dalam cairan hidrokel dan urin yang mengandung kilus. Panjang mikrofilarianya berkisar dari .66(.:; Em serta aktif bergerak dalam darah dan limfe. 5ikrofilarianya bersarung dan inti badannya tidak samapai ke ujung ekor. Pulasan seperti ,iemsa, Fright, atau hematoksilin #elafield telah digunakan untuk memebantu membedakan gambaran morfologik dalam menentukan spesies mikrofilaria. 5ikrofilaria yang dipulas panjangnya .61(3// Em. 3 Pada banyak daerah di dunia di mana filariasis bersifat endemik, mikrofilaria W. bancrofti termasuk dalam tipe periodik. )onsentrasi tertinggi mikrofilaria dalam peredaran darah, yaitu pada malam hari di antara jam '/ malam sampai jam .(6 pagi, dan sedikit atau tidak ada pada waktu siang hari. *entuk filariasis subperiodik ditemukan di daerah pasifik, di mana manusia menunjukkan mikrofilaria sepanjang waktu, tetapi jumlah terbanyak ditemukan di antara siang hari dan jam D malam. #i daerah Pasifik, mikrofilaria W. bancrofti mempunyai peridiositas subperiodik diurna. 5ikrofilaria terdapat di dalam darah siang dan malam, tetapi jumlahnya lebih banyak pada waktu siang. #i 5uangthai terdapat suatu daerah yang mikrofilarianya bersifat subperiodik nokturna. Faktor(faktor yang dapat mempengaruhi peridiositas mikrofilaria adalah kadar "at asam dan "at lemas di dalam darah, aktivitas hospes, Girama sirkadianH, jenis hospes dan jenis parasit, tetapi secara pasti mekanisme peridiosistas mikrofilaria tersebut belum diketahui. 3 #i daerah perkotaan, parasit ini ditularkan oleh nyamuk Cule% &uin&uefasciatus. #i pedesaan, vektornya berupa nyamuk 'no"heles atau nyamuk 'edes. Parasit ini tidak ditularkan oleh nyamuk !ansonia. #aur hidup parasit ini memerlukan waktu yang sangat panjang. $pidemiologi #i daerah(daerah endemik, D/9 penduduk bisa mengalami infeksi tetapi hanya sekitar '/(./9 populasi yang menunjukkan gejala klinis. %nfeksi parasit ini tersebar luas di daerah tropis dan subtropis seperti di &frika, &sia, &merika Tengah dan -elatan, dan Pulau(pulau Pasifik. Telah diketahui lebih dari .// spesies filaria. #ari .// spesies tersebut hanya sedikit yang menyerang manusia. =yamuk &nopheles dan Cule@ merupakan vektor yang menggigit pada malam hari untuk tipe F. *ancrofti periodik nokturnal, sedangkan strain yang subperiodik ditularkan oleh &edes yang menggigit pada siang hari. #i daerah endemik, PBL Blok 12-Infeksi dan Imunitas % pemaparan dimulai pada masa anak(anak berusia muda, di mana angka mikrofilaria meningkat bersama dengan meningkatnya umur meskipun infeksi tidak disertai kelainan klinik yang nyata. 5asyarakat yang berisiko terserang adalah mereka yang bekerja pada daerah yang terkena paparan menahun oleh nyamuk yang mengandung larva. #i seluruh dunia, angka perkiraan infeksi filaria mencapai .1/ juta orang. #i &sia, filaria endemik terjadi di %ndonesia, 5yanmar, %ndia, dan -ri 7anka. .,; %ejala #linis ,ejala(gejala yang terdapat pada penderita Filariasis meliputi gejala awal akut! dan gejala lanjut kronik!. ,ejala awal akut! ditandai dengan demam berulang '(. kali atau lebih setiap bulan selama 3(6 hari apabila bekerja berat, timbul benjolan yang terasa panas dan nyeri pada lipat paha atau ketiak tanpa adanya luka di badan, dan teraba adanya tali urat seperti tali yang bewarna merah dan sakit mulai dari pangkal paha atau ketiak dan berjalan kearah ujung kaki atau tangan. ,ejala lanjut kronis! ditandai dengan pembesaran pada kaki, tangan, kantong buah "akar, payudara dan alat kelamin wanita sehingga menimbulkan cacat yang menetap. ',A Patogenesis Filariasis di %ndonesia disebabkan oleh tiga spesies cacing filaria yaitu Fuchereria bancrofti, *rugia malayi dan *rugia timori. Filaria mempunyai siklus hidup bifasik dimana perkembangan larva terjadi pada nyamuk intermediate host! dan perkembangan larva dan cacing dewasa pada manusia definive host!. 8ingga saat ini telah teridentifikasi .3 spesies nyamuk dari 1 genus di %ndonesia yaitu 5ansonia, &nopheles, Cule@, &edes dan &rmigeres yang menjadi vektor filariasis. 8ospes perantaranya, nyamuk, mendapatkan infeksi dengan menelan mikrofilaria dalam darah yang dihisapnya. #alam beberapa jam mikrofilaria menembus dinding lambung, melepaskan selubung4sarungnya dan bersarang diantara otot(otot toraks. 5ula Imula parasit ini memendek menyerupai sosis dan disebut larva stadium ' 7'!. #alam kurang dari ' minggu berubah menjadi larva stadium . 7.!, dan antara hari ke('' dan '3, 7. berubah menjadi 73 atau lar#a infektif filiform!. *entuk ini sangat aktif, awalnya bermigrasi ke rongga abdomen kemudian ke kepala dan alat tusuk nyamuk. 3,6 %nfeksi diawali pada saat nyamuk infektif menggigit manusia, maka larva 73 akan keluar dari probosisnya kemudian masuk melalui bekas luka gigitan nyamuk menembus dermis dan bergerak menuju sistem limfe. 7arva 73 akan berubah menjadi larva 76 pada hari PBL Blok 12-Infeksi dan Imunitas & :('6 setelah infeksi dan akan mengalami perkembangan menjadi cacing dewasa betina dan jantan dalam ;('. bulan, setelah inseminasi, "igot berkembang menjadi mikrofilaria. Cacing betina dewasa akan melepaskan ribuan mikrofilaria yang yang mempunyai selubung ke dalam sirkulasi limfe lalu masuk ke sirkulasi darah perifer. Cacing betina dewasa aktif bereproduksi selama lebih kurang 1 tahun. Cacing dewasa berdiam di pembuluh limfe dan menyebabkan pembuluh berdilatasi, sehingga memperlambat aliran cairan limfe. -ejumlah besar cacing dewasa ditemukan pada saluran limfe ekstremitas bawah, ekstremitas atas dan genitalia pria. Filariasis tanpa mikrofilaremia merupakan keadaan tidak umum. 1,; Patogenesis filariasis sudah diperdebatkan sejak lama, terdapat beberapa hal yang menyebabkan penelitian terhadap terjadinya penyakit ini terhambat. #iduga 6 faktor berperan pada patogenesis filariasis+ cacing dewasa hidup, respon inflamasi akibat matinya cacing dewasa, infeksi sekunder akibat bakteri, dan mikrofilaria. Cacing dewasa hidup akan menyebabkan limfangiektasia. )arena pelebaran saluran limfe yang difus dan tidak terbatas pada tempat dimana cacing dewasa hidup ada, diduga cacing dewasa tersebut mengeluarkan substansi yang secara langsung atau tidak menyebabkan limfangiektasia. Pelebaran tersebut juga menyebabkan terjadinya disfungsi limfatik dan terjadinya manifestasi klinis termasuk limfedema dan hidrokel. Pecahnya saluran limfe yang melebar menyebabkan masuknya cairan limfe ke dalam saluran kemih sehingga terjadi kiluria dan kilokel. 5atinya cacing dewasa menyebabkan respon inflamasi akut yang akan memberikan gambaran klinis adenitis dan limfangitis. Penatalaksanaan &edika &entosa'Pengobatan( #iethylcarbama"ine citrate #$C! #iethylcarbama"ine citrate #$C! telah digunakan sejak 0 6/ tahun lamanya dan masih merupakan terapi anti(filarial yang digunakan secara luas. F8J merekomendasikan pemberian #$C dengan dosis ; mg4kg** untuk '. hari berturut(turut. #osis harian obat tersebut dapat diberikan dalam tiga kali pemberian sesudah makan. ?mumnya dengan dosis ini akan menghilangkan mikrofilaria tapi untuk benar(benar bebas dari parasitnya diperlukan beberapa kali pengobatan. Cara pemberian tersebut tidak praktis digunakan untuk community(based control programme karena mahal. PBL Blok 12-Infeksi dan Imunitas 10 #osis yang disarankan F8J digunakan untuk terapi selektif4perorangan, dimana orang tersebut yang mencari pertolongan, sedangkan untuk terapi massal digunakan dosis tunggal ;mg4kg** yang diberikan setiap tahun selama 6(; tahun berturut(turut. Terapi massal adalah terapi yang diberikan kepada seluruh penduduk di daerah endemis filariasis. #i %ndonesia, dosis ; mg4kg ** memberikan efek samping yang berat, sehingga pemberian #$C di lakukan berdasarkan usia dan dikombinasi dengan albenda"ol. D,: &lbenda"ol Jbat ini digunakan untuk pengobatan cacing intestine selama bertahun(tahun dan baru baru ini di coba digunakan sebagai anti(filaria. #osis tunggal albenda"ol tidak mempunyai efek terhadap mikrofilaria. &lbenda"ol hanya mempunyai sedikit efek untuk mikrofilaria jika digunakan sendiri. #osis tunggal 6// mg dianjurkan di kombinasi dengan #$C atau ivermectin yang diberikan sekali setiap tahun selama 1('/ tahun pada penduduk di atas usia . tahun efektif menghancurkan mikrofilaria. %vermectin %vermectin terbukti sangat efektif dalam menurunkan mikrofilaria pada filariasis bancrofti di sejumlah negara. Jbat ini membunuh :;9 mikrofilaria dan menurunkan produksi mikrofilaria sebesar D.9. Jbat ini merupakan antibiotik semisintetik golongan makrolid yang berfungsi sebagai agent mikrofilarisidal poten. #osis tunggal .//(6//2g4kg dapat menurunkan mikrofilaria dalam darah tepi untuk waktu ;(.6 bulan. #engan dosis tunggal .// atau 6//2l4kg dapat langsung membunuh mikrofilaria dan menurunkan produksi mikrofilaria. )on medika mentosa'Pera*atan umum( %stirahat dari tempat tidur, bila dipindahkan ke tempat dengan suhu yang lebih dingin akan mengurangi derajat serangan akut. 5emberikan antibiotik untuk mengurangi infeksi sekunder dan abses. Pembendungan untuk mengurangi oedem.
5emberi pengetahuan kepada pasien untuk menjaga kebersihan. +perati!'Pembedahan( Pembedahan dilakukan apabila sudah terjadi elephantiasis. 8asilnyapun tidak akan menjadi seperti sediakala. PBL Blok 12-Infeksi dan Imunitas 11 Prognosis Pengobatan akan memberikan kesembuhan pada penderita mikrofilaremia, stadium akut, limfadema stadium '(., kiluria, dan stadium dini elefantiasis. *ila sudah mencapai hidrokel dan elefantiasis lanjut kronik! biasanya ditanggulangi dengan cara pembedahan. #omplikasi 5anifestasi klinis filariasis dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk usia, jenis kelamin, lokasi anatomis cacing dewasa filaria, respon imun, riwayat pajanan sebelumnya, dan infeksi sekunder. *erdasarkan pemeriksaan fisik dan parasitologi, manifestasi klinis filariasis dibagi dalam 6 stadium yaitu+ Asimptomatik atau subklinis !ilariasis %ndividu asimptomatik dengan mikrofilaremia Pada daerah endemik dapat ditemukan penduduk dengan mikrofilaria positif tetapi tidak menunjukkan gejala klinis. &ngka kejadian stadium ini meningkat sesuai umur dan biasanya mencapai puncaknya pada usia ./(3/ tahun, dan lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita. *anyak bukti menunjukan bahwa walaupun secara klinis asimptomatik tetapi semua individu yang terinfeksi W. bancrofti dan B.malayi mempunyai gejala subklinis. 8al tersebut terlihat pada 6/9 individu mikrofilaremia ini menderita hematuri dan 4 proteinuria yg menunjukkan kerusakan ginjal minimal. )elainan ginjal ini berhubungan dengan adanya mikrofilaria dibandingkan dengan adanya cacing dewasa, karena hilangnya mikrofilaria dalam darah akan mengembalikan fungsi ginjal menjadi normal. )eadaan ini dapat bertahan selama bertahun(tahun yang kemudian secara perlahan berlanjut ke stadium akut atau kronik. D %ndividu asimptomatik dan amikrofilaremia dengan antigen filarial >! Pada daerah endemik terdapat populasi yang terpajan dengan larva infektif 73! yang tidak menunjukkan adanya gejala klinis atau adanya infeksi, tetapi mempunyai antibodi(antifilaria dalam tubuhnya. -tadium akut 5anifestasi klinis akut dari filariasis ditandai dengan serangan demam berulang yang disertai pembesaran kelenjar adenitis! dan saluran limfe lymphangitis! disebut adenolimfangitis !. $tiologi serangan akut masih diperdebatkan, apakah akibat PBL Blok 12-Infeksi dan Imunitas 12 adanya infeksi sekunder, respon imun terhadap antigen filarial, dan dilepaskannya "at( "at dari cacing yang mati atau hidup. Terdapat dua mekanisme berbeda dalam terjadinya serangan akut pada daerah endemik+ #ermatolimfangioadenitis akut #7&&! #ermatolimfangioadenitis akut #7&&!, proses di awali di kulit yang kemudian menyebar ke saluran limfe dan kelenjar limfe. #7&& ditandai dengan adanya plak kutan atau subkutan yang disertai dengan limfangitis dengan gambaran retikular dan adenitis regional. Terdapat pula gejala konstitusional sistemik maupun lokal yang berat berupa demam, menggigil dan edema pada tungkai yang terkena. #7&& adalah  sekunder yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur. 7imfangitis filarial akut 7F&! 7imfangitis filarial akut 7F&!, merupakan reaksi imunologik dengan matinya cacing dewasa akibat sistim imun penderita atau terapi. )elainan ini ditandai dengan adanya =odus atau cord yang disertai limfadenitis atau limfangitis retrograde pada ekstremitas bawah atau atas. Filariasis bancrofti sering hanya mengenai sistem limfatik genitalia pria sehingga mengakibatkan terjadinya funikulitis, epididimitis atau orkitis, sedangkan pada filariasis brugia, kelenjar limfe yang terkena biasanya daerah inguinal atau aksila yang nantinya berkembang menjadi abses yang pecah meninggalkan jaringan parut. Pada masa resolusi fase akut, kulit pada ekstremitas yang terlibat akan mengalami eksfoliatif yang luas. )eadaan akut dapat berulang ;('/ episode per tahun dengan lama setiap episode 3(A hari. -erangan berulang adenolimfangitis ! merupakan faktor penting dalam perkembangan penyakit. -tadium kronik 5anisfestasi kronis filariasis jarang terlihat sebelum usia lebih dari '1 tahun dan hanya sebagian kecil dari populasi yang terinfeksi mengalami stadium ini. 8idrokel, limfedema, elephantiasis tungkai bawah, lengan atau skrotum, kiluria adalah manifestasi utama dari filariasis kronik. 8idrokel merupakan pembesaran testis akibat terkumpulnya cairan limfe dalam tunika vaginalis testis. )elainan ini disebabkan oleh W. bancrofti dan merupakan manifestasi kronis yang paling sering ditemukan pada infeksi filariasis. Pada daerah endemik, 6/(;/9 laki(laki dewasa memiliki hidrokel. Cairan yang terkumpul biasanya bening. PBL Blok 12-Infeksi dan Imunitas 1! 7imfedema pada ekstremitas atas jarang terjadi dibandingkan dengan limfedema pada ekstremitas bawah. Pada filariasis bancrofti seluruh tungkai dapat terkena, berbeda dengan filariasis brugia yang hanya mengenai kaki dibawah lutut dan kadang(kadang lengan dibawah siku. 7imfedema pada filariasis biasanya terjadi setelah serangan akut berulang kali. )elainan pada kulit dapat terlihat sebagai kulit yang menebal, hiperkeratosis, hipotrikosis atau hipertrikosis, pigmentasi, ulkus kronik, nodus dermal dan subepidermal. 7imfedema pada genitalia melibatkan pembengkakan pada skrotum dan 4 penebalan kulit skrotum atau kulit penis yang akan memberikan gambaran "eau d( orange yang nantinya berkembang menjadi lesi verukosa. )iluria terjadi akibat bocornya atau pecahnya saluran limfe oleh cacing dewasa yang menyebabkan masuknya cairan limfe ke dalam saluran kemih. )elainan ini disebabkan oleh W. bancrofti. Pasien dengan kiluria mengeluhkan adanya urine yang berwarna putih seperti susu milky urine!. #iagnosis kiluria ditetapkan dengan ditemukannya limfosit pada urine. 7imforea sering terjadi pada dinding skrotum dimana cairan limfe meleleh keluar dari saluran limfe yang pecah. Pada daerah endemik, payudara dapat terkena, baik unilateral ataupun bilateral. 8al ini harus dapat dibedakan dengan mastitis kronik dan limfedema pasca mastektom. Jccult filariasis Jccult filariasis merupakan infeksi filariasis yang tidak memperlihatkan gejala klasik filariasis serta tidak ditemukannya mikrofilaria dalam darah, tetapi ditemukan dalam organ dalam. Jccult filariasis terjadi akibat reaksi hipersensitivitas tubuh penderita terhadap antigen mikrofilaria. Contoh yang paling jelas adalah Tropical Pulmonary $osinophilia TP$!. TP$ sering ditemukan di -outheast &sia, %ndia, dan beberapa daerah di Cina dan &frika. TP$ adalah suatu sindrom yang terdiri dari gangguan fungsi paru, hipereosinofilia K3///mm3!, peningkatan antibodi antifilaria, peningkatan %g$ antifilaria dan respon terhadap terapi #$C. 5anifestasi klinis TP$ berupa gejala yang menyerupai asma bronkhial batuk, sesak nafas, dan whee"ing!,penurunan berat badan, demam, limfadenopati lokal, hepatosplenomegali. Pada daerah endemis, perjalanan penyakit filariasis berbeda antara penduduk asli dengan penduduk yang berasal dari daerah non(endemis dimana gejala dan tanda lebih cepat terjadi berupa limfadenitis, hepatomegali dan splenomegali. 7limfedema dapat terjadi dalam waktu ; bulan dan dapat berlanjut menjadi elefantiasis dalam kurun waktu ' tahun. 8al ini diakibatkan karena pendatang tidak mempunyai toleransi imunologik terhadap antigen filaria yang biasanya terlihat pada pajanan lama. <esiko terjadinya manifestasi akut dan kronik pada PBL Blok 12-Infeksi dan Imunitas 1" seseorang yang berkunjung ke daerah endemis sangat kecil, hal tersebut menunjukkan diperlukannya kontak4pajanan berulang dengan nyamuk yang terinfeksi. Tindakan Pre,enti! Tahun '::A, the Forld 8ealth &ssembly F8&! mengajak anggota F8J untuk mendukung program The ,lobal $limination of 7ymphatic Filariasis ,P$7F! sebagai masalah kesehatan masyarakat. Tahun ./// F8J mulai menetapkan ,P$7F dan merekomendasikan semua penduduk yang tinggal didaerah beresiko untuk di obati satu kali dalam satu tahun dengan dua kombinasi obat dan diberikan dalam 6(; tahun berturut(turut. Tiga obat anti(parasit yang di sarankan adalah #$C, albenda"ol, ivermectin.
Pencegahan melawan infeksi filariasis juga dapat dilakukan secara individu dengan cara menghindari terkenanya gigitan nyamuk. 8al ini dapat dilakukan dengan cara memakai kelambu dan menggunakan repellent, tetapi hal ini tidak bisa diterapkan disemua wilayah. 1 *agi penderita penyakit gajah diharapkan kesadarannya untuk memeriksakan kedokter dan mendapatkan penanganan obat(obatan sehingga tidak menyebarkan penularan kepada masyarakat lainnya. ?ntuk itulah perlu adanya pendidikan dan pengenalan penyakit kepada penderita dan warga sekitarnya. Pemberantasan nyamuk diwilayah masing(masing sangatlah penting untuk memutus mata rantai penularan penyakit ini. 5enjaga kebersihan lingkungan merupakan hal terpenting untuk mencegah terjadinya perkembangan nyamuk diwilayah tersebut. . #esimpulan Filariasis adalah penyakit yang mengenai kelenjar dan saluran limfe yang disebabkan oleh parasit golongan nematoda yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori yang ditularkan melalui nyamuk. Filariasis penting dalam dermatologi karena kulit merupakan salah satu organ yang sering terkena. Filariasis menyebabkan limfedema ekstremitas, vulva, skrotum, lengan dan payudara. Pada ekstremitas bawah biasanya tampak gambaran verukosa dengan lipatan dan kulit yang pecah(pecah. Filariasis dapat diobati dengan #$C, albenda"ol dan ivermectin. Filariasis merupakan penyakit yang menyebabkan penderitaan baik fisik maupun psikologis. Falaupun insiden penyakit ini jarang tetapi kita tetap perlu memikirkan filariasis sebagai salah satu penyebab bila menemukan kasus limfedema. Terdapat beberapa stadium pada filariasis, namun filariasis tidak menyebabkan kematian karena jika seseorang terkena PBL Blok 12-Infeksi dan Imunitas 15 filariasis stadium kronik, hal tersebut dapat diatasi dengan pembedahan walaupun hasilnya tidak seperti semula, yaitu menyebabkan cacat fisik permanen dan mempunyai dampak sosial ekonomi besar. )etelitian diagnostik diperlukan untuk mencegah berkembangnya penyakit ini ke stadium yang lebih lanjut. Jleh karena itu diperlukan kerjasama multi disiplin untuk melakukan pendekatan diagnostik dan penanganan penyakit. PBL Blok 12-Infeksi dan Imunitas 1# Da!tar Pustaka '. Pohan 8P. *uku ajar ilmu penyakit dalam. Bilid 1. $disi ke(A. #epartemen %P#, F)?%C.//;+hal. 'AD:. .. Fidoyono. Penyakit tropis+ epidemiologi, penularan, pencegahan L pemberantasan. Penerbit $rlangga+ .//DChal.'3:(6'. 3. -utanto %, -ungkar -, %smid %-, -jarifuddin P). Parasitologi kedokteran. $disi ke(6. *alai Penerbit F)?% Bakarta+ .//:Chal. 3.(D. 6. *rucker #&, ,arcia 7-C alih bahasa+ 5akimian <. #iagnostik parasitologi kedokteran. Bakarta+ $,CC'::;+hal. 'DA(:.. 1. =utmat T*, Bames F. Filariasis dalam+ Tropical infectious disease. $disi ke(.. Philadelphia $lsevier+ .//;Chal.'1.(:. ;. $pidemiologi filariasis. #epartemen kesehatan <epublik %ndonesia. #irektorat Benderal PPLP7+ Bakarta .//;Chal.'1/(A. A. #reyer ,, &ddis #, #reyer P, =orMes B. *asic lymphoedema management. 8olis, =8+ 8olis Publishing Company+ .//.Chal..3/(3.. D. &ddis #,, #reyer ,. Treatment of lymphatic filariassis. #alam Thomas *. =utman, penyunting. 7ymphatic filariasis. %mperial college pressC.//.+hal.'1'('D/ :. -iraut C, *humiratana &, )oyadun -, &nurat ), -atitivipawee ). -hort term effects of treatment with 3// mg oral(dose diethylcarbama"ine on nocturnally periodic wuchereria bancrofti microfilaremia and antigenemia. -outheast &sian B Trop 5ed Public 8ealth+ .//1Chal.D3.(D6/. '/. )usmaraswami N. The clinical manifestation of lymphatic filariasis. #alam + =utman T* penyunting. 7imphatic filariasis. %mperial college pressC.//.+'/3('.. PBL Blok 12-Infeksi dan Imunitas 1$