Anda di halaman 1dari 103

PANDUAN PRAKTEK KLINIS

TATA LAKSANA KASUS


SMF INDERA PERABA / KULIT DAN KELAMIN
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
TAHUN 2014
1
PEDOMAN KERJA KREDENSIALING
SUB KOMITE KREDENSIAL KOMITE MEDIK

RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
TAHUN 2014
2
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
ERYSIPELAS ( ID 10 ! A46 )
1.
Pengertian Inflamasi akut pada kulit yang ditandai dengan edema disertai adanya indurasi dan
rasa nyeri. Infeksi kulit superfisial ini terjadi pada lapisan dermis dan subkutaneus
kulit, yang mempengaruhi limfatik superfisial dermal dan jaringan sekitarnya.
Penyebab: S. aureus atau Streptokokus -hemolitikus.
2. namnesis !engkak dan kemerahan pada kulit yang nyeri disertai gejala sistemik seperti
demam, menggigil dan lemas.
". Pemeriksaan #isik $ritema %peau dorange&, edema dengan indurasi lunak, batas tegas, meluas ke
area sekitarnya.
'. (riteria )iagnosis namnesis, gambaran klinis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
*. )iagnosis !anding Selulitis, +upus eritematosus, dermatitis kontak, insect bite, deep venous
thrombosis, limfedema, sarkoidosis, dermatoses neutrofilik, sinus abses, infeksi
mikobakterium atipikal, necrotizing fasciitis
,. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan gram , kultur, pemeriksaan darah lengkap dan radiologi %-S.&
/. (onsultasi S0# Penyakit )alam,0ikrobiologi (linik, !edah
,. Pera1atan 2umah Sakit 2a1at inap
/. 3erapi 4 tindakan
%I5) 6-50&
1. 5efotaksim " 7 1gram intra8ena selama /-19 hari
2. (ompres :a5l 9,6; pada area edema
<. 3empat Pelayanan 2uang ra1at inap
6. Penyulit 02S, )iabetes 0elitus, )=3
19. Informed 5onsent !ila perlu
11. 3enaga Standar )okter Spesialis, )okter -mum 4 2esiden kulit, pera1at yang terlatih
12. +ama Pera1atan / hari
1". 0asa Pemulihan / hari
1'. >asil Sembuh dengan sempurna
1*. Patologi 3idak diperlukan
1,. ?topsi 3idak diperlukan
1/. Prognosis )ubius ad !onam
1<. 3indak +anjut (ontrol Poliklinik (ulit dan (elamin
3
16. 3ingkat $8idens @
2ekomendasi
Ia @ rekomendasi
29. Indikator 0edis $dema hilang, lesi menjadi makula hiperpigmentasi
21. $dukasi 1. $le8asi tungkai selama pera1atan di ruang pera1atan
2. Aika terdapat luka, agar dira1at dengan baik sehingga tidak terjadi infeksi
22. (epustakaan #itBpatriCkDs )ermatology in .eneral 0ediCine <
th
edition 2912
4
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
IMPETIGO ( ID 10 ! L01"0 )
1.
Pengertian Impetigo adalah infeksi bakteri superfisial yang disebabkan oleh Staphylococcus
atau Streptococcus beta hemoliticus grup . da 2 bentuk:
1. Impetigo krustosa: bula segera peCah, terbentuk krusta yang tebal, ber1arna
kuning madu atau keemasan, jika dilepaskan tampak erosi diba1ahnya.
2. Impetigo bulosa: dinding bula lebih tebal dan bertahan lebih lama sehingga
tampak bula dengan dinding kendor dengan Cairan seropurulen.
". Impetigo neonatorum: 8arian impetigo bulosa yang terjadi pada neonatus
2. namnesis .elembung berair pada daerah 1ajah, sekitar hidung dan ketiak
". Pemeriksaan #isik (arakteristik meliputi lesi bula yang dengan Cepat peCah, meninggalkan kerak
kuning keemasan. (ondisi ini umumnya terletak pada 1ajah, terutama pada mulut
dan hidung.
'. (riteria )iagnosis Pemeriksaan fisik
*. )iagnosis !anding Sifilis kongenital
,. Pemeriksaan Penunjang 1. PengeCatan gram: ditemukan CoCCus gram positif
2. (ultur
". =)2+ untuk membedakan dengan sifilis kongenital
/. (onsultasi 0ikrobiologi, Pediatri %bila terjadi penyulit &
<. Pera1atan 2umah Sakit 3idak diperlukan keCuali dengan penyulit
6. 3erapi 4 tindakan
%I5) 6-50&
Salep topikal mengandung asam fusidat atau mupirosin, antibiotika sistemik jika
lesi luas seperti amoksisilin, kloksasilin, eritromisin
19. 3empat Pelayanan Poliklinik
11. Penyulit 1. Sepsis
2. .lomerulonefritis akut
12. Informed 5onsent !ila perlu
1". 3enaga Standar )okter Spesialis, )okter -mum 4 2esiden kulit, pera1at yang terlatih
1'. +ama Pera1atan 1 minggu %bila tidak ada penyulit&
1*. 0asa Pemulihan *./ hari
1,. >asil Sembuh dengan sempurna
5
1/. Patologi )ikerjakan untuk mengetahui penyebabnya
1<. ?topsi !ila diperlukan
16. Prognosis )ubius ad bonam
29. 3indak +anjut (ontrol Poliklinik (ulit dan (elamin
21. 3ingkat $8idens @
2ekomendasi
Ia @
22. Indikator 0edis +esi berubah menjadi makula hiperpigmentasi
2". $dukasi 0enjaga kebersihan karena tergolong penyakit menular, CuCi tangan setelah
memegang lesi
2'. (epustakaan #itBpatriCkDs )ermatology in .eneral 0ediCine <
th
edition 2912
6
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
PRURIGO NODULARIS ( ID 10 ! L2#"1 )
1. Pengertian Prurigo adalah suatu kondisi kulit dengan karakteristik adanya benjolan dengan
rasa gatal, perlu dibedakan dengan:
1. Penyakit perforasi
2. Hypertrophic lichen planus
3. Pemphigoid nodularis
4. ctinic prurigo
!. "ultiple #eratoachantomas
2. namnesis !enjolan yang terasa gatal serta teraba lunak, pada daerah tungkai, terutama pada
ekstensor
". Pemeriksaan #isik :odul multipel, simetris, biasanya dia1ali dari lengan dan kaki ba1ah, kadang
disertai ekskoriasi oleh karena garukan
'. (riteria )iagnosis :odul multipel, disertai rasa gatal, lesi terutama pada daerah ekstensor
*. )iagnosis !anding 1. Penyakit perforasi
2. >ypertrophiC liChen planus
". Pemphigoid nodularis
'. CtiniC prurigo
*. 0ultiple keratoaChantomas
,. Pemeriksaan Penunjang !iopsi kulit untuk histopatologi
/. (onsultasi 3idak diperlukan
<. Pera1atan 2umah Sakit 3idak diperlukan
6. 3erapi 4 tindakan
%I5) 6-50&
3opiCal (ortikosteroid potensi kuat E sedang.
19. 3empat Pelayanan Poliklinik (ulit dan (elamin
11. Penyulit Infeksi sekunder, imunokompromais
12. Informed 5onsent !ila perlu
1". 3enaga Standar )okter Spesialis, )okter -mum 4 2esiden kulit, pera1at yang terlatih
1'. +ama Pera1atan -
1*. 0asa Pemulihan -
7
1,. >asil Post inflamasi hiperpigmentasi
1/. Patologi 3erjadi parakeratosis, hipergranulosis, hyperplasia epidermis psoriasi form,
penebalan kolagen papila dermis dan dapat dijumpai hipertropi neural
1<. ?topsi 3idak diperlukan
16. Prognosis )ubius ad bonam
29. 3indak +anjut (ontrol Poliklinik (ulit dan (elamin
21. 3ingkat $8idens @
2ekomendasi
Ia @
22. Indikator 0edis Penipisan nodul4benjolan, gatal tidak dirasakan
2". $dukasi 3idak menggaruk lesi dan memotong kuku pendek.
2'. (epustakaan #itBpatriCkDs )ermatology in .eneral 0ediCine <
th
edition 2912
8
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
STAPHYLOOAL SALDED SKIN SYNDROME (SSSS) ( ID 10 ! L00 )
1. Pengertian Staphylococcal Scalded S#in Syndrome %SSSS& merupakan istilah yang digunakan
untuk menggambarkan penyakit kulit melepuh yang disebabkan oleh toksin
epidermolitik yang diproduksi oleh Staphylococous aureus grup II.
2. namnesis -mumnya dia1ali dengan infeksi lokal pada konjungti8a, lubang hidung, daerah
perioral, perineum atau umbilikus. 3erlepasnya krusta perioral sering menyebabkan
fisura berbentuk lingkaran di sekitar mulut yang menjadi lesi khas pada 1ajah.
Infeksi a1al lainnya dari SSSS antara lain pneumonia, septiC artritis, endokarditis
atau piomiositis. )emam, malaise, letargi, mudah menangis dan susah makan dapat
munCul yang kemudian diikuti dengan erupsi kulit luas. +esi kulit dia1ali dengan
makula yang munCul dilipatan tubuh dalam 2' jam meluas ke seluruh tubuh, dalam
1-2 hari menjadi bula dan mengelupas dalam bentuk lembaran-lembaran.
Penyembuhan dalam *-/ hari tanpa meninggalkan jaringan parut.
". Pemeriksaan #isik +esi ditandai dengan eritema yang meluas, bula superfisial yang rapuh dan mudah
peCah, yang menyebabkan kulit mengelupas, mengalami deskuamasi, eritema dan
nyeri. 3anda :ikolsky positif %perluasan daerah bula dengan pemberian sedikit
tekanan pada tepi bula&
'. (riteria )iagnosis namnesis, gambaran klinis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
*. )iagnosis !anding 1. $o%ic &pidermal 'ecrosis %3$:&
2. +uka bakar
". $pidermolisis bulosa, graft versus host disease
'. )ermatosis defisiensi nutrisi dan iktiosis bulosa %pada neonatus&
,. Pemeriksaan Penunjang !iopsi kulit untuk histopatologi, froBen seCtion
Pemeriksaan rutin : )arah lengkap, elektrolit, gram dan kultur
/. (onsultasi (onsultasikan ke !agian nak, 3>3 dan .igi
<. Pera1atan 2umah Sakit Segera ra1at inap
6. 3erapi 4 tindakan
%I5) 6-50&
1. 3erapi suportif %terapi Cairan&
2. 3erapi antibiotika sistemik : penisilin resisten penisilinase, sepalosporin generasi
pertama atau kedua, klindamisin merupakan agen pilihan pertama yang tepat
atau terapi sesuai dengan tes sensiti8itas. Pada pasien dengan infeksi 02S
diterapi dengan 8ankomisin parental atau agen lain %sesuai dengan pola
resistensi lokal&
". 3erapi antibiotika topikal : mupiroCin, natrium fusidat
9
19. 3empat Pelayanan 2uang ra1at inap
11. Penyulit 1. Sepsis
2. Pneumonia
". Infeksi 02S
12. Informed 5onsent Perlu
1". 3enaga Standar )okter Spesialis, )okter -mum 4 2esiden kulit, pera1at yang terlatih
1'. +ama Pera1atan 1-2 minggu
1*. 0asa Pemulihan 1 minggu
1,. >asil )engan penanganan yang tepat, kulit dapat sembuh sempurna tanpa bekas
1/. Patologi )ikerjakan untuk mengetahui penyebabnya
1<. ?topsi !ila diperlukan
16. Prognosis )ubius ad bonam
29. 3indak +anjut (ontrol Poliklinik (ulit dan (elamin
21. 3ingkat $8idens @
2ekomendasi
Ia @
22. Indikator 0edis Pasien makan E minum baik, tidak ada lesi baru
2". $dukasi 1. )engan pengelupasan kulit yang luas, pasien dapat mengalami penurunan
kemampuan untuk mengatur suhu tubuh, kehilangan Cairan dan terjadi
ketidakseimbangan elektrolit serta meningkatnya risiko untuk terjadi infeksi
sekunder dan sepsis.
2. (I$ : menjaga keseimbangan termoregulasi, keseimbangan elektrolit,
menggunakan pakaian yang lembut atau berbahan katun dan menjaga
kebersihan tubuh
2'. (epustakaan 1. Paller, .S., 0anCini, .A. !aCterial, 0yCobaCterial, and ProtoBoa InfeCtion of the
Skin In: >ur1itB 5liniCal PediatriC )ermatology. '
th
ed. $ndinburg:
$lse8ierSaundersF 2911.p. ""9-"*.
2. 3ra8ers, A.!, 0ousdiCas, :. .ram-Positi8e InfeCtion ssoCiated Gith 3o7in
ProduCtion. In : In: .oldsmith +, (atB SI, .ilChrest !, PallerS, +effell )A,
Golff (, editors. #itBpatriCkDs )ermatology in .eneral 0ediCine. <
th
$d. :e1
Hork: 0C.ra1 >ill 5ompaniesF 2912.p.1/19-16.
10
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
TINEA APITIS ( ID 10 ! B$%"0 )
1.
Pengertian Infeksi jamur dermatofita pada kulit kepala dan rambut yang biasanya ditandai
dengan alopesia berbentuk patch dan pembentukan skuama, ditemukan terutama
pada anak prapubertas
2. namnesis danya berCak kemerahan disertai sisik, botak setempat, bintik-bintik hitam atau
bintil bernanah pada kulit kepala kadang disertai rasa gatal
". Pemeriksaan #isik lopeCia, makula eritema dengan skuama, pustul, blac# dot, kerion, fa8us, scarring
alopecia, kadang disertai pembesaran kelenjar getah bening region ser8ikal atau
oksipital
'. (riteria )iagnosis !aku emas diagnosis dengan kultur jamur
*. )iagnosis !anding )ermatitis seboroik, psoriasis, alopesia areata, trikotilomania, folikulitis, impetigo,
lupus eritematosus, dan penyebab alopesia lainnya
,. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan lampu 1ood, (?>, kultur jamur
/. (onsultasi 3idak diperlukan
<. Pera1atan 2umah Sakit 3idak diperlukan
6. 3erapi 4 tindakan
%I5) 6-50&
3erapi sistemik dengan anti jamur seCara oral %griseoful8in, terbinafin, ketokonaBol,
flukonaBol, itrakonaBol&
19. 3empat Pelayanan 2uang ra1at jalan
11. Penyulit Infeksi bakteri sekunder, reaksi Id terhadap jamur, tipe inflamasi yang berat seperti
kerion dan fa8us dapat menyebabkan seIualae berupa scarring dan alopesia yang
permanen
12. Informed 5onsent !ila perlu
1". 3enaga Standar )okter Spesialis, )okter -mum 4 2esiden kulit, pera1at yang terlatih
1'. +ama Pera1atan '.12inggu
1*. 0asa Pemulihan '.12inggu
1,. >asil Sembuh sempurna pada tipe non inflmasi atau dapat meninggalkan seIualae
berupa scarring alopecia pada tipe inflamasi yang berat
1/. Patologi 3idak dilakukan
1<. ?topsi 3idak diperlukan
11
16. Prognosis )ubius ad bonam
29. 3indak +anjut (ontrol Poliklinik (ulit dan (elamin
21. 3ingkat $8idens @
2ekomendasi
Ia @
22. Indikator 0edis +esi membaik, rambut tumbuh kembali
2". $dukasi 0enCegah penularan, menjaga kebersihan dan higienitas
2'. (epustakaan >ur1itDs5liniCal PediatriC )ermatologyedisi ke-'
12
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
VARIELLA ( ID 10 ! B01"& )
1. Pengertian =ariCella adalah infeksi kulit yang disebabkan 8irus 8ariCella Boster, munCul pada
semua umur tapi paling sering pada anak-anak, maka perlu dibedakan dengan
herpes Boster generalisata yang lebih sering ditemukan pada de1asa dan pasien
imunokompromais.
2. namnesis !intil berair yang ditemukan di 1ajah, badan, tangan dan kaki. Sebelumnya
didahului demam atau nyeri kepala. .atal jarang ditemukan.
". Pemeriksaan #isik 0akula eritema, multipel papul, 8esikel, pustul, bisa ditemukan erosi ditutupi krusta.
'. (riteria )iagnosis 1. 0alaise dengan gejala prodromal seperti sakit kepala, demam subfebril
2. $rupsi kulit dimulai dengan makula eritematosa, menjadi 8esikel, pustul, peCah
meninggalkan krusta
*. )iagnosis !anding 1. >erpes Boster generalisata
2. =ariola
,. Pemeriksaan Penunjang 1. 3es 3BanCk
2. 3es serologi untuk mengetahui antibodi terhadap ==J
". !iakan jaringan untuk diagnosis pasti dan membedakan dengan herpes
simpleks
/. (onsultasi (onsultasikan ke !agian nak untuk kebutuhan Cairan apabila pasien dira1at inap
<. Pera1atan 2umah Sakit 3idak perlu, keCuali tidak bisa makan
6. 3erapi 4 tindakan
%I5) 6-50&
1. (ebutuhan Cairan
2. siklo8ir * 7 <99 mg selama / hari, 29 mg4kg ' 7 sehari selama * hari %anak&
'< jam pertama
". ntipiretik %keCuali salisilat 4 aspirin& bila perlu
'. ntihistamin bila perlu
*. 3opikal
!edak salisilat mentol %untuk lesi yang belum peCah&
ntibiotik topikal asamfusidat %untuk lesi yang sudah peCah&
,. 3empat Pelayanan 2uang poli, ruang ra1at inap
/. Penyulit .angguan keseimbangan Cairan 4 elektrolit, pneumoni, pielonefritis, enCephalitis
13
<. Informed 5onsent !ila perlu
6. 3enaga Standar )okter Spesialis, )okter -mum 4 2esiden kulit, pera1at yang terlatih
19. +ama Pera1atan 1 minggu
11. 0asa Pemulihan 1-2 minggu
12. >asil Sembuh dengan sempurna
1". Patologi 3idak perlu
1'. ?topsi 3idak perlu
1*. Prognosis )ubius ad bonam
1,. 3indak +anjut (ontrol Poliklinik (ulit dan (elamin
1/. 3ingkat $8idens @
2ekomendasi
Ia @
1<. Indikator 0edis +esi menjadi hiperpigmentasi
16. $dukasi Istirahat Cukup, makan minum Cukup.
29. (epustakaan #itBpatriCkDs )ermatology in .eneral 0ediCine <
th
edition 2912

14
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
SELULITIS ( ID 10 ! L0$"& )
1. P'()'*+,-( Inflamasi akut pada kulit yang ditandai dengan edema yang meluas disertai
adanya indurasi dan rasa nyeri. Infeksi ini terjadi pada lapisan dermis dan
subkutaneus kulit, yang mempengaruhi sistem limfatik dermal dan jaringan
sekitarnya. Selulitis disebabkan oleh S. aureus atau Streptokokus -hemolitikus.
2. A(-.('/,/ !engkak dan kemerahan pada kulit yang disertai rasa nyeri dan gejala sistemik
seperti demam, menggigil dan lemas.
". P'.'*,0/--( F,/,0 $ritema, edema dengan indurasi lunak, batas tidak tegas, meluas ke area
sekitarnya. +imfadenopati regional %K&
'. K*,+'*,- D,-)(1/,/ namnesis, gambaran klinis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
*. D,-)(1/,/ B-(2,() $risipelas, +upus eritematosus, dermatitis kontak, insect bite, deep venous
thrombosis, limfedema, sarkoidosis, dermatoses neutrofilik, sinus abses, infeksi
mikobakterium atipikal, necrotizing fasciitis
,. P'.'*,0/--( P'(3(4-() Pemeriksaan gram, kultur, histopatologi, pemeriksaan darah lengkap dan radiologi
%-S. atau 02I&
/. K1(/35+-/, S0# Penyakit )alam,0ikrobiologi (linik, !edah
<. P'*-6-+-( R3.-7 S-0,+ 2a1at inap
6. T'*-8, / +,(2-0-(
(ID &-M)
1. 5efotaksim " 7 1 gram selama / E 19 hari
2. (ompres :a5l 9,6; pada area edema.
". Pada kasus 2efraktori: 8ankomisin, lineBolid
19. T'.8-+ P'5-9-(-( Poliklinik, ruang ra1at inap
11. P'(935,+ 02S, )0, )=3
12. I(:1*.'2 1(/'(+ !ila perlu
1". T'(-)- S+-(2-* )okter Spesialis, )okter -mum 4 2esiden kulit, pera1at yang terlatih
1'. L-.- P'*-6-+-( / hari %bila tidak ada penyulit&
1*. M-/- P'.35,7-( / hari
1,. H-/,5 Sembuh dengan sempurna
1/. P-+151), )ikerjakan untuk konfirmasi diagnosis
15
1<. O+18/, !ila diperlukan
16. P*1)(1/,/ )ubius ad !onam
29. T,(2-0 L-(43+ (ontrol Poliklinik (ulit dan (elamin
21. T,()0-+ E;,2'(/ <
R'01.'(2-/,
Ia @
22. I(2,0-+1* M'2,/ $dema hilang, lesi menjadi makula hiperpigmentasi
2". E230-/, 1. $le8asi tungkai selama pera1atan di ruang pera1atan
2. Aika terdapat luka, agar dira1at dengan baik sehingga tidak terjadi infeksi
2'. K'83/+-0--( #itBpatriCkDs )ermatology in .eneral 0ediCine <
th
edition 2912
16
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
BAKTERIAL VAGINOSIS ( ID 10 ! A64 )
1. P'()'*+,-( 0erupakan sindrom klinis akibat perubahan flora normal 8agina yang ditandai
adanya duh tubuh ber1arna putih keabuan. 0elekat pada dinding 8agina dan
berbau amis. $tiologi (ardanelaa vaginalis bersama-sama dengan bakteri anaerob
lainnya sepeti )acteroides spp dan "obiluncus spp.
2. A(-.('/,/ (eputihan dengan bau yang amis, terutama setelah melakukan hubungan seksual
". P'.'*,0/--( F,/,0 )uh tubuh yang homogen, ber1arna putih keabuan dan melekat pada dinding
8agina. Pada dinding 8agina tidak tampak adanya eritema atau edema.
'. K*,+'*,- D,-)(1/,/ 1. (linis : ditemukan duh tubuh yang homogen ber1arna putih keabuan, melekat
pada dinding 8agina dan berbau amis
2. Pemeriksaan penunjang :
a. Preparat .ram : ditemukan clue cell
b. 3es amin : duh tubuh 8agina ditambahkan 2 tetes (?> 19; akan timbul
bau amis
C. p> 8agina L ',*
*. D,-)(1/,/ B-(2,() 1. (andidosis 8ul8o8aginal
2. 3rikomoniasis
,. P'.'*,0/--( P'(3(4-() 1. Preparat .ram : ditemukan clue cell
2. 3es amin : duh tubuh 8agina ditambahkan 2 tetes (?> 19; akan timbul bau
amis
". p> 8agina L ',*
/. K1(/35+-/, ?bstetri dan .inekologi %pasien bakterial 8aginosis dengan kehamilan&
<. P'*-6-+-( R3.-7 S-0,+ 2a1at jalan %poliklinis&
6. T'*-8, / +,(2-0-(
(ID &-M)
1. 0etronidaBol 2 7 *99 mg4hari selama / hari, atau
2. 0etronidaBol 2 gram per oral dosis tunggal, atau
". (lindamisin 2 7 "99 mg4hari selama / hari, atau
'. 0etronidaBol gel 9,/*; * gram diberikan 2 kali sehari intra 8agina selama *
hari
19. T'.8-+ P'5-9-(-( Poliklinik (ulit dan (elamin
17
11. P'(935,+ 1. Penyakit radang panggul
2. Pada kehamilan dapat menyebabkan korioamnionitis, infeksi Cairan amnion,
infeksi nifas, kelahiran prematur dan his prematur.
12. I(:1*.'2 1(/'(+ !ila perlu
1". T'(-)- S+-(2-* )okter spesialis, dokter umum 4 residen kulit, pera1at yang terlatih
1'. L-.- P'*-6-+-( * E / hari
1*. M-/- P'.35,7-( * E / hari
1,. H-/,5 Sembuh
1/. P-+151), -
1<. O+18/, -
16. P*1)(1/,/ )ubius ad bonam
29. T,(2-0 L-(43+ (ontrol poliklinik (ulit dan (elamin
21. T,()0-+ E;,2'(/ <
R'01.'(2-/,
3ingkat e8iden 1a dan rekomendasi grade
22. I(2,0-+1* M'2,/ Perbaikan seCara klinis dan laboratorium
2". E230-/, 1. 0engurangi atau menghilangkan faktor predisposisi seperti penggunaan bahan
antiseptiC 4 antibiotika 8aginal atau bahan pembilas 8agina.
2. Pasien dengan pengobatan metronidaBol agar diperingati untuk tidak
mengkonsumsi alkohol selama menggunakan obat tersebut sampai dengan 2'
jam sesudah penggunaan obat yang terakhir.
2'. K'83/+-0--( 1. >olmes ((, Sparling P#, Stamm G$, Piot P, Gasserheit A:, 5orey +, 5ohen
0S, Gatts )>, In : Se7ually 3ransmitted )isease. #orth ed. :e1 Hork :
0aC.ra1->ill, 299<
2. Pedoman penatalaksanaan I0S oleh (elompok Studi P0S Indonesia
%(SP0SI& tahun 2911
18
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
HERPES GENITALIS ( ID 10 ! A60"0 )
1"
P'()'*+,-( Penyakit infeksi pada genitalia yang disebabkan oleh Herpes Simple% *irus %>S=&
dengan gejala yang khas berupa 8esikel atau erosi multipel di atas kulit 4 mukosa
eritema dan bersifat rekuren.
2" A(-.('/,/ (eluhan berupa munCul bintik-bintik berair pada daerah genitalia yang mudah
peCah dan menjadi luka %erosi multipel&. Sebelum munCul lesi dapat dia1ali oleh
rasa terbakar atau gatal. )apat disertai keluhan lain seperti demam, malaise dan
nyeri otot.
$" P'.'*,0/--( F,/,0 1. Infeksi primer : gerombolan 8esikel di atas kulit eritema. )apat disertai
pembesaran kelenjar limfe regional yang nyeri pada perabaan. +okasi pada
pria umumnya adalah preputium, glans penis, batang penis, uretra dan daerah
anal pada homoseksual, jarang pada skrotum. Pada 1anita lokasi umumnya
adalah labia mayor 4 minor, klitoris, introitus 8agina atau ser8iks.
2. Infeksi rekuren : gejala lebih ringan, lokasi umumnya sama dengan lokasi
infeksi primer, biasanya tidak disertai gejala konstitusi. +esi berupa 8esikel
bergerombol di atas kulit eritema namun jumlah lesi lebih sedikit dan unilateral.
+imfadenopati inguinal dapat dijumpai.
". Infeksi asimtomatik : tidak memberikan gejala klinis %laten&.
4" K*,+'*,- D,-)(1/,/ 1. K5,(,/ ! pada genetalia tampak adanya 8esikel bergerombol atau erosi multipel
di atas kulit 4 mukosa eritema, terasa nyeri dan sering rekuren. (elenjar limfe
regional membengkak dan disertai nyeri tekan. Pada infeksi primer umumnya
disertai gejala konstitusi seperti demam, malaise dan nyeri otot.
2. P'.'*,0/--( 8'(3(4-() : pada pemeriksaan sitologi %$zanc# test&
ditemukan sel datia berinti banyak %multinucleated giant cell&
%" D,-)(1/,/ B-(2,() 1. -lkus durum
2. -lkus mole
". fek primer +.=
'. >erpes Boster
6" P'.'*,0/--( P'(3(4-() 1. Pemeriksaan sitologi %$zanc# test& : ditemukan sel datia berinti banyak
%multinucleated giant cell&
2. Serologi : menemukan antibodi spesifik %Ig 0 atau Ig . anti >S= 2 @ >S=1&
". Imunofloresensi : menemukan >S= dari kerokan lesi
19
'. P52 : menemukan asam nukleat 8irus
*. !iakan jaringan
=" K1(/35+-/, ?bstetri dan .inekologi %di8isi #etomaternal& untuk kasus herpes genitalis pada
kehamilan
#" P'*-6-+-( R3.-7 S-0,+ 1. 2a1at inap pada kasus herpes genitalis primer yang berat
2. 2a1at jalan %poliklinis& pada kasus herpes genitalis rekuren
&" T'*-8, / +,(2-0-(
(ID &-M)
1. Infeksi primer : siklo8ir * 7 299 mg4hari selama / hari atau =alasiklo8ir 2 7 *99
mg selama / hari
2. Infeksi rekuren : siklo8ir * 7 299 mg4hari selama * hari atau =alasiklo8ir 2 7
*99 mg selama * hari
". ntipiretik bila terdapat demam
'. 3opikal diberikan kompres larutan saline
*. -ntuk mengurangi nyeri dapat diberikan analgetik seperti asam mefenamat
atau antalgin.
,. !ila terdapat infeksi sekunder diberikan antibiotika seperti eritromisin, atau
amoksisilin.
10 T'.8-+ P'5-9-(-( 1. 2uang pera1atan ra1at inap untuk kasus herpes genitalis primer yang berat
2. Poliklinik (ulit dan (elamin untuk kasus herpes genitalis rekuren
11 P'(935,+ 1. Infeksi sekunder
2. (onstipasi, inkontinensia dan atau retensi urine
". 0eningitis aseptik
'. >erpes genitalis pada kehamilan
*. >erpes genitalis pada imunokompromais
12 I(:1*.'2 1(/'(+ !ila perlu
1$ T'(-)- S+-(2-* )okter spesialis, dokter umum 4 residen kulit, pera1at yang terlatih
14 L-.- P'*-6-+-( * E / hari
1% M-/- P'.35,7-( , E 19 hari
16 H-/,5 Sembuh, tetapi dapat terjadi rekurensi
1= P-+151), -
1# O+18/, -
1& P*1)(1/,/ )ubius ad bonam
20 T,(2-0 L-(43+ (ontrol poliklinik (ulit dan (elamin
21 T,()0-+ E;,2'(/ <
R'01.'(2-/,
3ingkat e8iden 1a dan rekomendasi grade
22 I(2,0-+1* M'2,/ Perbaikan seCara klinis
20
2$ E230-/, 1. bstinensia hubungan seksual sampai klinis kembali normal
2. Penggunaan kondom seCara konsisten untuk memperkeCil penularan kepada
mitra seksual
24 K'83/+-0--( 1. >olmes ((, Sparling P#, Stamm G$, Piot P, Gasserheit A:, 5orey +, 5ohen
0S, Gatts )>, In : Se7ually 3ransmitted )isease. #orth ed. :e1 Hork :
0aC.ra1->ill, 299<
2. Pedoman penatalaksanaan I0S oleh (elompok Studi P0S Indonesia
%(SP0SI& tahun 2911
21
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
BALANITIS KANDIDA DAN KANDIDOSIS VULVOVAGINAL
( ID 10 ! B$="$ ! KANDIDOSIS VULVOVAGINAL> ID 10 ! B$="4 ! BALANITIS KANDIDA )
1"
P'()'*+,-( (andidosis 8ul8o8aginal %(==& adalah infeksi oleh kandida khususnya +andida
albicans pada 8agina dan 4 atau 8ul8a. Sedangkan balanitis kandida adalah infeksi
oleh kandida pada glans penis.
2" A(-.('/,/ 1. Pada 1anita keluhannya berupa keluar duh tubuh yang tidak berbau tetapi
disertai rasa gatal atau panas pada 8agina, 8ul8a dan daerah sekitarnya.
2. Pada pria keluhannya berupa rasa gatal atau panas disekitar glans penis.
$" P'.'*,0/--( F,/,0 1. Pada 1anita tampak dinding 8agina eritema dan edema disertai duh tubuh
ber1arna putih %pseudomembran&, bergumpal seperti susu basi atau
gumpalan keju %cottage cheese&. +esi juga dapat ditemukan pada 8ul8a dan
lipat paha berupa maserasi, pseudomembran, fisura dan lesi satelit
papulopustular.
2. Pada pria tampak mukosa glans penis eritema dan edema disertai
pseudomembran ber1arna putih di atasnya
4" K*,+'*,- D,-)(1/,/ 1. K5,(,/ ! pada 1anita tampak dinding 8agina eritema disertai duh tubuh
ber1arna putih %pseudomembran&, bergumpal sepeti susu basi atau gumpalan
keju %cottage cheese&. Pada pria tampak mukosa gland penis eritema dan
edema disertai pseudomembran ber1arna putih diatasnya
2. P'.'*,0/--( 8'(3(4-() : pada pemeriksaan (?> 19-29 ; ditemukan
blastospora dan hifa semu
%" D,-)(1/,/ B-(2,() 1. 3rikomoniasis
2. !akterial 8aginosis
6" P'.'*,0/--( P'(3(4-() 1. Preparat .ram : jumlah P0: lebih sedikit dari pada sel epitel dan tidak
dijumpai adanya clue cell
2. 3es amin %sniff test& : sekret 8agina ditambahkan 2 tetes (?> 19 ; tidak
menimbulkan bau amis
". Preparat (?> 19-29 ; : ditemukan blastospora dan hifa semu
=" K1(/35+-/, -
#" P'*-6-+-( R3.-7 S-0,+ 2a1at jalan %poliklinis&
22
&" T'*-8, / +,(2-0-(
(ID &-M)
1. Pada kandidosis 8ul8o8aginal tanpa kehamilan :
a. (lotrimaBol 299 mg intra 8agina, setiap hari selama " hari, atau
b. (lotrimaBol *99 mg intra 8agina dosis tunggal, atau
C. #lukonaBol 1*9 mg per oral dosis tunggal,atau
d. ItrakonaBol 299 mg peroral 2 kali sehari dosis tunggal, atau
e. :istatin 199.999 I- intra 8agina diberikan setiap hari selama 1' hari
2. Pada kandidosis 8ul8o8aginal dengan kehamilan pengobatan yang dianjurkan
hanya deri8at aBol topikal
". Pada pria : krim nistatin atau klotrimaBol topikal yang diaplikasikan 2 kali sehari
selama / hari
10 T'.8-+ P'5-9-(-( Poliklinik (ulit dan (elamin
11 P'(935,+ 1. (andidosis 8ul8o8aginal rekuren dan kronis
2. (o-infeksi dengan bakterial 8aginosis dan trikomoniasis
". (andidosis 8ul8o8aginal dan balanitis kandida pada imunokompromais
12 I(:1*.'2 1(/'(+ !ila perlu
1$ T'(-)- S+-(2-* )okter spesialis, dokter umum 4 residen kulit, pera1at yang terlatih
14 L-.- P'*-6-+-( , - / hari
1% M-/- P'.35,7-( * E / hari
16 H-/,5 Sembuh
1= P-+151), 3idak diperlukan
1# O+18/, 3idak diperlukan
1& P*1)(1/,/ )ubius ad bonam
20 T,(2-0 L-(43+ (ontrol poliklinik (ulit dan (elamin
21 T,()0-+ E;,2'(/ <
R'01.'(2-/,
3ingkat e8iden 1a dan rekomendasi grade
22 I(2,0-+1* M'2,/ Perbaikan seCara klinis dan laboratorium
2$ E230-/, 1. Pada 1anita agar mengurangi atau menghilangkan faktor predisposisi seperti
penggunaan bahan antiseptik 4 antibiotik 8aginal atau bahan pembilas 8agina
2. Pada pria agar menjaga daerah gland penis tetap kering dan bersih, salah satu
Cara dengan sirkumsisi
". Pada kasus yang sering mengalami kekambuhan dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan dan pengobatan pada mitra seksualnya
23
24 K'83/+-0--( 1. >olmes ((, Sparling P#, Stamm G$, Piot P, Gasserheit A:, 5orey +, 5ohen 0S,
Gatts )>, In : Se7ually 3ransmitted )isease. #orth ed. :e1 Hork : 0aC.ra1->ill, 299<
2. Pedoman penatalaksanaan I0S oleh (elompok Studi P0S Indonesia %(SP0SI& tahun
2911
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
KONDILOMA AKUMINATA ( ID 10 ! A6$"0 )
1. P'()'*+,-( (util anogenital yang disebabkan oleh infeksi Human Papilloma virus %>P=&. (util
berupa papul atau nodul epidermis dengan permukaan 8erukosa yang dapat
munCul pada perineum, genetalia, lipat paha dan anus.
>P= tipe , dan 11 menimbulkan lesi dengan pertumbuhan berdungkul %jengger
ayam&.
>P= tipe 1,, 1< dan "1 menimbulkan lesi yang datar %flat&
>P= tipe 1, dan 1< dihubungkan dengan karsinoma genital
2. A(-.('/,/ 0unCul kutil pada area anogenital tanpa disertai rasa nyeri maupun gatal.
". P'.'*,0/--( F,/,0 Papul dapat soliter atau multipel dengan permukaan yang 8erukosa atau seperti
jengger ayam. Predileksi umumnya di daerah anogenital
'. K*,+'*,- D,-)(1/,/ 1. (linis: papul multipel, permukaan lesi dapat flat atau 8erukosa, bersifat lunak
dan tidak nyeri
2. Pemeriksaan penunjang : dengan pengolesan asam asetat " E *; %test
aceto,hite& terjadi perubahan 1arna lesi menjadi putih
*. D,-)(1/,/ B-(2,() (ondiloma lata
,. P'.'*,0/--( P'(3(4-() 1. $est aceto,hite menggunakan asam asetat "-* ;
2. >istopatologi
/. K1(/35+-/, 1. Patologi anatomi %untuk konsultasi hasil pemeriksaan histopatologi&
2. !edah ?nkologi %bila berkembang kearah keganasan 4 karsinoma sel
skuamosa&
". ?bstetri dan .inekologi untuk kutil pada ser8iks dan pap smear
<. P'*-6-+-( R3.-7 S-0,+ 2a1at jalan %poliklinis&
6. T'*-8, / +,(2-0-(
(ID &-M)
1. !edah listrik
2. 3utul dengan tinCtura podofilin 19-2* ;
". 3utul triChlor aCetiC aCid %35& <9 -69;
'. Podofilotoksin *;
24
*. !edah beku %:2? li-uid&
,. Injeksi intralesi dengan interferon
/. Pengangkatan lesi dengan Cara pembedahan
19. T'.8-+ P'5-9-(-( Poliklinik (ulit dan (elamin
11. P'(935,+ 1. $rosi, phimosis, striktur urethra paska tindakan
2. (arsinoma sel skuamosa
12. I(:1*.'2 1(/'(+ !ila perlu
1". T'(-)- S+-(2-* )okter spesialis, dokter umum 4 residen kulit, pera1at yang terlatih
1'. L-.- P'*-6-+-( -
1*. M-/- P'.35,7-( -
1,. H-/,5 0embaik, tapi kemungkinan untuk munCul lesi baru tetap ada
1/. P-+151), -
1<. O+18/, -
16. P*1)(1/,/ )ubius ad malam. Pengangkatan lesi bukan berarti suatu penyembuhan dari
infeksi dan tidak ada Cara pengobatan yang memuaskan
29. T,(2-0 L-(43+ (ontrol poliklinik (ulit dan (elamin
21. T,()0-+ E;,2'(/ <
R'01.'(2-/,
3ingkat e8iden 1a dan rekomendasi grade
22. I(2,0-+1* M'2,/ Perbaikan seCara klinis
2". E230-/, Penyulit, prognosis dan kemungkinan menularkan penyakit pada mitra seksualnya
dan penggunaan kondom untuk membantu mengurangi penularan selanjutnya.
2'. K'83/+-0--( 1. >olmes ((, Sparling P#, Stamm G$, Piot P, Gasserheit A:, 5orey +, 5ohen
0S, Gatts )>, In : Se7ually 3ransmitted )isease. #orth ed. :e1 Hork :
0aC.ra1->ill, 299<
2. Pedoman penatalaksanaan I0S oleh (elompok Studi P0S Indonesia
%(SP0SI& tahun 2911
25
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
SERVISITIS GONOKOKAL ( ID 10 ! A%4"0 )
1. P'()'*+,-( Infeksi oleh 'eisseria gonorrhoeae pada 1anita yang ditandai dengan keluarnya
duh tubuh purulen %keputihan& dari ser8iks
2. A(-.('/,/ )uh tubuh yang disertai nyeri kenCing, perdarahan intermenstrual, menorrhagia
%perdarahan menstruasi yang terlalu banyak&. (eluhan umumnya munCul 2-19 hari
paska coitus suspectus
". P'.'*,0/--( F,/,0 3ampak duh tubuh ser8iks yang purulen atau mukopurulen, disertai eritema dan
edema pada ?rifisium -retra $ksternum %?-$&. 0udah terjadi perdarahan mukosa
pada 1aktu melakukan s1ab di endoser8iks. )uh tubuh purulen juga dapat
dijumpai pada uretra, kelenjar periuretra dan duktus kelenjar !artholin
'. K*,+'*,- D,-)(1/,/ 1. (linis : tampak duh tubuh ser8iks yang purulen atau mukopurulen, disertai
eritema dan edema pada ?-$. )uh tubuh purulen juga dapat dijumpai pada
uretra, kelenjar periuretra dan duktus kelenjar !artholin.
2. Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan pulasan .ram dari duh tubuh ser8iks
dijumpai peningkatan leukosit P0: L "94lapangan pandang dan terdapat
diplokokus gram negatif intra dan ekstraseluler %pembesaran 1999M&
*. D,-)(1/,/ B-(2,() Ser8isitis non gonokokal
,. P'.'*,0/--( P'(3(4-() 1. Pemeriksaan pulasan .ram: peningkatan jumlah leukosit P0: L "94lapangan
pandang serta adanya diplokokus gram negatif intra dan ekstra seluler
2. !iakan media 3hayer 0artin diikuti dengan tes oksidase, tes fermentasi dan uji
kepekaan
". 3es beta laktamase untuk mengetahui strain PP:.
/. K1(/35+-/, 1. 0ikrobiologi klinik %konsultasi hasil pemeriksaan penunjang&
2. ?bstetri dan .inekologi %bila terdapat penyulit P2P4PI)&
<. P'*-6-+-( R3.-7 S-0,+ 2a1at jalan %poliklinis&
6. T'*-8, / +,(2-0-(
(ID &-M)
1. Ser8isitis gonokokal non komplikata :
a. 5efiksim 1 7 '99 mg dosis tunggal, atau
26
b. +e8ofloksasin 1 7 *99 dosis tunggal, atau
C. (anamisin injeksi 2 gram i.m dosis tunggal, atau
d. Spektinomisin injeksi 2 gram i.m dosis tunggal, atau
e. Seftriakson injeksi 2*9 mg i.m dosis tunggal
2. Ser8isitis gonokokal komplikata
a. 5efiksim 1 7 '99 mg 4 hari selama * hari, atau
b. +e8ofloksasin 1 7 *994hari selama * hari, atau
C. (anamisin injeksi 2 gram i.m sekali sehari selama " hari, atau
d. Spektinomisin injeksi 2 gram i.m sekali sehari selama " hari, atau
e. Seftriakson injeksi 2*9 mg i.m sekali sehari selama " hari
19. T'.8-+ P'5-9-(-( Poliklinik (ulit dan (elamin
11. P'(935,+ !artholinitis, penyakit radang panggul %P2P4PI)&
12. I(:1*.'2 1(/'(+ !ila perlu
1". T'(-)- S+-(2-* )okter spesialis, dokter umum 4 residen kulit, pera1at yang terlatih.
1'. L-.- P'*-6-+-( -
1*. M-/- P'.35,7-( * E / hari
1,. H-/,5 Sembuh
1/. P-+151), -
1<. O+18/, -
16. P*1)(1/,/ )ubius ad bonam.
29. T,(2-0 L-(43+ (ontrol poliklinik (ulit dan (elamin pada hari ke-", / dan ke-1' paska pemberian
terapi antibiotika.
21. T,()0-+ E;,2'(/ <
R'01.'(2-/,
3ingkat e8iden 1a dan rekomendasi grade .
22. I(2,0-+1* M'2,/ (linis dan laboratorium.
2". E230-/, bstinensia hubungan seksual sampai klinis dan laboratorium kembali normal.
2'. K'83/+-0--( 1. >olmes ((, Sparling P#, Stamm G$, Piot P, Gasserheit A:, 5orey +, 5ohen
0S, Gatts )>, In : Se7ually 3ransmitted )isease. #orth ed. :e1 Hork :
0aC.ra1->ill, 299<.
2. Pedoman penatalaksanaan I0S oleh (elompok Studi P0S Indonesia
%(SP0SI& tahun 2911.
27
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
SERVISITIS NON GONOKOKAL ( ID 10 ! A%6"0 )
1. P'()'*+,-( Infeksi traktus genital pada 1anita, terutama pada ser8iks, yang penyebabnya non
spesifik atau tidak dapat ditemukan dengan pemeriksaan laboratorium sederhana
seperti +hlamydia trachomatis dan .reaplasma urealyticum
2. A(-.('/,/ .ejala sering tidak khas, asimptomatik atau sangat ringan. Pada kasus yang
simptomatis umumnya mengeluh adanya duh tubuh 8agina 1arna kekuningan.
(eluhan umumnya munCul 1 E * minggu paska coitus suspectus
". P'.'*,0/--( F,/,0 3erdapat duh tubuh ser8iks yang mukoid atau mukopurulen. Pada ser8iks dapat
dijumpai gambaran eritema, edema, ektopi, erosi ser8iks dan folikel-folikel keCil
%microfollicles& yang mudah berdarah
'. K*,+'*,- D,-)(1/,/ 1. (linis : terdapat duh tubuh ser8iks yang mukoid atau mukopurulen. Pada
ser8iks dapat dijumpai gambaran eritema, edema, ektopi, erosi ser8iks dan
folikel-folikel keCil %microfollicles& yang mudah berdarah.
2. Pemeriksaan penunjang :
a. Pada pemeriksaan pulasan .ram dari apusan duh tubuh ser8iks
ditemukan adanya peningkatan lekosit P0: L "94lapangan pandang tetapi
tidak dijumpai adanya diplokokus gram negatif intra maupun ekstra seluler
%pembesaran 1999 M&
b. Pada pemeriksaan sediaan basah tidak dijumpai adanya pergerakan
$richomonas vaginalis
*. D,-)(1/,/ B-(2,() Ser8isitis gonokokal, trikhomoniasis
,. P'.'*,0/--( P'(3(4-() 1. Pemeriksaan pulasan .ram dari apusan duh tubuh ser8iks :
a. )itemukan L "9 P0:4lapangan pandang dengan pembesaran 1999M
b. 3idak dijumpai adanya diplokokus gram negatif intra dan ekstra seluler
2. &nzym immunoassay %$I& untuk dideteksi antigen dalam sekret
". (en /probe techni-ue untuk deteksi asam nukleat dalam sekret
'. !iakan jaringan
/. K1(/35+-/, -
28
<. P'*-6-+-( R3.-7 S-0,+ 2a1at jalan %poliklinis&
6. T'*-8, / +,(2-0-(
(ID &-M)
1. )oksisiklin 2 7 199 mg po4hari selama / hari, atau
2. Bitromisin 1 gram po dosis tunggal, atau
". 3etrasiklin ' 7 *99 mg po4hari selama / hari, atau
'. $ritromisin ' 7 *99 mg po4hari selama / hari
19. T'.8-+ P'5-9-(-( Poliklinik (ulit dan (elamin
11. P'(935,+ !artholinitis, endometritis, salpingitis dan perihepatitis %0itz1Hugh1+urtis Syndrome&
12. I(:1*.'2 1(/'(+ !ila perlu
1". T'(-)- S+-(2-* )okter spesialis, dokter umum 4 residen kulit, pera1at yang terlatih
1'. L-.- P'*-6-+-( / E 1' hari
1*. M-/- P'.35,7-( / E 1' hari
1,. H-/,5 Sembuh
1/. P-+151), -
1<. O+18/, -
16. P*1)(1/,/ )ubius ad bonam
29. T,(2-0 L-(43+ (ontrol poliklinik (ulit dan (elamin
21. T,()0-+ E;,2'(/ <
R'01.'(2-/,
3ingkat e8iden 1a dan rekomendasi grade
22. I(2,0-+1* M'2,/ Perbaikan seCara klinis dan laboratorium
2". E230-/, 1. Pemeriksaan dan pengobatan terhadap mitra seksual
2. bstinensia hubungan seksual sampai klinis dan laboratorium kembali normal
". Pasien dengan pengobatan eritromisin, tidak dianjurkan untuk dikonsumsi pada
saat lambung kosong
2'. K'83/+-0--( 1. >olmes ((, Sparling P#, Stamm G$, Piot P, Gasserheit A:, 5orey +, 5ohen
0S, Gatts )>, In : Se7ually 3ransmitted )isease. #orth ed. :e1 Hork :
0aC.ra1->ill, 299<
2. Pedoman penatalaksanaan I0S oleh (elompok Studi P0S Indonesia
%(SP0SI& tahun 2911
29
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
SIFILIS ( ID 10 ! A%1"0 )
1. P'()'*+,-( Infeksi menular seksual yang disebabkan oleh $reponema pallidum. 0erupakan
penyakit kronis, bersifat sistemik dan dapat menyerang hampir semua organ tubuh.
da masa laten tanpa manifestasi klinis dan dapat ditularkan kepada bayi dalam
kandungan
2. A(-.('/,/ 1. Pada sifilis I keluhan dapat berupa ulkus pada kelamin yang tidak nyeri.
2. Pada sifilis II keluhan dapat berupa kerontokan rambut dan 4 atau berCak
kemerahan pada badan, telapak tangan atau telapak kaki tanpa disertai rasa
gatal.
". P'.'*,0/--( F,/,0 1. Sifilis I : terdapat ulkus atau erosi bentuk bulat atau bulat lonjong, tepi landai,
bersih, kulit sekitarnya tidak meradang, relatif tidak nyeri %indolen& dan teraba
keras %indurasi&. +okasi pada sulkus koronarius %laki-laki& dan labia minora dan
mayora %1anita&. (elenjar limfe regional membesar, soliter dan tidak nyeri.
2. Sifilis II : munCul ,-< minggu sesudah infeksi, lebih banyak sebagai kelainan
kulit berupa makula, papul atau papuloskuamosa ber1arna merah tembaga,
kadang-kadang terdapat pustul. +esi terutama terdapat pada badan, telapak
tangan, telapak kaki, dan tidak terasa gatal. )isamping itu terdapat pula
kondiloma lata, lesi pada mukosa mulut atau genital %mucous patches& dan
alopesia. 3erdapat limfadenopati generalisata.
'. K*,+'*,- D,-)(1/,/ 1. (linis :
a. Sifilis I : erosi atau ulkus soliter, bentuk bulat, bersih, tepi landai, tidak
nyeri, teraba keras, dan kulit di sekitarnya tidak meradang. (elenjar limfe
inguinal membesar, soliter, kenyal, dan tidak nyeri.
b. Sifilis II : makulopapular atau papuloskuamosa ber1arna merah tembaga
tersebar pada badan, telapak tangan dan telapak kaki tidak terasa gatal.
3erdapat pula kondiloma lata, mucous patches, dan limfadenopati
generalisata.
2. 0ikroskop lapangan gelap dengan spesimen berasal dari ulkus, lesi kulit dan 4
atau aspirasi kelenjar : ditemukan gerakan $reponema pallidum
". 3es Serologis Sifilis : =)2+ titer L1:< F 3P> positif
30
*. D,-)(1/,/ B-(2,() 1. Sifilis I : herpes genitalis, ulkus mole, ulkus piogenik,sCabies
2. Sifilis II : erupsi obat, morbili, pityriasis rosea, psoriasis 8ulgaris, kondiloma
akuminata, alopesia areata
". Sifilis III : jamur sistemik, tuberCulosis kutis, keganasan
,. P'.'*,0/--( P'(3(4-() 1. 0ikroskop lapangan gelap %dar# field microscope& dengan spesimen berasal
dari ulkus, lesi kulit dan 4 atau aspirasi kelenjar : ditemukan gerakan
$reponema pallidum
2. Pemeriksaan untuk menentukan antibodi non spesifik : test Gasserman, test
(ahn, test =)2+ %*enereal 2isease 3esearch 4aboratory&, test 2P2 %3apid
Plasma 3eagin& dan test automated regin.
". ntibodi terhadap kelompok antigen yaitu test 2P5# %3eiter Protein
+omplement 0i%ation&
'. Pemeriksaan antibodi spesifik : test 3PI %$reponema Pallidum 5mmobolization&,
test #3-!S %0luorescent $reponema bsorbed&, test 3P> %$reponema
Pallidum Haemaglutination ssay& dan test $lisa %&nzym 4in# 5mmunosorbent
ssay&
/. K1(/35+-/, 1. !agian Pediatri untuk kasus sifilis kongenital
2. !agian :eurologi untuk kasus :eurosifilis
<. P'*-6-+-( R3.-7 S-0,+ 2a1at jalan %poliklinis&
6. T'*-8, / +,(2-0-(
(ID &-M)
1. Sifilis dini %sifilis primer, sekunder dan laten dini&
a. !enBatin penisilin . 2,' juta unit I0 satu kali suntikan, atau
b. Prokain penisilin . 9,, juta unit I0 174hari selama 19 hari
C. !ila alergi penisilin diberikan :
3etrasiklin hidroklorida ' 7 *99 mg po4hari selama "9 hari atau )oksisiklin
2 7 199 mg po4hari selama "9 hari atau $ritromisin stearat ' 7 *99 mg
po4hari selama "9 hari %1anita hamil&
2. Sifilis lanjut %sifilis laten lanjut, kardio8askuler, sifilis lanjut benigna&, keCuali
neurosifilis
a. !enBatin penisilin . 2,' juta unit i.m 174minggu selama " minggu berturut-
turut atau
b. Prokain penisilin . 9,, juta unit i.m 174hari selama 21 hari berturut-turut
C. !ila alergi penisilin diberikan :
3etrasiklin hidroklorida ' 7 *99 mg po4hari selama lebih dari "9 hari atau
)oksisiklin 2 7 199 mg po4hari selama lebih dari "9 hari atau $ritromisin
stearat ' 7 *99 mg po4hari selama lebih dari "9 hari %1anita hamil&
". Pengobatan neurosifilis :
a. )iberikan aIueous benBylpenisilin 12 E 2' juta unit i.8, diberikan sebanyak
2 E ' juta unit setiap ' jam dalam sehari selama 1' hari atau
31
b. Prokain benBilpenisilin 1,2 juta unit i.m K probenesid ' 7 *99 mg4hari setiap
hari selama 19 E 1' hari
'. Sifilis kongenital :
Setiap bayi sebelum diberi pengobatan harus diperiksa Cairan sumsum tulang
belakang %5S3!& untuk memperoleh pengobatan dasar
a. !ayi yang menderita sifilis kongenital dini dengan kelainan 5S3! :
a& Penisilin . kristalin *9.999 unit4kg!! i.m atau i.8 274hari selama 19
hari, atau
b& Penisilin . prokain dalam aIua *9.999 unit4kg!! i.m sekali suntik
selama 19 hari
b. !ayi dengan 5S3! normal :
i. Penisilin . prokain dalam aIua *9.999 unit4kg!! i.m sekali suntik
selama 19 hari
ii. Penisilin . !enBatin *9.999 unit4kg !! i.m injeksi tunggal
C. ntibiotika selain penisilin tidak dianjurkan
d. 3erhadap sifilis kongenital L 2 tahun, dosis tidak lebih dari sifilis lanjut yang
didapat.
e. Setelah masa neonatus, untuk yang alergi terhadap penisilin diberikan
eritromisin dengan dosis tidak lebih dari sifilis didapat.
19. T'.8-+ P'5-9-(-( Poliklinik (ulit dan (elamin
11. P'(935,+ 1. :eurosifilis
2. Sifilis kardio8askular
12. I(:1*.'2 1(/'(+ !ila perlu
1". T'(-)- S+-(2-* )okter spesialis, dokter umum 4 residen kulit, pera1at yang terlatih
1'. L-.- P'*-6-+-( -
1*. M-/- P'.35,7-( -
1,. H-/,5 Sembuh
1/. P-+151), -
1<. O+18/, -
16. P*1)(1/,/ )ubius ad bonam
29. T,(2-0 L-(43+ (ontrol poliklinik (ulit dan (elamin untuk e8aluasi klinis dan serologis sesudah "
bulan pengobatan. $8aluasi kedua dilakukan sesudah , bulan. !ila ada indikasi
berdasarkan hasil pemeriksaan pada bulan ke , tersebut, dapat dilakukan e8aluasi
kembali pada bulan ke 12.
21. T,()0-+ E;,2'(/ <
R'01.'(2-/,
3ingkat e8iden 1a dan rekomendasi grade
22. I(2,0-+1* M'2,/ Perbaikan seCara klinis dan laboratorium %serologis&
2". E230-/, 1. 0enerangkan kepada pasien mengenai penyakitnya, penyebab dan perjalanan
32
penyakit
2. 0enCegah penularan kepada mitra seksualnya
". (emungkinan tertular >I=
'. Pemeriksaan terhadap mitra seksualnya
2'. K'83/+-0--( 1. >olmes ((, Sparling P#, Stamm G$, Piot P, Gasserheit A:, 5orey +, 5ohen
0S, Gatts )>, In : Se7ually 3ransmitted )isease. #orth ed. :e1 Hork :
0aC.ra1->ill, 299<
2. Pedoman penatalaksanaan I0S oleh (elompok Studi P0S Indonesia
%(SP0SI& tahun 2911
33
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
TRIKOMONIASIS ( ID 10 ! A%& )
1"
P'()'*+,-( Penyakit infeksi pada traktus urogenitalis bagian ba1ah 1anita maupun pria yang
disebabkan oleh $richomonas vaginalis
2" A(-.('/,/ 1. (eluhan umumnya munCul 2 E 2< hari paska coitus suspectus
2. Pada pria sebagian besar asimptomatik. Pada kasus yang simptomatis dapat
munCul keluhan rasa gatal pada saluran kenCing, nyeri kenCing disertai
keluarnya duh tubuh uretra yang biasanya keluar seCara intermiten
". Pada 1anita, beberapa kasus juga dapat bersifat asimptomatis. Pada kasus
yang simptomatis umumnya mengeluh adanya duh tubuh, jumlah banyak,
1arna kehijauan dan berbusa, berbau busuk disertai rasa gatal dan perih pada
8ul8a dan kulit sekitarnya. (eluhan lain yang mungkin terjadi adalah disuria,
polakisuria, dispareunia, perdarahan paska koitus dan perdarahan
intermenstrual.
$" P'.'*,0/--( F,/,0 1. 3rikomoniasis pada pria : orificium urethrae e%sternum tampak eritema, edema
disertai keluarnya duh tubuh mukoid atau seropurulen.
2. 3rikomoniasis pada 1anita : dinding 8agina eritema, edema, dengan duh tubuh
sero purulen, ber1arna kuning kehijauan, berbuih dan berbau busuk. Pada
ser8iks dapat ditemukan bintik-bintik perdarahan sehingga menyerupai
granuloma %stra,berry appearance&
4" K*,+'*,- D,-)(1/,/ 1. (linis :
a. Pada pria : orifiCium urethra e7ternum tampak eritema, edema disertai
keluarnya duh tubuh mukoid atau seropurulen.
b. Pada 1anita : dinding 8agina eritema, edema, dengan duh tubuh sero
purulen, ber1arna kuning kehijauan, berbuih dan berbau tidak enak. Pada
ser8iks dapat ditemukan bintik-bintik perdarahan 6stra,berry cervi%7.
2. Pemeriksaan penunjang : pada pemeriksaan sediaan basah dapat diamati
adanya 3riChomonas 8aginalis.
34
%" D,-)(1/,/ B-(2,() 1. Pada 1anita : bakterial 8aginosis, kandidosis 8ul8o8aginal
2. Pada pria : uretritis gonokokal, uretritis non gonokokal
6" P'.'*,0/--( P'(3(4-() 1. Pemeriksaan sediaan basah dengan larutan fisiologis untuk mengamati
adanya $richomonas vaginalis
2. !iakan pada media )iamond modifikasi, #einberg atau (upferberg
=" K1(/35+-/, ?bstetri dan .inekologi pada kasus trikomoniasis dengan kehamilan
#" P'*-6-+-( R3.-7 S-0,+ 2a1at jalan %poliklinis&
&" T'*-8, / +,(2-0-(
(ID &-M)
1. Pada 1anita :
a. 0etronidaBole 2 gram per oral dosis tunggal, atau
b. 0etronidaBol 2 7 *99 mg4hari per oral selama / E 1' hari, atau
C. 3inidaBol 2 gram per oral dosis tunggal, atau
d. 3inidaBol 2 7 *99 mg4hari selama / E 1' hari
2. Pada pria :
a. 0etronidaBol 2 7 *99 mg4hari per oral selama / E 1' hari, atau
b. 3inidaBol 2 7 *99 mg4hari selama / E 1' hari
10 T'.8-+ P'5-9-(-( Poliklinik (ulit dan (elamin
11 P'(935,+ 3rikomoniasis rekuren dan persisten
12 I(:1*.'2 1(/'(+ !ila perlu
1$ T'(-)- S+-(2-* )okter spesialis, dokter umum 4 residen kulit, pera1at yang terlatih
14 L-.- P'*-6-+-( , E 1' hari
1% M-/- P'.35,7-( / E 1' hari
16 H-/,5 Sembuh
1= P-+151), -
1# O+18/, -
1& P*1)(1/,/ )ubius ad bonam
20 T,(2-0 L-(43+ (ontrol poliklinik (ulit dan (elamin
21 T,()0-+ E;,2'(/ <
R'01.'(2-/,
3ingkat e8iden 1a dan rekomendasi grade
22 I(2,0-+1* M'2,/ Perbaikan seCara klinis dan laboratorium
2$ E230-/, 1. Pemeriksaan dan pengobatan kepada mitra seksual
2. bstinensia hubungan seksual sampai pasien dan mitra seksualnya mengalami
perbaikan klinis dan laboratorium
35
". Selama pengobatan dengan metronidaBol, pasien diperingati untuk tidak
mengkonsumsi alkohol selama menggunakan obat tersebut sampai dengan 2'
jam sesudah penggunaan obat yang terakhir.
24 K'83/+-0--( 1. >olmes ((, Sparling P#, Stamm G$, Piot P, Gasserheit A:, 5orey +, 5ohen
0S, Gatts )>, In : Se7ually 3ransmitted )isease. #orth ed. :e1 Hork :
0aC.ra1->ill, 299<
2. Pedoman penatalaksanaan I0S oleh (elompok Studi P0S Indonesia
%(SP0SI& tahun 2911.
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
ULKUS MOLLE ( ID 10 ! A%= )
1. P'()'*+,-( Infeksi genitalia yang disebabkan oleh Haemophilus 2ucreyi ditandai adanya ulkus
multipel, tertutup jaringan nekrotik dan terasa sangat nyeri.
2. A(-.('/,/ 0unCul beberapa ulkus yang sangat nyeri pada kelamin, kurang lebih 1- ' minggu
setelah kontak seksual disertai pembengkakan pada kelenjar pada lipat paha.
". P'.'*,0/--( F,/,0 -lkus multipel, nyeri, lunak pada perabaan, bentuk seperti Ca1an, dinding
bergaung, dengan tepi yang tidak teratur. )asar ulkus berupa jaringan granulasi
yang mudah berdarah dan ditutup jaringan nekrotik purulen ber1arna kuning
keabuan. -lkus biasanya meluas ke perifer dan kulit di sekitar ulkus tampak
eritema. +okasi ulkus pada pria umumnya adalah preputium, sulkus koronarius,
frenulum, atau batang penis. Pada 1anita sering pada labia, klitoris, 8estibulum.
)apat terjadi oto-inokulasi sehingga dapat timbul pada pubis, paha dan abdomen.
'. K*,+'*,- D,-)(1/,/ 1. (linis : ulkus multipel, nyeri, teraba lunak, bentuk seperti Ca1an, dinding
bergaung, tepi tidak teratur dan ditutup jaringan nekrotik. )isertai pembesaran
kelenjar pada lipat paha.
2. Pemeriksaan penunjang : pulasan .ram dari apusan dasar lesi ditemukan
basil gram negatif yang berderet berpasangan seperti rantai atau tampak
seperti kumpulan ikan %school of fish& intra dan ekstra seluler
*. D,-)(1/,/ B-(2,() 1. -lkus banal
2. -lkus durum
". >erpes genitalis
'. +imfogranuloma 8enerium
,. P'.'*,0/--( P'(3(4-() 1. Pulasan .ram dari apusan dasar lesi
2. !iakan 4 kultur Haemophilus ducreyi
36
". 3es Ito-2eenstierna, positif bila timbul infiltrat L 9,* Cm dalam '< jam
/. K1(/35+-/, 0ikrobiologi (linik %untuk konsultasi hasil pemeriksaan penunjang&
<. P'*-6-+-( R3.-7 S-0,+ 2a1at jalan %poliklinis&
6. T'*-8, / +,(2-0-(
(ID &-M)
1. Siprofloksasin 2 7 *99mg4hari selama / hari, atau
2. $ritromisin base ' 7 *99 mg4hari selama / hari, atau
". Bitromisin 1 gram dosis tunggal, atau
'. Seftriakson injeksi I0 2*9 mg dosis tunggal
*. 3idak diperlukan penanganan khusus terhadap lesi. +esi ulseratif dijaga tetap
bersih, bila perlu dapat diberikan kompres dengan larutan :a5l 9,6;
,. -ntuk kelenjar getah bening yang berfluktuasi dapat dilakukan aspirasi melalui
kulit yang sehat. 3idak dianjurkan melakukan insisi, drainase maupun eksisi
dari kelenjar karena akan memperlambat penyembuhan.
19. T'.8-+ P'5-9-(-( Poliklinik (ulit dan (elamin
11. P'(935,+ 1. +imfadenopati inguinal suppuratif %bubo&
2. (iant ulcer4giant chancroid
". Phimosis atau autoamputasi akibat fibrosis
'. #isura dan atau striktura uretra
*. #istel rekto8agina
12. I(:1*.'2 1(/'(+ !ila perlu
1". T'(-)- S+-(2-* )okter spesialis, dokter umum 4 residen kulit, pera1at yang terlatih
1'. L-.- P'*-6-+-( -
1*. M-/- P'.35,7-( / E 1' hari
1,. H-/,5 Sembuh
1/. P-+151), -
1<. O+18/, -
16. P*1)(1/,/ )ubius ad bonam
29. T,(2-0 L-(43+ (ontrol poliklinik (ulit dan (elamin setiap minggu sampai terlihat perbaikan nyata
21. T,()0-+ E;,2'(/ <
R'01.'(2-/,
3ingkat e8iden 1a dan rekomendasi grade
22. I(2,0-+1* M'2,/ (linis dan laboratorium
2". E230-/, bstinensia hubungan seksual sampai klinis dan laboratorium membaik
2'. K'83/+-0--( 1. >olmes ((, Sparling P#, Stamm G$, Piot P, Gasserheit A:, 5orey +, 5ohen
0S, Gatts )>, In : Se7ually 3ransmitted )isease. #orth ed. :e1 Hork :
0aC.ra1->ill, 299<
2. Pedoman penatalaksanaan I0S oleh (elompok Studi P0S Indonesia
%(SP0SI& tahun 2911.
37
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
URETRITIS GONOKOKAL ( ID 10 ! A%4"0 )
1. P'()'*+,-( Infeksi 'eisseria gonorrhoea pada uretra yang ditandai dengan keluarnya duh
tubuh purulen dan nyeri saat kenCing
2. A(-.('/,/ (eluarnya duh tubuh purulen dari orificium urethra e%ternum %?-$& 2-/ hari paska
coitus suspectus disertai nyeri saat kenCing.
". P'.'*,0/--( F,/,0 8rifisium urethra e#sternum tampak eritema, edema, ektropion disertai keluarnya
duh tubuh purulen.
'. K*,+'*,- D,-)(1/,/ 1. (linis : orifisium urethra e#sternum tampak eritema, edema, ektropion disertai
keluarnya duh tubuh purulen atau mukopurulen disertai nyeri pada saat kenCing
2. Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan pulasan .ram dari duh tubuh urethra
tampak peningkatan leukosit P0: L *4lapangan pandang serta terdapat
diplokokus gram negatif intra dan ekstraseluler %pembesaran 1999M&
*. D,-)(1/,/ B-(2,() -retritis non gonokokal
,. P'.'*,0/--( P'(3(4-() 1. Pemeriksaan pulasan .ram : peningkatan jumlah leukosit P0: L *4lapangan
pandang serta adanya diplokokus gram negatif intra dan ekstra seluler
2. !iakan pada media 3hayer 0artin diikuti dengan tes oksidase, tes fermentasi
dan uji kepekaan
". 3es beta laktamase untuk mengetahui strain PP:.
/. K1(/35+-/, 0ikrobiologi (linik %konsultasi hasil pemeriksaan penunjang&
<. P'*-6-+-( R3.-7 S-0,+ 2a1at jalan %poliklinis&
6. T'*-8, / +,(2-0-(
(ID &-M)
1. -rethritis gonokokal non komplikata :
a. Sefiksim 1 7 '99 mg dosis tunggal, atau
b. +e8ofloksasin 1 7 *99 dosis tunggal, atau
38
C. (anamisin injeksi 2 gram i.m dosis tunggal, atau
d. Spektinomisin injeksi 2 gram i.m dosis tunggal, atau
e. Seftriakson injeksi 2*9 mg i.m dosis tunggal
2. -rethritis gonokokal komplikata
a. Sefiksim 1 7 '99 mg 4 hari selama * hari, atau
b. +e8ofloksasin 1 7 *994hari selama * hari, atau
C. (anamisin injeksi 2 gram i.m sekali sehari selama " hari, atau
d. Spektinomisin injeksi 2 gram i.m sekali sehari selama " hari, atau
e. Seftriakson injeksi 2*9 mg i.m sekali sehari selama " hari
19. T'.8-+ P'5-9-(-( Poliklinik (ulit dan (elamin
11. P'(935,+ $pididimitis, orChitis
12. I(:1*.'2 1(/'(+ !ila perlu
1". T'(-)- S+-(2-* )okter spesialis, dokter umum 4 residen kulit, pera1at yang terlatih
1'. L-.- P'*-6-+-( -
1*. M-/- P'.35,7-( * E / hari
1,. H-/,5 Sembuh
1/. P-+151), -
1<. O+18/, -
16. P*1)(1/,/ )ubius ad bonam
29. T,(2-0 L-(43+ (ontrol poliklinik (ulit dan (elamin pada hari ke-", / dan ke-1' paska pemberian
terapi antibiotika
21. T,()0-+ E;,2'(/ <
R'01.'(2-/,
3ingkat e8iden 1a dan rekomendasi grade
22. I(2,0-+1* M'2,/ (linis dan laboratorium
2". E230-/, bstinensia hubungan seksual sampai klinis dan laboratorium kembali normal
2'. K'83/+-0--( 1. >olmes ((, Sparling P#, Stamm G$, Piot P, Gasserheit A:, 5orey +, 5ohen
0S, Gatts )>, In : Se7ually 3ransmitted )isease. #orth ed. :e1 Hork :
0aC.ra1->ill, 299<
2. Pedoman penatalaksanaan I0S oleh (elompok Studi P0S Indonesia
%(SP0SI& tahun 2911
39
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
URETRITIS NON GONOKOKAL ( ID 10 ! A%6"0 )
1. P'()'*+,-( Infeksi traktus urogenital pada pria yang penyebabnya non spesifik atau tidak dapat
ditemukan dengan pemeriksaan laboratorium sederhana seperti +hlamydia
trachomatis dan .reaplasma urealyticum.
2. A(-.('/,/ 3erdapat keluhan rasa gatal pada saluran kenCing, nyeri kenCing disertai keluarnya
duh tubuh uretra yang umumnya keluar pada pagi hari %morning drops&. (eluhan
tersebut munCul 1 E * minggu paska coitus suspectus
". P'.'*,0/--( F,/,0 8rificium urethrae e%ternum mengalami peradangan ringan atau tampak normal.
)ijumpai pula adanya duh tubuh yang serus atau mukoid dalam jumlah yang
sedikit.
'. K*,+'*,- D,-)(1/,/ 1. (linis : orificium urethrae e%ternum mengalami peradangan ringan atau tampak
normal disertai keluarnya duh tubuh serus atau mukoid.
2. Pemeriksaan penunjang : pada pemeriksaan pulasan .ram dari apusan duh
tubuh uretra ditemukan peningkatan leukosit P0: L *4lapangan pandang,
tetapi tidak dijumpai adanya diplokokus gram negatif intra maupun ekstra
seluler.
*. D,-)(1/,/ B-(2,() -retritis gonokokal
,. P'.'*,0/--( P'(3(4-() 1. Pemeriksaan pulasan .ram :
a. )ari apusan duh tubuh uretra ditemukan peningkatan leukosit P0: L
*4lapangan pandang %pembesaran 1999M&
b. Sedimen urine ditemukan L 1* P0:4lapangan pandang %pembesaran
'99M&
C. 3idak dijumpai adanya diplokokus gram negatif intra dan ekstra seluler
2. &nzym immunoassay %$I& untuk dideteksi antigen dalam sekret.
". (en /probe techni-ue untuk deteksi asam nukleat dalam sekret.
40
'. !iakan jaringan
/. K1(/35+-/, -
<. P'*-6-+-( R3.-7 S-0,+ 2a1at jalan %poliklinis&
6. T'*-8, / +,(2-0-(
(ID &-M)
1. )oksisiklin 27199 mg po4hari selama / hari, atau
2. Bitromisin 1 gram po dosis tunggal, atau
". 3etrasiklin '7*99 mg po4hari selama / hari, atau
'. $ritromisin '7*99 mg po4hari selama / hari
19. T'.8-+ P'5-9-(-( Poliklinik (ulit dan (elamin
11. P'(935,+ $pididimitis, proktitis dan 3eiters syndrome
12. I(:1*.'2 1(/'(+ !ila perlu
1". T'(-)- S+-(2-* )okter spesialis, dokter umum4residen kulit, pera1at yang terlatih
1'. L-.- P'*-6-+-( / E 1' hari
1*. M-/- P'.35,7-( / E 1' hari
1,. H-/,5 Sembuh
1/. P-+151), -
1<. O+18/, -
16. P*1)(1/,/ )ubius ad bonam
29. T,(2-0 L-(43+ (ontrol poliklinik (ulit dan (elamin
21. T,()0-+ E;,2'(/ <
R'01.'(2-/,
3ingkat e8iden 1a dan rekomendasi grade
22. I(2,0-+1* M'2,/ Perbaikan seCara klinis dan laboratorium
2". E230-/, 1. Pemeriksaan dan pengobatan terhadap mitra seksual
2. bstinensia hubungan seksual sampai klinis dan laboratorium kembali normal
". Pasien dengan pengobatan eritromisin, tidak dianjurkan untuk dikonsumsi pada
saat lambung kosong
2'. K'83/+-0--( 1. >olmes ((, Sparling P#, Stamm G$, Piot P, Gasserheit A:, 5orey +, 5ohen
0S, Gatts )>, In : Se7ually 3ransmitted )isease. #orth ed. :e1 Hork :
0aC.ra1->ill, 299<
2. Pedoman penatalaksanaan I0S oleh (elompok Studi P0S Indonesia
%(SP0SI& tahun 2911.
41
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
DERMATITIS KONTAK ALERGI ( ID 10 ! L2$ )
1. P'()'*+,-( )ermatitis yang disebabkan terpaparnya kulit dengan bahan dari luar yang bersifat
allergen
2. A(-.('/,/ 1. !erCak merah, batas tidak tegas, tampak basah
2. Sebelumnya ada ri1ayat kontak berulang dengan bahan yang bersifat alergen
". 2i1ayat asma, rhinitis alergi
". P'.'*,0/--( F,/,0 1. +esi akut
+esi polimorf: makula eritema disertai udem, batas tidak jelas, diatas makula
eritema terdapat papul, 8esikel, bula yang bila peCah menjadi lesi menjadi
lesi yang eksudatif dan krusta.
2. +esi kronis
0akula 4 plakat dengan batas yang tidak tegas disertai penebalan kulit dan
diatas plakat tersebut ditemukan adanya skuama, likenifikasi, bekas garukan
dan hiperpigmentasi
". +esi subakut
)iantara kedua bentuk tersebut yaitu dermatitis akut yang sudah mongering
'. K*,+'*,- D,-)(1/,/ namnesis, pemeriksaan fisik, uji tempel %patch test& dengan menggunakan bahan
standar atau bahan yang diCurigai.
*. D,-)(1/,/ B-(2,() 1. )ermatitis (ontak Iritan
2. )ermatofitosis
". )ermatitis atopik
,. P'.'*,0/--( P'(3(4-() Patch test 4 3estempel
/. K1(/35+-/, 3idak perlu
42
<. P'*-6-+-( R3.-7 S-0,+ 2a1at jalan
6. T'*-8, / +,(2-0-(
(ID &-M)
1. +esi akut:
a. ntihistamin: 5hlortrimeton "7' mg4hari untuk menghilangkan gatal
b. Pada dermatitis berat 4 luas: prednison "9 mg4hari dan bila sudah ada
perbaikan dilakukan tapering.
C. !ila terdapat infeksi sekunder: antibiotika %amoksisilin 4 eritromisin& "7*99
mg4hari selama *-/ hari
d. +okal: kompres larutan garam fisiologis atau larutan kalium permanganas
1419.999 selama 2-" hari dan setelah mengering diberi krim yang
mengandung hidrokortison 1-2,*;
2. +esi kronis:
a. ntihistamin: 5hlortrimeton "7' mg4hari untuk menghilangkan gatal
b. 3idak perlu prednison
C. 3opikal: salep yang mengandung steroid yang lebih poten seperti
hidrokortison yang mengalami fluorinasi seperti desoksimetason,
diflukortolon
19. T'.8-+ P'5-9-(-( Poliklinik 2S-P Sanglah )enpasar
11. P'(935,+ Infeksi sekunder
12. I(:1*.'2 1(/'(+ -
1". T'(-)- S+-(2-* )okter spesialis kulit dan kelamin, dokter umum 4 residen kulit, pera1at terlatih
1'. L-.- P'*-6-+-( *-/ hari
1*. M-/- P'.35,7-( 1 minggu
1,. H-/,5 Sembuh, tetapi dapat kambuh kembali bila terpapar dengan bahan alergen
1/. P-+151), !ila perlu
1<. O+18/, 3idak perlu
16. P*1)(1/,/ !onam
29. T,(2-0 L-(43+ (ontrol ke Poliklinik (ulit dan kelamin
21. T,()0-+ E;,2'(/ <
R'01.'(2-/,
1
22. I(2,0-+1* M'2,/ (esembuhan klinis
2". E230-/, 2utin kontrol dan hindari bahan yang menyebabkan alergi
2'. K'83/+-0--( 1. 3ardan 0.P.5., Jug (.. llergiC 5ontaCt )ermatitis. In: .oldsmith +.., (atB
S.I., .ilChrest !.., Paller .S., +effell ). A., Golff (. editors. #itBpatriCkDs
)ermatology in .eneral 0ediCine. :e1 Hork: 0C.ra1 >illF2912. ed <
th
. p. 1*2-
1,'.
43
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
HERPES GENITALIS ( ID 10 ! A60"0 )
1. P'()'*+,-( Penyakit kulit yang ditandai dengan gejala bula berdinding tegang diatas kulit yang
eritema dengan perjalanan kronis residif
2. A(-.('/,/ 1. 3imbul gelembung berair yang tidak mudah peCah di perut bagian ba1ah dan
paha bagian tengah
2. Sebelumnya sering ditemukan berCak merah atau bentol-bentol merah yang
Cepat hilang.
". Sedikit rasa gatal
". P'.'*,0/--( F,/,0 1. !ula dinding tegang diatas kulit yang normal atau eritematosa, berisi Cairan
serous, kadang-kadang hemoragik
2. +esi dimulai dengan makula eritematosa atau urtika.
". !ila bula peCah akan terbentuk erosi, menyembuh tanpa sikatriks dan
meninggalkan bekas hiperpigmentasi yang bertahan selama beberapa bulan.
'. Predileksi: terutama permukaan fleksor, abdomen bagian ba1ah dan paha
bagian medial, namun bisa tampak dimana saja.
*. +esi membran mukosa terjadi sekitar 19; pasien dan hampir selalu terbatas
membran mukosa oral terutama mukosa bagian bukal.
,. 3anda :ikolsky dan sboe >ansen negatif
'. K*,+'*,- D,-)(1/,/ namnesis, pemeriksaan fisik, sitologi dan histopatologi
3erutama usia L ,9 tahun
*. D,-)(1/,/ B-(2,() 1. Pemfigus 8ulgaris
2. )ermatitis herpetiformis
44
". $ritema multiforme
'. $pidermolisis bulosa
,. P'.'*,0/--( P'(3(4-() 1. Pemeriksaan sitologi 4 3es 3BanCk: sel 3BanCk negatif
2. >istopatologi 4 P: bula terletak sub epidermal, tidak ada akantolisis, dominan
sel eosinofil.
". )+, -+, !S:, +#3, 2#3, elektrolit, imufloresensi %belum bisa dikerjakan&
/. K1(/35+-/, Penyakit )alam, 3>3, .igi dan 0ulut, 0ata
<. P'*-6-+-( R3.-7 S-0,+ 2a1at inap
6. T'*-8, / +,(2-0-(
(ID &-M)
1. (ortikosteroid, prednisone dengan dosis a1al ,9 mg4hari %metal prednisolon,
deksametason& kemudian diturunkan seCara perlahan-lahan bila klinis membaik
2. ntihistamin bila gatal
". !ila dengan kortikosteroid tidak ada perbaikan dapat diberikan ))S 299-"99
mg4hari
'. !ila terdapat kontraindikasi pemberian steroid dan ))S atau bila ingin
menurunkan dosis steroid diberikan tetrasiklin "7*99mg4hari dan nikotinamid
"7*99 mg4hari
*. 3erapi topikal:
a. +esi kering: krim hidrokortison 1-2,*; dan antibiotik
b. !ula utuh: bedak asam salisilat 1; dan menthol 9,*;
C. +esi basah: kompres dengan garam faali %:a5l 9,6;& atau kalium
permanganas 1:19.999
19. T'.8-+ P'5-9-(-( 2S-P Sanglah )enpasar
11. P'(935,+ 1. Sepsis dan bronkopneumonia
2. )iabetes mellitus
". .angguan Cairan dan elektrolit
'. $fek samping pemakaian steroid dosis tinggi lainnya, yaitu ulkus peptikum
*. ?steoporosis
12. I(:1*.'2 1(/'(+ !ila perlu %Pemeriksaan laboratorium, sitologi, histopatologi&
1". T'(-)- S+-(2-* )okter spesialis kulit dan kelamin, dokter umum 4 residen kulit, pera1at terlatih
1'. L-.- P'*-6-+-( '-< minggu
1*. M-/- P'.35,7-( 1-2 minggu
1,. H-/,5 Sebagian besar sembuh, tetapi dapat kambuh kembali
1/. P-+151), )ilakukan untuk menegakkan diagnosis
1<. O+18/, !ila perlu
16. P*1)(1/,/ )ubius ad bonam
29. T,(2-0 L-(43+ (ontrol ke Poliklinik (ulit dan (elamin
21. T,()0-+ E;,2'(/ < 1
45
R'01.'(2-/,
22. I(2,0-+1* M'2,/ (esembuhan klinis
2". E230-/, 2utin kontrol dan minum obat
2'. K'83/+-0--( 1. 5ulton ).., +iu J., )iaB +.. !ullous Pemphigoid. In: .oldsmith +.., (atB S.I.,
.ilChrest !.., Paller .S., +effell ). A., Golff (. editors. #itBpatriCkDs
)ermatology in .eneral 0ediCine. :e1 Hork: 0C.ra1 >illF2912. ed <
th
. p. ,9<-
2".
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
PSORIASIS VULGARIS ( ID 10 ! L40"0 )
1. P'()'*+,-( Penyakit peradangan kulit yang kronik residif ditandai dengan plak eritematosa,
berbatas tegas diatasnya terdapat skuama yang kasar dan berlapis-lapis,
transparan disertai fenomena berCak lilin, tanda uspitB dan fenomena (oebner.
2. A(-.('/,/ 3ampak berCak merah bersisik tebal terutama siku dan lutut, kulit kepala, bokong,
pantat, dan kelamin. !isa juga di daerah pusar dan Celah pantat.
". P'.'*,0/--( F,/,0 1. Plak merah dengan permukaan tampak skuama putih, batas tegas.
2. -kuran lesi ber8ariasi mulai dari papul pinpoint hingga plak.
". Predileksi: terutama ekstensor ekstremitas terutama siku dan lutut, kulit kepala,
lumbosakral bagian ba1ah, pantat, dan genital. !isa juga pada umbiliCus dan
Celah intergluteal.
'. #enomena berCak lilin %kaars8lek phenomen&: skuama tebal, kasar garis-garis
putih yang kabur seperti lilin yang digores.
*. uspitB sign: kulit diba1ah skuama tampak eritema homogen yang mengkilat
dan tampak bintik-bintik perdarahan ketika skuama dikerok karena trauma
kapiler yang mengalami dilatasi
,. #enomena (oebner: trauma pada kulit normal dapat menginduksi psoriasis
yang terjadi /-1' hari setelah trauma.
/. Pitting nail: lekukan-lekukan keCil, simetris
<. (lasifikasi:
a. Psoriasis ringan: PSI N <, luas lesi N *; dari permukaan kulit
b. Psoriasis sedang: PSI <-12, luas lesi *-29;
46
C. Psoriasis berat: PSI L 12, luas lesi L 29;, komplikasi pustular psoriasis,
mengenai telapak tangan dan kaki, tidak responsi8e terhadap
kortikosteroid topikal.
'. K*,+'*,- D,-)(1/,/ 1. namnesis
2. Pemeriksaan fisik
". Pemeriksaan histopatologi
*. D,-)(1/,/ B-(2,() 1. )ermatofitosis
2. Sifilis psoriasiformis
". )ermatitis seboroik
,. P'.'*,0/--( P'(3(4-() )+, -+, #+, !-:, serum kreatinin, +#3, albumin, asam urat dan biopsy kulit
/. K1(/35+-/, Penyakit dalam %)i8isi reumatologi&, 3>3, .igi dan 0ulut, Psikiatri
<. P'*-6-+-( R3.-7 S-0,+ 1. 2a1at jalan
2. 2a1at inap: psoriasis berat dengan penyulit eritrodermi
6. T'*-8, / +,(2-0-(
(ID &-M)
1. Psoriasis ringan:
a. 3opikal:
a& +ini pertama: emolien, kortikosteroid, 8itamin )" analog
b& +ini kedua: asam salisilat, ditranol, taBaroten, tar.
b. #ototerapi %bila terapi topikal gagal&
a& +ini pertama: :!--=!, !!--=!
b& +ini kedua: P-= %foto kemoterapi memakai psoralen&, e%cimer,
klimatoterapi
2. Psoriasis sedang:
a. 3erapi topikal
b. #ototerapi
C. 3erapi sistemik %bila terapi topikal dan fototerapi gagal&
a& +ini pertama: metotreksat, asitretin, biologis %alefasept, etarneCept,
adalimumab, infli7imab, ustekinumab&
b& +ini kedua: siklosporin, agen lain %hidoksi urea, ,-thioguanine,
CelleCept, sulfasalaBine&
". Psoriasis berat:
a. 3erapi topikal
b. #ototerapi
C. Sistemik
Sistemik:
0etroteksat /,*-2* mg p.o4minggu selama '-, minggu atau 2etinoid: Citretin
47
9,"-1,9 mg4kg hari selama 2-' bulan
3opikal:
Salep Campuran asam salisilat "-*; dan tar %+5) "-*;&, antralin 9,2-9,,;
salep4krim, kortikosteroid topikal poten atau kalsipotriol krim.
-ntuk menCari fokal infeksi konsul ke 3>3, .igi.
19. T'.8-+ P'5-9-(-( 2a1at inap 2S-P Sanglah )enpasar
11. P'(935,+ 1. $ritrodermi: seringkali diakibatkan pemberian steroid sistemik atau oleh karena
obat-obat topikal yang sangat iritasi
2. Infeksi: infeksi tenggorokan karena StreptoCoCCus, >I=, hepatitis 5
". Stres fisik dan mental
'. Sindrom metabolik
*. >ipertensi
12. I(:1*.'2 1(/'(+ Pemeriksaan laboratorium dan histopatologi
1". T'(-)- S+-(2-* )okter spesialis kulit dan kelamin, pera1at
1'. L-.- P'*-6-+-( 1-2 minggu
1*. M-/- P'.35,7-( 1 minggu
1,. H-/,5 Sebagian besar sembuh, tetapi dapat kambuh kembali
1/. P-+151), 1. kantosis dengan disertai pemanjangan rete ridges
2. Pemanjangan dan pembesaran papila dermis
". >iperkeratosis dan parakeratosis
'. Penipisan sampai hilangnya stratum granulosum
*. Peningkatan mitosis pada stratum basalis
,. $dema dermis disertai infiltrasi limdfosit dan monosit
/. 0ikro abses dari 0unro yang merupakan kumpulan keCil dari sel-sel neutrofil
pada stratum korneum
1<. O+18/, !ila perlu
16. P*1)(1/,/ )ubius ad bonam
29. T,(2-0 L-(43+ (ontrol ke Poliklinik (ulit dan (elamin
21. T,()0-+ E;,2'(/ <
R'01.'(2-/,
1
22. I(2,0-+1* M'2,/ (linis
2". E230-/, 2utin Control dan hindari faCtor penCetus
2'. K'83/+-0--( 1. .udjonsson A.$., $lder A.3. Psoriasis. In: .oldsmith +.., (atB S.I., .ilChrest
!.., Paller .S., +effell ). A., Golff (. editors. #itBpatriCkDs )ermatology in
.eneral 0ediCine. :e1 Hork: 0C.ra1 >illF2912. ed <
th
. p. 16/-2"1.
48
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
STEVENS JOHNSON SYNDROME / SINDROMA STEVENS JOHNSON (SSJ)
( ID 10 ! L%1"1 )
1. P'()'*+,-( Penyakit kulit yang akut dan fatal, ditandai oleh demam yang tinggi, lesi pada kulit,
mata dan mukosa lubang alam seperti mulut, hidung, 8agina 4 penis dan anus
2. A(-.('/,/ 1. .ejala prodromal: demam "6-'9O5, sakit kepala
2. .ejala kulit: eritema, papul, 8esikel dan bula yang kemudian peCah sehingga
terjadi erosi %19;&. )apat disertai purpura. +esi timbul akut, tersebar simetris,
generalisata.
". (eterlibatan mukosa: <9; dua atau lebih mukosa %mukosa mata, oral,
genitalia, kadang di hidung dan anus&. !erupa 8esikel, bula, erosi, ekskoriasi,
krusta hitam
'. Penyakit ini sering dihubungkan dengan alergi obat dan infeksi.
". P'.'*,0/--( F,/,0 1. .ejala prodromal: demam "6-'9O5, sakit kepala
2. .ejala kulit: eritema, papul,8esikel dan bula yang kemudian peCah sehingga
terjadi erosi %19;&. )apat disertai purpura. +esi timbul akut, tersebar simetris,
generalisata.
". (eterlibatan mukosa: <9; dua atau lebih mukosa %mukosa mata, oral,
genitalia, kadang di hidung dan anus&. !erupa 8esikel, bula, erosi, ekskoriasi,
krusta hitam
'. K*,+'*,- D,-)(1/,/ 1. namnesis dan pemeriksaan fisik memenuhi 32IS
49
2. 2i1ayat minum obat dan infeksi
*. D,-)(1/,/ B-(2,() 1. $o%ic &pidermal 'ecrolysis 4 :ekrolisis epidermal toksi %:$3&
2. Pemfigus 8ulgaris
,. P'.'*,0/--( P'(3(4-() )+, -+, #+, +#3, 2#3, elektrolit, analisa gas darah, rontgen toraks
/. K1(/35+-/, Penyakit )alam, nestesi dan 3erapi Intensif, 3>3, 0ata, Patologi (linik, 2adiologi
<. P'*-6-+-( R3.-7 S-0,+ 2a1at inap
6. T'*-8, / +,(2-0-(
(ID &-M)
1. ?bser8asi tensi, nadi, suhu dan kesadaran 2' jam
2. 0enjaga keseimbangan Cairan dan elektrolit, diberikan infuse :a5l 9,6; dan
glukosa *; %1:1&. !ila terdapat syok atau gagal ginjal dikonsulkan ke )okter
Spesialis Penyakit )alam
". Semua obat yang diminum sebelumnya dihentikan
'. )iberikan deksametason i.8 2719 mg4hari. !ila keadaan kritis telah diatasi,
turunkan dosis dengan Cepat %*mg4hari&. !ila dosis sudah rendah diganti
dengan prednisone 4 metilprednisolon dan tapering.
*. ntibiotik spektrum luas %jarang menimbulkan alergi& diberikan bersama-sama
dengan pemberian deksametason, yaitu gentamisin 27<9 mg i.84hari selama *-
/ hari. !ila alergi gentamisin atau terdapat kelainan ginjal, diberikan
siprofloksasin 27'99 mg i.8 atau klindamisin 27,99 mg i.8
,. !ila demam menetap, antipiretik diberikan dengan hati-hati %melalui rapat
khusus&
/. )iet rendah garam dan tinggi protein
<. !ila kadar kalium rendah diberikan (5l "7*99 mg4hari
6. -ntuk stomatitis diberikan boraks gliserin 19; atau kenalog in orabase
19. +esi basah: kompres salin :a5l 9,6; atau kalium permanganas 1419.999 dan
lesi yang kering diberikan bedak salisil 1* atau krim hidrokortison 1-2,*;
11. 3es kulit %tes tempel& dengan bahan obat yang diCurigai dilakukan , minggu
setelah sembuh
12. )iberikan kartu alergi yang memuat obat yang diCurigai sebagai penyebab.
19. T'.8-+ P'5-9-(-( 2uang ra1at inap 2S-P Sanglah )enpasar
11. P'(935,+ 1. .angguan keseimbangan Cairan dan elektrolit
2. Perdarahan usus
". .agal ginjal
'. Sepsis, pneumoni
12. I(:1*.'2 1(/'(+ Perlu, tertulis %Pemeriksaan laboratorium, rontgen toraks&
1". T'(-)- S+-(2-* )okter Spesialis (ulit dan (elamin, )okter -mum 4 2esiden (ulit, pera1at terlatih.
1'. L-.- P'*-6-+-( 1-2 minggu
1*. M-/- P'.35,7-( 1 minggu
1,. H-/,5 1. Sembuh atau dengan kelainan mata ringan sampai kebutaan
50
2. )apat juga terjadi kematian
1/. P-+151), )ari biopsy kulit untuk konfirmasi diagnosis
1<. O+18/, Perlu, bila terjadi kematian.
16. P*1)(1/,/ )ubius ad bonam
29. T,(2-0 L-(43+ (ontrol poliklinik (ulit dan (elamin
21. T,()0-+ E;,2'(/ <
R'01.'(2-/,
1
22. I(2,0-+1* M'2,/ (esembuhan klinis
2". E230-/, 2utin kontrol dan hindari obat penyebab
2'. K'83/+-0--( 1. llanore +.=., 2oujeau A.5. $pidermal :eCrolysis %Ste8ens-Aohnson Syndrome
and 3o7iC $pidermal :eCrolysis&. In: .oldsmith +.., (atB S.I., .ilChrest !..,
Paller .S., +effell ). A., Golff (. editors. #itBpatriCkDs )ermatology in .eneral
0ediCine. :e1 Hork: 0C.ra1 >illF2912. ed <
th
. p. '"6'<-2".
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
FI?ED DRUG ERUPTION ( ID 10 ! L"2=0 )
1. P'()'*+,-( $rupsi obat yang umumnya ditandai dengan berCak tebal ber1arna keunguan yang
timbul berulang pada daerah yang sama
2. A(-.('/,/ 2i1ayat terpapar obat, munCul lesi kulit di tempat yang sama, gatal, paling sering
pada genital dan perianal, tangan, kaki, gatal, terbakar, demam, malaise, gejala
saluran Cerna
". P'.'*,0/--( F,/,0 0akula eritema, soliter, bulat atau o8al, batas tegas, merah Cerah atau merah
kehitaman yang berkembang menjadi plak edema,
'. K*,+'*,- D,-)(1/,/ namnesis : 2i1ayat minum obat
Pemeriksaan (linis : timbul lesi yang khas di tempat yang sama dengan lesi
sebelumnya yang pernah dialami
*. D,-)(1/,/ B-(2,() 3$:, $ritema multiforme mayor
,. P'.'*,0/--( P'(3(4-() Pemeriksaan darah lengkap, urinalisis, feses lengkap, S.?3 4 S.P3, -reum,
Creatinin, histopatologi
/. K1(/35+-/, Ilmu Penyakit )alam, 3>3, Patologi natomi
<. P'*-6-+-( R3.-7 S-0,+ 2a1at jalan jika tidak ada penyulit
6. T'*-8, / +,(2-0-( 1. $liminasi obat yang diCurigai
51
(ID &-M) 2. (ortikosteroid %prednisolon 4 metilprednisolon& "9-'9 mg4hari selama *-/ hari
kemudian ditappering
". ntihistamin 530 "7' mg atau mebhydroline napadisilate 27*9 mg4hari
'. ntibiotik eritromisin "7*99 mg4hari selama * hari jika ada infeksi sekunder
*. Aika lesi basah : kompres:a5l 9,6 ;
,. +esi kering : krim hidrokortison 1-2,* ; atau bedak salisil 1;
/. 3es tempel dengan bahan obat yang diCurigai dilakukan , minggu setelah
sembuh
19. T'.8-+ P'5-9-(-( 2a1at inap jika ada penyulit
11. P'(935,+ Perluasan ke arah epidermal nekrolisis 4 erupsi obat yang lebih berat dengan
keterlibatan traktus respiratorius, gastrointestinal
12. I(:1*.'2 1(/'(+ Perlu
1". T'(-)- S+-(2-* )okter spesialis, residen, pera1at, Co ass %obser8asi&
1'. L-.- P'*-6-+-( *- / hari jika tidak ada penyulit
1*. M-/- P'.35,7-( 2 E " minggu
1,. H-/,5 Sembuh bila obat penCetus dihindari dan obat lain yang memiliki struktur kimia yang
sama
1/. P-+151), 2eaksi likenoid dengan perubahan 8aCuolar dan pembentukan Ci8ate bodies.
Infiltrat Cenderung meluas sampai ke dermis, terdapat netrofil dan melanin
1<. O+18/, 3idak diperlukan
16. P*1)(1/,/ !aik bila tidak ditemukan keterlibatan sistemik dan perkembangan lesi kulit kearah
epidermal nekrolisis atau eritroderma
29. T,(2-0 L-(43+ Poliklinik kulit dan kelamin
21. T,()0-+ E;,2'(/ <
R'01.'(2-/,
1a
22. I(2,0-+1* M'2,/ (esembuhan seCara klinis dan laboratorium
2". E230-/, >indari obat penCetus
2'. K'83/+-0--( Shear :>, (no1les S2, Sulli8an A2, Shapir ?+: 5utaneus 2eaCtion to drugs. In:
#itBpatriCkDs )ermatology in .eneral 0ediCine, <th edition. :e1 Hork: 0C.ra1-
>ill.2912F ''6 E *9.
52
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
LUPUS ERITEMATOSUS KUTANEUS ( ID 10 ! L"&$1 )
1. P'()'*+,-( (elainan kulit autoimun yang dapat mengenai 1ajah, badan terutama yang terpapar
matahari, ditandai dengan lesi batas tegas berupa plak eritema berskuama
berbagai ukuran, bila sembuh ditandai dengan atrofi, skar dan perubahan pigmen.
2. A(-.('/,/ !erCak merah pada 1ajah simetris, rambut rontok, ulkus mulut, fotosensiti8itas,
8asCulitis, berCak merah seluruh tubuh.
". P'.'*,0/--( F,/,0 0akula eritema berkonfluent, bagian tangan edema, morbiliformis, papulo
skuamosa, leukoderma, telangiektasis, maCula papul ber1arna merah keunguan
dengan skuama diatasnya, carpet tac#s, skaratrofi sentral, nail plate distrofi.
.ambaran klinis lupus eritematosus ber8ariasi tergantung stadium +$, perlu
dilakukan pemantuan penyakit agar keterlibatan sistemik terdeteksi dini.
'. K*,+'*,- D,-)(1/,/ 1. namnesis dan klinis : timbul lesi kulit terutama timbul pada area yang terpapar
sinar, disertai telangiektasis, atrofi, perubahan pada mukosa, rambut dan kuku
2. Pemeriksaan penunjang :
)itemukan anemia, lekopenia, trombositopenia, peningkatan +$),
proteinuria, hematuria, pemeriksaan autoantibody tes : psoitif ber8ariasi.
*. D,-)(1/,/ B-(2,() )ermatitis seboroik, dermatomiositis, aknerosasea, drug eruption,mikosisfungoides,
dermatitis kontak, psoriasis.
53
,. P'.'*,0/--( P'(3(4-() )arah lengkap, +$), -rinalisis, -reum, 5reatinin, S.?3 4 S.P3, tes :, tes
antibodi anti ds-):, pemeriksaan histopatologi, pemeriksaan imunopatologik,
pemeriksaan imunoflorosensi.
/. K1(/35+-/, Ilmu Penyakit )alam di8isi 2eumatologi, Patologi natomi, Patologi (linik
<. P'*-6-+-( R3.-7 S-0,+ 2a1at inap
6. T'*-8, / +,(2-0-(
(ID &-M)
1. Pengobatan sistemik : hidroksi klorokuin, Iuinakrin, dapson, retinoid, klofaBimin
2. Pengobatan topikal : tabir surya, kortikosteroid topiCal super poten 4 intralesi,
taCrolimus 4 pimeCrolimus
19. T'.8-+ P'5-9-(-( 2a1at inap
11. P'(935,+ (eterlibatan organ sistemik yang mengarah ke sistemik lupus eritematosis
12. I(:1*.'2 1(/'(+ Perlu
1". T'(-)- S+-(2-* )okter spesialis, residen, pera1at, Co ass %obser8asi&
1'. L-.- P'*-6-+-( / E 19 hari jika tidak ada penyulit
1*. M-/- P'.35,7-( 2 E " minggu jika tidak ada penyulit
1,. H-/,5 nemia, leukopenia, peningkatan +$), hipergamaglobulin, proteinuri, hematuri,
kristal urin, peningkatan !-: dan kreatinin. 3es : %K&, ds ):, sm,
Pemeriksaan imunoflorosensi ditemukan deposit Ig ., Ig , Ig 0, dan 5", 5' 5I I
atau properdin. Pemeriksaan imunopatologi ditemukan +upus band test %K&
1/. P-+151), 1. 5+$ : edema epidermis atas, degenerasi liIuefaCtion fokal
2. S5+$: infiltrasi sel mononuClear terbatas pada peri8askular dan struktur
adneksa kulit.
". )+$ : hiperkeratosis dan folliCular plugging, atrofi, pada membrane basal
terdapat degenerasi liIuefaCtion atau 8akuolar, pada dermis ditemukan infiltrasi
sel mononuClear terutama limfosit sel 3.
1<. O+18/, 3idak diperlukan
16. P*1)(1/,/ !aik jika tidak ada penyulit
29. T,(2-0 L-(43+ (ontrol Poliklinik Ilmu (esehatan (ulit dan (elamin serta poliklinik lain yang terkait
penyulit
21. T,()0-+ E;,2'(/ <
R'01.'(2-/,
1a
22. I(2,0-+1* M'2,/ (esembuhan seCara klinis dan laboratorium
2". E230-/, >indari penCetus
2'. K'83/+-0--( 5ostner 0I, Sontheimer 2). +upus $rythematosus. In :#reedberg I0, $isen J,
Golff (, usten (#, .oldsmith +, (atB Si. $ds#itBpatriCks )ermatology in .eneral
0ediCine. <
th
ed. :e1 Hork: 0C.ra1->ill, 2912:1696 E 2,.
54
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
NEKROLISIS EPIDERMAL TOKSIK (NET) ( ID 10 ! L"%1"1 )
1. P'()'*+,-( 2eaksi mukokutan akut yang berat dan fatal, paling sering terjadi akibat obat,
kadang-kadang disebabkan oleh infeksi. )itandai dengan pengelupasan kulit yang
luas %L "9;&, lesi pada mukosa lubang alam dan gejala konstitusi yang berat.
2. A(-.('/,/ 1. 2i1ayat minum obat-obatan.
2. 1alnya timbul gejala prodromal berupa demam, malaise, sakit kepala, batuk,
pilek, nyeri tenggorok, nyeri dada, muntah, diare, mialgia, arthralgia. (emudian
timbul berCak kemerahan simetris pada 1ajah, leher, badan kemudian
menyebar ke ekstremitas dan timbul bula dinding kendor dan bergabung
menjadi satu. Aika tergesek akan terjadi pengelupasan kulit yang luas dan
nyeri. 0ukosa bibir biasanya selalu terkena, juga dapat mengenai mukosa lain
seperti konjungti8a, hidung, anogenital.
". P'.'*,0/--( F,/,0 1. )emam tinggi "6-'9P5
2. Pengelupasan kulit 4 erosi yang luas pada 1ajah, badan, ekstremitas juga dapat
mengenai mukosa bibir, mata, hidung, genital, anus.
". 3anda :ikolsky %K&
'. K*,+'*,- D,-)(1/,/ Pengelupasan kulit yang luas %L"9;&, lesi pada bibir, mata, hidung, genital. .ejala
prodromal yang berat, 2i1ayat minum obat. 3erjadi akut dan terdapat epidermolisis
55
%3anda :ikolsky positif&. Pada pemeriksaan histopatologi didapatkan nekrosis pada
epidermis, dapat terjadi Celah subepidermal, sebukan sel radang mononuClear pada
papilla dermis dengan eksositosis ke epidermis.
*. D,-)(1/,/ B-(2,() Sindrom Ste8en Aonhson, Staphylococcal Scalded S#in Syndrome%SSSS&,
$ritemamultiforme mayor, #i7ed drug eruption bulosa generalisata,
,. P'.'*,0/--( P'(3(4-() Pemeriksaandarahlengkap, urinalisis, feseslengkap, S.?34S.P3, -reum,
(reatinin, +$), elektrolit, albumin,fotorontgenparu, kulturdarah,
kulturusaptenggorokan, pemeriksaanhistopatologi.
/. K1(/35+-/, 0ata, 3>3, .igi @ mulut, Penyakit )alam, !edah plastik, I5-
<. P'*-6-+-( R3.-7 S-0,+ Penderita harus dira1at di rumah sakit dan a1asi tensi, nadi, suhu dan kesadaran 4
2' jam
6. T'*-8, / +,(2-0-(
(ID &-M)
1. Segera hentikan obat-obat yang diCurigai
2. Infus :a5l 9,6; : .lukosa *; Q 1:1
". )eksametason "719 mg i8, bila keadaan telah diatasi turunkan dosis dengan
Cepat %* mg4hari&, bila dosis sudah rendah diganti dengan prednisone dan
metilprednisolon dan tapering.
'. ntibiotik spektrum luas gentamisin 27<9 mg i.8 selama *-/ hari, bila alergi
gentamisin atau terdapat kelainan ginjal diberikan siprofloksasin 27'99 mg i.8
atau klindamisin 27,99 mg i.8.
*. !ila demam berikan antipiretik dengan hati-hati
,. )iet rendah garam dan tinggi protein
/. !ila kadar kalium rendah berikan (5l "7*99 mg4hari
<. !ila ada stomatitis berikan boraks gliserin 19; atau kenalog in ora base
6. Aika lesi basah : kompres :a5l 9,6 ;
19. +esi kering : krim hidrokortison 1-2,* ; atau bedaksalisil 1;
11. 3es tempel dengan bahan obat yang diCurigai dilakukan , minggu setelah
sembuh
19. T'.8-+ P'5-9-(-( 2uang pera1atan : I.) 4 2uang ra1at inap
11. P'(935,+ .angguan keseimbangan Cairan dan elektrolit, gagal ginjal dapat terjadi pneumonia
dan sepsis. kibat terapi kortikosteroid tinggi dapat memiCu terjadinya )0 akibat
obat atau edema serebri dan efek samping lainnya.
12. I(:1*.'2 1(/'(+ 3ertulis %perlu untuk per1atan, pemeriksaan histopatologi&
1". T'(-)- S+-(2-* )okter spesialis, )okter umum 4 2esiden kulit, pera1at terlatih.
1'. L-.- P'*-6-+-( 2 minggu
1*. M-/- P'.35,7-( 2 minggu
1,. H-/,5 1. )apat terjadi peningkatan +$), lekositosis, gangguan keseimbangan Cairan
dan elektrolit, mikroalbuminuria, hipoproteinemia, anemia, eosinofilia.
2. Sembuh, atau dengan kelainan mata ringan sampai kebutaan atau terjadi
kematian.
56
1/. P-+151), :ekrosis pada epidermis, dapat terjadi Celah subepidermal, sebukan selradang
mononuClear pada papilla dermis dengan eksositosis ke epidermis.
1<. O+18/, 3idak diperlukan
16. P*1)(1/,/ !ergantung pada keparahan penyakit dan kualitas pera1atan medis yang didapat.
(ematian terjadi akibat septikemia, pneumonia, perdarahan saluran Cerna, infark
miokardium, insufisiensi jantung, sepsis.
29. T,(2-0 L-(43+ (ontrol poliklinik kulit dan kelamin.
21. T,()0-+ E;,2'(/ <
R'01.'(2-/,
1a
22. I(2,0-+1* M'2,/ Perbaikan seCara klinis dan laboratorium
2". E230-/, $liminasi obat-obat yang diCurigai menyebabkan alergi.
2'. K'83/+-0--( llanore +=, 2oujeau A5. $pidermal :eCrolysis %ste8ens Aohnson syndrome and
to7iC epidermal neCrolysis&. In :#reedberg I0, $isen J, Golff (, usten (#,
.oldsmith +, (atB SI. #itBpatriCkDs )ermatology in .eneral 0ediCine. <th edition.
:e1 Hork: 0C.ra1->ill, 2912.p: '"6 E '6.
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
DERMATITIS ATOPIK ( ID 10 ! L"20& )
1. P'()'*+,-( )ermatitis atopik merupakan penyakit kulit kronik berulang yang terutama
mengenai bayi dan anak-anak usia dini.
)ermatitis atopik berdasarkan onset usia :
1. )ermatitis atopik pada neonatus 4 bayi
#ase akut, distribusi pada 1ajah, skalp dan ekstremitas bagian ekstensor.
2. )ermatitis atopik pada anak-anak
#ase kronik, likenifikasi, distribusi pada ekstremitas bagian fleksor.
". )ermatitis atopik pada de1asa
Inflamasi kronik dan gatal terkait paparan terhadap iritan eksogen
)ermatitis atopik berdasarkan umur lesi:
1. )ermatitis akut
Papul eritema disertai ekskoriasi dan eksudat serus dengan keluhan gatal yang
parah.
2. )ermatitis subakut
Papul eritema berskuama disertai ekskoriasi
57
". )ermatitis atopik kronis
Penebalan kulit disertai likenifikasi dan papul fibrosis %prurigo nodularis&
2. A(-.('/,/ 1. !erCak-berCak merah pada kulit berlangsung kronik dan berulang dengan
predileksi khas menurut usia.
2. (eluhan berhubungan dengan kelembaban dan debu rumah.
". (eluhan menghilang saat minum obat antihistamin dan salep 4 krim dari dokter.
'. .atal intermiten terutama malam hari dan bertambah saat berkeringat.
*. 3erdapat ri1ayat pasien dan atau keluarga dengan atopi %rhinitis alergi, asma,
dermatitis atopik&
". P'.'*,0/--( F,/,0 1. $rupsi eksantema berupa makula, papul, 8esikel disertai erosi dan ekskoriasi,
eksudat serus pada fase akut, disertai gatal yang berat, berkembang menjadi
plak disertai likenifikasi dan skuama putih tipis pada fase kronik.
2. Predileksi khas menurut usia: 1ajah, skalp, dan ekstremitas bagian ekstensor
%pada bayi&, fase kronik ditandai likenifikasi pada ekstremitas bagian fleksor
%pada anak-anak&.
'. K*,+'*,- D,-)(1/,/ (riteria >anifin dan 2adjka:
(riteria mayor :
1. Pruritus
2. )ermatitis eksema dengan morfologi dan distribusi lesi khas menurut umur.
". !erlangsung kronik berulang
'. 2i1ayat personal dan keluarga dengan penyakit atopik %asma, rhinitis alergi,
dermatitis atopik&
(riteria minor :
1. Merosis
2. +ipatan )enie 0organ
". llergiC shiners
'. #aCial pallor
*. Ghite dermographism
,. Pityriasis alba
/. (eratosis pilaris
<. Ikhtiosis 8ulgaris
6. >iperlinearis Palmaris dan plantaris
19. Ghite dermograpism
11. (onjungti8itis
12. (eratokonus
1". (atarak subkaspsular anterior
1'. Peningkatan serum Ig$
1*. 3est reaksikulit immediate
)iagnosis ditegakkan bila memenuhi " kriteria mayor K 14Lkriteria minor.
*. D,-)(1/,/ B-(2,() 1. )ermatitis kontak alergi atau iritan
58
2. )ermatitis seboroik
". Skabies
'. Psoriasis
*. Ikhtiosis 8ulgaris
,. (eratosis pilaris
/. )ermatofitosis
<. $rupsi obat
,. P'.'*,0/--( P'(3(4-() 1. )arah lengkap : eosinofilia
2. Serum Ig$
". PengeCatan gram
'. !iopsi histopatologi %pada kasus sulit&
*. 3est tempel
,. 3est tusuk
/. K1(/35+-/, 1. PediatriC
2. 0ata : Aika ada keluhan pada mata
". P'*-6-+-( R3.-7 S-0,+ 2a1at inap jika ada penyulit
'. T'*-8, / +,(2-0-(
(ID &-M)
1. $dukasi kepada pasien dan keluargany amengenai penyakitnya, kemungkinan
penyebab 4 penCetusnya dan pentingnya upaya untuk menghindarinya,
perjalanan penyakitnya, jenis dan Cara penggunaan obat yang benar.
2. >idrasi %berendam di air hangat selama 29 menit diikuti aplikasi emolien : urea
19;, moisturiBer&
". 0enghindari bahan iritan
'. Identifikasi dan menghindari alergen yang sudah terbukti sebagai etiologi
*. nti inflamasi %steroid topikal, penghambat kalsinurin topikal&
,. ntipruritus %antihistamin sedatif&
/. ntibiotika topiCal atau sistemik bila terjadi infeksi sekunder.
*. T'.8-+ P'5-9-(-( Poliklinik (ulit dan (elamin Sub )i8isi Imunologi-Pediatrik )ermatologi.
,. P'(935,+ 1. Infeksi sekunder
2. )ermatitis eksfoliati8a
". )ermatitis (ontak Iritan 3angan
'. $fek samping kortikosteroid %topikal 4 sistemik&
*. .angguan Psikososial
/. I(:1*.'2 1(/'(+ 1. 3est tempel
2. 3est 3usuk
<. T'(-)- S+-(2-* )okter spesialis, dokter umum 4 residen, pera1at terlatih
6. L-.- P'*-6-+-( / E 19 hari jika tidak ada penyulit
19. M-/- P'.35,7-( 2 E " minggu jika tidak ada penyulit
59
11. H-/,5 0embaik tetapi dapat mengalami rekurensi
12. P-+151), Spongiosis dan 8esikulasi spongiotik pada fase akut, sub akut ditemukan ireguler
akantosis, psoriasiform hyperplasia, lesi kronis ditemukan hyperkeratosis,
psoriasiform hyperplasia dan spongiosis ringan
1". O+18/, )iperlukan bila dikerjakan test temple dan test tusuk.
1'. P*1)(1/,/ 1. )apat mengalami remisi seCara spontan dan membaik dengan pertambahan
usia.
2. Pada remaja-de1asa berkembang menjadi hand dermatitis terkait pekerjaan.
". Prognosis buruk berkaitan dengan :
) luas pada masa kanak-kanak, ri1ayat asma dan rhinitis alergi, ri1ayat )
pada orang tua atau saudara sekandung, onset ) sejak usia dini, anak
tunggal, Ig$ serum tinggi.
1*. T,(2-0 L-(43+ (ontrol poliklinik (ulit @ (elamin subdi8isi imunologi-pediatrik dermatologi.
1,. T,()0-+ E;,2'(/ <
R'01.'(2-/,
1a
1/. I(2,0-+1* M'2,/ Perbaikan seCara klinis dan laboratorium
1<. E230-/, (I$ kepada keluarga mengenai perjalanan penyakit dermatitis atopik yang kronik
berulang, faCtor penCetus, pera1atan kulit terutama dengan emolien dan
menghindari kontak dengan bahan iritan, pemakaian kortikosteroid yang tepat.
16. K'83/+-0--( +eung ). H. 0., $iChenfield +.#., !ogunie1iCB 0. topiC )ermatitis. In :#itBpattriCk
in .eneral 0ediCine. <th edition. 2912F 8ol 1: p.1,*-1<2.
60
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
ERITRODERMA ( ID 10 ! L"26 )
1. P'()'*+,-( Penyakit kulit inflamasi yang ditandai dengan kemerahan dan sisik hampir seluruh
tubuh %69;& yang bisa disebabkan oleh perluasan penyakit kulit yang ada
sebelumnya, obat, keganasan, penyakit sistemik dan idiopatik.
2. A(-.('/,/ 1. 2i1ayat Penyakit sekarang: Sejak kapan timbul berCak kemerahanR +okasi
pertama timbulR !agaimana Cara penyebaran lesiR !agaimana bentuk, ukuran,
jenis, 1arna sisikR pakah timbul untuk pertama kali atau berulangR ?bat apa
saja yang sudah pernah diberikanR pakah ada bentuk lesi selain berCak
eritema dan sisikR 2i1ayat eksim atau alergi lainnyaR (eluhan rambut rontok 4
ketombeR :yeri sendiR 2i1ayat konsumsi obat sebelum timbul lesi kulitR
Pedigre penderitaR 0asalah medis lainR 2i1ayat penyakit yang dahulu :
ri1ayat sakit kulit serupa yang berulangR
". P'.'*,0/--( F,/,0 =ital sign : tensi, nadi, suhu, inspeksi lesi kulit, palpasi ada tidaknya pembesaran
kelenjar getah bening regional, pemeriksaan rambut, mukosa, kuku
'. K*,+'*,- D,-)(1/,/ 1. namnesis dan klinis: timbul berCak kemerahan disertai sisik mengenai hampir
seluruh tubuh %69; luas tubuh&
61
2. Pemeriksaan penunjang: tidak spesifik dapat ditemukan lekositosis,
peningkatan transaminase, laju endap darah %+$)&, tes fungsi ginjal,
hipoalbumin, ketidakseimbangan elektrolit dan Cairan, dan sel seBary dalam
sirkulasi darah, tergantung etiologi penyebab, serta fokal infeksi pada gigi,
telinga, hidung, tenggorokan
*. D,-)(1/,/ B-(2,() )iagnosis banding etiologi meliputi : perluasan lesi kulit yang ada sebelumnya
%psoriasis, dermatitis spongiosis, Pityriasis rubra pilaris&, obat, keganasan, penyakit
sistemik
,. P'.'*,0/--( P'(3(4-() )arah lengkap, gambaran darah tepi, laju endap darah %+$)&, tes fungsi hepar, tes
fungsi ginjal, urinalisis, feses lengkap, albumin, elektrolit, pemeriksaan sel seBary
dalam sirkulasi darah, dilakukan biopsi serial untuk membantu menCari etiologi
eritroderma
/. K1(/35+-/, Ilmu Penyakit )alam, !agian 3>3, Ilmu (esehatan .igi dan 0ulut, Ilmu Patologi
(linik, Patologi natomi, .iBi (linik.
<. P'*-6-+-( R3.-7 S-0,+ 2a1at inap
6. T'*-8, / +,(2-0-(
(ID &-M)
1. 0onitoring 8ital sign
2. Prednison 9,*-2 mg4(g!!, dosis terbagi harian, jika sudah menyingkirkan
psoriasis 8ulgaris sebagai penyebab eritroderma
". Aika psoriasis sebagai penyebab eritroderma : 0etotre7ate dosis /,*mg-1*
mg4minggu terbagi dalam " dosis dengan selang pemberian 12 jam disertai
pemberian asam folat
'. ntihistamin >1
*. :utrisi, keseimbangan Cairan dan elektrolit
,. Aika erupsi obat sebagai penyebab, hindari obat yang diCurigai
/. Pera1atan kulit sportif emolien dan kortikosteroid topikal
19. T'.8-+ P'5-9-(-( !angsal ra1at inap
11. P'(935,+ .angguan kardio8askular, ketidakseimbangan Cairan dan elektrolit,
hipoalbuminemia, gangguan termoregulator suhu, sepsis, pneumonia
12. I(:1*.'2 1(/'(+ Perlu
1". T'(-)- S+-(2-* )okter spesialis, residen, pera1at, 5o ass %obser8asi&
1'. L-.- P'*-6-+-( / E 19 hari tergantung penyulit
1*. M-/- P'.35,7-( " E ' minggu
1,. H-/,5 )apat mengalami remisi dan rekurensi tergantung etiologi
1/. P-+151), 3idak spesifik dapat ditemukan hyperkeratosis, spngiosis, infiltrate sel radang,
diperlukan biopsi serial untuk membantu menegakkan etiologi
1<. O+18/, 3idak perlu
16. P*1)(1/,/ 3ergantung penyebab, jika penyebabnya erupsi obat prognosis baik, jika psoriasis
dapat rekurensi, jika terkait keganasan internal resisten terhadap pengobatan dan
mortalitas
62
29. T,(2-0 L-(43+ 2a1at poliklinik kulit dan kelamin dan poliklinik lain terkait penyulit
21. T,()0-+ E;,2'(/ <
R'01.'(2-/,
1a
22. I(2,0-+1* M'2,/ (esembuhan seCara klinis
2". E230-/, >indari faktor penCetus
2'. K'83/+-0--( .rant A0, #edeles #, 2othe 0A.$7foliati8e )ermatitis. In : #reedberg I0, $isen J,
Golf (, usten (#, .oldsmith +, (atB Si.eds. #itBpatriCks )ermatology In .eneral.
19th ed. :e1 Hork:0C.ra1>ill, 2912: 2,, E /9.
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
ERUPSI OBAT ( ID 10 ! L"2=0 )
1. P'()'*+,-( 2eaksi alergi pada kulit dan atau mukosa sebagai akibat pemberian obat pada
orang yang hipersensitif terhadap obat tersebut
2. A(-.('/,/ 3imbul ruam pada kulit setelah mengkonsumsi obat, keluhan pertama atau sudah
berapa kali mengalami kekambuhan, timbul pada lokasi mana dan apakah terdapat
keterlibatan selaput lendir mulut dan kelamin yang terkena, ri1ayat obat K4- <
minggu yang diminum. )apat disertai gejala prodromal berupa demam, malaise,
nyeri kepala, batuk, pilek, nyeri tenggorokan
". P'.'*,0/--( F,/,0 2uam kulit polimorfik ringan hingga luas, berupa makulopapular rash %e7anthema&,
pustul, urtika, angioedema, purpura, disertai atau tanpa disertai keterlibatan
mukosa mata, bibir, genitalia
'. K*,+'*,- D,-)(1/,/ 1. namnesis dan klinis: timbul ruam polimorfik ringan hingga luas, berupa
makulopapular rash %e7anthema&, pustul, urtika, purpura, pada umumnya
menyebar seCara sentrifugal %dari badan ke ekstremitas& disertai atau tanpa
disertai keterlibatan mukosa mata, bibir, genitalia pada kulit setelah
mengkonsumsi obatdapat disertai gejala prodromal %panas badan, nyeri sendi,
63
nausea&.
2. Pemeriksaan penunjang: tidak khas, dapat dijumpai eosinofilia darah tepi,
peningkatan serum Ig$, peningkatan serum transaminase, biopsi.
*. D,-)(1/,/ B-(2,() =iral e7anthema untuk erupsi obat tipe makulopapular, urtikaria dan angioedema
yang bukan disebabkan oleh obat, subkornea pustular dermatosis dan psoriasis
pustulosa untuk erupsi obat tipe pustular
,. P'.'*,0/--( P'(3(4-() 3idak khas, darah lengkap, gambaran darah tepi, tes fungsi hepar, tes fungsi ginjal,
urinalisis, tes imunologi Ig$, biopsi untuk menyingkirkan diagnosis banding.
/. K1(/35+-/, Ilmu Penyakit )alam, Ilmu (esehatan nak, nastesi dan 3erapi Intensif, Ilmu
kesehatan 0ata, Ilmu Patologi (linik dan Patologi natomi
<. P'*-6-+-( R3.-7 S-0,+ 2a1at Inap
6. T'*-8, / +,(2-0-(
(ID &-M)
1. $liminasi obat yang diCurigai
2. (ortikosteroid : prednison 9.* E 2 mg4kg!!4hari dalam dosis terbagi harian.
". ntihistamin >1
'. 3opikal saliCyl talC 1;, kortikosteroid potensi ringan-sedang, triamsinolone
aCetonide pada mukosa bibir.
19. T'.8-+ P'5-9-(-( 2a1at inap jika ada penyulit
11. P'(935,+ $rosi pada mukosa mata atau traktus respiratorius, gastrointestinal,
ketidakseimbangan Cairan dan elektrolit
12. I(:1*.'2 1(/'(+ +isan dan tertulis
1". T'(-)- S+-(2-* )okter spesialis, dokter umum, residen, Co ass %obser8asi&
1'. L-.- P'*-6-+-( * E / hari bila tanpa keterlibatan organ dalam
1*. M-/- P'.35,7-( 1 E 2 minggu setelah lesi lama mengering
1,. H-/,5 Sembuh bila obat penCetus dihindari dan obat lain yang memiliki struktur kimia yang
sama
1/. P-+151), civate bodies
1<. O+18/, 3idak perlu
16. P*1)(1/,/ !aik bila tidak ditemukan keterlibatan sistemik dan perkembangan lesi kulit ke arah
epidermal nekrolisis atau eritroderma.
29. T,(2-0 L-(43+ (ontrol Poliklinik Ilmu (esehatan (ulit dan (elamin dan poliklinik lain yang terkait
penyulit
21. T,()0-+ E;,2'(/ <
R'01.'(2-/,
1a
22. I(2,0-+1* M'2,/ (esembuhan seCara klinis dan laboratorium
64
2". E230-/, >indari obat penCetus
2'. K'83/+-0--( 1. !reathnaCh S0, 3ony !, 5o7 :, .riffiths 5: 2ookDs 3e7tbook of dermatology,
/th ed. -S : !laCk1ell Publishing 5ompany, 299'F /".1-1<.
2. Shear :>, (no1les S2, Sulli8an A2, Shapir ?+: 5utaneus 2eaCtion to drugs.
In: #itBpatriCkDs )ermatology in .eneral 0ediCine, <th edition. :e1 Hork:
0C.ra1->ill.2912F ''6 E *9.
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
DERMATITIS HERPETIFORMIS ( ID 10 ! L"1$"0 )
1. P'()'*+,-( )ermatitis herpertiformis merupakan penyakit kulit yang khas ditandai erupsi
8esikulobula, berkelompok diatas kulit eritema, yang berlangsung kronik residif.
2. A(-.('/,/ 0unCul gelembung-gelembung berair pada kulit dia1ali berCak merah dengan rasa
gatal atau rasa terbakar kemudian dengan Cepat terbentuk gelembung berair.
". P'.'*,0/--( F,/,0 =esikel, bula berkelompok diatas kulit eritema, berisi Cairan serus, dinding tegang,
distribusi simetris, bilateral, tanda :ikolsky negatif.
'. K*,+'*,- D,-)(1/,/ 1. (elompok 8esikel dan bula tegang diatas kulit eritema, tanda :ikolsky negatif,
sangat gatal.
2. Predileksi: kulit kepala, skapula, punggung, bokong, paha, siku, lutut dan
ekstensor lengan.
". )istribusi bilateral simetris, terutama pada usia remaja.
'. 3erdapat glutein sensiti8e enteropathy.
*. D,-)(1/,/ B-(2,() 1. Pemfigoid !ulosa
65
2. $ritema multiforme
". $pidermolisis !ulosa
,. P'.'*,0/--( P'(3(4-() 1. )arah lengkap,
2. 3est 3BanCk : sel 3BanCk negatif
". >istopatologi : bula subepidermal, sel akantolisis negatif, infiltrate sel radang
neutrofil
'. )ireCt Imunofluoresensi: deposit Ig linear pada papiler dermis.
*. IndireCt Imunofluoresensi: tidak ditemukan auto antibodi
/. K1(/35+-/, !agian Ilmu Penyakit )alam
<. P'*-6-+-( R3.-7 S-0,+ 2a1at inap jika ada penyulit
6. T'*-8, / +,(2-0-(
(ID &-M)
1. )apson 199-"99 mg4hari sampai lesi menyembuh kemudian dosis diturunkan
setiap minggu sehingga dosis menCapai 2* mg4hari kemudian 2* mg per 2
hari, kemudian 2* mg perminggu.
2. ntihistamin 530 "71 tablet4hari
". !edak asam salisil 1; diCampur menthol 9,*; atau krim hidrokortison 1-2,*;
27 perhari.
'. )iet .lutein
*. P4 Cek darah lengkap setiap 2 minggu.
19. T'.8-+ P'5-9-(-( Poliklinik (ulit dan (elamin Sub )i8isi Imunologi
11. P'(935,+ nemiahemolitik %$feksamping)apson&
12. I(:1*.'2 1(/'(+ +isan dna tertulis
1". T'(-)- S+-(2-* )okter spesialis, dokter umum 4residen, pera1at terlatih
1'. L-.- P'*-6-+-( / E 19 hari jika tidak ada penyulit
1*. M-/- P'.35,7-( 2 E " minggu jika tidak ada penyulit
1,. H-/,5 0embaik tetapi dapat mengalami rekurensi
1/. P-+151), 1. !ula subepidermal, sel akantolisis negatif, infiltrat sel radang neutrofil
2. Imunofluoresensi direCt: deposit Iga linear pada dermis papiler.
". Imunofluoresensi indireCt: tidak ditemukan auto antibodi
1<. O+18/, 3idak dibutuhkan otopsi
16. P*1)(1/,/ !aik tetapi dapat mengalami rekurensi
29. T,(2-0 L-(43+ (ontrol poliklinik (ulit @ (elamin subdi8isi imunologi
21. T,()0-+ E;,2'(/ <
R'01.'(2-/,
1a
22. I(2,0-+1* M'2,/ Perbaikan seCara klinis dan laboratorium
66
2". E230-/, (I$ mengenai penyakit dan perjalanan penyakit yang bersifat kronik dan residif,
efek samping pengobatan dapson.
2'. K'83/+-0--( 2onaghy ., (atB S.I., >all 2. S. )ermatitis >erpertiformis. In :#itBpattriCk in
.eneral 0ediCine. <th edition. 2912F 8ol1 : p.,'2-,'6.
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
PSORIASIS ( ID 10 ! L"40 )
1. P'()'*+,-( Penyakit kulit kronis yang berulang ditandai dengan gambaran klinis
eritroskuamosa yang ber8ariasi. Pada tipe tertentu ditandai oleh pustul atau lake of
pustulae, dapat terlokalisir atau generalisata, selain mengenai kulit dan mengenai
mukosa, kuku dan atau persendian.
2. A(-.('/,/ 3imbul berCak merah tebal bersisik putih kasar seperti perak, pada kedua
ektremitas atas ba1ah terutama pada bagian ekstensor, dapat dijumpai ri1ayat
yang sama pada anggota keluarga lain.
". P'.'*,0/--( F,/,0 SeCara klinis dijumpai lesi ber8ariasi dari plakat eritematosa, skuama kering, tebal
disertai dengan fenomena tetes lilin, auspitB, koebner disertai keterlibatan
ekstrakutaneus seperti geographiC tounge dan pitting nail, skor PSI.
'. K*,+'*,- D,-)(1/,/ 1. namnesis dan klinis: timbul plakat eritematosa tebal bersisik putih kasar
seperti perak, pada kedua ektremitas atas ba1ah terutama pada bagian
67
ekstensor, disertai tanda auspitB yang positif, skor PSI.
2. Pemeriksaan penunjang: tidak spesifik, dapat ditemukan lekositosis,
peningkatan fungsi li8er 4 transaminasie, hipoalbumin, dan pemeriksaan auspitB
sign yang positif.
*. D,-)(1/,/ B-(2,() )ermatitis seboroik, pityriasis rubra pilaris, pityriasis rosea, parapsoriasis, pityriasis
likenoides, roseola sifilitika, porokeratosis
,. P'.'*,0/--( P'(3(4-() )arah lengkap, tes fungsi hepar, tes fungsi ginjal, albumin, elektrolit, urinalisis,
histopatologi
/. K1(/35+-/, Ilmu Penyakit )alam, 3>3, .igi dan 0ulut, Patologi natomi
<. P'*-6-+-( R3.-7 S-0,+ 2a1at inap jika skor PSI L 19; dengan penyulit : eritroderma, psoriasis pustulosa
generalisata, psoriasis dalam kehamilan, psoriasis artritis
6. T'*-8, / +,(2-0-(
(ID &-M)
1. -ntuk lesi dengan skor PSI N 19; : obat topikal meliputi :
3opikal kortikosteroid potensi sedang-super poten, preparat tar konsentrasi 2-
*;, 8itamin )" dan analognya seperti kalsipotriol dan emolien.
2. -ntuk lesi dengan skor PSI 19-"9; : terapi kombinasi obat topikal dengan
obat sistemik maupun fototerapi, meliputi :
0etotreksat peroral dosis /,* mg E 1* mg per minggu setiap dosis diberikan
dengan selang pemberian 12 jam, 0etotreksat i.8 atau i.m dosis 19 E 2* mg
sekali sehari disertai pemberian asam folat.
:arro1 band %:!& -=! "11 nm
". Aika skor PSI L"9; : diberikan terapi sistemik atau fototerapi.
19. T'.8-+ P'5-9-(-( Poliklinik (ulit dan (elamin jika skor PSI * E 19;, ra1at inap jika skor PSI L19;
disertai keterlibatan sistemik
11. P'(935,+ Infeksi, toksisitas obat sistemik, psoriasis artritis, keterlibat sistemik seperti kelainan
metabolisme penyerta dan gangguan kardio8askular.
12. I(:1*.'2 1(/'(+ Perlu
1". T'(-)- S+-(2-* )okter spesialis, dokter umum, residen, koas %obser8asi&
1'. L-.- P'*-6-+-( 1 E 2 minggu
1*. M-/- P'.35,7-( 2 E " minggu
1,. H-/,5 )apat mengalami remisi dan rekurensi
1/. P-+151), Parakeratosis, hyperkeratosis, psoriasiform hyperplasia, spongiosis of kogoj, abses
munro
1<. O+18/, 3idak perlu
16. P*1)(1/,/ !aik jika skor PSI N*; tanpa keterlibatan sistemik
29. T,(2-0 L-(43+ 2a1at poliklinik (ulit dan (elamin
21. T,()0-+ E;,2'(/ <
R'01.'(2-/,
1a
22. I(2,0-+1* M'2,/ Perbaikan klinis
68
2". E230-/, >indari faktor penCetus psoriasis
2'. K'83/+-0--( .udjonsson A$, $lder A3. Psoriasis. In : #reedberg I0, $isen J, Golff (, usten
(#, .oldsmith +, (atB SI. #itBpatriCkDs )ermatology in .eneral 0ediCine. <th
edition. :e1 Hork: 0C.ra1->ill, 2912.p: 16/ E 2"9.
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
URTIKARIA DAN ANGIOEDEMA ( ID 10 ! L"%0 )
1. P'()'*+,-( $dema dan eritema meninggi di permukaan kulit, berbatas tegas melibatkan dermis
superfisial yang terjadi seCara akut %N , minggu&, kronis %L , minggu&, bersifat
hilang timbul dalam 1aktu N 2' jam, jika edema meluas hingga dermis ba1ah dan
lapisan subkutan atau submukosa disebut angioedema. 3raktus respiratorius,
gastrointestinal dan kardio8askular dapat terlibat.
2. A(-.('/,/ .ejala subyektif timbul rasa gatal, kadang nyeri atau rasa terbakar. .ejala sistemik
yang dapat menyertai adalah nyeri kepala, hipotensi, sinkop, sesak nafas, nausea,
8omitus, palpitasi, demam, diare, menggigil, atralgia, mialgia dan flushing.
". P'.'*,0/--( F,/,0 -rtika dengan bentuk lesi dapat teratur atau tidak teratur, berukuran dari miliar
hingga plakat dengan distribusi dapat lokalisata, generalisata. +esi dapat hilang
timbul. ngioedema dapat timbul pada kelopak mata, bibir, dapat disertai atau tidak
disertai keterlibatan organ lain.
69
'. K*,+'*,- D,-)(1/,/ 1. namnesis dan klinis : ditemukan lesi urtika dan angioedema, episodik, hilang
timbul atau menetap lebih dari '< jam pada bentuk 8askulitis disertai gejala
subyektif dan sistemik.
2. Pemeriksaan penunjang : tidak spesifik dapat ditemukan lekositosis,
peningkatan laju endap darah, peningkatan fungsi hepar, urinalisis,
feses,eosinofilia, kadar komplemen, Ig$, :, fokal infeksi.
*. D,-)(1/,/ B-(2,() -rtikaria pigmentosa, eritema multiforme, eritema migrans, foto sensiti8itas akut,
fi7ed drug eruption, pemfigoid bulosa %lesi urtika&
,. P'.'*,0/--( P'(3(4-() )arah lengkap, laju endap darah, kimia darah, urinalisis, feses, hitung eosinofil,
pemeriksaan terhadap infeksi. Aika diduga terkait autoimun diperiksa kadar
komplemen, Ig $, Cryoprotein, :, jika diduga urtikaria fisik dilakukan -ji
rangsangan dingin dan hangat, e7CerCise dan uji foto pada urtikaria fisik. -ji tusuk
dan biopsi kulit untuk menyingkirkan diagnosis banding dan identifikasi urtikaria
8askulitis.
/. K1(/35+-/, Ilmu Penyakit )alam, Ilmu (esehatan nak, (ardiologi, 3>3, .igi %untuk menCari
fokal infeksi&, Patologi natomi.
<. P'*-6-+-( R3.-7 S-0,+ 2a1at jalan bila tidak disertai keterlibatan sistemik atau organ lain.
6. T'*-8, / +,(2-0-(
(ID &-M)
1. Identifikasi dan menghindari penCetus.
2. +osio yang mengandung antipruritus.
". ntihistamin >1 sedatif atau non sedatif, antidepresan trisiklik, prednison 1* E
"9 mg4hari jangka pendek.
'. $pinefrin untuk kasus kega1atdaruratan medis seperti edem laring dan kolaps
kardio8askular.
19. T'.8-+ P'5-9-(-( Poliklinik (ulit dan (elamin dan 2a1at inap pada kasus berat dengan keterlibatan
organ lain.
11. P'(935,+ 3erdapat keterlibatan organ lain seperti traktus respiratorius, traktus gastrointestinal
dan kardio8askular.
12. I(:1*.'2 1(/'(+ Perlu
1". T'(-)- S+-(2-* )okter spesialis, dokter umum, residen, pera1at, Co ass %obser8asi&
1'. L-.- P'*-6-+-( * E / hari jika tidak ada penyulit
1*. M-/- P'.35,7-( 1 E 2 minggu jika tidak ada penyulit
1,. H-/,5 Sembuh
1/. P-+151), $dem dermis superfisial, 8asodilatasi pembuluh darah, infiltrasi sel radang
1<. O+18/, -
16. P*1)(1/,/ )apat kronik residif tergantung penyebab penyakit
29. T,(2-0 L-(43+ (ontrol Poliklinik Ilmu (esehatan (ulit dan (elamin
21. T,()0-+ E;,2'(/ <
R'01.'(2-/,
1a
70
22. I(2,0-+1* M'2,/ (esembuhan seCara klinis untuk kasus akut
2". E230-/, >indari faktor penCetus
2'. K'83/+-0--( (aplan P. -rtiCaria and ngioedema. In: #reedberg I0, $isen J, Golff (, usten
(#, .oldsmith +, (atB SI. #itBpatriCkDs )ermatology in .eneral 0ediCine. <th
edition. :e1 Hork: 0C.ra1->ill, 2912.p: '1' E "9.
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
PEMFIGUS VULGARIS ( ID 10 ! L10"1 )
P'()'*+,-( Penyakit 8esikobulosa bersifat autoimun yang menyerang kulit dan mukosa yang
ditandai dengan bula berdinding kendur, terletak intraepidermal yang terjadi akibat
proses akantolisis. Perjalanan penyakit kronis, sering diikuti dengan kekambuhan
akut, dan dapat berakhir fatal. SeCara klinis dibedakan atas bentuk ringan %kelainan
kulit N 14" luas permukaan kulit&, sedang %kelainan kulit sampai *9; luas
permukaan kulit&, berat %L *9; luas permukaan kulit&.
1. A(-.('/,/ +epuh pada bibir, badan, lengan, tungkai, bokong, lipat paha, aksila. +uka yang
basah, nyeri dan berbau. (adang ada gatal. Subfebris, malaise, anoreksia, sulit
menelan. Paparan terhadap radiasi -ltra8iolet memperberat penyakit.
2. P'.'*,0/--( F,/,0 !ula dan 8esikel dinding kendor diatas kulit normal atau eritema, erosi, krusta,
71
makula hiperpigmentasi. )istribusi lesi generalisata. 3anda :ikolsky %K&
". K*,+'*,- D,-)(1/,/ !ula dan 8esikel dinding kendor, multipel, lukal uas yang basah dan nyeri,
mengenai kulit dan mukosa, :ikolsky %K&, keadaan umum jelek Pemeriksaan
3BanCk ditemukan sel-sel akantolitik, Pemeriksaan histopatologi ditemukan bula
intraepidermal suprabasal dan sel-sel akantolisis. Pada pemeriksaan imunoflorosen
langsung didapatkan deposit Ig. dan 5" intraseluler. Pada imunoflorosen tidak
langsung tampak autoantibodi intraseluler Ig ..
'. D,-)(1/,/ B-(2,() Pemfigoid bulosa, )ermatitis herpetiformis, Pemfigus foliaCeus, Pemfigus 8egetans,
+inear Ig )ermatosis, $pidermolisis bulosa aIuisita.
*. P'.'*,0/--( P'(3(4-() Pemeriksaan 3Bank, Pemeriksaan histopatologi, Imunoflorosensi langsung, )arah
lengkap, -rin rutin, S.?3, S.P3, -reum, (reatinin, .ula darah, lbumin, $lektrolit,
#oto rontgen paru.
,. K1(/35+-/, Penyakit dalam, 3>3, .igi @ 0ulut, 0ata, !urn -nit
/. P'*-6-+-( R3.-7 S-0,+ Penderita dira1at di 2umah Sakit untuk memperbaiki keadaan umum.
<. T'*-8, / +,(2-0-(
(ID &-M)
1. Infus :a5l 9,6 ;
2. (ortikosteroid %prednison, metilprednisolon, de7ametason& dengan dosis ,9 mg
untuk penyakit yang ringan, 199 mg untuk penyakit yang sedang, dan 1*9 mg
untuk penyakit yang berat. (emudian dosis diturunkan perlahan-lahan sesuai
dengan kemajuan klinis dan dipertahankan pada dosis pemeliharaan yang
diberikan sekali sehari pada jam 9<.99 pagi.
". (ortikosteroid dapat dikombinasi denganagen imunosupresif seperti aBatioprin
2,* mg4kg4hari selama 12 minggu, mikofenolatmofetil "9-'9 mg4kg4hari 27
sehari, siklofosfamid 1,1-2,* mg4kg4hari.
'. Aika terapi standard diatas tidak efektif dapat diberikan ritu7imab,
immunoglobulin intra8ena, plasma pharesis.
*. ntibiotik: amoksilin, kloksasilin atau sefotaksim selama *-/ hari bila terdapat
infeksi sekunder.
,. Pengobatan topikal :
a. !ila lesi kering : krim hidrokortison 1-2,*; dan antibiotik
b. !ia 8esikel dan bula utuh : bedak salisil 1; dan menthol 9,*;
C. !ila lesi basah : kompres larutan salin 4 :a5l 9,6 ;.
6. T'.8-+ P'5-9-(-( 2uang ra1at inap atau I.)
19. P'(935,+ (eadaan umum yang lemah, malnutrisi, dehidrasi, sepsis. +esi yang mengenai bibir
dan rongga orofaring menyebabkan pasien kesulitan menelan, makan dan minum
sehingga membutuhkan pera1atan di rumah sakit untuk mengontrol penyakit dan
penggantian Cairan intra8ena dan nutrisi.
11. I(:1*.'2 1(/'(+ 3ertulis %perlu untuk pera1atan, pemeriksaan histopatologi&
12. T'(-)- S+-(2-* )okter spesialis, )okter umum 4 2esiden kulit, pera1at terlatih.
1". L-.- P'*-6-+-( 2-< minggu
1'. M-/- P'.35,7-( 1-2 minggu
72
1*. H-/,5 Sembuh parsial dengan ketergantungan steroid, dapat terjadi kematian.
1,. P-+151), !ula intraepidermal suprabasal dan sel-sel akantolisis.
1/. O+18/, 3idak diperlukan
1<. P*1)(1/,/ 1. )ubia ad malam
2. #atal pada ,9; pasien dan pada pasien usia tua dengan masalah medis yang
bersamaan.
16. T,(2-0 L-(43+ (ontrol poliklinik kulit dan kelamin
29. T,()0-+ E;,2'(/ <
R'01.'(2-/,
1a
21. I(2,0-+1* M'2,/ Perbaikan seCara klinis dan laboratorium
22. E230-/, !erobat dan kontrol teratur.
2". K'83/+-0--( Payne S, Stanley A2. Pemphigus. In :#reedberg I0, $isen J, Golff (, usten
(#, .oldsmith +, (atB SI. #itBpatriCkDs )ermatology in .eneral 0ediCine. <th
edition. :e1 Hork: 0C.ra1->ill, 2912.p: *<, E ,99.
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
VERUKA VULGARIS ( ID 10 ! B"0= )
1. P'()'*+,-( =eruka 8ulgaris merupakan kelainan kulit yang bersifat jinak, menular, disebabkan
oleh 8irus, ditandai oleh adanya papula yang berbatas tegas, padat, menimbulkan
dengan permukaan yang kasar dan tidak teratur.
2. A(-.('/,/ !intil pada kulit yang teraba kasar dan Cepat menyebar ke tempat-tempat lain.
Predileksi terutama pada siku, lutut, kulit kepala, dll.
". P'.'*,0/--( F,/,0 1. +esi berupa papul yang hiperkeratosis dengan permukaan kasar %8erukosa&
yang berbatas tegas, 1arna putih keabuan, dapat single tunggal atau multipel.
!iasanya tidak gatal dan tidak sakit.
73
2. =ariasi klinis
'. K*,+'*,- D,-)(1/,/ namnesis dan pemeriksaan fisik
*. D,-)(1/,/ B-(2,() 0oloskum kontangiosum, keratoakantoma
,. P'.'*,0/--( P'(3(4-() -
/. K1(/35+-/, -
<. P'*-6-+-( R3.-7 S-0,+ 2a1at jalan : tindakan, pera1atan luka paska tindakan
6. T'*-8, / +,(2-0-(
(ID &-M)
1. !edah beku dengan :itrogen Cair
)ilakukan dengan Cara menempelkan Cairan tersebut melalui kapas lidi pada
lesi di kulit sampai timbul halo pembekuan pada jaringan sehat di dasar kulit.
2. $lektrodesikasi dan kuretase
Setelah diberikan anestesi lokal dengan lidokain, letakkan jarum listrik pada
puCak lesi dan tahan hingga jaringan mulai agak menggelembung. Selanjutnya
lesi dapat diangkat dengan kuret.
". Salep salisil *9; dengan plester
)apat diberikan salep Salisil dengan plaster yang dilubangi bagian tengahnya
untuk melindungi kulit disekitarnya. Setelah diberikan salep lalu ditutup dengan
plester lain. +akukan pergantian setiap hari sekali. Setelah 1 sampai 2 minggu
biasanya lesi akan menjadi putih dan lembek sehingga mudah dilepas.
19. T'.8-+ P'5-9-(-( 2S-P Sanglah )enpasar
11. P'(935,+ :yeri, perdarahan
12. I(:1*.'2 1(/'(+ Persetujuan tindakan medis
1". T'(-)- S+-(2-* )okter spesialis kulit dan kelamin, dokter residen, pera1at
1'. L-.- P'*-6-+-( -
1*. M-/- P'.35,7-( 1' hari
1,. H-/,5 !aik
1/. P-+151), !ila ada indikasi
1<. O+18/, -
16. P*1)(1/,/ !aik
29. T,(2-0 L-(43+ (ontrol poliklinis
21. T,()0-+ E;,2'(/ <
R'01.'(2-/,
1a
22. I(2,0-+1* M'2,/ (esembuhan klinis
2". E230-/, Aaga kebersihan pribadi dan lingkungan
2'. K'83/+-0--( #itBpatriCkDs )ermatology in .eneral 0ediCine <
th
edition 2912
74
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
MOLUSKUM KONTAGIOSUM ( ID 10 ! B0#"1 )
1. P'()'*+,-( 0oluskum kontagiosum merupakan tumor jinak kulit yang disebabkan 8irus
molusCum Contageousum, banyak menyerang anak-anak, dengan ditandai papula
yang lunak dengan Cekungan %dele& diatasnya.
2. A(-.('/,/ !intil pada kulit dengan permukaan halus mengkilap disertai Cekungan
ditengahnya.
". P'.'*,0/--( F,/,0 +esinya berupa papula keCil. !iasanya dengan diameter " sampai , mm, 1alaupun
jarang dapat menCapai diameter " Cm. +esi seCara indi8idual tersebar, lunak,
ber1arna merah muda, papula dome shaped, sering dengan umbilikasi di daerah
75
sentralnya dan di atas dasar kulit yang sedikit eritematus. +esi dapat terjadi di mana
saja di seluruh tubuh, baik pada kulit maupun membrana mukosa. !iasanya
bergerombol tetapi dapat pula tersebar. Galaupun lesi ini asimtomatik, tetapi
kadang-kadang dapat menimbulkan rasa gatal.
'. K*,+'*,- D,-)(1/,/ namnesis dan pemeriksaan fisik
*. D,-)(1/,/ B-(2,() =eruka 8ulgaris, keratoakantoma
,. P'.'*,0/--( P'(3(4-() )ermoskopi
/. K1(/35+-/, -
<. P'*-6-+-( R3.-7 S-0,+ 2a1at jalan : tindakan, pera1atan luka paska tindakan
6. T'*-8, / +,(2-0-(
(ID &-M)
Pengangkatan tumor dengan kuret atau nitrogen Cair dapat dilakukan dengan
mudah dan efektif 1alau agak sedikit terasa sakit.
19. T'.8-+ P'5-9-(-( 2S-P Sanglah )enpasar
11. P'(935,+ :yeri, perdarahan
12. I(:1*.'2 1(/'(+ Persetujuan tindakan medis
1". T'(-)- S+-(2-* )okter spesialis kulit dan kelamin, dokter residen, pera1at
1'. L-.- P'*-6-+-( -
1*. M-/- P'.35,7-( 1' hari
1,. H-/,5 !aik
1/. P-+151), !ila ada indikasi
1<. O+18/, -
16. P*1)(1/,/ !aik
29. T,(2-0 L-(43+ (ontrol poliklinis
21. T,()0-+ E;,2'(/ <
R'01.'(2-/,
1a
22. I(2,0-+1* M'2,/ (esembuhan klinis
2". E230-/, Aaga kebersihan pribadi dan lingkungan
2'. K'83/+-0--( #itBpatriCkDs )ermatology in .eneral 0ediCine <
th
edition 2912
76
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
HEMANGIOMA ( ID 10 ! D1#"0 )
1. P'()'*+,-( >emangioma merupakan tumor jinak yang berasal dari pembuluh darah pada
dermis dan subdermis. Sekitar /*; telah tampak setelah lahir dan <9; tampak
sebelum bayi berumur 1 tahun. Predileksi umumnya pada daerah kepala dan leher.
2. A(-.('/,/ !erCak kemerahan atau benjolan pada daerah kepala dan leher yang sudah ada
sejak lahir atau munCul setelah lahir sebelum usia 1 tahun.
77
". P'.'*,0/--( F,/,0 (lasifikasi berdasarkan histopatologik, dibedakan menjadi hemangioma kapiler,
ka8ernosa, dan Campuran.
1. :e8us #lammeus %Port-1ine Stain&
!iasanya munCul sejak bayi lahir, dikenal bentuk ne8us flammeus nuChae
%eritema nukhe& dijumpai sekitar *; dari bentuk papular yang sering
mengalami in8olusi yang tidak lengkap. (linisnya berupa makula berbatas
tegas, ber1arna merah jambu sampai keunguan, berukuran sekitar 1 Cm
sampai beberapa Cm bahkan dapat separuh badan dan biasanya unilateral.
+okasi tersering pada daerah kepala dan leher.
2. >emangioma Simpleks %3ipe Stra1berry, >emangioma (apilare&
0erupakan tipe hemangioma yang tersering dijumpai, munCul pada 1aktu
lahir atau 1 - " bulan setelah lahir. (linis berupa papula ele8asi sebesar ujung
jarum yang tumbuh seCara Cepat selama , bulan pertama sampai 1 - ,9 mm
kemudian pertumbuhan melambat. !erkembang menonjol berbentuk lobular
berbatas tegas, ber1arna merah Cerah, konsistensi lunak. +okasi sering pada
kepala, muka dan bahu atau kadang-kadang dapat di tempat lain. )apat terjadi
regresi 4 in8olusi spontan pada usia *-/ tahun seCara sempurna atau
meninggalkan parut, kulit mengeriput atau distorsi jaringan.
". >emangioma (a8ernosa
Sebagian besar hemangioma ka8ernosa munCul tidak pada 1aktu lahir tetapi
pada beberapa saat kemudian, dan seperti hemangioma simpleks juga banyak
terjadi pada bayi perempuan dengan pertumbuhan dan in8olusinya sering tidak
sempurna. ?leh karena letaknya lebih dalam.
(inisnya berupa nodular berbatas tegas, kistik, lobular, polipoid atau meninggi
yang ditutupi epidermis, dermis atau kalau lebih dalam subdermis. Garna dan
konfigurasi lesi bergantung pada letak kedalamannya, lesi yang superfisial
ber1arna merah sampai merah tua dengan permukaan ireguler, sedangkan
lesi yang lebih dalam berupa kebiruan dengan permukaan lebih halus.
'. K*,+'*,- D,-)(1/,/ namnesis dan pemeriksaan fisik
*. D,-)(1/,/ B-(2,() +imfangioma, malformasi 8askuler kongenital, herediter hemoragik teleangiektasis.
,. P'.'*,0/--( P'(3(4-() )ermoskopi
/. K1(/35+-/, -
<. P'*-6-+-( R3.-7 S-0,+ 2a1at jalan : tindakan, pera1atan luka paska tindakan
6. T'*-8, / +,(2-0-(
(ID &-M)
3idak ada yang memuaskan, keCil kemungkinan terjadi regresi spontan.
1. 5ryosurgery dapat memperCepat resolusi, tetapi sering terjadi parut atau
atrofi kulit.
2. $ksisi
". )engan +aser argon memberi hasil yang baik.
78
19. T'.8-+ P'5-9-(-( 2S-P Sanglah )enpasar
11. P'(935,+ :yeri, perdarahan
12. I(:1*.'2 1(/'(+ Persetujuan tindakan medis
1". T'(-)- S+-(2-* )okter spesialis kulit dan kelamin, dokter residen, pera1at
1'. L-.- P'*-6-+-( -
1*. M-/- P'.35,7-( !er8ariasi, tergantung kasus
1,. H-/,5 )ubius
1/. P-+151), !ila ada indikasi
1<. O+18/, -
16. P*1)(1/,/ )ubius
29. T,(2-0 L-(43+ (ontrol poliklinis
21. T,()0-+ E;,2'(/ <
R'01.'(2-/,
1a
22. I(2,0-+1* M'2,/ (esembuhan klinis
2". E230-/, 3idak ada modalitas terapi yang memuaskan
2'. K'83/+-0--( #itBpatriCkDs )ermatology in .eneral 0ediCine <
th
edition 2912
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
NEVUS PIGMENTOSUM ( ID 10 ! 4$"& )
1. P'()'*+,-( :e8us pigmentosum adalah tumor jinak yang tersusun dari sel-sel ne8us, sehingga
disebut juga ne8us sel ne8i atau ne8us melanositik. Aenis tumor jinak ini adalah
yang tersering didapat, sehingga dalam kehidupan sehari-hari dianggap suatu
keadaan fisiologik. :e8us pigmentosum dapat munCul sejak lahir, umumnya
se1aktu umur pubertas atau de1asa muda.
79
2. A(-.('/,/ !enjolan ber1arna Coklat sampai kehitaman pada permukaan kulit yang sudah ada
sejak lahir atau setelah lahir
". P'.'*,0/--( F,/,0 (linis ada " bentuk :
1. AunCtion :e8i
:e8us pigmentosus berupa lesi yang datar atau sedikit menonjol dari
permukaan kulit, sehingga lesi dapat sebagai makula atau papula yang
berbentuk kubah atau bertangkai. -kuran ber8ariasi antara beberapa milimeter
ber1arna keCoklatan sampai kehitaman yang berlokasi hampir di seluruh
bagian kulit tubuh, umumnya tidak berambut.
2. 5ompound :e8i
Papul 4 tumor yang sedikit menonjol atau papilomatus, ber1arna keCoklatan
kadang-kadang berambut. Sel-sel ne8us selain berada pada daerah dermal-
epidermal junCtion juga pada stratum papilare dermis.
". Intradermal :e8i
+esi berbentuk kubah atau bertangkai, seringkali tidak ber1arna. Sel-sel ne8us
berada pada dermis.
Pada :e8us jungsional dan Compound perlu mendapat perhatian karena
kemungkinan dapat berubah menjadi ganas dengan tanda-tanda :
a. Perluasan,
b. !ertambahnya pigmentasi,
C. 3anda radang,
d. 2asa gatal dan nyeri, bahkan terjadinya ulserasi spontan dan pendarahan
merupakan tanda jelas keganasan.
'. K*,+'*,- D,-)(1/,/ namnesis dan pemeriksaan fisik
*. D,-)(1/,/ B-(2,() 0elanoma maligna, ne8us biru
,. P'.'*,0/--( P'(3(4-() )ermoskopi, patologi anatomi
/. K1(/35+-/, -
<. P'*-6-+-( R3.-7 S-0,+ 2a1at jalan : tindakan, pera1atan luka paska tindakan
6. T'*-8, / +,(2-0-(
(ID &-M)
1. -mumnya tidak diperlukan, keCuali kalau ada indikasi kosmetik dapat dilakukan
bedah eksisi atau bedah listrik
2. (alaui ada keCurigaan ke arah keganasan juga dilakukan eksisi luas dengan
dilengkapi pemeriksaan hispatologik.
19. T'.8-+ P'5-9-(-( 2S-P Sanglah )enpasar
11. P'(935,+ :yeri, perdarahan
12. I(:1*.'2 1(/'(+ Persetujuan tindakan medis
1". T'(-)- S+-(2-* )okter spesialis kulit dan kelamin, dokter residen, pera1at
1'. L-.- P'*-6-+-( -
80
1*. M-/- P'.35,7-( !er8ariasi, tergantung kasus
1,. H-/,5 )ubius ad bonam
1/. P-+151), !ila ada indikasi
1<. O+18/, -
16. P*1)(1/,/ )ubius
29. T,(2-0 L-(43+ (ontrol poliklinis
21. T,()0-+ E;,2'(/ <
R'01.'(2-/,
1a
22. I(2,0-+1* M'2,/ (esembuhan klinis
2". E230-/, 3idak ada modalitas terapi yang memuaskan
2'. K'83/+-0--( #itBpatriCkDs )ermatology in .eneral 0ediCine <
th
edition 2912
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
KERATOSIS SEBOROIK ( ID 10 ! L #2 )
1. P'()'*+,-( 0erupakan tumor jinak pada lapisan epidermis kulit yang paling sering ditemukan.
)iduga disebabkan oleh adanya peranan paparan sinar matahari, genetik serta
infeksi.
2. A(-.('/,/ !intil-bintil se1arna kulit sampai kehitaman pada permukaan kulit
81
". P'.'*,0/--( F,/,0 Papul soliter atau multipel, se1arna kulit sampai kehitaman, diskrit, bentuk bulat,
diameter 9,1-9,* Cm
'. K*,+'*,- D,-)(1/,/ namnesis dan pemeriksaan fisik
*. D,-)(1/,/ B-(2,() Skin tag, Compound ne8us
,. P'.'*,0/--( P'(3(4-() )ermoskopi, patologi anatomi
/. K1(/35+-/, -
<. P'*-6-+-( R3.-7 S-0,+ 2a1at jalan : tindakan, pera1atan luka paska tindakan
6. T'*-8, / +,(2-0-(
(ID &-M)
1. $lektrodesikasi K kuretase
2. (rioterapi
". +aser ablati8e
19. T'.8-+ P'5-9-(-( 2S-P Sanglah )enpasar
11. P'(935,+ :yeri, perdarahan
12. I(:1*.'2 1(/'(+ Persetujuan tindakan medis
1". T'(-)- S+-(2-* )okter spesialis kulit dan kelamin, dokter residen, pera1at
1'. L-.- P'*-6-+-( -
1*. M-/- P'.35,7-( !er8ariasi, tergantung kasus
1,. H-/,5 )ubius ad bonam
1/. P-+151), !ila ada indikasi
1<. O+18/, -
16. P*1)(1/,/ )ubius ad bonam
29. T,(2-0 L-(43+ (ontrol poliklinis
21. T,()0-+ E;,2'(/ <
R'01.'(2-/,
1a
22. I(2,0-+1* M'2,/ Perbaikan klinis
2". E230-/, >indari paparan langsung terhadap sinar matahari
2'. K'83/+-0--( #itBpatriCkDs )ermatology in .eneral 0ediCine <
th
edition 2912
82
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
KARSINOMA SEL BASAL (KSB) ( ID 10 ! 0#& )
1. P'()'*+,-( (arsinoma sel basal merupakan tumor ganas kulit yang berasal dari sel basal,
umumnya timbul pada kepala dan leher dan lebih sering dijumpai pada pria pada
usia diatas *9 tahun dengan ditandai adanya ulkus yang bersifat infiltratif dan
destruktif.
83
2. A(-.('/,/ 1. 3erdapat benjolan atau berCak yang sering mengeluarkan darah pada daerah
yang sering terpapar sinar matahari namun bisa dimana saja.
2. +okasi tersering adalah 1ajah dan leher
". Sering disertai dengan rasa gatal
'. !erCak kehitaman yang dirasakan semakin membesar dan disertai dengan luka
yang tidak menyembuh.
". P'.'*,0/--( F,/,0 1. da lima bentuk klinis, namun yang paling sering dijumpai adalah tipe :odul-
ulseratif termasuk ulkus rodent.
2. Pada a1alnya berupa nodul sebesar 2-' mm, yang disertai dengan suatu
teleangiektasia.
". +ambat laun terdapat Cekungan di tengah disertai dengan adanya krusta yang
bila diangkat akan terbentuk ulkus %ulkus rodent&.
'. !entuk ulkus yang khas tepi menggulung dan ber1arna seperti mutiara
membesar perlahan-lahan, mudah berdarah, kebanyakan pertumbuhannya
terbatas.
*. !entuk lain adalah F basal sel epitelioma yang berpigmen, basal sel epitelioma
yang mirip dengan morphea, basal sel epitelioma yang superfisial dan bentuk
fibro-epitelioma.
'. K*,+'*,- D,-)(1/,/ 1. Pemeriksaan fisik
2. Pemeriksaan histopatologi
*. D,-)(1/,/ B-(2,() 1. (arsinoma sel skuamosa
2. (eratosis seboroik
". :e8us pigmentosus
'. (eratosis senilis
*. 3umor jinak kulit lainnya
,. 0elanoma 0alignum.
,. P'.'*,0/--( P'(3(4-() !iopsi kulit
/. K1(/35+-/, !edah onkologi
<. P'*-6-+-( R3.-7 S-0,+ 2a1at jalan: pera1atan luka pasCa tindakan
6. T'*-8, / +,(2-0-(
(ID &-M)
1. 3indakan pembedahan merupakan pengobatan utama
2. )aerah 1ajah dengan eksisi luas dan dalam, dengan jarak sayatan 9,*-1 Cm
dari pinggr sayatan tumor
". Periksa histopatologi pinggir sayatan apakah masih mengandung sel tumor
atau tidak.
'. 3indakan lain: kuretase dan elektrodisikasi : pada tumor kurang dari S Cm,
bedah beku %cryosurgery& dan laser 5?2.
*. (emoterapi dilakukan dengan krem * #luoro -raCil %$fudi7&, 1-*;, 274hari,
selama 2-" minggu, keCuali lesi yang noduler yang kurang sensitif.
84
19. T'.8-+ P'5-9-(-( 2S-P Sanglah )enpasar
11. P'(935,+ Perdarahan, nyeri, infeksi dan pembentukan skar pasCa tindakan bedah
12. I(:1*.'2 1(/'(+ 3indakan bedah dan pemeriksaan histopatologi
1". T'(-)- S+-(2-* )okter spesialis kulit dan kelamin, dokter umum 4 residen kulit, pera1at
1'. L-.- P'*-6-+-( -
1*. M-/- P'.35,7-( 1' hari
1,. H-/,5 Sembuh dengan tingkat rekurensi yang tinggi
1/. P-+151), 1. Penebalan epidermis 4 diba1ah epidermis terdapat sel-sel yang keCil,
ber1arna tua %dengan hemato7ilin& yang mirip dengan stratum
germinati8um, mempunyai nuClei yang bengkak dan nukleoli yang keCil.
2. 3umor bertambah besar terdapat kumpulan dari sel-sel ini yang tersusun
seCara teratur didalam jaringan korium yang sukar dibedakan dari epidermis
diatasnya.
". Pada tepi dari sel-sel ini terdapat sel-sel kubis yang terusun seCara khas seperti
pagar.
1<. O+18/, -
16. P*1)(1/,/ )ubius ad bonam
29. T,(2-0 L-(43+ (ontrol poliklinik
21. T,()0-+ E;,2'(/ <
R'01.'(2-/,
1a
22. I(2,0-+1* M'2,/ Perbaikan klinis
2". E230-/, Perlindungan diri terhadap sinar matahari dengan menggunakan tabir surya atau
pelindung fisik seperti topi dan pakaian
2'. K'83/+-0--( #itBpatriCkDs )ermatology in .eneral 0ediCine <
th
edition 2912
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
KARSINOMA SEL AHUAMOSA ( ID 10 ! %$"& )
PANDUAN PRAKTEK KLINIS
85
RUMAH SAKIT INDERA
PROVINSI BALI
2014-2016
SMF KULIT < KELAMIN
KARSINOMA SEL SKUAMOSA
1. N1" ID 10 5 *".6
2. D,-)(1/,/ K-*/,(1.- S'5 S03-.1/-
". P'()'*+,-( (arsinoma Sel Skuamosa %(SS& atau karsinoma epidermoid merupakan tumor
ganas pada kulit atau mukosa yang berasal dari stratum spinosum epidermis,
bersifat destruktif dan dapat bermetastase jauh.
'. A(-.('/,/ 1. 3erdapat benjolan atau berCak yang sering mengeluarkan darah pada daerah
yang sering terpapar sinar matahari namun bisa dimana saja
2. +okasi tersering adalah 1ajah dan leher
". Sering disertai dengan rasa gatal
'. !erCak kehitaman yang dirasakan semakin membesar dan disertai dengan luka
yang tidak menyembuh
*. P'.'*,0/--( F,/,0 1. Papula dengan ditutupi skuama kemudian menjadi ulkus yang dangkal dengan
tepi yang melebar, meninggi, keras dan tertutup skuama.
2. !ila skuama diangkat akan tampak jaringan granulasi diba1ahnya.
". -lkus semakin meluas dan dalam sehingga membentuk seperti ka1ah yang
ditutupi krusta.
'. !ila krusta diangkat maka tampak jaringan papilomatosa.
*. 3umor ini dapat mengadakan in8asi ke jaringan diba1ahnya seperti otot, tulang
ra1an, tulang dll.
,. (adang-kadang terdapat lesi yang meninggi, berbentuk 8erukosa dan seperti
kembang kol tanpa adanya ulserasi.
,. K*,+'*,- D,-)(1/,/ Pemeriksaan fisik dan histopatologi
/. D,-)(1/,/ B-(2,() 1. Solar keratosis
2. (eratoakantoma
". !asal sel epitelioma
<. P'.'*,0/--( P'(3(4-() Pemeriksaan histopatologi 4 P
6. K1(/35+-/, !edah onkologi
19. P'*-6-+-( R3.-7 S-0,+ 1. 2a1at jalan
2. 2a1at inap
11. T'*-8, / +,(2-0-( 1. Pembedahan merupakan Cara utama dengan mengangkat seluruh jaringan
tumor dengan tepi sayatan minimal 2 Cm ke semua arah
86
(ID &-M) 2. )ilakukan pemeriksaan histopatologis.
". Pada karsinoma sel skuamosa superfisial dapat dipakai fluorourasil dapat
dipakai fluorourasil topikal %T$ffudi7U&. 3umor di 1ajah : konsentrasi 1;.
12. T'.8-+ P'5-9-(-( 2S-P Sanglah )enpasar
1". P'(935,+ :yeri, perdarahan, infeksi dan pembentukan skar pasCa tindakan bedah
1'. I(:1*.'2 1(/'(+ 3indakan bedah dan pemeriksaan histopatologi
1*. T'(-)- S+-(2-* )okter spesialis kulit dan kelamin, dr umum4 residen, pera1at
1,. L-.- P'*-6-+-( -
1/. M-/- P'.35,7-( 1' hari
1<. H-/,5 !ermetastasis baik seCara limfogen, hematogen atau seCara infiltrat pada jaringan
sekitar
16. P-+151), 1. .ambaran histopatologi tampak karsinoma dari lapisan permukaan epidermis
terdiri dari masa sel-sel epidermis yang irreguler yang mengadakan proliferasi
ke ba1ah ke dalam jaringan dermis, dapat terdiri dari sel-sel epitel bertatah
yang normal maupun yang atipik.
2. 3erdapat keratinisasi yang spesifik, mirip dengan bentukan-bentukan mutiara,
terdiri dari lapisan sel-sel epitel bertatah yang tersusun seCara konsentris
dengan keratinasi yang makin bertambah pada sentrumnya.
29. O+18/, -
21. P*1)(1/,/ )ubius
22. T,(2-0 L-(43+ 1. Pemeriksaan penunjang untuk mengetahui kemungkinan metastasis ke tulang,
otot, dan saraf
2. 2a1at luka pasCa tindakan bedah
2". T,()0-+ E;,2'(/ <
R'01.'(2-/,
1a
2'. I(2,0-+1* M'2,/ Perbaikan klinis
2*. E230-/, 1. >indari paparan sinar matahari terutama antara pukul 11.99-1*.99
2. Perlindungan diri terhadap sinar matahari dengan menggunakan tabir surya
atau pelindung fisik seperti topi dan pakaian
2,. K'83/+-0--( #itBpatriCkDs )ermatology in .eneral 0ediCine <
th
edition 2912
87
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
MELANOMA MALIGNA ( ID 10 ! 4$ )
P'()'*+,-( 0elanoma maligna atau melano karsinoma merupakan tumor kulit paling ganas
yang berasal dari melanosit dan dapat bermetastase jauh.
88
1. A(-.('/,/ 3erdapat nodul hitam pekat membesar dan sering disertai ulkus, menyebar di
seluruh tubuh
2. P'.'*,0/--( F,/,0 3erdapat ' tipe utama melanoma malignum kulit yang berbeda dalam insidens,
1aktu a1itan %mode of onset& serta perjalanan penyakit dan prognosis.
1. :odular 0elanoma %:0&
3ipe ini yang paling sering terdapat di Indonesia. !iasanya didahului dengan
ri1ayat trauma. 0ula-mula timbul di telapak kaki, dimulai dengan adanya nodus
yang sedikit menonjol di atas permukaan kulit, ber1arna hitam pekat yang
makin lama makin besar dan kadang-kadang disertai ulserasi. Perjalanan
penyakit bisa Cepat tetapi dapat juga sangat lambat.
2. kral +entiginous 0elanoma %+0&
!iasanya terdapat di tungkai, daerah palmar dan daerah kuku dan periungual.
3umbuh dengan Cepat disertai dan metastasis dalam 1aktu singkat.
". Superfisial Spreading 0elanoma %SS0&
!erasal dari bentuk SuperfiCial Spreading 0elanoma in situ.
'. +entigo 0alignant 0elanoma%+00&
!erasal dari lentigo maligna dengan nodus hitam kebiruan. !iasanya tumbuh
lambat dan dapat mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening regional.
". K*,+'*,- D,-)(1/,/ Pemeriksaan fisik dan histopatologi
'. D,-)(1/,/ B-(2,() 1. :e8us
2. !asalioma
". (arsinoma sel skuamosa
*. P'.'*,0/--( P'(3(4-() Pemeriksaan histopatologi 4 P
,. K1(/35+-/, !edah onkologi
/. P'*-6-+-( R3.-7 S-0,+ 2a1at jalan: ra1at luka pasCa tindakan operasi
<. T'*-8, / +,(2-0-(
(ID &-M)
1. Pengobatan utama adalah pembedahan.
2. Pada tumor keCil dilakukan pembedahan dgn jarak aman lk 1 Cm dari tepi lesi.
". !ila diCurigai adanya metastase ke kelenjar getah bening segera
dikonsultasikan ke bagian bedah.
6. T'.8-+ P'5-9-(-( 2S-P Sanglah )enpasar
19. P'(935,+ :yeri, perdarahan, infeksi dan pembentukan skar
11. I(:1*.'2 1(/'(+ 3indakan bedah dan pemeriksaan histopatologi
12. T'(-)- S+-(2-* )okter spesialis kulit dan kelamin, dokter umum 4 residen dan pera1at
1". L-.- P'*-6-+-( -
1'. M-/- P'.35,7-( 1' hari
1*. H-/,5 0etastasis Cepat ke seluruh tubuh seCara hematogen dan limfogen
89
1,. P-+151), Sebaiknya tidak dibiopsi tetapi langsung untuk ,ide ecision dengan pemeriksaan
histopatologi
1/. O+18/, -
1<. P*1)(1/,/ )ubius ad malam
16. T,(2-0 L-(43+ 1. )apat diseksi kelenjar limfe, bila >isto Pnya tingkat III atau lebih dalam.
2. )apat bersama kemoterapi dan radiasi
29. T,()0-+ E;,2'(/ <
R'01.'(2-/,
1a
21. I(2,0-+1* M'2,/ Perbaikan klinis
22. E230-/, Sifat tumor yang merupakan tumor ganas kulit yang tumbuh Cepat dapat menyebar
ke seluruh tubuh
2". K'83/+-0--( #itBpatriCkDs )ermatology in .eneral 0ediCine <
th
edition 2912
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
TINEA RURIS ( ID 10 ! B$%"6 )
1. P'()'*+,-( 3inea kruris adalah dermatofitosis pada lipatan paha, genitalia, area pubis, kulit
pada perineal dan perianal.
90
2. A(-.('/,/ (eluhan terdapat berCak kemerahan pada lipatan paha yang gatal terutama saat
berkeringat.
". P'.'*,0/--( F,/,0 0akula eritema berbentuk anular, berbatas tegas dengan tepi yang meninggi,
ditutupi skuama putih, sering bilateral.
'. K*,+'*,- D,-)(1/,/ (linis dan pemeriksaan penunjang
*. D,-)(1/,/ B-(2,() 1. (andidiasis intertriginosa
2. $ritrasma
". )ermatitis kontak alergi 4 dermatitis kontak iritan
'. )ermatitis seboroik
,. P'.'*,0/--( P'(3(4-() 1. (?> 19-"9; didapatkan hifa dan miselium
2. (ultur
/. K1(/35+-/, -
<. P'*-6-+-( R3.-7 S-0,+ -
6. T'*-8, / +,(2-0-(
(ID &-M)
1. 3opikal: (etokonaBol 2;, 0ikonaBol 2;, terbinafin selama 2-' minggu
2. ?ral: %diberikan bila lebih dari satu sisi yang terinfeksi atau bila pemberian obat
topikal dianggap gagal&
a. 3erbinafin 2*9 mg4hari selama 2-' minggu
b. ItrakonaBol 299 mg4hari selama 1 minggu
C. #lukonaBol 1*9-"99 mg4minggu selama '-, minggu
19. T'.8-+ P'5-9-(-( Poliklinik (ulit dan (elamin
11. P'(935,+ .angguan fungsi li8er, foto sensiti8itas, gangguan penCernaan
12. I(:1*.'2 1(/'(+ -
1". T'(-)- S+-(2-* )okter spesialis kulit dan kelamin, dokter umum 4 residen kulit dan kelamin, pera1at
telatih
1'. L-.- P'*-6-+-( ' minggu
1*. M-/- P'.35,7-( ' minggu
1,. H-/,5 Sembuh
1/. P-+151), -
1<. O+18/, -
16. P*1)(1/,/ Prognosis baik
29. T,(2-0 L-(43+ (ontrol poliklinik kulit dan kelamin
Pemeriksaan (?> untuk e8aluasi hasil terapi
91
21. T,()0-+ E;,2'(/ <
R'01.'(2-/,
Ia@
22. I(2,0-+1* M'2,/ +esi membaik seCara klinis dan mikologis
2". E230-/, 0emperbaiki hygiene, tidak menggunakan pakaian yang ketat
2'. K'83/+-0--( #itBpatriCkDs )ermatology in .eneral 0ediCine <
th
edition 2912
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
HERPES GENITALIS ( ID 10 ! A60"0 )
92
RUMAH SAKIT INDERA
PROVINSI BALI
2014-2016
PANDUAN PRAKTEK KLINIS
SMF KULIT < KELAMIN
KANDIDIASIS INTERTRIGINOSA
1. N1" ID 10 !."/.2
2. D,-)(1/,/ K-(2,2,-/,/ I(+'*+*,),(1/-
". P'()'*+,-( (andidiasis adalah infeksi jamur yang sebagian besar disebabkan oleh 5andida
albiCan, dengan predileksi pada lipatan kulit intertriginosa.
'. A(-.('/,/ !erCak merah pada bokong, lipat paha sejak 2 hari yang lalu. Penyakit ini paling
sering disebabkan oleh +andida albican.
*. P'.'*,0/--( F,/,0 !erCak eritema, maserasi disertai dengan lesi satelit 8esikopustul. Pustul ini
membesar dan peCah, meninggalkan dasar eritema yang ditutupi skuama yang
mudahd ilepas9 collarette:.
,. K*,+'*,- D,-)(1/,/ (linis dan mikroskopik
/. D,-)(1/,/ B-(2,() 1. )ermatitis kontakiritan
2. )ermatofitosis %tinea korporis et kruris&
". $ritrasma
'. )ermatitis seboroik
<. P'.'*,0/--( P'(3(4-() 1. (?> 19-"9;, pseudohifa dan blastospora
2. (ultur
6. K1(/35+-/, Penyakit )alam, =53
19. P'*-6-+-( R3.-7 S-0,+ Poliklinik (ulit dan (elamin
11. T'*-8, / +,(2-0-(
(ID &-M)
1. 3opikal:
a. !edak nistatin atau mikonaBole akan mengeringkan kulit yang lembab
b. (lotrimaBol Cream 1;, mikonaBol Cream2;, ketokonaBol Cream 2;
2. Sistemik: %untuk lesi yang luas&
a. #lukonaBol 1*9 mg4minggu selama 2 minggu
b. ItrakonaBol 199-299 mg4hari, selama 2 minggu
C. (etokonaBol 299 mg4hari, selama 2 minggu
12. T'.8-+ P'5-9-(-( Poliklinik kulit dan kelamin
1". P'(935,+ )0, >I=-I)S, imunokompromais lainnya, pengobatan antibiotik dan kortikosteroid
lama, karsinoma
1'. I(:1*.'2 1(/'(+ -
1*. T'(-)- S+-(2-* )okter spesialis (ulit dan (elamin, dokter umum 4 residen, pera1at terlatih
93
1,. L-.- P'*-6-+-( 2 minggu
1/. M-/- P'.35,7-( 2 minggu
1<. H-/,5 Sembuh sempurna
16. P-+151), 3idak diperlukan
29. O+18/, -
21. P*1)(1/,/ !aik
22. T,(2-0 L-(43+ (ontrol poliklinik kulit dan kelamin
2". T,()0-+ E;,2'(/ <
R'01.'(2-/,
Ia@
2'. I(2,0-+1* M'2,/ Perbaikan klinis dan mikologis
2*. E230-/, 0emperbaiki hygiene, tidak menggunakan pakaian yang ketat, menurunkan berat
badan pada penderita obesitas
2,. K'83/+-0--( #itBpatriCkDs )ermatology in .eneral 0ediCine <
th
edition 2912
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
PITIRIASIS VERSIKOLOR ( ID 10 ! B $6"0 )
94
1. P'()'*+,-( Pitiriasis 8ersikolor adalah infeksi kutaneus yang disebabkan oleh malassezia.
2. A(-.('/,/ !erCak putih atau kemerahan pada kulit dengan sisik tipis kadang terasa gatal.
". P'.'*,0/--( F,/,0 0aCula dengan 1arna ber8ariasi yaitu putih hingga merah muda, Coklat kemerahan
atau Coklat muda kekuningan yang ditutupi dengan skuama halus. Predileksi pada
daerah lipatan, dada, punggung.
'. K*,+'*,- D,-)(1/,/ .ejala klinis dan pemeriksaan penunjang %baku emas dengan kultur&
*. D,-)(1/,/ B-(2,() 1. Pitiriasis alba
2. Pitiriasis rosea
". )ermatitis seboroik
'. Infeksi dermatofita
,. P'.'*,0/--( P'(3(4-() 1. +ampu 1ood %",* nm& memberikan flurosensi kuning-oranye
2. (?> 19-"9;, spora bergerombol dan hifa pendek-pendek %T spaghetti dan
meatballU&
/. K1(/35+-/, Parasitologi
<. P'*-6-+-( R3.-7 S-0,+ Poliklinik kulit dan kelamin
6. T'*-8, / +,(2-0-(
(ID &-M)
1. 3opikal:
a. Selenium sulfida 2,*; shampoo, diaplikasikan selama /-19 menit
kemudian dibilas, "-' kali perminggu.
b. (etokonaBol 2; sCalp solution, diaplikasikan selama 1* menit kemudian
dibilas, diulang tiap " hari.
C. 3erbinafin 1; diaplikasikan dua kali sehari, selama / hari.
2. Sistemik:
a. (etokonaBol 299 mg4hari selama / atau19 hari.
b. ItrakonaBol 299 mg-'99 mg perhari selama " sampai / hari.
C. (etokonaBol '99 mg dosis tunggal
19. T'.8-+ P'5-9-(-( Poliklinik kulit dan kelamin
11. P'(935,+ .angguan fungsi li8er
12. I(:1*.'2 1(/'(+ !ila Perlu
1". T'(-)- S+-(2-* )okter spesialis (ulit dan (elamin, dokter umum 4 residen, pera1at terlatih
1'. L-.- P'*-6-+-( 2 minggu
1*. M-/- P'.35,7-( ' E < minggu
1,. H-/,5 Sembuh sempurna
1/. P-+151), 3idak dilakukan
1<. O+18/, 3idak dilakukan
95
16. P*1)(1/,/ !aik %)ubius ad bonam &
29. T,(2-0 L-(43+ 1. (ontrol Poli (linik (ulit dan (elamin
2. (?> 19 ; untuk e8aluasi terapi
21. T,()0-+ E;,2'(/ <
R'01.'(2-/,
I @
22. I(2,0-+1* M'2,/ (esembuhan (linis dan +aboratorium
2". E230-/, 0enjaga kebersihan pribadi @ tidak menggunakan barang pribadi seCara bersama-
sama
2'. K'83/+-0--( #itBpatriCkDs )ermatology in .eneral 0ediCine <
th
edition 2912
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
96
ONIKOMIKOSIS ( ID 10 ! B$%"1 )
1. P'()'*+,-( ?nikomikosis adalah kelainan kuku akibat infeksi jamur baik oleh dermatofita, non
dermatofita maupun ragi
2. A(-.('/,/ (eluhan terdapat berCak kekuningan pada kuku, kuku terasa rusak ataupun
menebal. )apat dikeluhkan kuku bengkak, merah dan terasa nyeri.
". P'.'*,0/--( F,/,0 Permukaan kuku tidak rata, suram, ber1arna kekuningan, kuku dapat tampak
menebal dan rusak, tampak debris subungual. )apat ditemukan eritema pada kulit
di sekitar kuku.
'. K*,+'*,- D,-)(1/,/ -
*. D,-)(1/,/ B-(2,() 1. Psoriasis kuku
2. +iken planus
". 3rauma
'. Pakonikia kongenital
*. Penyakit )arier
;. <ello,1nail syndrome
,. P'.'*,0/--( P'(3(4-() 1. (?> 29-"9; didapatkan hifa %dermatofita&, pseudohifa dengan blastospora
%ragi&
2. (ultur
/. K1(/35+-/, -
<. P'*-6-+-( R3.-7 S-0,+ -
6. T'*-8, / +,(2-0-(
(ID &-M)
1. 3opikal:
a. (lotrimaBol krim selama 12 minggu
b. !ifonaBol-urea salep %!ifonaBol 1; K urea '9;&
C. morolfin Cat kuku *;
d. Siklopiroksolamin Cat kuku
2. ?ral:
a. 3erbinafin 2*9 mg4hari selama " bulan
b. ItrakonaBol 299 mg4hari selama " bulan atau dosis denyut '99 mg4hari
selama 1 minggu setiap bulan selama 2-" bulan
C. #lukonaBol 199 mg4hari atau dosis mingguan 1*9, "99, '*9 mg 4 minggu
selama , bulan.
19. T'.8-+ P'5-9-(-( Poliklinik (ulit dan (elamin
11. P'(935,+ -
12. I(:1*.'2 1(/'(+ -
1". T'(-)- S+-(2-* )okter spesialis kulit dan kelamin, dokter umum 4 residen kulit dan kelamin, pera1at
terlatih
97
1'. L-.- P'*-6-+-( "-, bulan
1*. M-/- P'.35,7-( ,-12 bulan
1,. H-/,5 Sembuh
1/. P-+151), -
1<. O+18/, -
16. P*1)(1/,/ )ubius ad bonam
29. T,(2-0 L-(43+ 1. (ontrol poliklinik kulit dan kelamin
2. Pemeriksaan (?> untuk e8aluasi hasil terapi
21. T,()0-+ E;,2'(/ <
R'01.'(2-/,
I @
22. I(2,0-+1* M'2,/ (?> 29; tidak ditemukan elemen jamur
2". E230-/, 0emperbaiki hygiene, menghindari faktor predisposisi seperti kelembaban,
menemukan sumber penularan
2'. K'83/+-0--( #itBpatriCkDs )ermatology in .eneral 0ediCine <
th
edition 2912
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
98
REAKSI KUSTA ( ID 10 ! A$0"# )
1. P'()'*+,-( 0erupakan reaksi akut pada perjalanan penyakit kusta %0orbus >ansen& yang
biasanya kronis
2. A(-.('/,/ 1. $:+ :
a. :odul nyeri, di bagian ekstensor ekstremitas
b. )isertai demam, nyeri pada nodul
2. 22 :
Perluasan lesi semula, disertai nyeri dan demam
". P'.'*,0/--( F,/,0 :odul eritema dengan nyeri tekan, lesi lama bertambah eritema, munCul lesi baru,
nyeri tekan pada saraf perifer, demam.
'. K*,+'*,- D,-)(1/,/ 2eaksi (usta ada 2 yaitu : $ritema :odosum +eprosum %$:+& dan 2eaksi 2e8ersal
%22&
1. $:+ timbul pada kusta lepromatosa %!+, ++&
a. :odul eritema, nyeri, umumnya di bagian ekstensor ekstremitas
b. .ejala konstitusi %demam, malaise, anoreksia&
C. (adang disertai neuritis akut
d. .ejala organ lain %sendi, ginjal, mata&
2. 22 timbul pada kusta tipe borderline %!3,!!&
a. Perluasan lesi semula, disertai tanda radang akut
b. .ejala konstitusi
C. :euritis ringan sampai berat
*. D,-)(1/,/ B-(2,() 1. $:+ : $ritema nodusum oleh karena tuberkulosis, erupsi obat dan rematoid
2. 22 : -rtikaria, erisipelas
,. P'.'*,0/--( P'(3(4-() 1. Slit Skin smear
2. !iopsi untuk pemeriksaan histopatologi
/. K1(/35+-/, 1. !agian Penyakit )alam bila reaksi berat
2. !agian :eurologi bila terjadi neuritis berat
". !agian 0ata bila terjadi keluhan pada mata
<. P'*-6-+-( R3.-7 S-0,+ $:+ !erat dan 22 berat %2eaksi (usta yang berat &
6. T'*-8, / +,(2-0-(
(ID &-M)
!agan Pemberian Prednisone -ntuk 2eaksi 3ipe 1 dan 2 !erat
99
19. T'.8-+ P'5-9-(-( 2uang ra1at inap jika terdapat reaksi kusta berat, poliklinis jika terdapat reaksi
kusta ringan.
11. P'(935,+ 1. (arena penyakit:
a. 5aCat 4 deformitas
100
b. .angguan ginjal
C. .angguan penglihatan
2. (arena obat:
(etergantungan kortikosteroid dan efek samping pemakaian kortikosteroid
jangka panjang
12. I(:1*.'2 1(/'(+ (I$ lisan dan tertulis
1". T'(-)- S+-(2-* )okter Spesialis, )okter -mum 4 2esiden kulit, pera1at terlatih
1'. L-.- P'*-6-+-( (urang lebih 1 - 2 minggu, sampai neuritis akut teratasi.
1*. M-/- P'.35,7-( 2 - < minggu
1,. H-/,5 Sembuh sempurna atau dengan komplikasi ringan
1/. P-+151), 2eaksi re8ersal : edema, sel limfosit meningkat, ada sel epiteloid, sel data kuman
lepra hanCur 4 jumlahnya menurun 4 tidak didapatkan lagi.
$:+ : =askulitis, neutrofil meningkat, sel endotelial membengkak, timbul fibrinoid di
sekeliling dan didalam dinding pembuluh darah, makrofag ditemukan kuman leprae.
1<. O+18/, !ila perlu
16. P*1)(1/,/ )ubius ad bonam
29. T,(2-0 L-(43+ (ontrol Poliklinik (ulit dan (elamin
21. T,()0-+ E;,2'(/ <
R'01.'(2-/,
" @ !
22. I(2,0-+1* M'2,/ Perbaikan (linis :
$ritema berkurang, lesi baru tidak ada, nyeri saraf peripheral berkurang, tidak ada
demam.
2". E230-/, Penjelasan mengenai reaksi kusta, istirahat Cukup, makan-minum yang baik,
minum obat seCara teratur @ kontrol seCara teratur
2'. K'83/+-0--( #itBpatriCkDs )ermatology in .eneral 0ediCine <
th
edition 2912
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
101
RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI
2014-2016
TINEA KORPORIS ( ID 10 ! B$%"4 )
1. P'()'*+,-( 3inea korporis adalah dermatofitosis pada daerah tidak berambut keCuali telapak
tangan, telapak kaki dan inguinal
2. A(-.('/,/ (eluhan terdapat berCak kemerahan pada 1ajah, badan, lengan atau tungkai yang
terasa gatal terutama saat berkeringat.
". P'.'*,0/--( F,/,0 0akula eritema berbentuk anular, biasanya serpiginosa, berbatas tegas dengan
tepi yang meninggi, ditutupi skuama putih, bagian tengah lesi biasanya bersih
%central clearing&. +esi meluas seCara sentrifugal.
'. K*,+'*,- D,-)(1/,/ .ejala klinis dan pemeriksaan penunjang %baku emas dengan kultur &
*. D,-)(1/,/ B-(2,() 1. $ritema anulare sentrifugum
2. )ermatitis numularis
". Psoriasis 8ulgaris
'. 3inea 8ersikolor
!. Subacute cutaneous lupus erythematosus
,. )ermatitis kontak, atopik atau seboroik
/. Pitiriasis rosea
,. P'.'*,0/--( P'(3(4-() 1. (?> 19-29; didapatkan hifa dengan atau tanpa artrospora
2. (ultur
/. K1(/35+-/, Panasitologi
<. P'*-6-+-( R3.-7 S-0,+ 2a1at Aalan
6. T'*-8, / +,(2-0-(
(ID &-M)
1. 3opikal:
a. llylamin : 3erbinafin sehari dua kali selama 2-' minggu
b. ImidaBole: (etokonaBol 2;, 0ikonaBol 2;
2. ?ral: %diberikan bila lebih dari satu sisi yang terinfeksi atau bila pemberian obat
topikal dianggap gagal&
a. 3erbinafin 2*9 mg4hari selama 2-' minggu
b. ItrakonaBol 299 mg4hari selama 1 minggu
C. #lukonaBol 1*9-"99 mg4minggu selama '-, minggu
19. T'.8-+ P'5-9-(-( Poliklinik (ulit dan (elamin
11. P'(935,+ .anguan #ugsi >ati
102
12. I(:1*.'2 1(/'(+ !ila Perlu
1". T'(-)- S+-(2-* )okter spesialis kulit dan kelamin, dokter umum 4 residen kulit dan kelamin, pera1at
terlatih
1'. L-.- P'*-6-+-( ' minggu
1*. M-/- P'.35,7-( ' minggu
1,. H-/,5 Sembuh sempurna
1/. P-+151), 3idak dilakukan
1<. O+18/, 3idak dilakukan
16. P*1)(1/,/ )ubius ad bonam
29. T,(2-0 L-(43+ (ontrol poliklinik kulit dan kelamin
Pemeriksaan (?> untuk e8aluasi hasil terapi
21. T,()0-+ E;,2'(/ <
R'01.'(2-/,
I @
22. I(2,0-+1* M'2,/ (?> 19; tidak ditemukan elemen jamur
2". E230-/, 0emperbaiki hygiene, pakaian dan handuk sering diganti, tidak menggunakan
pakaian yang ketat, he1an peliharaan yang terinfeksi harus diobati
2'. K'83/+-0--( #itBpatriCkDs )ermatology in .eneral 0ediCine <
th
edition 2912
103

Anda mungkin juga menyukai