Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum

Kisi Difraksi



Disusun Oleh:

DWI OKTAVIANA WAHYU PUSPARINI
XI Akselerasi I / 11

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Laporan Praktikum
Kisi Difraksi

A. Tujuan Percobaan
a. Menentukan merah, kuning, dan biru.

B. Alat dan Bahan
a. Power supply
b. Lampu 12 volt
c. Kisi
d. Layar
e. Lensa
f. Mistar

C. Konsep Fisis
a. Kisi difraksi adalah suatu piranti untuk menganalisis sumber cahaya yang terdiri dari
sejumlah besar garis-garis paralel yang berjarak sama, sedangkan celah di antara garis-garis
tersebut adalah celah-celah terpisah yang transparan terhadap cahaya.
b. Sebuah kisi dapat mempunyai ribuan garis per sentimeter. Dari data banyaknya garis per
sentimeter, dapat ditentukan jarak antar celah atau yang disebut dengan tetapan kisi (d).
c. Cahaya akan mengalami pelenturan atau pembelokan ketika dijatuhkan pada celah sempit
(penghalang) yang menyebabkan terjadinya gelombang-gelombang setengah lingkaran yang
melebar di daerah belakang celah sempit tersebut.
d. Ketika suatu berkas cahaya dirintangi oleh sebuah lensa, maka pada layar yang diletakkan di
belakang lensa tersebut akan teramati sebuah bintik terang tepat di pusat bayangan gelap.
e. Pembelokkan arah rambat cahaya pada celah sempit, bila ditangkap pada layar akan
menghasilkan pola garis terang dan gelap yang berurutan.
f. Intensitas garis-garis terang mencapai maksimun pada garis terang pusat dan garis-garis
lainnya yang terletak di kiri dan kanan pita pusat. Sedangkan intensitas garis akan berkurang
untuk warna yang sama bila garisnya jauh dari garis terang pusat.
g. Jika cahaya yang digunakan berupa cahaya polikhromatis, akan tampak suatu spectrum warna
pada layar.
h. Semakin kecil halangan (celah sempit), penyebaran cahaya akan semakin besar.
i. Semakin banyak celah pada sebuah kisi, semakin tajam pola difraksi yang dihasilkan pada
layar.

D. Landasan Teori

Suatu sifat gelombang yang menarik adalah bahwa gelombang dapat dibelokkan oleh
rintangan. Secara makroskopis, difraksi dikenal sebagai gejala penyebaran arah yang dialami
seberkas gelombang ketika menjalar melalui suatu celah sempit atau tepi tajam sebuah benda.
Gejala ini juga dianggap sebagai salah satu ciri khas gelombang yang tidak memiliki partikel,
karena sebuah partikel yang bergerak bebas melalui suatu celah tidak akan mengalami perubahan
arah.
Ditinjau secara makroskopis, gelombang elektromagnet yang tiba pada permukaan sebuah
layar (screen) akan menggetarkan elektron bagian luar dari atom-atom layar itu. Diumpamakan
cahaya yang ditinjau bersifat monokromatis yang berarti bahwa medan listriknya berosilasi
dengan frekuensi tertentu. Maka setelah tercapai keadaan stasioner dalam waktu singkat,
elektron-elektron tersebut akan berosilasi dengan frekuensi tertentu dan dengan frekuensi yang
sama. Antara gelombang datang dan semua gelombang radiasi elektron akan terjadi proses
interferensi yang mantap.
Kisi difraksi merupakan suatu piranti untuk menganalisis sumber cahaya. Alat ini terdiri
dari sejumlah besar slit-slit paralel yang berjarak sama. Suatu kisi dapat dibuat dengan cara
memotong garis-garis paralel di atas permukaan plat gelas dengan mesin terukur berpresisi
tinggi. celah diantara goresan-goresan adalah transparan terhadap cahaya dan arena itu bertindak
sebagai celah-celah yang terpisah. Sebuah kisi dapat mempunyai ribuan garis per sentimeter.
Dari data banyaknya garis per sentimeter kita dapat menentukan jarak antar celah atau yang
disebut dengan tetapan kisi (d), jika terdapat N garis per satuan panjang, maka tetapan kisi d
adalah kebalikan dari N , yaitu:
d =1/N
Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya halangan.
Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar. Hal ini bisa diterangkan oleh
prinsip Huygens, dimana tiap bagian celah berlaku sebagai sebuah sumber gelombang, dengan
demikian , cahaya dari satu bagian celah dapat berinterferensi dengan cahaya dari bagian yang
lain dan intensitas resultannya pada layar bergantung pada arah yang dirumuskan sebagai
berikut:
I = Io sin [/ ]2
Dengan Io adalah intensitas cahaya awal dan beda fase yang besarnya adalah :
= (d/) sin .
Agar mendapatkan pola interferensi cahaya pada layar maka harus digunakan dua sumber
cahaya yang koheren (cahaya dengan beda fase tetap). Percobaan Young menggunakan satu
sumber cahaya tetapi dipisahkan menjadi dua bagian yang koheren, sedangkan percobaan Fresnel
menggunakan dua sumber koheren, sehingga pada layar terjadi pola-pola terang (interferensi
konstruktif = maksimum) dan gelap (interferensi destruktif = minimum).
Pembelokan gelombang yang disebabkan oleh adanya penghalang berupa celah disebut
difraksi gelombang. Sama halnya dengan gelombang, cahaya yang dilewatkan pada sebuah celah
sempit juga akan mengalami lenturan. Difraksi cahaya terjadi juga pada celah sempit yang
terpisah sejajar satu sama lain pada jarak yang sama. Celah sempit yang demikian disebut kisi
difraksi. Semakin banyak celah pada sebuah kisi, semakin tajam pola difraksi yang dihasilkan
pada layar. (Widiatmoko, 2008)
Jika berkas cahaya monokhromatis dijatuhkan pada sebuah kisi, sebagian akan diteruskan
sedangkan sebagian lagi akan dibelokkan. Akibat pelenturan tersebut, apabila kita melihat suatu
sumber cahaya monokhromatis dengan perantaraan sebuah kisi, akan tampak suatu pola difraksi
berupa pita-pita terang. Intensitas pita-pita terang mencapai maksimun pada pita pusat dan pita-
pita lainnya yang terletak dikiri dan kanan pita pusat. Intensitas pita berkurang untuk warna yang
sama bila pitanya jauh dari pita pusat. Pita-pita terang terjadi bila selisih lintasan dari cahaya
yang keluar dari dua celah kisi yang berurutan memenuhi persamaan :
m = d sin atau d.Y/L = m
dimana :
m = orde pola difraksi (0,1,2,.........)
d = jarak antara dua garis kisi ( konstanta kisi)
= panjang gelombang cahaya yang digunakan
= sudut lenturan (difraksi)
Y= jarak terang pusat dengan orde ke-n
L= jaral layar ke kisi difraksi
Jika cahaya yang digunakan berupa cahaya polikhromatis, kita akan melihat suatu
spectrum warna. Spektrum yan paling jelas terlihat adalah spektrum dari orde pertama (m=1)
.
E. Cara Kerja




a. Menyusun alat dan bahan seperti pada gambar. Kemudian, menentukan kisi yang akan
digunakan.
b. Menyalakan power supply, dan mengamati pola yang terjadi pada layar.
c. Mengubah-ubah posisi lensa, kisi, dan layar sehingga pada layar terjadi pola garis terang-
gelap.
d. Mengukur jarak kisi ke layar (l).
e. Mengukur jarak salah satu warna terang ke terang pusat.
f. Menentukan konstanta kisi (d) dengan melihat spesifikasi kisi yang digunakan. (1 inc = 2,5
cm).
g. Mengisi data pada tabel hasil pengamatan.

F. Hasil Pengamatan
No
Kisi yang
Digunakan
Warna
Cahaya
l (cm) m p d (m)
1. 100 garis/mm
Merah 17 cm 1 1,1 cm 10
-5
m 6,470 x 10
-7
m
Kuning 17 cm 1 1 cm 10
-5
m 5,882 x 10
-7
m
Biru 17 cm 1 0,8 cm 10
-5
m 4,706 x 10
-7
m
2. 300 garis/mm
Merah 15 cm 1 2,8 cm 3 x 10
-6
m 6.216 x 10
-7
m
Kuning 15 cm 1 2,6 cm 3 x 10
-6
m 5,772 x 10
-7
m
Biru 15 cm 1 2,1 cm 3 x 10
-6
m 4,662 x 10
-7
m
3. 600 garis/mm
Merah 8 cm 1 3,1 cm 1,6 x 10
-6
m 6,471 x 10
-7
m
Kuning 8 cm 1 2,8 cm 1,6 x 10
-6
m 5,845 x 10
-7
m
Biru 8 cm 1 2,4 cm 1,6 x 10
-6
m 5,010 x 10
-7
m

G. Analisa Data
Rumus untuk mecari nilai adalah:


Rumus untuk menemukan dadalah:


Jadi, bisa disimpulkan untuk mencari nilai tiap warna menggunakan rumus berikut :




a. Pada percobaan I dengan menggunakan kisi 100 celah/mm dapat diketahui setiap warna
sebagai berikut:
Nilai

meter.
Nilai

meter.
Nilai

meter.

b. Pada percobaan II dengan menggunakan kisi 300 celah/mm dapat diketahui setiap warna
sebagai berikut:
Nilai

meter.
Nilai

meter.
Nilai

meter.

c. Pada percobaan III dengan menggunakan kisi 600 celah/mm dapat diketahui setiap warna
sebagai berikut:
Nilai

meter.
Nilai

meter.
Nilai

meter

Untuk mencari nilai dan kesalahan relatif, cari dengan menggunakan tabel.
Kisi yang
digunakan
Nilai (x 10
-7
) m

2

100
garis/mm
6,470 41,861 5,882 34,598 4,706 22,145
300
garis/mm
6.216 38,639 5,772 33,316 4,662 21,734
600
garis/mm
6,471 41,874 5,845 34,164 5,010 25.100
19,157 122,374 17,499 102,078 14,378 68,979
Rata-rata 6,386 40,791 5,833 34,026 4,793 22,993

Rumus :


Nilai


Nilai


Nilai


Kesalahan relatif


Kesalahan relatif


Kesalahan relatif


Pelaporan hasil perhitungan :

meter

meter

meter

H. Jawab Pertanyaan
a. Warna apa yang paling dekat dengan terang pusat ?
Biru
b. Sebutkan urutan panjang gelombang warna cahaya dari yang paling besar !
Merah, Kuning, Biru

I. Kesimpulan
a. Hasil Laporan

meter

meter

meter

b. Perbandingan ukuran
Setelah dihitung dengan teliti dan hasilnya dibandingkan dengan referensi yang ada,
dapat ditarik kesimpulan bahwa merah, kuning, dan biru hampir mendekati dari besar
merah, kuning, dan biru menurut referensi dan ketetapannya, yaitu besar merah = 6 x
10
-7
m, kuning = 5 x 10
-7
m, dan biru = 4 x 10
-7
m. Pengukuran ini terdapat beberapa
kesalahan, diantaranya :
Mata pengamat tidak sesuai dengan cara mengukur dengan tepat.
Kurangnya pengalaman yang dilakukan oleh pengamat sehingga menghambat
percobaan.
Ketidaktelitian dalam perhitungan.
Ketidaktepatan dalam pengukuran.


Surakarta, 12 Oktober 2013
Praktikan


Dwi Oktaviana Wahyu Pusparini

Anda mungkin juga menyukai