SEMESTER IV 2014
PENDAHULUAN
TRIGGER II
HERPES ZOSTER
ISI
STEP I : CLARIFY UNFAMILIAR TERMS
1. Herpes zoster
Penyakit yang di sebabkan oleh virus Varicella Zoster yang akan menetap dalam
kondisi dorman pada satu atau lebih ganglia SSP posterior
2. Vesikel
Lepuhan kecil berisi cairan yang berdiameter < 0,5cm. Vesikel bisa tunggal atau
ganda
STEP II : DEFINE THE PROBLEMS
ANATOMI DAN
HISTOLOGI SS
PERIFER
FISIOLOGI NYERI
PATOFISIOLOGI
HERPES ZOSTER
Nervi cranialis
a) Nc somatomotorik
Inti yang serabut sarafnya melayani otot-otos serat melintang.
Terletak dekat garis median
Termasuk :
Nc.oculomotorius
Nc.trochlearis
Nc.abdusent
Nc.hipoglusus
b) Nc branchiomotorik
Inti yang serabut sarafnya melayani otot-otot branchial
Terletak disebelah lateral kolom Nc.somato-motorik
Termasuk :
Nc.motorius N V
Nc.motorius facialis
Nc.ambigus
c) Visceromotorik
Inti yang serabutnya melayani otot-otot polos, otot jantung & kalenjar
Terletak dekat susunan ventricel otak/ lateral dari kleompok I
Terdiri atas :
Nc. Salivatorius Sup & Inf
Nc. Dorsalis Vagus
Nc. Edinger Westpal
d) Nc Viscero Sensorik
Inti yang serabut-serabutnya menghantarkan impuls yang berasal dari organorgan visceral & pembuluh darah
Terletak paling medial dr kelompok neuron sensorik
Terdiri atas :
Nc solitorius
e) Nc Somatosensorik Umum
Inti yang serabut-serabutnya menghantarkan impuls yang dicetuskan oleh
Receptor di kulit, skletal, persendian & ligament.
Terletak disebelah lateral Nc. Viscero sensorik
Termasuk : Ketiga Nc.Sensorik N.Trigeninus :
Nc.Mesencephalicus
Nc.Principalis
Nc.Spinalis
f) Nc somatosensorik Khusus
Inti yang serabut-serabutnya menyalurkan impuls dari Receptor khusus diretina
& cochlea
Terletak paling lateral dari ventriculus 4
Termasuk :
Nc.vestibularis
Nc.cochlearis (lateral)
Nervi Spinalis
Dari sulcus Postero Lateralis & Antero Lateralis muncul akar rambut saraf yang
yang lebih besar dan membentuk selubung mielin kaya lipid pospor. Jadi fungsi
sel schwann sama dengan fungsi oligodendrosit SSP
Akson bermielin menampakan nodi ranvier. Nodi ini mempercepat
konduksi impuls saraf di sepanjang akson. Akson kecil tanpa mielin akan
menghantarkan impuls saraf lebih lambat daripada akson yang besar tetapi
bermielin. Kecepatan konduksi tergantung langsung pada ukuran akson dan
selubung mielin
2. Fisiologi terjadinya nyeri
Sinyal nyeri tajam yang cepat di rangsang oleh stimuli mekanik atau
suhu, sinyal ini di jalarkan melalui saraf perifer ke medula spinalis oleh serabut
tipe kecil, sebaliknya tipe rasa nyeri lambat dirangsang terutama oleh stimuli
kimiawi, sinyal dijalarkan kemedula spinalis oleh serabut tipe C. Sewaktu
memasuki medula spinalis dari radiks spinalis dorsalis serabut rasa nyeri
berakhir di neuron pada kornu dorsalis.
Kemudian sinyal nyeri melewati dua traktus ke otak yaitu melalui
traktus neospinotalamikus dan traktus paleospinotalamikus.
Traktus neospinotalamikus untuk nyeri cepat
Serabut rasa nyeri cepat berakhir pada lamina marginalis pada kornu
dorsalis dan disini merangsang neuron pengantar kedua dari traktus
neospinotalamikus. Neuron ini mengirim sinyal ke serabut panjang yang terletak
di dekat sisi lain medula spinalis dalam komisura anterior dan selanjutnya
berbelok naik ke otak dalam kolumna anterolateralis. Traktus neospinotalamikus
berakhir di retikularis batang otak dan sebagian melewati ke jalur talamus
berakhir di kompleks ventrobasal di sepanjang kolumna dorasalis traktus
lemniskus medialis. Dari daerah talamus sinyal akan di jalarkan ke daerah lain
pada basal otak.
Traktus paleospinotalamikus
Traktus paleospinotalamikus adalah sistem yang jauh lebih tua dan
menjalarkan rasa nyeri terutama dari serabut nyeri tipe lambat kronik perifer.
Dalam traktus ini serabut perifer berakhir di dalam medula spinalis di lamina II
dan III kornu dorsalis. Sebagian besar sinyal kemudian melewati satu atau lebih
neuron serabut pendek didalam kornu dorsalis. Di sini neuron-neuron terakhir
dalam rangkaian merangsang akson-akson panjang yang sebagian besar
menyambungkan serabut-serabut dari traktus rasa nyeri cepat, yang mula-mula
melewati komisura anterior ke sisi beralawan dari medula spinalis kemudian naik
ke otak dalam traktus anterolateral.
3. Patofisiologi herpes zoster
Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh virus varisella
zoster (virusDNA). Setelah seseorang terkena infeksi primer dari virus varisella
zoster atau setelahseseorang terkena penyakit cacar air. Virus varisella zoster
akan menetap dalam kondisidorman pada ganglion posterior susunan saraf tepi
dan ganglion kranialis orang tersebut.Apabila sistem imun orang tersebut rendah
atau menurun misalnya karena pertambahan usiapada pasien usia lanjut atau
karena penyakit imunosupresif contohnya penyakit AIDS,penyakit leukimia, dan
penyakit limfoma maka virus varisella zoster tersebut dapat aktif kembali dan
menyebar melalui saraf tepi ke kulit sehingga menimbulkan penyakit
herpeszoster.
Sebelum timbul gejala kulit terdapat, gejala predormal baik sistemik
(demam,pusing,malese), maupun gejala predormal lokal (nyeri otot-tulang, gatal,
pegal dansebagainya). Setelah itu virus varisella zoster akan memperbanyak diri
(multipikasi) danmembentuk eritema yang dalam waktu singkat menjadi vesikel
yang berkelompok dengandasar kulit eritematosa dan edema, gejala ini akan
terjadi selama 3-5 hari. Vesikel ini berisicairan yang jernih, kemudian menjadi
keruh (berwarna abu-abu), dapat menjadi pustul dankrusta. Penyebaran vesikel
bersifat dermatomal mengikuti tempat persarafan yangdilaluivirus varisella
zoster. Biasanya hanya satu saraf yang terlibat, namun di beberapa kasusbisa
jadi lebih dari satu saraf ikut terlibat. Vesikel akan pecah dan berair, kemudian
daerahsekitarnya akan mengeras dan mulai sembuh, gejala ini akan terjadi 3-4
minggu. Padasebagian kecil kasus, eritema tidak muncul tetapi ada rasa sakit
PENUTUP
KESIMPULAN
Sistem saraf perifer dibagi atas nervi cranialis dan nervi spinalis. Nyeri
terutama adalah mekanisme protektif untuk menimbulkan kesadaran bahwa
sedang terjadi kerusakan jaringan. Salah satu penyakit yang mengganggu
sistem saraf perifer adalah herpes zoster
DAFTAR PUSTAKA
Eroschenko, Victor. 2003. Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi Fungsional.
Jakarta: EGC
Guyton, Arthur dan John Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta:
EGC