Anda di halaman 1dari 29

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas berkatNya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan
laporan kasus tentang penyakit demam tifoid. Terima kasih saya ucapkan kepada dr. Burham,
Sp.PD selaku pembimbing dalam penyusunan dan penyelesaian laporan kasus ini.
Saya menyadari bahwa laporan kasus ini jauh dari sempurna, maka saran dan kritik
sangat saya nantikan dari pembaca dan pembimbing, sehingga akan semakin memperbaiki
laporan kasus ini.
khir kata saya selaku penulis mengucapkan mohon maaf apabila ada kesalahan, dan
saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
!edan, "# September "$%"
1
DAFTAR ISI
&T P'N(NT) .......................................................................... %
D*T) +S+ .......................................................................... "
BB + .......................................................................... ,
BB ++ .......................................................................... "$
BB +++ .......................................................................... "%
D*T) P-ST& .......................................................................... ".
2
BAB I
I. Anamnese Pribadi
Nama / 0ulaikha
-mur / #, tahun
1enis &elamin / Perempuan
Status / Sudah !enikah
Pekerjaan / +bu )umah Tangga
Suku / 1awa
gama / +slam
lamat / &m %$ gg. Dame 2 Binjai
II. Anamnese Penyakit
&eluhan -tama / Demam
)iwayat Penyakit Sekarang / Pasien datang ke +(D dengan keluhan demam yang
dialami sejak 3 hari dan lebih sering timbul pada
malam hari. Demam awalnya tidak terlalu dirasa tinggi
namun semakin lama semakin panas pada hari 2 hari
berikutnya. !enurut pasien demam yang dirasakan
tidak terlalu tinggi namun semakin lama semakin
panas pada hari 2 hari berikutnya. !enurut pasien
pasien demam yang dirasakan sempat tinggi namun
tidak diukur. Selain itu pasien juga mengalami sakit
kepala disertai mual dan muntah.
Pasien tidak memiliki keluhan pilek ataupun
batuk. Pasien juga tidak mengeluh BB cair. BB
bewarna merah atau kehitaman disangkal, buang air
kecil seperti biasa. Pasien juga sempat bercerita
suka memakan pecel keliling di sekitar rumahnya,
tapi biasanya tidak apa 2 apa. Pasien juga sekarang
mengalami penurunan nafsu makan, dan merasa
lemah. Pasien tidak memperhatikan apakah terdapat
perubahan berat badannya, namun ukuran celana dan
3
bajunya biasa 2 biasa saja. Pada anggota keluarga
tidak mengalami keluhan yang sama dengan pasien.
Pasien juga tidak bepergian ke daerah 2 daerah
tertentu sebelumnya. Pasien sebelumnya sudah
mengkonsumsi obat dari warung 4 namanya
tidak diketahui5, namun keluhan masih tetap ada.
)iwayat Penggunaan 6bat / 475 tidak diketahui.
)iwayat Penyakit Terdahulu / 4 8 5
)iwayat Penyakit &eluarga dan 9ingkungan / Tidak ada yang mengalami keluhan
serupa.
III. Anamnese Umum
8 Badan kurang enak / 475 8 Tidur / 475 ada ggn tidur
8 !erasa lemas / 475 8 Berat Badan / :" kg
8 !erasa kurang sehat / 475 8 !alas / 475
8 !enggigil / 485 8 Demam / dijumpai
8 Nafsu !akan / 475 menurun 8 Pusing / 475
IV. Anamnese Oran
A. !"r
# Dyspnoe d; effort / Tidak dijumpai 8 <yanosis /tidak dijumpai
8 Dyspnoe d; repos / Tidak dijumpai 8 ngina Pectoris /tidak dijumpai
8 6edema / Tidak dijumpai 8 Palpitasi <ordis /tidak dijumpai
8 Nocturia / Tidak dijumpai 8 sma <ardial /tidak dijumpai
B. Sirku$asi Peri%er
# <laudicasio +ntermiten / tidak dijumpai 8 gangguan tropis / tidak dijumpai
# Sakit waktu istirahat / tidak dijumpai 8 kebas 2 kebas / 4 8 5
# )asa mati ujung jari / tidak dijumpai
4
!. Traktus Res&irat"rius
# Batuk / tidak dijumpai
8 Berdahak / tidak dijumpai
8 =emaptoe / tidak dijumpai
8 Nyeri dada waktu bernafas / tidak dijumpai
8 Stridor / tidak dijumpai
8 Sesak nafas / tidak dijumpai

D. Traktus Diesti'us
%. 9ambung
8 sakit epigastrium sebelum / tidak dijumpai 8 disfagia / tidak dijumpai
dan sesudah makan
8 nore>ia / tidak dijumpai 8 sendawa / tidak dijumpai
8 )asa panas di epigastrium / tidak dijumpai 8 mual8mual/ dijumpai
8 !untah 4 frekuensi,warna,dll5 / dijumpai "> 8 foetor e> ore/tidak
dijumpai
8 =ematemesis / tidak dijumpai 8 pyrosis / tidak dijumpai
". -sus
8 Sakit di abdomen /tidak dijumpai 8 Diare / tidak dijumpai
8 Barborygmi /tidak dijumpai 8 !elena / tidak dijumpai
8 Defekasi /tidak dijumpai 8 Tenesmi / tidak dijumpai
8 6bstipasi / dijumpai 8 =aemoroid/tidak dijumpai
,. =ati dan Saluran 'mpedu
8 Sakit perut kanan atas /tidak dijumpai 8 asites / tidak dijumpai
8 &olik /tidak dijumpai 8 oedem/ tidak dijumpai
8 +kterus /tidak dijumpai 8 berak dempul / tidak dijumpai
8 (atal 2 gatal dikulit /tidak dijumpai
5
'. (injal dan Saluran &encing
8 !uka sembab / tidak dijumpai
8 &olik / tidak dijumpai
8 !iksi 4 frek, warna, sebelum? sesudah miksi5 / tidak dijumpai
8 polyuria / tidak dijumpai
8 sakit pinggang / tidak dijumpai
8 oliguria / tidak dijumpai
8 anuria / tidak dijumpai
8 poliksuria / tidak dijumpai
*. Sendi
8 sakit / tidak dijumpai 8 sakit digerakkan / tidak dijumpai
8 sendi kaku / tidak dijumpai 8 bengkak / tidak dijumpai
8 merah / tidak dijumpai 8 stand abnormal / tidak dijumpai
(. Tulang
8 sakit / tidak dijumpai 8 fraktur spontan / tidak dijumpai
8 bengkak / tidak dijumpai 8 deformasi / tidak dijumpai
=. 6tot
8 sakit / tidak dijumpai 8 kejang8kejang / tidak dijumpai
8 kebas8kebas / 475 tangan kanan 8 atrofi / tidak dijumpai
+. Panca +ndera
8 penglihatan / dalam batas normal
8 pendengaran / dalam batas normal
8 pengecapan / dalam batas normal
8 penciuman / dalam batas normal
1. Psikis
8 mudah tersinggung / tidak dijumpai
8 takut / tidak dijumpai
8 gelisah / tidak dijumpai
8 pelupa / tidak dijumpai
8 lekas marah / tidak dijumpai
6
&. Darah
8 sakit di mulut dan lidah / tidak dijumpai 8 muka pucat / tidak dijumpai
8 mata berkunang 2 kunang / tidak dijumpai 8 bengkak / tidak dijumpai
8 pembengkakan kelenjar / tidak dijumpai 8 penyakit darah/ tidak dijumpai
8 merah di kulit / tidak dijumpai 8 perd.subkutan / tidak dijumpai
9. 'ndokrin
%. Pankreas
8 polidipsi / tidak dijumpai 8 pruritus / tidak dijumpai
8 polifagi / tidak dijumpai 8pyorhea / tidak dijumpai
8 poliuri / tidak dijumpai
". Tiroid
8 ner@ositas / tidak dijumpai 8 struma / tidak dijumpai
8 e>opthalmus / tidak dijumpai 8 miksoderm / tidak dijumpai
,. =ipofisis
8 kromegali / tidak dijumpai
8 Distrofi adipos congenital / tidak dijumpai
!. *ungsi (enital
8 menarche / tidak ada 8 ereksi / 4 8 5
8 siklus haid / 4 7 5 8 libido / 48 5
8 menopause / 4 8 5 8 coitus / 4 8 5
N. Susunan saraf
8 hiposatesia / tidak dijumpai 8 sakit kepala / 4 7 5
8 parastesia / tidak dijumpai 8 gerakan tics A Tidak dijumpai
8 paralisis / tidak dijumpai
6. &eadaan Sosial
8 pekerjaan / ibu rumah tangga
8 higiene / kurang baik
B. N!N'S' P'NC&+T B'N')+S
8 Bengkak kel. )egional / tidak dijumpai 8 dysuria /tidak dijumpai
8 9uka di kemaluan / tidak dijumpai 8 bisul 2 bisul /tidak dijumpai
7
B+. N!N'S' +NT6&S+&S+ / tidak dijumpai
B++. STT-S P)'S'NT
. &eadaan -mum
8 kesadaran / compos mentis 8 respiratory rate / %: >?i
8 deskripsi / komunikasi baik 8 heart rate / 3:>?i
8 tekanan darah / %"$?3$mm=g 8 temperatur / ,3,:D<
B. &eadaan Penyakit
8 anemia / tidak dijumpai 8 eritema / tidak dijumpai
8 ikterus / tidak dijumpai 8 turgor / tidak dijumpai
8 dyspnoe / tidak dijumpai 8 gerakan aktif / tidak dijumpai
8 edema / tidak dijumpai
<. &eadaan giEi
8 Berat badan / :$ kg
8 Tinggi badan / %:$ cm
8 B!+ / "#,, 4 normoweight 5
B++. P'!')+&SN *+S+&
. &epala
8 pertumbuhan rambut / dalam batas normal
8 sakit bila disentuh / tidak dijumpai
8 perubahan lokal / tidak dijumpai
B. !uka
8 sembab / tidak dijumpai
8 pucat / 4 7 5
8 gangguan lokal / tidak dijumpai
8
<. !ata
8 stand mata / dalam batas normal
8 gerakan bola mata / dalam batas normal
8 e>ophtalmus / dalam batas normal
8 retraksi pupil / isokor 4 kanan F kiri 5
8 ikterus / tidak dijumpai
8 anemia / tidak dijumpai
D. Telinga
8 sekret / tidak dijumpai
8 radang / tidak dijumpai
8 bentuk / tidak dijumpai
'. =idung
8 sekret / tidak dijumpai
8 radang / tidak dijumpai
8 benjolan 2 benjolan / tidak dijumpai
*. Bibir
8 cyanosis / tidak dijumpai 8 kering / tidak dijumpai
8 pucat / 4 7 5 8 radang / tidak dijumpai
(. (igi dan !ulut
8 9idah / dijumpai coated tongue
8 caries gigi / tidak dijumpai
8 pertumbuhan gigi / normal
=. 9eher
%. +nspeksi
8 struma / tidak dijumpai 8 pulsasi @ena / tidak dijumpai
8 kel. Bengkak / tidak dijumpai 8 @enektasi / tidak dijumpai
8 torticolis / tidak dijumpai
9
". Palpasi
8 posisi trakea / medial
8 tek. Bena jugularis / 4 8 5
8 costo cer@icalis / tidak dijumpai
8 sakit ? nyeri tekan / tidak dijumpai
+. Thora>
Thora> nterior
%. +nspeksi
8 bentuk / simetris fusiformis 8 pembengkakan / tidak dijumpai
8 ketinggalan bernafas / tidak dijumpai 8 mamae / dalam batas normal
". Palpasi
8 nyeri tekan / tidak dijumpai
8 fremitus suara / S* kanan F kiri
8 lokalisasi iktus / +<) B.9.!idcla@icula
8 kuat angkat / Tidak dijumpai
8 freminisement / tidak dijumpai
8 melebar / tidak dijumpai
8 ictus negatif / tidak dijumpai
,. Perkusi
8 suara perkusi paru / sonor
8 batas paru hati
8 relatif / intercosta B linea midcla@icularis de>ter
8 absolut / intercosta B+ linea midcla@icularis de>ter
#. uskultasi
Paru 2 paru
8 suara pernafasan / @esikuler 4 7 5 normal
8 suara tambahan / tidak dijumpai
10
<6)
8 heart rate / 3: >?i
8 bunyi jantung / S%, S" murni, murmur 4 8 5, gallop 4 8 5
8 suara tambahan / tidak dijumpai
Thora> Posterior
%. +nspeksi
8 bentuk / simetris fusiformis
8 ketinggalan bernafas / tidak dijumpai
8 pembengkakan / tidak dijumpai
". Palpasi
8 nyeri tekan / tidak dijumpai
8 fremitus suara / S* kanan F kiri
,. Perkusi paru / sonor
#. uskultasi
8 suara pernafasan / @esikuler 4 7 5 normal
8 suara tambahan / tidak dijumpai
1. bdomen
%. +nspeksi
8 bengkak / tidak dijumpai
8 @enektasi / tidak dijumpai
8 bentuk / dalam batas normal
". Palpasi
8 defens muskular / tidak dijumpai
8 nyeri tekan / dijumpai
8 lien / normal ? tidak teraba
8 ren / normal ? tidak teraba
8 hepar / normal? tidak teraba
,. Perkusi
8 pekak hati / tidak dijumpai
8 pekak beralih / tidak dijumpai
11
#. uskultasi
8 peristaltik usus / 4 75 menurun
&. (enitalia
8 luka / tidak dilakukan pemeriksaan
8 cicatrics / tidak dilakukan pemeriksaan
8 nanah / tidak dilakukan pemeriksaan
8 gangguan lokal / tidak dilakukan pemeriksaan
9. '>tremitas
tas
8 bengkak / tidak dijumpai
8 merah / tidak dijumpai
8 )umple leed tes / 4 8 5
8 )efle> biceps / tidak dilakukan pemeriksaan
8 stand abnormal / tidak dijumpai
8 gangguan fungsi / tidak dijumpai
Bawah
8 bengkak / tidak dijumpai
8 merah / tidak dijumpai
8 oedem / tidak dijumpai
8 pucat / tidak dijumpai
+G. P'!')+&SN 9B6)T6)+-!
Tanggal ,% gustus "$%"
8 Darah )utin
8 =aemoglobin / %" grH
8 9eukosit / "$.,$$?mm
,
8 9aju 'ndap Darah / %I mm
8 =ematokrit / ,I," H
8 Trombosit /#J,.$$$?mm
,
8 &(D Puasa / .3 mg?dl
12
8 *aal =ati
8 Bilirubin total / $,,: mg?dl
8 Bilirubin direct / $,%: mg?dl
8 S(6T / ", u?l
8 S(PT / "# u?l
8 9+P+D P)6*+9'
8 <holestrol / %.I mg?dl
8 =D9 cholestrol / #$ mg?dl
8 9D9 cholestrol / %,. mg?dl
8 Triglyserida / 3J mg?dl
8 *9 (+N19
8 -reum / %. mg?dl
8 &reatinin / $,J mg?dl
8 s. -rat / 3,% mg?dl
I(. RESU)E
A. ANA)NESE
# &eluhan -tama / Demam
8 Telaah / Pasien wanita, #, tahun, datang ke )umah Sakit Putri
=ijau tingkat ++ &'SD! +? BB !edan dengan
keluhan demam semenjak 3 hari yang lalu dan lebih
sering timbul pada malam hari. Demam dirasa tidak
terlalu tinggi pada awalnya namun semakin hari
semakin panas.Pasien sempat merasa demam tinggi
namun tidak diukur. Selain itu juga pasien mengalami
sakit kepala disertai mual 475, muntah 475. Sakit kepala
tidak berputar dan tidak dipengaruhi oleh perubahan
pada posisi.
Pasien juga bercerita bahwa dia suka makan
pecel keliling di sekitar rumahnya. Pasien juga
sekarang mengalami penurunan nafsu makan dan
13
merasa lemah. Pasien tidak memperhatikan apakah
terdapat perubahan pada berat badannya. Buang air
kecil 4 75 normal, Buang air besar diakui 4 75 normal.
Pada anggota keluarga tidak didapat keluhan yang
sama seperti pasien. Pasien tidak bepergian ke daerah8
daerah tertentu sebelumnya. Pasien sempat
mengkonsumsi obat dari warung namun keluhan
masih tetap ada.
8 )iwayat Pemakaian 6bat / 4 75 tidak diketahui
8 )iwayat Penyakit Terdahulu / 4 8 5
B. Status Present
&eadaan -mum
8 sensorium / <ompos mentis
8 tekanan darah / %"$?3$ mm=g
8 heart rate / 3: >?i
8 respiratory rate / %: >?i
8 temperatur / ,3,:D<
<. Pemeriksaan *isik
&epala
8 muka / dalam batas normal
8 mata / konjungti@a anemis 4 8 5, sclera ikterik 4 8 5
8 telinga / dalam batas normal, sekret 4 8 5
8 hidung / dalam batas normal, sekret 4 8 5
8 bibir / dalam batas normal
8 gigi / dalam batas normal
8 lidah / tampak kotor, tremor 4 7 5
# leher / dalam batas normal
Thora>
8 +nspeksi / simetris fusiformis
14
8 Palpasi / stem fremitus kanan F kiri
8 Perkusi / sonor kanan F kiri
8 uskultasi / @esikuler kanan 2 kiri
bdomen
8 +nspeksi / simetris
8 Palpasi / soepel
8 Perkusi / tympani
8 uskultasi / peristaltik 4 7 5 menurun.
D. Pemeriksaan 9aboratorium
Tanggal ,% agustus "$%"
8 Darah )utin
8 =aemoglobin / %" grH
8 9eukosit / "$.,$$?mm
,
8 9aju 'ndap Darah / %I mm
8 =ematokrit / ,I," H
8 Trombosit /#J,.$$$?mm
,
8 &(D Puasa / .3 mg?dl
8 *aal =ati
8 Bilirubin total / $,,: mg?dl
8 Bilirubin direct / $,%: mg?dl
8 S(6T / ", u?l
8 S(PT / "# u?l
8 9+P+D P)6*+9'
8 <holestrol / %.I mg?dl
8 =D9 cholestrol / #$ mg?dl
8 9D9 cholestrol / %,. mg?dl
8 Triglyserida / 3J mg?dl

8 *9 (+N19
8 -reum / %. mg?dl
15
8 &reatinin / $,J mg?dl
8 s. -rat / 3,% mg?dl
Kidal Test
S.typhi 6 / %? ,"$
S.typhi = / %?:$
'. Daftar bnormalitas
%. Demam
". Pusing
,. !ual
#. Nafsu makan menurun
I. 9emas
:. 9idah kotor dan tremor
*. Daftar !asalah
Demam Thypoid
(. Penyelesaian !asalah
%. ssesment
DD / !alaria
DBD
". +PD> /
%. Pemeriksaan laboratorium
". *oto polos abdomen
,. +PT> /
%. +B*D )9 "$ gtt?i
". Tiamfenikol I$$ mg , > %
,. Paracetamol ,>%
#. Domperidon ,>%
#.+P!> /
%. Kidal test
". Pemeriksaan darah rutin
16
I.+P> /
%. Bed rest
". Diet/ makanan lunak bertahap sampai makanan biasa
*6996K -P /
,% gustus "$%"
&- / Demam Therapy / +B*D )9 "$ gtt?i
TD / %"$?3$ mm=g inj )anitidine amp? %" jam
=) / %$J >?i @italamin % > %
)) / "J >?i ciproflo>acin " > %
T / ,3,J D<
% September "$%"
&- / Demam, lemas, pusing, muntah Therapy / +B*D )9 "$ gtt?i
TD / %%$? 3$ mm=g +nj )anitidine amp? %" jam
=) / .:>?i @italamin % > %
)) / ,">?i ciproflo>acin " > %
T / ,3, "D<
" September "$%"
&- / nyeri perut kiri Therapy / +B*D )9 "$ gtt?i
TD / %%$?J$ mm=g +nj )anitidine amp? %" jam
=) / 3$> @italamin % > %
)) / "#> ciproflo>acin ">%
T / ,3D<
, September "$%"
&- / demam, nyeri perut kiri,mual Therapy / +B*D )9 "$gtt?i
TD / %"$?3$ mm=g +nj )anitidine amp? %" jam
=) / J$ > Bitalamin % > %
17
)) / "# > <iproflo>acin " > %
T / ,3D<
# September "$%"
&- / demam, nyeri perut sebelah kiri, mual Therapy / +B*D )9 "$gtt?i
TD / %"$?J$ mm=g +nj )anitidine amp? %" jam
=) / 3">?i Bitalamin %>%
)) / "#>?i <iproflo>acin " > %
T / ,.,"D<
I September "$%"
&- / demam, nyeri perut sebelah kiri Therapy / +B*D )9 "$gtt?i
TD / %"$?J$ mm=g +nj )anitidine amp? %" jam
=) / J$>?i Bitalamin %>%
)) / "#>?i <iproflo>acin " > %
T / ,3,ID<
: September "$%"
&- /lemas, selera makan tidak ada Therapy / +B*D )9 "$gtt?i
TD / %$$?3$ mm=g +nj )anitidine amp? %" jam
=) / J$>?i Bitalamin %>%
)) / "$>?i <iproflo>acin " > %
T / ,:D<
3 September "$%"
&- / lemas, sedikit pusing, tidak bisa tidur Therapy / +B*D )9 "$gtt?i
TD / %"$?J$ mm=g +nj )anitidine amp? %" jam
=) / 3">?i Bitalamin %>%
)) / "#>?i <iproflo>acin " > %
18
T / ,.,"D< lpraEolam % > %
!etoclopramid , > %
J September "$%"
&- / lemas Therapy / +B*D )9 "$gtt?i
TD / %%$?J$ mm=g +nj )anitidine amp? %" jam
=) / 3">?i Bitalamin %>%
)) / "#>?i <iproflo>acin " > %
T / ,:,JD< lpraEolam % > %
!etoclopramid , > %
. September "$%"
&- / merasa baikan Therapy / +B*D )9 "$gtt?i
TD / %"$?J$ mm=g +nj )anitidine amp? %" jam
=) / :$>?i Bitalamin %>%
)) / "J>?i <iproflo>acin " > %
T / ,3D< lpraEolam % > %
!etoclopramid , > %
%$ September "$%"
&- / 8 Therapy / +B*D )9 "$gtt?i
TD / %"$?J$ mm=g +nj )anitidine amp? %" jam
=) / :$>?i Bitalamin %>%
)) / "$>?i <iproflo>acin " > %
T / ,3D< lpraEolam % > %
!etoclopramid , > %
&- baik, sudah bisa pulang.
BAB II
PENDA*U+UAN
19
Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut disebabkan oleh kuman gram negatif
Salmonella typhi. Selama terjadi infeksi, kuman tersebut bermultiplikasi dalam sel fagositik
mononuklear dan secara berkelanjutan dilepaskan ke dalam darah.
Pada tahun "$$$, terdapat sekitar "%,: juta kasus demam tifoid di seluruh dunia dan
diantaranya menyebabkam "%:.I$$ kematian. +nsiden demam tifoid di sia Tengah, Selatan,
dan Tenggara serta frika Selatan mencapai lebih dari %$$ kasus per %$$.$$$ populasi setiap
tahunnya.
Di +ndonesia sendiri demam tifoid merupakan penyakit endemik dan tergolong
penyakit menular yang tercantum dalam undang 2 undang nomor : tahun %.:" tentang
wabah. !enurut data dari Departemen &esehatan )+, frekuensi kejadian demam tifoid di
+ndonesia pada tahun %..$ sebesar .," dan pada tahun %..# terjadi peningkatan frekuensi
menjadi %I,# per %$.$$$ penduduk.
!anifestasi klimis yang timbul pada penderita demam tifoid adalah demam yang
berkepanjangan dimana awalnya tidak terlalu tinggi namun lama kelamaan terus meningkat,
dapat disertai rasa menggigil, sakit kepala, berkeringat, batuk, malaise, dan atralgia. (ejala 2
gejala saluran pencernaan ber@ariasi mulai dari diare, konstipasi, mual, muntah, sampai
anoreksia.
&arena demam tifoid merupakan endemuk di negara ini dan insidensinya yang masih
tinggi, pencegahan dan tatalaksana penting dikuasai sehingga tidak menimbulkan komplikasi
seperti perdarahan usus, perforasi usus, ileus paralitik, dan komplikasi ekstra 2 intestinal
seperti meningitis, miokarditis, pleuritis, hepatitis, kolesistitis, glomerulonefritis,
pielonefritis, osteomielitis, spondilitis, artritis dan lain 2 lain.
BAB III
TIN,AUAN PUSTAKA
20
De%inisi
Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut disebabkan oleh kuman gram negatif Salmonella
typhi. Selama terjadi infeksi, kuman tersebut bermultiplikasi dalam sel fagositik mononuklear
dan secara berkelanjutan dilepaskan ke aliran darah.
E&idemi"$"i
Demam tifoid merupakan penyakit endemik di +ndonesia. Penyakit ini termasuk penyakit
menular yang tercantum dalam undanng 2 undang nomor : tahun %.:" tentang wabah.
Sur@eilans Departemen &esehatan )+, frekuensi kejadian demam tifoid di +ndonesia pada
tahun %..$ sebesar .," dan pada tahun %..# terjadi peningkatan frekuensi menjadi %I,# per
%$.$$$ penduduk. Dari sur@ey berbagai rumah sakit di +ndonesia dari tahun %.J% sampai
dengan %.J: memperlihatkan peningkatan jumlah penderita sekitar ,I,JH yaitu dari %..I.:
menjadi ":.:$: kasus. <ase *atality )ate 4 <*) 5 demam tifoid pada tahun %..: sebesar
%,$JH dari seluruh kematian di +ndonesia.
Eti"$"i
Demam tifoid disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu S.typhi, S.paratyphi ,
S.paratyphi B dan S. Paratyphi <. Demam yang disebabkan oleh S.Typhi cenderung untuk
menjadi lebih berat daripada bentuk infeksi salmonella yang lain. Salmonella merupakan
bakteri gram negatif yang bersifat motil, tidak membentuk spora, dan tidak berkapsul.
&ebanyakan strain meragikan glukosa, manosa dan manitol untuk menghasilkan asam dan
gas, tetapi tidak meragikan laktosa dan sukrosa. 6rganisme salmonella tumbuh secara aerob
dan mampu tumbuh secara anaerob fakultatif. &ebanyakan spesies resistent terhadap agen
fisik namun dapat dibunuh dengan pemanasan sampai I#,#< 4%,$ *5 selama % jam atau :$<
4 %#$ *5 selama %I menit. Salmonella tetap dapat hidup pada suhu ruang dan suhu yang
rendah selama beberapa hari dan dapat bertahan hidup selama berminggu 2 minggu dalam
sampah, bahan makanan kering, agen farmakeutika, dan bahan tinja. Salmonella memiliki
antigen somatik 6 dan antigen flagella =. ntigen 6 adalah komponen lipopolisakarida
dinding sel yang stabil terhadap panas sedangkan antigen = adalah protein labil panas.
ntigen Bi adalah simpai atau kapsul kuman. !asa inkubasi S.typhi adalah ,8 "% hari.
Pat"enesis
Salmonella typhi masuk ke tubuh manusia melalui makanan dan air yang tercemar. Sebagian
21
kuman dimasukkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus. 1ika +g
kurang baik pertahanannya, maka kuman akan menembus sel 2 sel epitel terutama sel ! dan
menuju ke lamina propia. Dimana lamina propia kuman akan berkembangbiak. Sebagian
kuman akan ditangkap dan difagosit oleh sel mononuklear, namun masih dapat hidup di
dalam makrofag tersebut, dibawa ke Peyer;s patch ileum distal, menuju kelenjar getah bening
mesentrika, melalui duktus toraksikus ke sirkulasi darah, terjadilah bakteriemi + namun masih
asimtomatik. Setelah berkembang biak di )'S dan tersebar ke organ 2 organ )'S seperti hati
dan limfa, kuman akan keluar dari makrofag, berkembangbiak di luar sel atau ruang sinusoid
dan masuk lagi ke dalam sirkulasi darah, maka terjadilah bakteriemi ++ yang dapat
menimbulkan gejala 2 gejala sistemik.
Dari hepar, kuman masuk ke kantong empedu, berkembangbiak, dan diekskresi secara
intermitten ke lumen usus bersama8 sama dengan cairan empedu. Sebagian akan keluar lewat
feces, dan sisanya akan menembus usus masuk ke darah.
+nteraksi Salmonella typhi dengan makrofag memunculkan mediator 2 mediator lokal
sehingga peyer;s patches mengalami hiperplasi jaringan, nekrosis dan ulkus 4hipersensiti@itas
tipe +B? lambat 5. Secara imunologi, di usus diproduksi +g sekretorik yang berfungsi
mencegah melekatnya Salmonella typhi pada mukosa usus. +munitas humoral sistemik,
diproduksi +g! dan +g( untuk memudahkan fagositosis Salmonella typhi oleh makrofag.
+munitas seluler berfungsi untuk membunuh Salmonella intraseluler.
Pada gejala sistemik timbul demam, instabilitas @askuler, inisiasi sistem beku darah, depresi
sumsum tulang, bahkan nekrosis organ bila pembuluh darah di sekitar peyer;s patches
mengalami erosi dan perdarahan.
)ani%estasi K$inis
!asa tunas demam tifoid berlangsung antara %$ 2 %# hari. (ejala 2gejala klinis yang timbul
sangat ber@ariasi dari ringan sampai dengan berat, dari asimtomatik hingga gambaran
penyakit yang khas disertai komplikasi.
Pada minggu pertama gejala klinis penyakit ini ditemukan keluhan dan gejala serupa
dengan penyakit infeksi akut pada umumnya yaitu demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot,
anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak di perut, batuk, dan
epistaksis. Pada pemeriksaan fisik hanya didapatkan suhu badan meningkat. Sifat demam
22
adalah meningkat perlahan 2 lahan dan terutama pada sore hingga malam hari. Dalam
minggu kedua gejala 2 gejala menjadi lebih jelas berupa demam, bradikardia relatif
4 bradikardia relatif adalah peningkatan suhu %D< tidak diikuti peningkatan denyut nadi J kali
per menit5, lidah yang berselaput 4 kotor di tengah, tepi dan ujung merah serta tremor5,
hepatomegali, splenomegali, meteroismus, gangguan mental berupa somnolen, stupor, koma,
delirium, atau psikosis. )oseolae jarang ditemukan pada orang +ndonesia.
PE)ERIKSAAN +ABORATORIU)
Pemeriksaan Rutin
Kalaupun pada pemeriksaan darah perifer lengkap sering ditemukan leukopenia,
dapat pula terjadi kadar leukosit normal atau leukositosis. 9eukositosis dapat terjadi
walaupun tanpa disetai infeksi sekunder.Selain itu dapat juga ditemuka trombositopenia. 9aju
endap darah pada demam tifoid dapat meningkat. S(6T dan S(PT seringkali meningkat,
tetapi akan kembali normal setelah sembuh.&enaikan S(6T dan S(PT tidak memerlukan
penanganan khusus.
U-i .ida$
-ji widal dilakukan untuk deteksi antibodi terhadap kuman S.typhi. Pada uji Kidal
terjadi suatu reaksi aglutinasi antara antigen kuman S.typhi dengan antibodi yang disebut
aglutinin. glutinin 6 4 dari tubuh kuman 5, aglutinin = 4 flagella kuman 5 dan aglutinin Bi
4 simpai kuman5. Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin 6 dan = yang digunakan
untuk diagnosis demam tifoid. Semakin tinggi titernya semakin besar kemungkinan terinfeksi
kuman ini. Pada fase akut mula 2 mula timbul aglutinin 6, kemudian diiikuti aglutinin =.
Pada orang yang telah sembuh aglutinin 6 masih tetap dijumpai setelah # 2 : bulan,
sedangkan aglutini = menetap lebih lama antara . 2 %" bulan.
U-i TUBE(
-ji T-B'G merupakan uji semi 2 kuantitatif kolometrik yang cepat 4 beberapa menit5
Dan mudah untuk dikerjakan. -ji ini mendeteksi antibodi anti S8typhi $. pada serum pasien,
dengan cara menghambat ikatan antara +g! anti 2 $. yang terkonjugasi pada partikel late>
yang berwarna dengan lipopolisakarida S. Typhi yang terkonjugasi pada partikel magnetik
late>. =asil positif uji tube> ini menunjukkan terdapat infeksi salmonella, serogroup D, walau
tidak secara spesifik menunjuk pada S.typhi. +nfeksi oleh S paratyphi akan memberikan hasil
23
negatif.
)espon terhadap anti8gen $. berlangsung cepat sehingga deteksi terhadap anti8$.
dapat dilakukan lebih dini, yaitu pada hari ke # sampai I untuk infeksi primer, dan hari ke "
sampai , untuk infeksi sekunder. -ji tube> hanya dapat mendeteksi +g!, dan tidak dapat
mendeteksi +g(.
U-i Ty&/id"t
-ji typhidot dapat mendeteksi antibodi +g! dan +g( yang terdapat pada protein
membren luar salmonela typhi. =asil positif pada uji typhidot didapatkan " sampai , hari
setelah infeksi dan dapat menginfeksi secara spesifik antibodi +g! dan +g( terhadap antigen
S. Typhi seberat I$kD, yang terdapat pada strip nitroselulosa.
Pada kasus reinfeksi, respon imun sekunder 4+g(5 terakti@asi secara berlebihan sehingga +g!
sulit terdeteksi. +g( dapat bertahan sampai " tahun sehingga pendeteksian +g( saja tidak
dapat digunakan untuk membedakan antara infeksi akut dengan kasus reinfeksi atau
kon@alesen pada kasus primer. -ntuk mengatasi masalah tersebut, uji ini kemudian
dimodifikasi dengan menginakti@asi total +g( pada sampel serum. -ji ini, yang dikenal
dengan nama uji typhidot !, memungkinkan ikatan antara antigen dengan +g! spesifik yang
ada pada serum pasien.
U-i I) Di&sti0k
-ji ini secara khusus mendeteksi antibodi +g! spesifik terhadap S.typhi pada
spesimen serum atau whole blood. Pemeriksaan ini mudah dan cepat 4 dalam % hari 5
dilakukan tanpa peralatan khusus apapun, namun akurasi hasil didapatkan bila pemeriksaan
dilakukan % minggu setelah timbulnya gejala.
Ku$tur Dara/
=asil biakan darah yang positif memastikan demam tifoid, akan tetapi hasil negatif
tidak menyingkirkan dema tifoid karena mungkin disebabkan /
%. Telah mendapat terapi antibiotik
". Bolume darah yang kurang.
,. )iwayat @aksinasi.
#. Saat pengambilan darah setelah minggu pertama, pada saat aglutinin semakin meningkat.
24
PENATA+AKSANAAN
# Istira/at dan &era1atan
tirah abring dan perawaan profesioanal bertujuan untuk mencegah komplikasi.
Posisi pasien perlu diawasi untk mencegah dekubitus dan pneumonia ortostatik serta
higiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga.
8 Diet dan tera&i &enun-an
makanan yang kurang akan menurunkan keadaan umum dan giEi penderita
akan semakin turun dan proses penyembuhan akan menjadi lama.
Di masa lampau penderita demam tifoid diberi diet bubur saring, kemudian
ditingkatkan menjadi bubur kasar dan akhirnya diberi nasi, yang perubahan diet
tersebut disesuaikan dengan tingkat kesembuhan pasien.
# Pemberian antimikr"ba
# k$"ram%enik"$
Di +ndonesia kloramfenikol masih merupakan obat pilihan utama untuk
mengobati demam tifoid. Dosis yang diberikan # > I$$ mg diberikan oral
atau intra@ena. Diberikan sampai dengan 3 hari bebas panas.
# tiam%enik"$
Dosis tiamfenikol adalah # > I$$ mg, demam rata 2 rata menurun pada
hari ke 2 I dan ke :.&omplikasi hematologi seperti kemungkinan terjadinya
anemia aplastik lebih rendah dibandingkan kloramfenikol.
# k"trim"ksa2"$
Dosis untuk orang dewasa adalah " > " tablet diberikan selama "
minggu..
# am&isi$in dan am"ksisi$in
dosis yang dianjurkan berkisar antara I$8 %I$ mg?kg?BB dan
digunakan selama " minggu.
# se%a$"s&"rin enerasi ketia
saat ini terbukti efektif adalah seftriakson, dosis yang dianjurkan
adalah antara , 2 # gr dalam dekstrosa %$$ cc diberikan selama L jam
perinfus sekali sehari diberikan selama , hari I hari.
8 golongan flurokuinolon,beberapa jenisnya /
8 norfloksasin dosis " > #$$ mg?hari selama %# hari
8 siprofloksasin dosis " > I$$ mg?hari selama : hari
25
8 ofloksasin dosis " > #$$ mg?hari selama 3 hari
8 pefloksasin dosis #$$ mg?hari selama 3 hari
8 fleroksasin dosis #$$ mg?hari selama 3 hari
8 aEitromisin
antibiotika ini ideal untuk digunakan dalam pengobatan infeksi
s.typhi yang merupakan kuman intraselular.
&euntungan lain adalah aEitromisin tersedia dalam bentuk sediaan oral
maupun suntikan intra@ena.
K"mbinasi Obat Antimikr"ba
diindikasikan hanya pada keadaan tertentu saja antara lain toksik tifoid,
peritonitis atau perforasi, serta syok septik, yang pernah terbukti ditemukan " macam
organisme dalam kultur darah selain kuman Salmonella. &ortikosteroid dengan dosis
, > I mg.
Pen"batan Demam Ti%"id &ada .anita *ami$
&loramfenikol tidak dianjurkan pada trimester ke 2 , kehamilan karena
dikhawatirkan dapat terjadi partus prematur, kematian fetus intrauterin. Tiamfenikol
tidak dianjurkan digunakan pada trimester pertama kehamilan karena mungkin efek
teratogenik terhadap fetus pada manusia belum dapat disingkirkan.
6bat yang dianjurkan adalah ampisilin, amoksisilinm dan seftriakson.
KO)P+IKASI INTESTINA+
Perdara/an Intestina$
Dapat timbul akibat luka pada plak peyer yang terinfeksi. Bila luka menembus lumen
usus dan mengenai pembuluh darah maka terjadi perdarahan. Selain karena faktor luka,
perdarahan juga dapat terjadi akibat gangguan koagulasi darah 4&+D5 atau gabungan dari
kedua faktor
Per%"rasi Usus
Biasanya timbul pada minggu ketiga namun dapat pula terjadi pada minggu pertama.
Selain gejala umum demam tifoid yang biasa terjadi maka penderita demam tifoid dengan
perforasi mengeluh nyeri perut yang hebat terutama di daerah kuadran kanan bawah yang
kemudian menyebar ke seluruh perut dan disertai dengan tanda 2 tanda ileus. Bising usu
26
melemah pada I$H penderita dan pekak hati terkadang tidak ditemukan karena adanya udara
bebas di abdomen.Tanda 2 tanda perforasi lainnya adalah nadi cepat, tekanan darah turun,
dan bahkan dapat syok. 9eukositosis dengan pergeseran ke kiri dapat menyokong adanya
perforasi.
Bila pada gambaran foto polos abdomen 4BN6?, posisi5 ditemukan udara pada
rongga peritoneum atau subdiafragma kanan, maka hal ini merupakan nilai yang cukup
menentukan terdapatnya perforasi usus pada demam tifoid. -mumunya diberikan antibiotik
spektrum luas dengan kombinasi kloramfenikol dan ampisilin intra@ena. -ntuk kontaminasi
usus dapat diberikan gentamisin? metronidaEole. <airan harus diberikan dalam jumlah yang
cukup serta penderita dipuasakan dan dipasang nasogatric tube. Transfusi darah dapat
diberikan bila terdapat kehilangan darah akibat perdarahan intestinal.
KO)P+IKASI EKSTRA 3 INTESTINA+
&omplikasi ekstra 2 intestinal dapat terjadi karena infeksi sekunder misalnya
bronkopneumonia. Dehidrasi dan asidosi dapat terjadi akibat masukan makanan yang kurang
dan perspirasi. Bisa juga terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis 4 bakteremia 5
yaitu meningitis, hepatitis, dll.
PEN!EGA*AN
Pencegahan demam tifoid melalui gerakan nasional sangat diperlukan karena akan
berdampak cukup besar terhadap penurunan kesakitan dan kematian akibat demam tifoid.
8 Pre'enti% dan K"ntr"$ Penu$aran
Tindakan pre@entif sebagai upaya pencegahan penularan dan peledakan kasus luar
biasa 4 &9B 5 demam tifoid mencakup banyak aspek.
Secara garis besar ada , strategi pokok untuk memutuskan transmisi tifoid, yaitu /
%. +dentifikasi dan eradikasi Salmonella typhi baik pada kasus demam tifoid maupun kasus
karier tifoid.
". Pencegahan transmisi langsung dari pasien terinfeksi S.typhi akut maupun karier.
,. Proteksi pada orang yang beresiko terinfeksi.
Vaksinasi
lain.+ndikasi @aksinasi adalah bila /
%. =endak mengunjungi daerah endemik, risiko terserang demam tifoid lebih tinggi untuk
daerah berkembang 4 merika 9atin, sia, frika 5.
27
". 6rang yang terpapar dengan penderita karier tifoid
,. Petugas laboratorium? mikrobiologi kesehatan.
1enis @aksin /
8 @aksin oral / 8Ty%" 4 @i@otif Berna5.a belum beredar di +ndonesia
8 @aksin parenteral / 8 Bi<PS 4 Typhim Bi? Pasteur !eriue>5, @aksin kapsul
polisakarida.
PROGNOSIS
Prognosis terhadap pasien demam tifoid bergantung kepada kecepatan penegakkan
diagnosis dan ketepatan terapi antibiotik.
28
DAFTAR PUSTAKA
Braunwald. "$$J.=arrison;s Principles of +nternal !edicine. %3 th 'dition. New Cork
Brush, 1ohn 9. "$$.. Typhoid *e@er, in http /?? emedicine.medscape.com?article
",%%,I8 o@er@iew dikunjungi pada , September "$%"8$.8",
1awetE 'rnest et al. %..:. !ikrobiologi &edokteran. hli Bahasa / Nugroho 'di.
!aulani )*. 1akarta '(<
Kidodo, Djoko, "$$3. Demam Tifoid di dalam Buku jar +lmu Penyakit Dalam 1ilid
++ edisi +B, 1akarta *& -+
29

Anda mungkin juga menyukai