Anda di halaman 1dari 20

1

BAB I
STATUS PASIEN


A. IDENTITAS
Nama : Ny. R
Tempat tanggal lahir : Cilacap 28 Oktober 1977
Umur : 37 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawaan
Alamat : Cakung, Jakarta
No RM : 169xxx
Tanggal MRS : 26 April 2014
Dokter yang merawat : dr. H. Bambang Widjanarko, Sp.OG

B. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Os Mengeluh keluar darah menstruasi yang banyak sejak 14 hari sebelum masuk RS.

Riwayat Penyakit Sekarang
Os datang ke RS dengan keluhan keluar darah menstruasi yang banyak. Tiga hari
sebelumnya darah yang keluar berupa plek-plek kecoklatan kemudian menjadi banyak
selama empat belas hari dan darah berwarna merah segar serta bergumpal, banyaknya
kira-kira lebih dari 4 5 x ganti pembalut dalam satu hari dan disertai dengan nyeri perut
yang sangat hebat.
Pasien mengeluhkan menstruasi banyak sejak 4 bulan terakhir. Pasien mengaku dalam 1
hari bisa mengganti pembalut sampai 5 x. Menurut pasien semenjak keluar darah pasien
merasa pusing dan lemas akan tetapi tidak sampai pingsan. Riwayat coitus dan trauma
pada genital disangkal oleh pasien.

Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien pernah mengalami keluhan yang sama keluar darah menstruasi yang
berkepanjangan pada tahun 2013.
2

Pasien pernah menderita mioma uteri tahun 2012 pasien melakukan perawatn
berobat jalan
Riwayat infeksi kandungan dan genitalia disangkal
Riwayat abortus disangkal
Riwayat trauma disangkal
Asma (-), HT (-), DM (-)

Riwayat Penyakit Keluarga :
DM disangkal.
Hipertensi disangkal.
Asma disangkal.

Riwayat Pengobatan :
Pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan
Pasien pernah mendapatkan pengobatan mioma uteri tahun 2012

Riwayat Alergi :
Obat-obatan disangkal
Makanan disangkal
Cuaca disangkal

Riwayat Psikososial :
Merokok disangkal
Alkohol disangkal

Riwayat Operasi :
Disangkal

Riwayat Perkawinan :
Perkawinan pertama, lama kawin 16 tahun , sudah cerai sejak tahun 2012



3

Riwayat Haid :
Haid pertama kali umur 12 tahun
Frekuensi haid : lamanya 6 hari, siklus 28 hari teratur dan tidak sakit.

Riwayat Persalinan:
Gravida (2), Aterm (2), Premature (-), Abortus (-), Anak Hidup (2), SC (-)
No Tempat
bersalin
Penolong Tahun Aterm Jenis
persalinan
Anak
Sex BB Keadaan
1 Rumah
Bersalin
Bidan 1997 Aterm Spontan PR 3000 gr Hidup
2 Rumah
Bersalin
Bidan 1999 Aterm Spontan PR 2900 gr Hidup

C. PEMERIKSAAN FISIK
KU : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital :
Tekanan darah : 90/60 mmHg
Nadi : 60 x/menit
Respirasi : 18 x/menit
Suhu : 36
o
C
Antropometri :
Berat badan : 57 Kg
Tinggi badan : 150 cm
Status generalis
Kepala : Normocephal, deformitas (-), rambut distribusi merata,
hitam, tidak mudah rontok
Mata : Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), pupil isokor
(+/+), reflex cahaya (+/+)
Hidung : Septum deviasi (-), sekret (-/-)
Mulut : Mukosa oral basah, lidah kotor (-), tremor (-), faring
hiperemis (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-)
4

Pemeriksaan Thorax
Paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris
Palpasi : Vokal Fremitus kanan dan kiri simetris
Perkusi : Sonor pada ke 2 lapang paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V linea midcalvicularis
sinistra
Perkusi : Batas atas : ICS III linea parasternalis sinistra
Batas kanan : ICS IV linea sternalis dextra
Batas kiri : ICS V linea midclavicularis sinistra
Auskultasi : Bunyi Jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
Mammae : Simetris, besar normal, retraksi putting (-) , hiperpigmentasi areola
(-)
Ekstremitas :
Atas : Udem (-/-), turgor kulit baik, akral hangat, sianosis (-),
CRT < 2 detik
Bawah : Udem (-/-), turgor kulit baik, akral hangat, sianosis (-),
CRT < 2 detik

D. STATUS GINEKOLOGI
ABDOMEN
Inspeksi : Datar
Palpasi : Nyeri tekan regio hipogastrika( nyeri tekan bagian bawah).
Perkusi : Timpani ke 4 kuadran abdomen, Nyeri ketok (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal

Pemeriksaan Genitalia Eksterna
Inspeksi : Keadaan rambut pubis bersih (+), cairan yang keluar dari vulva
berupa darah (+), pus (-), leucorrhoe (-).

5

Palpasi daerah genetalia eksterna
Palpasi pada labium minor tidak ada pembesaran glandula bartholin

Pemeriksaan Dalam
Vaginal toucher :
Tidak dilakukan

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium
Tanggal 26 April 2014
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
Pembekuan
- Massa perdarahan
- Massa pembekuan

Hematologi
- - Hemoglobin

- Leukosit

- Hematokrit

- Trombosit

400
500


7,60

8.300

22.6

270

menit
menit


g/dl

sel/mm
3


%

ribu/mm
3


1-3
2-6


L=13.8-17,0
P=11.7-15.5
L=4.5-10.8
P=4.3-10.4
L=40.0-54.0
P=36.0-46.0
L=185-402
P=132-448

F. RESUME
Pasien datang ke RS dengan keuhan keluar darah menstruasi yang banyak sejak 14 hari
sebelum masuk RS. Darah yang keluar berwarna merah segar serta bergumpal,
banyaknya kira-kira lebih dari 4 5 x ganti pembalut dalam satu hari dan disertai dengan
nyeri perut yang sangat hebat. Pasien merasa pusing dan lemas akan tetapi tidak sampai
pingsan.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan :

6

1. Status generalisata
Mata : Konjungtiva anemis (+/+),
2. Status Ginekologi :
Abdomen
Palpasi : Nyeri tekan regio hipogastrika (nyeri tekan bagian bawah).
Pemeriksaan Genitalua Eksterna
Inspeksi : Cairan yang keluar dari vulva berupa darah (+)

G. TINDAKAN OPERASI YANG DILAKUKAN
Kuretase

H. DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA PRE OPERASI
Menometroragia dengan Anemia
DIAGNOSIS KERJA POST OPERASI
Menometroragia

I. LAPORAN HASIL OPERASI
Tindakan pembedahan : Kuretase
Tanggal pembedahan : 26 April 2014
Uraian Pembedahan
Dilakukan Anestesi
Pasien dalam posisi litotomi
Dilakukan tindakan asepsis dan antisepsis dengan iodin pada vulva dan
sekitarnya
Kateterisasi 10 cc urine
Pemasangan spekulum dan dilakukan penjepitan porsio dengan tenakulum
(memfiksasi porsio) pada arah jam 11
Pasang sondage uterus 8 cm
Melakukan kuretase untuk mengeluarkan jaringan sampai bersih
Jaringan 3 cc Tampon (-)
Melepas spekulum dan tenakulum
Kuretase selesai
7

J. PENGOBATAN/TINDAKAN
Amoksisilin 500 mg 3x1
Mefenamic acid, Mefinal 500 mg 3x1
Methylergometrine hydrogen maleate, Methergin 3x1
IVFD RL
Tranfusi darah PRC (post kuretase)

K. FOLLOW UP
Tanggal S O A P
27/4/2014 Keluar plek darah dari
vagina. Nyeri pada
perut bagian bawah
KU : TSS
Kes : CM
Tanda Vital :
TD : 120/80
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36
o
C
RR : 20x/menit
Mata : CA -/- , SI -/-
Abdomen
Palpasi : Nyeri tekan
regio hipogastrika (nyeri
tekan bagian bawah).
Pemeriksaan Genitalia
Eksterna
Inspeksi : Cairan
yang keluar dari vulva
berupa darah (+)
Ekstremitas:
Akral hangat, CRT < 2
detik, udema -/-
Hasil laboratorium
27/4/2014
Hb 12,1 g/dl



Menometroragia
post kuretase
IVFD RL
Amoksisilin
500 mg 3x1
Methergin
3x1
Mefinal
5oo mg 3x1
8

28/4/2014 Darah dari vagina (-)
Mengeluh nyeri ulu
hati sejak tadi malam,
mual (+), tidak sampai
muntah.
KU : TSS
Kes : CM
Tanda Vital :
TD : 110/70
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36.3
o
C
RR : 20 x/menit
Mata : CA -/- , SI -/-
Abdomen
Palpasi : Nyeri tekan
epigastrium (+)
Pemeriksaan Genitalia
Eksterna
I nspeksi : Cairan
yang keluar dari vulva
berupa darah (-)
Ekstremitas:
Akral hangat, CRT < 2
detik, udema -/-
Menometroragia
post kuretase
IVFD RL
Amoksisilin
500 mg 3x1
Methergin
3x1
Mefinal
5oo mg 3x1
Antasida
sirup 3x1
Pasien boleh
pulang











9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


Perdarahan bukan haid yakni perdarahan yang terjadi dalam masa antara 2 haid.
Perdarahan itu tampak terpisah dan dapat dibedakan dari haid ( metroragia), atau 2 jenis
perdarahan ini menjadi satu (menometroragia).
Metroragia dan menometroragia dapat disebabkan oleh kelainan organik pada alat genital
atau oleh kelainan fungsional. Perdarahan uterus disfungsional merupakan semua perdarahan
abnormal dari uterus tanpa ditemukannya sebab organik. Kebanyakan perdarahan disertai
siklus yang anovulatoar dan insidensnya sering pada masa premenopausal atau segera setelah
menarche.

2.1 PERDARAHAN UTERUS ABNORMAL

Perdarahan uterus abnormal pada wanita yang terjadi pada masa antara menarche dan
menopause yang tidak berhubungan dengan :
Obat-obatan
Kelainan darah
Penyakit sistemik
Trauma
Keganasan
Kehamilan
Perdarahan uterus abnormal hampir selalu disebabkan oleh gangguan poros hormonal
hipotalamus- hipofisis ovarium. Diagnosa PUD umumnya dibuat setelah penyebab organik
10

dari PUA disingkirkan. Perdarahan pada umumnya berasal dari endometrium stadioum
proliferatif. Pada sebagian besar kasus, PUD berkaitan dengan :
Siklus ovarium yang anovulasi atau ologiovulasi ( misal pada PCOS )
Tingkat kadar estrogen yang tidak sebanding dengan kadar progesteron
BATASAN

Menoragia : perdarahan uterus lebih dari 7 hari dan dengan jumlah berlebihan (> 80
ml) dengan interval teratur
Metroragia : perdarahan uterus dengan jumlah ber variasi diantara dua periode haid ,
dengan interval yang tidak teratur namun sering terjadi
Menometroragia : Perdarahan uterus yang tidak teratur dan jumlah berlebihan
Polimenorea : Interval haid terlalu pendek (<21 hari) dengan interval teratur
Oligomenorea : interval haid terlau panjang (>35 hari) dengan interval haid teratur.
Sebagian besar kejadian PUD terjadi pada masa sekitar menarche (usia 11 14 tahun )
atau sekitar menopause ( usia 45 50 tahun ).Pada masa perimenopause , perdarahan uterus
anovulasi seringkali disebabkan oleh menurunnya kapasitas ovarium. Pada masa remaja,
perdarahan anovulasi sering disebabkan oleh kegagalan sistem hipotalamus hipofisis untuk
merespon mekanisme umpan balik positif dari estrogen.
Proses normal yang berlangsung pada siklus haid yang fisiologis :
1. Kadar estrogen meningkat secara gradual sehingga endometrium tumbuh dengan baik
pada stadium proliferasi
2. 24 jam pasca kenaikan mendadak (surge) dari hormon LH luteiniozing hormon,
terjadi ovulasi dan diikuti dengan pembentukan corpus luteum yang menghasilkan
progesteron
3. Pada fase luteal (fase sekresi) , terdapat kenaikan kadar prostaglandin F2
(vasokonstriktor kuat) yang menyebabkan terjadinya iskemia endometrium
Pada siklus yang anovulasi, kadar prostaglandine dalam endometrium non-sekresi rendah
sehingga periode haid tidak berlangsung secara efisien. Siklus anovulasi (kadar estrogen tidak
11

diimbangi dengan kadar progesteron yang memadai) yang berulang akan menyebabkan
hiperplasia atau karsinoma endometrium.
PENYEBAB PERDARAHAN UTERUS ABNORMAL
PENYEBAB ORGANIK



1. Penyakit saluran reproduksi
Kondisi terkait dengan peristiwa kehamilan adalah penyebab paling sering
pada wanita usia masa reproduksi :
Abortus iminen
Abortus inkomplet
Kehamilan ektopik
Penyakit trofoblas gestasional
implantational bleeding
Patologi uterus: terjadi menoragia atau metroragia akibat permukaan
endometrium bertambah luas , mengacaukan pola pembuluh darah endometrium
atau menyebabkan endometritis
Patologi servik : erosi servik atau trauma langsung
12


Iatrogenik
AKDR
Kontrasepsi hormonal oral atau injeksi
Tranquilizer
2. Penyakit sistemik
Blood Dyscrazia:
Penyakit Von Willebrand
Defisiensi Prothrombin
Leukemia
Sepsis berat
Hipotiroidisme: Hipertiroid dapat menyebabkan oligomenorea dan amenorea
Sirosis hepatis: akibat berkurangnya kapasitas hepar untuk metabolisme
estrogen

PENYEBAB DISFUNGSIONAL (ENDOKRINOLOGI)
DUB dysfunctional uterin bleeding Diagnosis perdarahan uterus disfungsi (PUD) dapat
ditegakkan setelah penyebab organik, sistemik dan iatrogenik disingkirkan (diagnosis
pereksklusionum):

PUD anovulatoris
Bentuk dominan pada masa menarche dan pramenopause akibat terganggunya fungsi
neuroendokrinologi
Ditandai dengan produksi estradiol 17 terus menerus tanpa disertai dengan
pembentukan corpus luteum dan pelepasan progesteron
13

Estrogen tanpa diimbangi dengan progesteron menyebabkan proliferasi
endometrium terus menerus yang menghasilkan pasokan darah berlebih dan
dikeluarkan secara iregular

PUD Ovulatoris
Angka kejadian: 10% wanita usia masa reproduksi
Bercak darah pada pertengahan siklus setelah LH surge biasanya bersifat fisiologis.
Polimenorea paling sering terjadi akibat pemendekan fase folikuler. Kemungkinan
lain adalah pemanjangan fase luteal akibat corpus Luteum yang persisten

DIAGNOSIS
Dalam melakukan evaluasi perhatikan USIA PASIEN
Prioritas : singkirkan KEMUNGKINAN KEHAMILAN
Anamnesa daftar obat yang di konsumsi pasien
Temuan fisik non-ginekologi :
Tiromegali
Hepatomegali
Hemoroid
Perdarahan saluran urogenital
Pemeriksaan pelvik :
Pemeriksaan ginekolgi
Pemeriksaan laboratorium :
Kadar hemoglobin serum
Kadar zat besi
Kadar ferittin
TSH thyroid stimulating hormone
Profil pembekuan darah
Kalender menstruasi
Ovulasi : dengan LH kit
Histeroskopi
Ultrasonografi pelvis
14

Biopsi endometrium

PENATALAKSANAAN MEDIK
Sebagian besar pasien dengan perdarahan uterus abnormal dapat diterapi dengan obat-obatan
terutama jika tak disertai dengan kelainan struktural.

Kontrasepsi oral secara efektif dapat mengkoreksi banyak sekali kasus gangguan
menstruasi yang sering ditemukan (PUD anovulatoris atau ovulatoris). Meskipun
demikian, PUD kadang-kadang dapat ditemukan dalam bentuk perdarahan akut yang
memerlukan terapi estrogen oral atau intravena dalam dosis tinggi jangka pendek
untuk menunjang pertumbuhan endometrium.
Obat NSAID-non steroid anti inflamatory drug (asam mefenamat) dapat
menguruangi jumlah perdarahan pada saat menstruasi terutama pada pasien yang ber
ovulasi

PENATALAKSANAAN PEMBEDAHAN
Kelainan struktur sering memerlukan intervensi pembedahan untuk menghilangkan gejala:
1. Dilatasi dan Kuretase : Dapat bersifat diagnostik dan atau terapeutik
terutama bagi penderita perdarahan akut akibat pertumbuhan endometrium
berlebihan.
2. Histeroskopi: prosedur pembedahan polklinik untuk diagnosa dan terapi lesi
uterus.
3. Histerektomi: Hanya untuk wanita dengan lesi struktural yang tak dapat
disembuhkan dengan pembedahan konservatif.
2.2 MENORAGIA
Menoragia adalah jumlah perdarahan haid yang berlebihan (lebih dari 80 ml ) metroragia
adalah perdarahan per vaginam antara dua siklus haid. Pada haid normal, jumlah darah yang
keluar tidak lebih dari 40 ml dan berhenti setelah proses pengelupasan endometrium berakhir.
Pada sebagian wanita terjadi perdarahan haid dalam jumlah yang melebihi 80 ml (menoragia)
atau terjadi perdarahan berupa bercak bercak diluar siklus haid (metroragia) atau campuran
(menometroragia). Pada sebagian kasus, penyebab keadaan ini tidak jelas.
15

Sejumlah penyebab menoragia adalah :
Mioma uteri
Polip endometrium atau polip servik
Endometriosis
Infeksi
Efek samping kontrasepsi
Menoragia , metroragia atau menometroragia yang berlarut larut akan menyebabkan
anemia.
Gejala menoragia antara lain :
Perdarahan fase menstruasi yang berlebihan
Perdarahan diantara dua siklus haid
Nyeri mengejang pada abdomen bagian bawah
Lesu
PENYEBAB
Pada sebagian besar kasus tidak ditemukan penyebab yang pasti dan sejumlah penyebab yang
diduga dapat menyebabkan menoragia adalah :
1. ABORTUS - spontan atau provokatus
2. KEHAMILAN EKTOPIK umumnya berupa metroragia akibat terjadinya proses
lepasnya implantasi hasil konsepsi di daerah tuba yang menyebabkan perdarahan pada
endometrium yangberada dalam uterus.
3. GANGGUAN HORMONAL hipotiroid (kadar tiroksin rendah) dapat menyebabkan
gangguan siklus haid.
4. ENDOMETRIOSIS sel endometrium mengadakan migrasi keluar rongga rahim
angara lain kedalam ovarium atau kedinding uterus
5. INFEKSI antara lain klamidia atau penyakit radang panggul ( PID pelvic
inflamatory disease ).
6. MEDIKAMENTOSA konsumsi antikoagulan yang mengganggu proses pembekuan
darah.
16

7. ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM AKDR (IUD) alat kontrasepsi yang
dimasukkan ke dalam rongga rahim dan dapat bersifat sebagai benda asing sehingga
memicu terjadinya perdarahan per vaginam yang tidak normal.
8. KONTRASEPSI HORMONAL seperti kontrasepsi oral kombinasi atau injeksi
depoprovera.
9. MIOMA UTERI- tumor miometrium (otot uterus)
10. POLIP tonjolan kecil bertangkai yang tumbuh dari endometrium dan seringkali
disebabkan oleh mioma uteri (pedunculated submucous myoma ).
11. GANGGUAN PERDARAHAN leukemia dan penyakit von Willebrand.
12. KEGANASAN sebagian besar kasus adalah yang berasal dari endometrium dan
sejumlah kecil berasal dari miometrium.
HASIL PENELITIAN
Pada sebagian besar kasus , penyebab pasti gangguan haid ini tidak diketahui. Penelitian
menemukan adanya bahan kimia tertentu yang berada dalam uterus dan berkaitan dengan
proses haid. Endotelin adalah bahan kimia yang membantu menghentikan perdarahan haid,
pada kasus menoragia kadar endotelin lebih kecil dibandingkan normal.
METODE DIAGNOSTIK
Pemeriksaan diagnostik pada kasus menoragia antara lain adalah:
1. Pemeriksaan umum
2. Anamnesa medik menstruasi
3. Pemeriksaan ginekologi
4. Hapusan Pap Smear
5. Pemeriksaan darah
6. Ultrasonografi transvaginal
7. Biopsi endometrium
PILIHAN TERAPI
Terapi menoragia tergantung pada penyebab dan meliputi antara lain :
Medikamentosa inhibitor prostaglandin , terapi pengganti hormonal dan antibiotika
17

Dilatase dan Kuretase (D&C)
Mengganti jenis kontrasepsi
Pembedahan - pengangkatan tumor, polip , mioma atau terapi kehamilan ektopik.
Terapi latar belakang penyakit - Hipotiroia atau gangguan pembekuan darah.
Histerektomi
Kesimpulan
Menoragia adalah jumlah perdarahan haid yang berlebihan
Metroragia adalah perdarahan diluar siklus haid.
Pada sebagian besar kasus tidak ditemukan adanya penyebab pasti
Menoragia umumnya disebabkan oleh polip mioma uteri endometriosis infeksi
dan beberapa jenis metode kontrasepsi
Pilihan terapi antara lain : medikasi dan D & C atau ablasi endometrium
MENORAGIA DAN POLIMENOREA
Dapat merupakan tanda adanya abnormalitas mekanis dalam uterus (mioma uteri atau
polip endometrium)
Dapat disebabkan oleh anemia defisiensi zat besi
Dapat menyebabkan dismenoroea
Tidak perlu dilakukan tindakan khusus (hanya melakukan observasi dan penjelasan), bila :
Keluhan ringan dan baru berlangsung satu atau dua periode
Hasil pemeriksaan fisik normal
Hasil pemeriksaan Pap Smear normal
Tes kehamilan negatif
Hasil pemeriksaan laboratorium darah normal
Kemungkinan keganasan rendah
Bila pasien berusia diatas 40 tahun : BIOPSI ENDOMETRIUM . Jangan lupa menanyakan :
terapi yang sedang diterima pasien. Aspirin dosis rendah sering menyebabkan terjadinya
gangguan perdarahan pada pasien
Untuk mengendalikan menometroragia dan polimenorea, dapat diberikan PIL
KONTRASEPSI. Pil kontrasepsi dapat mengurangi derajat menoragia dan polimenorea. Bila
18

pasien dalam keadaan ANEMIA , pemberian preparat zat besi dapat memperbaiki hasil
pemeriksaan darah rutin. Bila pil kontrasepsi tidak dapat menghentikan perdarahan, maka pil
kontrasepsi dapat diminum terus tanpa jeda dengan konsekwensi haid tertunda. Sebagai
pilihan terapi lain, dapat diberikan DMPA depot medroxyprogesteron asetat yang akan
menghentikan perdarahan dan menunda datangnya haid. Harus diketahui bahwa penggunaan
DMPA sering pula menyebabkan terjadinya bercak perdarahan diluar siklus haid. Bila hasil
pemeriksaan USG memperlihatkan adaya polip endometriummaka harus dilakukan
pengangkatan polip endometrium

Oligomenorea, sepanjang terjadi secara teratur dan pada saat yang tepat maka keadaan
ini tidak merupakan masalah medis. Oligomenorea sering terjadi diantara pasien yang minum
pil kontrasepsi dosis rendah. Idealnya adalah, pil kontrasepsi melakukan blokade peranan
ovarium dalam memproduksi hormon dan ovulasi. Akseptor pil kontrasepsi ini akan
menghasilkan hormon sendiri sedemikian rupa agar status tubuhnya tidak terganggun namun
tanpa menghasilkan ovulasi. Akibat jangka panjangnya adalah terjadinya penumpukan
estrogen dalam sirkulasi yang sedikit lebih rendah dibandingkan wanita yang non akseptor pil
kontrasepsi. Inilah sebabnya mengapa pada akseptor pil kontrasepsi sering memperlihatkan
adanya haid dengan jumlah lebih sedikit, dismenorea yang menjadi lebih ringan dan lebih
singkat dibandingkan sebelumnya. Akan tetapi, kadar estrogen pada sejumlah wanita sudah
sedemikian rendah sebelum mereka minum pil kontrasepsi. Pada wanita ini, haid berlangsung
dengan jumlah yang sedmakin lama semakin sedikit atau bahkan berhenti sama sekali.
Keadaan ini tidak berdampak pada status fertilitas selanjutnya dan pola haid akan pulih
secara sempurna segera setelah penggunaan pil kontrasepsi dihentikan.
Bila perdarahan haid berhenti sama sekali, maka kemungkinan kehamilan harus
disingkirkan dan selanjutnya terdapat 3 pilihan :
1. Mengganti jenis pil kontrasepsi
2. Tambahkan sedikit estrogen perooral
3. Memberikan penjelasan pada pasien mengenai penyebab berhentinya haid saat minum
pil kontrasepsi.
Bila pasien mengalami terlambat haid, pertama kali singkirkan kemungkinan kehamilan. Bila
tes kehamilan [negatif] dan pasien bukan akseptor pil kontrasepsi maka lakukan observasi
saja. Peristiwa terlambat haid seringkali mengkhawatirkan pasien. Bila selama 3 bulan
berturut-turut tidak datang haid maka yang dilakukan oleh dokter adalah :
1. Aliran darah haid di normalisir dengan pil kontrasepsi atau Depoprovera.
19

Depoprovera berfungsi dengan baik bila fungsi ovarium tidak terlampau tertekan dan tidak
berfungsi dengan baik pada sejumlah wanita yang produksi estrogen nya rendah sehingga
priming endometrium tak terjadi.
1. Pil kontrasepsi umumnya bekerja dengan baik tanpa memandang derjaat depresi
fungsi ovarium.
2. Periksa kelainan kelenjar Tiroid dengan pemeriksaan TSH
3. Periksa kadar prolaktin serum
4. Periksa kemungkinan terjadinya kegagalan ovarium prematur dengan memeriksan
kadar FSH
Menometroragia adalah terjadinya haid dengan siklus yang unpredictable dan terjadi lebih
dari satu kali dalam satu bulan. Bila haid yang terjadi jumlahnya normal dan berlangsung
selama kurang dari 7 hari, maka keadaan ini tidak terlalu berbahaya dan cukup mendapatkan
observasi saja. Bila karakter iregularitas sedemikian parah, maka sebaiknya segera diatasi
dengan pil kontrasepsi dosis rendah sampai akhirnya haid hanya terjadi satu kali dalam satu
bulan.
Bila aliran haid tidak konsisten (kadang deras dan kadang sedikit) dan sepertinya bukan
merupakan peristiwa haid yang normal (siklus anovulatoir). Pada kondisi ini regulasi haid
harus dilakukan denga menggunakan pil kontrasepsu. Perdarahan anovulatoar yang sulit
diatasi dan disertai dengan hirsuitisme serta hiperplasia endometrium umumnya disebabkan
oleh defisiensi hormon progesteron. Pasien dengan oligomenorea khususnya yang disertai
dengan obesitas jerawat serta terlihatnya sejumlah folikel dalam ovarium melalui
pemeriksaan ultrasonografi adalah pasien dengan sindroma ovarium polikistik. Keadaan ini
sering diatasi dengan pemberian pil kontrasepsi dan methformin.
Pasien hipotiroid juga mengalami gangguan haid dan skrining dengan TSH untuk
mencari kelainan tiroid sering sangat membantu Polimenorea atau metroragia . Seorang
wanita dengan keluhan sering mendapatkan haid ( haid terjadi lebih sering ) dengan interval
kurang dari 26 hari sering memperlihatkan adanya sejumlah faktor predisposisi :
Bila perdarahan masih mengikuti suatu siklus, maka diperkirakan bahwa hal ini
disebabkan oleh defek fase luteal atau produksi progesteron oarium yang tidak
memadai.
20

Bila perdarahan tidak konsisten maka diperkirakan bahwa hal ini disebabkan pleh
kegagalan ovulasi atau perdarahan anovulatoir
Bila siklus terjadi benar-benar normal dan haid terjadi setiap bulan. Perdarahan terjadi
diantara siklus haid maka hal ini mungkin disebabkan oleh faktor mekanis seperti
mioma uteri atau polip endometrium
Wanita dengan hipertiroid secara klasik memperlihatkan terjadi menoragia.
Perdarahan terus menerus Penderita perdarahan terus menerus untuk waktu yang lama
(berminggu-minggu) umumnya disebabkan oleh gangguan pada lapisan endometrium. Dalam
keadaan normal, cedera pada endometrium segera mengalami perbaikan. Pada seorang wanita
yang mengalami perdarahan selama beberapa minggu dan disertai dengan disminorea
umumnya mengalami gangguan pembuatan lapisan endometrium. Sangat sedikit
endometrium yang tersisa dan pasien mengalami kesulitan dalam restorasi endometrium
sehingga harus dibantu. Keadaan ini sering terjadi pada masa menarche dan pasien dapat
mengalami anemia. Pasien ini tidak memberikan respon dengan terapi pil kontrasepsi dengan
kadar estrogen rendah dan progestin tinggi. Pada pasien terjadi daerah perdarahan didalam
lapisan dalam uterus. Pasien ini memerlukan estrogen murni untuk stimulasi endometrium
secara efektif (linoral atau premarin) 3 dd 2 5 mg Selain itu, pasien diminta untuk tirah
baring selama 24 48 jam. NSAIDs ( asam mefenamat ) dapat membantu untuk
menghentikan perdarahan. Setelah perdarahan berkurang, lanjutkan pemberian estrogen
dengan dosis lebih rendah sampai berhenti secara sempurna. Kemudian berikan progestin
(provera) selama 5 10 hari. Progestin diperlukan oleh karena endometroium yang terbentuk
sangat rapuh dan mudah berdarah. Progestin memberikan dukungan struktural pada
endometrium sehingga tidak rapuh dan berdarah. Setelah endometrium cukup tebal maka dia
akan dapat mengelupas (luruh) secara normal. Menghentikan terapi akan mencetuskan
terjadinya haid dalam waktu 3 hari kedepan. Endometrium akan pulih kembali dan
diharapkan akan mengalami siklus haid yang normal.

Anda mungkin juga menyukai