Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................................ i


Lembar Pengesahan ........................................................................................................ ii
Kata Pengantar ............................................................................................................... iii
Daftar Isi .......................................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2. Tujuan ................................................................................................................. 2
1.3. Batasan Masalah ................................................................................................ 2
1.4. Sistematika Penulisan Laporan ....................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Komposit ............................................................................................................. 4
II.2 Polimer ................................................................................................................. 5
II.3 Sillicone Rubber ................................................................................................. 6
II.4 Serbuk Bambu .................................................................................................... 7
BAB III METODOLOGI
III.1 Diagram Alir Praktikum ................................................................................... 8
III.2 Alat dan Bahan Praktikum ............................................................................... 9
III.3 Langkah-Langkah Praktikum .......................................................................... 10
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
IV.1 Analisa Data ....................................................................................................... 12
IV.2 Pembahasan ..................................................................................................... 15
BAB V KESIMPULAN .................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 19


BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Penambahan bahan pengisi atau campuran dua atau lebih polimer telah
menjadi fenomena penting pada tahun-tahun terakhir untuk mendapatkan
suatu bahan dengan sifat-sifat tertentu seperti sifat mekanik, fisika dan panas,
yang tidak dapat ditemukan pada masing-masing komponen penyusunnya
dengan proses pembuatan yang lebih mudah dan biaya yang relatif murah
yang memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 19-1811-1990.
Umumnya bahan pengisi ditambahkan ke bahan polimer seperti termoplastik,
termoset, karet ataupun elastomer ditujukan untuk meningkatkan sifat-sifat
tertentu dan untuk mengurangi biaya produksi ataupun keduanya sekaligus.
Komposit polimer sangat berkembang saat ini dibandingkan dengan
komposit logam ataupun keramik. Pengisi alamiah banyak digunakan untuk
menggantikan pengisi sintetis karena memiliki banyak kelebihan diantaranya
yaitu, bahan yang tiada habisnya, biaya murah, dapat diperbarui (renewable),
dapat terdegradasi secara biologi (biodegradable), polimer biologi yang
kompak (biocompatible), mudah diperoleh, mudah dilakukan pengolahan
kimia dan tidak membahayakan kesehatan.

I.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui proses manufaktur komposit polimer termoset dengan
menggunakan partikel serbuk bambu
I.3 Batasan Masalah
Batasan masalah pada praktikum ini adalah Ukuran serbuk bamboo tidak
diperhitungkan dan dianggapsama, distribusi bamboo dianggap merata, dan
temperature proses adalah temperature ruangan, 25 C


I.4 Sistematika Penulisan Laporan
Laporan ini berisikan:
Pendahuluan berisikan latar belakang, tujuan, dan batasan masalah pada
praktikum polimer
Tinjauan Pustaka berisikan studi literature dari sumber-sumber yang
memiliki sangkut paut dengan praktikum polimer
Metode Penelitian berisikan prosedur atau langkah-langkah yang
dilakukan dalam praktikum demi tercapainya tujuan
Analisa data dan pembahasan berisikan hasil praktikum yang
didiskusikan dan dibandingkan dengan studi literature.
Kesimpulan berisikan hasil akhir praktikum
Daftar pustaka

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Komposit
Komposit adalah suatu jenis bahan baru hasil rekayasa yang terdiri dari
dua atau lebih bahan dimana sifat masing-masing bahan berbeda satu sama
lainnya baik itu sifat kimia maupun fisikanya dan tetap terpisah dalam hasil
akhir bahan tersebut (bahan komposit). Dengan adanya perbedaan dari
material penyusunnya maka komposit antar material harus berikatan dengan
kuat, sehingga perlu adanya penambahan wetting agent. Komposit pada
umumnya terdiri dari 2 fasa:
1. Matriks
Matriks adalah fasa dalam komposit yang mempunyai bagian atau fraksi
volume terbesar (dominan). Matriks mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Mentransfer tegangan ke serat.
b) Membentuk ikatan koheren, permukaan matrik/serat.
c) Melindungi serat. d) Memisahkan serat.
e) Melepas ikatan.
f) Tetap stabil setelah proses manufaktur.

Gambar 1. Ilustrasi matriks pada komposit
2. Reinforcement atau Filler atau Fiber
Salah satu bagian utama dari komposit adalah reinforcement (penguat)
yang berfungsi sebagai penanggung beban utama pada komposit.

Gambar 2. Ilustrasi reinforcement pada komposit
Adanya dua penyusun komposit atau lebih menimbulkan beberapa daerah
dan istilah penyebutannya; Matrik (penyusun dengan fraksi volume terbesar),
Penguat (Penahan beban utama), Interphase (pelekat antar dua penyusun),
interface (permukaan phase yang berbatasan dengan phase lain)

Gambar 3 Pengertian komposit
Secara strukturmikro material komposit tidak merubah material
pembentuknya (dalam orde kristalin) tetapi secara keseluruhan material
komposit berbeda dengan material pembentuknya karena terjadi ikatan antar
permukaan antara matriks dan filler. Syarat terbentuknya komposit: adanya
ikatan permukaan antara matriks dan filler. Ikatan antar permukaan ini terjadi
karena adanya gaya adhesi dan kohesi Dalam material komposit gaya adhesi-
kohesi terjadi melalui 3 cara utama:
Interlocking antar permukaan ikatan yang terjadi karena kekasaran
bentuk permukaan partikel.
Gaya elektrostatis ikatan yang terjadi karena adanya gaya tarik
menarik antara atom yang bermuatan (ion).
Gaya vanderwalls ikatan yang terjadi karena adanya pengutupan antar
partikel.
Kualitas ikatan antara matriks dan filler dipengaruhi oleh beberapa
variabel antara lain:
Ukuran partikel
Rapat jenis bahan yang digunakan
Fraksi volume material
Komposisi material
Bentuk partikel
Kecepatan dan waktu pencampuran
Penekanan (kompaksi)
Pemanasan (sintering)

II.2 Polimer
Kata polimer berasal dari bahasa Yunani, yaitu poly dan meros. Poly
berarti banyak dan meros berarti unit atau bagian. Jadi polimer adalah makro
molekul (molekul raksasa) yang tersusun dari monomer yang merupakan
molekul yang kecil dan sederhana.Polimer dapat dibedakan berdasarkan
macamnya, material polimer dibedakan berdasarkan asalnya menjadi :
1) Polimer alam adalah polimer yang terbentuk secara alami di dalam tubuh
makhluk hidup.
Tabel beberapa contoh polimer alam
No. Polimer Monomer Polimerisasi Terdapat pada
1. Amilum Glukosa Kondensasi Biji-bijian,akar umbi
2. Selulosa Glukosa Kondensasi Sayur, kayu, kapas

2) Polimer semi sintetis adalah polimer yang diperoleh dari hasil modifikasi
polimer alam dan bahan kimia.Contoh : selulosa nitrat yangsering
dipasarkan dengan nama celluloid dan guncotton.
3) Polimer sintetis adalah polimer yang tidak terdapat di alam, tetapi
disintesis dari monomer-monomernya dalam reaktor.
Tabel beberapa contoh polimer sintetis
No. Polimer Monomer Polimerisasi Terdapat pada
1. Polietena Etena Adisi Kantung,kabel plastik
2. Polipropena Propena Adisi Tali,karung,botol plastik
3. PVC Vinil klorida Adisi Pipa pralon,pelapis lantai,
kabel listrik
4. Polivinil
alkohol
Vinil alkohol Adisi Bak air
5. Teflon Tetrafluoro
etena
Adisi Wajan,panci anti lengket
3. Protein Asam
amino
Kondensasi Susu,daging,telur, wol,
sutera
4. Asam
nukleat
Nukleotida Kondensasi Molekul DNA, RNA
5. Karet alam Isoprene Adisi Getah karet alam
6. Dakron Metal tereftalat
dan etilen glikol
Kondensasi Pita rekam magnetik,
kain,tekstil,wol sintetis
7. Nilon Asam adipat dan
heksametilen
diamin
Kondensasi Tekstil
8. Polibutadiena Butadiena Adisi Ban motor, mobil

Jenis polimer yang banyak digunakan :
1) Thermoplastic
Thermoplastic adalah plastic yang dapat dilunakkan berulang kali
(recycle) dengan menggunakan panas. Thermoplastic merupakan polimer
yang akan menjadi keras apabila didinginkan. Thermoplastic meleleh pada
suhu tertentu, melekat mengikuti perubahan suhu dan mempunyai sifat dapat
balik (reversibel) kepada sifat aslinya, yaitu kembali mengeras bila
didinginkan. Contoh ari thermoplastic yaitu Poliester, Nylon 66, PP, PTFE,
PET, Polieter sulfon, PES, dan Polieter eterketon (PEEK).
2) Thermoset
Thermoset tidak dapat mengikuti perubahan suhu (irreversibel). Bila sekali
pengerasan telah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan kembali.
Pemanasan yang tinggi tidak akan melunakkan termoset melainkan akan
membentuk arang dan terurai karena sifatnya yang demikian sering
digunakan sebagai tutup ketel, seperti jenis-jenis melamin. Plastik jenis
termoset tidak begitu menarik dalam proses daur ulang karena selain sulit
penanganannya juga volumenya jauh lebih sedikit (sekitar 10%) dari volume
jenis plastik yang bersifat termoplastik. Contoh dari thermoset yaitu
Epoksida, Bismaleimida (BMI), dan Poli-imida (PI).
II.3 Sillicone rubber
Karet silikon ialah suatu elastomer (bahan seperti-karet) yang tersusun dari
silikon. Polimer itu sendiri mengandung silikon bersama dengan karbon,
hidrogen, dan oksigen. Karet silikon digunakan secara luas dalam industri,
dan ada banyak formulasinya. Karet silikon sering kali satu- atau dua-bagian
polimer, dan mungkin mengandung bahan pengisi untuk memperbaiki sifat-
sifat atau mengurangi biaya. Karet silikon secara umum non-reaktif, stabil,
dan tahan terhadap lingkungan dan suhu ekstrim dari 55 C sampai
+300 C sambil masih mempertahankan sifat-sifatnya yang berguna. Karena
sifat-sifat tersebut dan mudahnya fabrikasi dan pembentukan. Karet silikon
menawarkan daya tahan yang baik terhadap suhu ekstrim, yang mampu
beropreasi secara normal dari 55 C sampai +300 C. Pada suhu ekstrim, At
the extreme temperatures, kekuatan meregang, pemanjangan, daya tetes dan
setelan tekanan dapat jauh lebih unggul dibandingkan karet konvensional
meskipun masih relatif rendah dibandingkan dengan bahan lain. Karet
organik memiliki kerangka karbon-karbon yang dapat meninggalkan
kepekaan mereka terhadap ozon, UV, panas dan faktor usia bahwa karet
silikon dapat bertahan dengan baik. Ini membuatnya salah satu elastomer
pilihan di banyak lingkungan ekstrim.Dibandingkan dengan karet organik,
namun, karet silikon memiliki kekuatan meregang sangat rendah.
II.4 Serbuk bambu
Bambu ( Bambusa Shreb . ) Adalah tanaman tahunan , yang tumbuh
hingga 40 m di ketinggian di iklim muson . Umumnya , digunakan dalam
konstruksi , pertukangan , tenun dan anyaman dll Gorden yang terbuat dari
serat bambu dapat menyerap radiasi ultraviolet dalam berbagai panjang
gelombang , sehingga kurang berbahaya bagi tubuh manusia .Perkembangan
komposit untuk tujuan ekologi ( eco- komposit ) menggunakan serat bambu
dan sifat dasar mekanik mereka dievaluasi [ 136 ] . Teknik ledakan uap
diterapkan untuk mengekstrak serat bambu dari pohon bambu mentah . Hasil
penelitian menunjukkan bahwa serat bambu ( bundel ) memiliki kekuatan
spesifik yang cukup , setara dengan serat kaca konvensional . Kekuatan tarik
dan modulus komposit berbasis PP meningkat sekitar 15 dan 30 % bila
menggunakan serat uap meledak . Peningkatan ini disebabkan impregnasi
yang baik dan pengurangan jumlah void , dibandingkan dengan komposit
menggunakan serat yang mekanis diekstraksi .Sifat mekanik dan termal dari
serat bambu komposit diperkuat epoxy [ 137 ] , efek dari serat pemuatan,
kopling dan agen ikatan pada sifat mekanik dari komposit serat bambu / karet
alam [ 138 ] dan [ 139 ] , kinetika kristalisasi isotermal dimodifikasi selulosa
bambu / komposit PCL [ 140 ] , pengaruh penuaan lingkungan terhadap sifat
mekanik serat bambu / kaca yang diperkuat PP komposit hibrida [ 141 ] , dan
efek dari pengisi keramik terhadap sifat mekanik komposit serat bambu /
epoxy [ 142 ] yang dievaluasi .
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1 Diagram alir praktikum

III.2 Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:
1. Cetakan.
2. Gelas beker.
3. Timbangan digital.
4. Pengaduk.
5. Silicone Rubber RTV 585
6. Katalis Bluefill R60
7. Serbuk Bambu
Mengamati proses yang terjadi
Menuangkan campuran kedalam cetakan
Menambahkan katalis
Mencampur bahan sesuai komposisi 90% matriks 10% reinforced
Menimbang bahan (sillicone rubber dan serbuk bambu)
Mengkalibrasi alat timbangan
Mempersiapkan alat dan bahan
III.3 Langkah-langkah
1. Menyiapkan alat dan bahan (silicon rubber, serbuk bambu, wadah
pencampur, dan cetakan)
2. Menimbang secara terpisah 90% berat silicone rubber dan 10% berat
serbuk bambu.
3. Mencampur silicon rubber dengan serbuk bambu dengan cara diaduk agar
menyebar merata.
4. Mencampur campuran silicon rubber dan serbuk bambu dengan katalis
dengan perbandingan 9 : 1 .
5. Menuang campuran ke dalam cetakan.
6. Mengamati reaksi yang terjadi dan tunggu hingga campuran mengeras
7. Mengelurakan hasil percobaan dari dalam cetakan.
8. Membersihkan cetakan.
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
IV. 1 Analisa Data
Menurut praktikum yang kami lakukan kemarin, data yang digunakan
dalam percobaan ialah sebagai berikut:
Material % gr
Matriks (Silicon Rubber
RTV 585)
90 36
Reinforced (SerbukBambu) 10 4
Katalis Bluefill R60 10 4

Persentase matriks (Silicon Rubber RTV 585)
(36/44)*100% = 81,82%

Persentase reinforced (SerbukBambu)
(4/44)*100% = 9,09%

Persentase katalis bluefill R60
(4/44)*100% = 9,09%

IV.2 Pembahasan
Pada pengujian ini akan dibahas mengenai pengaruh serbuk bambu.
Polimer komposit adalah komposit dengan polimer sebagai matriksnya. Reinforce
yang digunakan dalam praktikum ini adalah serbuk bambu, dan matriksnya adalah
silicon rubber. Silicon rubber adalah material termoset dalam temperature
ruangan, disebut juga polysiloxane. Silicon rubber merupakan polimer dengan
rumus monomer Si-O, merupakan salah satu jenis elastomer.
Untuk melakukan praktikum ini, yang pertama kali harus dilakukan adalah
menyiapkan alat dan bahan, serta melakukan preparasi serbuk bambu. Preparasi
serbuk bambu dilakukan dengan menggergaji bambu, kemudian mengumpulkan
serbuk bambu yang berjatuhan. Serbuk kemudian diayak. Setelah serbuk bambu
sudah terkumpul sebanyak 10 gram, selanjutnya adalah menyiapkan silicon
rubber.
Silicon rubber berupa cairan mirip resin pada awalnya. Silicon rubber
masih berupa monomer. Silicon rubber sebanyak 50 gram diletakkan dalam suatu
wadah, kemudian dilakukan proses lay up, yaitu dicampur dengan serbuk bambu
sebanyak 10 gram dan diaduk merata. Selanjutnya, campuran tadi diberi katalis
sebanyak 10% dari polimer yang dicampurkan, yaitu sebanyak 5 gram.
Pencampuran katalis juga disertai pengadukan. Tidak berselang lama dari
penambahan katalis, campuran dituangkan kedalam cetakan sambil ditekan.
Penekanan dimaksudkan untuk menghindari adanya void yang terperangkap.
Setelah itu masuk ke proses curing. Curing adalah tahapan pengerasan polimer.
Waktu curing yang dibutuhkan adalah 30 menit, setelah itu produk bisa
dikeluarkan dari cetakan.
Reinforce yang ditambahkan adalah particulate, yaitu menyebar merata
dalam matriks. Jenis reinforce ini lebih kuat daripada laminar composite, karena
kekuatan reinforce laminar tergantung arah dari penguat, sementara kekuatan
particulate menyebar merata.
Jenis polimerisasi yang terjadi dalam praktikum ini adalah polimerisasi
adisi ionik, karena polimerisasi polimer berjenis elastomer adalah kondensasi. Hal
ini dibuktikan dengan hasil produk yang basah setelah curing time. Produk yang
basah dikarenakan polimerisasi kondensasi yang mengeliminasi partikel kecil,
contohnya air. Polimerisasi kondensasi akan setelah katalis habis bereaksi. Jenis
cacat yang terlihat dalam produk adalah adanya void (gelembung udara). Hal ini
dikarenakan polimer komposit sudah mengeras terlebih dahulu sebelum
memenuhi cetakan.



BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Mendapatkan produk jadi dari Proses Manufaktur Komposit Polimer
Termoset menggunakan Partikel Serbuk Bambu berbentuk lambing ITS
2. Proses manufaktur setelah pencampuran hingga kering terjadi selama
3. Produk hasil Proses Manufaktur Komposit Polimer Termoset
menggunakan Partikel Serbuk Bambu memiliki kekuatan yang lebih kuat
saat dilakukan penarikan tangan dengan menggunakan serbuk bambu
4. Terjadi cacat pada produk berupa kerak karena pencampuran yang belum
merata


DAFTAR PUSTAKA
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0079670012000391

Anda mungkin juga menyukai