Anda di halaman 1dari 26

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Sejarah Pengecoran
1.1.1 Mencairkan Logam
Coran dibuat dari logam yang dicairkan, dituang ke dalam cetakan, kemudian
dibiarkan mendingin dan membeku. Oleh karena itu sejarah pengecoran dimulai ketika orang
mengetahui bagaimana mencairkan logam dan bagaimana membuat logam. Hal itu terjadi
kira-kira 4000 SM, sedangkan tahun yang lebih tepat tidak diketahui orang.
Awal penggunaan logam oleh orang, ialah ketika orang membuat perhiasan dari emas
atau perak tempaan, dan kemudian membuat senjata atau mata bajak dengan menempa
tembaga. Kemudian secara kebetulan orang menemukan tembaga mencair, selanjutnya
mengetahui cara untuk menuang logam cair kedalam cetakan, dengan demikian untuk
pertama kalinya orang dapat membuat coran yang berbentuk rumit.
Pengecoran perunggu dilakukan pertama di Mesopotamiakira-kira 3000 tahun SM,
teknik ini diteruskan ke asia tengah, india dan cina. Sementara itu teknik pengecoran
Mesopotamia diteruskan juga ke eropa dalam tahun 1500-1400 SM, barang-barang seperti
mata bajak, pedang, mata tombak perhiasan, tangki, dan perhiasan makam di spanyol, swis,
jerman, dan perancis.
Pada abad ke 14 saja pengecoran besi kasar di lakukan secara besar-besaran, yaitu
ketika jerman dan itali meningkatkan tanur beralas datar yang primitive itu menjadi tanur tiup
berbentuk silinder. Kokas ditemukan di inggris di abad 18, yang kemudian di perancis
diikhtiarkan agar kokas dapat dipakai untuk mencairkan kembali besi kasar dalam tanur kecil
dalam membuat coran.


2

1.1.2 Cetakan
Telah dikatakan bahwa ketika pengecoran tembaga pertama kali ditemukan
di Mesopotamia, logam cair dituang ke dalam pasir, kemudian seperti halnya cara baru, dicari
akal untuk menuang logam cair kedalam rongga yang dibuat ke dalam batu. Bahan batu
tersebut adalah pasir, batu gamping atau serpentin yang mudah diolah, kadang-kadang
dipergunakan juga tanah liat untuk menguatkan.
Pada mulanya benda tipis yang berbentuk seperti kapak atau pedang dicor hanya
dengan mempergunakan drag (cetakan bawah) tidak dengan kup (cetakan atas). Kemudian
keduanya baik drag ataupun kup dipergunakan dan selanjutnya dicari akal untuk membuat
coran berongga dengan mempergunakan inti yang dibuat dari tanah lempung dan bubuk
arang batu.

1.2 Membuat Coran
Untuk membuat coran, harus dilakukan proses-proses seperti: pencairan logam,
membuat cetakan, menuang, membongkar dan membersihkan coran. Untuk mencairkan
logam bermacam-macam tanur dipakai. Umumnya kupola atau tanur induksi frekwensi
rendah dipergunakan untuk besi cor, tanur busur listrik atau tanur induksi
frekwensi tinggi dipergunakan untuk baja tuang dan tanur krus untuk paduan tembaga atau
coran paduan ringan, karena tanur-tanur ini dapat memberikan logam cair yang baik dan
sangat ekonomis untuk logam-logam tersebut.
3


Gbr. 1.1 aliran proses pada pembuatan coran

Cetakan biasanya dibuat dengan jalan memadatkan pasir. Pasir yang dipakai kadang
pasir alam atau pasir buatan yang mengandung tanah lempung. Cetakan pasir mudah dibuat
dan tidak mahal asal dipakai pasir yang cocok. Kadang-kadang dicampurkan pengikat
khusus, umpamanyaair-kaca, semen, resin furan, resin fenol, atau minyak pengering, karena
penggunaan zat-zat tersebut memperkuat cetakan atau mempermudah operasi pembuatan
cetakan. Tentu saja penggunaan itu mahal, sehingga perlu memilih dengan
mempertimbangkan bentuk, bahan dan jumlah produk.
Selain dari cetakan pasir, kadang-kadang dipergunakan cetakan logam. Pada
penuangan, logam cair mengalir, melalui pintu cetakan, maka bentuk pintu harus dibuat
sedemikian sehingga tidak mengganggu aliran logam cair.




4

1.3 Bahan-bahan pengecoran
1.3.1 Besi cor
Besi cor adalah paduan besi yang mengandung karbon, silisium,mangan, pospor dan
belerang. Besi cor dikelompokkan menjadi besi cor kelabu,besi cor kelas tinggi, besi cor
kelabu paduan, besi cor bergrafit bulat, besi cormampu tempa dan besi cor cil. Struktur mikro
dari besi cor terdiri dari ferlit atauperlit dan serpian karbon bebas. Kekuatan tarik dari besi
cor kira kira 10 30kgf/mm, titik cairnya kira kira 1200 C.
Besi cor kelabu mempunyai sifat mampu cor sangat baik serta murah,sehingga besi
cor jenis ini paling banyak digunakan untuk benda benda coran.Besi cor kelas tinggi
mengandung lebih sedikit carbon dan silikon, ukuran grafit 18bebasnya agak kecil dibanding
besi cor kelabu, kekuatan tariknya kira kira 30 -50 kgf/mm.
Besi cor kelabu paduan mengandung unsur unsur paduan dan grafit,mempunyai struktur yang
lebih stabil sehingga sifat sifatnya lebih baik. Unsur unsur yang ditambahkan adalah :
Krom, Nikel, Molibdenum, Vanadium, Titandan sebagainya yang menyebabkan sifat tahan panas,
tahan aus, tahan korosi, danmampu mesin yang sangat baik.
Besi cor mampu tempa dibuat dari besi cor putih yang dilunakkan padasebuah tanur
dalam waktu yang lama. Menurut standart mikronya besi cor mamputempa terdiri atas : besi
cor mampu tempa erapian hitam, besi cor mampu tempaperapian putih, dan besi cor mampu
tempa perlit. Besi cor mampu tempamempunyai keuletan dan perpanjangan yang lebih baik
dibanding dengan besi corkelabu.
Besi cor grafit bulat dibuat dengan jalan mencampurkan mangnesium,kalsium, atau
serium ke dalam cairan logam sehingga grafit bulat akanmengendap. Besi cor cil adalah besi
cor yang mempunyai permukaan terdiri daribes cor putih dan bagian dalamnya terdiri dari
struktur dengn endapan grafit.

5

1.3.2 Baja cor
Baja cor digolongkan dalam baja karbon, dan baja paduan. Coran bajakarbon adalah
paduan besi karbon dan digolongkan menjadi tiga macam yaitubaja karbon rendah (C<0,2 %),
baja karbon menengah (C 0.2 0.5 %), bajakarbon tinggi (C 0.5 2 %). Kadar karbon yang
rendah menyebabkan keliatanrendah, perpanjangan (elongation) yang tinggi dan sifat mampu
las yang baik. 19Titik cair baja cor sekitar 1500 C, mampu cornya lebih buruk dibandingkan
besicor akan tetpi baja cor baik digunakan sebagai bahan untuk bagian bagian mesin sebab
kekuatanya yang tinggi dan harganya yang rendah.
Baja paduan adalah baja cor yang ditambah unsur-unsur paduan. Salah satu atau
bebearpa dari unsur-unsur paduan seperti mangan, khrom, molibden, atau nikel dibubuhkan
untuk memberikan sifat-sifat khususdari baja paduan tersebut, umpamanya sifat-sifat
ketahanan aus, ketahanan asam dan korosi atau keuletan. Contoh baja cor adalah baja cor
tahan karat dan baja cor tahan panas.
1.3.3 Coran paduan tembaga
Macam-macam coran paduan tembaga adalah: perunggu, kuningan, kuningan
kekuatan tinggi, perunggu alumunium dan sebagainya.
Perunggu adalah paduan antara tembaga dan timah, perunggu yang biasa dipakai
mengandung kurang dari 15% timah. Titik cairnya kira-kira 1.000
o
C, jadi lebih rendah dari
titik cair paduan besi, dan mampu cornya baik sekali sama halnya dengan besi cor.
Kuningan adalah paduan antara tembaga dan seng. Kuningan kekuatan tinggi adalah
kuningan yang mengandung tembaga, aluminium, besi, mangan, nikel dsb. Perunggu
aluminium adalah paduan tembaga, aluminium dsb, yang meningkatkan sifat ketahanan aus
dan korosi.
6

1.3.4 Coran paduan ringan
Coran paduan ringan adalah coran paduan alumunium, coran paduan magnesium dan
sebagainya.Alumunium murni mempunyai sifat mampu cor dan sifat mekanis yang jelek.
Oleh karena itu dipergunakan paduan alumunium karena sifat-sifat mekanisnya akan
diperbaiki dengan menambahkan tembaga, silisium, magnesium, mangan, nikel dan
sebagainya.
Coran paduan alumunium adalah ringan dan merupakan penghantar panas yang baik
sekali, yang dipergunakan apabila sifat-sifat tersebut diperlukan. Al-Si, Al-Cu-Si dan Al-Si-
Mg adalah deretan dari paduan alumunium yang banyak dipergunakan untuk bagian-bagian
mesin, Al-Cu-Ni-Mg dan Al-Si-Cu-Ni-Mg adalah deretan untuk bagian-bagian mesin yang
tahan panas, dan Al-Mg adalah untuk bagian-bagian tahan korosi.
1.3.5 coran paduan lainnya
Paduan seng yang mengandung sedikit aluminium dipergunakan untuk pengecoran
cetak. Logam monel adalah paduan nikel yang mengandung tembaga dan hasteloy
mengandung molibden, chrom dan silikon. Paduan timbal adalah paduan antara timbal,
tembaga dan timah, dan logam bantalan adalah paduan dari timbal, tembaga dan stibium.
1.4 Penggunaan Coran
1.4.1 Jumlah produksi coran
Jumlah tonase produksi coran di dunia lebih dari 80 juta ton (1970). Produksi dari
besi cor kelabu lebih besar dari produksi lain-lainnya, kira-kira 80%dalam berat. Produksi
baja cor kira-kira 15% dan produksi coran bukan besi hanya 2-3%. Negara yang
memproduksi coran dalam jumlah banyak adalah : Amerika Serikat, Uni Sovyet, Jepang,
7

Jerman Barat, Inggris, Prancis, Itali dan India, sedangkan Amerika Serikat dan Uni Sovyet
adalah produsen terbesar.
1.4.2 Sifat-sifat yang diperlukan untuk bahan coran
Coran dipergunakan untuk berbagai macam tujuan, pemilihan bahan coran didasarkan
dengan mempertimbangkan umur, harga dsb.

SIFAT-SIFAT BAHAN YANG COCOK UNTUK CORAN

Sifat-sifat yang diminta Bahan Coran
Kekuatan Baja cor, besi cor mutu tinggi, besi cor bergrafit bulat,
besi cor mampu tempa
Tahan banting atau keuletan Besi cor, besi cor bergrafit bulat, besi cor mampu tempa
Mudah dibuat Besi cor kelabu, coran brons, coran paduan alumunium
(Al-Si-Cu, Al-Si-Mg)
Ringan Coran paduan alumunium, coran paduan magnesium
Baik sekali dalam
konduktivitas panas dan
listrik
Coran tembaga murni
8

Tahan aus Coran Ni-Cr, Baja Cor mangan tinggi, besi cor bergrafit
bulat, besi cor paduan tembaga
Tahan korosi Air segar dan air asin..coran paduan tembaga
Asam nitrat.. Coran baja tahan karat
Besi cor chrom tinggi
Besi cor silikon tinggi
Asam Khlorida..Coran paduan tembaga
Asam sulfat. Besi cor silikon tinggi
Coran paduan tembaga
(kecuali kuningan)
Baja cor tahan asam
Oksida dan temperatur tinggi.. Besi cor chrom tinggi
Baja tahan karat
Alkali. Baja cor karbon rendah
Coran paduan tembaga
Baja cor tahan karat
Besi cor kelabu
9


Tahan Panas 1000-1200
0
C..Baja cor tahan panas
700-800
0
C Baja cor tahan karat
Baja cor alumunium
Baja cor chrom tinggi
500-600
0
C Baja cor paduan rendah
Besi cor paduan rendah
400
0
C Baja cor karbon
Baja cor mangan tinggi
350
0
C Besi cor mutu tinggi
Besi cor bergrafit bulat
Besi cor mampu tempa
250-300
0
C.Besi cor kelabu
Coran paduan tembaga
200-250
0
CCoran paduan tembaga
100-200
0
CCoran paduan alumunium
10

Tahan temperatur rendah Di atas 25
0
CBesi cor kelabu
46
0
CBaja cor karbon rendah
73
0
C ..Baja cor 2,5 % Ni
100
0
C ..Baja cor 3,5 % Ni
196
0
C ..Baja Cor 18 Cr-8 Ni












11

PENGGUNAAN BAHAN CORAN

Bahan Contoh Penggunaan
Besi cor kelabu (termasuk
besi cor mutu tinggi)
Bagian-bagian mobil (blok silinder, tutup silinder, rumah
engkol, selubung silinder, roda daya, tromol rem dsb)
Mesin perkakas (bed, meja, pegangan)
Mesin hidrolis (pompa turbin, rumah-rumah, pengalir)
Mesin serat, mesin cetak.
Mesin listrik (rangka motor, rumah-rumah motor)
Pipa air besi cor, bagian-bagian mesin (roda gigi,
kopeling, roda ban)
Besi cor mampu tempa
Bagian-bagian mobil (pelat rangka, roda ban, poros
engkol, selubung silinder, lengan ayun, poros, rumah-
rumah kopeling)
Bagian-bagian mesin (sambungan pipa, katup)
Besi cor bergrafit bulat
Bagian-bagian mobil (poros engkol dsb)
Alat-alat pembuat baja (rol, kotak dsb)
Pipa air besi cor, bagian-bagian mesin (yang memerlukan
12

keuletan lebih dari besi cor kelabu)
Besi cor karbon dan paduan
Bagian-bagian mesin (yang memerlukan tahan lama)
Bagian-bagian kendaraan kereta api (rangka, kopeling)
Mesin-mesin pemindah tanah (rante, rumah rem)
Mesin-mesin hidrolis (pengalir turbin air, rumah-rumah
pompa.
Alat alat pembuat baja (rol, dudukan rol)
Bagian-bagian kapal (rangka buritan, rumah-rumah
turbin, lengan engkol)
Mesin pertambangan (mesin kasut, penggali keruk)
Coran paduan tembaga
Bagian-bagian mesin (Bantalan, rumah katup, bus)
Mesin-mesin hidrolis (pompa, penyambung)
Bagian-bagian kapal (baling-baling, pompa dsb)
Coran paduan ringan
Bagian-bagian mobil (rumah transmisi, blok silinder,
tutup silinder, saluran isap)
Pompa, rangka kamera, rangka meteran.

13



















14

BAB II
Penelaahan Dasar Mengenai Pengecoran

2.1 Sifat-sifat Logam Cair
Logam cair adalah cairan seperti air, tetapi berbeda dari air dalam beberapa hal :
Kecairan logam sangat tergantung pada temperatur, dan logam cair, akan cair
seluruhnya pada temperature tinggi, sedangkan pada temperature rendah berbeda
dengan air, terutama pada keadaan di mana terdapat inti-inti kristal.
Berat jenis logam cair lebih besar dari pada berat jenis air. Berat jenis air ialah 1,0
sedangkan besi cor 6,8 sampai 7,0 paduan aluminium 2,2 sampai 2,3 dan paduan
timah 6,6 sampai 6,8, jelas bahwa dalam hal berat jenis mereka berbeda banyak
dibandingkan dengan berat jenis air.
Air menyebabkan permukaan dinding wadah menjadi basah, sedangkan logam cair
tidak.Perbedaan-perbedaan tersebut membuat aliran logam cair pada pengecoran
berbeda sampai tingkat tertentu apabila dibandingkan dengan aliran air.
2.1.1 Kekentalan Logam Cair
Aliran logam cair dipengaruhi terutama oleh kekentalan logam cair dan oleh
kekasaran permukaan cetakan. Sedangkan kekentalan tergantung pada temperature, dimana
pada temperature tinggi kekentalan menjadi lebih rendah, dan pada temperature rendah
kekentalan menjadi lebih tinggi.
Kalau logam didinginkan sehingga terbentuk inti-inti kristal, maka kekentalan
bertambah sangat cepat, tergantung pada jumlah inti-intinya. Kalau inti-inti Kristal kurang
dari 20% dalam volume, kekentalan akan bertambah berbanding lurus dengan jumlah inti
15

kristal, sedangkan kalau inti-inti lebih dari 30% harga kekentalan sangat melonjak, dapat
melebihi harga asal. Oleh karena itu kekentalan yang tinggi menyebabkan logam sukar
mengalir atau kehilangan mampu alir.

2.1.2 Aliran dari logam cair
Umpamakan sesuatu cairan di dalam bejana mengalir keluar dari satu lubang di
dinding sisi bejana. Kalau h menyatakan tinggi permukaan cairan di atas titik tengah lubang,
di mana g adalah percepatan gaya tarik bumi dan C adalah koefisien kecepatan.
Jika lubang diganti dengan pipa maka timbul gaya gesek yang bekerja dipermukaan
bagian dalam pipa, sehingga pipa yang panjang dan berdiameter kecil menyebabkan
kecepatan aliran keluar menjadi lebih rendah. Sekarang umpamakan satu kasus dimana cairan
yang keluar dari bejana menumbuk dinding tegak lurus dengan kecepatan v. umpamakan Q
menyatakan laju aliran aliran, y ialah berat jenis dari cairan, dan g percepatan gaya tarik bumi
maka gaya P yang bekerja pada dinding dinyatakan dengan:
P = y/g.Q.v
2.1.3 Tegangan permukaan dari logam cair
Pada permukaan bebas dari setiap cairan, bekerja suatu gaya untuk membuat
permukaan menjadi kecil, seperti halnya terjadi pada membrane karet. Gaya ini yang bekerja
per satuan luas di sebut tegangan permukaan dari logam, yang lebih besar dari pada tegangan
permukaan air (Lihat Daftar 2.1). Logam cair lebih suka membentuk tetesan bulat, oleh
karena itu logam berhubungan dengan dinding cetakan maka akan bekerja gaya tahanan yang
melawan penetrasi logam ke dalam dinding, hal ini berbeda dengan air yang mempunyai sifat
mudah melekat dan membasahi dinding.

16

2.2 Pembekuan Logam
2.2.1 Pembekuan logam murni
Kalau cairan mulai perlahan-lahan didindingkan, maka pembekuan terjadi pada
temperature yang konstan. Temperatur ini di ssebut titik beku, yang khusus bagi logam.
Umpamanya, titik beku tembaga adalah 1.083
0
C, perak 961
0
C, aluminium 660
0
C dan timah
231
0
C.Dalam pembekuan logam cair,pada permulaan tumbuhlah inti-inti kristal. Kemudian
kristal-kristal tumbuh sekeliling inti tersebut, dan inti inti lain yang baru timbul pada saat
yang sama. Akhirnya seluruhnya ditutupi oleh butir kristal sampai logam pada habis. Ini
mengakibatkan bahwa seluruh logam menjadi susunan kelompok-kelompok butir kristal dan
batas-batasnya yang diantaranya, disebut batas butir.
Ukuran besar dari butir kristal tergantung pada laju pengintain dan peertumbuhan dari
inti. Kalau laju pertumbuhan lebih besar dari laju pengintain, maka didapat kelompok butir-
butir kristal yang besar kalau laju pengintaian lebih besar dari laju pertumbuhan inti, maka
didapat butir-butir kristal halus.

2.2.2 Pembukuan paduan
Kalau logam yang terdiri dari dua unsur atau lebih didindingkan dari keadaan cai,
maka butir kristalnya akan berbeda dengan butir-butir kristal logam murni. Apabila satu
paduan yang terdiri dari komponen Adan komponen B membeku, maka suka didapat susunan
butir-butir kristal A dan kristal B tetapi umumnya didapat butir-butir kristal campuran dari A
dan B. apabila hal ini di pelajari secara terperinci, ada dua hal yaitu pertama bahwa A larut
dalam B atau B larut dalam A dan kedua bahwa A dan B terikat satu sama lain dengan
perbandingan tertentu. Hal tertentu disebut larutan padat dua yang kedua disebut senyawa
antar-logam.
17

Larutan oadat adalah keadaan di mana beberapa atom dari konfigurasi atom A
disubsitusikan oleh atom_atom B, atau atom-atom B menembus masuk ke dalmam ruang
bebas antar atom dari konfigurasi atom-atom A< di mana tidak merupakan campuran
mekanis tetapi keadaan larut secara atom.Senyawa antar-logam terdiri dari ikatan A dan B
mempunyai kisi kristal berbeda dari A dan B.
Selain dari pada dua hal tersebut di atas ada hal yang jarang di mana sebagian kecil
dari kedua-duanya atau salah satu dari A dan B muncul dalam murni.Dengan demikian maka
struktur paduan dapat terdiri dari tiga macam larutan padat, ssenyawa antar-logam dan logam
murni sehingga kenaikan komposis paduan menyebabkan bertambahnya macam kristal dan
struktur.
Dalm ilmu logam struktur yabg sama disebut fasa. Karena itu paduan adalah susunan
dari beberapa fasa larutan padat, senyawa antar-logam dan logam murni. Sebagai contoh besi
cor, komponen utama adalah besi, karbon dan silisium, dan fasa-fasa yang terlihat adalah ;
larutan padat terutama terdiri dari besi ( di mana semua silisium dan sebagian dari karbon
larut dalam besi ), senyawa antar-logam Fe

( semenit), dan grafit murni.

2.2.3 Pembekuan Coran
Pembekuan coran dimulai dari bagian logam yang bersentuhan dengan cetakan, yaitu
ketika panas dari logam cair diambil oleh cetakan sehingga bagian logam yang bersentuhan
dengan cetakan itu mendingin sampai titik beku, dimana kemudian inti-inti kristal tumbuh.
Bagian dalam dari coran mendingin lebih lambat dari pada bagian luar, sehingga kristal-
kristal tumbuh dari inti asal mengarah kedalam bagian coran dan butir-butir kristal tersebut
berbentuk panjang-panjang seperti kolom, yang disebut struktur kolom. Struktur ini muncul
dengan jelas apabila gradient temperature yang besar terjadi pada permukaan coran besar,
umpamanya pada pengecoran dengan cetakan logam. Sebaliknya pengecoran dengan cetakan
18

pasir menyebabkan gradien temperatur yang kecil dan membentuk struktur kolom yang tidak
jelas. Bagian tengah coran mempunyai gradient temperatur yang kecil sehingga merupakan
dari susunan dari butir-butir kristal segi banyak dengan orientasi yang sembarang.
Apabila permukaan beku diperhatikan, setelah logam yang belum membeku dituang
keluar dari cetakan pada waktu pendinginan, maka terdapat dua kasus bahwa permukaan itu
bisa halus atau kasar. Disamping itu cetakan logam menyebabkan permukaan halus dan
cetakan halus dan cetakan pasir menyebabkan permukaan kasar. Dalam kasus daerah beku
yang lebar, kristal-kristal dendrite tumbug dari inti-inti, dan akhirnya pembekuan berakhir
pada keadaan bahwa dendrite-dendrit tersebeut saling bertemu.
Pembekuan dari suatu coran maju perlahan-lahan dari kulit ke tengah. Jumlah waktu
pada pembekuan dari kulit ke tengah sebanding lurus dengan V/S , yaitu perbandingan antara
volume coran V dal luas permukaan S melalui mana panas dikeluarkan. Oleh karena itu
apapun bentuknya, umpamanya prisma, bujur sangkar, segitiga atau silinder atau
sebangsanya, jumlah waktu pembekuannya kira-kira akan sama kalau harga V/S sama pula.








19

BAB III
POLA

3.1 Pengertian Pola
Pola merupakan gambaran dari bentuk produk yang akan dibuat. Pola dapat dibuat
dari kayu, plastic/polimer atau logam. Pemilihan material pola tergantung pada bentuk dan
ukuran produk cor, akurasi dimensi, jumlah produk cor dan jenis proses pengecoran yang
digunakan. Pola dapat berguna agar menjaga ketelitian ukuran benda coran.
Pola yang dipergunakan untuk pembuatan cetakan benda coran, dapat digolongkan
menjadi pola logam dan pola kayu. Bahan dari pola logam bisa bermacam-macam sesuai
dengan penggunaannya. Sebagai contoh, logam tahan panas seperti : besi cor, baja cor, dan
paduan tembaga adalah cocok untuk pola pada permukaan cetakan kulit. Pola kayu dibuat
dari kayu, murah cepat dibuatnya dan mudah diolahnya dibandingkan dengan pola logam.
Oleh karena itu pola kayu umumnya dipakai untuk cetakan pasir.Hal yang diperhatikan
dalam menentukan pola
1. Pola harus mudah dikeluarkan dari cetakan.
2. Penempatan inti harus mudah.
3. Sistem saluran harus dibuat sempurna untuk mendapat aliran logam cair yang
optimum.



20

3.2 Jenis-jenis pola :
A. Pola tunggal (solid pattern)
Biasanya digunakan untuk bentuk produk yang sederhana dan jumlah produk sedikit.
Pola ini dibuat dari kayu dan tentunya tidak mahal.
B. Pola belah (split pattern)
Terdiri dari dua buah pola yang terpisah sehingga akan diperoleh rongga cetak dari
masing-masing pola. Dengan pola ini, bentuk produk yang dapat dihasilkan rumit dari pola
tunggal. Tetapi proses cetakannya lebih mudah dari pola tunggal.
C. Pola dengan papan menyambung (match plate pattern)
Digunakan untuk jumlah produksi yang lebih banyak. Pada pola ini dua bagian pola
belah masing-masing diletakkan pada sisiyang berlawanan dari sebuah papan kayu atau plat
basi. Jenis pola ini sering digunakan bersama-sama dengan mesin pembuatan cetakan dan
dapat menghasilkan laju produksi yang tinggi untuk produk-produk kecil.
D. Pola copeand drag:
Pola ini hampir sama dengan pola papan penyambung, tetapi pada pola ini dua bagian
dari pola belah masing-masing ditempelkan pada papan yang terpisah. Pola ini juga biasa
dilengkapi dengan sistem saluran masuk dan riser.






21


Gambar 3.2 beberapa jenis pola

3.3 Bahan-bahan untuk Pola
3.3.1 Kayu
Kayu yang dipakai untuk pola adalah kayu saru, kayu aras, kayu pinus, kayu magoni,
kayu jadi dan lain-lain. Pemilihan kayu menurut macam pola dan ukuran pola, jumlah
produksi, dan lamanya dipakai. Kayu yang kadar airnya lebih dari 14% tidak dapat dipakai
karena dapat terjadi pelentingan yang disebabkan perubahan kadar air dalam kayu. Kadang-
kadang suhu udara luar harus diperhitungkan, dan ini tergantung pada daerah pola itu dipakai.



22

3.3.2 Resin sintesis
Dari berbagai macam resin sintesis, hanya resin epoksid-lah yang banyak dipakai. Ia
mempunyai sifat-sifat : penysutan yang kecil pada waktu mengeras, tahan aus yang tinggi,
memberikan pengaruh yang lebih baik dengan menambah pengecer, zat pemlastis atau zat
penggemuk menurut penggunaannya. Sebagai contoh, kekerasan meningkat dengan
mencampurkan bubuk besi atau alumunium kedalamnya. Ketahanan bentuk akan
meningkatkan dengan menumpuknya serat gelas dalam bentuk lapisan.
3.3.3 logam
Bahan yang lazim dipakai untuk pola logam adalah besi cor. Biasanya besi cor kelabu
karena sangat tahan haus, tahan panas (untuk pembuatan cetakan kulit) dan tidak mahal.
Kadang-kadang besi cor liat dipakai agar lebih kuat. Paduan tembaga juga bisa dipakai untuk
pola cetakan kulit agar dapat memanaskan bagian cetakan yang tebal secara merata.
Alumunium ringan dan mudah diolah, sehingga sering dipakai untuk plat atau pola untuk
mesin pembuatan cetakan yang tebal secara merata. Baja khusus dipakai untuk pena atau
pegas sebagai bagian dari pola yang memerlukan keuletan.
3.4 Inti
fungsinya adalah membuat rongga pada benda coran. Inti dibuat terpisah dengan
cetakan dan dirakit pada saat cetakan akan digunakan. Bahan inti harus tahan menahan
temperatur cair logam paling kurang bahannya dari pasir.
Untuk produk cor yang memiliki lubang/rongga seperti pada blok mesin kendaraan
atau katup-katup biasanya diperlukan inti. Inti ditempatkan dalam rongga cetak sebelum
penuangan untuk membentuk permukaan bagian dalam produk dan akan dibongkar setelah
cetakan membeku dan dingin. Seperti cetakan, inti harus kuat, permeabilitas baik, tahan
panas dan tidak mudah hancur (tidak rapuh).
23

Pemasangan inti didalam rongga cetak kadang-kadang memerlukan pendukung agar
posisinya tidak berubah pendukung tersebut disebut chaplet, yang dibuat dari logam yang
memiliki titik lebur benda cor. Sebagai contoh chaplet baja digubakan pada pengecoran besi
tuang, setelah penuangan dan pembekuan chaplet akan melekat pada benda cor bagian
chaplet yang menonjol ke luar dari benda cor selanjutnya dipotong. Untuk membuat cetakan
diperlukan pola sedangkan untuk membuat inti dibutuhkan kotak inti.

24

Gambar 3.4 pola dan Inti
25


BAB IV
SALURAN PENGECORAN

Untuk membuat cetakan, dibutuhkan saluran turun yang mengalirkan cairan logam kedalam
rongga cetakan, penambah yang memberi cairan logam pada saat logam membeku dan
menyusut, dan sebagainya. Besar dan bentuknya ditentukan oleh ukuran, tebal irisan dan
macam logam yang di cor. Selanjutnya diperluka penentuan keadaan-keadaan penuangan
seperti temperatur penuangan dan laju penuangan. Karena kwalitas coran tergantung pada
saluran turun, penambah, keadaan penuangan dan lainnya, maka penentuannya memerlukan
pertimbangan yang teliti.

4.1 Sistim saluran
Sistim saluran adalah jalan masuk bagi cairan logam yang dituangkan kedalam rongga
cetakan. Tiap bagian diberi nama, dari mulai cawan tuang diaman logam cair dituangkan dari
ladel, sampai saluran masuk kedalam rongga cetakan. Nama-nama itu ialah : cawan tuang,
saluran turun, pengalir dan saluran masuk.
Bagian-bagian sistim saluran
1. Cawan tuang (pouring basin)
Berfungsi manampung kotoran atau slag (terak) yang ikut terbawa pada saat menuangkan
logam dari ladle berfungsi juga menampung kelebihan logam cair.


26

2. Saluran turun
Saluran turun (sprue) berfungsi untuk meneruskan lagam cair dari cawan tuang ke runner dan
saluran masuk (gate).
3. Pengalir (runner)
Merupakan saluran utama didalam cetakan yang akan mendistribusikan logam cair kedalam
ingate. Selain itu runner berfungsi menahan pengotor atau impurities yang terbawa dalam
logam cair agar tidak masuk kedalam produk cor.
4. Saluran Masuk (Ingate)
Saluran yang mendistribusikan langsung logam cair kedalam rongga produk cor. Ingate harus
mudah dipotong untuk proses pelepasan produk cor dari bagian sistem salurannya atau biasa
disebut fettling, oleh karena itu dalam pembuatan ingate kita harus memperhatikan ukuran
coran, ketebalannya, kondisi cetakan, ukuran dan bentuk ingate itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai