Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM

KONVERTER 1 FASA FULL WAVE




A. Tujuan
- Untuk memahami fungsi dari Elektronika Daya.
- Untuk menget ahui hubungan dengan tegangan (V
dc
dan V
rms
).
- Untuk mengetahui bentuk gelombang keluaran.
- Untuk mengetahui prinsip kerja dari rangkaian single phase control rectifier.
- Untuk mengtahui asal mula dari rangkaian single phase control rectifier.

B. Alat dan Bahan
a. Transformator 2 kVA 220 / 45 V
b. Silicon Controlled Rectifier (SCR) / Thyristor 10 A / 1 kV
c. Dioda 11 A / 1 kV
d. Voltmeter DC
e. Voltmeter AC
f. Osiloskop
g. Kabel Penghubung

C. Rangkaian



D. Tabel Perhitungan dan Data Percobaan

No. ()
Hit ung Ukur
Ket er angan
V
dc
(volt) V
rms
(volt ) V
dc
(volt) V
rms
(volt )
1. 0 40,5 45 40 44,5 V
s
= 46 Volt
2. 30 37,8 44,34 37,1 43,9 V
s
= 46 Volt
3. 60 30,4 40,3 29 40 V
s
= 46 Volt
4. 90 20,257 31,8 20,8 32 V
s
= 46 Volt
5. 150 2,71 7,49 2,6 7,45 V
s
= 46 Volt


Gambar Rangkaian Single Phase Control Rectifier
E. Perhitungan V
d c
dan V
rms

1. = 0 atau = 0 rad

V
dc
=
Vmax

[1+cos]

=
452
n
[1+cos 0]

=40,5 Volt



2. = 30 atau = 0,52 rad

V
dc
=
Vmax

[1+cos]

=
452
n
[1+cos 30]

=37,8 Volt


3. = 60 atau = 1,05 rad

V
dc
=
Vmax

[1+cos]

=
452
n
[1+cos 60]

=30,4 Volt


4. = 90 atau = 1,57 rad

V
dc
=
Vmax

[1+cos]

=
452
n
[1+cos 90]

=20,257 Volt


V
rms
=V
max

_
(-)+
1
2
sIn (2u)
2n
_


=45

2
_
(3,14-0)+
1
2
sIn (2 .0)
2n
_


=45 Volt
V
rms
=V
max

_
(-)+
1
2
sIn (2u)
2n
_


=45

2
_
(3,14-0,52)+
1
2
sIn (2 .30)
2n
_


=44,34 Volt
V
rms
=V
max

_
(-)+
1
2
sIn (2u)
2n
_


=45

2
_
(3,14-1,05)+
1
2
sIn (2 .60)
2n
_


=40,3 Volt
V
rms
=V
max

_
(-)+
1
2
sIn (2u)
2n
_


=45

2
_
(3,14-1,57)+
1
2
sIn (2 .90)
2n
_


=31,8 Volt
1
2

1
2

1
2

1
2

1
2

1
2

1
2

1
2

5. = 150 atau = 2,62 rad

V
dc
=
Vmax

[1+cos]

=
452
n
[1+cos 150]

=2,71 Volt

F. Analisa
Asal mula dari rangkaian single phase control rectifier :
Elektronika daya adalah sebuah ilmu yang mempelajari rangkaian yang mengubah
tegangan AC menjadi DC atau sebaliknya dengan tujuan untuk menyuplai suatu
perangkat listrik. Elektronika daya sangat berguna di dunia industri.
Di sebuah industri kita akan sangat dimungkinkan untuk bertemu dengan motor. Motor
sendiri terdapat motor AC dan DC. Motor DC terbagi menjadi 4 yaitu Motor DC penguat
terpisah, Motor DC konfigurasi shunt, Motor DC konfigurasi seri dan Motor DC kompon.

Tegangan 1 fasa di Indonesia banyak dijumpai 220 V sedangkan tegangan line nya 380
V, dikarenakan pembahasan pada laporan ini ialah 1 fasa maka yang digunakan ialah
220 V. Disini saya menggunakan motor DC 150 V, R
d
10 yang banyak dijumpai di
industri. Oleh karena sumber yang didapatkan 220 V maka dibutuhkan elektronika daya
untuk mekonverter tegangan tersebut menjadi 150 V. Berikut tahap yang digunakan
sampai menemui cara yang paling ampuh.

1. Tahap Pertama :

Dengan menggunakan dioda yang dipasang di R maka kita dapat menggunakan motor
tersebut akan tetapi daya yang diterukur di motor tidak optimal karena tegangan yang
didapat hanya 99 V.




V
rms
=V
max

_
(-)+
1
2
sIn (2u)
2n
_


=45

2
_
(3,14-2,62)+
1
2
sIn (2 .150)
2n
_


=7,49 Volt
1
2

1
2

Vdc =
2202


=99 V
T
220

2
V

2. Tahap Kedua :

Dikarenakan cara pertama daya yang masuk tidak optimal maka menggunakan 4
dioda atau dioda bridge. Dan menghasilkan tegangan dc 198 V dan hal ini pun
tidak dapat digunakan dikarenakan tegangan ouputnya melebihi tegangan
nominal dari motor DC.







3. Tahap Ketiga :

Dengan menggunakan 4 dioda mendapatkan tegangan input yang cukup besar
untuk motor DC oleh karena itu dengan menggunakan pembagi tegangan agar
didapat tegangan outpu 150 V.
Voutput =
R2
R1+R2
x Vinput

150 V =
R2
R1+R2
x 198 V

150
198
=
R2
R1+R2



Vdc =2
2202


=198 V

T
220

2
V
Maka : R2 =150
R1 =48
Apabila dihubungkan seperti dibawah gambar dibawah ini maka tegangan yang
diterima oleh motor DC tidak akan150 V dikarenakan adanya drop tegangan di
motor disebabkan tahanan dalammotor 10 yang merubah tahanan total.


4. Tahap Keempat :

Dikarenakan adanya drop tegangan di motor apabila menggunakan 150 ,
maka 150 dijadikan sebagai hambat an total paralel dengan motor untuk
mendapatkan R2.
Rp =
10 x R2
10+R2


Rp =
10 x R2
10+R2


R
2
= -10 , 7

Dikarenakan dibutuhkan hambatan yang bernilai negatif dan didunia ini
hambatan bernilai negatif tidak ada maka harus menggunakan cara lain.

5. Tahap Kelima :

Dengan cara menserikan resistor dengan motor sehingga di R
d
menjadi R
2
dan
pada motor mendapatkan 150 V. R
1
yang dibutuhkan 3,2 .
Voutput =
R2
R1+R2
x Vinput

150 V =
10
R1+10
x 198 V

150
198
=
10
R1+10


1980 =150 R
1
+1500
150 R
1
=480
R
1
=3,2











Oleh karena daya yang dibutuhkan sangat besar maka pengaturan tegangan
menggunakan pembagi tegangan tidak pernah digunakan.

Maka :
I =V/R
1

=48/3,2
=15 A

P =I
2
R
1
=15
2
3,2
=720 W

6. Tahap Keenam:

Pada cara ini menggunakan trigger untuk pengontrolan tegangan output. Trigger
ini ibarat sebuah saklar untuk masuk dan tidaknya tegangan pada dioda. Hanya
dengan menambah besar sudut alpha maka dapat merubah tegangan
pengeluaranya. Berikut adalah foto gelombang dengan menggunakan trigger.



Foto Gelombang dengan Alpha 30

Anda mungkin juga menyukai