Anda di halaman 1dari 38

Phylum Arthropoda

Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ;


podos = kaki) merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas,
berbuku, atau bersegmen.Segmen tersebut juga terdapat pada
tubuhnya.Tubuh Arthropoda merupakan simeri bilateral dan
tergolong tripoblastik selomata.


Ciri tubuh

Secara morfologi Arthropoda dicirikan dengan badan yang beruas
biasnya mencapai lebih dari 21 ruas, yang tiap ruasnya mempunyai
sepasang anggota badan (appendages) namun sepasang anggota badan
ini ada yang mereduksi atau berubah bentuk dan fungsi sesuai
dengan kebutuhan masing-masing kelompok. Ciri penting lain
adalah kelompok arthropoda tidak memunyai struktur tulang di
dalam tubuhnya. Arthropoda mempunyai struktur dinding badan
keras yang menutupi tubuh bagian luar untuk melindungi bagian
dalam tubuh yang biasanya disebut eksosekeleton. Bagian paling
luar mempunyai struktur yang paling keras dan diperkuat oleh
khitin. Meskipun keras namun strukutur ini masih memungkinkan
pergerakan di tiap ruas.
Ukuran dan bentuk tubuh
Ukuran tubuh Arthropoda sangat beragam, beberapa diantaranya
memiliki panjang lebih dari 60 cm., namun kebanyakan berukuran
kecil.Begitu pula dengan bentuk Arthropoda pun beragam.

Struktur tubuh
Tubuh Arthropoda bersegmen dengan jumlah segmen yang
bervariasi.Pada tiap segmen tubuh tersebut terdapat sepasang
kaki yang beruas.Segmen bergabung membentuk bagian tubuh, yaitu
Kaput (kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut).
Ciri lain dari Arthropoda adalah adanya kutikula keras yang
membentuk rangka luar (eksoskeleton).Eksoskeleton tersusun dari
kitin yang di sekresikan oleh sel kulit.Eksoskeleton melekat
pada kulit membentuk perlindungan tubuh yang kuat.
Eksoskeleton terdiri dari lempengan-lempengan yang dihubungkan
oleh ligamen yang fleksibel dan lunak.Eksoskeleton tidak dapat
membesar mengikuti pertumbuhan tubuh.Oleh karena itu, tahap
pertumbuhan Arthropoda selalu diikuti dengan pengelupasan
eksoskeleton lama dan pembentukan eksoskeleton baru.Tahap
pelepasan eksoskeleton disebut dengan molting atau ekdisis.Hewan
yang biasanya melakukan ekdisis misalnya kepiting, udang, dan
laba-laba.
Sistem saraf Arthropoda berupa sistem saraf tangga tali
berjumlah sepasang yang berada di sepanjang sisi ventral
tubuhnya.
Pada berbagai tempat di segmen tubuh, ada pembesaran saraf
tangga tali yang disebut ganglia.Ganglia berfungsi sebagai pusat
refleks dan pengendalian berbagai kegiatan.Ganglia bagian
anterior yang lebih besar berfungsi sebagai otak.
Sistem pencernaan Arthropoda terdiri dari mulut, esofagus,
lambung, usus, dan anus.Mulutnya dilangkapi dengan berbagai alat
tambahan yang beragam, misalnya mandibula dan maksila pada
belalang.
Arthropoda bernapas dengan insang, trakea, atau paru-paru
buku.Sisa metabolisme berupa cairan dikeluarkan oleh organ
ekskresi yang disebut saluran/tubula Malpighi, kelenjar
ekskresi, atau keduanya.Sistem sirkulasi Arthropoda bersifat
terbuka.Sistem sirkulasi terdiri dari jantung, pembuluh darah
pendek, dan ruang disekitar organ tubuh yang disebut sinus atau
hemosol.Darah Arthropoda disebut juga hemolimfa.

Cara hidup dan habitat
Cara hidup Arthropoda sangat beragam, ada yang hidup bebas,
parasit, komensal, atau simbiotik.Dilingkungan kita, sering
dijumpai kelompok hewan ini, misalnya nyamuk, lalat, semut,
kupu-kupu, capung, belalang, dan lebah.
Habitat penyebaran Arthropoda sangat luas.Ada yang di laut,
periran tawar, gurun pasir, dan padang rumput.
Reproduksi
Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara
seksual.Namun ada juga yang secara aseksual, yaitu dengan
partenogenesis.
Partenogenesis adalah pembentukan individu baru tanpa melalui
fertilisasi (pembuahan).Individu yang dihasilkan bersifat
steril.Organ reproduksi jantan dan betina pada Arthropoda
terpisah, masing-masing menghasilkan gamet pada individu yang
berbeda sehingga bersifat dioseus (berumah dua).Hasil
fertilisasi berupa telur.
Klasifikasi
Arthropoda diklasifikasikan menjadi 20 kelas berdasarkan
struktur tubuh dan kaki.Berikut ini akan diuraikan empat kelas
diantaranya yang paling umum, yaitu Kelas Arachnoidea,
Myriapoda, Crustacea, dan Insecta.

Arachnoidea
laba-laba




Laba-laba, atau disebut juga labah-labah, adalah sejenis hewan
berbuku-buku (arthropoda) dengan dua segmen tubuh, empat pasang
kaki, tak bersayap dan tak memiliki mulut pengunyah. Semua jenis
laba-laba digolongkan ke dalam ordo Araneae; dan bersama dengan
kalajengking, ketonggeng, tungau semuanya berkaki delapan
dimasukkan ke dalam kelas Arachnida. Bidang studi mengenai laba-
laba disebut arachnologi.
Laba-laba merupakan hewan pemangsa (karnivora), bahkan kadang-
kadang kanibal. Mangsa utamanya adalah serangga. Hampir semua
jenis laba-laba, dengan perkecualian sekitar 150 spesies dari
suku Uloboridae dan Holarchaeidae, dan subordo Mesothelae, mampu
menginjeksikan bisa melalui sepasang taringnya kepada musuh atau
mangsanya. Meski demikian, dari puluhan ribu spesies yang ada,
hanya sekitar 200 spesies yang gigitannya dapat membahayakan
manusia.
Tidak semua laba-laba membuat jaring untuk menangkap mangsa,
akan tetapi semuanya mampu menghasilkan benang sutera --yakni
helaian serat protein yang tipis namun kuat-- dari kelenjar
(disebut spinneret) yang terletak di bagian belakang tubuhnya.
Serat sutera ini amat berguna untuk membantu pergerakan laba-
laba, berayun dari satu tempat ke tempat lain, menjerat mangsa,
membuat kantung telur, melindungi lubang sarang, dan lain-lain.


Chilopoda





kelabang


Kelas chilopoda merupakan bangsa lipan yang berbadan panjang dan
pipih dengan bagian badan terdiri dari kepala dan batang badan.
Jumlah ruas pada batang badan bervariasi tergantung pada ordo
masing-masing, jumlah ruas bisa mencapai 190 ruas.
Pada kepala terdapat antena yang beruas banyak sedangkan di
batang badan terdapat sepasang kaki pada tiap ruasnya. Pada
bagian akhir batang badan biasanya terdapat sepasang organ
modifikasi dari kaki yang berfungsi untuk perlindungan diri
yaitu sting organ. Jumlah pasang kaki dapat digunakan sebagai
pembeda pada tiap ordo.


Insecta


kupukupu
Dari insectum Latin (insecta jamak) untuk "potong, memotong".
This refers to the way the joints between body segments are
marked by an indentation as if carved by a chisel. Hal ini
mengacu pada cara sendi antara segmen tubuh ditandai dengan
lekukan seolah-olah diukir oleh pahat. The word probably arose
as a literal translation of Greek entomos (), which has
the same meaning. Kata mungkin muncul sebagai terjemahan harfiah
dari entomos Yunani (), yang memiliki arti yang sama.

Identifikasi
Three pairs of legs Tiga pasang kaki
Three body parts: head , thorax , and abdomen Tiga bagian tubuh:
kepala , dada , dan perut
typically two pair of wings ; some groups have one pair or none
biasanya dua pasang sayap ; beberapa kelompok memiliki satu
pasangan atau tidak ada
One pair of antennae Sepasang antena
Usually one pair of compound eyes ; simple eyes ( ocelli )
present in many groups Biasanya sepasang mata majemuk ;
sederhana mata ( ocelli ) hadir dalam banyak kelompok
Life Cycle Jalan kehidupan
There are two prominent types of life-cycles among the insects:
Ada dua jenis utama dari siklus hidup antara serangga:
1- Hemimetabolus insects (eg, dragonflies , mayflies , true bugs
, grasshoppers ) undergo gradual, or incomplete, metamorphosis.
1 - Hemimetabolus serangga (misalnya, capung , mayflies , bug
benar , belalang ) menjalani bertahap, atau tidak lengkap,
metamorfosis. Immature stages (usually called nymphs ) go
through a series of molts, gradually assuming an adult form.
tahap Belum Menghasilkan (biasanya disebut nimfa ) melalui
serangkaian molts, secara bertahap mengasumsikan bentuk dewasa.
Since the wings develop on the outside of the body, these groups
are called exopterygotes . Sejak mengembangkan sayap di luar
tubuh, kelompok-kelompok ini disebut exopterygotes. Some orders
have immature stages that are aquatic. Beberapa pesanan yang
belum dewasa yang tahapan air. These possess specialized
structures for aquatic life, such as gills, and are called
naiads , or larvae. Ini memiliki struktur khusus untuk kehidupan
air, seperti insang, dan disebut naiads , atau larva.

2- Holometabolous insects have a four-stage life cycle: egg,
larva, pupa, and adult (imago). 2 - Holometabolous serangga
memiliki tahap siklus hidup empat: telur, larva, pupa, dan
dewasa (imago). The following orders of insects are
holometabolous: Perintah berikut serangga adalah holometabolous:
Neuroptera - Antlions, Lacewings and Allies Neuroptera -
Antlions, Lacewings dan Sekutu
Coleoptera - Beetles Coleoptera - Kumbang
Hymenoptera - Ants, Bees, Wasps and Sawflies Hymenoptera -
Semut, Lebah, Tawon dan Sawflies
Trichoptera - Caddisflies Trichoptera - Caddisflies
Lepidoptera - Butterflies and Moths Lepidoptera - Kupu-kupu dan
Ngengat
Mecoptera - Scorpionflies, Hangingflies and Allies Mecoptera -
Scorpionflies, Hangingflies dan Sekutu
Diptera - Flies Diptera - Lalat
Strepsiptera - Twisted-winged Insects Strepsiptera - Serangga
bersayap Twisted
Siphonaptera - Fleas Siphonaptera - Kutu
This group is referred to as Endopterygota or Holometabola .
Kelompok ini disebut sebagai Endopterygota atau Holometabola.



kepiting

Berbagai jenis Arthropoda memberikan keuntungan dan kerugian
bagi manusia.Peran arthropoda yang menguntungkan manusia
misalnya dibidang pangan dan sandang yaitu sebagai berikut :
-Sumber makanan yang mengandung protein hewani tinggi.Misalnya
Udang windu (Panaeus monodon), rajingan (portunus pelagicus),
kepiting (scylla serrata), dan udang karang (panulirus
versicolor)
-Penghasil madu, yaitu lebah madu (Apis indica)
-Bahan industri kain sutera, yaitu pupa kupu-kupu sutera (Bombyx
mori)
Sementara yang merugikan manusia anatara lain :
-Vektor perantara penyakit bagi manusia.Misalnya nyamuk malaria,
nyamuk demam berdarah, lalat tsetse sebagai vektor penyakit
tidur, dan lalat rumah sebagai vektor penyakit tifus.
-Menimbulkan gangguan pada manusia.Misalnya caplak penyebab
kudis, kutu kepala, dan kutu busuk
-Hama tanaman pangan dan industri.Contohnya wereng coklat dan
kumbang tanduk
-Perusak makanan.Contohnya kutu gabah
-Perusak produk berbahan baku alam.Contohnya rayap dan kutu buku

Sumber

Semoga artikel Ringkasan Biologi:Arthropoda bermanfaat bagi Anda.


Artikelbagus.com Ciri-cirinya Filum Arthropoda

Arthropoda (arthros = sendi atau ruas dan podos = kaki) adalah hewan yang memiliki kaki
bersendi/beruas-ruas. Arthropoda merupakan filum terbesar dari kingdom animalia. Jumlah
spesiesnya lebih banyak dari filum-filum lainnya. Arthropoda dapat ditemukan di berbagai
habitat, antara lain di air, di darat, di dalam tanah dan ada juga yang hidup sebagai parasit pada
hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Arthropoda adalah hewan triploblastik, selomata (tubuh dan kaki beruas-ruas) dan bilateral
simetris. Tubuhnya terdiri atas kepala, dada, dan abdomen yang keseluruhannya dibungkus oleh
zat kitin dan merupakan kerangka luar (eksoskeleton). Biasanya diantara ruas-ruas terdapat
bagian yang tidak berkitin sehingga ruas-ruas tersebut mudah digerakkan. Pada waktu tertentu
kulit dan tubuh arthropoda dapat mengalami pergantian kulit (eksdisis.

Arthropoda memiliki sistim pencernaan yang sempurna (memiliki anus). Mulut dilengkapi
dengan rahang. Sistim peredaran darahnya terbuka dan darahnya berwarna biru, karena
mengandung disebabkan oleh hemosianin (bukan hemoglobin). Sistem pernapasannya ada yang
berupa trakea, insang, paru-paru buku, atau melalui seluruh permukaan tubuhnya. Organ
ekskresinya berupa tubulus malphigi yang bermuara pada usus belakang. Reproduksi dilakukan
dengan perkawinan, tetapi ada juga beberapa hewan yang melakukan parthenogenesis.
Partenogenesis adalah proses perkembangan embrio dari telur yang tidak dibuahi. Jenis
kelaminnya terpisah (gonokori). Artinya ada hewan jantan ada hewan betina. Sistem sarafnya
adalah sistem saraf tangga tali.

Klasifikasi filum Arthropoda
Berdasarkan persamaan dan perbedaan struktur tubuhnya, arthropoda dikelompokkan menjadi
lima kelas, yaitu Custacea, Insekta, Diplopoda Arachoinidea, dan Chilopoda. Persamaan dan
perbedaan ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:

Kelas
Crustacea
(udangudangan):
Kelas
Insekta
(serangga):
Kelas
Arachnoidea
(laba-laba
Kelas
Diplopoda
(kaki
seribu):
Kelas
Chilopoda
(kelabang):
Susunan
Tubuh
Kepala (5
ruas), dada
(8 ruas), dan
perut (6
ruas) .
Kepala,
dada, dan
perut.

Kepala, dada,
dan perut..

kepala dan
badan yang
bentuknya
silindris..

Kepala dan
badan yang
memanjang
agak
gepeng
Antena 2 pasang sepasang Tak ada sepasang sepasang
Anggota
tubuh
Sepasang
pada setiap
ruas untuk
berbagai
fungsi, 5
pasang kaki
pada dada
3 pasang
kaki
4 pasang kaki
pada
sefalotoraks

2 pasang
kaki pada
setiap ruas
tubuh

Sepasang
kaki pada
setiap ruas
Sayap Tak ada Ada Tak ada Tak ada Tak ada
Alat
respirasi
Insang atau
permukaan
tubuh
trakea Paru-paru
buku

trakea trakea
Habitat air darat darat darat darat

Read more: http://www.artikelbagus.com/2011/12/filum-arthropoda.html#ixzz2f38pSDPV





Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup
serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan sejenis lainnya. Arthropoda adalah nama
lain hewan berbuku-buku. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan
lingkungan udara, termasuk berbagai bentuk simbiosis dan parasit.
Karakteristik yang membedakan artropoda dengan filum yang lain yaitu : Tubuh
bersegmen, segmen biasanya bersatu menjadi dua atau tiga daerah yang jelas,
anggota tubuh bersegmen berpasangan (Asal penamaan Arthropoda), simetri bilateral,
eksoskeleton berkitin. Secara berkala mengalir dan diperbaharui sebagai pertumbuhan
hewan, kanal alimentari seperti pipa dengan mulut dan anus, sistem sirkulasi terbuka,
hanya pembuluh darah yang biasanya berwujud sebuah struktur dorsal seperti pipa
menuju kanal alimentar dengan bukaan lateral di daerah abdomen, rongga tubuh;
sebuah rongga darah atau hemosol dan selom tereduksi.
Sistem syaraf terdiri atas sebuah ganglion anterior atau otak yang berlokasi di atas
kanal alimentari, sepasang penghubung yang menyalurkan dari otak ke sekitar kanal
alimentari dan tali syaraf ganglion yang berlokasi di bawah kanal alimentary, ekskresi
biasanya oleh tubulus malphigi. Tabung kosong yang masuk kanal alimentari dan
material hasil ekskresi melintas keluar lewat anus, respirasi dengan insang atau trakhea
dan spirakel, tidak ada silia atau nefridia.
Sistem saraf anthropoda seperti pada annellida, terdapat bagian ventral tubuh
berbentuk seperti tangga tali.
Arthropoda memiliki empat kelas, diantaranya yaitu :
1. Kelas Myriapoda.
2. Kelas Crustacea.
3. Kelas Arachnida.
4. Kelas Insecta.
Arthropoda dalam dunia hewan merupakan filum yang terbesar di dunia. Empat dari
lima bagian spesies hewan adalah arthropoda, dengan jumlah di atas satu juta spesies
modern yang ditemukan dan rekor fosil yang mencapai awal Cambrian. Jumlah
spesiesnya yaitu sekitar 900.000 spesies dengan beragam variasi. Jumlah ini kira-kira
80% dari spesies hewan yang diketahui sekarang. Arthropoda dapat hidup di air tawar,
laut, tanah, dan praktis semua permukaan bumi dipenuhi oleh spesies ini. Arthropoda
dianggap berkerabat dekat dengan Annelida, contohnya adalah Peripetus di Afrika
Selatan.

Arthropoda mungkin satu-satunya yang dapat hidup di Antartika dan liang-liang batu
terjal di pegunungan yang tinggi. Semua anggota filum ini mempunyai tubuh beruas-
ruas dan kerangka luar yang tersusun dari kitin. Rongga tubuh utama disebut
hemocoel. Hemocoel terdiri dari sejumlah ruangan kecil yang dipompa oleh jantung.
Jantung terletak pada sisi dorsal dari tubuhnya.



1. Ciri-ciri Arthropoda
Tubuh Arthropoda beruas-ruas, dan terbagi atas caput atau kepala, thorax atau dada,
dan abdomen atau perut. Memiliki eksoskeleton (rangka luar) yang tersusun atas zat
kitin. Sistem peredaran darah terbuka, dalam darah tidak mengandung hemoglobin,
sehingga darah hanya berfungsi mengedarkan sari-sari makanan dan oksigen
diedarkan melalui sistem trakea. Arthropoda ada yang bernapas dengan trakea, insang,
paru-paru buku, dan difusi melalui seluruh permukaan tubuh. Alat ekskresi berupa
badan malphigi dan nefridia. Reproduksi secara seksual dengan peleburan gamet
jantan (sperma) dan gamet betina (ovum). Memiliki simetri tubuh bilateral, yaitu apabila
dibelah dari satu sumbu hanya menghasilkan sisi kanan dan sisi kiri.

2. Klasifikasi Arthropoda
Klasifikasi Arthrophoda dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu:

a. Crustaceae

1) Ciri-ciri Crustaceae
Crustaceae berasal dari kata crusta yang berarti berkulit keras. Tubuh terbagi atas 2
bagian , yaitu sefalotoraks (kepala, dada) dan abdomen ( perut). Tubuh dilindungi oleh
eksoskeleton ( karapaks ) yang tersusun dari zat kitin. Waktu makan udang, bagian
inilah yang biasanya dibuang. Udang memiliki 5 pasang kaki di sefalotoraks dan 5
pasang kaki pada abdomen, sepasang kaki pertama yang memiliki bentuk seperti capit,
disebut keliped yang digunakan untuk mempertahankan diri dan memegang mangsa.
Empat pasang kaki berikutnya adalah kaki yang digunakan untuk berjalan, disebut juga
pereipoda, 5 pasang kaki yang terletak pada bagian perut digunakan untuk berenang
atau biasa disebut sebagai pleopoda. Habitat di perairan, baik air tawar ataupun air laut.
Crustaceae merupakan hewan omnivora, makanannya berupa tumbuhan ataupun
hewan-hewan kecil yang ada di perairan. Memiliki sistem peredaran darah terbuka, jadi
darah yang beredar dalam tubuhnya tidak melalui pembuluh melainkan langsung
beredar ke dalam ronggarongga yang ada dalam tubuhnya. Pada bagian kepala
terdapat dua pasang antena. Sepasang antena pendek dilengkapi dengan stigma atau
bintik mata yang berfungsi untuk membedakan antara gelap dan terang,
serta sepasang antena panjang sebagai indra peraba yang dilengkapi dengan statolit
yang berfungsi untuk keseimbangan badan waktu berada di perairan.

2) Klasifikasi Crustaceae

a) Entomostraca
Merupakan Crustaceae tingkat rendah ( zooplankton). Dibagi dalam 4 kelas:
Branchiopoda, Ostracoda, Copepoda, dan Cirripedia
b) Malacostraca
Merupakan Crustaceae tingkat tinggi. Dibagi dalam 3 kelas : Isopoda, Stomatopoda,
dan Decapoda Contohnya adalah udang, kepiting, lobster, dan rajungan.

b. Myriapoda
Tubuh Myriapoda tersusun atas caput (kepala) dan abdomen (perut) (tak punya dada).
Tubuh terdiri dari 10 200 ruas dan tiap ruas terdapat 1 pasang kaki sehingga disebut
hewan berkaki seribu. Respirasi dengan trakea yang bermuara pada spirakel yang ada
di bagian sisi kanan dan kiri sepanjang tubuhnya. Sistem saraf tangga tali dengan
sepasang ganglion sebagai otaknya. Myriapoda terbagi menjadi 2 ordo, yaitu:

1) Chilopoda
Setiap ruas tubuh memiliki sepasang kaki. Chilopoda merupakan hewan yang beracun
yang dapat mematikan mangsanya dengan racun yang dimiliki tersebut. Contohnya
Scolopendra subspinipes (lipan).

2) Diplopoda
Berbeda dengan Chilopoda, kalau pada Diplopoda setiap ruas pada tubuhnya memiliki
2 pasang kaki. Termasuk detritivor, yaitu hewan pemakan sisa-sisa sampah. Contohnya
adalah Julus teristris (luwing). Apabila hewan ini dalam keadaan bahaya atau merasa
terganggu akan menggulung badannya untuk mempertahankan diri.

3) Arachnoidea
Tubuh Arachnoidea terdiri dari sefalotoraks (kepala dada menyatu) dan abdomen
(perut). Pada bagian dorsal tubuhnya memiliki perisai karapaks yang tersusun atas zat
kitin. Hewan ini memiliki 4 pasang kaki yang terdapat di dada yang dipergunakan untuk
berjalan. Di bagian kepala memiliki 2 pasang alat mulut, yaitu sepasang alat sengat
(chelicera) yang dipergunakan untuk melumpuhkan mangsa dan alat capit (pedipalpus)
yang dipergunakan untuk memegang mangsanya. Respirasi dengan paruparu buku,
pada bagian ventral tubuhnya terdapat lubang atau pori-pori yang merupakan muara
dari paru-paru buku. Sistem peredaran darah yang dimiliki adalah sistem peredaran
darah terbuka karena darah mengalir tanpa melewati pembuluh darah. Seperti halnya
dengan Arthropoda yang lain, Arachnoidea juga memiliki sistem saraf tangga tali. Alat
ekskresi yang dimiliki berupa badan malphigi. Khusus pada ordo Arachnida, pada
daerah posterior terdapat dua lubang yang berfungsi sebagai tempat keluarnya jaring
disebut sebagai spineret.
Klasifikasi Arachnoidea:
a) Scorpionida, contoh: kalajengking.
b) Arachnida, contoh: labah-labah.
c) Acarina, contoh: caplak, tungau.

4) Hexapoda (Insecta)
Insecta merupakan kelompok hewan yang memiliki jumlah anggota paling banyak dan
daerah persebarannya sangatlah luas, hampir di semua tempat serangga bisa hidup
atau disebut juga memiliki sifat kosmopolit. Tubuh tersusun atas caput (kepala), toraks
(dada), dan abdomen (perut). Perut terdiri 11 segmen, pada segmen ke-9 dan 10
terdapat alat kelamin, yaitu ovopositor yang dipergunakan untuk meletakkan telur.
Respirasi dengan trakea, sistem trakea yang ada pada tubuhnya bermuara pada pori-
pori kecil yang ada di kanan kiri sistem tubuhnya atau disebut sebagai spirakel. Sistem
peredaran darah terbuka dan alat ekskresi berupa badan malphigi. Contoh hewan ini
adalah belalang. Pada kepala belalang yang terdiri atas enam segmen terdapat alat-
alat sebagai berikut:
a) Mata, pada belalang memiliki 2 macam mata, yaitu mata tunggal (oselus) dan mata
majemuk (facet).
b) Antena, berguna sebagai alat indra pembau.
c) Mulut, dipergunakan untuk makan.

Darah belalang tidak berwarna merah karena dalam darahnya tidak mengandung
hemoglobin, namun darahnya berwarna hijau kebiruan karena dalam darahnya
mengandung hemosianin. Oleh karena itu, darah belalang tidak berfungsi untuk
mengedarkan oksigen tapi untuk mengedarkan sari-sari makanan. Oksigen dalam
tubuhnya diedarkan oleh sistem trakea. Dalam proses pertumbuhan menuju
kedewasaannya, serangga mengalami proses perubahan wujud dari telur sampai
menjadi hewan dewasa atau disebut sebagai metamorfosis. Metamorfosis ada 2
macam, yaitu:
a) Metamorfosis sempurna
Telur menjadi larva (ulat) menjadi pupa (kepompong) menjadi imago (hewan dewasa).
Contoh hewan yang mengalami metamorfosis sempurna antara lain lebah dan kupu-
kupu.
b) Metamorfosis tak sempurna
Telur menjadi nimfa (hewan muda) menjadi imago (dewasa). Contoh hewan mengalami
metamorfosis tidak sempurna antara lain belalang dan jangkrik.




a) Klasifikasi Insecta
(1) Apterygota, yaitu serangga yang tidak memiliki sayap, contohnya adalah kutu buku
(Lepisma).
(2) Pterygota, yaitu serangga yang memiliki sayap. Pterygota dibagi menjadi 10 ordo,
yaitu:
(a) Odonata, contoh capung.
(b) Orthoptera, contoh belalang sembah (Stagmomantis), orong-orong (Grylotalpa),
jangkrik (Acheta domestica).
(c) Isoptera, contohnya adalah laron.
(d) Hemiptera, contohnya adalah walang sangit.
(e) Homoptera, contohnya adalah kutu daun dan kutu kepala.
(f) Coleoptera, contohnya adalah kepik, kumbang kelapa.
(g) Lepidoptera, contohnya adalah kupu-kupu.
(h) Diptera, contohnya adalah nyamuk.
(i) Siphonoptera, contohnya adalah kutu anjing.
(j) Hymenoptera, contohnya adalah lebah madu (Apis cerana).

b) Tipe mulut serangga
(1) Tipe orthopteran: mandibula keras, menggigit dan mengunyah, contoh belalang.
(2) Tipe hemipteran: punya 4 alat penusuk (stilet), contoh kutu busuk dan wereng.
(3) Tipe anopluran: punya 3 stilet, menusuk dan mengisap, contoh kutu pengisap darah.
(4) Tipe dipteran: mulut untuk menusuk dan menjilat, contoh nyamuk dan lalat.
(5) Tipe hymenopteran: pengisap, contoh lebah.
(6) Tipe lepidopteran: mulut seperti belalai untuk mengisap, contoh kupu-kupu.


Mulut Serangga
c) Peranan serangga
(1) Penghasil madu.
(2) Ulat sutra penghasil sutra.
(3) Serangga predator hama (membantu membasmi serangga).
(4) Membantu penyerbukan.

d) Serangga yang merugikan
(1) Wereng padi (hama padi).
(2) Kumbang kelapa merusak tanaman kelapa.
(3) Nyamuk dan lalat menyebarkan penyakit.
(4) Kutu busuk dan kutu kepala menghisap darah.
- See more at: http://h34lthy.blogspot.com/2012/06/tentang-
arthropoda.html#sthash.5bi4zxCR.dpuf





1. Ciri-ciri Umum Phylum Arthropoda
Arthropoda berasal dari kata arthron yang berarti ruas, dan podos yang berarti kaki. Jadi
Arthropoda dapat diartikan hewan yang kakinya beruas-ruas. Merupakan hewan kelompok
terbesar dalam arti jumlah species maupun penyebarannya. Hampir 90% dari seluruh jenis
hewan yang diketahui orang adalah Arthropoda.
Arthropoda diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu:
a) Crustacea atau Udang-udangan
b) Insecta atau serangga (Hexapoda)
c) Myriapoda atau lipan (kaki seribu)
d) Arachnida atau labah-labah
Adapun ciri-ciri umum dari Arthropoda antara lain adalah sebagai berikut:
1) Tubuh beruas-ruas yang terbagi atas kepala (caput), dada (thoraks), dan badan belakang
(abdomen). Beberapa diantaranya ada yang memiliki kepala dan dada yang bersatu
(cephalothoraks).
2) Bentuk tubuh simetris bilateral
3) Rangka luar keras tersusun atas zat kitin
4) Sifat hidup ada yang parasit, heterotropik, dan hidup secara bebas
5) System peredaran darah terbuka (system lakuner) dan alat peredarannya berupa jantung
dan pembuluh-pembuluh darah terbuka
6) Alat pernapasan berupa trakea, insang, dan paru-paru yang merupakan lembaran (paru-paru
buku)
7) Alat pencernaan makanan lengkap terdiri atas mulut, kerongkongan usus, dan anus
8) Sistem reproduksi terpisah, artinya ada hewan jantan dan ada hewan betina. Reproduksi
terjadi secara seksual dan aseksual (partenogenesis dan paedogenesis)
9) System saraf berupa tangga tali dan alat peraba berupa antena
10) Hidupnya di darat, air tawar dan laut.







ARTHROPODA
1. ARTHROPODA

Hampir 90 % dari seluruh jenis hewan yang diketahui orang adalah Arthropoda.
Arthropoda dianggap berkerabat dekat dengan Annelida, contohnya adalah Peripatus di Afrika
Selatan. Hewan ini adalah jenis cacing beludru yang dianggap setengah cacing dan setengah
Arthropoda.

1. Ciri-ciri Umum Arthropoda
Atrhropoda berasal dari kata arthros yang berarti : ruas dan podos yang berarti kaki.
Hewan. Hewan yang termasuk filum ini mempunyai kaki yang beruas-ruas. Misalnya udang,
belalang, laba-laba, dan kaki seribu.
a. Ciri-ciri Umum Arthropoda
Tubuh hewan ini simetri bilateral, beruas-ruas, dan mempunyai kerangka luar
(eksoskeleton) dari bahan kitin. Kerangka luar ini bersendi dan berfungsi menutupi dan
melindungi alat-alat dalam serta memberi bentuk pada tubuh. Kerangka luar disekresikan oleh
epidermis dan mengalami pergantian kulit (eksdisis). Hewan ini mempunyai mata majemuk
(faset) atau mata tunggal (oselus)
b. Sistem Organ
Sistem organ yang menunjang kehidupan Arthropoda dapat dilihat pada table .
Tabel Sistem Organ dalam Tubuh Arthropoda
Sitem Organ Keterangan
Sistem
Pencernaan
makanan
Alat percernaan makanan lengkap terdiri dari mulut, kerongkongan,
usus dan anus. Mulut dilengkapi alat-alat mulut. Anus terdapat pada
segmen posterior.
Sistem Peredaran
Darah
Alat peredaran darah terdiri atas jantung dengan pembuluh-
pembuluh daah terbuka
Sistem
Pernapasan
Hewan ini bernafas dengan menggunakan insang, trakea, permukaan
tubuh, dan paru-paru buku.
Sistem ekskresi Ekskresi dengan kelenjar hijau atau dengan pembuluh Malpighi.
Sistem reproduksi Reproduksi terjadi secara seksual dan aseksual (parthenogenesis dan
paedogenesis). Sistem reproduksi pada Arthropoda terpisah, artinya
ada hewan jantan dan ada hewan betina.
Sistem saraf Sistem saraf berupa tangga tali dan alat peraba berupa antena.



1. Klasifikasi Arthropoda
Filum Arthropoda kini klasifikasikan menjadi empat subfilum, yaitu ;
a. Crustecea, misalnya udang
b. Chelicerata, misalnya laba-laba
c. Myriapoda, misalnya kaki seribu
d. Hexapoda, misalnya serangga.
Persamaan dan perbedaan cirri yang menjadi dasar klasifikasi.
a. Crustacea
Crustacea (udang-udangan) berasal dari bahasa latin, crusta yang berarti cangkang.
Crustacea disebut juga hewan bercangkang. Telah dikenal kurang lebih 26.000 jenis Crustacea,
yang paling umum adalah udang dan kepiting. Habitat Crustacea terutama di air, yaitu di danau,
laut, dan sungai.
Tubuh Crustacea bersegmen dan terdiri atas sefalotoraks (kepala dan dada menjadi (satu)
serta abdomen (perut).
Bagian anterior tubuh lebih besar dan lebar, sedangkan posteriornya sempit.
Pada kepala terdapat beberapa alat mulut yaitu :
1. Dua pasang antenna
2. Satu pasang mata
3. Satu pasang mandibula (rahang atas)
4. Satu pasang maksila pertama
5. Satu pasang maksila kedua (rahang atas).
Alat gerak berupa kaki (satu pasang tiap ruas abdomen) untuk berenang, merangkak, atau
menempel di dasar perairan.
Sistem organ yang mendukung kehidupan Crustacea.
Klasifikasi Crustacea
Beberapa kelas yang penting dalam subfilum Crustacea antara lain Brachiopoda,
Ostracoda, Copepoda, Cirripedia, dan Malacostraca.

Karakteristik Umum Anggota Arthropoda

Ciri - Ciri Crustacea Chelicerata
Myriapoda
Hexapoda
Chilopoda Diplopoda
Pembagian
tubuh
Sefalotorak
s
(Kepal
a dan dada
menyatu
dan
abdomen
(perut)
Dada dan
abdomen bersatu.
Kepala yang
sesungguhnya
tidak ada, tetapi
berupa alas
kepala(Kapitulum
)
Kepala dan
badan panjang
Kepala dan
dada pendek,
sedangkan
abdomen
panjang
Kepala,
dada, dan
abdomen
dapat
dibedakan
Antenna 2 Pasang Tidak ada
1 pasang dan
Panjang
1 pasang dan
pendek
1 pasang
Bagian
bagian Mulut
1 Pasang
mandibula,
1 Pasang
maksila,
2
Pasang
maksiliped
1 Pasang Kelisera
1 Pasang
Pedipalpus
1 Pasang
mandibula, 1
Pasang
maksila,

1 Pasang
mandibula, 1
Pasang
maksila,

1 Pasang
mandibula,
1 Pasang
maksila,
Labium

Kaki
1 Pasang
per ruas
atau tidak
ada
4 Pasang Pada
kepala dada
1 Pasang per
ruas
2 atau 1 Pasang
per ruas
3 Pasang
Pada dada
Organ
Pernapasan
Insang Paru paru buku Trakea Trakea Trakea
Lubang
Kelamin
2 di bidang
belakang
dada
1 di ruas kedua
dari abdomen
1 di ujung
abdomen
1 di ruas ketiga
dekat kepala
1 di ujung
abdomen
Perkembanga
n
Umumnya
melalui fase
larva
Langsung,
kecuali caplak
atau tungau
Tidak melalui
fase larva
Tidak melalui
fase larva
Umumnya
melalui
fase larva
Habitat
Air tawar,
air laut,
sedikit di
darat
Terutama di darat
Terutama di
darat
Semuanya
didarat
Terutama
di darat

Sistem Organ Dalam Tubuh Crustacea
Sistem Organ Keterangan
Sistem Pencernaan
Makanan
Makanannya berupa bangkai atau tumuhan dan hewan lain, akan
tetapi ada juga yang bersifat parasit pada organisme lain.
Alat pencernaannya terdiri atas tiga bagian, yaitu :
a. Tembolok, untuk menampung makanan
b. Lambung otot ( empela )
c. Lambung Kelenjar
Di dalam perut Crustacea terdapat gigi gigi kalsium yang teratur
berderet secara longitudinal. Selain gigi kalsium ini terdapat pula
batu batu kalsium gasrolik yang berpungsi mengeraskan
eksoskeleton setelah terjadi pengelupas
Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darah Crustacea disebut peredaran darah terbuka
karena beredar tanpa melalui pembuluh darah. Darah tidak
mengandung hemoglobin, melainkan hemosianin yang
memiliki daya ikat yang rendah terhadao O
2
.
Sistem Pernafasan
Alat pernafasan umumnya berupa insang, kecuali yang bertubuh
sangat kecil dengan seluruh permukaan tubuh.
Alat dan Indra dan
Sistem Saraf
Alat indra berupa sepasang mata majemuk ( faset ) bertangkai
yang berkembang dengan baik. Alat pencium dan peraba berupa
dua pasang antenna. Sistem sarafnyaberupa tangga tali. Pada
sistem sarafnya terjadi pengumpulan dan penyatuan ganglion dan
dari pasang pasang ganglion keluar saraf yang menuju ke
tepi.
Sistem Reproduksi
Sistem Reproduksinya bersifat diesisi ( berkelamin satu ).
Pembuahan terjadi secara eksternal. Telur menetes menjadi larva
yang sangat kecil, berkaki tiga pasang, dan bersilia.

1). Brachiopoda
Tubuh Brachiopoda transparan ( tembus cahaya ). Ukuran tubuhnya 0,25 mm hingga 10
cm. hewan ini bergerak dengan antenanya. Brachiopoda hidup sebagai zooplankton di laut dan
diair tawar. Contohnya Daphina sp.Dan Artemia sp.

2). Ostracoda
Hewan ini uumnya berukuran sekitar 1 mm.tapi kisarannya mulai dari 0,2 30 mm.
hewan ini hidup di laut sebagai zooplankton. Tetapi sebagian besar hidup sebagai bentos yang
melekat di dasar perairan. Anggota Ostracoda yang sudah di kenal 200 jenis, misalnya Aboilia
sp.
1). Copepoda Cirripedia
Segmentasi Copepoda jelas terlihat dan mudah dibedakan antara sefalotoraks dengan
abdomennya. Bagian anterior lebih lebar dan besar, sedangkan bagian posteriornya agak sempit.
Hewan ini berjenis kelamin satu, yang jantan lebih kecil dari pada betinanya. Individu betina
memiliki sepasang kantong telur. Larva Copepoda, yang disebut nauplius, mengalami ekdisid (
pergantian kulit) menjadi metanauplius yang ditandai dengan tumbuhnya duri duri dan
segmentasi.
Copepoda mencakup 4.500 spesies. Hewan ini hidup sebagai parasit pada insang dan
sirip ikan, baik ikan laut maupun ikan tawar. Pada umumnya, Copepoda tidak mempunyai mulut
dan menyerap makanan langsung dari insangnya.
Copepoda yang hidup di tanah menempati tempat tempat yang lembab. Contoh
Copepoda adalah Lernaea Cyprinaceae. Tubuhnya terdiri dari kepala dada dan abdomen. Oleh
karena bentuk kepalanya memanjang dan menonjol, maka di kenal sebagai cacing jangkar.
2). Malacostraca
Hewan ini hidup di laut dengan berbagai cara, seperti menempel pada batu batuan,
melekat di dasar kapal atau perahu, atau mengapung di permukaan laut. Ada pula yang hidup
sebagai parasit dapa ikan paus, kura kura, dan hewan hewan lainnya. Pada tahun 1830,
setelah tingkat larvanya dikenal orang, Cirripedia di masukkan kedalam golongan Crustacea.
Kini telah dikenal 800 jenis Cirripedia, misalnya Lepas dan Balanus.

3). Malacostraca
Tubuh Malacostraca pada umumnya terdiri atas 14 segmen :
a). Isopoda
Para pakar biologi telah mengenal 4.000 jenis Isopoda yang hidup di berbagai tempat,
seperti di laut, di air tawar, maupun di darat. Isopoda tanah dapat menggulung seperti
trenggiling. Kutu kayu amat merugikan manusia karena membuat lubang lubang pada
galangan kapal atau perahu.
b). Stomatopoda
Stomatopoda berwarna mencolok dan bentuk tubuhnya mirip dengan belalang sembah.
Habitat hewan ini di laut dan mempunyai cangkang luar.
c). Decapoda
Disebut Decapoda karena berkaki sepuluh. Hewan hewan golongan ini mempunyai
lima pasang anggota gerak pada segmen dada sebagai kaki. Tiga pasang anggota gerak paling
depan mengalami perubahan fungsi sebagai rahang.
Decapoda yang telah dikenal 8.500 jenis, termasuk udang, ketam, kepiting dan
rajungan. Segmentasi tubuh berupa sefalotoraks dan abdomen. Jumlah segmen perut enam buah
dan berakhir dengan ekor.

Peran Crustacea Bagi Kehidupan Manusia
Berbagai Crustacea menguntungkan manusia dalam beberapa bidang, misalnya sebagai
berikut :
a). Sebagai bahan makanan yang berprotein tinggi.
b). Berperan sebagai zooplankton yaitu menjadi sumber makanan ikan, misalnya anggota
Brachiopoda, Ostracoda, dan Copepoda.
Selain menguntungkan, beberapa Crustacea bersifat merugikan antara lain :
a). Merusak galangan kapal ( perahu ), misalnya anggota Isopoda.
b). Parasit pada ikan dan kura kura, misalnya anggota Cirripedia dan Copepoda
c). Merusak pematang sawahatau saluran irigasi, misalnya ketam.


a. Chelicerate
Chelicerate merupakan subfilum paling besar dalam Arthropoda, mencakup laba laba (
kelas Arachnida ) dan horseshoe crab (mimi ).
Anggota kelas Arachnida meliputi , kala , laba laba, tungau, dan caplak. Hewan ini
bersifat parasit yang merugikan manusia, hewan, dan tumbuhan. Arachnida bersifat karnivor
sekaligus predator. Dan berhabitat di darat. Tubuh bersegmen terdiri atas sefalotoraks serta
abdomen yang tak beruas.
a). Empat pasang kaki
b). Delapan buah mata sederhana di bagian depan
c). Satu pasang Kelisera (taring pisau mengandung racun berbentuk gunting atau catut untuk
melumpuhkan mangsa ).
d). Sepasang pedipalus yangberfungsi sebagai indra, tangan, maupun alat untuk melakukan
kopulasi.
e). Suatu organ di depan anus yang menghasilkan sutra disebut spinneret ; terdapat pada beberapa
jenis Arachnida.
Sistem organ yang medukung kehidupan Arachnida dapat kita lihat pada table.

Sistem Organ Dalam Tubuh Arachnida
Sistem Organ Keterangan
Sistem Pernafasan
Organ pernafasan berupa paru paru buku yang terletak di daerah
perut depan.
Sistem Pencernaan
Makanan
Makanan ditangkap dengan jaringan tepid an ada pula yang di isap
dari inagnya oleh Arachnida yang hidup sebagai parasit.
Alat pencernaan makanan berturut turut mulai dari mulut
perut usus halus usus besar kantong fases anus. Alat
pencernaan dilengkapi dengan 5 pasang usus buntu yang terletak
di bagian depan dan hati di bagian abdomen.
Sistem Peredaran darah
Sistem Peredaran darahnya terbuka dan menggunakan jantung
pembuluh serta arteri. Jantung pembuluh terdiri dari kantong otot
yang emmiliki ostium di setiap ruas.
Sistem Saraf
Sistem Sarafnya berupa persatuan ganglion ganglion yang
disebut sistem saraf tangga tali.
Alat Indra
Alat Indra terdiri atas delapan buah mata sederhana dan sepasang
pedipalpus yang fungsinya mirip antenna.
Sistem Reproduksi
Reproduksi terjadi secara seksual, yaitu dengan persatuan ovum
dan sperma yang terjadi dalam tubuh betinanya ( (fertilisasi
internal). Hewan jantan dan hewan betina terpisah ( diesis). Ada
yang ovipar, ovovipar, dan vivipar.

Klasifikasi Arachnida
Arachnida terdiri dari beberapa ordo. Dalam buku ini, kita pelajari tiga ordo, yaitu
Scorpiones, Araneae, dan Acarina.

1). Scorpiones
Spesies yang termasuk Scorpiones mencakup segala macam kala, antara lain
kalajengking, kala kuku, dan kala laba laba. Tubuh Scorpiones dibagi menjadi dua , yaitu
sefalotoraks ( disebut juga prosoma ) dan bagian perut ( opisthosoma). Perut dibagi lagi menjadi
nesosoma dan metasoma. Pedipalpusnya berbentuk seperti capit besar, sedangkan kelisera
keliseranya kecil.

2). Araneae
Ordo ini mencakup berbagai jenis laba laba. Laba laba bersifat predator. Tubuhnya
terdiri dari dua segmen, delapan kaki, dan tidak memiliki sayap serta bagian mulut untuk
mengunyah. Semua laba laba menghasilkan sutra, biasanya terdapat di bagian abdomen.
Laba laba jantan yang siap berkopulasi memintal jaringan kecil dan menaruh setitik
spermanya di dalam jarring, kemudian memasukkannya ke dalam labu labu kecil pada
pedipalpusnya. Pada saat kawin, sperma tersebut dimasukkan ke tubuh betinanya.
Spesies yang termasuk Araneae mencakup segala macam laba laba, antara lain :
a). Laba laba jarring kubah ( terdapat di Botswana, Afrika Selatan ).
b). Laba laba primitive Liphistius ( di rimba Asia Tenggara ).
c). Laba laba Penjerat ( Di Malaysia )
d). Laba laba Penjaring Thalassius (hidup di dekat air )
e). Laba laba Pemburu, misalnya Laba laba Loncat ( Di Meksiko )
f). Laba laba serigala
g). Laba laba beracun Lactrodectus natans dan Loxxosceles recluse.
h). Laba laba bukit pasir Leucorchestris
i). Laba laba raksasa Mastigopracts giganteus.
1). Acarina
Acarina dipelajari dalam cabang ilmu acarologi. Acarina mencakup caplak dan tungau.
Cirri khas acarina ialah tubuhnya tidak berbuku buku.
Larva Acarina mempunyai tiga pasang kaki. Daur hidupnya mengalami empat fase, yaitu
telur larva nimfa dewasa.

Peran Arachnida bagi kehidupan manusia.
Arachnida bermanfaat untuk pengendalian populasi serangga, terutama serangga hama. Akan
tetapi, hewan hewan Arachnida lebih banyak merugikan manusia. Terutama dari kelompok
Acarina, antara lain :
1. Sarcoptes scabei menyebabkan gatal atau kudis pada manusia
2. Psoroptes equi menyebabkan kudis pada ternak domba, kelinci dan kuda.
3. Otodectes cynotis (tungau kudis telinga) menyerang anjing dan kucing.
4. Dermacentor variabilis sebagai vector demam Rocky Mountain.



a. Myriapoda
Myriapoda merupakan hewan yang memiliki banyak kaki. Hewan ini banyak dijumpai di
daerah tropis dengan habitat di darat, terutama di tempat yang banyak mengandung sampah, .
1). Struktur Tubuh
Tubuh terdiri atas kepala (sefalo) dan perut (abdomen) tanpa dada (toraks), dan breuas
ruas ; terdiri atas 10 hingga 200 segmen. Di bagian kepala terdapat satu pasang antenna sebagai
alat peraba dan sepasang mata tunggal (oselus). Penambahan jumlah segmen terjadi pada tiap
pergantian kulit.
2). Sistem Organ
Sistem organ yang mendukung kehidupan Myriapoda dapat dilihat pada.

Sistem Organ dalam Tubuh Myriapoda
Sistem Organ Keterangan
Sistem Pencernaan
Makanan
Saluran pencernaan lengkap dan mempunyai kelenjar ludah.
Chilopoda bersifat karnivor dengan gigi beracun pada segmen 1,
sedangkan Diplopoda bersifat herbivore, pemakan sampah atau
daun daunan.
Sistem Pernafasan
Organ pernafasan berupa satu pasang trakea berspirakel yang
terletak di kanak kiri setiap ruas, kecuali pada Diplopoda terdapat
dua pasang di tiap ruasnya.
Sistem Peredaran
Darah
Sistem Peredaran darahnya bersifat terbuka. Organ transportasi
berupa jantung yang panjang dan terletak memanjang di bagian
punggung tubuh.
Alat Indra
Organ ekskresi berupa dua pasang pembuluh Malpighi yang
bertugas mengeluarkan cairan yang mengandung unsur nitrogen.
Sistem Saraf
Sistem sarafnya disebut sistem saraf tangga tali dengan alat
penerima rangsang berupa satu pasang mata tunggal dan satu
pasang antenna sebagai alat peraba.
Sistem Reproduksi
Reproduksi secara seksual, yaitu dengan pertemuan ovum dan
sperma ( (fertilisasi internal). Myripoda ada yang vivipar dan ada
yang ovipar




Penyakit-Penyakit yang Disebabkan Oleh Arthropoda

PENYAKIT SKABIES
a. Definisi
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite) Sarcoptes scabei, yang
termasuk dalam kelas Arachnida. Tungau ini berukuran sangat kecil dan hanya bisa dilihat
dengan mikroskop atau bersifat mikroskopis.

Penyakit Scabies sering disebut kutu badan. Penyakit ini juga mudah menular dari manusia ke
manusia , dari hewan ke manusia dan sebaliknya. Scabies mudah menyebar baik secara langsung
melalui sentuhan langsung dengan penderita maupun secara tak langsung melalui baju, seprai,
handuk, bantal, air, atau sisir yang pernah digunakan penderita dan belum dibersihkan dan masih
terdapat tungau Sarcoptesnya.
Scabies menyebabkan rasa gatal pada bagian kulit seperti sela-sela jari, siku, selangkangan.
Scabies identik dengan penyakit anak pondok. penyebabnya adalah kondisi kebersihan yang
kurang terjaga, sanitasi yang buruk, kurang gizi, dan kondisi ruangan terlalu lembab dan kurang
mendapat sinar matahari secara langsung.
Penyakit kulit scabies menular dengan cepat pada suatu komunitas yang tinggal bersama
sehingga dalam pengobatannya harus dilakukan secara serentak dan menyeluruh pada semua
orang dan lingkungan pada komunitas yang terserang scabies, karena apabila dilakukan
pengobatan secara individual maka akan mudah tertular kembali penyakit scabies.

b. Penyebab
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei, tungau ini berbentuk
bundar dan mempunyai empat pasang kaki. Dua pasang kaki dibagian anterior menonjol keluar
melewati batas badan dan dua pasang kaki bagian posterior tidak melewati batas badan.
Sarcoptes betina yang berada di lapisan kulit stratum corneumdan lucidum membuat terowongan
ke dalam lapisan kulit. Di dalam terowongan inilah Sarcoptes betina bertelur dan dalam waktu
singkat telur tersebut menetas menjadi hypopi yakti sarcoptes muda dengan tiga pasang kaki.
Akibat terowongan yang digali Sarcoptes betina dan hypopi yang memakan sel-sel di lapisan
kulit itu, penderita mengalami rasa gatal, akibatnya penderita menggaruk kulitnya sehingga
terjadi infeksi ektoparasit dan terbentuk kerak berwarna coklat keabuan yang berbau anyir.

c. Morfologi dan Siklus Hidup
Sarcoptes scabiei adalah tungau yang termasuk famili Sarcoptidae, ordo Acari kelas Arachnida.
Badannya transparan, berbentuk oval, pungggungnya cembung, perutnya rata, dan tidak bermata.
Ukurannya,yang betina antara 300-450 mikron x 250-350 mikron, sedangkan yang jantan lebih
kecil, antara 200-240 mikron x 150-200 mikron. Bentuk dewasa tungau ini memiliki 4 pasang
kaki, 2 pasang merupakan pasangan kaki depan dan 2 pasang lainnya kaki belakang. Pasangan
kaki yang pertama berakhir sebagai tabung panjang masing-masing dengan sebuah alat
penghisap berbentuk bel dan dengan kuku. Kaki belakang berakhir menjadi bulu keras yang
panjang kecuali pasangan kaki ke-4 pada jantan yang mempunyai alat penghisap. Pada
permukaan sebelah dorsal terdapat garis-garis yang berjalan transversal yang mempunyai duri,
sisik, dan bulu keras. Bagian mulutnya terdiri atas selisera yang bergigi, pdipalpi berbentuk
kerucut yang bersegmen tiga dan palp bibir yang menjadi satu dengan hipostoma.
Siklus hidup Sarcoptes scabiei dari telur hingga dewasa berlangsung selama satu bulan.
Sarcoptes scabei memiliki empat fase kehidupan yaitu telur, larva nimfa dan dewasa. Berikut ini
siklus hidup Sarcoptes scabiei :
1. Betina bertelur pada interval 2-3 hari setelah menembus kulit .
2. Telur berbentuk oval dengan panjang 0,1-0,15 mm
3. Masa inkubasi selama 3-8 hari. Setelah telur menetas, terbentuk larva yang kemudian bermigrasi
ke stratum korneum untuk membuat lubang molting pouches. Stadium larva memiliki 3 pasang
kaki.
4. Stadium larva terjadi selama 2-3 hari. Setelah stadium larva berakhir, terbentuklah nimfa yang
memiliki 4 pasang kaki.
5. Bentuk ini berubah menjadi nimfa yang lebih besar sebelum berubah menjadi dewasa. Larva dan
nimfa banyak ditemukan di molting pouches atau di folikel rambut dan bentuknya seperti tungau
dewasa tapi ukurannya lebih kecil. Perkawinan terjadi antara tungau jantan dengan tungau betina
dewasa.
6. Tungau betina memperluas molting pouches untuk menyimpan telurnya. Tungau betina
mempenetrasi kulit dan menghabiskan waktu sekitar 2 bulan di lubang pada permukaan.

d. Gejala dan Patologi
Gejala yang ditunjukkan adalah warna merah,iritasi dan rasa gatal pada kulit yang umumnya
muncul di sela-sela jari, siku, selangkangan, dan lipatan paha. gejala lain adalah munculnya garis
halus yang berwarna kemerahan di bawah kulit yang merupakan terowongan yang digali
Sarcoptes betina. Gejala lainnya muncul gelembung berair pada kulit.
Lesi primer scabies berupa terowongan yang berisi tungau, telur dan hasil metabolisme. Pada
saat menggali terowongan tungau mengeluarkan secret yang dapat melisiskan sratum korneum.
Secret dan ekskret menyebabkan sensitisasi sehingga menimbulkan pruritus dan lesi sekunder.
Lesi sekunder berupa pakul, vesikel, pustule dan kadang bula. Dapat juga terjadi tersier berupa
ekskroriasi, eksematisasi dan pioderma. Tungau hanya terdapat pada lesi primer.
Tungau hidup didalam terowongan di tempat predileksi yaitu jari tangan, pergelangan tangan
baguian ventral, siku bagian luar, lipatan ketiak depan, umbilicus, gluteus, ekstremitas, genitalia
eksterna pada laki - laki dan aerola mammae pada perempuan. Pada bayi dapat menyerang
Telapak tangan dan telapak kaki. Pada tempat predileksi dapat ditemukan terowongan berwarna
putih abuabu dengan panjang yang bervariasi ratarata 1 mm, berbentuk lurus atau berkelok
kelok. Terowongan ditemukan bila belum terdapat infeksi sekunder. Diujung terowongan dapat
ditemukan vesikel atau papul kecil. Terowongan umumnya ditemukan pada penderita kulit putih
dan sangat jarang ditemukan pada penderita di Indonesia karena umumnya penderita datang pada
stadium lanjut sehingga sudah terjadi infeksi sekunder.

e. Diagnosis
Dasar diagnosis skabies adalah ditemukannya tungau, larva, telur dan kotorannya dengan
pemeriksaan mikroskopin. Namun pada praktek sehari-hari adanya rasa gatal di malam hari,
adanya lesi yang khas pada prediklesi, ditemukanya lesi yang sama dalam suatu kelompok
tertentu (keluarga/ kelompok masyarakat) merupakan dasar untuk menegakkan diagnosis
tersangka dan memberikan terapi skabies (Yoseph, 1996). Dengan ditemukannya kutu dewasa,
ovumnya atau larva (Naziruddin, 1989).
Menurut Harahap (2000), diagnosis dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda cardinal berikut:
1) Pruritas nokturna (gatal pada malam hari) karena aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu yang
lebih lembab dan panas
2) Umumnya ditemukan pada sekelompok manusia, misalnya mengenai seluruh anggota keluarga
3) Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau keabu-
abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan itu
ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul enfeksi sekunder ruam kulit menjadi polimorfi (pustul,
ekskoriasi, dll). Tempat predileksi biasanya daerah dengan stratum korneam tipis, yaitu sela-sela
jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, aerola
mammae dan lipat glutea, umbilikus, bokong, genitalia eksterna dan perut bagian bawah. Pada
bayi dapat menyerang telapak tangan dan telapak kaki bahkan seluruh permukaan kulit. Pada
remaja dan dewasa dapat timbul pada kulit kepala dan wajah.
4) Menemukan tungau merupakan hal yang paling diagnosis
Pada pasien yang selalu menjaga higiene, lesi yang timbul hanya sedikit, sehingga diagnosis
kadang kala sulit di tegakkan. Jika penyakit berlangsung lama, dapat timbul likenifikasi,
impetigo, dan furunkulosis (Mansjoer, dkk, 2000).
Diagnosis menurut Harahap (2000) baru dapat ditegakkan bila ditemukan kutu dewasa, telur,
larva, atau skibalnya dari dalam terowongan. Cara mendapatkannya adalah dengan membuka
terowongan dan mengambil parasit dengan menggunakan pisau bedah atau jarum steril. Kutu
betina akan tampak sebagai bintik kecil gelap atau keabuan dibawah vesikula. Di bawah
mikroskop dapat terlihat bintik mengkilap dengan piggiran hitam. Cara lain ialah dengan
meneteskan minyak immersi pada lesi, dan epidermis di atasnya dikerok secara perlahan-lahan.

f. Pengobatan
Preparat sulfur presipitatum 5 10 % efektif terhadap stadium larva, nimfa dan dewasa tetapi
tidak membunuh telur. Karena itu pengobatan minimal selama 3 hari agar larva yang menetas
dari telurnya dapat pula dimatikan oleh obat tersebut. Gamma benzene heksaklorida efektif
untuk semua stadium tetapi tidak dapat digunkan untuk anak dibawah enam tahun karena
neurotoksik.
Permetrin dalam bentuk krim 5% efektif untuk semua stadium dan relative aman untuk
digunakan pada anak-anak. Obat lain yang efektif untuk semua stadium adalah benzyl benzoat
20 55% dan krotamiton, tetapi obat ini relative mahal.
Agar pengobatan berhasil baik, factor yang harus diperhatikan adalah jelaskan cara pemakaian
obat pada pasien bahwa krim harus dioleskan bukan hanya pada lesi tetapi keseluruh tubuh mulai
dari leher hingga ke hari kaki selama 12 jam. Perhatian harus diberikan kepada area
intertriginosa termasuk lipatan intergluteal, ibu jari kaki dan subungual. Bila krim terhapus
sebelum waktunya, maka krim harus dioleskan lagi. Selain itu obati orang yang kontak dengan
penderita dan pada lesi dengan infeksi sekunder berikan antibiotic. Pakaian, seprei dan sarung
bantal harus dicuci dan disetrika dengan baik. Kasur, bantal, guling paling sedikit 2 kali
seminggu, ventilasi rumah diperbaiki agar cahaya matahari dapat masuk.



PENYAKIT DEMODISIOSIS
a. Penyebab
Penyebab dari penyakit ini adalah Demodex folliculorum yang merupakan salah satu hewan
arthropoda.

b. Morfologi dan Siklus Hidup
Demodex folliculorum termasuk famili demodicidae. Demodex
folliculorum adalah tungau folikel rambut berbentuk panjang menyerupai cacing semi transparan
dengan 2 gabungan segmen tubuh berukuran 0,1-0,3 mm dan berkaki empat pasang yang
letaknya berdekatan serta mempunyai abdomen dengan garis-garis transversal. 4 pasang kaki
terdapat pada segmen tubuh bagian pertama. Tubuhnya tertutup rangka luar dan mempunyai
mulut untuk memakan sel kulit, hormon, dan air yang terdapat di folikel rambut. Demodex
folliculorum betina lebih pendek dan membulat daripada Demodex folliculorum jantan. Tungau
ini juga mampu berjalan di permukaan kulit dengan kecepatan 8-16 cm per jam.
Siklus hidup Demodex folliculorum berlangsung selama 18-24 hari dalam tubuh hospes. Baik
jantan maupun betina memilki lubang genital untuk melakukan perkawinan. Perkawinan
berlangsung di folikel rambut dan kelenjar keringat. Betina bertelur dan meletakan telurnya
sebanyak 20-24 di folikel rambut. Larva yang memiliki 6 kaki menetas pada hari ke 3-4. 7 hari
Kemudian, larva berkembang menjadi dewasa.

c. Patologi dan Gejala Klinis
Parasit ini hidup di folikel rambut dan kelenjar keringat terutama di sekitar hidung dan kelopak
mata sebagai parasit permanen. Kadang-kadang tungau ini ditemukan di bagian tubuh lain
seperti kulit kepala. Demodex folliculorum dapat menyebabkan kelainan berupa blefaritis, akne,
rosasea dan impetigo kontagiosa yang disertai rasa gatal dan dapat terjadi infeksi sekunder.
Umumnya, rosasea terdiri dari beberapa tahap (tidak semua orang mengalami semua tahap ini).
Tahap ini adalah
Flushing: timbul kemerah-merahan secara periodik pada wajah
Inflammatory lesions: papula, pustul
Edema
Telangiectasias (pelebaran pembuluh darah) mungkin terjadi beberapa waktu
Ocular rosacea mungkin terjadi (rasa panas pada mata dan mata berair )
Rhinophyma mungkin terjadi pada tinkat lanjut ( hidung bengkak dan kemerahan)
Tungau yang hidup di saluran kelenjar folikel di pinggir mata dapat mengganggu penglihatan
penderita.
d. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan menemukan D. folliculorum dari folikel rambut dan kelenjar
keringat.

e. Pengobatan
Pengobatan demodisiosis pada kulit dapat dilakukan dengan olesan salep linden atau salep yang
mengandung sulfur. Pengobatan lainnya adalah asam salisilat, metronidazol, krotamiton, lindane,
and sublimed sulphur, oral metronidazole, oral ivermektin dan topical permethrin, and oral or
topical retinoids . Papula pada wajah dapat disembuhkan setelah pengobatan dengan
metronidazol secara sistemik dan topical selama 3 minggu dan terapi prednisolon dosis rendah
secara oral.


PENYAKIT PEDIKULOSIS

a. Definisi
Infestasi Kutu (Pedikulosis) adalah serbuan kutu yang menyebabkan rasa gatal hebat dan bisa
menyerang hampir setiap kulit tubuh.

b. Penyebab

Kutu hampir tak dapat dilihat, merupakan serangga tak bersayap yang mudah menular dari orang
ke orang melalui kontak badan dan karena pemakaian bersama baju atau barang lainnya.
Kutu kepala sangat mirip dengan kutu badan, meskipun sebenarnya merupakan spesies yang
berlainan. Kutu kemaluan memiliki badan yang lebih lebar dan lebih pendek dibandingkan kutu
kepala dan kutu badan. Kutu kepala dan kutu kemaluan hanya ditemukan pada manusia,
sedangkan kutu badan juga sering ditemukan pada pakaian yang bersentuhan dengan kulit.
Kutu kepala ditularkan melalui kontak langsung atau melalui sisir/sikat/topi yang digunakan
bersama-sama. Infestasi kutu kepala kadang menyebar ke alis, bulu mata dan janggut. Kutu
kepala sering ditemukan pada murid-murid di satu sekolah.
Penularan kutu badan tidak semudah penularan kutu rambut. Kutu badan biasanya menyerang
orang-orang yang tingkat kebersihan badannya buruk dan orang-orang yang tinggal di
pemukiman yang padat. Kutu badan bisa membawa penyakit tifus, demam parit dan demam
kambuhan.
Kutu kemaluan menyerang daerah kemaluan, ditularkan pada saat melakukan hubungan seksual.

c. Morfologi dan Siklus Hidup
Kutu rambut dewasa berbentuk pipih dan memanjang, berwarna putih abu-abu, kepala ovoid
bersudut, abdomen terdiri dari 9 ruas, Thorax dari khitir seomennya bersatu. Pada kepala tampak
sepasang mata sederhana disebelah lateral, sepasang antenna pendek yang terdiri atas 5 ruas dan
proboscis, alat penusuk yang dapat memanjang. Tiap ruas thorax yang telah bersatu mempunyai
sepasang kaki kuat yang terdiri dari 5 ruas dan berakhir sebagai satu sapit menyerupai kait yang
berhadapan dengan tinjolan tibia untuk berpegangan erat pada rambut.
Kutu rambut jantan berukuran 2mm, alat kelamin berbentuk seperti huruf V. Sedangkan kutu
rambut betina berukuran 3mm, alat kelamin berbentuk seperti huruf V terbalik. Pada ruas
abdomen terakhir mempunyai lubang kelamin di tengah bagian dorsal dan 2 tonjolan genital di
bagian lateral yang memegang rambut selama melekatkan telur. Jumlah telur yang diletakkan
selama hidupnya diperkirakan 140 butir.
Nimfa berbentuk seperti kutu rambut dewasa, hanya bentuknya lebih kecil. Telur berwarna putih
mempunyai oper culum 0,6-0,8 mm disebut nits. Bentuknya lonjong dan memiliki perekat,
sehingga dapat melekat erat pada rambut. Telur akan menetas menjadi nimfa dalam waktu 5-10
hari.
Lingkaran hidup kutu rambut merupakan metamorfosis tidak lengkap, yaitu telur-nimfa-dewasa.
Telur akan menetas menjadi nimfa dalam waktu 5-10 hari sesudah dikeluarkan oleh induk kutu
rambut. Sesudah mengalami 3 kali pergantian kulit, nimfa akan berubah menjadi kutu rambut
dewasa dalam waktu 7-14 hari. Dalam keadaan cukup makanan kutu rambut dewasa dapat hidup
27 hari lamanya.

d. Patogenesis dan Gejala Klinis
Lesi pada kulit kepala disebabkan oleh tusukan kutu rambut pada waktu menghisap darah. Lesi
sering ditemukan di belakang kepala atau kuduk. Air liur yang merangsang menimbulkan papula
merah dan rasa gatal yang hebat.

e. Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik (ditemukan kutu). Kutu
betina melepaskan teluar berwarna abu-abu keputihan yang berkilau dan tampak sebagai butiran
kecil yang menempel di rambut.
Kutu badan dewasa dan telurnya tidak hanya ditemukan pada rambut badan, tetapi juga pada
lipatan baju yang bersentuhan dengan kulit.

f. Pengobatan
Permethrin merupakan pengobatan kutu yang paling aman, paling efektif dan paling nyaman.
Lindane (tersedia dalam bentuk krim, losyen atau shampoo) juga bisa mengatasi kutu tetapi tidak
dapat diberikan kepada anak-anak karena bisa menimbulkan komplikasi neurologis. Kadang
digunakan piretrin.
Ketiga obat tersebut bisa menimbulkan iritasi. 10 hari setelah pemakaian, ketiga obat tersebut
harus dioleskan kembali untuk membunuh kutu yang baru menetas.
Malathion tersedia dalam bentuk lotion 0,5% dan 1% digunakan untuk kutu di kepala selain itu
pula dapat digunakan anti parasit lainnya seperti Ivermectin, Lindane, Isopropyl myristate ,
Spinosad.
Infestasi pada alis atau bulu mata sulit untuk diobati; kutu biasanya diambil dengan
menggunakan tang khusus. Jeli minyak polos bisa membunuh atau melemahkan kutu di bulu
mata.
Jika sumber infestasi (sisir, topi, pakaian dan seprei) tidak dibersihkan melalui pencucian,
penguapan atau dry cleaning, maka kutu bisa bertahan hidup dan kembali menginfeksi manusia.



PENYAKIT FTIRIASIS

a. Penyebab
Fitriasis (pedikulosis publis) adalah gangguan pada daerah publis yang disebabkan oleh infestasi
tuma Phthirus publis.

b. Morfologi dan siklus hidup

P.publis bentuknya pipih dersoventral, bulat menyerupai ketam dengan kuku pada ketiga pasang
kakinya. Stadium dewasa berukuran 1,5-2 mm dan berwarna abu-abu. Karena bentuknya
menyerupai ketam, P.publis juga disebut crab louse.
P. publis hidup pada rambut kemaluan, dapat juga ditemukan pada rambut ketiak, jenggot,
kumis, alis dan bulu mata. Tuma memasukkan bagian mulutnya kedalam kulit untuk jangka
waktu beberapa hari sambil mengisap darah. Waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan telur
menjadi tuma dewasa lebih kurang 3-4 minggu.

c. Patofisiologi dan gejala klinik
Rasa gatal terjadi pada tempat tusukan. Kadang-kadang kulit disekitar tusukan tampak pucat.
Telur yang diletakkan pada bulu mata dapat mengganggu penglihatan.
Gejala yang terutama adalah gatal di daerah pubis dan sekitarnya. Gatal ini dapat meluas
kedaerah abdomen dan dada, di situ dijumpai bercak-bercak yang berwarna abu-abu atau
kebiruan yang disebut macula serulae. Kutu ini dapat dilihat dengan mata telanjangn dan susah
untuk dilapaskan karena kepalanya dimasukkan ke dalam muara folikel rambut.
Black dot yaitu adanya bercak-bercak hitam yang tampak jelas pada celana dalam berwarna putih
yang dilihat oleh penderita pada waktu bangun tidur.
Bercak hitamini merupakan krusta berasal dari darah yang sering diinterpretasikan salah sebagai
hematuria.
Kadang-kadang terjadi infeksi sekunder dengan pembesaran kelenjar getah bening.

d. Diagnosis
Diagnosis fitriasis ditegakkan dengan menemukan P.publis dewasa, larva , nimfa atau telur.

e. Pengobatan
Krim gameksan 1 %
Emulsi benzyl benzoate 25 % yang dioleskan kemudian didiamkan selama 24 jam. Pengobatan
diulangi 4 hari kemudian jika belum sembuh.
Sebaiknya rambut kelamin dipotong
Pakaian dalam direbus atau disetrika
Mitra seksual juga harus diperiksa jika perlu diobati.


PENYAKIT MIASIS

a. Penyebab

Miasis adalah infestasi larva lalat ke dalam jaringan atau alat tubuh manusia atau binatang
vertebrat. Larva itu hidup dari jaringan mati dan atau jaringan hidup, cairan badan atau
makanan di dalam usus hospes. Menurut sifat larva lalat sebagai parasit, miasis dibagi menjadi :
1. Miasis spesifik ( obligat ). Pada miasis ini larva hanya dapat hidup pada jaringan tubuh manusia
dan binatang. Telur diletakkan pada kulit utuh, luka, jaringan sakit atau rambut hospes. Contoh
: larva Callitroga macellaria, Chrysomyia bezziana.
2. Miasis semispesifik (fakultatif). Pada miasius ini larva lalt selain dapat hidup pada bagian bisuk
dan sayuran busuk, dapat hidup juga pada jaringan tubuh manusia, misalnya : larva Wohlfahrtia
magnifica.
3. Miasis aksidental. Pada miasis ini telur tidak diletakkan pada jaringan tubuh hospes, tetapi
pada makanan atau minuman, yang secara kebetulan tertelan lalu di usus tumbuh menjadi
larva. Contoh : larva Musca domestica dan Piophila casei.
Secara klinis miasis dibagi menjadi :
1. Miasis kulit/ subkutis. Larva yang diletakkan pada kulit utuh atau luka mampu membuat
teerowongan yang berkelok-kelok sehingga terbentuk ulkus yang luas. Contoh : larva
Chrysomyia bezziana.
2. Miasis nasofaring. Biasanya terjadi pada anak dan bayi, khususnya mereka yang mengeluarkan
secret dari hidungnya dan yang tidur tanpa kelambu. Larva mampu menembus kulit dan
menembus ulkus. Dari seorang dewasa pernah dikeluarkan 200 ekor larva lalat. Contoh : larva
Chrysomyia bezziana dan larva Hypoderma lineatum.
3. Miasis intestinal. Sebagian besar terjadi secara kebetulan karena menelan makanan yang
terkontaminasi telur atau larva lalat. Telur menetas menjadi larva di lambung dan
menyebabkan rasa mual, munta, diare dan spasme abdomen. Larva juga dapat menimbulkan
luka pada dinding usus. Contoh : larva Musca domestica dan Piophila casei.
4. Miasis urogenital . Beberapa spesies lalat pernah ditemukan dalam vagina dan urin. Miasis ini
dapat menyebabkan piuria, uretritis, dan sistitis. Contoh : larva Musca domestica dan larva
Chrysomyia bezziana.
5. Miasis mata ( oftalmomiasis ). Larva dapat mengembara di jaringan dan bagian lain dari mata.
Contoh : Chrysomyia bezziana.

b. Morfologi dan siklus hidup
Lalat termasuk dalam kelompok serangga yang berasal dari subordo Cyclorrapha dan ordo
Diptera. Secara morfologi, lalat mempunyai struktur tubuh berbulu, mempunyai antena yang
berukuran pendek dan mempunyai sepasang sayap asli serta sepasang sayap kecil (berfungsi
menjaga kestabilan saat terbang). Lalat mampu terbang sejauh 32 km dari tempat
perkembangbiakannya. Meskipun demikian, biasanya lalat hanya terbang 1,6-3,2 km dari
tempat tumbuh dan berkembangnya lalat.
Lalat juga dilengkapi dengan sistem penglihatan yang sangat canggih, yaitu adanya mata
majemuk. Sistem penglihatan lalat ini terdiri dari ribuan lensa dan sangat peka terhadap
gerakan. Bahkan ada beberapa jenis lalat yang memiliki penglihatan tiga dimensi yang akurat.
Model penglihatan lalat ini juga menjadi ilham bagi ilmuwan kedokteran untuk menciptakan
sebuah alat pencitraan (scan) baru.
Mata lalat dapat mengindra getaran cahaya 330 kali per detik. Ditinjau dari sisi ini, mata lalat
enam kali lebih peka daripada mata manusia. Pada saat yang sama, mata lalat juga dapat
mengindra frekuensi-frekuensi ultraviolet pada spektrum cahaya yang tidak terlihat oleh kita.
Perangkat ini memudahkan lalat untuk menghindar dari musuhnya, terutama di lingkungan
gelap.
Siklus hidup semua lalat terdiri dari 4 tahapan, yaitu telur, larva, pupa dan lalat dewasa. Lalat
dewasa akan menghasilkan telur berwarna putih dan berbentuk oval. Telur ini lalu berkembang
menjadi larva (berwarna coklat keputihan) di feses yang lembab (basah). Setelah larva menjadi
dewasa, larva ini keluar dari feses atau lokasi yang lembab menuju daerah yang relatif kering
untuk berkembang menjadi pupa. Dan akhirnya, pupa yang berwarna coklat ini berubah
menjadi seekor lalat dewasa. Pada kondisi yang optimal (cocok untuk perkembangbiakan lalat),
1 siklus hidup lalat tersebut (telur menjadi lalat dewasa) hanya memerlukan waktu sekitar 7-10
hari dan biasanya lalat dewasa memiliki usia hidup selama 15-25 hari.

c. Gejala klinis
Gejala klinis myasis sangat bervariasi dan tidak spesifik tergantung pada bagian tubuh yang
diinfestasi larva, yaitu demam, inflamasi, pruritus, pusing, vertigo, pembengkakan, dan
hipereosinofilia. Kondisi tersebut dapat diperparah dengan adanya infeksi sekunder oleh bakteri.
Penanganan myasis pada hewan cukup praktis dibandingkan dengan manusia yang umumnya
dilakukan dengan pembedahan (operasi) pada bagian tubuh yang terserang (Ardhana, 2005).

d. Diagnosis
Diagnosis dibuat dengan menemukan larva lalat yang dikeluarkan dari jaringan tubuh, lubang
tubuh atau tinja dilanjutkan dengan diagnosis spesies dengan cara melakukan identifikasi
spirakel posterior larva. Cara lain adalah dengan memelihara larva hingga menjadi lalat dewasa
lalu diidentifikasi.

e. Pengobatan
Tindakan medis yang akan dilakukan pada kondisi myasis adalah membersihkan luka dari
kotoran dan belatung. Kemudian dilakukan kuretasi untuk membersihkan jaringan yang mati,
baru kemudian dijahit bila memungkinkan. Tentu terlebih dahulu diberikan antibiotika
seperlunya untuk menghentikan infeksi dan mempercepat kesembuhan. Apabila kerusakan hanya
tebatas pada jaringan otot, tingkat kesembuhannya cukup tinggi. Dalam waktu kurang lebih
seminggu setelah dilakukan tindakan medis biasanya luka sudah sembuh. Namun apabila
kerusakan mengenai organ tubuh yang lain, misalnya organ dalam ( rongga dada atau rongga
perut ), tingkat kesembuhannya tergantung pada tingkat kerusakan organ tersebut. Apabila
mengenai bola mata bisa menjadi buta. Jika menyerang telinga bisa menjadi tuli (Mahmud,
2008).
Pengobatan myasis dapat dilakukan dengan cara perendaman (dipping) rutin dua kali seminggu
dengan mencampur 6 liter Ecoflee dengan 3 m
3
air. Larutan ini dapat digunakan selama 1,5
tahun dan dilaporkan cukup efektif untuk pengendalian penyakit myasis. Berbagai preparat telah
dicoba untuk mengobati ternak yang menderita myasis yaitu asuntol, lezinon, rifcord 505 dan
campuran kapur, bensin serta vaselin. Ramuan yang dilaporkan cukup efektif untuk pengobatan
myiasis di Makasar, yaitu campuran dari 50 gr Iodium, 200 ml alkohol 75% dan 5 ml Ecoflee
yang selanjutnya ditambah air hingga 1 liter. Ramuan ini langsung dioleskan pada luka yang
mengandung larva sehingga larva keluar dan luka menjadi mengecil. Pengobatan ini dilakukan
dua kali dalam seminggu (Mahmud, 2008). Sedangkan yang pengobatan yang diterapkan di
BPTU Indrapuri adalah dengan membersihkan luka, selanjutnya dilakukan pemberian antibiotik
Penstrep dan atau Vet-Oxy, dan disemprot dengan Gusanex dan atau Limoxsin spray.

Miasis pada mayat
Setelah meninggal dunia , tubuh manusia akan mengalami pembusukan sehingga mengeluarkan
bau busuk. Bau busuk tersebut menarik berbagai spesies serangga terutama lalat untuk hinggap
dan berkembang biakpada mayat. Bila siklus hidupnya diketahuimaka infestasi serangga pada
mayat dapat digunakan untuk memprakirakan saat kematian.
Untuk memprakirakan saat kematian, telur dan larva diambil dari satu tempat saja. Sebagian
larva diawetkan dalam asetil alcohol dan sebagian dipelihara sehingga menjadi lalat dewasa.
Identifikasi spesies lalat dilakukan dengan membuat sediaan spirakel posterior larva lalat dan
atau mengidentifikasi lalat dewasa berdasarkan kunci identifikasi.
Sebagian contoh, pada mayat ditemukan larva Chrysomyia megacephala stadium III. Stadium
tersebut menunjukan bahwa larva lalat telah berumur 6 hari, berarti mayat tersebut minimal telah
mati selama 6 hari.






KERUGIAN DAN KEUNTUNGAN DARI ARTRHOPODA
Beberapa keuntungan Arthropoda bagi manusia adalah sebagai berikut.
1. Udang dan kepiting merupakan makanan sumber protein yang sangat disenangi karena
dagingnya yang enak. Udang dan kepiting juga dapat dijadikan sebagai hiasan karena
rangka luarnya yang keras.
2. Kupu-kupu, lebah, dan sejenisnya menyukai bunga yang berwarna-warni. Mereka datang
untuk mencari makanan yang berupa serbuk sari atau mengisap madu yang dihasilkan
oleh kelenjar madu atau nektarium. Beberapa butir serbuk sari menempel di kepala,
tubuh, atau kaki dan terbawa terbang pada saat hewan tersebut meninggalkan bunga itu.
Pada waktu hewan itu mendatangi bunga yang lain untuk maksud yang sama, ada
kemungkinan beberapa serbuk sari bunga yang dibawanya menempel di kepala putik
bunga yang dikunjungi, sehingga terjadilah penyerbukan yang diikuti dengan
pembuahan. Tanpa penyerbukan bunga tidak akan menjadi buah. Hewan Arthropoda
merupakan perantara berlangsungnya penyerbukan. Setiap Iebah madu yang pulang
berburu serbuk sari dan madu, membawa bahan-bahan tersebut ke sarangnya. Bahan
tersebut diperuntukkan sebagai makanan bagi larva yang keluar dari telur yang dihasilkan
oleh ratunya. Lebah yang mengumpulkan madu tersebut adalah lebah pekerja dalam
masyarakat Iebah. Madu merupakan makanan dan obat bagi manusia. Dan sarangnya
juga dihasilkan malam.

Seekor lebah sedang menyerbuki bunga Salvina. A. Kepala sari yang penuh serbuk sari
menyenluh punggung lebah. B. Punggung Iebah yang penuh serbuk sari menyentuh
kepala putik bunga lain.
3. Ulat sutera menghasilkan benang-benang halus yang dijalin membentuk kokon. Kokon
ini digunakan oleh hewan yang bersangkutan untuk pelindung pada stadium istirahat
(pupa) dari daur hidupnya, dan pada saat ulat keluar dari kokon telah berubah menjadi
kupu-kupu ulat sutera. Dan kokon ini manusia mampu mengolah untuk mendapatkan
benang sutera sebagai bahan sandang seperti sarung dan selendang.
4. Beberapa jenis udang yang sangat kecil seperti Dafnia, Copepoda, Estheria, dan
Conchostraca, dengan ukuran kurang dari 1 mm, merupakan plankton dan makanan bagi
hewan-hewan yang lebih besar. Dengan demikian, Arthropoda jenis ini merupakan mata
rantai makanan dalam kehidupan di air. Untuk kehidupan di darat bertindak sebagai mata
rantai makanan adalah Arthropoda jenis Insecta.
5. Arthropoda dari kelompok Collembola yang mendiami permukaan tanah menghasilkan
pupuk. yaitu kotorannya yang merupakan bahan humus. Humus tidak saja sebagai pupuk
tetapi juga menjaga tanah agar terhindar dari erosi. Adanya humus berpengaruh baik
terhadap kandungan air dan udara dalam tanah, sehingga tumbuhan yang tumbuh di
ternpat itu dapat menyerap zat-zat hara dengan mudah.
Beberapa kerugian yang ditimbulkan oleh Arthropoda bagi kehidupan manusia adalah sebagai
berikut.
1. Lalat, kecoa, dan semut sangat suka mengerumuni makanan atau hidangan. Hewan ini
juga suka berada di tempat-tempat yang kotor, sehingga hewan-hewan ini sering
membawa bibit penyakit bagi manusia.
2. Penyakit seperti malaria. demam berdarah, dan penyakit tidur disebarkan dari penderita
ke calon inang oleh hewan Arthropoda. Malaria disebarkan oleh nyamuk malaria
(Anopheles), demam berdarah oleh nyamuk Aedes Aegypti, dan penyakit tidur oleh lalat
Tsetse. Hewanhewan itu bertindak sebagai vektor. Selain menyebarkan penyakit mereka
juga mengisap darah.
3. Belalang pemakan daun. Apabila belalang berjumlah sangat banyak dapat merupakan
hama bagi ladangladang petani. Walang sangit sangat popular menyerang tanaman padi.
Padi yang diserangnya menjadi matt atau hampa. Kumbang kelapa memakan pucuk
kelapa, ketika pucuk itu masih menggulung. Apabila pucuk itu mekar daun kelapa terlihat
seperti digunting.
4. Beberapa jenis kumbang membuat lubang pada kayu sebagai sarangnya, seperti
bangunan rumah dari kayu. Pengecatan bahan bangunan dengan ter dan cat dapat
menghindari serangan Arthropoda ini.
5. Arthropoda kelompok Isopoda yang tinggal di air laut atau air tawar menyerang kayu
yang terendam air. Kayu menjadi berlubang-lubang karena digerek sehingga menjadi
rapuh (lihat gambar). Perhatikan bagaimana hewan

isopoda
itu merusak kayu! Anai-anai bersarang dalam tanah. Dari sarangnya anai-anai dapat
pindah ke bangunan yang ada di atasnya. Hewan ini memakan kayu, kertas, dan pakaian.
Anai-anai berkembang biak sangat cepat.
6. Bermacam-macam kutu, seperti kutu yang hidup di kepala manusia, kutu busuk, kutu
pada anjing dan kucing adalah pengisap darah. Beberapa jenis kutu lainnya merusak
bahan makanan seperti beras, kacang hijau, jagung, dan lain-lain.
7. Kalajengking, lipan, lebah penyengat, tawon, dan beberapa jenis labah-labah ditakuti
karena dapat menyengat. Sengatannya cukup berbahaya bahkan dapat menyebabkan
kematian. Ketam atau kepiting membuat lubang tanah sehingga dapat merusak pematang
sawah
B

Anda mungkin juga menyukai

  • Penerapan Di Indonesia
    Penerapan Di Indonesia
    Dokumen1 halaman
    Penerapan Di Indonesia
    Bella Abbellargobel Tralala
    Belum ada peringkat
  • BAB 1 Ad
    BAB 1 Ad
    Dokumen3 halaman
    BAB 1 Ad
    Bella Abbellargobel Tralala
    Belum ada peringkat
  • Sap Pentingya Apd
    Sap Pentingya Apd
    Dokumen3 halaman
    Sap Pentingya Apd
    Bella Abbellargobel Tralala
    Belum ada peringkat
  • BAB 1 Diare
    BAB 1 Diare
    Dokumen3 halaman
    BAB 1 Diare
    Bella Abbellargobel Tralala
    Belum ada peringkat
  • BAB 1 Diare
    BAB 1 Diare
    Dokumen3 halaman
    BAB 1 Diare
    Bella Abbellargobel Tralala
    Belum ada peringkat
  • GAYA MAGNET PADA KAWAT DAN ELEKTRON
    GAYA MAGNET PADA KAWAT DAN ELEKTRON
    Dokumen3 halaman
    GAYA MAGNET PADA KAWAT DAN ELEKTRON
    Bella Abbellargobel Tralala
    100% (1)
  • 49
    49
    Dokumen3 halaman
    49
    Bella Abbellargobel Tralala
    Belum ada peringkat
  • Bermain
    Bermain
    Dokumen2 halaman
    Bermain
    Bella Abbellargobel Tralala
    Belum ada peringkat
  • Analisis Jurnal Kk5a
    Analisis Jurnal Kk5a
    Dokumen17 halaman
    Analisis Jurnal Kk5a
    Bella Abbellargobel Tralala
    Belum ada peringkat
  • Latihan Ketahanan
    Latihan Ketahanan
    Dokumen4 halaman
    Latihan Ketahanan
    Bella Abbellargobel Tralala
    Belum ada peringkat
  • BAB 1 Kejang Demam
    BAB 1 Kejang Demam
    Dokumen3 halaman
    BAB 1 Kejang Demam
    Bella Abbellargobel Tralala
    Belum ada peringkat
  • Pathway Dan Data
    Pathway Dan Data
    Dokumen2 halaman
    Pathway Dan Data
    Bella Abbellargobel Tralala
    Belum ada peringkat
  • SAP Pentingnya Latihan Ketahanan Sehat
    SAP Pentingnya Latihan Ketahanan Sehat
    Dokumen3 halaman
    SAP Pentingnya Latihan Ketahanan Sehat
    Bella Abbellargobel Tralala
    Belum ada peringkat
  • Ind
    Ind
    Dokumen9 halaman
    Ind
    Bella Abbellargobel Tralala
    Belum ada peringkat
  • 3 Askep Osteoporosis 42 524
    3 Askep Osteoporosis 42 524
    Dokumen11 halaman
    3 Askep Osteoporosis 42 524
    hendria71
    Belum ada peringkat
  • Ind Jurnal Klompok
    Ind Jurnal Klompok
    Dokumen7 halaman
    Ind Jurnal Klompok
    Bella Abbellargobel Tralala
    Belum ada peringkat
  • SAP Tidur
    SAP Tidur
    Dokumen7 halaman
    SAP Tidur
    Bella Abbellargobel Tralala
    Belum ada peringkat
  • Pengkajian Fokus
    Pengkajian Fokus
    Dokumen2 halaman
    Pengkajian Fokus
    Bella Abbellargobel Tralala
    Belum ada peringkat
  • Ind Jurnal Klompok
    Ind Jurnal Klompok
    Dokumen7 halaman
    Ind Jurnal Klompok
    Bella Abbellargobel Tralala
    Belum ada peringkat
  • Cara Merawat Gigi dan Mulut yang Benar
    Cara Merawat Gigi dan Mulut yang Benar
    Dokumen21 halaman
    Cara Merawat Gigi dan Mulut yang Benar
    Bella Abbellargobel Tralala
    Belum ada peringkat
  • LP Batu Buli
    LP Batu Buli
    Dokumen35 halaman
    LP Batu Buli
    Bella Abbellargobel Tralala
    Belum ada peringkat
  • Askep Komplementer Kel 12
    Askep Komplementer Kel 12
    Dokumen25 halaman
    Askep Komplementer Kel 12
    Bella Abbellargobel Tralala
    Belum ada peringkat
  • Kel Kek
    Kel Kek
    Dokumen1 halaman
    Kel Kek
    Bella Abbellargobel Tralala
    Belum ada peringkat
  • PHBS
    PHBS
    Dokumen4 halaman
    PHBS
    Bella Abbellargobel Tralala
    Belum ada peringkat
  • BAB 1 Quality Assurance
    BAB 1 Quality Assurance
    Dokumen2 halaman
    BAB 1 Quality Assurance
    Bella Abbellargobel Tralala
    Belum ada peringkat
  • PHBS
    PHBS
    Dokumen4 halaman
    PHBS
    Bella Abbellargobel Tralala
    Belum ada peringkat
  • Wo
    Wo
    Dokumen1 halaman
    Wo
    Bella Abbellargobel Tralala
    Belum ada peringkat
  • Latihan Soal KK
    Latihan Soal KK
    Dokumen3 halaman
    Latihan Soal KK
    Bella Abbellargobel Tralala
    Belum ada peringkat
  • Soal K3
    Soal K3
    Dokumen1 halaman
    Soal K3
    Bella Abbellargobel Tralala
    Belum ada peringkat
  • Posyandudocx
    Posyandudocx
    Dokumen15 halaman
    Posyandudocx
    Bella Abbellargobel Tralala
    Belum ada peringkat