Anda di halaman 1dari 4

Enzim ALDH terdiri dari beberapa isoenzim dan yang aktivitasnya paling penting dan paling

kuat dalam metabolisme alkohol adalah ALDH-2. gangguan pada aktivitas enzim ALDH
menyebabkan penumpukan aldehid dalam darah, selanjutnya aldehid yang menumpuk dapat
menimbulkan kemerahan dan rasa panas pada wajah (flushing).
Enzim ALDH-2 tersusun dari 517 asam amino. Dari beberapa hasil penelitian ternyata pada
individu yang tidak tahan alkohol ditemukan adanya variasi pada gen ALDH-2 yaitu nukleotida
G dari kodon GAA untuk asam amino ke-487 berubah menjadi nukleotida A sehingga asam
amoni ke -487 berubah dari asam glutamat (GAA) menjadi lisin (AAA). Asam amino lisin pada
posisi 487 dari enzim ALDH-2 ini menyebabkan aktivitas enzim ini mejadi menurun.
Prinsip dasar PCR adalah proses replikasi DNA dengan bantuan enzim taq polimerase yang
tahan pemansan tinggi dan sepasang oligonukleotida primer yang masing-masing komplementer
dengan ujung 3 dari salah satu untai DNA sasaran.
Tahap kerja dari teknik PCR adalah:
Denaturasi.
Penempelan oligonukleotida primer (hibridasi/annealing).
Perpanjangan rantai (polimerase).
Sidik DNA (DNA Fingerprinting)
Setiap individu kecuali kembar identik, memiliki keunikan genetik, yaitu kesamaam dan
perbedaan dalam urutan DNA mereka. Keunikan genetik disebabkan oleh 2 faktor, yaitu
keturunan dan mutasi. Pada organisme diploid, satu genom diturunkan dari ayah dan satu dari
ibu. Keunikan dari struktur DNA pada seluruh jaringan tubuh suatu organisme merupakan dasar
dari pemeriksaan sidik DNA.
Bahan untuk pemeriksaan sidik DNA dapat diperoleh dari setiap bahan biologis yang
mengandung DNA, seperti jaringan dan cairan tubuh, folikel rambu dan lain-lain. Analisis DNA
ini juga dapat dilakukan pada bahan-bahan kering misalnya bercak dara atau jaringan yang
dimurnifikasi. Pada DNA yang akan dianalisis, diberikan enzim restriksi yang akan memotong
DNA menjadi fragmen-fragmen dengan panjang yang berbeda-beda. Enzim restriksi akan
menempati suatu molekul DNA dan bergeser sepanjang heliks DNA hingga ia mengenali urutan
pasangan basa spesifik yang memberi sinyal untuk berhenti bergeser. Kemudian enzim tersebut
akan bertindak sebagai gunting molekuler yang memotong DNA pada urutan pasangan basa
spesifik. Tempat urutan pasangan basa spesifik ini disebut juga situs restriksi.
Apabila pada suatu molekul DNA terdapat lebih dari situs restriksi, maka enzim restriksi aka
mempotong DNA pada situ-situs tersebut sehingga diperoleh beberapa fragmen dengan panjang
yang berbeda-beda. Panjang masing-masing fragmen tergantung pada lokasi situs restriksi DNA.
Suatu enzim restriksi tertentu akan mengenali 4 atau 6 pasang basa tertentu pada situs restriksi.
Hampir semua enzim restriksi dapat mengenali situs restriksi yang merupakan suatu palindrom.
Suatu palindrom adalah pasangan urutan basa DNA, yang apabila dibaca dari arah 5 ke 3 maka
urutan pada masing-masing untai DNA tersebut adalah sama. Misalnya AAGCTT dan
TTCGAA, GAATTC dan CTTAAG, dan lain-lain. Urutan basa yang bersifat palindromik ini
banyak terdapat pada sepanjang molekul DNA. Situs restriksi adalah khas untuk suatu enzim.
Enzim endonuklease restriksi dapat memotong pada urutan basa spesifik yang bersifat
palindrom.
Setelah dipotong oleh enzim restriksi, fragmen-fragmen DNA dengan berbagai ukuran
dipisahkan dengan bantuan elektroforesisgel agarosa. Elektroforesis akan memisahkan fragmen-
fragmen DNA sesuai ukuran mereka. Fragmen DNA bermuatan negatif sehingga akan bergerak
ke kutub positif (anoda). Matriks gel agarosa bertindak sebagai jaringan molekul sehingga
fragmen DNA yang bergerak lebih jauh daripada yang besar.Fragmen-fragmen dengan ukuran
yang sama bergerak bersama-sama dalam satu pita DNA. Untuk memantau mobilitas DNA pada
gel, ditambahkan zat warna biru bromfenol pada larutan DNA yang akan diperiksa. Zat warna ini
akan bergerak menuju kutub positif pula, mendahului fragmen DNA yang terkecil.
Sesudah elektroforesis selesai, gel direndam dalam larutan pewarna (DNA biosfe) untuk
mewarnai DNA. Molekul zat warna akan terikat pada DNA yang berada pada gel tersebut.
Selanjutnya gel direndam dalam air untuk menghilangkan zat warna yang ada pada gel yang
tidak terikat pada DNA. Setelah pita-pita DNA terlihat, pola restriksi Dna pada tiap-tiap sampel
dapat dibandingkan.
Sidik DNA merupakan alat analitik yang sangat bermanfaat untuk memeriksa kesamaan dan
perbedaan antara individu yang berbeda. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk identifikasi
kandungan makanan yang membahayakan, identifikasi bagian tubuh manusia, mempelajari
hubungan antar ras, mencari keluarga anak-anak yang terpisah akibat perang, identifikasi
organisme penyebab penyakit, identifikasi orang tua kandung, deteksi DNA pada tumor,
menentukan keberhasilan transplantasi sumsum tulang, identifikasi pelaku kejahatan dan lain-
lain.
ALDH adalah enzym pertahanan di tubuh, terbanyak ada
di organ hati. ALDH berfungsi mengubah atau menghidrolisa aldehid yang
bersifat beracun terhadap sel (sitotoksik) menjadi asam yang setara atau
yang jumlah gugusnya sama. Bagi mereka yang doyan minum alkohon (etanol),
tentu tahu jika alkohol bisa membuat seseorang mabuk. Ternyata cepat atau
lamabatnya seseorang mabuk, amat tergantung pada ada atau tidaknya ALDH
dalam hati dan daraha. Alkohol yang dikonsumsi manusia dalam tubuh diurai
menjadi aset aldehid yang rasanya pahit dan beracun bagi hati. Di sinilah
fungsi ALDH untuk melakukaan detoksifikasi aset aldehid.

"Ada empat tipe ALDH. Tipe 1 dan 2 ada di hati, tipe 3 di kornea mata, dan
tipe 4 di paru atau lambung. Orang-orang dari ras Orientalis sperti orang
Cina dan Jepang yang biasanya mukanya memerah sehabis minum alkohol, atau
mengalami alcohol flushing, ternyata disebabkan oleh tak adanya salah satu
dari dua tipe ALDH yang ada dalam hati," tutur Tjahjono.

Ia mengakui meneliti ALDH pada saat fenomena pengaruh ALDH pada mata manusia
sedang ramai dibicarakan dan baru mulai diteliti pada akhir dekade 1980-an.
Dalam penelitian utnuk disertasinya, Tajhjono berhasil membuktikan bahwa
ALDH terdapat baik di dalam sel maupun di luar sel-sel kornea.

karena kornea melrupakan jaringan yang avaskuler (tidak mempunyai pembuluh
darah atau saluran), kalau ada sel-sel kornea yang pecah, maka ALDH
dalam sel itu keluar. Ternyata ALDH itu tidak dikenali oleh tubuh sehingga
menjadi semacam antigen. Akibatnya malah ALDH di luar sel yang diserang
oleh antibodi, yang membuat kornea di bagian pinggir rusak melelh hingga
bolong. KEadaan ini lazim disebut periferal ulcerative keratitis atau
periferal corneal melting syndrome. Untuk menolong kornea mata yang rusak
ini tidak ada cara lain kecuali melakukan transplantasi kornea.

ALDH kornea manusia nampaknya lebih berperan sebagai
protein struktur dibanding fungsinya sebagai enzim hidrolisis. Letak ALDH
ekstrasel pada bagian tepi membrana Bowman, memungkinkan protein ini
menjadi protein sasaran pada reaksi perlunakan tepi kornea.

Lensa katarak
Pengetahuan Tjahjono tentang ALDH di kornea ternyata bisa dipakai untuk
meneliti peranan ALDH pada lensa mata. Ia mencoba menganalisa mengapa
pasien-pasien diabets yang telah menjalani pengobatana anti hipergilikemi
(penekan kelebihan kadar gula darah) tetap mengalami katarak. Namun tipe
kataraknya berbeda dengan katarak klasik yang terjadi pada pasien diabetes
yang terlambat diobati.

Untuk pertama kali dalam bidang medis, Tjahjono berhasil membuktikan bahwa
kadar malonaldehid (MDA) jaauh lebih tinggi secara bermakna pada penderita
katarak diabetik di banding penderita katarak senilis yang non-dibateik. Dan
terbukti pula abahwa kadar ALDH pada pasien diabetes jauh lebih rendah
dibanding ornag-orang normal. Dan ini ternyataa disebabkan oleh obat-obat
antidiabetes atau antihipergilikemi yang dihati memblok ALDH. Efek ini
juga ditimbulkan oleh obat-obat yang mengandung streoid untuk meringankan
keluhan pasien asma dan rematik.

Seperti diketahui, katarak adalah penyebab utama kebutaan di dunia yang
sebenarnya dapat diobati. Katarak senilis pada orang-orang lanjut usia
terjadi karena nukleus lensa mata memadat. pada pasien diabetes, terjadi
pula keadaan katarak pada usia yang relatif muda, yang disebabkan tingginya
kadar gula darah. Katarak diabetik ini terjadi karena korteks yang
mengelilingi nukleus lensa mengeruh dan lensa membengkak karena tekanan
osmosis. Obat-obat antidiabetes seperti sulfonilurea berhasil memcegah
katarak diabetik, namun kekeruhan atau katarak lain muncul di bagian
belakang sub kapsuler lensa.

ALDH ternyata selain ditemukan dalam kornea, cairan mata dan retina, juga
terdapat dalam lensa mata manusia. Di lensa, fungsi ALDH yang lebih
menonjol adalah fungsi protektifnya menghidrolisa aldehid seperti MDA.
Tjahjono berhasil menemukan kenyataan bahwa lensa pada pasien katarak diabetik
memiliki aktivitas ALDH yang jauh lebih rendah dibanding lensaa pada pasien
katarak non-diabetik.

Anda mungkin juga menyukai