Anda di halaman 1dari 11

1

KORELASI SUDUT LUMBOSAKRAL TERHADAP DERAJAT PENEKANAN


RADIKS SARAF PENDERITA HERNIA NUKLEUS PULPOSUS
BERDASARKAN PEMERIKSAAN MRI




CORRELATION ON LUMBOSACRAL ANGLE ON THE DEGREE NERVE
ROOT SUPPESSION OF NUCLEUS PULPOSUS HERNIASI PATIENTS
BASED ON MRI EXAMINATION



Harkani
1
, Muhammad Ilyas
1
, Frans Liyadi
1
,Nurlaily Idris
1
, Abdul Muis
2
, Arifin Seweng
3





1
Bagian Ilmu Radiologi Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin Makassar
2
Bagian Ilmu Penyakit Syaraf Fakultas Kedokteran , Universitas Hasanuddin Makassar
3
Bagian Biostatistik Kesehatan Kesehatan Masyarakat , Universitas Hasanuddin Makassar





Alamat Koresponden :

Harkani
Bagian Radiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Makassar, 90245
HP : 082194930718
Email : zharkani@yahoo.com




2

ABSTRAK


Pengukuran sudut lumbosakral merupakan salah satu parameter dalam evaluasi etiologi dari sindrom nyeri
punggung bawah. Sekitar 40% nyeri tersebut disebabkan oleh HNP. Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah
ada korelasi sudut lumbosakral terhadap derajat penekanan radiks saraf penderita hernia nucleus pulposus.
Selama periode September sampai Desember 2012 didapatkan sampel 65 pasien HNP yang menjalani
pemeriksaan MRI Lumbosakral. Pengukuran sudut lumbosakral dilakukan pada irisan mid sagital di work
station MRI, derajat penekanan radiks saraf dinilai berdasarkan kriteria Pfirrmann, dilakukan analisis statistik uji
korelasi chi Square, Likelihood Ratio, Anova. Hasil penelitian menunjukkan pada penderita HNP terdapat
kecenderungan bahwa semakin besar sudut lumbosakral, derajat penekanan radiks akan semakin berat. Kejadian
HNP lebih banyak ditemukan pada kelompok sudut lumbosakral < 35. Akan tetapi, secara statistic tidak
menunjukkan hubungan yang bermakna. Terdapat hubungan bermakna antara umur dengan derajat penekanan
radiks, antara umur dengan degenerasi diskus, antara derajat penekanan radiks dengan HNP, dan antara HNP
dengan degenerasi diskus. Terdapat perbedaan sudut lumbosakral berdasarkan kelompok penekanan radiks saraf,
umur, jenis kelamin dan kategori berat badan (IMT). Kejadian HNP terbanyak ditemukan pada laki-laki
dibandingkan perempuan. Terdapat kecenderungan penekanan radiks derajat berat lebih banyak ditemukan
pada laki-laki, tetapi tidak ada hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan derajat penekanan
radiks.Penekanan radiks derajat berat banyak ditemukan pada penderita HNP yang obesitas. Ada kecenderungan
semakin bertambah IMT maka sudut lumbosakral akan semakin kecil. Tidak terdapat hubungan bermakna
antara kategori IMT dengan derajat penekanan radiks.

Kata kunci : sudut lumbosakral, penekanan radiks syaraf menurut Pfirmann, IMT


ABSTRACT


The measurement of lumbosacral angle is the parameter in evaluation of etiology of low back pain, about 40%
of the pain caused by HNP. The aim of the research is to find out whether there is a correlation to the degree
angle lumbosacral angle and the degree of the nerve roots suppression of pulposus nucleus herniahe si patients.
The research was across study conducted in Radiology Unit of Wahidin Sudirohusodo Hospital, Makassar from
September to December 2012. The samples were 65 HNP pasients having medical treatment of lumbosacral
MRI consisting of 8 males and 27 females who were 47 years oldon everage. The measurement of lumbosacral
angle on mid sagittal slices was done at the work of MRI station. The degree of nerve root suppression was
assessed based on the criteria of Pfirmann et al. The data were analyzed using statistic analysis of chi-square
correlation test, Likehood Ratio, Anova. The results of the research reveal thta in HNP patient, there is a
tendency that the larger the lumbosacral angle, the heavier the degree of root suppression. The occurrence of
HNP is much more found in the group having lumbosacral angle of < 35

, but statistically it does not indicate a


significant correlation. There is a significant correlation between age and the degree of the root suppression,
between age and disc degeneration, between age and the degree of the root suppression and HNP, and between
HNP and disc degeneration. There are differences in point of lumbosacral angle based on the group of root
suppression of nerve, age, sex, and body weight category (IMT). The accurance of HNP is mostly found in
males, but there is no significant correlation between sex and the found in HNP patients who are obese. There is
tendency that the more IMT increases, the smaller lumbosacral angle is. There is no correlation between IMT
category and the degree of root suppression.


Key words: lumbosacral angle, Pfirmann of nerve root suppression, MRI, IMT







3

PENDAHULUAN
Sudut lumbosakral adalah sudut yang dibentuk oleh garis yang parallel pada permukaan
superior sakrum dan garis aksis perpendicular . Albert Barnett Fergosun merupakan orang
yang pertama kali memperkenalkan metode pengukuran sudut ini, kemudian
mempublikasikannnya dalam jurnal Radiologi di New York tahun 1934. Pengukuran
dilakukan pada pasien dengan keluhan nyeri punggung bawah pada plain foto lumbosakral
lateral tegak.

Sudut lumbosakral rata-rata sekitar 41,1
o
dengan simpang baku 7,7
o
atau
antara 35-45.(Hellems et al,1985) Sudut lumbosakral sangat signifikans diatas 45 derajat
disebut hiperlordosis, jika dibawah 35 derajat disebut hipolordosis. (Hellems et al,1985;
Chalian et al.,2012; Vismara et al.,2010)
Hernia nukleus pulposus merupakan suatu keadaan dimana annulus fibrosus beserta
nukleus pulposusnya menonjol ke dalam kanalis spinalis. Di daerah lumbal penonjolan
dapat terjadi kea rah posterolateral atau posterosentral. (Meschan, 1985). Hernia nukleus
pulposus penting sekali karena merupakan salah satu dari banyak penyebab nyeri
punggung bawah akibat proses degenerasi. (Meschan,1985; Adam et al.,1997) Sekitar 40%
nyeri punggung bawah disebabkan oleh HNP. Penderita sering mengeluh sakit punggung
menjalar ke tungkai bawah terutama saat aktivitas membungkuk.(Olmakers,1998)
Timbulnya rasa nyeri diakibatkan penekanan pada susunan saraf tepi yang terjepit pada
area tersebut. Secara umum kondisi ini seringkali terkait dengan trauma mekanik akut,
namun dapat juga sebagai akumulasi dari beberapa trauma dalam kurun waktu tertentu.
(Han et al.,1997)
Penelitian terhadap perempuan obesitas menunjukkan suatu peningkatan yang
signifikan kasus nyeri punggung bawah. Dilaporkan prevalensi NPB sebesar 22% pada 5724
populasi dewasa yang obesitas berumur antara 60 tahun atau lebih, terdapat korelasi linier
antara nyeri punggung bawah dan indeks massa tubuh (Han et al., 1997; Vismara et al.,
2010). Berat badan lebih dipertimbangkan sebagai faktor risiko penyebab nyeri punggung
bawah. (Lebouf et al., 2000) Pada kelompok pasien spine disease tentang hubungan
obesitas dengan status fungsional spine menunjukkan suatu hubungan yang bermakna,
dimana pada mereka dengan katagori obesitas lebih banyak didapatkan nyeri radukuler
dan tanda-tanda neurologi lainnya. (Fanuele et al., 2002)

MRI merupakan modalitas utama pemeriksaan HNP dengan sensitifitas dan spesifisitas
sekitar 96%-97%. (Cox,1990)

Derajat kompresi radiks saraf mempunyai hubungan dengan
4

beratnya keluhan nyeri pada penderita dengan nyeri skiatika. Terdapat hubungan derajat
penekanan radiks saraf berdasarkan pemeriksaan MRI dan hasil pembedahan pada penderita
hernia nukleus pulposus (Pfirrman et al., 2004)
Pengukuran sudut lumbosakral merupakan salah satu parameter dalam mengevaluasi
kemungkinan etiologi dari sindrom nyeri punggung bawah. Peningkatan sudut lumbosakral
menunjukkan kemungkinan fraktur kompresi pada daerah facet joint dan diskus posterior
yang menyebabkan perubahan degeneratif dini. Penurunan sudut dapat mempengaruhi titik
tumpu tubuh dan mendukung degenerasi diskus dan vertebra. Sementara degenerasi diskus
merupakan proses awal terjadinya herniasi nukleus pulposus. (Hellems et al., 1985; Chalian
et al., 2012 ; Vismara et.al., 2010) Penelitian tentang sudut lumbosakral dan analisisnya
terhadap derajat penekanan radiks saraf pada penderita hernia nukleus pulposus berdasarkan
MRI lumbosakral belum pernah dilakukan di Indonesia termasuk di Makassar, sehingga
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tersebut.
Penelitian bertujuan mengetahui korelasi sudut lumbosakral terhadap derajat
penekanan radiks saraf pada penderita hernia nukleus pulposus berdasarkan
pemeriksaan MRI Lumbosakral, dan membandingkan sudut lumbosakral berdasarkan umur,
jenis kelamin dan berat badan.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilakukan di bagian Radiologi RS Dr. Wahidin Sudirohusodo bulan
September sampai Desember 2012. Desain Penelitian ini adalah observasi cross sectional
untuk menganalisis sudut lumbosakral terhadap derajat penekanan radiks saraf pada
penderita HNP berdasarkan pemeriksaan MRI Lumbosakral . Sampel adalah semua populasi
terjangkau yang memenuhi kriteria penelitian. Pengambilan sampel dengan cara
construktive sampling. Data yang diperoleh pada penelitian ini akan di analisis
menggunakan Uji statistik Chi Square, Anova dan Likelihood Ratio.




5

HASIL PENELITIAN
Karakteristik Sampel
Sebaran umur termuda adalah 25 tahun dan tertua 73 tahun dengan rerata umur 44,9
tahun. Penderita HNP terbanyak berada pada kelompok umur 41-60 tahun, laki-laki (58,5%)
lebih predominan dari perempuan (41,5%). Namun terlihat kecenderungan penekanan radiks
derajat berat lebih banyak ditemukan pada laki-laki (18,4%) dibandingkan perempuan
(3,7%). Sudut lumbosakral rata-rata adalah 39,3

dengan Simpang Baku 6,1

. Rerata
Sudut lumbosakral pada laki-laki yang mengalami penekanan radiks saraf HNP adalah
37,49
o
dan pada perempuan 39,22
o
. Nilai sudut lumbosakral ini lebih rendah dari yang tidak
mengalami penekanan radiks saraf, yaitu 41,3
o
pada laki-laki dan 42,01
o
pada perempuan .
Sudut lumbosakral terendah 26,6

dan tertinggi 52. Frekuensi kejadian HNP pada kelompok
hipolordosis 93,3%, kelompok hiperlordosis 66,7% dan normolordosis adalah 61,9 %.
Terdapat perbedaan sudut LS berdasarkan derajat penekanan radiks. Rerata sudut LS
pada penderita yang tidak ada penekanan adalah 36,3
o
, pada kelompok penekanan ringan
sudutnya 44,9
o
, pada kelompok penekanan sedang sudutnya 53,1
o
dan kelompok penekanan
radiks saraf berat sudutnya 51,7
o.

Analisis Statistik
Tabel 1 memperlihatkan hubungan antara sudut lumbosakral terhadap derajat
penekanan radiks saraf penderita HNP. Berdasarkan uji Chi Square (p=0,578) tidak
terdapat hubungan signifikan sudut LS dengan derajat penekanan radiks saraf.
Tabel 2 menunjukkan ada hubungan signifikan antara umur dengan derajat penekanan
radiks (p<0,001). Derajat penekanan radiks semakin berat dengan semakin tuanya umur.
Tabel 3 memperlihatkan tidak ada hubungan signifikan antara indeks massa tubuh
dengan derajat penekanan radiks saraf. Tidak ada hubungan signifikan antara kategori IMT
dengan derajat penekanan radiks (p>0,05). Terdapat kecenderungan bahwa penekanan
radiks derajat berat lebih banyak ditemukan pada penderita obesitas .
Tabel 4 memperlihatkan hasil tidak ada hubungan signifikan hubungan obesitas dan
tidak obese dengan derajat penekanan radiks saraf berdasarkan uji Chi Square (p=0,708).
Tabel 5 memperlihatkan hasil tidak ada hubungan signifikan antara sudut LS dengan
derajat penekanan radiks (p>0,05) berdasarkan uji likelihood ratio (p=0,619),

6

PEMBAHASAN
Pada penelitian ini kejadian HNP lebih banyak ditemukan pada laki-laki dibandingkan
perempuan, hasil ini sesuai dengan Survey Finnish di Inggris. HNP paling sering terjadi pada
laki-laki dewasa dengan insiden puncak pada umur 40 dan 50 tahunan. Insiden HNP lumbalis
pada penderita dengan nyeri punggung bawah pada sebuah survey besar di Inggris oleh
Finnish adalah 5% pada laki-laki dan 4% pada perempuan. HNP lumbalis paling sering
(90%) mengenai diskus intervertebralis L5-S1.(Faiz et al., 2002)
HNP yang terbanyak ditemukan pada diskus intervertebra L4-5 (94%), kemudian L5-S1
(62%), L3-4 (58 %), jarang pada L2-3 (16%) dan L1-2 (3%). Hal ini sesuai bahwa HNP yang
paling sering (90%) ditemukan pada diskus L4-5,L5-S1 (Olmakers,1998 ; Han ,1997)


Derajat penekanan radiks saraf pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakan
grading menurut Pfirmann et.all. Berdasarkan kriteria ini penekanan radiks saraf terdiri dari
derajat 0 sampai dengan derajat 3. Kemudian dikelompokan menjadi penekanan radiks saraf
ringan sebanyak 24, sedang 18, berat 8 orang, dan tanpa penekanan radiks saraf 15 orang.
Tidak ada hubungan signifikan antara kategori sudut LS dengan derajat penekanan radiks
(p>0,05) dengan Likelihood Ratio (p=0,619). Tidak ada hubungan signifikan antara kategori
sudut LS dengan degenerasi disk (p>0,05) Likelihood Ratio (p=0,188). Namun terlihat
kecenderungan bahwa degenerasi diskus paling banyak terjadi pada sudut LS kurang dari 35
o

Sudut lumbosakral meningkat mengindikasikan kemungkinan dan kekuatan tekanan pada
aspek posterior lumbal (facies articularis) dan diskus menyebabkan perubahan degenerative
awal. Sudut menurun dapat mempengaruhi transfer berat bantalan dan memberikan
konstribusi awal ke diskus dan degenerasi vertebra. (Chalian et al., 2012)
Peningkatan sudut lumbosakral akan menyebabkan peregangan pada ligamen dan terjadi
kontraksi otot-otot punggung bawah untuk mempertahankan postur tubuh normal, akibatnya
akan terjadi sprain pada ligamen atau strain pada otot punggung sehingga timbul nyeri.(Terk,
2001) Berdasarkan uji Anova ada hubungan yang signifikan antara umur dengan derajat
penekanan radiks (p<0,001). Derajat penekanan radiks semakin berat dengan semakin tuanya
umur penderita. Tidak ada hubungan signifikan antara kategori IMT dengan derajat
penekanan radiks (p>0,05). Likelihood Ratio (p=0,278). Terlihat kecenderungan bahwa
penekanan radiks derajat berat lebih banyak ditemukan pada penderita obesitas dibandingkan
yang tidak obesitas.

Seseorang dengan berat badan lebih memiliki risiko nyeri pungung lebih
7

besar karena beban pada sendi penumpu berat badan akan meningkat sehingga akan
menyebabkan lordosis lumbalis bertambah yang kemudian menimbulkan kelelahan pada otot
paravertebra. (Chalian et al., 2012; Vismara et al., 2010)
Pada orang obesitas ditemukan kelemahan otot abdominal yang akan menyebabkan beban
aksial hanya dikolumna vertebra saja, sementara centra of gravity bergeser ke depan akibat
gaya moment meningkat sehingga mendorong kurva lumbalis lebih lordosis pada bidang
frontal, untuk mencegah meluncur ke depan. Hiperlordosis akan meningkatkan iritasi pada
lumbal L5-S1 sehingga akan terjadi nyeri pada 40% populasi (Vismara et al.,2010;
Cailliet,1981).
Ada hubungan signifikan antara umur dengan degenerasi diskus (p<0,001). Degenerasi
diskus terjadi terjadi pada umur yang lebih tua dibandingkan yang tidak ada degenerasi
diskus. Tidak ada hubungan signifikan antara IMT dengan degenerasi diskus (p>0,05) . Ada
hubungan signifikan antara derajat penekanan radiks dengan degenerasi diskus (p<0,01).
Likelihood Ratio (p=0,006). Degenerasi diskus lebih banyak terjadi pada adanya penekanan
radiks, khususnya pada derajat sedang. Sudut menurun dapat mempengaruhi transfer berat
bantalan dan memberikan konstribusi awal ke diskus dan degenerasi vertebra. Sementara
degenerasi diskus merupakan proses awal terjadinya herniasi nukleus pulposus. (Hellems et
al.,1985; Vismara et al.,2010)


KESIMPULAN DAN SARAN
Secara statistik tidak menunjukkan hubungan yang bermakna antara sudut lumbosakral
dengan derajat penekanan radiks syaraf. Terdapat perbedaan sudut lumbosakral berdasarkan
kelompok umur, jenis kelamin dan berat badan. Terdapat kecenderungan semakin besar sudut
lumbosakral, derajat penekanan radiks akan semakin berat. Penekanan radiks saraf pada
penderita HNP lebih banyak ditemukan pada kelompok sudut lumbosakral kurang dari 35
o
.
Terdapat hubungan bermakna antara umur dan derajat penekanan radiks, umur dan
degenerasi diskus. Perlu evaluasi dan penangangan lebih terintegrasi penderita HNP dengan
faktor risiko umur tua, obesitas dan sudut lumbosakral yang menurun dan degenerative diskus
untuk menurunkan risiko kekambuhan HNP. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai hubungan sudut lumbosakral kategori hiperlordosis dan hipolordosis terhadap
kejadian herniasi diskus pada populasi penelitian yang lebih besar.

8

DAFTAR PUSTAKA
Adam,R.D., Dictor,M., Ropper,A.H.(1997). Principle of Neurology,6
th
ed. NewYork. Mc
Graw Hill. Hal 206

Chalian, M., Soldatos,T., Carrino,J.A., Berzberg, A.J., Khanna,J., Chhabra.(2002). Prediction
of transitional lumbosacral anatomy on magnetic resonance imaging of the lumbar
spine. Published online March 29

Cailliet, R. (1981). Low back pain syndrome. 3
rd
ed. Philadelphia.

Cox, J.M. (1990). Low Back Pain mechanism, diagnosis and treatment, 5
th
ed. Williams and
Wilkin, hal. 60-64

Han, T.S., Schouten, J.S., Lean, M.E., Seidell, JC.(1997). The Prevalence of low back pain
and association with body fatness, fat distribution and height. In Interna Journal
Obese Relat Metab Disod. Jul; 21 (7): 600-7.

Hellems, H.K., Keats, T.E. (1985). Measurement of the Normal Lumbosakral Angle in
Roentgennographic Measurement Fifth Edition.Charlottesville,Virginia USA.
Hal 152.

Faiz, O., Moffat, D. (2002). Human Anatomi. Spine and Spinal cord in Anatomi at a Glance
Blackwell Science. Hal 159-61.

Fardon, D.F., Milette, P.C. (2001). Nomenclature and classification of lumbar disc. pathology
American Society of Spine Radiology, and American Society of Neuroradiology
Spine. Hal. 93-113.

Fanuele, J.C., Abdu, W.A., Hanscom,B., Weinsten, J.N.(2002). Associatin between Obesity
and Fungctional status in pasien with Spine Disease In Spine Journal. (Phila Pa).
Dartmouth Medical School, Hanover, New Hamsphire USA. Feb 1;27(3):306-12.


Leboeuf, Y.C.(2000). Body weight and low back pain : A systematic literature review of 56
journal articles reporting on 65 epidemiologic studies In Spine Journal (Phila Pa
1976). Nordic Institute for Chiropractic and Clinical Biomechanics, Odense Denmark
2000 Jan 15;25 (2) : 226-37

Lee, Y.S., Choi,C.J.Song. (2009). Symptomatic Nerve Root Changes on Contrast- Enhanced
MR Imaging after Surgery for Lumbar Disk Herniation. AJNR 30 May,9 .Hal.1061-
67. www.ajnr.org.

Meschan I. (1985). Roentgen Sign in Diagnostoc Imaging Second Edition. Volume 3,
WB Saunders Com. California USA. Hal. 125-169.


9

Naidoo, M. (2008). The Evaluastion of Normal Radiographic Measurements of the Lumbar
Spine in Young to Middle Aged Indian Fameles in Durban, Dissertation summitted
in partial compliance with the requerments for the Masters degree in Technology:
Chiropractic.Durban University of Technology.

Olmakers, K., Myers, R.R. (1998). Pathogenesis os Sciatic Pain : Role of Herniated Nucleus
Pulposus and Deformation of Spinal Nerve Root and Dorsal Root Ganglion p 78-105.

Pfirmann, C.W.A., Dora, C., Schmid, M.R., Zanetti, M., Hodler,J., Boos,N. (2004). MR
Image-based Grading of Lumbar Nerve Root Compromise due to Disc Herniation:
Reliability Study with Surgical Correlation. Journal of Radiology ; 250: 583-88

Terk, M.R., Forrester, D.M. (2001). Disk Space Disease, Spondylosis, and Related
Disorders in Neuroradiology : A Study Guide. Hal. 355-57

Vismara, L., Menegoni,F., Fabio, Z., Manuela,G., Stefano,N., Paolo,C. (2010). Effect of
obesity and low back pain on spinal mobility : a cross sectional study in women.
In Journal Neuroeng Rehabilitasion. MilanItaly 2010 January 18; 7:3


LAMPIRAN
Daftar Tabel
Tabel 1. Hubungan sudut LS dengan derajat penekanan radiks saraf

Variabel
Derajat Penekanan Radiks Saraf
Total Derajat 0 Derajat 1 Derajat 2 Derajat 3


Sudut
LS
<35 n 1 6 5 3 15
% 6,7% 40,0% 33,3% 20,0% 100,0%
35-45 n 11 13 11 4 39
% 28,2% 33,3% 28,2% 10,3% 100,0%
>45 n 3 5 2 1 11
% 27,3% 45,5% 18,2% 9,1% 100,0%
Total n 15 24 18 8 65
% 23,1% 36,9% 27,7% 12,3% 100,0%
Chi Square (p<0,0001).






10

Tabel 2. Hubungan umur dan IMT dengan derajat penekanan radiks saraf

Derajat Penekanan radiks saraf n Rerata Simpang Baku P

Umur
Derajat 0 15 36,3 9,49 0,000
Derajat 1 24 44,9 10,18
Derajat 2 18 53,1 10,59
Derajat 3 8 51,7 8,41

IMT
Derajat 0 15 24,4 3,65 0,131
Derajat 1 24 23,7 4,10
Derajat 2 18 25,2 3,90
Derajat 3 8 27,5 3,88
Anova

Tabel 3. Hubungan IMT dengan penekanan radiks saraf

Varibel
Kategori Penekanan Radiks
Total Tidak ada Ringan Sedang Berat




IMT
Kurang n 1 2 0 0 3
% 33,3% 66,7% 0,0% 0,0% 100,0%
Normal n 8 12 9 3 32
% 25,0% 37,5% 28,1% 9,4% 100,0%
Pre
Obese
n 4 10 9 4 27
% 14,8% 37,0% 33,3% 14,8% 100,0%
Obese
Grade 1
n 2 0 0 1 3
% 66,7% 0,0% 0,0% 33,3% 100,0%
Total n 15 24 18 8 65
% 23,1% 36,9% 27,7% 12,3% 100,0%
Uji Likelihood Ratio (p=0,278).


Tabel 4. Hubungan obesitas dengan derajat penekanan radiks saraf

Variabel
Derajat penekanan radiks saraf
Total Derajat 0 Derajat 1 Derajat 2 Derajat 3

Berat
Badan
Tidak
Obese
n 9 14 9 3 35
% 25,7% 40,0% 25,7% 8,6% 100,0%
Obese n 6 10 9 5 30
% 20,0% 33,3% 30,0% 16,7% 100,0%
Total n 15 24 18 8 65
% 23,1% 36,9% 27,7% 12,3% 100,0%
Chi Square (p=0,708).





11

Tabel 5. Hubungan sudut lumbosakral dengan kategori penekanan radiks
saraf

Variabel
Kategori Penekanan Radiks
Total Tidak ada Ringan Sedang Berat


Sudut
Lumbo
Sakral
<35 n 1 6 5 3 15
% 6,7% 40,0% 33,3% 20,0% 100,0%
35-40 n 4 8 6 3 21
% 19,0% 38,1% 28,6% 14,3% 100,0%
41-45 n 7 5 5 1 18
% 38,9% 27,8% 27,8% 5,6% 100,0%
>45 n 3 5 2 1 11
% 27,3% 45,5% 18,2% 9,1% 100,0%
Total n 15 24 18 8 65
% 23,1% 36,9% 27,7% 12,3% 100,0%
Likelihood Ratio (p=0,619).

Anda mungkin juga menyukai