SMA NEGERI 1 CIOMAS KAB.BOGOR JALAN RAYA Cibinong Desa Sukaharja, kec.Ciomas Kab.Bogor
2 Tugas Sosiologi kelas X-5 , SMA Negeri 1 Ciomas kab.Bogor 2013/2014 Pengertian Hedonisme Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan- perasaan yang menyakitkan. [1] Hedonisme merupakan ajaran atau pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup dan tindakan manusia. Kata hedonisme diambil dari Bahasa Yunani hdonismos dari akar kata hdon, artinya "kesenangan". [3] Paham ini berusaha menjelaskan adalah baik apa yang memuaskan keinginan manusia dan apa yang meningkatkan kuantitas kesenangan itu sendiri. Hedonisme muncul pada awal sejarah filsafat sekitar tahun 433 SM. [4] Hedonisme ingin menjawab pertanyaan filsafat "apa yang menjadi hal terbaik bagi manusia?" [4] Hal ini diawali dengan Sokrates yang menanyakan tentang apa yang sebenarnya menjadi tujuan akhir manusia. [4] Lalu Aristippos dari Kyrene (433-355 SM) menjawab bahwa yang menjadi hal terbaik bagi manusia adalah kesenangan. [4] Aristippos memaparkan bahwa manusia sejak masa kecilnya selalu mencari kesenangan dan bila tidak mencapainya, manusia itu akan mencari sesuatu yang lain lagi. Pandangan tentang 'kesenangan' (hedonisme) ini kemudian dilanjutkan seorang filsuf Yunani lain bernama Epikuros (341-270 SM). [4] Menurutnya, tindakan manusia yang mencari kesenangan adalah kodrat alamiah. [4] Meskipun demikian, hedonisme Epikurean lebih luas karena tidak hanya mencakup kesenangan badani saja --seperti Kaum Aristippos--, melainkan kesenangan rohani juga, seperti terbebasnya jiwa dari keresahan. Sebab munculnya hedonisme?
Salah satu sebab yaitu banyak barang konsumtif yang diimpor akan menimbulkan adanya ekses materialisme di mana ukuran kesuksesan seseorang diukur dari banyaknya dan mahalnya barang-barang dan uang yang dimiliki. Semakin banyak rumahnya, semakin mewah rumahnya, semakin banyak mobilnya, semakin mewah mobinya, maka dia akan merasa dan dianggap sukses oleh masyarakatnya. Apakah semuanya diperoleh dari hasil korupsi atau lainnya, itu urusan lain.
Faktor-faktor Penyebab Hedonisme
Adapun faktor-faktor penyebab hedonisme dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu, faktor internal dan factor eksternal. Factor internal merupakan factor yang berasal dari dalam diri manusia itu sendiri. Sedangkan factor eksternal bisa juga disebut sebagai factor lingkungan.
Telah menjadi sifat dasar manusia untuk mendapatkan sesuatu sebanyak-banyaknya dengan kerja yang seringan-ringannya. Sifat dasar yang lain adalah rasa tidak puas manusia yang tidak berujung. Hal inilah yang kemudian menjadikan manusia sebagai makhluk yang serakah dan cenderung materialistik. Kecenderungan inilah, yang apabila tidak dikendalikan dengan baik
3 Tugas Sosiologi kelas X-5 , SMA Negeri 1 Ciomas kab.Bogor 2013/2014 akan menyebabkan prilaku konsumerisme, yang berujung kemudian kepada hedonisme. Tetapi, sifat dasar manusia yang seperti di atas sebenarnya dan seharusnya dapat dibatasi, apabila manusia itu sadar mengenai apa kewajiban utamanya ada di dunia, yaitu, beribadah kepada Allah. Artinya, yang menjadi penyebab internal hedonisme yang paling pokok adalah lemahnya keimanan dan pengetahuan agama seseorang.
Adapun factor eksternal penyebab hedonisme yang paling utama adalah arus westernisasi atau globalisasi informasi. Tidak dapat kita pungkiri bahwasannya saat ini kita tidak dapat terlepas dari media informasi, baik itu televisi, koran, majalah, maupun internet. Media inilah yang menyebabkan arus informasi mengalir begitu derasnya, dalan artian, informasi yang ada di satu belahan dunia dapat pula dinikmati di belahan dunia lainnya.
Dalam media informasi tak jarang ditampilkan berbagai macam kebudayaan maupun gaya hidup dari belahan dunia lainnya, terlebih eropa dan Amerika Serikat. Sedangkan, kebanyakan orang di sana merupakan orang-orang yang berfaham bebas dan sangat mengagungkan materi. Hal inilah yang kemudian ditularkan ke masyarakat-masyarakat dunia yang lain, khususnya Indonesia, padahal masyarakat Indonesia memiliki perbedaan budaya, yang kemudian menyebabkan akulturasi atau bahkan merusak budaya Indonesia dan digantikan dengan budaya bersenang-senang atau hedonisme.
Akibat Hedonisme
Setidaknya ada empat hal yang dapat disebabkan dari perilaku hedonisme, yaitu, individualistis, materialistis, seks bebas, dan mentalitas instan. Rasa individualistis merupakan rasa yang mengedepankan kebebasan pribadi dan kelompoknya dan cenderung tidak menghiraukan orang lain. Orang-orang yang individualistis cenderung tidak percaya bahwa melibatkan dirinya dalam fungsi kemasyarakatan akan menyebabkan dirinya bahagia. Rasa materialistis adalah rasa dimana seseorang akan mencari materi atau kekayaan sebanyak-banyaknya dan tanpa memikirkan dari mana itu semua berasal. Orang-orang materialistis cenderung berusaha mencari materi atau uang untuk digunakan memuaskan nafsunya akan sesuatu benda atau hal yang menurutnya berharga. Seks bebas adalah prilaku seks yang menyimpang, di mana seseorang dapat melakukannya dengan siapa saja yang sefaham. Orang-orang semacam ini menganggap bahwa seks hanyalah pemuas nafsu belaka. Mentalitas instan singkatnya adalah ketika seseorang beranggapan bahwa apa yang mereka lakukan atau masalah yang mereka hadapi, dalam konteks hedonisme, dapat diselesaikan hanya dengan uang atau materi.
1. Cara Mengatasi Budaya Hedonisme : Untuk mengantisipasi pengaruh negatif budaya hedonisme bagi mahasiswa perlu diadakan sosialisasi, yaitu :
4 Tugas Sosiologi kelas X-5 , SMA Negeri 1 Ciomas kab.Bogor 2013/2014 1. Perlunya kearifan dalam memilih barang agar tidak terjebak dalam konsumerisme. 2. Menanamkan pola hidup sederhana dalam kehidupan sehari-hari. 3. Dalam memilih barang mahasiswa perlu membuat skala prioritas dalam berbelanja sehingga dapat membedakan barang apa yang benar-benar diperlukan dan barang- barang yang diinginkan namun tidak diperlukan. 4. Penerapan pola hidup sederhana dalam kegiatan sehari-hari diperlukan untuk mengatur keuangan mahasiswa agar pendapatan yang biasanya berasal dari orang tua tidaklah lebih kecil daripada pengeluaran. 5. Adanya kedewasaan dalam berpikir sehingga mahasiswa dapat membentengi diri dari pola hidup konsumerisme. Memilih gaya hidup hedonime, terus terang tidak akan pernah memberikan kepuasan dan kebahagiaan. Ibarat minum air garam, makin diminum makin haus. Bagi yang belum terlanjur menjadi pengidola hedonisme maka segeralah balik kiri, berubah seratus delapan puluh derajat. Bahwa kebahagian hidup ada pada hati yang bening, saatnya bagi kita kembali untuk menyuburkan akar-akar spiritual- kembali ke jalan Ilahi, tumbuhkan jiwa peduli pada sesama- buang jauh-jauh karakter selfish (mementingkan diri sendiri), dan miliki multi kekuatan kuat otak, kuat otot, kuat kemampuan berkomunikasi, kuat beribadah, dan kuat mencari rezeki.