8 - Bab 5

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 11

45

V. Tugas Khusus
Tata Letak Fasilitas Produksi Urea
Departemen Produksi I di PT Petrokimia Gresik

V.1 Tata Letak Fasilitas Pabrik Urea
Tata Letak fasilitas pabrik merupakan keseluruhan bentuk
dan penempatan fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam proses
produksi (Prasetya dan Lukiastuti, 2009). Tata letak fasilitas
produksi urea PT Petrokimia Gresik secara keseluruhan sudah
cukup baik dalam membantu kelancaran proses produksi. PT
Petrokimia yang mempunyai area produksi khususnya pada
produksi urea sebesar 0,6 Ha telah dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya sehingga memperlancar proses produksi dan
kendala yang mengakibatkan proses produksi terhambat dapat
dikurangi dengan pengaturan fasilitas-fasilitas yang teratur serta
efektif. Mesin dan peralatan yang digunakan oleh pabrik urea
PT Petrokimia Gresik termasuk dalam kelompok mesin dengan
dimensi yang besar dan karena proses produksi yang
berlangsung secara kontinyu maka tata letak fasilitas produksi
yang diterapkan pabrik urea harus memperhatikan urutan
proses produksi. Tata letak fasilitas dimaksudkan sebagai
sarana untuk perbaikan layout fasilitas, digunakan dalam
penanganan bahan (material handling) dan untuk menentukan
peralatan dalam proses produksi, serta menentukan
perencanaan fasilitas secara keseluruhan. Tata letak fasilitas
juga dirancang khusus untuk menciptakan kenyamanan,
keselamatan kerja, dan juga memperlancar proses produksi
sehingga diharapkaan akan meningkatkan fasilitas produksi.
Tujuan pengaturan tata letak fasilitas produksi adalah
pemanfaatan lebih besar atas ruangan, peralatan, arus
informasi, bahan baku, dan kondisi kerja yang lebih aman.
Tata letak fasilitas produksi urea secara keseluruhan
meliputi fasilitas kantor, fasilitas eksternal, dan fasilitas produksi.
Fasilitas kantor terdiri dari ruang kabag ammonia, ruang
administrasi ammonia, ruang dcs ammonia, ruang kasi
ammonia, ruang dcs urea, ruang dcs service unit, ruang kasi
service unit, ruang was shift, ruang operator, toilet, dan dapur.
Fasilitas eksternal terdiri dari mobil, sepeda, pos satpam, jalan
45

kecil, dan jalan besar. Fasilitas produksi terdiri dari instumentasi
utama yaitu reactor, stripper, HP decomposer, LP decomposer,
Vacuum Concentrator Upper, Vacuum Concetrator Lower, Final
Concentrator, Final Separator, dan Prilling Tower. Kemudian
Alat pendukung yaitu Heater, First ejector, second ejector,
Ejector for FA-203, Ejector for EA-503, Ammonium Feed Pump,
Carbamate Feed Pump, Urea Solution Pump, Urea Solution
Sirculation Pump, Urea Solution Feed Pump, Molten Urea
Pump, Water Pump for Prilling Tower, Carbamate Condenser I,
Carbamet Condenser II, Urea Solution Heater, Surface
Condenser for FA-203, Preheater for DA-501, Final Absolute
Cooler, Scrubber, Washing Column, Urea Hydrolizer,Final
Absorber, Urea Solution Tank, Flash separator, Process
Condensate Tank. Untuk lebih jelasnya mengenai tata letak
fasilitas produksi (mesin) pada produksi urea PT Petrokimia
Gresik ditunjukkan pada Lampiran 11.
Menurut Wignjosoebroto (2003), tata letak pabrik dapat
didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas
pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi.
Pengaturan tersebut akan dicoba dengan memanfaatkan luas
area (space) untuk penempatan mesin atau fasilitas penunjang
produksi lainnya, kelancaran gerakan perpindahan bahan baku,
penyimpanan bahan jadi (storage), personal pekerja dan
sebagainya.

V.2 Jenis dan Tujuan Tata Letak Fasilitas Produksi
Pengaturan lay out di produksi urea PT Petrokimia Gresik
didasarkan pada urutan proses produksi (Product Layout) yaitu
pengaturan fasilitas pada mesin- mesin dan perlengkapan
disusun berdasarkan garis aliran (flow line) proses produksi.
Urutan Operasi yang diperlukan bagi produk yang dibuat sesuai
urutan proses produksi dari bahan baku (raw material) sampai
produk jadi.
Berdasarkan lampiran 11, maka dapat dikatakan bahwa
tata letak fasilitas produksi yang terdapat di pabrik urea PT
Petrokimia Gresik termasuk dalam tipe fixed layout product
layout, karena pengaturan fasilitas/mesin produksi tersebut telah
disusun pada suatu lokasi yang tetap dan tidak dapat
45

dipindahkan, serta disesuaikan dengan urutan proses produksi,
sehingga akan lebih meningkatkan efektivitas dan efisiensi
proses produksi. Hal tersebut sesuai dengan apa yang
dikemukakan oleh Wignosoebroto ( 2003 ), fixed layout adalah
tipe tata letak fasilitas dimana semua komponen untuk proses
produksi diletakkan pada lokasi yang tetap dan dalam satu
kawasan yang dekat. Sedangkan product layout adalah tipe
tata letak fasilitas dimana pengaturan fasilitas produksi disusun
sesuai dengan urutan prose produksi.
Penggunaan tipe tata letak fasilitas fixed layout product
layout akan berpengaruh terhadap efektifitas dan efisiensi
proses produksi. Semakin tepat penggunaan tipe tata letak
fasilitas dengan proses produksi akan memberikan dampak
pada efektifitas dan efisiensi proses produksi. Karena
prusahaan tersebut menerapkan tipe tata letak fasilitas fixed
layout product layout maka perusahaan dapat mencapai
efektifitas dan efisiensi dalam produksi.
Menurut Wignosoebroto ( 2003 ) Product Lay Out
mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan :
a. Kelebihan :
- Aliran Produksi material berlangsung lancar
- Total waktu yang digunakan untuk produksi relatif
singkat
- Pengawasan proses produksi mudah dilaksanakan
b. Kekurangan :
- Apabila mesin produksi hanya satu maka kerusakan
salah satu mesin akan dapat menghentikan aliran
proses produksi secara total
- Adanya investasi dalam jumlah besar untuk pengadaan
mesin baik dari segi jumlah maupun kegunaan mesin
Dalam aplikasinya, pabrik pembuatan pupuk urea di PT
Petrokimia Gresik ini menempatkan mesin dan peralatannya
sesuai dengan luas area pabrik dan urutan prosesnya. Gambar
Tata letak fasilitas produksi Urea ditampilkan pada lampiran xxx
Secara garis besar tujuan utama dari tata letak pabrik
ialah mengatur area kerja dari segala fasilitas produksi yang
paling ekonomis untuk operasi, aman, dan nyaman sehingga
akan dapat menaikkan performance. Tujuan tata letak fasilitas
45

produksi urea PT Petrokimia Gresik berdasarkan aliran
produksinya, yaitu :
Adanya aliran bahan baku yang tidak terputus-putus
sehingga memperkecil jarak perpindahan bahan baku
Efisiensi terhadap waktu, tenaga, dan biaya.
Mengoptimalkan luas yang ada
Memudahkan pengawasan dalam proses operasi.
Perlunya susunan letak fasilitas produksi agar karyawan
dapat bekerja dengan mudah dan baik dan memperlancar aliran
proses produksi. Semua itu digunakan untuk mendapatkan
efisiensi produksi dan efektifitas kerja yang semakin meningkat,
sehingga produktivitas kerjanya akan terus meningkat. Pada
umumnya tata letak pabrik yang terencana dengan baik akan
ikut menentukan efisiensi dan dalam beberapa hal akan
menjaga kelangsungan hidup ataupun kesuksesan suatu
industri.

V.3 Pola Aliran Bahan
Dalam pengaturan tata letak fasilitas, salah satu aspek
yang digunakan sebagai bahan pertimbangan adalah pola aliran
bahan selama proses. Pola aliran bahan merupakan pola aliran
yang dipakai untuk pengaturan aliran bahan dalam proses
produksi.Pola aliran bahan di produksi urea sudah menerapkan
teori yang sesuai dengan teori bahan yang efektif dan efisien.
Hal ini dikarenakan terbatasnya luas ruang pabrik serta jumlah
mesin dan alat yang digunakan. Produksi urea PT Petrokimia
Gresik dibangun dengan memanfaatkan lahan minimum yang
ada dalam area unit pabrik I (ammoniak, Urea, dan ZA).
Penerapan pola aliran bahan pada produksi urea ini
digolongkan dalam bentuk straight line karena pola aliran bahan
dari setiap proses dilakukan berurutan. Proses produksi disusun
berbelok-belok dan naik turun untuk meminimasi penggunaan
ruang. Penggunaan pola aliran straight line oleh PT. Petrokimia
disesuaikan dengan luas area produksi urea, berbagai macam
alat produciont equipment yang digunakan serta ukuran mesin
dan peralatan yang digunakan. Pertimbangan utama
menggunakan aliran straight line adalah mempertimbangkan
45

luas area produksi yang digunakan untuk proses produksi yang
digunkan untuk proses produksi urea.
1 2 3 4
Stasiun
Penerimaan
CO2 dan
Ammonia
Stasiun
Reaksi
Synthesis
Stasiun
Reaksi
Purification
Stasiun Reaksi
Concentration
5 6
Stasiun
Pembutiran
(Prilling)
Sortasi &
Pengantongan

Gambar 5.1 Pola Aliran Bahan Straight Line PT Petrokimia
Gresik

Aliran bahan disusun berurutan karena jarak perpindahan
bahan relatif singkat dan jarak antar mesin yang pendek. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Wignjosoebroto (2003) bahwa pola
aliran berdasarkan garis lurus atau straight line umum dipakai
bilamana produksi berlangsung singkat, relatif sederhana dan
umum terdiri dari beberapa komponen komponen atau
beberapa macam production equipment. Pola aliran ini
digunakan untuk memperoleh lintasan produksi yang singkat,
relatif sederhana dan umum yang mencakup berbagai macam
production equipment. Selain itu, pola aliran ini umum
digunakan bilamana proses material handling dilaksanakan
mekanis yaitu dengan menggunakan belt conveyor yang
berguna mengalirkan urea pada unit bulk yang kemudian
dilirkan ke unit bagging untuk dikemas. Dilihat dari pengamatan
lapangan, pola aliran bahan terjadi hampir tidak ada delay mulai
dari bahan baku (ammoniak dan CO
2
) masuk dari pipa
ammoniak hingga menjadi produk (urea butriran).

V.4 Faktor penyusun tata letak fasilitas produksi Urea
Dalam penyusunan tata letak yang baik, perlu diketahui
faktor-faktor yang harus dipertimbangkan PT Petrokimia Gresik
mempertimbangkan beberapa faktor yang berpengaruh dalam
penyusunan tata letak yang digunakan yaitu :
Urutan dari proses produksi
Kebutuhan ruangan peralatan dan mesin
Maintenance
Replacement
45

Flexibilty
Plan Climate
Bahan Baku utama dari pupuk urea CO
2
(gas) dan
Ammonia dimana keduanya berbentuk gas tidak memerlukan
handling yang khusus karena perpindahan dari proses ke
proses berikutnya menggunakan pipa. Urutan proses produksi
dari awal hingga akhir disusun sedemikian mungkin sesuai
urutan dalam menghasilkan produk. Kebutuhan ruangan untuk
proses produksi harus disesuaikan dengan luas lahan yang
dimiliki oleh pabrik sehingga penyusunan tata letak harus benar-
benar memanfaatkan space yang ada. Penyusunan tata letak
juga berdasarkan fleksibiltas penyusunan peralatan/mesin guna
lebih mudah dalam hal perawatan maupun penggantian yang
terbukti dengan adanya lahan disekitar area produksi untuk
penggantian peralatan/mesin yang besar dan berat serta
pemberian jarak antar stasiun untuk mempermudah kegiatan
perawatan.
Faktor penyusunan tata letak di PT Petrokimia Gresik
beberapa telah sesuai berdasarkan pertimbangan yang
dikemukakan oleh Purnomo (2004). Untuk mendapatkan lokasi
pabrik yang tepat, maka harus diperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi lokasi pabrik. Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam menyusun layout adalah sebagai berikut:
1. Produk yang dihasilkan
2. Urutan produksinya
3. Kebutuhan akan ruangan yang cukup luas
4. Peralatan/mesin, apakan mesin-mesinnya berat, kalau
berat diperlukan luas lantai yang lebih kokoh.
5. Maintenance dan replacement
6. Adanya keseimbangan kapasitas (balance capacity)
7. Minimum movement. Dengan gerak sedikit maka
biayanya akan lebih rendah
8. Aliran dari bahan baku
9. Employee area. Tempat kerja harus cukup luas sehingga
tidak mengganggu keselamatan dan kesehatan serta
kelancaran produksi
10. Service area (WC, tempat ibadah) diatur dekat dengan
tempat kerja
45

11. Waiting area. Tempat untuk menyimpan barang-barang
sementara sambil menunggu proses selanjutnya
12. Plan climate. Udara pabrik harus diatur sesuai dengan
keadaan produk dan pekerja.

V.5 Operation Process Chart (OPC)
Operation Process Chart atau peta proses operasi
merupakan diagram proses dan salah satu teknik yang paling
berguna dalam produksi dan pengalisaan, yang artinya adalah
suatu diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses
yang dialami oleh bahan baku meliputi proses operasi dan
pemeriksaan. Pembuatan OPC ini merupakan tahap pertama
dalam perencanaan pabrik. Dengan adanya peta proses operasi
dapat dilihat apa saja yang dibutuhkan yakni dari bahan baku
dan bahan penunjang yang dibutuhkan, proses proses pada
masing-masing komponen mesin atau alat yang digunakan
dalam operasi ,waktu yang dibutuhkan dalam proses, serta
berat bahan yang dihasilkan.
Peta proses operasi digambarkan dengan bentuk lambang
atau simbol yang telah dibakukan meliputi operasi,
pemeriksaan, aktifitas gabungan, dan penyimpanan. Kegiatan
operasi terjadi apabila benda atau bahan mengalami perubahan
sifat, baik secara fisik maupun kimia. Kegiatan pemeriksaan
dilakukan terhadap suatu objek agar sesuai dengan standar
yang ditetapkan. Aktivitas gabungan adalah pelaksanaan proses
operasi dan pemeriksaan secara bersamaan. Sedangkan
penyimpanan yaitu melakukan kegiatan menyimpan benda
dalam waktu yang cukup lama.
Menurut Wignjosoebroto (2003), Beberapa kegunaan
sserta keuntungan dari peta proses operasi yakni menunjukan
urutan pabrikasi dan perakitan tiap-tiap komponen, susunan
lintasan produksi, urutan proses produksi dan peta rakitan
sehingga memberikan informasi yang lebih lengkap.
Pada produksi urea PT Petrokimia Gresik Jumlah aktivitas
operasi pada pembuatan urea dalam 1 kali proses yaitu
sebanyak 1 aktivitas dengan waktu 15 menit, inspeksi dan
operasi 4 aktivitas dengan waktu 77 menit, dan satu aktivitas
penyimpanan dengan waktu 30 menit. Jumlah total aktivitas
45

adalah 6 dengan waktu 122 menit. Tata letak proses produksi
di PT Petrokimia sudah sesuai dengan peta proses operasi
peroduksi urea. Penyusunan mesin dan peralatan yang
digunakan berdasarkan urutan proses produksi yang
digambarkan pada peta proses operasi.

V.6 Activity Relation Chart (ARC)
ARC merupakan peta yang menggambarkan hubungan
kedekatan berdasarkan tingkat kepentingan antar kegiatan. PT
Petrokimia memiliki beberapa fasilitas yang beberapa
diantaranya memiliki hubungan kedekatan yang berbeda-beda.
Keterkaitan antar kegiatan dapat dilihat pada peta Activity
Relation Chart (ARC) pada Lampiran 12.
Berdasarkan peta ARC, dapat diketahui bahwa derajat
keterkaitan antar fasilitas atau kegiatan ditunjukkan dengan
warna dan simbolnya. Warna merah (A) menunjukkan
hubungan kedekatan yang mutlak perlu, warna jingga (E)
menunjukkan hubungan kedekatan sangat penting, warna
hijau (I) menunjukkan hubungan kedekatan penting, warna
biru (O) menunjukkan hubungan kedekatan biasa, warna
putih (U) menunjukkan hubungan kedekatan tidak perlu, dan
warna coklat (X) menunjukkan hubungan kedekatan yang
tidak dikehendaki (Purnomo, 2004). Semua kegiatan relatif
jauh dengan stasiun PLTD atau lebih dikenal dengan
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel. Stasiun PLTD tidak
dikehendaki berdekatan dengan fasilitas apapun untuk
menghindari kecelakaan yang tidak diharapkan, sehingga
dalam peta ARC hubungan antar stasiun PLTD dengan
kegiatan lain ditunjukkan dengan warna coklat. Untuk toilet
juga tidak diharapkan dekat dengan ruangan proses
produksi, sebab kemungkinan bau tidak sedap dapat
mengganggu kelancaran proses produksi, sehingga dalam
peta ARC ditunjukkan dengan warna coklat.
Urutan proses ditunjukkan dengan warna merah yang
berarti mutlak perlu, mulai dari ruang penerimaan pucuk
hingga gudang penyimpanan. Selain itu mesin atau alat
yang digunakan untuk proses produksi juga ditunjukkan
dengan warna merah, karena menunjukkan urutan alir kerja
45

antar mesin atau alat. Warna merah juga ditunjukkan
untuk kedekatan antara kantor pabrik dengan ruang
HACCP. Hal ini dapat mempermudah dalam menyimpan
atau menganalisis dokumen penting tentang
pengendalian mutu untuk tiap periodenya. Pos satpam
juga diletakkan dekat dengan tempat parkir mobil dan
motor agar meminimalisir hilangnya kendaraan,
sehingga ditunjukkan pada peta ARC dengan warna
merah yaitu mutlak perlu. Untuk belt conveyor
ditunjukkan dengan warna merah, sebab pada tiap
proses produksi membutuhkan belt conveyor untuk
memindahkan alat dari satu ruangan ke ruangan lainnya.
Warna jingga ditunjukkan kepada ruangan, fasilitas
atau mesin yang memiliki kedekatan tidak mutlak perlu,
namun kedekatannya akan lebih baik dan menyebabkan
peningkatan produktivitas. Kedekatan mesin yang
berada pada ruang sortasi ditandai dengan warna jingga
agar mempermudah proses sortasi berlangsung.
Timbangan diletakkan berdekatan pada mesin yang
berada pada ruang sortasi agar mempermudah
menghitung berat tiap mutu yang dihasilkan dari tiap
jenis bubuk teh hitam yang dihasilkan.
Warna hijau ditunjukkan untuk kedekatan antara
ruang pengemasan dan mesin di ruang sortasi.
Kedekatan antara keduanya dapat mempermudah aliran
proses bubuk teh hitam yang telah disortasi agar mudah
untuk dikemas. Kedekatan keduanya penting, sebab
tidak menggunakan ruangan yang sama.
Warna biru ditunjukkan untuk kedekatan antara
ruangan dan mesin peralatan yang memiliki derajat
kedekatan biasa, namun masih tergolong urutan alir
proses. Warna biru diberikan kepada ruangan dan mesin
yang tidak mutlak berdekatan, namun masih berada pada
ruang produksi. Pemberian warna pada peta ARC ini
berdasarkan pada kenyataan di lapangan serta sedikit
penambahan untuk perencanaan perbaikan dari yang
sudah ada.

45

Sesuai yang dijelaskan oleh Purnomo (2004) bahwa peta
hubungan fasilitas ini merupakan metode yang sederhana
dengan menghubungkan aktivitas-aktivitas secara berpasangan
sehingga semua aktivitas akan diketahui tingkat hubungannya.
Tata letak fasilitas produksi yang diterapkan di PT Petrokimia
secara keseluruhan sudah cukup baik dalam menunjang
kelancaran proses produksi. Hal ini dapat dilihat berdasarkan:
Material Handling Equipment (Peralatan Penanganan
Bahan)
Penggunaan conveyor untuk pemindahan bahan
berbentuk gas dan pipa untuk bahan berbentuk cairan
yang disesuaikan dengan kapasitas bahan yang akan
dipindah. Konfigurasi bangunan yang digunakan dalam
proses produksi dibuat lebih tinggi di beberapa titik untuk
mempermudah dalam perpindahan material dengan
pemanfaatan gaya gravitasi. Hal ini dimaksudkan agar
bahan baku dapat mengalir dengan sendirinya ke proses
pengolahan selanjutnya tanpa harus menggunakan
peralatan penolong untuk mengalirkannya. Penggunaan
gaya gravitasi dalam penanganan material selama proses
dimaksudkan untuk meminimalisasi biaya pemindahan
material.
Capacity and Space requirement (Kapasitas dan
persyaratan luas ruang)
Kapasitas produksi sudah mendekati target yang telah
ditetapkan. Produktivitas pekerja mencapai rate 100% dari
target kapasitas produksi 104 %. Area produksi yang
digunakan 0,6 Ha telah dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya sehingga memperlancar proses produksi dan
kendala yang mengakibatkan proses produksi terhambat
dapat dihilangkan. Terbukti tidak adanya backtracking
(aliran balik) maupun bottleneck (penyumbatan aliran
bahan karena tidak seimbangnya kemampuan mesin)
pada area produksi.
Environtment and aesthetics (Lingkungan hidup dan
estetika)
Lingkungan area produksi mendukung kelancaran
proses produksi dikarenakan keputusan penggunaan
45

bangunan yang terbuka untuk sirkulasi uap panas selama
proses produksi dan mengurangi kebisingan sehingga
memberikan kenyamanan bagi pekerja. Proses
pengolahan urea identik dengan penggunaan uap panas
untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan sehingga
membutuhkan penanganan terhadap sirkulasi udara.
Penggunaan ruangan untuk area produksi harus
memperhatikan tingkat kebisingan dari penggunaan
peralatan dan mesin.
Flow of Information (Aliran informasi)
Komunikasi sangat penting bagi setiap perusahaan yang
harus difasilitasi oleh tata letak. Bangunan pabrik pada
pengolahan teh hitam di PT Petrokimia Gresik tidak
menggunakan sekat-sekat atau pemisah antar mesin dan
peralatan karena aliran informasi proses produksi saling
terhubung. Aliran informasi juga sudah cukup baik.

Anda mungkin juga menyukai