Anda di halaman 1dari 46

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik
Asam fosfat adalah bahan kimia perantara yang penting yang digunakan
terutama dalam industri pupuk. Selain itu juga dalam bidang teknologi kimia yang
lain. Dalam produksi pupuk, merupakan perantara antara biji fosfat dan produk
akhir seperti ammonium fosfat, tripel superfosfat, campuran pupuk cair, dan
beberapa tipe nitrat fosfat.
Dalam bidang teknologi kimia yang lain, asam fosfat merupakan bahan
perantara dalam pembuatan detergent, bahan kimia pengolah air, dan pelengkap
makanan binatang. Meskipun yang digunakan untuk tujuan ini jumlahnya jauh
lebih sedikit dari pada untuk pupuk fosfat.
Banyak negara dengan kecepatan pertumbuhan penduduknya melebihi
kapasitas produksi pangan asli negara bersangkutan. Meskipun untuk mengatasi
kelaparan, dilakukan dengan mengimpor hasil-hasil pertanian, tetapi
kelangsungan hidupnya akan tak terelakkan lagi tergantung atas jumlah yang
besar pada pertumbuhan domestik untuk mencukupi kebutuhan dasar pangan. Hal
ini juga untuk menjamin ketahanan nasional negara tersebut.
Tidak ada negara di dunia dengan keadaan tanahnya yang kaya, yang akan
terus menerus menyediakan pangan yang memadai untuk pertumbuhan populasi
tanpa pupuk untuk melengkapi persediaan nutrient alaminya. Untuk menyediakan
kebutuhan ini, fosfat adalah kebutuhan penting, sama dengan nutrient utama yang
lain.
Pabrik yang akan didirikan merupakan pabrik pertama di Indonesia, dengan
demikian dapat terjadi perkembangan teknologi yaitu teknologi dalam pembuatan
asam posfat.

1.2 Maksud dan Tujuan Pendirian Pabrik
2

Tujuan perancangan pabrik asam posfat ini adalah untuk memenuhi
kebutuhan industri pupuk ,pembuatan detergent, bahan kimia pengolah air, dan
pelengkap makanan binatang khususnya di Indonesia.
Dengan adanya pabrik asam posfat di indonesia diharapkan dapat
mengurangi impor dari luar negeri serta memanfaatkan batuan posfat yang
terdapat di wilayah indonesia yaitu Provinsi Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan NTT, sedangkan tempat
lainnya adalah Sumatera Utara, Kalimantan, dan Irian Jaya.. Disamping itu pabrik
ini diharapkan mampu menyerap tenaga kerja yang jumlahnya terus bertambah
dan merangsang munculnya industri-industri lanjutan di Indonesia.

1.3 Analisa Pasar dan Perencanaan Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi dapat diartikan sebagai jumlah output yang dapat
diproduksi dalam satuan waktu tertentu. Pabrik berusaha mendapatkan kapasitas
produksi optimum dimana jumlah dan jenis produk yang dihasilkan dapat
menghasilkan laba maksimum dengan biaya produksi minimum.
Kapasitas produksi ditentukan oleh beberapa faktor antara lain :
a. Perkiraan kebutuhan asam posfat dalam negeri
Asam posfat dapat diproduksi dari batuan fosfat (fluorapatite) yang
direaksikan dengan asam sulfat. Untuk mencukupi kebutuhan di dalam
negeri, asam posfat masih diimpor dari berbagai negara, karena hingga
saat ini di Indonesia belum terdapat pabrik asam posfat. Impor asam
posfat didatangkan dari berbagai Negara, antara lain : Cina, India,
Jepang, Jerman, Kanada dan Amerika Serikat (BPS, 2013).




Tabel. 1.1 Data ImporKalsium Laktat Indonesia
No Tahun Impor(Kg/tahun)
1 2004 9.919.475
3

2 2005 11.240.507
3 2006 14.383.290
4 2007 16.153.811
5 2008 17.045.150
6 2009 18.893.160
7 2010 21.101.899
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2011
RUMUS :

()

()



Tabel 1.2 Perhitungan Proyeksi kebutuhan kalsium laktat
No. Tahun X Y x
2
X.Y
1 2004 -3 9.919.475 9 -29.758.425
2 2005 -2 11.240.507 4 -22.481.014
3 2006 -1 14.383.290 1 -14.383.290
4 2007 0 16.153.811 0 0
5 2008 1 17.045.150 1 17.045.150
6 2009 2 18.893.160 4 37.786.320
7 2010 3 21.101.899 9 63.305.697
7 0 108.737.292 28 51.514.438

()


( )
( )



()


( )
( )

4


Persamaan Least Square Timenya sebagai berikut :
Y = 15.533.898,86 + 1.839.801,357 X
Persamaan diatas dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah impor
kalsium laktat pada tahun 2020 dengan cara memasukkan nilai x = 13, maka
: Y = 15.533.898,86 + 1.839.801,357 (13) = 39.451.316,5 kg/tahun
= 39.451,32 ton/tahun
Dengan metode least square data yang ada, maka untuk kebutuhan senyawa
kalsium laktat pada tahun 2020 diperkirakan adalah sebesar 39.451,32
ton/tahun.

b. Ketersediaan bahan baku
Bahan baku asam posfat adalah batuan posfat dan asam sulfat.
Ketersediaan batuan posfat sebagai bahan baku sangat besar di
Indonesia yaitu sekitar 2.9 Juta ton per tahun.
kalsium laktat adalah molasses dan CaCO
3
dan juga bakteri L. debruckii.
Pemilihan ini didasarkan bahwa ketersediaan molasess sebagai bahan
baku sangat besar di Indonesia dan mudah didapat. Produksi molasess
pada tahun 2007-2011 rata-rata mencapai 967.072.985 kg. (BPS, 2011)
Bahan baku yang digunakan dapat diperoleh dari pabrik-pabrik yang ada
di Indonesia dengan mengadakan kontrak kerja sama. Adapun lokasi
pabrik bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan kalsium
laktat adalah sebagai berikut :
- Bahan baku molasses sebagian besar berasal dari pabrik Gula
Gunung Madu Plantations yang tiap harinya menghasilkan molasses
sebanyak 629,31 metrik ton/hari sehingga persediaannya melimpah.
(Lusiningtyas, 2007)
- Kalsium karbonat dapat diperoleh dari PT. Kurnia Artha Pratiwi
Padalarang, Jawa Barat.
- Bakteri L.debruckii dapat diperoleh dari PT. Dipa Puspa Labsians
5


c. Kapasitas minimum pabrik kalsium laktat
Dalam pendirian suatu pabrik, kapasitas yang dimiliki harus diatas
kapasitas minimal atau setidaknya sama dengan kapasitas pabrik yang
telah ada. Hingga saat ini tidak kurang dari 27 perusahaan di dunia yang
menerjuni bidang industri ini. Jika dilihat dari kapasitas pabrik kalsium
laktat yang sudah ada didunia maka pabrik terbesar adalah Chemical
Thai Pat Co, Ltd. di Thailand dengan kapasitas 120.000 ton/tahun.
Sedangkan pabrik kalsium laktatyang sudah ada dengan kapasitas
terkecil adalah Prathista Industries Ltd. di India dengan kapasitas 1005
ton/tahun.

Tabel 1.3 Daftar Perusahaan Kalsium Laktat di dunia
Nama Perusahaan Kapasitas ( Ton/Tahun ) Negara
Chongqing Bofei Biochemical
Products, Ltd
20.000 China
Wuxi R&D Chemical Co, Ltd 10.000 China
Zhengzou Sigma Chemical 8.000 China
Shanghai Brightol International 6.000 China
Hangzhou Win East Import &
Export Co, Ltd
1.564 China
Prathista Industries, Ltd 1.005 India
Shijiazhuang Lateen Chemical,
Co, Ltd
30.000 China
Wuhan Yuancheng Tech Co, Ltd 60.000 China
Taosign Corporation 15.000 China
Yantai Reiyo Foods Co, Ltd China
Nanjing Yeshun Industry &
International Trading Co, Ltd
6.000 China
Vaishnavi Biotech Ltd 5.000 India
KCP Sugar & Industries Co, Ltd 3.000 India
Malladi Specialities Co, Ltd 1.460 India
6

Chemical Thai Pat Co, Ltd `120.000 Thailand
Canada Billchem Co, Ltd 10.000 Kanada
Mitsuya Boeki USA Inc 30.000 USA
Constant Materials Co, Ltd 7.200 Kanada
Seia Corp 25.000 USA
Cesa Chemicals 10.000 Turki
Purac Co, Ltd 20.000 Belanda
Yumin Corp. 25.000 Korea Selatan
Shinwon Industrial Co, Ltd 30.000 Korea Selatan
Lactochem, Ltd 7.500 India
Sant Pharmaceuticals India 15.000 India
Shree Sai Priya Chemicals 10.000 India
Evergrowing Co, Ltd 13.500 Hongkong
Henan Jindan Tech Co, Ltd 100.000 China
Mitsuya Boeki Co, Ltd 28.000 Jepang
Dr. Paul Lohmann Gmbh KG 35.000 Jerman
( Sumber : www.tradeford.com, www.alibaba.com, www.lookchem.com,
www.tradekorea.com, www.indiamart.com, www.lohmannchemikalien.de )

Berdasarkan analisa data tersebut, maka akan didirikan pabrik kalsium laktat
dengan kapasitas 30.000 ton/tahun pada tahun 2020.

1.4 Pemilihan Lokasi Pendirian Pabrik
Tata letak peralatan dan lokasi dalam suatu rancangan pabrik merupakan
syarat penting untuk memperkirakan biaya secara akurat sebelum mendirikan
pabrik yang meliputi desain sarana perpipaan, fasilitas bangunan, jenis dan
jumlah peralatan serta kelistrikan. Dalam menentukan lokasi dari suatu pabrik,
perlu diperhatikan faktor- faktor yang mempengaruhi, yaitu :
a. Faktor Primer
Faktor primer secara langsung mempengaruhi tujuan dalam usaha
pembuatan pabrik. Tujuan utama meliputi produksi dan distribusi
7

produk. Hal ini diatur menurutmacam dan kualitas, waktu dan tempat
yang dibutuhkan. Harga jual kepada konsumen pada tingkat harga yang
terjangkau tetapi tetap diharapkan pabrik memperoleh keuntungan yang
wajar. Adapun faktor primer tersebut antara lain :

1. Letak Sumber Bahan Baku
Idealnya sumber bahan baku tersedia dekat lokasi pabrik, hal ini
lebih menjamin penyediaan bahan baku dan kontinuitasnya.
Setidaknya dapat mengurangi keterlambatan penyediaan bahan baku.
Penempatan lokasi pabrik yang dekat dengan sumber bahan baku
juga dapat menurunkan biaya transportasi dan penyimpanan.

2. Pemasaran
Pemasaran produk dari suatu industri ditujukan pada penggunaan
dari produk tersebut. Hal ini didasarkan pada kebutuhan manusia
terhadap CMC (kapasitas produksi dan ekspor). Kebutuhan CMC
menunjukkan peningkatannya dari tahun ke tahun, dengan demikian
pemasarannya tidak akan mengalami hambatan. Daerah natar
memeliki letak yang dekat dengan pelabuhan dan area industri,
contohnya pelabuhan bakaheuni yang berada di Lampung Selatan,
dekat dengan area industri Tanjung Bintang, dan relatif dekat dengan
negara lainnya seperti Singapura, Malaysia dan Thailand. Dengan
demikian produk kalsium laktat ini dapat diangkut ataupun
dikapalkan dengan mudah ke daerah pemasaran dalam dan luar
negeri.

3. Fasilitas Transportasi
Faktor transportasi perlu diperhatikan dalam merencanakan lokasi
pendirian pabrik, yaitu transportasi bahan baku dan transportasi
produk. Jarak lokasi pabrik dengan pasar harus dapat dijangkau.
Dengan lancarnya transportasi dari lokasi pabrik dengan lokasi
pemasaran produk maka produktifitas pabrik akan berjalan lancar.
8

Begitu juga dengan komunikasi yang lancar akan meningkatkan
produktifitas pabrik tersebut, oleh sebab itu lokasi pabrik yang akan
dibangun harus memiliki jaringan telepon agar hubungan dari luar
kedalam pabrik dan dari dalam keluar dapat berjalan lancar.

4. Utilitas
Utilitas suatu pabrik juga merupakan faktor penting dalam pemilihan
lokasi suatu pabrik. Hal paling utama di sini adalah pembangkit
tenaga listrik dan air. Pemilihan lokasi yang dekat dengan sumber
bahan bakar dapat menghemat biaya pengeluaran pabrik. Kebutuhan
listrik dapat dipenuhi dengan memakai jasa Perusahaan Listrik
Negara (PLN) di Natar, Lampung. Disamping ini direncanakan 2
unit generator yang siap jika sewaktu-waktu PLN rusak, dimana
generator tersebut mampu memenuhi seluruh kebutuhan tenaga di
pabrik. Pada kawasan industri, utilitas dapat terpenuhi dengan baik.

5. Tenaga Kerja
Tersedianya tenaga kerja menurut kualifikasi tertentu merupakan
faktor penting pada penetapan lokasi pabrik, biasanya skilled labour
(tenaga kerja ahli) dari daerah setempat tidak selalu tersedia. Bila
didatangkan dari tempat lain dibutuhkan biaya transportasi atau
penyediaan fasilitas sebagai penarik. Sedangkan tenaga kerja kasar,
operator serta tenaga kerja menengah dapat dipenuhi dari penduduk /
tenaga kerja yang bermukim di sekitar lokasi pabrik yang
direncanakan. Pertimbangan pemilihan lokasi pabrik :
Adanya skilled labour (tenaga kerja ahli) yang dibutuhkan sesuai
rencana.
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dapat dipenuhi.
Besar kecil upah umum di daerah tersebut dapat diberikan.
b. Faktor Sekunder
1. Tanah dan Gedung
Harga tanah dan pembangunan gedung yang relatif murah
9

merupakan daya tarik tersendiri tetapi perlu dikaitkan dengan
rencana jangka panjang untuk masa yang akan datang, misalnya
termasuk di kompleks daerah industri. Jika harga tanah terlalu mahal
mungkin hanya diperoleh luas tanah yang terbatas. Adapun tanah
tempat rencana pendirian pabrik pembuatan kalsium laktat ini masih
dalam harga yang terjangkau. Sifat-sifat mekanisme tanah tempat
industri yang akan dibangun harus diketahui, hal ini berkaitan
dengan rencana pondasi untuk bangunan gedung dan alat-alat pabrik.
Misalnya untuk mesin pabrik tertentu yang memerlukan pondasi
yang kuat sehingga keadaan mekanik tanah yang akan diberikan
beban ini harus diketahui.

2. Kemungkinan Perluasan Pabrik
Kemungkinan perluasan dapat dilakukan disekitar lokasi pabrik,
karena arealnya yang masih kosong dan tidak menggangu
pemukiman yang ada di sekitar lokasi pabrik.

3. Fasilitas Pelayanan
Fasilitas yang akan disediakan seperti bengkel, klinik, tempat ibadah,
taman dan lain-lain. Bengkel diperlukan untuk servis alat, yang
terdiri dari perbaikan alat, pembersihan alat serta penyediaan
instrumen-instrumen kecil lainnya yang dibutuhkan oleh pabrik.

4. Fasilitas Finansial Perkembangan Perusahaan
Suatu pabrik atau perusahaan dibantu oleh fasilitas finansial seperti
adanya pasar modal, bursa, sumber modal, bank, koperasi simpan
pinjam serta lembaga keuangan yang lain. Fasilitas tersebut akan
lebih membantu atau lebih memberikan kemungkinan bagi
suksesnya industri dalam usaha pengembangan.
5. Keadaan Masyarakat
Sikap dan tanggapan masyarakat daerah terhadap pembangunan
industri tersebut perlu diperhatikan secara seksama karena hal ini
10

ikut menentukan perkembangan industri. Masyarakat daerah dapat
merupakan sumber tenaga kerja maupun tempat pemasaran produk.
Tetapi keselamatan dan keamanan dalam masyarakat perlu dijaga
dengan baik, misalnya bahan buangan pabrik yang berbahaya harus
dicarikan pengamanan dan pembuangannya, walaupun bagi pabrik
merupakan tambahan biaya, tetapi hal ini merupakan sumbangan
kepada masyarakat.

6. Iklim di Daerah Lokasi
Suatu pabrik ditinjau dari segi teknik ada kalanya membutuhkan
kondisi operasi tertentu, misalnya kelembaban udara, suhu rata-rata
sekitar pabrik, panas matahari dan variasi iklim kemungkinan
berkaitan dengan kegiatan proses, penyimpanan bahan baku dan
produk. Iklim juga dapat mempengaruhi gairah kerja,sebab keaktifan
kerja para karyawan dapat meningkatkan hasil produksi walaupun
pada saat ini ruang kerja dapat diatur dengan AC dan heater
sehingga pengaruh keadaan di luar ruang dapat dihindari tapi semua
pengaturan ini akan menambah beban biaya.

Berdasarkan data-data yang diperoleh, dipilih untuk lokasi pembangunan
pabrik kalsium laktat ini bertempat di daerah Natar, Kabupaten Lampung
Selatan, Propinsi Lampung.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
11


2.1 Bahan Utama dan Bahan Pembantu
2.1.1 Molasses
Rumus Molekul : C
17-18
H
26-27
O
10
N
Bentuk : Cairan kental berwarna cokelat kehitaman
Titik didih : 107
0
C
Specific gravity : 1,4
pH : 5,1
Kandungan molasess antara lain :
a. Sukrosa
Sifat Fisis
Wujud : Cairan berwarna cokelat
Rumus Molekul : C
12
H
22
O
12

Berat Molekul : 342 g/mol
Densitas : 1507 Kg/m
3

Titik leleh : 187
o
C
Rotasi Jenis : Tidak kurang dari +65,9
Sisa Pemijaran : Tidak lebih dari 0,05%
Logam berat : Tidak lebih dari 5 bpj
Pemerian : Hablur putih,
( http://www.sciencelab.com, software HYSYS 3.2 )



Sifat Kimia
12

Sukrosa memiliki dua sifat kimia utama, yaitu sukrosa sebagai
gula nonreduksi dan hidrolisa. (Kirk-Othmer, 1988). Sukrosa
memiliki sifat sangat larut dalam air. Sukrosa dapat larut dalam
ethyl alkohol cair dan ammonia, dan secara praktis tidak dapat
dipisahkan oleh ethanol anhydrous, ether, chloroform, dan
glycerol anhydrous.
(http://www.x3-prima.com/2011/10/sukrosa.html)

b. Glukosa
Sifat Fisis
Rumus Molekul : C
6
H
12
O
6

BM : 180 g/mol
Titik leleh : 146
0
C
Densitas : 1440 Kgm
-3

Specific gravity : 1,544
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan alkohol
( http://www.sciencelab.com, software HYSYS 3.2 )

Sifat Kimia
Reaksi kimia dan analisa menyatakan bahwa molekul glukosa
mengandung lima gugus hidroksil dan sebuah gugus aldehida
yang direkatkan pada rantai enam karbon. Maka glukosa dapat
dipaparkan oleh rumus bangun berikut ini. ( Fessenden, 1999 )
Terdapat empat atom karbon kiral yang tidak sama dalam
sebuah molekul glukosa, maka akan terdapat 24 atau 16 isomer
optis yang mungkin, artinya glukosa biasa adalah salah satu
dari enam belas aldoheksosa, semuanya mempunyai rumus
bangun yang sama. Keenam belas gugus itu diisolasi dan
diidentifikasi.
13


c. Fruktosa
Sifat Fisis
Rumus Molekul : C
6
H
12
O
6

BM : 180 g/mol
Titik leleh : 143 C
Densitas : 1447 Kgm
-3

Kelarutan : mudah larut dalam air, alkohol
( http://www.sciencelab.com,http://www.scholarchemistry.com )

Sifat Kimia
Fruktosa merupakan monosakarida, terdiri atas 6 atom karbon
( heksosa ) yang merupakan isomer glukosa ( C6H12O6 ) dan
mengandung gugus karbonil sebagai keton.
Fruktosa juga suatu ketoheksosa yang mempunyai sifat
memutar cahaya terpolarisasi ke kiri dan karenanya disebut
juga levulosa. Fruktosa mempunyai rasa lebih manis dari pada
gula tebu atau sukrosa. Fruktosa dapat dibedakan dari glukosa
dengan pereaksi seliwanoff, yaitu larutan resorsinol ( 1,3
dhidroksi-benzena ) dalam asam klorida. Disebut juga sebagai
gula buah, diperoleh dari hdrolisis sukrosa dan mempunyai
sifat sebagai berikut :
Memutar bidang polarisasi cahaya ke kiri ( -92.4 oC )
Dapat mereduksi larutan fehling dan membentuk
endapan merah bata
Dapat difermentasi

d. Abu
14

Bentuk : Serbuk putih
Titik leleh : 2570 C
Specific gravity : 3,3
Densitas : 1900 Kgm
-3

( http://www.sciencestuff.com, http://msds.chem.ox.ac.uk )

2.1.2 Air
Sifat Fisis
Berat molekul : 18,015 gr/mol
Titik didih (760 mmHg) : 100
0
C
Titik beku (760 mmHg) : 0
0
C
Densitas : 0,998 gr/ml
Tegangan permukaan : 71,97 dyne/cm
Indeks bias : 1,3325 n
D

Viskositas : 8,949 mP
Konstanta disosiasi ionic : 10
-14

Panas ionisasi : 55,71 KJ/mol
Panas pembentukan (18
0
C) : 285,89 KJ/mol
Panas fusi (0
0
C) : 6,010 KJ/mol
Panas penguapan (100
0
C) : 40,615
0
C
Konstanta dielektrik : 77,94
Kecepatan suara : 1496,3 m/det
Komprerssibilitas isothermal : 45,6 x 10
-6

Panas spesifik : 4,179 J/gr
0
C
Konduktivitas thermal (20
0
C) : 5,98 x 10
-3
watt/cm
2
(
0
C/cm)
Konduktivitas elektrik : < 10
-8
ohm
-1
cm
-1

Kapasitas kalor (Cp), 25
0
C
H
2
O
(s)
: 75,291 J/K mol
H
2
O
(g)
: 33,58 J/K mol
15

Entropi (S), 25
0
C
H
2
O
(s)
: 69,91 J/K mol
H
2
O
(g)
: 188,83 J/K mol
Entalpi pembentukan (Hf), 25
0
C
H
2
O
(s)
: -285,83 KJ/mol
H
2
O
(g)
: -241,82 KJ/mol
Energi bebas Gibbs pembentukan (Gf), 25
0
C
H
2
O
(s)
: -237,83 KJ/mol
H
2
O
(g)
: -228,57 KJ/mol
Entalpi peleburan, 25
0
C : 6,008 KJ/mol
Entalpi penguapan, 25
0
C : 40,656 KJ/mol
(Kirk Othmer, 1960)

Sifat Kimia
Pelarut netral
Senyawa yang tersusun atas H
2
dan O
2

2H
2
+ O
2
2H
2
O
Senyawa polar karena memiliki pasangan elektron bebas
Bereaksi dengan basa kuat dan asam kuat
Bereaksi dengan logam ( Kirk Othmer, 1960 )

2.1.3 Kalsium Karbonat
Sifat Fisis
Rumus Molekul : CaCO
3

BM : 100 kg/kmol
Bentuk : bubuk padatan
Titik leleh : 825
0
C
pH : 8-10
16

Kemunian : Min 97,5 %
Impuritis : MgO Max. 0.5 %
SiO
2
0.10 0.5%
Al
2
O
3
Max. 0.3%
Fe
2
O
3
Max. 0.10 %
(http://www.kurniamineral.com/product_caoh2_powder.html)

Sifat Kimia
Kalsium karbonat jika bereaksi dapat terurai menjadi karbonat lainnya
seperti:
1. Jika bereaksi dengan asam kuat akan menghasilkan karbon
dioksida
CaCO
3
+ 2HCl CaCl
2
+ CO
2
+ H
2
O
2. Senyawa ini melepas karbon dioksida pada pemanasan melebihi
840
o
C dan membentuk kalsium oksida atau dengan nama lain
quicklime.
CaCO
3
CaO + CO
2
3. Kalsium karbonat akan bereaksi dengan air dan jenuh dengan
karbon dioksida untuk membentuk larutan kalsium bikarbonat.
CaCO
3
+ CO
2
+ H
2
O Ca(HCO
3
)
2


2.1.4 Bakteri Lactobacillus delbrueckii
- Berukuran 0,5-2 m
- Berbentuk batang tongkat atau cincin
- Homofermentatif
- Fakultatif anaerob
- Tumbuh pada suhu 45-50
0
C
- Tumbuh pada pH 5-5,5
17

(http://idwikipedia.org; http://yoghurtmania.wordpress.com/home/)

2.1.5 Etanol
Sifat Fisis
Rumus molekul : C
2
H
5
OH
Berat molekul, kg/kgmol : 46
Fase : Cair
Kemurnian, % : 95 ( 5% H
2
O )
Titik didih,
o
C : 78
Titik kritis,
o
C : 243,1
Tekanan kritis, atm : 62,96
Titik beku,
o
C : ( - 112 )
Densitas, kg/L : 0,79
Viskositas, cp : 0,279
Kapasitas panas, kcal/kg.
o
C : 0,813
Konduktivitas termal, Btu/j.ft
2
: 0,105
Rumus Molekul : C
2
H
5
OH
BM : 46 g/mol
Bentuk : Cair
pH : Netral
Tekanan uap : 45 mmHg ( pada 60
o
C )
Titik didih : 78
o
C ( pada 1 atm )
Spesific gravity : 0,789
Kemurnian : 98 % ( MSDS )

Sifat Kimia
a. Oksidasi alkohol primer
Oksidasi alkohol primer dengan menggunakan natrium bikromat
dan asam sulfat akan menghasilkan suatu aldehida dan air.
b. Oksidasi alkohol sekunder
18

Oksidasi alkohol sekunder dengan menggunakan natrium bikromat
dan asam sulfat akan menghasilkan suatu keton dan air.
Reaksi :


c. Oksidasi alkohol tersier
Oksidasi alkohol tersier oleh oksigen akan menghasilkan campuran
asam karboksilat, keton, karbondiokaida dan air.
Reaksi :




d. Reaksi dengan natrium
Alkohol bereaksi dengan logam natrium menghasilkan suatu
alkoksida. Hasil samping berupa gas hidrogen.
Reaksi :


e. Reaksi dengan asam halida
Alkohol bereaksi dengan asam halida menghasilkan alkil halida dan
air.
Reaksi :



f. Esterifikasi
Alkohol bereaksi dengan asam karboksilat menghasilkan ester dan
produk samping berupa air. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi
kesetimbangan
Reaksi :
19




g. Dehidrasi alkohol
Dehidrasi alkohol dengan suatu asam sulfat akan menghasilkan
alkena dan air.
Reaksi :



( http://rolifhartika.wordpress.com/kimia-kelas-xii/senyawa-karbon/a-
alkohol/sifat-fisik-dan-sifat-kimia/ )

2.1.6 Asam Laktat
Sifat Fisis
Rumus Bangun : C
3
H
6
O
3

Nama Kimia : ( S ) - 2 - hydroxy - propanoic acid
Bobot Molekul : 90.08
Titik Lebur : 53
o
C / 127
o
F
Titik Didih : > 200
o
C / 390
o
F
Kelarutan : ( g/100 g H
2
O )
Derajat Keasaman : Ka 1.38 * 10^ -4
pKa 3.86
pH ( 0.1% solution, 25
o
C ) 2.9
pH ( 0.1 N solution, 25
o
C ) 2.4
( http://www.lactic-acid.com/physical_properties.html )

Sifat Kimia
Asam laktat mempunyai kelompok hidroksit sampai gugus
karboksil, pembuatan asam laktat cuka hidroksi alfa (AHA).
20

Asam laktat / asam susu bersifat kiral dan mempunyai dua
isomer optis. Salah satu dikenal sebagai cuka L-(+)-lactic atau
(cuka S)-lactic. Cuka L-(+)-lactic adalah isometri secara biologi.

2.2 Produk Utama
2.2.1 Kalsium Laktat
Sifat Fisis
Rumus Molekul : (CH
3
CHOHCOO)
2
Ca
BM : 218 g/mol
Bentuk : Serbuk berwarna putih
Kelarutan : 9 g/100 ml air ( pada 30
o
C )
Titik leleh : Degradasi terjadi pada suhu yang lebih
tinggi dari 170 C.
Densitas : 1300 Kgm
-3
Kemurnian produk : Min 99,9 %
Impuritis : Magnesium & Alkali Salts Max 1.0%
Acidity Max 0.45%
Heavy Metals Max 10 ppm
Arsenic Max 2 ppm
Lead Max 2 ppm
Mercury Max 1 ppm
Fluoride Max 15 ppm
( http://jindanla.en.made-in-china.com/product/NqXxKTzMMShy/China-
Calcium-Lactate-Food-Grade.html, MSDS )

21

Sifat Kimia
Kalsium laktat berupa kristal-kristal putih yang dapat dihasilkan
dari reaksi hasil fermentasi asam laktat terhadap kalsium karbonat.
2CH
3
CHOHCOOH + CaCO
3
(CH3CHOHCOO)2Ca + H2CO
3

Kalsium laktat ditambahkan pada makanan mengandung gula
tinggi dengan maksud mencegah pembusukan gigi. Apabila
ditambahkan pada permen karet yang mengandung xylitol maka
dapat menambah remineralisasi dari enamel gigi. Dalam bidang
pangan, kalsium laktat ditambahkan pada potongan buah segar
seperti melon untuk mengawetkan tekstur dan kesegarannya tanpa
menimbulkan citarasa pahit yang dihasilkan oleh kalsium klorida
yang terkandung pada bahan tersebut.

2.2.2 Produk Samping ( Karbon Dioksida )
Sifat Fisis
Rumus Molekul : CO
2

BM : 44 g/mol
Bentuk : gas
Densitas (g) : 1,573 kg/m3
Tekanan uap : 3.770 atm ( 15
o
C )
Titik didih : -75,5
o
C
( MSDS )

Sifat Kimia
Karbon dioksida bisa kita dapatkan dengan distilasi udara.
Namun cara ini hanya menghasilkan CO
2
yang sedikit.
Berbagai jenis reaksi kimia dapat menghasilkan karbon
dioksida, seperti reaksi pada kebanyakan asam dengan
22

karbonat logam. Reaksi antara asam sulfat dengan kalsium
karbonat adalah:
H
2
SO
4
+ CaCO
3
CaSO
4
+ H
2
CO
3

H
2
CO
3
kemudian terurai menjadi air dan CO
2
. Reaksi ini
diikuti dengan pembusaan atau penggelembungan.
Pembakaran dari semua bahan bakar yang mengandung
karbon, seperti metana ( gas alam ), distilat minyak bumi (
bensin, diesel, minyak tanah, propane ), arang dan kayu akan
menghasilkan karbon dioksida. Sebagai contohnya reaksi
antara metana dan oksigen:
CH
4
+ 2O
2
CO
2
+ 2H
2
O
Besi direduksi dari oksida besi dengan kokas pada tungku
sembur, menghasilkan pig iron dan karbon dioksida:
2Fe
2
O
3
+ 3C 4Fe + 3CO
2

Khamir mencerna gula dan menghasilkan karbon dioksida
beserta etanol pada proses pembuatan anggur, bir, dan spiritus
lainnya:
C
6
H
12
O
6
2CO
2
+ 2C
2
H
5
OH
( http://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksida#Sifat-sifat_kimia_dan_fisika )

2.3 Macam-macam Proses Pembuatan Kalsium Laktat
Pembuatan kalsium laktat ada dua proses, antara lain :
a. Proses Hidrolisis
b. Proses Fermentasi
2.3.1 Proses Hidrolisis
Proses pembuatan kalsium laktat dari ubi kayu dengan menggunakan
proses hidrolisa terdiri dari 4 langkah proses, yaitu :

23

I. Tahap Awal
Oleh karena bentuknya berupa padatan maka perlu dihancurkan
terlebih dahulu. Ubi kayu dihancurkan dengan mesin penghancur dan
menghasilkan serbuk pati yang masih mengandung banyak air.

II. Tahap Pembuatan produk
Proses hidrolisa
Serbuk pati ubi kayu banyak mengandung air ( 62,5 % ) yang
diumpankan ke dalam reaktor hidrolisa. Karbohidrat yang dikandung
serbuk pati ubi kayu berupa polihidrat. Pati dapat dihidrolisa dalam
suasana asam menghasilkan glukosa. ( Slamet sudarmadji, 1989 )
Reaksi yang terjadi :



Pada unit ini ditambahkan HCl sebagai katalisator dengan
perbandingan 4:1 dengan bahan baku ( 4 liter HCl/1 kg ubi kayu ).
Proses dapat berlangsung cepat jika dipanaskan hingga 800 C. Pada
proses ini konversi reaksi sebesar 80 %. ( Ponten Naibaho, 1983 )
Sebelum masuk ke proses selanjutnya, produk yang dihasilkan
didinginkan terlebih dahulu untuk keamanan proses selanjutnya,
dengan menggunakan cooler ( 35 C, 1 atm ).
Proses Pemisahan
Pada proses ini, glukosa akan dipisahkan dari pati ubi kayu yang tidak
terhidrolisa. Fasa yang tidak terhidrolisa berupa lemak, protein, dan
abu berbentuk padatan dipisahkan dengan sentrifugal, alat ini bekerja
secara kontinu dengan effisiensi 90 % ( Perry, 1997 ). Padatan akan
mengendap dan dialirkan ke bak penampungan dan selanjutnya
dibuang, sedangkan glukosa dialirkan ke reaktor netralisasi.
Proses Penetralan
Bertujuan untuk menetralkan kandungan HCl dalam glukosa dengan
penambahan NaOH 1 N.
HCl
(C
6
H
10
O
5
)n + nH
2
O
pati
(C
6
H
12
O
6
)n
glukosa
800 C
24

Reaksi yang terjadi :


HCl merupakan asam kuat dan NaOH juga merupakan basa kuat
sehingga bereaksi menghasilkan garam, dengan konversi 99 % dan
selanjutnya larutan glukosa tersebut ( 0,0028 m ) dipisahkan dari
NaCl ( 0,00076 m ). Pemisahaan dilakukan dengan menggunakan
membran reverse osmosis, pemisahan ini berdasarkan perbedaan
ukuran molekul dengan effisiensi 97 % (Perry, 1997 ). Larutan NaCl
yang telah terpisah dialirkan ke bak penampungan.
Proses Evaporasi
Larutan glukosa yang telah terpisah akan diuapkan untuk
menghilangkan air secara single effect evaporation pada suhu 106 C
dan tekanan 1 atm, dengan effisiensi 80 % ( Perry, 1997 ). Uap yang
berasal dari steam dikeluarkan sebagai kondensat, sedangkan air dan
sisa HCl yang berasal dari reaktor netralisasi yang terkandung dalam
glukosa keluar sebagai uap dari evaporator. Glukosa yang keluar dari
evaporator selanjutnya dialirkan mixer.

III. Tahap Pencampuran produk
Di dalam mixer ditambahkan bahan pendukung seperti CaCO
3
, serbuk
susu dan (NH
4
)
2
HPO
4
. Setelah dilakukan pencampuran, hasilnya
dialirkan ke fermentor.


IV. Tahap Fermentasi produk
Didalam fermentor dilakukan fermentasi menggunakan bakteri
Lactobacillus amylovorus untuk menghasilkan asam laktat kemudian
direaksikan dengan kalsium karbonat untuk menghasilkan kalsium
laktat dengan bantuan bakteri yang telah dibiakan di culture tank.


HCl + NaOH NaCl + H
2
O
25

Berdasarkan reaksi sebagai berikut :




Didalam tangki steril, semua zat yang telah difermentasi kemudian
disterilkan untuk membunuh bakteri yang tidak diinginkan. Setelah
disterilkan, maka produk dialirkan ke decanter untuk memekatkan
produk dan dialirkan kembali ke cooler untuk menghilangkan
kandungan air. Produk yang telah terpisah dari air dialirkan kembali
ke rotary cooler. Setelah menjadi serbuk, produk kalsium laktat siap
dikemas dan disimpan ke gudang produksi.















Gambar 2.1 Diagram Alir Proses dengan Bahan Baku Ubi Kayu
R-01
Hidrolisis
Ubi Kayu
C-
01
L. amylovorus
Glukosa
R-02
Netralisasi
NaOH
MRO-01
Waste
Waste
E-01
Tangki
Steril
CR-01
Pati
HCl
S-01
Glukosa
Air
M-01
CaCO
3
(NH
4
)
2
HPO
4
F-01 DC-01
C-
02
Air
RC-01 Kalsium Laktat
(CH
3
CHOHCOO)
2
Ca + H
2
CO
3

kalsium laktat
2CH
3
CHOHCOOH + CaCO
3

asam laktat kalsium karbonat
Fermentasi
26

Keterangan: CR-01 = Crusher 1 E-01 = Evaporator 1
C-01 = Cooler 2 M-01 = Mixer 1
R-01 = Reaktor 1 F-01 = Fermentor 1
R-02 = Reaktor 2 DC-01 = Decanter 1
C-02 = Cooler 2 RC-01 = Rotary Cooler 1
MRO-01= Membran Reverse Osmosis 1

2.3.2 Proses Fermentasi
Kalsium laktat dapat diproduksi hanya dengan proses fermentasi
berbagai macam karbohidrat seperti sukrosa, glukosa atau
laktosadengan menggunkan mikroba. Gula-gula tersebut terdapat
pada molasses, jagung, kentang dan milk whey ( R, Keyes, 1957 ).
Dua jenis bakteri yang menghasilkan kalsium laktat adalah
homofermenter dan heterofermenter. Bakteri jenis pertama adalah
homofermenter yang hanya menghasilkan kalsium laktat sebagai
produk. Sedang bakteri kedua adalah heterofermenter yang
menghasilkan kalsium laktat dan produk limbah tambahan, etanol
dan karbon dioksida ( http://oketips.com/9706/ketahui-4-
organisme-yang-melakukan-fermentasi-asam-laktat, 2012 )
Metoda homofermentatif ini banyak digunakan di industri dengan
konversi yield glukosa menjadi kalsium laktat lebih dari 90%.
( Hofvendahl dan Hahn, 2000 )







27

Tabel 2.1 Macam-macam bakteri penghasil kalsiumlaktat
( Sumber : Beuchat, 1995)

Tabel 2.2 Kemampuan bakteri Lactobacillus sp. mengolah kalsium laktat
Bahan
baku
Bakteri
(yield) Produktivitas
g/L g/(jamL)
Molasses Lactobacillus delbrueckii NCIMB 8130 90 3,8
Gandum
hitam
Lactobacillus paracasei No. 8 84,5 2,4
Sweet
sorghum
Lactobacillus paracasei No. 8 81,5 2,7
Lactobacillus paracasei No. 8 106 3,5
Gandum
Lactococcus lactis ssp. lactis ATCC
19435
106 1
Jagung Lactobacillus amylovorus ATCC 33620 10,1 0,8
Umbi kayu Lactobacillus amylovorus ATCC 33620 4,8 0,2
Homofermenter Heterofermenter
Enterococcus faecium Lactobacillus brevis
Enterococcus faecalis Lactobacillus buchneri
Lactobacillus acidophilus Lactobacillus cellobiosus
Lactobacillus lactis Lactobacillus confusus
Lactobacillus delbrueckii Lactobacillus coprophilus
Lactobacillus leichmannii Lactobacillus fermentatum
Lactobacillus salivarius Lactobacillus sanfrancisco
28

Kentang Lactobacillus amylovorus ATCC 33620 4,2 0,1
Beras Lactobacillus sp. RKY2 129 2,9
Barley Lactobacillus casei NRRL B-441 162 3,4
Lactobacillus amylophilus GV6 27,3 0,3
Selulosa
Lactobacillus coryniformis ssp. torquens
ATCC 25600
24 0,5
Kertas
daur ulang
Lactobacillus coryniformis ssp. torquens
ATCC 25600
23,1 0,5
Kayu Lactobacillus delbrueckii NRRL B-445 108 0,9
Whey

Lactobacillus helveticus R211 66 1,4
Lactobacillus casei NRRL B-441 46 4
( Sumber : Young-Jung Wee, Jin_Nam Kim 2005 )

Proses pembuatan kalsium laktat menggunakan metode fermentasi
dengan bakteri melalui reaksi :












( R. Keyes, 1957 ) ( N. Narayanan, A. Sarivastava, 2004 )
2CH
3
CHOHCOOH
(aq)
+CaCO
3(s)
Asam laktat Kalsium karbonat

2CH
3
CHOHCOOH
(aq)

Asam laktat
C
6
H
12
O
6 (aq)
Glukosa

Fermentasi

C
6
H
12
O
6 (aq)
+ C
6
H
12
O
6 (aq)
Glukosa Fruktosa
C
12
H
22
O
12 (aq)
+ H
2
O
(l)
Sukrosa Air
Fermentasi

29














Gambar 2.2 Diagram Alir Proses dengan Bahan Baku Molasess
Keterangan: RF-01 = Rotary Filter1 M-01 = Mixer 1
R-01 = Reaktor 1 CD-01 = Condensor 1
CR-01 = Crystallizer 1 RD-01 = Rotary Dryer 1
S-01 = Sentrifuge 1 RD-02 = Rotary Dryer 2

Perbandingan harga bahan baku untuk membuat kalsium laktat
terdapat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.3 Perbandingan bahan baku untuk menghasilkan kalsium
laktat
No Bahan Baku Harga (Rp/kg)
1 Molasses 1.400
2 Gandum 7.532
3 Jagung 1.200
Molasess
Fermentor
Etanol
R-01
CaCO
3
CR-
01
Waste
Lar. mother liquor
S-01
Pre-
Fermentor
Air
Glukosa
RF-01
Asam Laktat
RD-01
Air

M-
01
CD-01
RD-02
Kalsium Laktat
L. delbreuckii
CaCO
3
Air
Etanol
Buffering
agent
30

4 Umbi Kayu 863
5 Kentang 7.000
6 Beras 7.000
7 Kertas Daur Ulang 2.500
8 Kayu 3.500
Sumber : PT. GMP, http://sigapbencana-bansos.info/bansos/cluster-2/387-harga-
singkong-naik-di-lampung-timur.html, http://industri.kontan.co.id/news/harga-
gandum-stabil-rata-rata-harga-tepung-terigu,
http://regional.kompas.com/read/2012/03/06/14243119/Harga.Jagung.Anjlok.,htt
p://www.beritasatu.com/mobile/bisnis/40052-harga-pangan-stabil-sayuran-dan-
cabai-naik.html, Perum Bulog, http://www.bisnislimbahkertas.blogspot.com/,
http://www.sitinjaunews.com/kabupaten-solok-selatan/25209-harga-komiditi-
ekspor-di-solsel-stabil, 2012

2.4 Pemilihan Proses

Dari kedua proses yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat
dirangkum dalam tabel berikut ini:

Tabel 2.4 Perbandingan Kedua Proses Pembuatan Kalsium Laktat
Proses Kimia Proses Fermentasi
1. Bahan baku Ubi Kayu Molasess
2. Kondisi operasi
T = 800
o
C

T= 45
o
C
P=1atm
3. Bahan pendukung Katalis HCl -
4. Hasil samping - CO
2

5.Kemurnian Produk 80 % 90 %

Dari tabel 2.5 telah dipaparkan perbandingan dari kedua proses
yang ada dalam pembuatan kalsium laktat. Penyusun memilih
31

pembuatan kalsium laktat dengan proses fermentasi dengan alasan
sebagai berikut:
1. Kemurnian produk lebih tinggi.
2. Kondisi operasi menggunakan tekanan dan temperatur lebih
rendah dibandingkan dengan proses yang lain.

2.4.1 Perhitungan Ekonomi Kasar










Dari ketiga persamaan diatas, persamaan dua dan tiga dieliminasi,
sehingga dapat diasumsikan, bahan baku yang dibeli hanya
glukosa dan kalsium karbonat.






(CH
3
CHOHCOO)
2
Ca
(aq)
+ H
2
O
(l)
+ CO
2(g)
Kalsium laktat Air Karbondioksida


2CH
3
CHOHCOOH
(aq)
+ CaCO
3(s)
Asam laktat Kalsium karbonat

2CH
3
CHOHCOOH
(aq)

Asam laktat
C
6
H
12
O
6 (aq)
Glukosa

Fermentasi

C
6
H
12
O
6 (aq)
+ C
6
H
12
O
6 (aq)
Glukosa Fruktosa
C
12
H
22
O
12 (aq)
+ H
2
O
(l)
Sukrosa Air
Fermentasi

(CH
3
CHOHCOO)
2
Ca
(aq)
+ H
2
O
(l)
+ CO
2(g)
Kalsium laktat Air Karbondioksida
C
6
H
12
O
6 (aq)
+ CaCO
3(s)
Glukosa Kalsium
karbonat

32

1. Molasses
Diketahui yield = 90 g/L
Kapasitas perancangan = 30.000 Ton/ tahun
Molasses yang dibutuhkan




= 333.333.333,3 L molasses
dimana molasses = 1,422 kg/L
= 474.000.000 Kg molasses
Dari persamaan reaksi :


1 kg kalsium laktat ( BM 218,04 ) = 0,004 kmol kalsium laktat
CaCO
3
yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg kalsium laktat
sebesar = mol kalsium laktat x BM CaCO
3

= 0,004 x 100 = 0,4 kg
Kapasitas perancangan = 30.000 Ton kalsium laktat/ tahun
CaCO
3
per tahun = 30.000.000 x 0,4 kg
= 12.000 Ton CaCO
3
per tahun
Maka perhitungan ekonomi kasarnya
Harga total bahan baku = ( Rp. 1.400 x 474.000.000 ) + ( Rp.
5.126 x 12.000.000 )
= Rp. 725.112.000.000
Besar penjualan = Rp. 30.000 x 30.000.000
= Rp. 900.000.000.000
Keuntungan pertahun = Penjualan Modal
= Rp. 174.888.000.000
(CH
3
CHOHCOO)
2
Ca
(aq)
+ H
2
O
(l)
+ CO
2(g)

C
6
H
12
O
6 (aq)
+ CaCO
3(s)


33

2. Gandum
Diketahui yield = 106 g/L
Kapasitas perancangan = 30.000 Ton/ tahun
Gandum yang dibutuhkan




= 283.018.867,9 L gandum
dimana gandum = 0,56 kg/L
= 158.490.566 Kg gadum
Dari persamaan reaksi :


1 kg kalsium laktat ( BM 218,04 ) = 0,004 kmol kalsium laktat
CaCO
3
yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg kalsium laktat
sebesar = mol kalsium laktat x BM CaCO
3

= 0,004 x 100 = 0,4 kg
Kapasitas perancangan = 30.000 Ton kalsium laktat/ tahun
CaCO
3
per tahun = 30.000.000 x 0,4 kg
= 12.000 Ton CaCO
3
per tahun
Maka perhitungan ekonomi kasarnya
Harga total bahan baku = ( Rp. 7.532 x 158.490.566 ) + ( Rp.
5.126 x 12.000.000 )
= Rp. 1.255.262.943.112
Besar penjualan = Rp. 30.000 x 30.000.000
= Rp. 900.000.000.000
Keuntungan pertahun = Penjualan Modal
= - Rp. 355.262.943.112
(CH
3
CHOHCOO)
2
Ca
(aq)
+ H
2
O
(l)
+ CO
2(g)

C
6
H
12
O
6 (aq)
+ CaCO
3(s)


34

3. Jagung
Diketahui yield = 10,1 g/L
Kapasitas perancangan = 30.000 Ton/ tahun
Jagung yang dibutuhkan




= 2.970.297.030 L jagung
dimana jagung = 0,72 kg/L
= 2.138.613.861 Kg jagung
Dari persamaan reaksi :


1 kg kalsium laktat ( BM 218,04 ) = 0,004 kmol kalsium laktat
CaCO
3
yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg kalsium laktat
sebesar = mol kalsium laktat x BM CaCO
3

= 0,004 x 100 = 0,4 kg
Kapasitas perancangan = 30.000 Ton kalsium laktat/ tahun
CaCO
3
per tahun = 30.000.000 x 0,4 kg
= 12.000 Ton CaCO
3
per tahun
Maka perhitungan ekonomi kasarnya
Harga total bahan baku = ( Rp. 1.200 x 2.138.613.861 ) + ( Rp.
5.126 x 12.000.000 )
= Rp. 2.627.848.633.200
Besar penjualan = Rp. 30.000 x 30.000.000
= Rp. 900.000.000.000
Keuntungan pertahun = Penjualan Modal
= - Rp. 1.727.848.633.200
(CH
3
CHOHCOO)
2
Ca
(aq)
+ H
2
O
(l)
+ CO
2(g)

C
6
H
12
O
6 (aq)
+ CaCO
3(s)


35

4. Ubi kayu
Diketahui yield = 4,8 g/L
Kapasitas perancangan = 30.000 Ton/ tahun
Ubi kayu yang dibutuhkan






= 6.250.000.000 L ubi kayu
dimana ubi kayu = 1,25 kg/L
= 7.812.500.000 Kg ubi kayu
Dari persamaan reaksi :


1 kg kalsium laktat ( BM 218,04 ) = 0,004 kmol kalsium laktat
CaCO
3
yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg kalsium laktat
sebesar = mol kalsium laktat x BM CaCO
3

= 0,004 x 100 = 0,4 kg
Kapasitas perancangan = 30.000 Ton kalsium laktat/ tahun
CaCO
3
per tahun = 30.000.000 x 0,4 kg
= 12.000 Ton CaCO
3
per tahun
Maka perhitungan ekonomi kasarnya
Harga total bahan baku = ( Rp. 863 x 7.812.500.000 ) + ( Rp.
5.126 x 12.000.000 )
= Rp. 6.803.699.500.000
Besar penjualan = Rp. 30.000 x 30.000.000
= Rp. 900.000.000.000
Keuntungan pertahun = Penjualan Modal
= - Rp. 5.903.699.500.000
(CH
3
CHOHCOO)
2
Ca
(aq)
+ H
2
O
(l)
+ CO
2(g)

C
6
H
12
O
6 (aq)
+ CaCO
3(s)


36

5. Kentang
Diketahui yield = 4,2 g/L
Kapasitas perancangan = 30.000 Ton/ tahun
Kentang yang dibutuhkan




= 7.142.857.143 L kentang
dimana kentang = 0,769 kg/L
= 5.492.857.143 Kg kentang
Dari persamaan reaksi :


1 kg kalsium laktat ( BM 218,04 ) = 0,004 kmol kalsium laktat
CaCO
3
yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg kalsium laktat
sebesar = mol kalsium laktat x BM CaCO
3

= 0,004 x 100 = 0,4 kg
Kapasitas perancangan = 30.000 Ton kalsium laktat/ tahun
CaCO
3
per tahun = 30.000.000 x 0,4 kg
= 12.000 Ton CaCO
3
per tahun
Maka perhitungan ekonomi kasarnya
Harga total bahan baku = ( Rp. 7.000 x 5.492.857.143 ) + ( Rp.
5.126 x 12.000.000 )
= Rp. 38.511.512.001.000
Besar penjualan = Rp. 30.000 x 30.000.000
= Rp. 900.000.000.000
Keuntungan pertahun = Penjualan Modal
= - Rp. 37.611.512.001.000
(CH
3
CHOHCOO)
2
Ca
(aq)
+ H
2
O
(l)
+ CO
2(g)

C
6
H
12
O
6 (aq)
+ CaCO
3(s)


37

6. Beras
Diketahui yield = 129 g/L
Kapasitas perancangan = 30.000 Ton/ tahun
Beras yang dibutuhkan




= 232.558.139,5 L beras
dimana beras = 0,72 kg/L
= 167.441.860,5 kg beras
Dari persamaan reaksi :


1 kg kalsium laktat ( BM 218,04 ) = 0,004 kmol kalsium laktat
CaCO
3
yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg kalsium laktat
sebesar = mol kalsium laktat x BM CaCO
3

= 0,004 x 100 = 0,4 kg
Kapasitas perancangan = 30.000 Ton kalsium laktat/ tahun
CaCO
3
per tahun = 30.000.000 x 0,4 kg
= 12.000 Ton CaCO
3
per tahun
Maka perhitungan ekonomi kasarnya
Harga total bahan baku = ( Rp. 7.000 x 167.441.860,5 ) + ( Rp.
5.126 x 12.000.000 )
= Rp. 1.233.605.023.500
Besar penjualan = Rp. 30.000 x 30.000.000
= Rp. 900.000.000.000
Keuntungan pertahun = Penjualan Modal
= - Rp.333.605.023.500
(CH
3
CHOHCOO)
2
Ca
(aq)
+ H
2
O
(l)
+ CO
2(g)

C
6
H
12
O
6 (aq)
+ CaCO
3(s)


38

7. Kertas
Diketahui yield = 23,1 g/L
Kapasitas perancangan = 30.000 Ton/ tahun
Kertas yang dibutuhkan




= 1.298.701.299 L kertas
dimana kertas = 0,24 kg/L
= 311.688.311 Kg kertas
Dari persamaan reaksi :


1 kg kalsium laktat ( BM 218,04 ) = 0,004 kmol kalsium laktat
CaCO
3
yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg kalsium laktat
sebesar = mol kalsium laktat x BM CaCO
3

= 0,004 x 100 = 0,4 kg
Kapasitas perancangan = 30.000 Ton kalsium laktat/ tahun
CaCO
3
per tahun = 30.000.000 x 0,4 kg
= 12.000 Ton CaCO
3
per tahun
Maka perhitungan ekonomi kasarnya
Harga total bahan baku = ( Rp. 2.500 x 311.688.311 ) + ( Rp.
5.126 x 12.000.000 )
= Rp. 840.732.777.500
Besar penjualan = Rp. 30.000 x 30.000.000
= Rp. 900.000.000.000
Keuntungan pertahun = Penjualan Modal
= Rp. 59.267.222.500
(CH
3
CHOHCOO)
2
Ca
(aq)
+ H
2
O
(l)
+ CO
2(g)

C
6
H
12
O
6 (aq)
+ CaCO
3(s)


39

8. Kayu
Diketahui yield = 108 g/L
Kapasitas perancangan = 30.000 Ton/ tahun
Kayu yang dibutuhkan




= 277.777.777,8 L kayu
dimana kayu = 0,7 kg/L
= 194.444.444,4 Kg kayu
Dari persamaan reaksi :


1 kg kalsium laktat ( BM 218,04 ) = 0,004 kmol kalsium laktat
CaCO
3
yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg kalsium laktat
sebesar = mol kalsium laktat x BM CaCO
3

= 0,004 x 100 = 0,4 kg
Kapasitas perancangan = 30.000 Ton kalsium laktat/ tahun
CaCO
3
per tahun = 30.000.000 x 0,4 kg
= 12.000 Ton CaCO
3
per tahun
Maka perhitungan ekonomi kasarnya
Harga total bahan baku = ( Rp. 3.500 x 194.444.444,4 ) + ( Rp.
5.126 x 12.000.000 )
= Rp. 742.067.555.400
Besar penjualan = Rp. 30.000 x 30.000.000
= Rp. 900.000.000.000
Keuntungan pertahun = Penjualan Modal
= Rp. 157.932.444.600
(CH
3
CHOHCOO)
2
Ca
(aq)
+ H
2
O
(l)
+ CO
2(g)

C
6
H
12
O
6 (aq)
+ CaCO
3(s)


40

Tabel 2.5 Perhitungan ekonomi kasar pembuatan kalsium laktat dari
berbagai bahan baku
Bahan
Baku
Kapasitas
(ton/tahun)
Yield
(g/L)
Harga
Bahan Baku
(Rp)
Modal
(Rp)
Keuntungan
(Rp)
Molasses 30.000 90 1400 725.112.000.000 174.888.000.000
Gandum 30.000 106 7532 1.255.262.943.112 - 355.262.943.112
Jagung 30.000 10,1 1200 2.627.848.633.200 - 1.727.848.633.200
Ubi kayu 30.000 4,8 863 6.803.699.500.000 - 5.903.699.500.000
Kentang 30.000 4,2 7000 38.511.512.001.000 - 37.611.512.001.000
Beras 30.000 129 7000 1.233.605.023.500 - 333.605.023.500
Kertas 30.000 23,1 2500 840.732.777.500 59.267.222.500
Kayu 30.000 108 3500 742.067.555.400 157.932.444.600

Berdasarkan Tabel 2.5 maka dipilih molasess sebagai bahan baku
didasarkan pada :
a. Molasses merupakan limbah industri gula, sehingga lebih tepat
guna bila dimanfaatkan kembali sebagai bahan baku.
b. Ketersediaan bahan baku karbohidrat yang berasal dari
molasses yang melimpah di Indonesia.
c. Bakteri Lactobacillus delbreuckii dapat menguraikan gula
dalam molasses. Proses fermentasi molasses dengan
menggunakan Lactobacillus delbrueckii dapat menghasilkan
yield sebesar 90 gr/L dan produktivitas 3,8 gr/(jam.L).
d. Biaya atau harga produksi cenderung lebih rendah jika
dibandingkan dengan menggunakan bahan baku lainnya, serta
memiliki keuntungan yang paling besar.



41

BAB III
KONSEPSI PRARANCANGAN


3.1 Deskripsi Proses
3.1.1 Dasar Reaksi dan Kondisi Operasi
Seiring meningkatnya kebutuhan akan kalsium laktat, para ilmuwan
mencari cara yang lebih luas untuk memproduksi kalsium laktat. Pada
tahun 1949, ditemukan proses pembuatan kalsium laktat dari bahan baku
molasses ( tetes tebu ) dengan cara fermentasi. ( Prescott and Dunn, 1959 )
Kalsium laktat dapat diproduksi dengan proses fermentasi berbagai
macam karbohidrat seperti sukrosa, glukosa atau laktosa dengan
menggunakan mikroba. Gula-gula tersebut terdapat pada molasses, jagung,
kentang dan milk whey. ( R, Keyes, 1957 )
Metoda homofermentatif ini banyak digunakan di industri dengan
konversi yield glukosa menjadi kalsium laktat lebih dari 90%. (
Hofvendahl dan Hahn, 2000 )
Proses pembuatan kalsium laktat menggunakan metode fermentasi
dengan bakteri melalui reaksi :










3.1.2 Uraian Proses
Proses pembuatan kalsium laktat dilakukan secara semi continue,
dimana proses batch dilakukan sampai pada tangki penyimpanan, setelah
(CH
3
CHOHCOO)
2
Ca
(aq)
+H
2
O
(l)
+CO
2(g)

Kalsium laktat Air Karbondioksida
2CH
3
CHOHCOOH
(aq)
+CaCO
3(s)
Asam laktat Kalsium karbonat

2CH
3
CHOHCOOH
(aq)

Asam laktat
C
6
H
12
O
6 (aq)
Glukosa

Fermentasi

C
6
H
12
O
6 (aq)
+ C
6
H
12
O
6 (aq)
Glukosa Fruktosa
C
12
H
22
O
12 (aq)
+ H
2
O
(l)
Sukrosa
Air2CH
3
CHOHCOOH +
Fermentasi

42

tangki penyimpanan dilakukan proses continue. Pembuatan kalsium
laktat dengan cara fermentasi secara garis besar terdiri dari :
1. Fermentasi
Bahan baku yang tergolong murah untuk difermentasikan adalah :
starchy and cellulosic material, whey, molasses. Yang tergolong dalam
starchy and cellulosic material antara lain : gandum, jagung, singkong,
kentang, beras, sweet gorghum, rye, barley. Akan tetapi materi ini
perlu dihidrolisis terlebih dahulu untuk mendapatkan gula fermentasi (
karbohidrat ) sebelum difermentasikan. ( Young-Jung Wee, Jin-Nam
Kim, 2005 )
Bakteri Lactobacillus delbrueckii dipilih karena dapat memproduksi
paling tinggi dengan menggunakan substrat yang mengandung
senyawa gula tanpa perlu perlakuan awal ( Y. tokiwa dan Calabia,
2007 ). Senyawa gula tersebut antara lain : sukrosa, glukosa, fruktosa,
maltosa ( P.D. Robinson, 1988 ). Bakteri yang diperlukan untuk proses
fermentasi kalsium laktat sebanyak 1,7 % dari jumlah molasess yang
masuk. Malt sprouts adalah nutrisi untuk bakteri yang ditambahkan
sebanyak 3 % dari jumlah molasess yang masuk fermentor ( J.M.
Paturau, 1989 ). Kultur diinokulasi dengan Lactobacillus delbrueckii.
Kultur ini mengandung 15 % gula, 0,375 % malt spouts, 0,25 %
NH
3
PO
4,
10 % CaCO
3,
dan air. ( R.Keyes, 1957 )
Feed yang berupa mollases, air dan Lactobacillus delbrueckii masuk
ke dalam pre-fermentor terlebih dahulu. Kemudian keluaran pre
fermentor beserta CaCO
3
dan air masuk ke fermentor. Selama proses
fermentasi pH harus dijaga antara 6-7 dengan suhu 45
o
C dengan
menggunakan buffering agent CaCO
3
. Selain berfungsi untuk menjaga
pH, penambahan dari buffering agent tersebut akan menghasilkan
garam laktat. Dengan penambahan buffering agent maka akan
terbentuk garam laktat seperti kalsium laktat. Waktu tinggal dalam
fermentor selama 13,5 jam ( Luedeking R dan Piret E.L, 2000 ).


43

Adapun reaksinya sebagai berikut :









Keluaran dari fermentor kemudian masuk unit pemurnian produk yang
terdiri dari rotary filter, crystallizer, rotary drier, dan mixing tank.
Tidak ada ukuran yang pasti dari fermentor karena ukuran tangki tidak
berpengaruh pada proses fermentasi ( National agricultural biosecurity
center 2004 ). Fermentasi berlangsung selama 13,5 jam pada
temperatur 45
o
C, tekanan 1 atm. ( US.Patent 2143359 )

2. Pemisahan biomassa, sisa nutrisi dan kotoran lain
Keluaran dari fermentor selanjutnya difiltrasi dengan menggunakan
Rotary Filter (RF-01) yang mempunyai media penyaringan berupa
microfilter hal ini dikarenakan ukuran bakteri sebesar 0,5-2 m dan
abu yang juga mempunyai ukuran mikron.

3. Permunian Produk
Permunian produk kalsium laktat diawali dengan mereaksikan asam
laktat sisa fermentasi menjadi kalsium laktat dengan penambahan
CaCO
3
berlebih. Reaktor beroperasi pada suhu 45
o
C, tekanan 1 atm.
Jenis reaktor adalah reaktor CSTR. Selanjutnya keluaran dari reaktor
masuk ke dalam crystallizerdengan proses penguapan pada suhu
100
o
C, tekanan 1 atm. Larutan mother liquor selanjutnya diumpankan
ke centrifuge, campuran kristal produk dan impuritis dialirkan ke
rotary dryer, sementara mother liquor sisanya dikembalikan ke
(CH
3
CHOHCOO)
2
Ca
(aq)
+ H
2
O
(l)
+ CO
2(g)

Kalsium laktat Air Karbondioksida
2CH
3
CHOHCOOH
(aq)
+ CaCO
3(s)
Asam laktat Kalsium karbonat

2CH
3
CHOHCOOH
(aq)

Asam laktat
C
6
H
12
O
6 (aq)
Glukosa

Fermentasi

C
6
H
12
O
6 (aq)
+ C
6
H
12
O
6 (aq)
Glukosa Fruktosa
Fermentasi

C
12
H
22
O
12 (aq)
+ H
2
O
(l)
Sukrosa
44

crystallizer. Dari rotary dryer, campuran kristal yang sudah bebas dari
air, diumpankan ke mixing tank untuk melarutkan impuritis gula (
sukrosa, glukosa dan fruktosa ) dengan etanol absolute, pada mixing
tank ini semua gula terlarut dalam etanol sementara kalsium laktat
tidak ada yang terlarut, karena kalsium laktat tidak larut dalam etanol.
Keluaran dari mixing tank masuk ke centrifuge untuk dipisahkan antara
larutan gula yang larut dengan etanol dan kristal kalsium laktat. Kristal
tersebut dikeringkan di rotary dryer dan uap etanol dikondensasikan
kemudian dikembalikan ke mixing tank. Kristal yang telah kering
adalah produk kalsium laktat dengan kemurnian 100%. Perlakuan
impuritis gula dilakukan dengan mengkristalkan larutan gula dari R-01
di CR-01 dengan proses penguapan untuk mendapatkan etanol
kembali. Etanol yang didapat dari CR-302 dan udara kering dari RD-
302 masuk ke Condensor (CD-01) untuk kemudian dilakukan
pemisahan antara etaol dengan udara kering.

















45

DAFTAR PUSTAKA


Badan Pusat Statistik, 2011, Statistic Indonesia, www.bps.go.id, Indonesia
Brownell.L.E. and Young.E.H., 1959, Process Equipment Design 3
rd
ed, John
Wiley & Sons, New York.
Coulson.J.M. and Ricardson.J.F., 1983, Chemical Engineering vol 6, Pergamon
Press Inc, New York.
Fogler.A.H.Scott, 1999, Elements of Chemical Reaction Engineering, Prentice
Hall International Inc, New Jersey.
Kern.D.Q., 1983, Process Heat Transfer, McGraw-Hill Book Company, New
York.
Kirk, R.E and Othmer, D.F., 2006, Encyclopedia of Chemical Technology 4
nd
ed.,
vol. 17., John Wiley and Sons Inc., New York.
Levenspiel.O., 1972, Chemical Reaction Engineering 2nd edition, John Wiley
and Sons Inc, New York.
Luedeking R dan Piret E.L., 2000, A Kinetic Study of the Lactic Acid
Fermentation. Batch Process at Controlled pH, Department of Chemical
Engineering, University of Minnesota, Minnesota.
Perry.R.H. and Green.D., 1997, Perrys Chemical Engineer Handbook 7th ed,
McGraw-Hill Book Company, New York.
Powell, S.T., 1954, Water Conditioning for Industry, Mc Graw Hill Book
Company, New York.
Smith.J.M. and Van Ness.H.C., 1975, Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics 3ed, McGraww-Hill Inc, New York.
US.Patent 2.143.359
<http://Dhgate.com/>www.matches.com, Accesed Oktober 2012
46

http://wikipedia.com/

Anda mungkin juga menyukai