Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN PENGINDERAAN JAUH

KALIPUTIH, DUSUN PENDEM-GEMPOL, DESA JUMOYO,


KECAMATAN SALAM, KABUPATEN MAGELANG


Disusun oleh:
Nama : Teguh Tri Susilo
NIM : 12405241033
Regu : Kelompok I
Hari, tanggal : Sabtu, 17 Mei 2014
Pukul : 08.20 WIB 10.37 WIB
Asisten Dosen :
1. Anggoro Buana Praja Mukti
2. Pebri Nurhayati
3. Ummi Khoiriyah

PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014
I. Tabel Isian Survei Penggunaan Lahan
No Kode
Kordinat Obyek
Lokasi Desa
Hasil
Interpretasi
Kenampakan di
Lapangan
Foto Obyek Waktu WIB
X Y
1 01 07 36. 315 110 18. 072
Dusun
Gempol
Bangunan
perdagangan
Depo pasir
100 3489
08.20
2 02 07 36. 377 110 18. 103
Dusun
Gempol
Bangunan
perdagangan
Sungai
100 3584
10.37
3 03 07 36. 413 110 18. 182
Dusun
Gempol
Semak
belukar
Kebun campuran
100 3579
10.28
4 04 07 36. 441 110 18. 121
Dusun
Pendem
Bangunan
perdagangan
Bangunan
perdagangan
100 3507
08.47
5 05 07 36. 435 110 18. 042
Dusun
Pendem
Semak
belukar
Semak belukar
100 3508
08.53
6 06 07 36. 481 110 18. 062
Dusun
Pendem
Permukiman Permukiman
100 3554
10.04
7 07 07 36. 493 110 18. 035
Dusun
Pendem
Lahan
kosong
Depo pasir
100 3543
10.02
8 08 07 36. 535 110 18. 051
Dusun
Pendem
Kebun
campuran
Kebun campuran
100 3556
10.09
9 09 07 36. 510 110 18. 000
Dusun
Pendem
Lahan
kosong
Semak belukar
100 3540
09.55
10 10 07 36. 451 110 17. 979
Dusun
Pendem
Sawah Sawah
100 3517
09.06
11 11 07 36. 506 110 17. 966
Dusun
Pendem
Industri
(bangunan)
Industri (bangunan)
100 3519
09.12
12 12 07 36. 522 110 17. 932
Dusun
Pendem
Jalan Jalan
100 3521
09.14
13 13 07 36. 537 110 17. 888
Dusun
Pendem
Kebun
campuran
Kebun campuran
100 3523
09.17
14 14 07 36. 525 110 17. 849
Dusun
Pendem
Industri
(bangunan)
Industri (bangunan)
100 3524
09.20
15 15 07 36. 458 110 17. 858
Dusun
Pendem
Kebun
campuran
Kebun campuran
100 3538
09.42
16 16 07 36. 505 110 17. 769
Dusun
Pendem
Lahan
kosong
Depo pasir
100 3527
09.29
17 17 07 36. 514 110 17. 766
Dusun
Pendem
Industri
(bangunan)
Industri (bangunan)
100 3528
09.24
18 18 07 36. 348 110 18. 072
Dusun
Gempol
Gundukan
pasir
Sungai
100 3501
08.37
19 19 07 36. 324 110 18. 057
Dusun
Gempol
Permukiman
Bangunan
perdagangan
100 3496
08.29
20 20 07 36. 428 110 18. 008
Dusun
Pendem
Semak
belukar
Sungai
100 3514
09.01













II. Tabel Hasil Keakuratan
Penggunaan Lahan
Hasil Cek dilapangan

Jumlah
Sampel
Sampel
Benar
A B C D E F G H I J

K

Hasil
Interpretasi
A 1 2 3
B 1 1 1
C 1 1 2 1
D 1 1 1 3 1
E 3 3 3
F 3 3 3
G 1 1 1 3 1
H
I 1 1 1
J 1 1
K
JUMLAH 20 11

PENGGUNAAN LAHAN YANG DICARI
A LAHAN KOSONG
B SAWAH
C PERMUKIMAN
D SEMAR BELUKAR
E KEBUN CAMPURAN
F INDUSTRI BANGUNAN
G BANGUNAN PERDAGANGAN
H SUNGAI
I JALAN
J GUNDUKAN PASIR
K MAKAM
III. Perhitungan Hasil Uji Keakuratan
Uji Keakuratan :
jumlah sampel benar
jumlah seluruh sampel
x 100 %
:
11
20
x 100 %
: 55 %
IV. Analisis
Tanggal 17 Mei 2014 dilaksanakan praktikum lapangan penginderaan jauh
yang berlokasi disekitar Daerah Aliran Sungai Kali Putih desa Jumoyo,
Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang. Praktikum ini dibagi menjadi 4
kelompok praktikan yang terdiri dari 25 praktikan dalam setiap kelompok. Setiap
kelompok diberi tugas untuk mencari 20 titik yang sudah ditentukan oleh asisten
dosen. Titik-titik tersebut dituangkan didalam citra yang sudah diberikan oleh
asisten dosen. Citra Satelit yang digunakan adalah citra IKONOS pada tahun
2009. Sebelum praktikan terjun langsung ke lapangan, praktikan melakukan
interpretasi citra dengan menggunakan cara deliniasi dengan plastic transparan.
Interpretasi citra dilakukan untuk mempermudah dan efektif dalam melakukan
pengamatanserta analisis bentang lahan di lapangan.
Citra IKONOS yang telah ditandai dan diinterpretasi maka praktikan mencari
dan mengkaji 20 titik yang tersebar di sekitar DAS Kali Putih, desa Jumoyo,
kecamatan Salam, Kabupaten Magelang. Untuk kelompok 1 mengkaji ke-20 titik
tersebut berada di dusun Gempol dan dusun Pendem yang masih termasuk dalam
kawasan Desa Jumoyo. Pengambilan data pada 20 titik tersebut dilakukan dengan
bantuan alat berupa GPS, kompas, alat tulis serta tabel. Berikut merupakan hasil
kajian dari 20 titik hasil pengamatan.
a. Titik ke 1 berlokasi di dusun Gempol, desa Jumoyo dengan koordinat x : 07
36. 315, y : 110 18. 072. Lokasi titik 1 pada citra IKONOS yang telah
diinterpretasikan menunjukkan berupa bangunan perdagangan, namun ketika
dilakukan pengamatan dan pengecekan langsung di lapangan telah terjadi
perubahan bentuk lahan yaitu berubah menjadi depo pasir. Perubahan tersebut
diakibatkan oleh banjir lahar dingin yang terjadi pada tahun 2010 dusun
Gempol Merapi. Banjir lahar dingin tersebut berasal dari erupsi gunung
Merapi yang mengakibatkan rubuhnya beberapa bangunan dan meluap hingga
ke badan jalan. Karena bencana tersebut maka bangunan perdagangan yang
terdapat pada citra tahun 2009 sudah hilang dan dialih fungsikan menjadi depo
pasir dari hasil erupsi Gunung Merapi.
b. Titik 2 berlokasi di dusun Gempol, desa Jumoyo dengan koordinat x : 07 36.
377, y : 110 18. 103. Titik 2 pada citra IKONOS di interpretasikan sebagai
bangunan perdagangan , akan tetapi ketika dilakukan pengamatan langsung di
lapangan telah terjadi perubahan bentuk lahan menjadi sebuah sungai. Seperti
pada titik pertama, titik kedua ini mengalami perubahan bentuk lahan
dikarenakan banjir lahar dingin yang terjadi pada tahun 2010. Namun pada
titik kedua ini lahan berubah total menjadi sungai dan tidak ada lagi bangunan
disana.
c. Titik 3 berlokasi di dusun Gempol, desa Jumoyo dengan koordinat x : 07 36.
413, y : 110 18. 182. Daerah titik 3 pada citra IKONOS yang telah
diinterpretasikan berupa semak belukar , akan tetapi ketika dilakukan
pengamatan langsung di lapangan, lokasi pada titik tiga ini telah berubah
menjadi menjadi perkebunan campuran. Perkebunan campuran dilakukan oleh
masyarakat sekitar, hal ini kemungkinkan untuk lebih memperoleh hasil yang
lebih banyak dari beberapa macam tanaman. Tanaman pada kebun campuran
di titik 3 berupa tanaman palawija yang berada di tegalan seperti ketela, talas
dan pohon pisang. Namun pada bagian tengah lahan belum dilakukan
penanaman karena masih dilakukan penggemburan tanah. Pada titik 3 ini,
tidak dimungkinkan untuk dijadikan area persawahan, dikarenakan lahan yang
keras dan kekurangan sumber air..
d. Titik 4 berlokasi di dusun Pendem, desa Jumoyodengan koordinat UTM x :
07 36. 441, y : 110 18. 121. Daerah titik 4 pada citra IKONOS yang
telah diinterpretasikan berupa bangunan perdagangan, dan ketika dilakukan
pengamatan langsung di lapangan, tidak terjadi perubahan bentuk lahan dan
masih tetap berupa bangunan perdagangan. Bagunan tersebut merupakan
warung mie ayam dan bakso, namun saat itu dalam kondisi tutup. Warung
tersebut berada di jalan menuju pabrik beton bukan beradfa di jalan utama
magelang-yogyakarta.
e. Titik 5 berlokasi di dusun Pendem, desa Jumoyo dengan koordinat x :07 36.
435, y : 110 18. 042. Daerah titik 5 pada citra IKONOS yang telah
diinterpretasikan berupa semak belukar, dan ketika dilakukan pengamatan
langsung di lapangan tidak terjadi perubahan bentuk lahan masih tetap berupa
semak belukar. Interpretasi pada citra IKONOS pada titik 5 sebagai semak
belukar sesuai dengan kondisi di lapangan yang ada sekarang. Pada wilayah
tiik 5 ini tidak terjadi perubahan dikarenakan lokasi berada lumayan jauh dari
sungai dampak banjir lahar dingin, dan juga kemungkinan karena pemilik
lahan tidak mengurus lahan tersebut.
f. Titik 6 dengan koordinat UTM x : 07 36. 481, y : 110 18. 062 berlokasi
di dusun Pendem, desa Jumoyo. Hasil interpretasi pada citra daerah tersebut
berupa Permukiman. Setelah dilakukan pengamatan secara langsung di
lapangan, daerah tersebut tidak mengalami perubahan sedikitpun, masih tetap
berupa permukiman.
g. Titik 7 dengan koordinat UTM x : 07 36. 493, y : 110 18. 035 berlokasi di
dusun Pendem, desa Jumoyo. Hasil interpretasi pada citra daerah tersebut
berupa Lahan Kosong, namun setelah dilakukan pengamatan secara langsung
di lapangan, ternyata telah berubah menjadi Depo Pasir.
h. Titik 8 dengan koordinat UTM x : 07 36. 535, y : 110 18. 051 berlokasi di
dusun Pendem, desa Jumoyo. Hasil interpretasi pada citra daerah tersebut
berupa kebun campuran. Setelah dilakukan pengamatan secara langsung di
lapangan, daerah tersebut tidak mengalami perubahan, dan masih tetap
menjadi kebun campuran.
i. Titik 9 dengan koordinat UTM x : 07 36. 510, y : 110 18. 000 berlokasi di
dusun Pendem, desa Jumoyo. Hasil interpretasi pada citra menunjukkan
daerah tersebut berupa Lahan Kosong, namun setelah dilakukan pengamatan
secara langsung di lapangan, ternyata telah berubah menjadi Semak Belukar.
Hal ini dikarenakan pada titik ini berada pada sebelah jalan dan jauh dari
lokasi terdampak lahar dingin merapi.
j. Titik 10 dengan koordinat UTM x : 07 36. 451, y : 110 17. 979 berlokasi di
dusun Pendem, desa Jumoyo. Hasil interpretasi pada citra daerah tersebut
berupa sawah. Setelah dilakukan pengamatan secara langsung lahan tersebut
berupa kolam ikan yang berada di tengah sawah, dan dikarenakan pada table
interpretasi tidak ada kolam ikan, maka kami tuliskan sebagai sawah.
k. Titik 11 dengan koordinat UTM x : 07 36. 506, y : 110 17. 966 berlokasi di
dusun Pendem, desa Jumoyo. Hasil interpretasi pada citra daerah tersebut
berupa Bangunan Industri. Setelah dilakukan pengamatan secara langsung di
lapangan, daerah tersebut tidak mengalami perubahan tetap menjadi bangunan
indutri. Bangunan tersebut berupa industri bengkel dikarenakan di dalamnya
banyak sekali mobil yang terparki di garasi.
l. Titik 12 dengan koordinat UTM x : 07 36. 522, y : 110 17. 932 berlokasi di
dusun Pendem, desa Jumoyo. Hasil interpretasi pada citra daerah tersebut
berupa Jalan. Setelah dilakukan pengamatan secara langsung di lapangan,
daerah tersebut tidak mengalami perubahan yaitu tetap menjadi jalan.
m. Titik 13 dengan koordinat UTM x : 07 36. 537, y : 110 17. 888 berlokasi di
dusun Pendem, desa Jumoyo. Hasil interpretasi pada citra daerah tersebut
berupa Kebun Campuran. Setelah dilakukan pengamatan secara langsung di
lapangan, daerah tersebut tidak mengalami perubahan. Tanaman yang terdapat
pada titik ini berupa tanaman salak, singkong, nagka dan lain-lain.
n. Titik 14 dengan koordinat UTM x : 07 36. 525, y: 110 17. 849 berlokasi di
dusun Pendem, desa Jumoyo. Hasil interpretasi pada citra daerah tersebut
berupa Bangunan Industri. Setelah dilakukan pengamatan secara langsung di
lapangan, daerah tersebut tidak mengalami perubahan tetap bangunan indutri.
Bangunan indutri tersebut berupa industri kecil rumahan yaitu indutri kayu dan
meubel.
o. Titik 15 dengan koordinat UTM x : 07 36. 458, y : 110 17. 858 berlokasi
di dusun Pendem, desa Jumoyo. Hasil interpretasi pada citra daerah tersebut
berupa Kebun Campuran. Setelah dilakukan pengamatan secara langsung di
lapangan, daerah tersebut tidak mengalami perubahan tetap menjadi
perkebunan campuran yang didominasi oleh tanaman jagung.
p. Titik 16 dengan koordinat UTM x : 07 36. 505, y : 110 17. 769 berlokasi di
dusun Pendem, desa Jumoyo. Hasil interpretasi pada citra merupakan daerah
tersebut berupa Lahan Kosong. Setelah dilakukan pengamatan secara langsung
di lapangan, ternyata telah berubah menjadi Depo Pasir. Depo pasir ini berada
di dalam pabrik beton.
q. Titik 17 dengan koordinat UTM x : 07 36. 514, y : 110 17. 766 berlokasi
di dusun Pendem, desa Jumoyo. Hasil interpretasi pada citra, daerah tersebut
berupa Bangunan Industri. Setelah dilakukan pengecekan secara langsung di
lapangan, daerah tersebut tidak mengalami perubahan, masih berupa bangunan
industri yaitu industri beton.
r. Titik 18 dengan koordinat UTM x : 07 36. 348, y : 110 18. 072 berlokasi di
dusun Gempol, desa Jumoyo. Hasil interpretasi pada citra, daerah tersebut
berupa Gundukan Pasir. Setelah dilakukan pengecekan secara langsung di
lapangan, ternyata telah berubah menjadi Sungai yang diakibatkan oleh banjir
lahar dingin merapi.
s. Titik 19 dengan koordinat UTM x : 07 36. 324, y : 110 18. 057 berlokasi
di dusun Gempol, desa Jumoyo. Hasil interpretasi pada citra, daerah tersebut
berupa Permukiman. Setelah dilakukan pengecekan secara langsung di
lapangan, ternyata telah berubah menjadi Bangunan Perdagangan.
t. Titik 20 dengan koordinat UTM x : 07 36. 428, y : 110 18. 008 berlokasi
di dusun Gempol, desa Jumoyo. Hasil interpretasi pada citra menunjukkan
daerah tersebut berupa Semak Belukar. Setelah dilakukan pengecekan secara
langsung di lapangan, ternyata telah berubah menjadi Sungai.

V. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dan pengamatan langsung di lapangan serta
analisa praktikum, maka dapat disimpulkan bebrapa hal berikut ini:
1. Perubahan bentuk lahan yang ada di lokasi pengamatan yaitu di sekitar DAS
kali putih tersebut bisa dikatakan cukup cepat, hal ini dikarenakan angka
keakuratan yang kecil.
2. Perubahan lahan yang terjadi di lokasi pengamatan sebagian besar diakibatkan
karena banjir lahar dingin yang terjadi pada tahun 2010. Banjir tersebut telah
membuat lahan berubah secara drastic.
3. Masyarakat yang terdapat di sekitar DAS kali putih bisa dikatakan cukup
cepat pulih dari bencana lahar dingin yang terjadi. Masyarakat disana
memanfaatkan material sisa lahar dingin untuk itambang sebagai mata
pencaharian mereka.
4. Praktikum yang dilakukan di kawasan tersebut dapat digunakan untuk
mengetahui perubahan lahan yang terjadi, terutama akibat adanya banjir lahar
dingin dan sekaligus dapat mengatahui wilayah yang terdampak lahar untuk
kemudian dimanfaatkan sebagai acuan kedepan agar bisa mangantisipasi jika
terjadi bencana lahar dingin kembali.

Anda mungkin juga menyukai