Ega Edwin Pratama 6211090 Definisi Resin Resin penukar ion 1 adalah suatu senyawa hidrokarbon yang terpolimerisasi. Senyawa ini memiliki ikatan silang atau dengan nama lain disebut cross-linking dan memiliki gugus- gugus fungsional dan memiliki ion ion yang dapat dipertukarkan dengan ion senyawa lain. Resin yang umum digunakan dalam percobaan adalah resin Amberjet 1200 Na dengan matriksnya adalah Styrene-Divinyl Benzene Copolymers Sebagai zat penukar ion , resin memiliki karakteristik sebagai berikut: Kemampuan menggelembung (swelling) Kapasitas penukaran ion Adanya selektivitas dalam penukaran ion
Gambar Struktur Polystyrene Penukar kation asam kuat 2
2 http://mimoza.marmara.edu.tr/~zehra.can/ENVE401/6.%20Ion%20Exchange%20introduction.pdf Struktur Fisik Resin penukar ion dalam bentuk bulat dan biasanya berdiameter 0,1-0,5 mm yang memiliki rentang ukuran 20-50 mesh. Resin penukar ion pada umumnya berbentuk butiran gel yang terdiri dri jaringan polimer, gugus fungsional ionic, dan pelarut. Syarat-Syarat Resin Penukar Ion Saat suatu larutan dikontakkan dengan resin penukar ion, maka ion terlarut dalam larutan akan terserap ke resin penukar ion dan resin akan menukarnya dengan ion lain dalam kesetaraan ekivalen. Dengan kondisi tersebut maka jenis ion yang diikat dan dilepas dapat diatur. Sebagai media penukar ion, suatu senyawa resin penukar ion perlu mimiliki syarat sebagai berikut: a. Kapasitas penukar ion total harus tinggi. Resin harus dapat memiliki kemampuan penukar ion yang tinggi sehingga tidak cepat jenuh. b. Kelarutan yang rendah. Kelarutan yang rendah suatu resin dalam larutan dapat membuat resin untuk digunakan secara berulang kali. Resin biasanya bekerja dalam cairan yang mempunyai sifat melarutkan, oleh karena itu resin harus tahan terhadap cairan yang bersifat melarutkan. Contohnya seperti air. c. Kestabilan kimia yang tinggi. Resin diharapkan dapat bekerja para rentang pH yang cukup luas dan tahan terhadap cairan yang bersifat asam dan basa. Dan tahan juga terhadap oksidasi dan radiasi, artinya dapat berjalan normal saat kondisi oksidasi dan radiasi. d. Kestabilan fisik yang tinggi. Resin harus bias tahan terhadap gesekan dari luar sehingga tidak mengganggu proses penukaran ion. Sifat-sifat resin penukar ion 3 : a. Kapasitas penukar ion Kapasitas penukar ion yang dimaksud adalah jumlah pertukaran ion yang ada pada satu mol resin. Dinyatakan dalam miliequivalent per gram (meq/gr) pada resin kering. Namun resin yang digunakan selalu dalam keadaan basah sehingga kapasitas resin selalu kurang dari nilai keadaan resin kering. Kapasitas pada
3 http://msdssearch.dow.com/PublishedLiteratureDOWCOM/dh_0032/0901b803800326ca.pdf?filepath=liquid seps/pdfs/noreg/177-01837.pdf&fromPage=GetDoc keadaan basah ditentukan secara eksperimen dan pada umumnya kapasitas yang dimiliki 65-70% dari kondisi kering. b. Selektivitas Merupakan sifat resin penukar ion yang menunjukkan adanya aktifitas pilihan atau seleksi pada ion tertentu. Faktor yang mempengaruhi selektivitas resin: Besarnya muatan. Luas pertukaran meningkat dengan meningkatnya valensi pertukaran ion. Contoh: Th 4+ > Al 3+ > Ca 2+ > Na +
Pada deret ion logam alkali yang memiliki muatan sama, luas pertukaran meningkat dengan meningkatnya nomor atom . Contohnya: Cs + > Rb + > K + > Na + > Li +
Jari-jari ion. Semakin kecil jari-jari suatu ion dengan muatan tertentu maka semakin kuat ion tersebut akan diikat oleh resin. c. Derajat Cross-linking Derajat cross-linking menunjukkan hubungan persentase agent ikatan cross- linking. Derajat ini mempengaruhi struktur dan ukuran pori-pori resin. Derajat cross-linking yang tinggi membuat resin memiliki kapasitas penukaran ion yang tinggi pula. Selain kapasitas penukaran, tingginnya derajat cross-linking membuat resin menjadi lebih selektif. d. Porositas Porositas adalah nilai yang menunjukkan ukuran pori-pori saluran kapiler. Ukuran saluran-saluran ini biasanya tidak sama atau seragam. Porositas biasanya berbanding lurus dengan derajat cross-linking walaupun ukuran saluran-saluran kapiler yang dimiliki tidak seragam. Porositas juga mempengaruhi keselektifan dan kapasitas. e. Kestabilan Resin memiliki stabilitas yang dapat digunakan pada waktu yang lama dan tidak mudah rusak saat regenerasi. Klasifikasi Resin 45
Resin penukar ion mengandung gugus fungsi seperti sulfonat (R-SO 3 H), phosponat (R- PO 3 H 2 ), phenolat (R-OH), atau karboksilat (R-COOH), dan R menyatakan senyawa resin. Resin penukar ion dibagi menjadi dua jenis yaitu Resin penukar anion dan Resin penukar
4 http://id.scribd.com/doc/43267543/11-Ion-Exchange-Process 5 Modul LTK 1 Ion Exchange kation. Dari setiap jenis tersebut dibagi lagi menjadi dua yaitu resin penukar kation asam kuat dan resin penukar kation asam lemah, lalu resin penukar anion basa kuat dan resin penukar anion basa lemah. Berikut table gugus fungsi yang viasa digunakan pada penukaran ion 6 :
a. Resin penukar kation asam kuat Resin penukar kation asam kuat fungsinya mengubah asam netral menjadi asam yang sesuai. R-SO 3 H biasanya merupakan resin penukar kation yang kuat. Bila resin yang digunakan merupakan resin tipe asam kuat dengan ion H + , reaksi kimianya adalah: RSO 3 H + NaCl RSO 3 Na + HCl NaCl + R-SO 3 HCl + R-SO 3 2- + Na +
Reaksi diatas digunakan untuk pemisahan garam dan membedakan antara resin kation asam kuat dan kation asam lemah. Ion Na+ dan H+ merupakan jenis penukar ion. Ion H+ memindahkan seluruh kation yang terdapat dalam air. Jika digunakan siklus ion Na+ air akan dilunakan dan akan mengganti ion logam Fe2+ dan Mg2+ dalam air. Proses regenerasi resin untuk siklus H dapat digunakan asam kuat HCl atau H 2 SO 4 . Reaksinya:
6 http://ijpbsrd.com/Uploads/002.SRD230001202.pdf 2 R-SO 3 Na + + H 2 SO 4 R-SO 3 H + Na 2 SO 4
2 R-SO 3 Na + + HCl 2 R-SO 3 Na + + NaCl b. Resin penukar kation asam lemah Resin penukar kation asam lemah fungsinya untuk menukar kation-kation yang berhubungan dengan alkalinitas yang tidak dapat menguraikan garam. Pada peristiwa penukar ion-ion akan dihasilkan asam karbonat berarti ada asam yang lebih lemah. Reaksinya: R-COOH + NaHCO 3 RCOONa + H 2 CO 3 Regenerasi resin akan digunakan dengan menggunakan asam yang lebih kuat daripada gugus fungsi resin. Reaksinya: RCOONa + HCl RCOOH + NaCl c. Resin penukar anion basa kuat Resin ini digunakan untuk mengubah garam menjadi basa kuat. Reaksinya apda counter OH - . Reaksinya: R-R 3 N + : OH - + NaCl R-NR 3 - : Cl - + NaOH R-R 3 N + : OH - + HCl R-NR 3 - : Cl - + H 2 O Resin ini biasanya digunakan setelah penukar kation untuk proses demineralisassi air. Regenerasi dilakukan menggunakan NaOH. Reaksi : R-NR 3 - : Cl - + NaOH R-R 3 N + : OH - + NaCl d. Resin penukar anion basa lemah Resin ini digunakan untuk menukar asam kuat dengan adsorpsi air yang tidak dapat menguraikan garam. Reaksinya: R-NH 2 - + HCl R-NH 2 - HCl 3 Resin ini digunakan untuk pemisahan garam. Counter ion H+ maupun Na+ merupakan jenis penukar ion. Counter ion H+memindahkan seluruh kation yang terdapat dalam air merupakan langkah awal demineralisasi. Prinsip Resin Penukar Ion Prinsip dari resin penukar ion adalah adanya penukaran ion positif atau ion negative tertentu secara spesifik dari larutan dan melepaskan ion lain ke dalam larutan tersebut dalam jumlah ekivalen yang sama, dan jumlah muatan yang diserap = muatan yang dilepas agar resin tetap stabil. Jika resin tersebut dapat menukar anion maka resin disebut resin penukar anion. Sebaliknya jika resin dapat menukar kation maka resin tersebut adalah resin penukar kation.
Gambar diatas adalah ilustrasi dari prinsip penukaran ion 7 . Mekanisme Pertukaran Ion 8
Berikut adalah tahap-tahap penukaran ion:
1) Disosiasi senyawa terlarut yang memiliki ion yang diinginkan untuk dipertukarkan 2) Difusi ion dari fasa curah (bulk phase) menuju lapisan interfasa. Tahap ini sangat dipengaruhi oleh pengadukan atau turbulensi di fasa curahnya.
3) Difusi ion hasil disosiasi melalui lapisan interfasa menuju ke permukaan resin. Tahap ini tidak lagi dipengaruhi turbulensi, perpindahan masa bergantung pada pergerakan ion. 4) Difusi ion ke dalam pori pori resin. Tahap ini dipengaruhi oleh sifat dari resin dan ionnya. 5) Interaksi ion dengan gugus fungsional pada resin, sehingga ion dari fasa curah terikat di resin 6) Resin melepaskan counter ion (seperti H+ pada resin penukar kation) 7) Difusi counter ion yang berasal dari dalam resin ke permukaan resin. 8) Difusi counter ion melalui lapisan tipis interfasa ke fasa curah larutan 9) Difusi dan distribusi counter ion dari resin kedalam larutan fasa curah 10) Counter ion berikatan dengan ion di dalam larutan Cara Kerja kolom penukar ion: a. Start Up Tujuan: 1) Mengatur laju alir air dari komponen yang memasuki kolom. 2) Mengatur jumlah resin dalam kolom yang akan digunakan Prinsip: Start-Up adalah proses pengaturan jumlah resin yang digunakan dan mengatur laju alir umpan yang akan memasuki kolom. Jumlah resin di dalam kolom akan mempengaruhi jumlah ion yang dapat dipertukarkan. Lalu llaju alir diatur agar aliran dapat pertukaran ion dapat merata sepanjang kolom. Aliran jg tidak boleh terlalu cepat agar saat proses backwash resin terbawa bersama aliran. Aliran yang semakin lambat akan membuat pertukaran ion semakin baik.
b. Service Tujuan: 1) Menukar ion-ion dari larutan yang dialirkan ke dalam kolm 2) Mengurangi kesadahan air yang diakibatkan ada ion Ca an Mg Prinsip: Service merupakan proses pertukaran ion antara resin dan air sadah berlangsung. Reaksi penukaran ion yang terjadi biasanya digambarkan dengan kurva breakthrough. Lalu hasil kluaran kolom ditampung sejumlah volumenya lalu dititrasi dengan EDTA menggunakan indicator EBT dan NH 4 Cl. Hasil titrasi akan menunjukkan sisa ion air sadah selama penukaran ion. Proses service ini dilakukan hingga resin menjadi jenuh dan tidak bias menukar ion air sadah yang melewati kolom resin tersebut. Hal ini ditandakan jumlah volume Resin EDTA yang digunakan saat titrasi sudah konstan.
Kurva Breakthrough Kurva Breakthrough menujukkan konsentrasi ion logam yang tidak teradsorp dengan konsentrasi ion logam mula-mula. Berikut contoh kurvanya:
c. Backwash Tujuan: 1) Menghilangkan padatan dan gas yang terdapat pda resin. 2) Memisahkan atau merenggangkan resin-resin yang menggumpal 3) Mengatur aliran distribusi resin agar kembali seragam. Prinsip: Proses backwash dilakukan setelah service selesai. Pada proses backwash merupakan bagian dari proses regenerasi resin penukar ion yang telah jenuh selama proses service. Proses backwash dilakukan dengan cara mengalirkan air dari bagian dasar kolom menuju atas kolom. Aliran yang naik melalui kolom akan mengangkat dan membuat resin terekspansi. Lalu partikel-partikel yang terakumulasi terbawa oleh aliran dan terbuang. Resin yang terekspansi akibat aliran backwash juga menyebabkan resin yang berukuran besar berada dibawah kolom dan resin yang berukuran lebih kecil berada pada atas kolom, hal ini dapat memudahkan distribusi ion saat proses regenerasi atau service. Proses backwash dilakukan selama 10 menit atau aliran backwash sudah jernih. Kecepatan aliran backwash juga harus bias mengekspansi 50% atau lebih dari tinggi resin awal sebelum di backwash. Aliran saat backwash tidak boleh terlalu tinggi atau rendah. Bila aliran terlalu tinggi dapat membuat semua resin terbawa ke arus pembuangan. Sebaliknya bila aliran resin terlalu rendah dapat membuat resin tidak terekspansi dan membuat ditribusi ion saat regenerasi terganggu.
d. Regenerasi Tujuan: 1) Mengembalikan ion-ion pada resin yang tertukar selama proses service agar resin dapat digunakan kembali saat proses service. Prinsip: Tahap regenerasi dilakukan dengan mengalirkan larutan regenerant melalui kolom melewati resin. Selama proses regenerasi resin akan menangkap ion-ion pada larutan regenerant tersebut dan melepas ion-ion yang terikat sebelumnya saat proses service. Setelah itu proses service dapat dilakukan kembali.
Kurva Regenerasi Resin
e. Rinsing Tujuan: 1) Mencuci sisa regeneran yang tersisa pada kolom resin. Prinsip: Proses rinsing merupakan tahapan terakhir dari serangkaian proses regenerasi resin. Proses rinsing dilakukan dengan cara mengalirkan air demin melewati kolom berisi resin dari atas kolom menuju dasar kolom. Lalu air keluaran kolom di cek pH nya untuk memastikan resin sudah bisa digunakan kembali. Bila pH sudah mendekati 7 maka sudah tidak ada ion garam yang terperangkap dalam resin. Terdapat dua macam rinsing: Rinsing lambat Rinsing lambat dilakukan untuk mencuci sisa-sisa ion selama proses pembilasan dan mengeluarkan renegerant yang berlebih selama proses regenerasi. Rinsing cepat Rinsing cepat dilakukan untuk mengeluarkan sisa-sisa regeneran berlebih setelah proses rinsing lambat dan memastikan laju alir sudah optimum sebelum proses service dilakukan kembali.
Penggunaan resin dalam industry: a. Pelunakan air 9
Dalam penggunaannya, air mempunyai persyaratan tertentu, baik untuk air rumah tangga maupun air industri. Salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah angka kesadahan air, yaitu angka yang berhubungan dengan jumlah kandungan calsium dan magnesium. Kedua unsur ini khususnya pada air minum diperlukan, namun hanya sampai dengan batas tertentu, karena kelebihan unsur ini dapat berakibat pada kesehatan. Pada penggunaan air untuk cuci dan mandi kelebihan unsur calsium dan magnesium akan mengurangi efektifitas sabun/detergen, bahkan untuk air industri kandungan unsur-unsur tersebut sebaiknya nol, karena adanya kedua unsur ini dapat menyebabkan kerak pada saluran dan merusak peralatan pemanas pada industri.
Demineralisasi pada umunya menggunakan prinsip penuakran ion. Demineralisasi digunakan untuk menghilangkan zat padat terlarut yang mengandung ion dalam air sehingga banyak diaplikasiakn untuk memurnikan air (purifikasi). Aplikasi ini digunakan untuk memperoleh air bebas mineral yang biasanya digunakan untuk umpan boiler atau perpipaan. Air yang mengandung mineral dapat merusak alat-alat industry. Berikut gambar proses demineralisasi 11 :
10 http://www.airlimbahku.com/2008/08/demineralisasi.html 11 http://artikel-teknologi.com/proses-demineralisasi-air/ Gambar proses demineralisasi