Anda di halaman 1dari 14

1.

1 Latar Belakang
Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah. Antara lain pada proses pelapukan
mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan
tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan
tetapi, jika air terlalu banyak tersedia, hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau
bila evaporasi tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang
berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar tanaman memperoleh
O
2
sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati.
Kandungan air tanah dapat ditentukan dengan beberapa cara. Sering dipakai istilah-istilah
nisbih, seperti basah dan kering. Kedua-duanya adalah kisaran yang tidak pasti tentang kadar air
sehingga istilah jenuh dan tidak jenuh dapat diartikan yang penuh terisi dan yang menunjukkan
setiap kandungan air dimana pori-pori belum terisi penuh. Jadi yang dimaksud dengan kadar air
tanah adalah jumlah air yang bila dipanaskan dengan oven yang bersuhu 105
o
C hingga diperoleh
berat tanah kering yang tetap.
Dua fungsi yang saling berkaitan dalam penyediaan air bagi tanaman yaitu memperoleh
air dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan ke akar-akar tanaman. Jumlah air yang
diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang menyerap air cepat dan
meneruskan air yang diterima dipermukaan tanah ke bawah. Akan tetapi jumlah ini juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti jumlah curah hujan tahunan dan sebaran hujan
sepanjang tahun.
Kerapatan isi adalah bobot kering suatu isi tanah dalam keadaan utuh yang dinyatakan
dalam g/cm
3
. isi tanah terdiri dari isi bahan padatan dan isi ruangan di antaranya. Bagian isi
tanah yang tidak terisi oleh bahan padat, baik bahan mineral maupun bahan organik disebut
ruang pori tanah. Kerapatan jenis zarah adalah massa (bobot) suatu unit yang hanya terdiri dari
bagian padatan dan dinyatakan dalam gram tiap sentimeter kubik.
Ruang pori total adalah isi seluruh pori-pori dalam suatu isi tanah utuh yang dinyatakan
dalam persen, yang terdiri atas ruang diantaranya partikel pasir, debu, liat serta ruang diantara
agregat agregat tanah.
Untuk mendapatkan kerapatan jenis zarah tidaklah mudah karena peubah ini merupakan
fungsi dari nisbah antara komponen mineral dan bahan organik tanah. Untuk komponen mineral
tanpa memperhatikan banyaknya besi dan mineral-mineral berat, kerapatan jenis zarah rata-rata
adalah 2,65. Sedangkan untuk bahan organik dari tanah normal (bukan gambut) rata-rata 1,45.
Jika bahan organik lebih dari 1%, kerapatan jenis zarah harus dikurangi dengan 0,02 untuk tiap
persen bahan organik.
Bobot isi (B.I) tanah yang biasa juga disebut sebagai apparent density, adalah
perbandingan antara berat suatu masa tanah dengan keadaan kering mutlak dengan volumenya.
Tanah tersebut harus dalam keadaan tidak terganggu (utuh). Satuan bobot isi tanah dinyatakan
dalam g/cm3. Tanah-tanah mineral nilainya berkisar antara 0,7 1,5 g/cm3.
Metode penentuan bulk density yang paling sering dilakukan adalah dengan ring sample
atau dengan metode clod. Pada metode clod, gumpalan tanah dicelupkan ke dalam cairan plastic
kemudian ditimbang biasa (di udara) dan di dalam air untuk mengetahui berat dan volume dari
clod tersebut.
Gunanya menentukan bulk density adalah untuk :
1. Deteksi adanya lapisan padas dan tingkat perkembanganya. Makin berkembang makin tinggi
bulk densitynya
2. Menentukan adanya kandungan abu volkan dan batu apung yang cukup tinggi
3. Menunjukkan tingkat pelapukan batuan
4. Evaluasi terhadap kemungkinan akar menembus tanah
5. Evaluasi perubahan volume tanah karena proses pembentukan tanah, akibat penambahan
pencucian dari horisan-horisan tertentu
Contoh tanah yang dikirim ke laboratorium harus dalam keadaan alami dan struktur tanah
tidak terganggu. Contoh tanah yang diambil dengan Core Sampler akan memudahkan
perhitungan volume dan bobot isi tanah tersebut. Bila contoh tanah hanya merupakan bongkahan
(clod) yang bentuknya tidak beraturan, maka penentuan volumenya dilakukan dengan cara
menimbang berat bongkah tanah tersebut di dalam air, yang sebelumnya dilapisi tanah dulu
dengan lilin/paraffin untuk menghindarkan penyerapan.
Bobot isi kering (dry bulk density) : b,
Bp Bp
Yaitu : b = = g/cm3
It Ip + Iu + Ia
Untuk tanah-tanah yang isi ruang porinya sama dengan setengah isi total tanah, maka b
sama dengan setengah p, yaitu sekitar 1,3 1,35 g/cm3. Tanah berpasir b-nya dapat mencapai
nilai 1,6, sedangkan tanah lampung dan liat nilainya dapat mencapai 1,1 g/cm3. Struktur tanah
mempunyai pengaruh penting terhadap bobot isi ini.
Bobot isi basah (wet bulk density) ; t
Bt Bp + Ba
Yaitu : t = = g/cm3
It Ip + Iu + Ia
Besaran ini menyatakan bobot total tanah, yaitu padat dan air per satuan isi. Yang paling
sering dipakai adalah bobot isi kering yang umumnya disebut bobot isi saja. Nilai bobot isi dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya pengolahan tanah, bahan organic, pemadatan oleh
alat-alat pertanian, tekstur, struktur, dan kandungan air tanah. Nilai ini banyak dipergunakan
dalam perhitungan-perhitungan seperti dalam penentuan kebutuhan air irigasi, pemupukan,
pengolahan tanah, dan lain-lain.

Jenis tanah Bobot isi (gr/cm
3
)
Podsolik merah kuning (ultisol) 1.10 1.35
Regosol (entisol) 1.07 1.48
Aluvial (entisol/inseptisol) 1.02 1.42
Grumusol (vertisol) 0.98 1.37
Mediteran (alfisol/inseptisol) 0.97 1.48
Latosol (inseptisol) 0.93 1.11
Gley humus rendah (gleisol) 0.90 0.22
Andosil (inseptisol) 0.68 - 0.86
Organosol (histosol) 0.14 - 0.21

Dalam pemantauan total porositas tanah ini sebaiknya ditentukan dahulu nilai kepadatan
partikel tanah (particle density). Kepadatan partikel tanah ini adalah masa tanah kering persatuan
volume tanah bebas udara, satuannya adalah g/cm
3
. Kepadatan partilel tanah-tanah mineral
banyak diteliti dan hasilnya hampir sama yaitu berkisar antara 2.6 2.7 g/cm
3
. Kepadatan
partikel tanah yang tidak atau sedikit kandungan bahan organiknya mendekati atau sama dengan
2.7 g/cm
3
, tanah dengan kandungan bahan organiknya sedang 2.65 g/cm
3
, dan untuk tanah
dengan kandungan bahan organiknya tinggi nilai ini akan lebih rendah lagi yaitu 2.6 g/cm
3
.
Total porositas tanah (soil porosity) daalm keadaan alami dinyatakan sebagi persentase
volume total pori (rongga) yang diisi oleh udara dan air diantara partikel tanh berdasarkan nilai
bobot isi dan kepadatan partikel (particle density).
Porositas tanah erat hubungannya dengan bulk density serta permeabilitas. Apabila total
ruang pori tinggi maka memiliki tekstur tanah yang halus yang dapat menyimpan air dan udara
dalam tanah sehingga menyebabkan kerapatan massa (bulk density) yang rendah.
Pori-pori tanah adalah bagian tanah yang tidak terisi bahan padat tanah (terisi oleh udara
dan air). Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar dan pori-pori halus. Pori-pori
kasar berisi udara atau air gravitasi, sedang pori-pori halus berisi air kapiler atau udara. Tanah-
tanah pasir mempunyai pori-pori kasar lebih banyak daripada tanah liat. Tanah dengan banyak
pori-pori kasar kulit menahan air sehingga tanaman mudsah kekeringan. Tanah-tanah liat
mempunyai pori total, lebih tinggi dari pada pasir.
Porositas tanah dipengaruhi oleh :
Kandungan bahan organic
Struktur tanah
Tekstur tanah
Porositas tanah tinggi kalau bahan organic tinggi. Tanah-tanah dengan struktur granuler
atau remah, mempunyai porisitas yang lebih tinggi dari pada tanah-tanah dengan struktur
massive. Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit menahan
air.
Dalam mengamati pori-pori tanah ada beberapa hal yang harus dicatat yaitu :
ukuran, jumlah, kesinambungan, bentuk, orientasi, dan letak.
Ukuran dibedakan menjadi beberapa kelas yaitu :
Sangat halus 0.1-0.5 mm
Halus 0.5-2.0 mm
Sedang 2.0-5.0 mm
Kasar > 5.0 mm
Pori-pori kasar yang ukuranya lebih dari 10 mm harus disebut kisaran ukuranya. Rongga-
rongga yang terbentuk karena tanah yang retak bila tanah kering harus disebutkan pula ukuranya.
Jumlah pori taanh dibedakan sesuai dengan ukuran dan jumlah pori-pori per dm2. Klasifikasinya
dalah sebagai berikut :
Tabel Ukuran pori tanah
Sedikit Sedang Banyak
Sangat halus
(0.1-0.5 mm)
<25 25-200 >200
Halus
(0.5-2.0)
<10 10-50 >50
Sedang
(2.0-5.0)
<1 1-5 >5
Kasar
(5.0-10.0)
<1 1-2.5 >2.5

Kesinambungan pori-pori tanah sangat penting karena menentukan apakah air atau udara
dapat bergerak dengan baik di dalam tanah atau tidak. Dibedakan menjadi beberapa kelas yaitu :
Tidak menyambung
Masing-masing pori tanah tidak dihubungkan satu sama lain oleh rongga yang berukuran
lebih dari 0.1 mm
Agak menyambung
Masing-masing pori tanah dihubungkan oleh rongga yang berukuran lebih dari 0.1 mm,
tetapi ukuran rongga penghubung tersebut paling besar dua tingkat lebih kecil dari ukuran pori-
porinya sendiri. Karena itu istilah ini hanya berlaku untuk pori-pori sedang dan kasar.
Menyambung
Masing-masing pori tanah
Bentuk pori-pori tanah dibedakan sebagai berikut :
Vesikular
Tidak teratur
Tubular

1.2 Tujuan
Untuk menetukan kadar air contoh tanah yang dinyatakan terhadap bobot kering mutlak
(kering oven 105
o
C).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Air terdapat di dalam tanah Alfisol ditahan (diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh
lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Baik kelebihan air ataupun
kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Fungsi air tanah yaitu sebagai
pembawa unsur hara dalam tanah serta keseluruhan bagian tanaman. Kadar air selalu berubah
sebagai respon terhadap faktor-faktor lingkungan dan gaya gravitasi. Karena itu contoh tanah
dengan kadar air harus disaring, diukur, dan biasanya satu kali contoh tanah akan dianalisis
untuk penerapan suatu sifat (Hakim, dkk., 1986).
Jumlah air yang ditahan oleh tanah dapat dinyatakan atas dasar berat dan isi. Begitupula
pada tanah Alfisol pada umunya, dasar penentuannya adalah pengukuran kehilangan berat dari
suatu contoh tanah yang lebih lembab setelah dikeringkan pada suhu 105
o
C selama 24 jam.
Kehilangan berat sama dengan berat air yang terdapat dalam contoh tanah. Kadar air (0) dihitung
secara gravimetrik dengan satuan g / g, yaitu berat air yang terdapat di dalam suatu massa tanah
kering (0 = tanah lembab-berat kering oven). (Pairunan, dkk., 1985)
Kadar air dalam tanah Alfisol dapat dinyatakan dalam persen volume yaitu persen
volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan
gambaran tentang ketersediaan air pada pertumbuhan pada volume tanah tertentu. Cara
penetapan kadar air tanah dapat digolongkan dengan beberapa cara penetapan kadar air tanah
dengan gravimetrik, tegangan atau hisapan, hambatan listrik dan pembauran neutron.
(Hardjowigeno, S., 1992).
Daya pengikat butir-butir tanah Alfisol terhadap air adalah besar dan dapat menandingi
kekuatan tanaman yang tingkat tinggi dengan baik begitupun pada tanah Inceptisol dan Vertisol,
karena itu tidak semua air tanah dapat diamati dan ditanami oleh tumbuhan. (Syarief, 1998).
Faktor tumbuhan dan iklim mempunyai pengaruh yang berarti pada jumlah air yang dapat
diabsorpsi dengan efisien tumbuhan dalam tanah. Kelakukan akan ketahanan pada kekeringan,
keadaan dan tingkat pertumbuhan adalah faktor tumbuhan yang berarti. Temperatur dan
perubahan udara merupakan perubahan iklim dan berpengaruh pada efisiensi penggunaan air
tanah dan penentuan air yang dapat hilang melalui saluran evaporasi permukaan tanah. Diantara
sifat khas tanah yang berpengaruh pada air tanah yang tersedia adalah hubungan tegangan dan
kelembaban, kadar garam, kedalaman tanah, strata dan lapisan tanah. (Buckman dan Brady,
1982).
Banyaknya kandungan air tanah berhubungan erat dengan besarnya tegangan air
(moisture tension) dalam tanah tersebut. Kemampuan tanah dapat menahan air antara lain
dipengaruhi oleh tekstur tanah. Tanah-tanah yang bertekstur kasar mempunyai daya menahan air
yang lebih kecil dari pada tanah yang bertekstur halus. Pasir umumnya lebih mudah kering dari
pada tanah-tanah bertekstur berlempung atau liat. (Hardjowigeno, S., 1992).
Bulk menyatakan tingkat kepadatan tanah yaitu berat kering suatu volume tanah dalam
keadaan utuh yang biasanya dinyatakan dengan g/cm3. Perkembangan struktur yang paling besar
pada tanah-tanah permukaan dengan tekstur halus menyebabkan kerapatan massanya lebih
rendah dibandingkan tanah berpasir. Kerapatan massa (Bulk Density) dihitung sebagai berikut :
Kerapatan massa = Berat tanah (g)/Volume tanah (cm3) (Foth, 1988).
Kerapatan massa lapisan yang bertekstur halus biasanya antara 1,0-1,3 g/cm3. Jika
struktur tanah kasar maka kerapatan massa 1,3-1,8 g/cm3. Dimana makin padat suatu tanah
makin tinggi kerapatan massa atau bulk densitynya sehingga makin sulit meneruskan air atau
ditembus oleh akar tanaman. Pemberian bahan organik pada tanah dapat menurunkan Bulk
Density tanah, hal ini disebabkan oleh bahan organik yang di tambahkan mempunyai kerapatan
jenis yang lebih rendah. Kemantapan agregat yang semakin tinggi dapat menurunkan bulk
density tanah maka persentase ruang pori pori semakin kasar dan kapasitas mengikat air
semakin tinggi (Kartasapoetra dan Sutedjo, 1991).
Kepadatan tanah erat hubungannya dengan penetrasi akar dan produksi tanaman. Jika
terjadi pemadatan tanah maka air dan udara sulit disimpan dan ketersediaannya terbatas dalam
tanah menyebabkan terhambatnya pernapasan akar dan penyerapan air dan memiliki unsur hara
yang rendah karena memiliki aktivitas mikroorganisme yang rendah (Hakim,dkk,1986).
Ruang pori tanah ialah bagian yang diduduki udara dan air. Jumlah ruang pori sebagian
ditentukan oleh susunan butir-butir padat, apabila letak keduannya cenderung erat, seperti pada
pasir atau subsoil yang padat, total porositasnya rendah.Sedangkan tersusun dalam agregat yang
bergumpal seperti yang kerap kali terjadi pada tanah-tanah yang bertekstur sedang yang besar
kandungan bahan organiknya, ruang pori persatuan volume akan tinggi (Buckman and Brady,
1984).
Total ruang pori dapat dihitung dengan menggunakan data bobot jenis partikel partikel
dan bobot isi tanah sebagai berikut: TRP = 1 - X 100% Dimana: TRP = Total Ruang Pori BD =
Bulk Density (g/cm3) PD = Partikel Density (Sutanto, 2005).
Tanah bertekstur halus akan mempunyai persentase pori total lebih tinggi dari pada
bertekstur kasar, walaupun ukuran pori dari tanah bertekstur halus kebanyakan sangat kecil dan
porositas sama sekali tidak menunjukkan distribusi ukuran pori dalam tanah yang merupakan
suatu sifat yang penting (Sarief, 1986). PDBD).
Pori tanah adalah ruang-ruang yang terletak antara padatan bahan tanah. Pori tanah
diklasifikasikan berdasar pada ukuran yang setara ruang antar bahan padat tanah.
Pengklasifikasian pori tanah dapat dilaksanakan dengan menganggap pori tanah ini sebagai
badan tunggal di dalam tubuh tanah. Antar poribesar berukuran setara akan dihubungkan oleh
sekumpulan pori-pori berukuran sangat kecil. Pada susunan padat sederhana butiran pasir,
dengan pori yang berbentuk dan berukuran serupa, saling berhubungan, maka bidang kerut-tegas
yang terlihat dianggap sabagai batas dari suatu pori. Pori dengan O < 30 mikron berperan penting
bagi jasad renik tanah dan tanaman, pori dengan O 30-100 mikron penting pada fenomena
pergantian udara tanah dan cadangan untuk transpot dan pengagihan air tanah, dan pori dengan
O > 100 mikron berperan besar dalam mempercepat laju penetrasi udara ke bagian tubuh tanah
sebelah dalam, serta mempercepat pelaluan air. Pori tanah dapat dikelompokkan menjadi delapan
kategori, yaitu packing void yang terdiri dari simple packing dan compoud packing, vugh,
vesicle, channel dan chamber, plane yang terdiri dari joint, craze dan skew (Poerwowidodo,
1990).
Sifat-sifat fisika tanah berhubungan erat dengan kelayakan pada banyak penggunaan
(yang diharapkan dari) tanah. Kekokohan dan kekuatan pendukung, drainase dan kapasitas
penyimpanan air, plastisitas, kemudian kemudahan ditembus akar, aerasi, dan penyimpanan hara
tanaman semuanya secara erat berkaitan dengan kondisi fisika tanah. Oleh karena tiu, erat
kaitannya bahwa jika seseorang berhadapan dengan tanah dia harus mengetahui sampai berapa
jauh dan dengan cara apa sifat-sifat tersebut dapat diubah. Hal ini berlaku apakah tanah itu akan
digunakan sebagai medium untuk pertumbuhan tanaman atau sebagai bahan struktural dalam
pembangunan.
Bobot merupakan kerapatan tanah per satuan volume yang dinyatakan dalam dua batasan
yaitu :
1. Kerapatan partikel (bobot partikel, BP) adalah bobot massa partikel padat per satuan
volume tanah, biasanya tanah mempunyai kerapatan partikel 2,6 g/cm
3
.
2. Kerapatan massa (bobot isi, BI) adalah bobot massa tanah kondisi lapangan yang
dikering-ovenkan per satuan volume. Nilai kerapatan massa tanah berbanding lurus
dengan tingkat kekasaran partikel-partikel tanah, makin besar akan makin berat (Henry
D. Foth, 1994).



BAB III
PEMBAHASAN
Di dalam tanah terdapat sejumlah ruang pori pori. Ruang pori tersebut sangat penting
sebagai media alir air dan udara. Berat dan ruang pori pori tanah bervariasi dari setiap horizon,
sama halnya dengan sifat sifat tanah lainnya kedua sifat ini dipengaruhi oleh tekstur dan
struktur tanah.
Kerapatan isi atau bulk density adalah berat persatuan volume atau gr/cm
3
. Dalam
pengambilan contoh tanah harus dilakukan dengan hati hati karena dapat mempengaruhi
jumlah pori pori tanah dan juga kerapatan isinya. Proses pembentukan struktur di horizon
horizon bagian atas dari tanah induk dapat mengakibatkan kerapatan isi lebih rendah, dari bahan
induk itu sendiri tanah tanah organic memiliki nilai kerapatan isi yang sangat rendah dengan
tanah mineral.
Ruang pori dalam tanah dapat dihitung dari kerapatan isi dan kerapatan partikel. Tanah
yang berpasir biasanya mempunyai kerapatan isi yang lebih besar dibandingkan dengan tanah
tanah yang berliat. Sehingga dapat diartikan bahwa dalam kondisi kering, tanah berpasir
memiliki volume yang diisi ruang pori lebih rendah. Ruang pori total pada tanah berpasir
semakin rendah tetapi sebagian besar dari pori pori itu terdiri dari pori pori yang besar yang
sangat efisien dalam lalu lintas air maupun udara.
Persentase volume yang ditempati oleh pori pori kesil, dalam tanah tanah berpasir
adalah rendah, yang menunjukkan kapasitas memegang air yang rendah. Sebaliknya, pada
topsoil bertekstur halus, memiliki lebih banyak ruang pori total yang sebagian besar terdiri dari
pori pori kecil, sehingga tanah dapat memegang air dengan kapasitas besar.
Untuk melakukan perhitungan tanah yang sebelumnya mengambil contoh tanah
dilapangan, tabung-tabung (ring)tersebut dihitung diameter dan tingginya dengan jangka sorong.
Selain itu, tabung-tabung juga ditimbang bobotnya agar setelah mengambil contoh tanah, bobot
tanah basah dapat dihitung. Setelah tabung terisi penuh dengan tanah, maka kembali ditimbang
dan ditutup dengan plastik dari aluminium. Selanjutnya dimasukkan ke dalam oven dengan suhu
105
0
C selama 24 jam. Lalu setelah 24 jam tanah tersebut dimasukkan ke dalam desikator. Hal ini
bertujuan unutk menyamakan suhu contoh tanah dengan suhu ruangan. Contoh tanah yang
dimasukkan ke dalam desikator ditunggu (dibiarkan) selama 1 jam. Setalah 1 jam, plastik dibuka
dan ditimbang kembali dan dicatat bobot keringnya. Setelah itu tanah dibersihkan.
Contoh perhitungan :
Diket :
Pada sample tanah L
1
T
1
: BTB : 318,19 gr
BTK : 315,73 gr
BC : 40,25 gr
BR : 24,63 gr
V
ring
: 98,125 cm
3

Sehingga dapat dihitung :
BTBM = BTB (BR + BC)
= 318,19 gr (24,63 gr + 40,25 gr)
= 253,31 gr
BTKM = BTK (BR + BC)
= 315,73 gr (24,63 gr + 40,25 gr)
= 250,91 gr
KA =
= x 100 %
= 0,956 %
BD =
=
= 2,56 gr/cm
3

RPT =1-
= 1 x 100%
= 4 %









BAB IV
KESIMPULAN
1. Kadar air adalah air yang terdapat pada suatu tanah yang dinyatakan dalam persen.
2. Ruang pori total adalah isi seluruh pori pori dalam suatu tanah yang dinyatakan dalam persen.
Ruang pori total sebagai lalu lintas air dan udara dalam tanah.
3. Ruang pori total dipengaruhi oleh struktur dan tekstur tanah. Tanah bertekstur halus memiliki
lebih banyak ruang pori dan daya jerap air semakin besar.
4. Bulk density atau kerapatan isi merupakan bobot tanah dalam keadaan utuh. Bulk density
sangat mempengaruhi ruang pori total, semakin besar BD, maka RPT semakin besar pula. Bobot
kering suatu isi tanah dalam keadaan utuh yaitu bagian padatan dan bagian ruang pori tanah
diperhitungkan yang dinyatakan dalam g/cm
3
.
5. Ruang pori total adalah isi seluruh pori-pori dalam suatu isi tanah utuh yang dinyatakan dalam
persen, yang terdiri atas ruang di antara partikel pasir, debu, liat, serta ruang diantara agregat-
agregat tanah.







DAFTAR PUSTAKA
Ali, Hanafiah, Kemas. 2007. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta:Raja Grafindo Persada.
Buckman, O, Hanry, Brady, C, Nyle. 1982. Ilmu Tanah. Jakarta: Barat Karya Aksara.
Foth,HD dan L.N.Turk . 1999. Fundamental of soils science. New York:fifth Ed. John. Waley & soil.
Gobahong, prof. Dr. 1994 Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung: Universitas Lampung.
Harjowigeno, S. 1985. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademik Persindo.
Kartasapoetra, A. G, Ir. Dkk. 1985. Teknologi Konservasi Tanah Dan Air. Jakarta: Rineka Cipta.
Pairunan. A. K. dkk. 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Ujung Pandang: BKPT INTIM.
Purwowidodo. 1991. Ganesa Tanah. Jakrta: Rajawali.

Anda mungkin juga menyukai