PSIKOSIS (PSIKOTIK) adalah suatu kondisi ggn jiwa/mental berat ditandai dg hilangnya daya nilai realita dan ggn fungsi mental lain (halusinasi,waham inkoherensi, konfusi, disorientasi, ggn ingatan, peri - laku teragitasi dll) serta tdpt hendaya berat dlm fung- si global penderita, spt fgs: peran, sosial dan pribadi. DSM-IV termasuk ggn jiwa psikotik: ggn perkembangan pervasif, ggn skizofrenia, ggn skizofreniform, ggn skizoafektif, ggn delusianal ( waham), ggn psikotik akut, ggn psikotik krn kondisi medis umum, ggn psikotik akibat zat, ggn psikotik ytt dan ganguan mood berat dg ciri psikotik
NEUROSIS (NEUROTIK) adalah ggn jiwa non psikotik cenderung kronis atau rekuren yg ditandai terutama oleh kecemasan yg dialami atau diekspresikan scr langsung atau diubah melalui mekanisme pertahanan, kecemasan dpt tampak sbg gejala (obsesi, kompulsi, fobia) atau disfungsi (astenia, impotensi) dll.
Gangguan psikotik Suatu gangguan kepribadian ( mental ) seseorang sampai taraf tertentu sehingga tidak dapat melakukan suatu tugas secara memuaskan Ilmu Kedokteran Jiwa W.M. Roan
KLASIFIKASI DARI GANGGUAN PSIKOTIK
Ilmu Kedokteran Jiwa W.M. Roan
Gangguan Psikotik Ggn. Psikotik Fungsional Ggn. Mental Organik Delerium Dementia Sindroma Amnestik dan halusinosis organic Sindroma waham organic Sindroma afektif organic Sindroma Kepribadian organik Intoksikasi dan Sindroma Putus Zat
Skizofrenia Gangguan afektif berat Gangguan Paranoid Psikosis Non Organik lainnya
Gangguan jiwa ringan (neurosa) Akibat adanya pertentangan konflik jiwa. Yang terjadi di luar tidak sesuai dengan harapan. Timbul gangguan : pusing, insomnia, anoreksia. Gangguan jiwa berat (Psikosa) Organik Ada kelainan di otak. Seperti trauma, infeksi, gg vaskularisaasi Fungsional Tidak ada gg di otak, penyebabnya idiopatik
Struktur klasifikasi gangguan jiwa menurut PPDGJ-III
2. Definisi fungsi global (GAF) ? 100-91
90-81
80-71
70-61
60-51
Fungsi superior dalam berbagai aktivitas, masalah kehidupan tidak pernah keluar kendali, dicari oleh orang lain karena kualitas positifnya banyak. Tidak ada gejala.
Tidak ada gejala atau gejala minimal (misalnya, kecemasan ringan sebelum ujian), fungsi baik dalam semua bidang, tertarik dan terlibat dalam berbagai aktivitas, efektif secara social, biasanya puas dengan kehidupan, tidak lebih dari masalah atau kekhawatiran setiap hari (missal, kadang berdebat dengan keluarganya)
Jika ditemukan gejala, gejalanya adalah sementara dan merupakan reaksi yang dapat diperkirakan terhadap stressor psikososial (missal, sulit berkonsenrasi setelah berdebat dengan keluarga), tidak lebih dari gangguan ringan pada fungsi social, pekerjaan, atau sekolah (missal, kadang-kadang tertinggal dalam pelajaran sekolah)
Beberapa gejala ringan (missal, mood terdepresi dan insomnia ringan) atau beberapa kesulitan dalam fungsi social, pekerjaan, atau sekolah (missal, kadang-kadang membolos, atau mencuri di dalam rumah) tetapi biasanya berfungsi cukup baik, memiliki hubungan interpersonal yang penuh arti
50-41
40-31
30-21
20-11
10-1
0 Gejala sedang (misalnya, afek datar dan bicara sirkumstansialitas, kadang-kadang serangan panic) atau kesulitan sedang dalam fungsi social, pekerjaan, atau sekolah(missal, sedikit teman, konflik dengan teman)
Gejala serius (missal, ide bunuh diri, sering mencuri) atau tiap gangguan yang serius pada fngsi social, pekerjaan, atau sekolah (missal, tidak memiliki teman, tidak mampu bertahan kerja)
Beberapa gangguan dalam tes realitas atau komunikasi (missal, bicara kadang-kadang tidak logis, tidak jelas, atau tidak relevan) atau gangguan berat pada beberapa bidang seperti pekerjaan atau sekolah, hubungan dengan keluarga, berpikir, mood (missal, orang terdepresi menghindari teman, menelantarkan keluarga)
Perilaku dipengaruhi oelh waham dan halusinasi atau gangguan serius pada komunikasi atau pertimbangan (missal, kadang-kadang inkoheren, tindakan jelas tidak sesuai, preokupasi bunuh diri) atau ketidakmampuan untuk berfungsi pada hamper semua bidang (missal, tinggal di tempat tidur sepanjang hari, tidak memiliki pekerjaan, rumah, atau teman)
Terdapat bahaya melukai diri sendiri atau orang lain (missal, usaha bunuh diri tanpa harapan yang jelas akan kematian, sering melakukan kekerasan, kegembiraan manic) atau kadang-kadang gagal untuk mempertahankan hygiene pribadi yang minimal (missal, mengusap feses) atau gangguan yang jelas dalam komunikasi (missal, sebagian besar inkoheren atau membisu)
Bahaya melukai diri sendiri atau orang lain persisten dan parah (missal, kekerasan rekuren) atau ketidakmampuan persisten untuk mempertahankan hygiene pribadi yang minimal, atau tindakan bunuh diri yang serius tanpa harapan akan kematian yang jelas
Informasi tidak adekuat
PPDGJ-III
3. Pengertian gangguan jiwa ? dan berikan gejalanya! 1. Ganguan jiwa
- Menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1966 yang dimaksud dengan gangguan jiwa yaitu kondisi terganggunya fungsi mental, emosi, pikiran, kemauan, perilaku psikomotorik dan verbal yang menjelma dalam kelompok gejala klinis, yang disertai oleh penderitaan dan mengakibatkan terganggunya fungsi humanistik individual.
- Menurut Rasmun( 2001), salah satu yang dapat mengakibatkan terjadinya ganguan mental atau psikiatri (ganguan jiwa) yaitu kritis multidimensi yang terjadi pada masyarakat. Masyarakat yang mengalami krisis diberbagai bidang seperti bidang ekonomi tidak hanya mengalami gangguan kesehatan fisik berupa ganguan gizi, terserang infeksi, tetapi juga dapat mengalami ganguan mental (jiwa). Bila individu tidak dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi, maka akan menimbulkan gangguan untuk berkonsentrasi dan berorientasi pada realita
Fungsi Jiwa 1. Persepsi Memiliki arti pengertian, pemahaman, dan tafsiran tentang suatu hal tertentu. Merupakan hasil interaksi dua pihak yaitu satu pihak : rangsang sensoris yang tertuju kepadanya dan di pihak lain : faktor- faktor pengaruh (biologi, sosial, psikologi) yang mengatur atau mengolah rangsang itu secara intrapsikik
2. Proses Berpikir Suatu proses intra psikik yang meliputi pengolahan dari berbagai fikiran dan faham dengan jalan membayangkan. Mengkhayalkan, memahami, membandingkan dan menarik kesimpulan sehingga terjadi fikiran dan faham baru. Yang diperhatikan : Bentuk Pikiran Progresi / kelancaran / arus pikiran Isi pikiran
3. Keadaan afektif dan reaksi emosional a. Keadaan afektif atau suasana perasaan Suatu corak perasaan yang sifatnya agak menetap (konstan) dan biasanya berlangsung untuk waktu yang lama. Dalam keadaan afektif yang normal, suatu corak perasaan orang selalu sesuai dengan suasana lingkungan b. Reaksi emosionil Suatu corak perasaan yang sifatnya dapat berkembang dan surut serta dapat terjadi dalam waktu yang relatif pendek. Tak jarang corak perasaan ini dilahirkan dengan keras dan mengandung segi fisik disamping bersifat psikik Komponen fisik : Kenaikan tek.darah Keluar keringat berlebihan Bergeraknya otot-otot mimik dan otot-otot yang lain Peristaltik usus dan lambung meningkat Dilatasi pembuluh darah pada muka kepala (muka merah) Konstriksin pembuluh darah muka kepala (muka pucat)
4. Sikap dan tingkah laku Sikap (attitude) : suatu keadaan yang statisjadi non dinamis, dalam arti kata bahwa gerakan-gerakan badan pada umumnya agak terbatas Tingkah laku (behavior) : bercorak gerak gerik motorik dan aktivitas, terutama kaki dan tangan pemcerita
(Psikiatri, Simptomatologi II Fk Undip)
Gejala gangguan jiwa 1) Gangguan Kesadaran/conciousness Jenis-jenis gangguan kesadaran: a. gangguan kesadaran kuantitatif - Suf, kesadarannya seperti orang yang mengantuk. - Somnolen, kesadarannya seperti orang tidur, tidak acuh terhadap sekelilingnya, apatis, tetapi masih dapat memberikan jawaban dan reaksi. - Sopor, kesadarannya seperti orang yang tidur lelap, dimana ingatan, orientasi, dan pertimbangannya sudah hilang. Kalau dirangsang hanya sedikit memberikan respon, dengan tidak acuh atau dengan membuka mata sebentar kemudian tidur lagi. - Apati, kesadarannyabaik, bisa berkomunikasi dengan baik tetapi memerlukan intensitas yang tinggi. - Koma, keadaan pingsan, tidak memberikan respon sedikitpun terhadap rangsang dari luar. Refleksi pupil sudah tidak ada. - Kesadaran yang meninggi, kesadaran dengan respon yang meninggi terhadap rangsang, suara-suara terdengar lebih keras, warna-warna kelihatan lebih jelas atau terang. b. gangguan kesadaran kualitatif - Stupor, kesadaran yang menyempit. - Keadaan dini, kesadarannya mengabur, sering disertai dengan halusinasi lihat dan dengar. - Bingung/confusion, keadaan yang disifatkan dengan adanya gangguan-gangguan asosiasi, disorientasi, kesulitan mengerti, dan ketidaktahuan apa yang harus diperbuat, tercengang dan penuh pertanyaan. - Disorientasi, kesadaran pemehaman diri dalam lingkungan seperti disorientasi diri, tempat, waktu, dan situasi. - Delirium, pengaburan kesadaran, ribut-gelisah, inkoheren, ilusi dan halusinasi, sering disertai dengan cemas dan takut. - Disosiasi, pemisahan diri secara psikologik dari kesadarannya, diikuti dengan amnesia sebagian. - Kesadaran berubah, kesadarannya tidak normal, tidak menurun, tidak meninggi, tetapi kemampuan mengadakan hubungan dan pembatasan terhadap dunia luardan dirinya sendiri sudah terganggu dalam taraf tidak sesuai dengan kenyataan. 2) Gangguan Perhatian Jenis-jenis gangguan perhatian: a. Distractbility, yaitu ketidakmampuan mengarahkan perhatian dirinya, perhatian mudah teralihkan pada rangsang atau stimuli yang tidak berarti. Biasanya ditemukan pada pasien ADHD. b. Aprosexia, yaitu ketidaksanggupan untuk memperhatikan secara tekun dalam waktu yang singkat terhadap suatu situasi, dengan tidak memandang pentingnya situasi itu. c. Selective, yaitu perhatian yang kurang selektif sehingga mudah lupa dan sulit mengenali. d. Hipervigilance/hiperprosexia, yaitu konsentrasi yang berlebih-lebihan, sehingga lapangan persepsi menjadi sangat sempit. Terjadi pada pasien paranoid dan cemas. 3) Gangguan Emosi Jenis-jenis gangguan emosi: a. Afek - Inappropiate, yaitu gangguan emosi ditandai dengan jelas adanya perbedaan antara sifat emosi yang ditunjukkan dengan situasi yang minumbulkannya. - Blunted, yaitu kemiskinan afek dan emosi secara umum, afek/emosinya datar, tumpul, atau dingin. - Flat, yaitu datar, tidak ada perubahan roman muka. - Labil, yaitu mudah berubah terbawa faktor eksternal. - Restricted, yaitu terbatas/menyempit. - Depresi, yaitu perasaan sedih tertekan. b. Mood - Expansive, yaitu perasaan menguasai lingkungan. - Irritable, yaitu perasaan mudah tersinggung. - Elevated - Euphoria, yaitu emosi yang menyenangkan dalam tingkatan sedang, mudah melambung. - Exaltasi, yaitu elasi yang berlebih-lebihan, sering disertai dengan waham kebesaran. - Euthymia, yaitu perasaan wajar. - Dysphoric, yaitu perasaan sedih, bersalah. - Ectasy, yaitu emosi senang disertai dengan rasa hati yanhg aneh, penuh kegairahan, perasaan aman, damai, dan tenang. Merasa hidup baru kembali. - Anhedonia, yaitu ketidakmampuan merasakan kesenangan,tidak timbul senang dengan aktivitas yang biasanya menyenangkan. 4) Gangguan Psikomotor Jenis-jenis gangguan psikomotor: a. Katatonia - Katalepsi, yaitu mempertahankan secara kaku posisi badan tertentu, sekalipun hendak diubah orang lain. - Stupor, yaitu reaksi terhadap lingkungan sangat berkurang, gerakan dan aktivitas menjadi sangat lambat. - Rigiditas, yaitu pengkakuan pada bagian tubuh tertentu. - Posturing - Fleksibilitas cerea, yaitu kelenturan dalam menggerakkan anggota badan tetapi masih ada hambatan. - Kataplexia, yaitu kehilangan tonus otot secara mendadak. - Stereotipi, yaitu gerakan yang berulang-ulang. - Echopraxia, yaitu menirukan gerakan orang lain pada saat dilihatnya. - Echolalia, yaitu menirukan apa yang diucapkan orang lain. b. Hiperaktif - TIC, yaitu gerakan-gerakan muncul ketika cemas. - Grimace - Akatisia, yaitu gerakan bibir yang muncul ketika cemas. - Raptus, yaitu mengamuk yang mendadak - Mannerism, yaitu tangan seperti menghitung uang (jari bergerak- gerak). - Kompulsi, terdiri dari kleptomania, satriasis, remphormia, trikotilomania (suka mencabuti rambut sendiri). c. Negativisme - Aktif, respon berlebihan. - Pasif, diam saja. d. Otomatisme, yaitu menuruti apa yang disuruh tetapi tanpa dikoreksi. 5) Gangguan Proses pikir Jenis-jenis gangguan proses pikir: a. Bentuk pikir: - Autistik, yaitu adanya kegagalan untuk membedakan batas antara kenyataan dengan fantasi. - Dereistik, yaitu ketidaksesuaian antara proses mental individu dengan pengalamannya yang sedang berjalan. Ide-ide yang seakan- akan cemerlang tetapi tidak mungkin realistis. - Non-realistik, yaitu bentuk pikiran yang sama sekali tidak sesuai dengan kenyataan. b. Isi pikir: - Waham, yaitu kesalahan dalam menilai diri sendiri, atau keyakinan tentang isi pikirannya padahal tidak sesuai dengan kenyataan. Macamnya ada waham sistematis (cemburu, kejar, curiga), bizarre, nihilistik, kebesaran, magic-mystic, dosa, pengaruh, somatik, hubungan. - Obsesi, yaitu isi pikiran yang kukuh/persisten dan datang berulang- ulang, biarpun tak dikehendaki dan diketahui tidak wajar atau tidak mungkin terjadi. - Fobia, yaitu rasa takut yang irasional terhadap suatu benda atau keadaan yang tidak dapat dihilangkan atau ditekan walaupun ia sendiri menyadari bahwa itu tidak rasional adanya. - Fantasi, yaitu isi pikiran tentang suatu keadaan atau kejadian yang diharapkan atau diinginkan, tetapi sebenarnya tidak nyata. c. Progesi/jalan pikir: - Flight of ideas, yaitu pikiran yang melayang atau melompat-lompat. - Assosiasi longgar, yaitu mengatakan sesuatu ide yang tidak ada hubungannya antara ide satu dengan yang lain. - Clang association, yaitu berbicara seperti berpantun. - Circumstantiality, yaitu pikiran yang berbelit-belit, ngomong berputar-putar tidak sampai isi. - Tongentiality, yaitu pembicaraan semakin jauh dari pokok permasalahan. - Inkoherensi, yaitu keadaan jalan pikiran yang kacau, sehingga satu ide bercampur dengan ide yang lain. - Verbigerasi, yaitu kata-kata yang diulang-ulang. - Neologisme, yaitu membuat kata-kata baru yang tidak dipahami oleh umum. - Word salad, yaitu potongan-potongan kata yang tidak ada makna. - Blocking, yaitu jalan pikirannya tiba-tiba terhenti, tidak tahu kenapa berhenti. 6) Gangguan Pembicaraan Jenis-jenis gangguan pembicaraan: a. Logorhoe, yaitu berbicara terus. b. Stuttering, yaitu susah berbicara, tetapi sekali berbicara tidak berhenti- berhenti. c. Miskin isi pembicaraan. d. Mutisme, yaitu sejak awal tidak mau berbicara, e. Remming, yaitu berbicara sangat pelan. f. Blocking, yaitu tiba-tiba berhenti bicara tanpa sebab. g. Irrelevan, yaitu jawaban-jawaban yang dikeluarkan tidak sesuai dengan pertanyaan pemeriksa. 7) Gangguan Persepsi Jenis-jenis gangguan persepsi: a. Halusinasi: - Auditorik - Olfaktori - Gustatorik - Taktil - Hipnagogik - Hipnopompik - Visual b. Ilusi, yaitu persepsi yang salah. c. Derealisasi, yaitu perasaan aneh tentang lingkungannya dan tidak menurut kenyataan. d. Depersonalisasi, yaitu perasaan aneh tentang dirinya atau perasaan bahwa dirinya sudah tidak seperti dulu lagi. 8) Gangguan Memori Jenis-jenis gangguan memori: a. Amnesia, yaitu keadaan seseorang kehilangan ingatan, mungkin sebagian atau seluruhnya. Ada dua macam amnesia, yaitu antegrade dan retrograde. b. Paramnesia, yaitu ingatan yang keliru (ilusi ingatan) karena distorsi pemanggilan kembali (recall), meliputi: konfabulasi, deja vu, jamais vu, fausse reconnaissance. c. Level of memory, terdiri dari intermediate, recent,recent past, remote. d. Dementia, yaitu lupa dengan pengalaman-pengalaman baru e. Hypermnesia, yaitu ingatan yang berlebih-lebihan, sehingga seseorang dapat menggambarkan kejadian-kejadian secara mendetail. 9) Gangguan Insight/tilikan diri Kemampuan memahami situasi/sakit yang dialami.
Psikiatri II SIMTOMATOLOGI, FK UNDIP SEMARANG
Konsep gang. Jiwa : o Adanya gejala klinis yang bermakna, berupa : Sindrom atau pola perilaku Sindrom atau pola psikologik o Gejala klinis tersebut menimbulkan penderitaan (distress), antara lain dapat berupa : rasa nyeri, tidak tentram, disfungsi organ, terganggu, dll o Gejala klinis tersebut menimbulkan disabilitas (disability) dalam aktivitas kehidupan sehari-hari yang biasa dan diperlukan untuk perawatan diri dan kelangsungan hidup (mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri, dll) (Buku saku diagnosis gangguan jiwa, PPDGJ-III)
4. Macam macam kelompok gangguan jiwa apa saja ? knp pasien tsb digolongkan pada gangguan jiwa yang berat ? . Klasifikasi PPDGJ 1. Gangguan organik Gangguan organ somatik Dimensia, sindrom amnesik & gangguan mental organik Gangguan akibat alkohol dan obat / zat 2. Gangguan mental psikotik a. Skizofernia dan gangguan yang terkait b. Gangguan afektif ( gangguan suasana perasaan (mood)) 3. Gangguan neurotik dan gangguan kepribadian a. Gangguan neurotik ( Gangguan neurotik, gangguan somatoform, dan gangguan terkait stress) b. Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa 4. Gangguan masa kanak, remaja dan perkembangan a. Retardasi mental b. Gangguan masa kanak, remaja dan perkembangan Jdi untuk menyingkirkan diagnosis gangguan organik Sumber : PPDGJ
5. Mengapa dia sering marah marah tanpa sebab dan bicara kacau? 6. Apakah ada hubungan gejala tsb dengan masalah pekerjaannya?
7. Macam macam waham ? Waham : keyakinan palsu didasarkan pada kesimpulan yg salah ttg sekitarnya. Sistem limbik (emosi) yg terganggu, ataupun pda lobus frontal Syarat waham : 1. Percaya 100% akan kebenaran keyakinannya 2. Selalu bertentangan dengan logika 3. Selalu bertentangan dengan realitas 4. Tidak dpt dirubah oleh orang lain, sekalipun dengan jalan yang logis dan rasional 5. Selalu mengenai diri sendiri (egosentris)
Macam Waham :
Jenis waham Contoh 1. Waham kejar / presekutor( seperti sedang di ikut, suratnya di buka , rumahnya dipasang alat perekam, diamati oleh pemerintah Apakah anda merasa bahwa ada yang mau berbuat jahat pada anda? Anda merasa di mata-matai? Ada yang mau membunuh anda?
2. Waham cemburu ( pasangan anda memiliki hubungan gelap) Apakah anda takut bahwa pasangan anda tidak jujur? Bukti apa yang anda miliki? 3. Waham dosa / bersalah ( Seorang merasa melakukan dosa yang menakutkan)
4. Waham kebesaran ( misalnya seseorang telah memiliki kekuatan, kemampuan, identitas khusus ) Apakah anda memiliki kekuatan? Apakah anda keturunan presiden? 5. Waham somatik Apakah ada gangguan dengan cara kerja tubuh anda? Apakah anda melihat adanya perubahan dalam penampilan anda? Apa penyebabnya? 6. Ideas and delution of reference ( seseorang yakin bahwa tanda, pernyataan, atau peristiwa yang tidak pentingadalah ditunjukan pada dirinya atau punya arti khusus Siar fikiran, penyisipan fikiran, dan penarikan fikiran Apakah anda berjalan keruangan dan berfikir ada orang lain yang membicarakan anda? Apakah ada majalah atau tv yang membicarakan diri anda atau memiliki arti khusus bagi anda? Apakah anda telah menerima pesan khusus dengan suatu cara? Apakah anda mendangar pikiran anda berbicara, seakan-akan ada diluar kepala anda?
7. Waham referensi (rujukan/curiga) Apakah anda merasa orang-orang ditelevisi itu sedang membicarakan diri anda? 8. Waham pikiran (thought withdrawl) Apakah anda merasa pikiran anda sedang habis disedot keluar? Oleh siapa? 9. Waham penanaman (thought insertion) Apakah anda merasa isi pikiran orang lain masuk kedalam pikiran anda?
10. Waham siar ( thought broadcasting) Apakah anda merasa orang-orang sekitar anda ini bisa membaca pikiran anda? 11. Waham pengendalian pikiran / pengendalian diri ( tohught of control / delution of control) Keyakinan yang salah merasa pikirannya dikendalikan oleh orang lain Apakah anda merasa ada yang mengendalikan semua pikiran anda dari luar? 12. Waham berserah diri( delution of passivity) Apakah anda merasa diri anda pasrah terhadap kekuatan yang mengatur anda dari luar? 13. Waham nihilistik ( keyakinan yang salah bawa dirinya, orang lain dan dunia ini berakhir) Apakah anda merasa dulunya sudah mati? Apakah anda merasa dunia ini sudah kiamat?
Sumber : buku skill lab
8. Macam macam halusinasi? a. Jenis2 halusinasi : 1. Halusinasi pendengaran (Akustik) Sering berbentuk : Akoasma : suara2 yg kacau tapi tidak bisa dibedakan secara tegas Phonema : suara2 yg berbentuk suara jelas, spt yang berasal dari mns, shg menderita mendengar kata2 atau kalimat2 ttt.
2. Halusinasi penglihatan (visuil) Sering disertai dengan kesadaran menurun atau berkabut Khas bnyk dijumpai pd keadaan Delirium ok penyakit infeksi akut atau psikosa organic.
3. Halusinasi olfaktorik (pembauan) Sering didapatkan pd keadaan skizofrenia dan keadaan lesi dr lobus temporalis
5. Halusinasi taktil (perabaan) Sering dijumpai pd keadaan toksik, mis : delirium tremens n jg pd adiksi kokain.
6. Halusinasi haptik Mrpkan swtu persepsi, seolah2 tbh sndr bersentuhan/bersinggungan scr fisik dg mns lain atau benda lain
7. Halusinasi kinestetik Penderita merasa bhw anggota tubuhnya terlepas dr tbhnya, mengalami perubahan bntk n bergerak sndr. Sering dijmpai pd skizofrenia n keadaan2 toksik. Jg keracunan mescalin psilocybin n d-LSD-25
8. Halusinasi autoskopi Penderita seolah2 melihat dirinya dihadapinya Psikiatri : Simtomatologi II, FK UNDIP
Ilusi ILUSI Definisi Mispersepsi atau misinterpretasi terhadap stimuli eksternal yang nyata (Sinopsis Psikiatri, Kapaln-Sadock)
10. Macam macam stressor ? dan sebutkan derajat derajat stressor ? Macam ranking Peristiwa hidup Skor rata2 1 Kematian pasangan 100 2 Perceraian 65 3 Kertakan dalam perkawinan 65 4 Masuk penjara 63 5 Kematian anggota keluarga dekat 63 6 Kecelakaan pribadi atau jatuh sakit 53 7 Menikah 50 8 Dipecat dari pekerjaan 47 9 Rukun kembali dalam perkawinan 45 10 Pension 45 11 Perubahan kesehatan anggota keluarga 44 12 Kehamilan 40 13 Kesikaran dalam hal sex 39 14 Mendapat anggota keluarga baru 39 15 Penyesuaian dalam perusahaan 39 16 Perubahan dalam keadaan keuangan 38 17 Kematian teman akrab 37 18 Pindah jenis pekerjaan lain 36 19 Perubahan dalam banyaknya pertengkaran dengan pasanagn hidup 35 20 Hipotik lebih 10,000 dolatr 31 21 Tutup hipotik 30 22 Perubahan tanggung jawab dalam bekerjaan 29 23 Anak meninggalkan rumah 29 24 Kesukaran dalam keluarga 29 25 Presatasi prbbadi yang tinggi 28 26 Pasangan hidup mulai atau berhebti kerja 26 27 Mulai atau mengakhiri study 26 28 Perubahan keadaan tempat tinggal 25 29 Perbaikan kebiasaan pribadi 24 30 Kesukaran dengan bos 23 31 Perubahan waktu atau keadaan kerja 20 32 Pindah tempat tinggal 20 33 Pindah sekolah 20 34 Perubahan dalam berekreasi 19 35 Perubahan dalam kegiatan untuk gereja 19 36 Perubahan dalam kegiatan social 18 37 Hipotik 17 38 Perubahan kebiasaan tidur 16 39 Perubahan dalam jumlah pertemuan keluarga 15 40 Perubahan kebiasaan makan 15 41 Liburan atau cuti 13 42 Hari raya 13 43 Pelanggaran hokum yang ringan 11 Total
Derajat derajatnya ?
11. Apa maksud dari px.status mental dan itu mengindikasikan apa? Waham bizare Halusinasi akustik 12. Mengapa terjadi penurunan Fungsi okupasi dan fungsi psikososial ?
13. Bagaimana cara untuk mengetahui pasien tsb kalau mengalami gangguan jiwa ? Anamnesis
Pemeriksaan
Diagnosis
Terapi
Tindak lanjut Dengan rumusan matematis, dapat disimpulkan bahwa : DIAGNSIS =ANAMNESIS + PEMERIKSAAN (data subyektif) (data obyektif) Anamnesis Alasan dia berobat ( keluhan utama ) Riwayat penyakit sekarang Riwayat penyakit sebelumnya Riwayat perkembangan diri - Riwayat prenatal dan perinatal - Masa anak-anak pertengahan ( usia 3 tahun sampai 11 tahun ) - Masa anak-anak akhir ( pubertas sampai masa remaja ) - Masa dewasa - Riwayat psikoseksual Latar belakang sosial , keluarga, pendidikan , peerjaan, perkawinan , dll
Pemeriksaan Fisik diagnostik Status mentalis Lab Radiologik Evaluasi psikologik Dll
Diagnosis multiaksial Aksis I : - gangguan klinis - kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinis F00-09, F10-29, F20-29, F30-39, F40-48, F50-59, F62-68, F80-89, F90-98, F99) Aksis II : - Ganguan kepribadian F60-61, gambaran kepribadian maladaptive, mekanisme defensi maladaptif) -Retardasi mental (F70-79) Aksis III : Kondisi medik umum Aksis IV : Masalah psikososial dan lingkungan Aksis V : penilaian fungsi secara global a) 100-91 gejala tidak ada, fungsi max, tidak ada masalah yang tidak tertanggulangi b) 90-81 gejala min, fungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalh harian biasa c) 80-71 gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam social d) 70-61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum baik e) 60-51 gejala dan disabilitas sedang f) 50-41 gejala dan disabilitas berat g) 40-31 beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi h) 30-21 disabilitas berat dlm komunikasi dan daya nilai, tidak mampu berfungsi dalam hampir semua bidang i) 20-11 bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat berat dalam komunikasi dan mengurus diri j) 10-01 persisten dan lebih serius k) 0 informasi tidak adekuat
Tujuannya : 1. Mencangkup informasi yang komperhensif Perencanaan terapi Meramalkan outcome / prognosis 2. Format yang mudah dan skematis Menata dan mengkomunikasikan informasi klinis Menangkap kompleksitas situasi klinis Menggambarkan heterogenitas induvidual dengan diagnosis klinis yang sama 3. Memacu pengguanaan model bio-psiko-sosial dalam klinis , pendidikan , dan penelitian. Terapi Farmakoterapi Psikoterapi Terapi sosial Terapi okupasional Dll Tindak lanjut Evaluasi terapi Evaluasi diagnostik dll
Sumber : PPDGJ III
14. Terapi apa saja yang diberikan oleh dokter? PENANGANAN Non farmakologi Dukungan psikososial sangat penting 30 % orang yang hanya diterapi dengan antipsikotik akan memiliki gejala sisa seperti tidak memiliki motivasi, terisolasi dan rusak fungsi sosialnya. Intervensi psikososial intinya pada pemberian penghargaan diri dan kepuasan hidup. Beberapa pendekatan psikososial yang baik adalah: i. SST (Social Skills Training) ii. CBT (Cognitive Behavioral therapy), iii. CR ( Cognitive Remediation) Farmakologi Penanganan farmakologi sangat berbeda untuk tiap individu. Mekanisme kerja memblokade dopamin pada reseptor paska sinap neuron otak kususnya di sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal (dopamin r. antagonis). Utk Antipsikosis baru atau atipikal disamping pd r.dopamin juga thd reseptor lain: serortonin, histamin, alfa adrenergik dll. Farmakokinetik : o Po-parenteral absorbsi baik, distribusi ke seluruh jaringan dan sistem organ. o Waktu paruh rata-rata 24 jam (12-26) jam. o Kadar puncak dlm plasma 2-6 jam Po o 30 menit parentral. Dpt menembus sawar darah otak dan berikatan dg protein plasma. o Metabolisme dlm hepar, metabolitnya memiliki aktivitas neuroleptik bervariasi. o Ekskresi melalui urin, feces, keringat, asi, saliva dan air mata. Indikasi : o Ggn psikosis organik dan fungsional o Ggn mood/afektif (fase mani, cemas) o Ggn kepribadian o Ggn tingkah laku Ansiolitik, antiemetik Kontra indikasi o Penderita hipersensitif o Parkinsonisme/ggn ektrapiramidal o Depresi endogen, depresi berat Keadaan koma, delirium o Sindroma neuroleptik malignan o Ggn berat faal hati,ginjal o Depresi sumsung tulang, o ggn darah Kehamilan dll. Efek samping o Sedasi dan inhibisi psikomotor o Ggn otonomik: o hipotensi, antikolinergik/parasimpatolitik: mulut kering, ggn miksi-defekasi, tio meningkat mata kabur, hidung tersumbat, ggn irama jantung o Ggn ekstrapiramidal: distonia, hipertonia, akatisia, sindrom parkinson (tremor, bradikinesia, rigiditas) apabila ada efek samping di ekstra piramidal, diberi o Ggn endokren (amenore, galaktore, ginekomastia), ggn metabolik (joundice), ggn hematologik ( leukopenia, agranulositosis) 15. DD?
Skizofrenia PPDGJ III skizofrenia adalah: suatudeskripsi sindrom dg variasi penyebab dan per jalanan penyakit yg luas serta sejumlah akibat yang tergantung pd perimbangan pengaruh genetik, fisik dan sosial budaya. Pada umumnya ditandai oleh pe- nyimpangan yg fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi serta oleh afek yg tidak wajar atau tumpul, kesadaran yg jernih dan kemampuan intelektual biasanya terpelihara, kemunduran kognitif tertentu dpt berkembang kemudian.
Skizofrenia merupakan suatu gangguan jiwa berat yang akan membebani masyarakat sepanjang hidup penderita, dikarakteristikan dengan disorganisasi pikiran, perasaan, dan perilaku (Lenzenweger & Gottesman, 1994) System limbic (amigdala, hipokampus, gyrus parahipokampus)pusat patofisiologi skozofrenia Sejarah : o Emil Kraepelin Demensia prekokssuatu gangguan proses kognitif yang jelas (demensia) dan onset yang awal (prekoks)mengalami perjalanan jangka panjang yang memburuk dan gejala klinis umum berupa halusinasi dan waham. o Eugen Bleuler Skizofrenia menggantikan demensia prekoksperpecahan (schism) antara pikiran, emosi, dan perilaku Bedanya : perjalanan yang memburuk tidak diperlukan dalam konsep skizofrenia, seperti pada demensia prekoks. Gejala fundamental (primer)4 Aasosiasi (asosiasi longgar), afektif, autism, ambivalensi Gejala pelengkap (sekunder)halusinasi, dan waham o Gabriel Langfeldt Pasien dengan gejala psikotik berat dibagi menjadi dua kelompokskizofrenia sesungguhnya dan psikosis skizofreniform Skizofrenia sesungguhnya (nuclear skizofrenia)depersonalisasi, autism, penumpulan emosi, onset yang perlahan-lahan, derealisasi Etiologi o Model diastesis-stres Integrasi antara factor biologis, psikososial, dan lingkungan Seseorang mungkin memiliki suatu kerentanan spesifik (diastesis) yang jika dikenai oleh suatu pengaruh lingkungan yang menimbulkan stress, memungkinkan perkembangan gejala skizofrenia o Factor biologis Daerah otak utama yang terlibat dalam skizofrenia adalah struktur limbic, lobus frontalis, dan ganglia basalis Hipotesis dopamineskizofrenia disebabkan terlalu banyaknya aktivitas dopaminergikterlalu banyaknya pelepasan dopamine, terlalu banyaknya reseptor dopamine, atau kombinasi mekanisme tsb Traktus dopaminergik dalam system saraf pusat : Traktus nigrostriatalgejala motorik, mood Traktus mesolimbik-mesokortikalemosi Traktus tuberoinfundibularinhibisi prolaktin hipofifi anterior Peningkatan aktivitas serotonin, norepinefrin, hilangnya GABA Penurunan ukuran daerah amigdala, hipokampus, gyrus parahipokampus Gangguan pada ganglia basalistimbulnya gerakan- gerakan aneh o Genetika o Factor psikososial Diagnosis Simptom skizofernia dibagi dalam 5 dimensi : 1. Simptom positif Menggambarkan fungsi normal yg berlebihan dan khas, meliputi waham, halusinasi, disorganisasi pembicaraan dan perilaku katatonia atau agitasi. 2. Simptom negatif Ada 5 tipe gejala Affective Flattening : ekspresi emosi yg terbatas, dalam rentang dan intensitas. Alogia : keterbatasan pembicaraan dan pikiran, dalam kelancaran dan produktivitas. Avolition : keterbatasan perilaku dalam menentukan tujuan. Anhedonia : berkurangnya minat dan menariki diri dari seluruh aktivitas yg menyenangkan dan biasa dilakukan oleh penderita. Gangguan atensi : penurunan fungsi normal pada penderita skizofernia seperti afek tumpul, penarikan emosi (emosional withdrawal). 3. Simptom kognitif Yg paling berat dan paling sering Ganngguan verbal fluency Ganngguan serial learning Ganngguan dalam vigilance Ganngguan eksekutif 4. Simptom agresif dan hostile Tumpang tindih dgn simptom positif. Menekankan pd masalah pengendalian impuls. Hostilitas pd SKZ berupa penyerangan secara fisik aau verbal terhadap org lain. 5. Simptom depresi dan anxious
Kriteria Diagnostik Skizofrenia menurut DSM IV-TR A. Terdapat 2 atau lebih gejala di bawah ini selama satu bulan atau kurang dari sebulan jika pengobatan berhasil. 1. Waham 2. Halusinasi 3. Bicara disorganisasi 4. Perilaku disorganisasi atau katatonik yang jelas 5. Simptom negatif contohnya afek datar, alogia atau avolition Dapat hanya 1 gejala bila dijumpai waham bizarre atau halusinasi dengar berupa mengkomentari perilaku pasien (commentary) atau dua atau lebih suara yang berbicara (voices conversing). B. Disfungsi sosial atau pekerjaan C. Durasi: gangguan terus menerus selama 6 bulan D. Disingkirkan gangguan skizoafektif dan gangguan mood E. Disingkirkan gangguan penggunaan zat atau kondisi medis umum F. Jika terdapat gangguan perkembangan pervasif, diagnosis tambahan skizofrenia dibuat bila waham dan halusinasi menonjol.
SUBTIPE SKIZOFRENIA MANURUT DSM-IV TR 1. Tipe Katatonik Terdapat 2 atau lebih gejala berikut ini: a. Immobilitas motorik (berupa katalepsi, waxy fleksibilitas, atau stupor) b. Aktivitas motorik yang berlebihan, tetapi tidak memiliki tujuan dan tidak dipengaruhi oleh stimuli eksternal. c. Negativisme yang ekstrim, mutisme. d. Gerakan volunter yang aneh, seperti yang ditunjukkan oleh posturing, gerakan stereotipik, manerisme atau grimacing (seringai) yang menonjol. e. Ekolalia atau ekopraksia.
2. Tipe Disorganisasi (Hebrefenik) Semua criteria di bawah ini terpenuhi, yaitu: a. Menonjolnya disorganisasi bicara dan perilaku, afek datar atau afek tidak sesuai. b. Criteria skizofrenia tipe katatonik tidak terpenuhi.
3. Tipe Paranoid Semua kriteria di bawah ini terpenuhi, yaitu: a. Preokupais dengan waham atau halusinasi dengar yang menonjol. b. Kriteria skizofrenia tipe disorganisasi tidak terpenuhi.
4. Tipe Tidak Tergolongkan (Undifferentiated Typed) Tidak memenuhi criteria untuk tipe paranoid, disorganisasi, ataupun tipe katatonik.
5. Tipe Residual a. Tidak terdapat waham, halusinasi, disorganisasi bicara, perilaku katatonik atau disorganisasi yang menonjol. b. Terdapat terus-menerus gangguan seperti yang ditunjukkan oleh adanya gejala negative atau dua atau lebih gejala dari criteria a menuruit DSM IV-TR dari skizofrenia dalam bentuk yang lebih ringan (misalnya keyakinan yang aneh, pengalaman persepsi yang tidak lazim).
6. Skizofrenia Simpleks (Gangguan Deterioratif Sederhana) Criteria diagnostic menurut DSM-IV TR: a. Perkembangan yang bersifat progresif dan sudah beerlangsung minimal 1 tahun, dapat berupa: 1. Penurunan yang nyata dalam fungsi pekerjaan atau akademik 2. Penampakan dan pendalaman secara bertahap dari simpton negative 3. Rapport interpersonal yang buruk, isolasi social atau penarikan social b. Criteria a untuk skizofrenia tidak pernah terpenuhi.
Kriteria Diagnostik Skizofrenia menurut PPDGJ III (F20) 1. Apabila terdapat 1 atau lebih gejala yang amat jelas (biasanya 2 atau lebih gejala kurang jelas atau kurang tajam), dari gejala-gejala di bawah ini: a. Though echo, though insertion atau withdrawal, atau though broadcasting b. Delusion of control, delusion of influence atau delusionof passivity c. Halusinasi suara (berupa komentar terus-menerus atau mendiskusikan tentang pasien). d. Waham menetap jenis lain yang tidak sesuai dengan budaya. 2. Minimal terdapat ua gejala dari gejala-gejala di bawah ini, apabila semua gejala di atas tidak ditemukan yaitu: e. Halusinasi yang menetap f. Arus pikir terputus atau mengalami sisipan sehingga inkoheren atau pembicaraan yang tidak relevan g. Perilaku katatonik h. Gejala negative 3. Gejala-gejala tersebut di atas (gejala a,b,c,d,e,f,g,h) khas dan berlangsung 1 bulan atau lebih. Kriteria ini tidak dapat digunakan apabila penderita masih fase prodromal dari skizofrenia. 4. Skizofrenia tidak dapat ditegakkan jika terdapat: gejala-gejala depresif atau manic secara luas, penyakit otak yang nyata atau epilepsi (penyakit otak lain), intoksikasi atau withdrawal zat. 5. Apabila gejala skizofrenia dan gejala afektif bekembang bersama- sama secara seimbang dan sama banyak maka gangguan tersebut dikenal dengan Gangguan skizoafektif.
Tipe Skizofrenia menurut PPDGJ III 1. Tipe Paranoid (F20.0) a. Merupakan tipe skizofrenia yang paling sering ditemukan. b. Gambaran klinisnya didominasi oleh waham stabil disertai halusinasi dan gangguan persepsi. c. Kriteria diagnosis: halusinasi atau waham harus menonjol gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala katatonik yang tidak nyata halusinasi pendengaran (berupa ancaman atau perintah terhadap pasien), atau halusinasi tanpa bentuk verbal seperti bunyi peluit, mendenggung atau bunyi tawa. Halusinasi penciuman atau pengecapan rasa atau bersifat seksual. Waham yang berupa dikendalikan, dipengaruhi, passivity atau kejar. 2. Tipe Hebefrenik (F20.1) Perlu observasi selama 2 sampai 3 bulan untuk melihat apakah gejala-gejala tersebut tetap bertahan atau tidak. Terdapat gangguan afektif, dorongan kehaendak, dan gangguan proses piker yang menonjol. Cirri khas adanya perilaku tanpa tujuan dan tanpa maksud (empty of purpose). 3. Tipe Katatonik (F20.2) a. Jarang ditemukan b. Criteria diagnosis: Terpenuhi criteria diagnosis skizofrenia Terdapat 1 atau lebih gejala berikut: stupor atau mutisme, kegelisahan, posturing, negativism, rigiditas, waxy fleksibilitas, atau command outomatisme. c. Apabila pasien tidak komunikatif sementara diagnosis ditunda dulu. 4. Tipe Tak Terinci (Undifferentiated) (F20.3) Terpenuhi criteria diagnosis skizofrenia, tetapi tidak memenuhi criteria tipe paranoid, hebefrenik, katatonik, residual, atau paska skizofrenia. 5. Tipe Residual (F20.5) a. Tipe ini merupakan stadium kronis dari skizofrenia. b. Kriteri diagnosis: Gejala negative skizofrenia yang menonjol Adanya riwayat satu episode psikotik yang jelas dimasa lalu yang memenuhi criteria skizofrenia Paling sedikit melampaui kurun waktu satu tahun, intensitas dan frekuensi gejala yang nyata sangat berkurang dan telah menimbulkan sindrom negative. Tidak terdapat dimensia, penyakit otak organic atau depresi kronis. 6. Tipe Simpleks (F20.6) a. Simpton negative bersifat berlahan-lahan tetapi progresif. b. Tidak terdapat waham atau halusinasi c. Kurang nyata gejala psikotik jika dibandingkan dengan skizofrenia tipe lain d. Simpton negative timbul tanpa didahului oleh gejala-gejala psikotik yang nyata. 7. Tipe Depresi Pasca Skizofrenia (F20.4) a. Skizofrenia sudah berlangsung selama 12 bulan (I tahun) b. Gejala skizofrenia masih tetap ada c. Terdapat gejala-gejala depresif yang menonjol dan mengganggu, memenuhi episode depresif dan berlangsung minimal 2 minggu.