DISUSUN DAN DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
DISUSUN OLEH : Badzli Achmad 1210221063
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul PROGRAM KIA DI PUSKESMAS pada kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat di Universitas Diponegoro. Dalam usaha penyelesaian tugas laporan ini kami banyak memperoleh bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada; 1. Prof. DR. dr. Soeharyo Hadisaputro, Sp.PD-KPTI selaku pembimbing kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyaratkat. 2. Prof. DR. dr. Anies, M. Kes, PKK selaku pembimbing kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyaratkat. 3. dr. Budi palarto, Sp.OG selaku ketua dan pembimbing kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat. 4. dr. Firdaus, Sp.OG selaku pembimbing kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat 5. dr. Penni, M. Kes selaku pembimbing kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat 6. dr. Dodi, M.Kes selaku pembimbing kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat 7. Kepada keluarga yang telah memberikan doa dan mencurahkan kasih sayangnya tanpa henti, sehingga penulis dapat menjalankan pendidikan dengan baik. 8. Seluruh teman-teman kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima semua saran dan kritikan yang membangun guna penyempurnaan tugas laporan ini. Semarang, Juli 2014
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii BAB I KEPUSTAKAAN ................................................................................................ 1 I.1. Latar Belakang ......................................................................................................... 1 I.2. Program KIA KB ..................................................................................................... 2 I.2.1. Definisi Program KIA KB .............................................................................. 2 I.2.2. Program Pokok pada Pelayanan KIA KB ...................................................... 2 I.2.3. Indikator Pemantauan Keberhasilan Program KIA KB ................................. 7 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 9
1 BAB I KEPUSTAKAAN
I.1. Latar Belakang Puskesmas sebagai organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat dan memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat. Melalui program dan kegiatannya, puskesmas berperan serta mewujudkan keberhasilan pembangunan kesehatan Indonesia, khususnya di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Program KIA termasuk satu dari enam program pokok (basic six) Puskesmas yang bertujuan untuk memantapkan dan meningkatkan mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Program ini bertanggung jawab dalam kegiatan pelayanan sebagai berikut: pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, neonatus, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi, dan balita. Keberhasilan program KIA menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi salah satu prioritas utama pembangunan kesehatan di Indonesia. Angka kematian ibu dan bayi di Sumatera Barat masih belum mencapai target Millenium Development Goals (MDGs) 2015 yaitu angka kematian bayi 23/1000 kelahiran hidup dan angka kematian ibu 102/100.000 kelahiran hidup. Dari hasil Survey Dasar Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, angka kematian bayi di Sumatera Barat mencapai 47/1000 kelahiran hidup, sementara angka kematian ibu mencapai 228/100.000. Data dari Puskesmas Ambacang dari bulan Januari hingga September tahun 2012, ditemukan kematian bayi berjumlah 9 orang. Oleh karena pentingnya kesehatan ibu dan anak sebagai salah satu indikator kesehatan, maka penulis mengangkatkan makalah Pelaksanaan Program KIA dan KB di Puskesmas Ambacang sebagai perbandingan bagi puskesmas lain dan sebagai evaluasi bagi Puskesmas Ambacang sendiri 2
2
untuk memberikan pelayanan yang lebih baik di bidang KIA di masa yang akan datang.
I.2. Program KIA KB I.2.1. Definisi Program KIA KB Program Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA) merupakan salah satu dari enam program pokok Puskesmas yang bertujuan untuk memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, neonatus, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi, dan balita.
I.2.2. Program Pokok pada Pelayanan KIA KB Berdasarkan standar pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten/kota yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan RI, maka program di puskesmas, khususnya KIA KB harus meliputi sebagai berikut :
I. Pelayanan Antenatal Merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama kehamilannya, yang disesuaikan dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Antenatal, yang terdiri dari : a) Timbang berat badan b) Ukur tekanan darah c) Nilai status gizi (LILA) d) Ukur tinggi fundus uteri e) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ). f) Pemberian imunisasi TT lengkap g) Pemberian Tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan. h) Test laboratorium (rutin dan khusus) i) Tatalaksana kasus j) Temu wicara (konseling) 3
3
Frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan, yaitu 1 kali pada triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua, dan 2 kali pada triwulan ketiga.
II. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten. Hal ini diutamakan untuk : - Mencegah terjadinya infeksi - Menerapkan metode persalinan yang sesuai dengan standar - Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi - Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) - Memberikan injeksi vit K 1 dan salep mata pada bayi baru lahir
III. Deteksi Dini Faktor Resiko dan Komplikasi Kebidanan Deteksi dini kehamilan dengan faktor resiko adalah kegiatan yang dilakukan untuk menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor resiko dan komplikasi kebidanan. Faktor resiko pada ibu hamil adalah : - Primigravida < 20 tahun atau > 35 tahun - Anak > 4 orang - Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang < 2 tahun - Kurang energi kronis (KEK) dengan LLA < 23,5 cm atau penambahan berat badan > 9 kg selama masa kehamilan - Anemia dengan Hb < 11 g/dl - TB < 145 cm atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang belakang - Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau pada kehamilan sekarang. - Sedang menderita penyakit kronis antaranya : TBC, kelainan jantung, ginjal, hati, kelainan endokrin, tumor dan keganasan 4
4
- Riwayat kehamilan buruk (abortus berulang, mola hidatidosa, KPD, kehamilan ektopik, bayi dengan cacat kongenital) - Riwayat persalinan dengan komplikasi (sectio cesaria, ekstraksi vakum / forcep) - Kelainan jumlah janin (kehamilan ganda) - Kelainan besar janin - Kelainan letak janin
IV. Penanganan Komplikasi Kebidanan Penanganan komplikasi kebidanan adalah pelayanan kepada ibu dengan komplikasi kebidanan untuk mendapat penanganan definitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan yang kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Pelayanan obstetri : - Penanganan pendarahan pada kehamilan, persalinan dan nifas - Pencegahan dan penanganan hipertensi dalam kehamilan - Pencegahan dan penanganan infeksi - Penanganan partus lama / macet - Penanganan abortus - Stabilisasi komplikasi obstetrik untuk dirujuk dan transportasi rujukan Pelayanan neonatus : - Pencegahan dan penanganan asfiksia - Pencegahan dan penanganan hipotermi - Penanganan BBLR - Pencegahan dan penanganan infeksi neonatus, kejang neonatus, ikterus ringan sedang - Pencegahan dan penangan gangguan minum
V. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Pelayanan kesehatan Ibu Nifas merupakan pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai dari 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga 5
5
kesehatan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan ketentuan waktu: - Kunjungan nifas pertama (KF1) : 6 jam 3 hari pasca persalinan - Kunjungan nifas kedua (KF2) : 4 28 hari pasca persalinan - Kunjungan nifas ketiga (KF3) : 29 42 hari pasca persalinan Pelayanan yang diberikan adalah : - Pemeriksaan TD, nadi, respirasi dan suhu - Pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi uteri) - Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran pervaginam lainnya - Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI ekslusif - Pemberian kapsul vit A sebanyak 2 kali (segera setelah melahirkan dan 24 jam setelah pemberian pertama) - Pelayanan KB pasca persalinan - VI. Pelayanan Kesehatan Neonatus Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus sedikitnya 3 kali, selama periode 0 28 hari setelah lahir, yaitu: - Kunjungan Neonatus ke-1 ( KN 1 ) : 6 - 48 jam setelah lahir - Kunjungan Neonatus ke-2 ( KN 2 ) : hari ke 3 7 setelah lahir - Kunjungan Neonatus ke-3 ( KN 3 ) : hari ke 8 28 setelah lahir
VII. Pelayanan Neonatus dengan Komplikasi Pelayanan neonatus dengan komplikasi adalah penanganan neonatus dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecatatan dan kematian oleh tenaga kesehatan. Tanda- tanda neonatus dengan komplikasi : - Tidak mau minum / menyusu atau memuntahkan semua yang masuk kemulutnya - Riwayat kejang - Bergerak jika hanya dirangsang - Frewensi napas < 30 x / menit atau > 60 x / menit 6
6
- Suhu tubuh < 35,5 0 C atau > 37,5 0 C - Tarikan dinding dada kedalam sangat kuat - Ada pustul di kulit - Nanah banyak di mata - Pusar kemerahan meluas ke dinding perut - BBLR atau ada masalah menyusu - Berat menurut umur rendah - Adanya kelainan kongenital - Prematuritas - Asfiksia - Infeksi bakteri - Kejang - Ikterus - Diare - Hipotermi - Tetanus neonatorum - Trauma lahir, sindrom gangguan pernapasan, dll.
VIII. Pelayanan Kesehatan Bayi Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai 11 bulan setelah lahir. Pelayanan kesehatan tersebut meliputi : - Pemberian imunisasi dasar lengkap (BCG, polio 1- 4, DPT / Hb, campak) sebelum usia 1 tahun - Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi (SDIDTK) - Pemberian vitamin A (6 11 bulan) - Konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI, tanda tanda sakit dan perawatan kesehatan bayi di rumah menggunakan buku KIA. - Penanganan dan rujukan kasus jika perlu - Penanganan dengan metoda MTBS 7
7
IX. Pelayanan Kesehatan Anak Balita Masa balita merupaka masa keemasan atau golden periode dimana terbentuk dasar dasar kemampuan keindraan, berfikir, berbicara serta pertumbuhan mental intelektual yang intensif dan awal pertumbuhan moral. Pelayanan sesuai standar yang diberikan meliputi : - Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun - Stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) - Pemberian vitamin A dosis tinggi, 2 kali setahun. - Kepemilikan dan pemamfaatan buku KIA oleh setiap anak balita - Pelayanan anak balita sakit sesuai standar dengan menngunakan pendekatan MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit)
X. Pelayanan KB Berkualitas Pelayananan KB berkualitas adalah pelayanan KB sesuai standar dengan menghormati hak individu dalam merencanakan kehamilan sehingga diharapkan dapat berkonstribusi dalam menurunkan angka kematian ibu dan menurunkan tingkat fertilitas bagi pasangan yang telah cukup memiliki anak (2 anak lebih baik), serta meningkatkan fertililitas bagi pasangan yang ingin mempunyai anak. Metode kontrasepsi meliputi : - KB alamiah (sistem kalender, coitus interuptus) - Metode KB hormonal ( pil, suntik, susuk ) - Metode KB non hormonal (kondom, AKDR / IUD, vasektomi, dan tubektomi)
I.2.3 Indikator Pemantauan Keberhasilan Program KIA Tabel 1. Indikator pemantauan keberhasilan program KIA NO PROGRAM KIA INDIKATOR PEMANTAUAN 1 ANTENATAL CARE K1, K4 2 PERTOLONGAN PERSALINAN Pn 8
8
3 PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS KF1, KF3 4 PELAYANAN KESEHATAN NEONATUS KN1 , KN3 5 PELAYANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN - PEMERIKSAAN ANC - PEMERIKSAAN PADA SAAT PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS 6 PELAYANAN NEONATUS DENGAN KOMPLIKASI PEMERIKSAAN WAKTU KUNJUNGAN NEONATUS 7 PELAYANAN KESEHATAN BAYI - PEMBERIAN IMUNISASI LENGKAP - PEMBERIAN VITAMIN A(6-11 BULAN) - ASI EKLUSIF 8 PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA PEMBERIAN VITAMIN A (1-5 TAHUN) 2 X SETAHUN 9 PELAYANAN KB BERKUALITAS KB AKTIF
Keterangan : K1 : Cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan pada trimester pertama K4 : Cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar (paling sedikit 4 kali selama kehamilan) Pn : Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan KF1 : Kunjungan nifas 6 jam 3 hari setelah persalinan KF3 : Kunjungan nifas dari hari ke 29 42 hari pasca persalinan KN1 : Cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar setelah 6 48 jam pasca persalinan KN3 : Cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar setelah 8 28 hari pasca persalinan
9 DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes RI, 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta. 2. Depkes RI, 2008. Millenium Development Goals 2015. Jakarta. 3. Upaya Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir di Indonesia diunduh tanggal 19 Juli 2014 dari : www.depkes.go.id