Anda di halaman 1dari 24

PERANAN PEMERINTAH DALAM PELAKSANAAN PROGRAM

NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI


(Studi Kasus di Pemerintah Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali)

A. Latar Belakang Masalah


Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi
semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun penanganannya selama ini
cenderung parsial dan tidak berkelanjutan. Peran dunia usaha dan masyarakat
pada umumnya juga belum optimal. Kerelawanan sosial dalam kehidupan
masyarakat yang dapat menjadi sumber penting pemberdayaan dan pemecahan
akar permasalahan kemiskinan juga mulai luntur. Untuk itu diperlukan perubahan
yang bersifat sistematik dan menyeluruh dalam upaya penanggulangan
kemiskinan. Untuk maksud tersebut pemerintah pusat telah Melaksanakan
kegiatan penanggulangan dampak krisis ekonomi, seperti program IDT, P3DT,
JPS,P2MPD dan PPK (Program Pengembangan Kecamatan)sebagai cikal bakal
PNPM Mandiri. Pelaksanaan PNPM Mandiri berada di bawah binaan Direktorat
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), Departemen Dalam Negeri.
Program ini didukung dengan pembiayaan yang berasal dari alokasi Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), alokasi Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD), dana hibah dari sejumlah lembaga pemberi bantuan, dan
pinjaman dari Bank Dunia.
Melalui program PNPM Mandiri dengan tujuan untuk penanggulangan
kemiskinan dengan menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat sebagai
pendekatan operasional merupakan wujud komitmen pemerintah dalam
merealisasikan kesejahteraan social bagi masyarakat. PNPM Mandiri merupakan
perwujudan nyata dari upaya menanggulangi kemiskinan di Indonesia.
Pelaksanaan PNPM Mandiri dimulai dengan Program Pengembangan Kecamatan
(PPK) sebagai dasar pengembangan pemberdayaan masyarakat di pedesaan
beserta program pendukungnya seperti PNPM Generasi, program

1
penanggulangan kemiskinan di perkotaan (P2KP) sebagai dasar bagi
pengembangan pemberdayaan masyarakat di perkotaan, dan Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) untuk pengembangan
daerah tertinggal, pasca bencana, dan konflik. Mulai tahun 2008 PNPM Mandiri
diperluas dengan melibatkan Program Pengembangan Infrastruktur Sosial
Ekonomi Wilayan (PISEW) untuk mengintegrasikan pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi dengan daerah sekitarnya.
Dalam kerangka otonomi daerah dan desentralisasi, maka PNPM
Mandiri dikembangkan sebagai media untuk membangu kesadaran masyarakat
dan semua pihak terhadap perubahan arah dan nafas pembangunan.PNPM
Mandiri merupakan media pembelajaran dan pengembangan kemampuan para
perilaku pembanguna serta media mewujudkan masyarakat sebagai penggagas
dalam sebuah kegiatan pembangunan. Pengembangan konsep PNPM Mandiri ini
juga diarahkan pada penyelenggaraan pemerintah yang baik. Beberapa proses dan
kegiatan yang dilaksanakan dalam PNPM Mandiri selalu mempertimbangkan
agar dapat mendukung pencapaian pemerintahan yang baik. Seluruh proses
kegiatan PNPM Mandiri pada hakekatnya memiliki dua dimensi, yaitu:
1. Memberikan wewenang dan kepercayaan kepoada masyarakat untuk
menentukan sendiri kebutuhannya, merencanakan dan mengambil keputusan
secara terbukaa dan penuh tanggung jawab.
2. Menyediakan dukungan lingkungan yang kondusif untuk mewujudkan peran
masyarakat dalam pembangunan, khususnya dalam upaya peningkatan
kesejahteraan mereka sendiri (Petunjuk Teknis Operasional PNPM Mandiri,
2007:1)
Dari gambaran di atas dapat diketahui bahwa salah satu perhatian dari
PNPM Mandiri adalah pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan disini
mencakup aspek yang cukup luas salah satunya adalah bidang ekonomi, karena
masalah ekonomi merupakan suatu masalah yang sifatnya makro dan mikro yang

2
digunakan sebagai barometer atau tolak ukur untuk mengetahui tingkat
kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa.
Menurut para ekonom, UKM-lah (Usaha Kecil dan Menengah) yang
dominan dan potensia untuk menyelamatkan perekonomian nasional terutama
saat-saat krisis seperti sekarang ini (Kompas,2 Januari 2009:13). Setelah
diberlukannya Undang-Undang otonomi daerah NO. 32/2004, maka pemerintah
daerah mempunyai wewenang untuk mengatur daerahnya sendiri guna
menyejahterakan rakyat. Di sini diartikan Usaha Kecil Menengah (UKM) sama
dengan ekonomi kerakyatan. Jadi disini pemerintah mengajak kepada rakyat
untuk menjadi subjek dan objek dari pembangunan bukan hanya sebagai obyek
dari pembangunan saja.
Peran masyarakat dalam pembangunan dituntut semaksimal mungkin
melalui ide, inovatif dan tindakan nyata untuk mendukung tercapainya tujuan
pembangunan nasional. Oleh karena itu usaha kecil menengah adalah salah satu
pilihan yang tepat bagi masyarakat pedesaan untuk dikembangkan. Hal ini sangat
relevan dengan keadaan social ekonomi pada masyarakat pedesaan, misalnya:
tingkat pengangguran yang tinggi, ketergantungan pada kota besar, rendahnya
tingkat pendidikan, banyaknya sumber daya alam yang belum dikelola dan lain-
lain. Dengan adanya usaha kecil menengah di tingkat daerah khususnya
kecamatan, kekurangan-kekurangan yang menjadi tuntutan masyarakat dapat
terpenuhi, sehingga tercipta masyarakat yang berswadaya tinggi, mempunyai
kepekaan terhadap lingkungan yang tinggi untuk memanfaatkan sumber daya
yang belum dikelola secara optimal, sehingga usaha kecil menengah menjadi
salah satu jalan bagi tercapainya kesejahteraan masyarakat Kecamatan Teras
Kabupaten Boyolali.
Sedangkan peran pemerintah adalah menyelenggarakan PNPM Mandiri
berdasarkan prinsip–prinsip yang jelas. Dalam pelaksanaannya, PNPM Mandiri
Perdesaan menekankan prinsip-prinsip pokok SiKOMPAK, yang terdiri dari:

3
a. Transparansi dan Akuntabel. Masyarakat harus memiliki akses yang memadai
terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan, sehingga
pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan secara terbuka dan dipertanggung-
gugatkan, baik secara moral, teknis, legasl maupun administratif
b. Desentralisasi. Kewenangan pengelolaan kegiatan pembangunan sektoral dan
kewilayahan dilimpahkan kepada Pemerintah Daerah atau masyarakat, sesuai
dengan kapasitasnya
c. Keberpihakan pada Orang/Masyarakat Miskin. Semua kegiatan yang
dilaksanakan mengutamakan kepentingan dan kebutuhan masyarakat miskin
dan kelompok masyarakat yang kurang beruntung
d. Otonomi. Masyarakat diberi kewenangan secara mandiri untuk berpartisipasi
dalam menentukan dan mengelola kegiatan pembangunan secara swakelola
e. Partisipasi/Pelibatan Masyarakat. Masyarakat terlibat secara aktif dalam setiap
proses pengambilan keputusan pembangunan dan secara gotong-royong
menjalankan pembangunan
f. Prioritas. Pemerintah dan masyarakat harus memprioritaskan pemenuhan
kebutuhan untuk pengentasan kemiskinan, kegiatan mendesak dan bermanfaat
bagi sebanyak-banyaknya masyarakat, dengan mendayagunakan secara
optimal berbagai sumberdaya yang terbatas
g. Kesetaraan dan Keadilan Gender. Laki-laki dan perempuan mempunyai
kesetaraan dalam perannya di setiap tahap pembangunan dan dalam
menikmati secara adil manfaat kegiatan pembangunan tersebut
h. Kolaborasi. Semua pihak yang berkepentingan dalam penanggulangan
kemiskinan didorong untuk mewujudkan kerjasama dan sinergi antar-
pemangku kepentingan dalam penanggulangan kemiskinan
i. Keberlanjutan. Setiap pengambilan keputusan harus mempertimbangkan
kepentingan peningkatan kesejahteraan masyarakat, tidak hanya untuk saat ini
tetapi juga di masa depan.

4
Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali merupakan salah satu Kecamatan
yang melaksanakan PNPM Mandiri. Kegiatan-kegiatan yang direncanakan antara
lain, pembangunan infrastruktur untuk kegiatan perekonomian masyarakat,
pembangunan pasar dan pemugaran rumah-rumah penduduk pra sejahtera. Dari
uraian latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik mengadakan penelitian
dengan judul: Peranan Pemerintah dalam Pelaksanaan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (Studi Kasus di Pemerintah Kecamatan Teras
Kabupaten Boyolali)

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, masalah dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: sejauhmana keterlaksanaan peranan
Pemerintah Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali dalam pelaksanaan Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri ?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui sejauh mana keterlaksanaan peranan Kecamatan Teras
Kabupaten Boyolali dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri
2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dialami dan solusi dalam
pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri ?

D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan diharapkan dapat memberikan
masukan bagi pemerintah Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali dalam rangka
pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri.

5
E. Tinjauan Pustaka
1. Peranan
Peranan menurut WJS. Poerwodarminto (1986:175) sebagai berikut:
“Peranan adalah suatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan
yang terutama dalam terjadinya suatu hal atau peristiwa”. Menurut soejono
Soekanto (1990:268) mengatakan bahwa: ”Peranan diartikan sebagai suatu
aspek yang dinamis dari pada kedudukan (status) sesuai dengan hak dan
kewajiban”. Dari dua pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan, yaitu bahwa
peranan adalah yang memegang pimpinan terutama dalam terjadinya suatu hal
dan aspek dinamis daripada kedudukan sesuai dengan hak dan kewajibanya.
Miftah Thoha (1985:187) memberi batasan bahwa: “ Peranan adalah suatu
rangkaian perilaku yang terwujud, yang ditimbulkan karena jabatan tertentu”.
Dari pendapat diatas, maka peranan adalah suatu rangkaian perilaku yang
dilaksanakan menurut hand an kewajiban oleh individu sesuai dengan
kedudukanya.
Dalam suatu Negara, pemerintah memegang peranan penting dalam
usaha mewujudkan tujuan Negara. Pemerintah harus mampu menjebatani
kepentingan yang ada dalam masyarakat, ia harus mampu memberikan
pelayanan yang baik. Sebagai pelayan yang baik bagi masyarakat seharusnya
pemerintah dapt melalayani masyarakat dengan memuaskan. Peran dari
pemerintah yang lain adalah sebagai penentu kebijakan. Hal ini dikatakan oleh
Budi Winarno (2007:123-127) bahwa presiden(eksekutif), Lembaga
Yudikatif, Lembaga Legislatif bahkan badan-badan administrasi mempunyai
tugas masing-masing dalam penentuan kebijakan. Kebijakan-kebijakan yamg
diambil biasanya dapat meminimelisir masalah-masalah yang terjadi dan
berkembang di masyarakat. Sehingga dapat dilihat bagaimana peran
pemarintah dalam menanggulangi masalah yang menjamur dalam masyarakat.

6
2. Pemerintah Kecamatan
Kecamatan adalah wilayah kerja Camat selaku Perangkat
Daerah/Kota. Ada perbedaan mendasar pengertian Kecamatan dari UU No
5/74 dengan UU 32/2004. Dalam UU 5/74 Kecamatan merupakan perangkat
wilayah dalam rangka pelaksanaan dekonstrasi. Sedangkan Kecamatan
menurut UU 32/2004 adalah perangkat daerah. Oleh karena itu Kecamatan
menerima sebagian wewenang yang dilimpahkan oleh Kepala Daerah.
Disamping itu Kecamatan adalah sebagai koordinator dalam pelaksanaan
tugas-tugas pemerintahan umum. Dari penjelasan diatas dapat dilihat
Kecamatan memiliki keunikan khusus, yaitu Kecamatan menjadi koordinator
diwilayah kerjanya dengan melaksanakan sebagaian pelimpahan wewenang
dari Kepala Daerah (Bupati/Walikota).
Kecamatan dipimpin oleh camat yang mempunyai tugas pokok
membantu tugas bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan
dan pembinaan kemasyarakatan di wilayah kecamatan. Sedangkan fungsi
kecamatan adalah sebagai berikut:
a. Penyelenggara pemerintahan umum, pembinaan pemerintahan di
bawahnya, ketentraman dan ketertiban, kesejahteraan masyarakat,
pembangunan dan pelayanan umum.
b. Pengkoordinasi pelaksanaan pemerintahan umum, pemerintah
kelurahan/desa, ketentraman dan ketertiban, kesejahteraan masyarakat,
pembangunan dan pelayanan umum.
c. Peleksanaan tugas lain yang diberikann oleh bupati sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya.
Sejalan dengan fungsi dalam pemerintahan, pembangunan, dan
pembinaan kemasyarakatan tersebut, tugas pokok dari kecamatan meliputi:
a. Menyusun program kerjadi bidang pemerintahan dan pertanahan,
ketentraman dan keteriban, pembangunan masyarakat dan desa atau
kelurahan, kesejahteraan social dan pelayanan umum

7
b. Menjabarkan perintah bupati secara terinci dan jelas sesuai petunjuk,
pedoman yang berlaku agar mudah dipahami sebagai pedoman kerja.
c. Mengkoordinasikan penyelenggaraan pemerintah baik yang
dilaksanakan oleh instansi vertikal, perangkat daerah, pemerintah
desa/kelurahan.

3. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri)


Dalam rangka meningkatkan efektifitas penanggulangan kemiskinan
dan penciptaan lapangan kerja, pemerintah meluncurkan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Melalui PNPM Mandiri
dirumuskan kembali mekanisme upaya penanggulangan kemiskinan yang
melibatkan unsur masyarakat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
hingga pemantauan dan evaluasi. Melalui proses pembangunan partisipatif,
kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat, terutama masyarakat miskin,
dapat ditumbuhkembangkan sehingga mereka bukan sebagai obyek melainkan
subyek upaya penanggulangan kemiskinan.
PNPM Mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka
kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan progran-program
penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM
Mandiri dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan sistem serta
mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan, dan pendanaan
stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya
penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan (Pedoman Umum PNPM
Mandiri, 2007:11).
Pendekatan dalam PNPM Mandiri atau upaya-upaya rasional dalam
mencapai tujuan program dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan
program adalah pembangunan yang berbasis masyarakat dengan :

8
a. Menggunakan kecamatan sebagai lokus program untuk
mengharmonisasikan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian
program.
b. Memposisikan masyarakat sebagai penentu/pengambil kebijakan dan
pelaku utama pembangunan pada tingkat lokal.
c. Mengutamakan nilai-nilai universal dan budaya lokal dalam proses
pembangunan partisipatif.
d. Menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat yang sesuai dengan
karakteristik sosial, budaya, dan geografis.
e. Melalui proses pemberdayaan yang terdiri atas pembelajaran,
kemandirian, dan keberlanjutan (Pedoman Umum PNPM Mandiri,
2007:11).
Pada dasarnya ruang lingkup kegiatan PNPM Mandiri terbuka bagi
semua kegiatan penanggulangan kemiskinan yang diusulkan dan disepakati
masyarakat meliputi :
a. Penyediaan dan persediaan sarana prasarana lingkungan pemukiman,
sosial, dan ekonomi secara padat karya.
b. Penyediaan sumber daya keuangan melalui dana bergulir dan kredit
mikro untuk mengembangkan kegiatan ekomomi masyarakat miskin.
Perhatian yang lebih besar perlu diberikan bagi perempuan dalam
memanfaatkan dana bergulir ini.
c. Kegiatan terkait peningkatan kualitas sumberdaya manusia, terutama yang
bertujuan mempercepat pencapaian target Millenium Development Goals
(MDGs).
d. Peningkatan kapasitas masyarakat dan pemerintahan lokal melalui
penyadaran kritis, pelatihan ketrampilan usaha, manajemen organisasi dan
keuangan, serta penerapan tata kepemerintahan yang baik (Pedoman
Umum PNPM Mandiri, 2007:11).

9
Penempatan papan informasi tidak hanya di dalam ruangan,
tetapi juga terbuka dan diletakkan di tempat-tempat umum yang biasa
dikunjungi orang, seperti : pasar, balai desa, pos ojek, Puskesmas, tempat
ibadah dan lain-lain. Berkatian dengan papan informasi, hal-hal yang perlu
diperhatikan ;
a. Informasi yang ditempelkan di papan informasi diusahakan
menggunakan bahasa sederhana dan dapat dimengerti masyarakat umum.
b. Dalam papan informasi selalu dituliskan nomor kotak pos 612 JKP
Jakarta, nama dan alamat FK sebagai media pengaduan masttarakat. Hal
itu dalam rangka meningkatkan fungsi pengawasan oleh masyarakat,
disarankan papan informasi disediakan kotak saran dan pengaduan yang
secara periodic dibuka oleh FK. Setiap pengaduan agar segera ditindak
lanjuti sesuai prinsip dan prosedur penanganan pengaduan, terbuka serta
adanya partisipasi masyrakat. Permasalahan dan tindak lanjut yang telah
dilakukan agar selalu dilalaporkan ke jenjang di atasnya, untuk
memastikan penangananya telah sesuai dengan prinsip dan prosedur
PNPM Mandiri.
c. Sekali waktu warga masyarakat dikumpulkan dikumpulkan di depan
papan I nformasi. Fasilitator Kecamatan, pendamping Lokal, FD atau TPK
menjelaskan apa yang diinformasikan dalam papan informasi tersebut.

4. Peranan Pemerintah Kecamatan dalam pelaksanaan PNPM Mandiri


a. Sosialisasi
Sebagai langkah awal ketika akan dilaksanakan suatu program
tentunya dilakukan sosialisasi terlebih dahulu. Sosialisasi dalam PNPM
adalah upaya memperkenalkan atau memberi pemahaman kepada perangkat
pemeritah, baik pihak eksekutif maupun legislatif, perguruan tinggi,
organisasi dan lembaga swadaya masyarakat, masyarakat pengusaha, media
massa, serta masyarakat umum lainnya. Hal-hal yang disampaikan meliputi

10
kebijakan, pengertian, tujuan, konsep, mekanisme dan hasil-hasil
pelaksanaan PNPM Mandiri agar terbangun pemahaman, kepedulian, serta
dukungan terhadap PNPM Mandiri.
Dalam tahap ini pemerintah kecamatan berperan dalam
mensosialisasikan PNPM Mandiri kepada organisasi dan lembaga swadaya
masyarakat, masyarakat pengusaha, media massa, serta masyarakat umum
lainnya. Hasil yang diharapkan dari proses sosialisasi ini adalah dimengerti
dan dipahami secara utuh tentang konsep-konsep, prinsip prosedur,
kebijakan dan tahapan-tahapan dalam pelaksanaan PNPM Mandiri oleh
pelaku-pelaku pendukung PNPM Mandiri dan masyarakat sebagai pelaku
sekaligus sasaran penerima program.
b. Pelaksanaan Program
Pelaksanaan program adalah tahapan kegiatan yang dimulai dari
tahap perencanaan sampai pada tahap pelaksanaan kegiatan. Pelaksanaan
kegiatan PNPM Mandiri dilakukan oleh masyarakat secara swakelola
berdasarkan prinsip otonomi dan difasilitasi oleh perangkat pemerintahan
yang dibantu oleh fasilitator atau konsultan. Tahap pelaksanaan program
dilakukan setelah proses perencanaan selesai dan telah ada keputusan
tentang pengalokasian dana kegiatan. Pelaksanaan kegiatan meliputi
pemilihan dan penetapan tim pengelola kegiatan, pencairan dan pengajuan
dana, pengerahan tenaga kerja, pengadaan barang atau jasa, serta
pelaksanaan kegiatan yang diusulkan. Personel tim pengelola kegiatan yang
dipilih dan ditetapkan oleh masyarakat, bertanggung jawab dalam realisasi
fisik keuangan, serta administrasi kegiatan/pekerjaan yang dilakukan sesuai
rencana. Tim pengelola kegiatan yang diajukan oleh masyarakat kemudian
disahkan oleh Pemerintah Kecamatan.
c. Pengendalian
Pengendalian adalah serangkaian kegiatan pemantauan, pengawasan,
dan tindak lanjut yang dilakukan untuk menjamin pelaksanaan

11
pembangunan yang direncanakan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang
ditetapkan dan memastikan dana digunakan sesuai dengan tujuan program.
Dalam tahap ini Pemerintah Kecamatan memastikan kegiatan PNPM
Mandiri dilaksanakan dengan prinsip dan prosedur yang berlaku dan dana
dimanfaatkan sesuai dengan tujuan program.
d. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk menilai hasil pelaksanaan kegiatan yang
dilakukan oleh desa-desa di Kecamatan Teras termasuk di dalamnya para
pelaku PNPM Mandiri. Kegiatan evaluasi dilakukan secara rutin dan berkala
baik oleh Pemerintah Kecamatan, masyarakat maupun pihak independen
seperti LSM, perguruan tinggi, lembaga penelitian dan sebagainya. Kegiatan
evaluasi ini perlu disusun secara sistematis, obyektif, dan transparan.
Kegiatan evaluasi dilakukan berdasarkan laporan, hasil pengawasan, dan
pengaduan dari berbagai pihak.

F. Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran adalah landasan berfikir seseorang tentang bagaimana
ia berusaha menjelaskan suatu fakta atau hubungan antara faktor dapat juga
menjelaskan suatu variable atau hubungan antar variable dengan mengacu pada
landasan teori. Untuk mempermudah pemahaman mengenai peranan kecamatan
Teras Kabupaten Boyolali dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Peranan Pemerintah Kecamatan dalam PNPM Mandiri :


1. Tahap sosialisasi
2. Tahap pelaksanaan program Keberhasilan PNPM
3. Tahap pengendalian
4. Tahap evaluasi

12
G. Definisi Konseptual
Definisi konseptual adalah untuk menegaskan batasan-batasan atau
konsep-konsep yang digunakan agar tidak terjadi salah penafsiran antara peneliti
dengan pembaca. Adapun definisi konseptual dalam penelitian ini adalah:
a. Peranan merupakan aspek dinamis dan kedudukan. Seseorang atau suatu
organisasi dapat dikatakan telah menjalankan peranannya apabila oran atau
organisasi tersebut telah melaksanakan hak-hak atau kewajibannya. Terkait
dengan adanya kewajiban, kewajiban yang dimaksud dalam organisasi adalah
segala sesuatu yang ada dalam tugas dan fungsi yang diemban organisasi
tersebut.
b. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri merupakan
perwujudan nyata dalam upaya menanggulangi kemiskinan di Indonesia.

13
BAB III
METODE PENELITIAN

1. Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah staf pemerintah kecamatan dan
masyarakat Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali. Adapun sampel dalam penelitian
dibagi dalam dua katagori responden yaitu staf pemerintah kecamatan dan
masyarakat kecamatan Teras kabupaten Boyolali yang terlibat dalam dan merupakan
peserta program PNPM Mandiri.
2. Jumlah Sampel dan Teknik Sampling
Jumlah sampel pada masing-masing kategori responden serta teknik sampling yang
digunakan mengacu pada ketentuan sebagai berikut:
a. Staf pemerintah kecamatan: seluruh staf kecamatan Teras kabupaten Boyolali
yang terlibat secara langsung dalam program PNPM Mandiri, yaitu staf
kecamatan pada seksi pemerintahan terdiri dari 30 orang.
b. Masyarakat kecamatan Teras kabupaten Boyolali peserta PNPM terdiri dari 13
desa yaitu:
No Desa Jumlah Penduduk Desa
1. Kopen 3.753
2. Doplan 3.720
3. Kadireso 3.854
4. Nepen 2.660
5. Sudimoro 2.674
6. Bangsalan 2.319
7. Salakan 3.778
8. Teras 5.106
9. Randusari 5.703
10. Mojolegi 3.367
11. Gumukrejo 2.811
12. Tawangsari 3.041
13. Krasak 2.401
Jumlah
14
delapan desa (50% x n + 1 = 50% x 13 = 1 = 6.5 + 1 = 7,5, dibulatkan menjadi 8)
dengan jumlah responden pada masing-masing desa terpilih adalah 10 orang yang
dipilih secara acak (random). Dengan demikian, jumlah sampel untuk kategori
responden masyarakat dalam penelitian ini adalah 80 orang.

3. Jenis dan Sumber Data


a. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari nara sumber atau
informan yang mengetahui dan berkompeten dengan pelaksanaan penelitian ini,
dalam hal ini adalah staf pemerintah kecamatan pelaksana dan masyarakat peserta
Program PNPM Mandiri
b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari dokumentasi, catatan-catatan,
arsip, serta dokumentasi lain yang berfungsi sebagai data penunjang dan
pelengkap informasi yang dibutuhkan baik dari Kecamatan maupun Biro Pusat
Statistik.

4. Teknik Pengumpulan Data


a. Observasi: pengamatan langsung pada lokasi penelitian untuk melihat
kegiatan yang berkaitan dengan penelitian ini.
b. Angket / kuisioner: pengumpulan data melalui seperangkat pertanyaan dan
atau pernyataan secara tertulis kepada responden mengenai hal yang akan diteliti.
Melalui angket ini juga akan dapat dikumpulkan karakteristik responden dan data
pendukung penelitian. Angket penelitian ini tersedia dalam lampiran
c. Studi Dokumentasi: pengumpulan data dengan mencatat data-data, dokumen-
dokumen, arsip-arsip yang ada di kantor, surat kabar, dan dokumentasi lainnya.

5. Teknik Analisis Data


Penelitian ini akan menggunakan Analisis data merupakan proses pencarian
dan perencanaan secara systematic semua data dan bahan lain yang terkumpul agar
peneliti mengerti benar makna yang telah ditemukannya, dan dapat menyajikan

15
kepada orang lain secara jelas (HB. Sutopo, 1988:38). Mengacu pada pendapat diatas,
model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model sajian terjalin (model
interaktif), dengan tiga komponen analisis utama, yaitu:
a. Reduksi data: proses seleksi, pemfokusan, penyerderhanaan dan abstraksi
data kasar yang dilaksanakan selama berlangsungnya proses penelitian.
b. Sajian data : rangkaian informasi yang memungkinkan kesimpulan penelitian
dapat dilakukan. Dengan melihat suatu penyajian data, peneliti akan dapat
mengerti tentang apa yang sedang terjadi serta memungkinkan untuk
mengerjakan sesuatu pada analisis/tindakan lain berdasarkan pengertian tersebut.
c. Penarikan kesimpulan : penarikan kesimpulan berdasarkan analisa dari data-
data yang sudah dikumpulkan.

16
6. Jadwal Penelitian:
No Kegiatan April Mei Juni
I I II IV I II III IV I II III IV
.
I I
1. Penyusunan X X
Proposal X X
2. Penyusunan X
Instrumen X
3. Seminar X
proposal dan X
instrumen
penelirian
4. Pengujian X X
validitas dan X X
reliabilitas
5. Penentuan X
sampel X
6. Pengumpulan X X X
data X X X
7. Analisis data X X X X
X X X X
8. Pembuatan X X
draft laporan X X
9. Penyempurna X X
an Laporan X X
10. Penggandaan X
laporan X
penelitian
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Peranan Pemerintah Kecamatan Teras dalam Pelaksanaan PNPM Mandiri

17
1. Tahap Sosialisasi
Sosialisasi dalam PNPM Mandiri adalah upaya untuk memperkenalkan atau
menyebarluaskan informasi tentang PNPM Mandiri kepada masyarakat dan para
pelaku atau instansi pendukung PNPM Mandiri. Proses sosialisasi di Kecamatan
Teras dilakukan melalui musyawarah antar desa yang dihadiri oleh wakil dari
masing-masing desa yang terdapat dalam Kecamatan teras Kabupaten Boyolali.
Dalam proses sosialisasi ini dijelaskan tentang tujuan, prinsip, kebijakan, prosedur
dan hal-hal yang berkaitan dengan PNPM Mandiri. Musyawarah ini juga merupakan
forum pertama di tingkat Kecamatan untuk menentukan kesepakatan-kesepakatan
antar desa dalam melaksanakan PNPM Mandiri.

Peranan Pemerintah Kecamatan dalam proses sosialisasi adalah telah


mengadakan pemberitahuan kepada masyarakat secara umum. Adapun cara yang
dilakukan dalam pemberitahuan PNPM Mandiri dilakukan melalui berbagai cara.
Seperti Penyampaian informasi program pada masyarakat melalui rapat atau
musayawarah desa, penyuluhan, kotak saran dan papan informasi dianggap lebih
efektif, karena melalui pertemuan langsung.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan adalah tahapan kegiatan yang dimulai dari perencanaan


sampai dengan pelaksanaan program. Tahap ini dimulai dengan penggalian gagasan
di tingkat kelompok dan dusun. Tahap pelaksanaan merupakan kegiatan untuk
mewujudkan kebutuhan masyarakat Kecamatan Teras
a. Perencanaan
Dalam perencanaan ini dilakukan dalam musyawarah desa pertama. Dalam
musyawarah tersebut membahas gagasan-gagasan kegiatan kelompok atau dusun
untuk memenuhi kebutuhanya. Kemudian dilanjutkan dengan musyawarah desa
kedua yang merupakan suatu forum pertemuan masyarakat desa yang bertujuan untuk
membahas seluruh usulan kegiatan. Pada tahap ini, Pemerintah Kecamatan Teras

18
adalah sebagai mediator tentang rencana-rencana yang akan dilakukan oleh
masyarakat penerima program. Dengan demikian setiap rencana yang ada adalah
hasil dari musyawarah antara fasilitator desa dengan pihak kecamatan, disamping itu
sebagai instansi yang mengesahkan hasil keputusan musyawarah.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan adalah tahap pelaksanaan seluruh rencana yang telah
disepakati dalam pertemuan musyawarah antar desa, hasil desain dan RAB serta
rapat-rapat persiapan pelaksanaan. Pada tahap ini, Pemerintah Kecamatan berperan
sebagai pemberi motivasi agar program berlangsung secara berkelanjutan sehingga
tujuan dan sasaran program dapat tercapai
3. Tahap Pengendalian
Tahap pengendalian PNPM Mandiri di Kecamatan Teras dilakukan melalui
pemantauan, pengawasan dan tindak lanjut pelaksanaan program.
a. Pemantauan
Pemantauan adalah pengumpulan informasi yang dilakukan secara periodik untuk
memastikan apakah suatu kegiatan sudah dilakukan sesuai dengan rencana. Tujuan
pemantauan untuk memastikan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan prinsip dan
prosedur PNPM. Selain itu pemantauan juga ditujukan untuk melihat kinerja semua
pelaku PNPM Mandiri. Hasil kegiatan pemantauan digunakan untuk memperbaiki
kualitas pelaksanaan dan penyesuaian terhadap perancanaan.
b. Pengawasan
Pengawasan dilakukan untuk menjaga kualitas pelaksanaan kegiatan dan sebagai
langkah antisipatif terhadap upaya penyimpangan atau penyelewengan. Hasil
pemeriksaan digunakan sebagai dasar untuk pembinaan dan pemberian dukungan
teknis kepada para pelaku PNPM Mandiri dan masyarakat. Pengawasan ini dilakukan
oleh fasilitator Kecamatan atau Pendamping. Lokal pada setiap kunjungan kedesa-
desa untuk memeriksa administrasi dan hasil pelaksanaan di delapan desa di
Kecamatan Teras. Hal-hal yang diperiksa antara lain : proses pelaksanaan tiap jenis
kegiatan, ketersediaan dan kualitas bahan atau material, jumlah angkatan kerja yang

19
menunjang kelancaran pekerjaan, administrasi dan rencana kerja TPK, tingkat
partisipasi masyarakat, realisasi sumbangan masyarakat dan lain-lain.
c. Pelestarian
Pelestarian PNPM Mandiri diarahkan kepada pelestarian sistem, kelembagaan dan
pengembangan berbagai hasil pelaksanaan kegiatan agar dapat dimanfaatkan
masyarakat secara berkelanjutan.
Dalam tahap pengendalian, peran Pemerintah Kecamatan Teras adalah
mengirim staff/fasilitator kecamatan untuk melakukan kunjungan ke desa-desa
penerima program untuk melakukan proses pemantauan, pengawasan dan pelestarian
secara berkala dan berkelanjutan. Dan melaporkan hasilnya untuk proses perbaikan.
4. Tahap Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk menilai hasil pelaksanaan kegiatan. Evaluasi
dilakukan dengan mengacu pada berbagai kriteria dan standar yang telah ditetapkan.
Pada tahap evaluasi, peran Pemerintah Kecamatan Teras adalah membentuk sebuah
tim dari staf kecamatan dan pihak-pihak terkait yang bertugas untuk menilai dan
mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh desa-desa
penerima program PNPM Mandiri di Kecamatan Teras.

Dari hasil analisis diagram, maka dapat disimpulkan :


a. Peran Pemerintah Kecamatan Teras pada tahap sosialisasi, menurut
Pemerintah Kecamatan Teras sudah terlaksana dan menurut masyarakat juga

20
sudah terlaksana. Akan tetapi masih ada peran yang belum terlaksana dengan
baik. Hal ini dapat dilihat dari masih adanya masyarakat yang menilai bahwa
sosialisasi belum dilaksananakan secara maksimal.
b. Peran Pemerintah Kecamatan Teras pada tahap pelaksanaan, menurut
Pemerintah Kecamatan Teras sudah terlaksana dengan baik. Menurut masyarakat
tahap pelaksanaan sudah terlaksana dengan baik. Akan tetapi masih ada sebagian
masyarakat yang menilai bahwa tahap pelaksanaan belum terlaksana dengan baik.
c. Peran Pemerintah Kecamatan Teras pada tahap pengendalian, menurut
Pemerintah Kecamatan Teras terlaksana dengan baik. Menurut masyarakat, tahap
pengendalian sudah terlaksana. Namun masih ada masyarakat yang menilai
bahwa tahap pelaksanaan belum terlaksana dengan baik.
d. Peran Pemerintah Kecamatan Teras pada tahap evaluasi, menurut Pemerintah
Kecamatan Teras sudah terlaksana dengan baik. Sedangkan menurut masyarakat
juga sudah terlaksana. Akan tetapi masih ada masyarakat yang menilai bahwa
tahap evaluasi belum terlaksana dengan baik.
.

BAB V
KESIMPULAN

21
Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan, diantaranya :
a. PNPM Mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan
sebagai dasar dan acuan pelaksanaan penanggulangan kemiskinan berbasis
pemberdayaan masyarakat.
b. Pemerintah Kecamatan adalah perangkat daerah yang menjadi kordinator di
wilayah kerjanya dengan melaksanakan sebagian pelimpahan wewenang dari
Kepala Daerah (Bupati/Walikota)
c. Peranan Pemerintah Kecamatan dalam pelaksanaan PNPM Mandiri dapat
dilihat pada tahap sosialisai, pelaksanaan, pengendalian, dan evaluasi
d. Peranan Pemerintah Kecamatan dalam proses sosialisasi adalah telah
mengadakan pemberitahuan kepada masyarakat secara umum. Yang
dilakukan melalui : musyawarah desa, penyuluhan, papan informasi
e. Tahap pelaksanaan adalah tahapan kegiatan yang dimulai dari perencanaan
sampai dengan pelaksanaan program. Pada tahap perencanaan, Pemerintah
Kecamatan berperan sebagai mediator tentang rencana-rencana yang akan
dilakukan oleh masyarakat penerima program. Pada tahap pelaksanaan,
Pemerintah Kecamatan berperan sebagai pemberi motivasi agar program
berlangsung secara berkelanjutan sehingga tujuan dan sasaran program dapat
tercapai .
f. Dalam tahap pengendalian, peran Pemerintah Kecamatan adalah mengirim
staff/fasilitator kecamatan untuk melakukan kunjungan ke desa-desa penerima
program untuk melakukan proses pemantauan, pengawasan dan pelestarian
secara berkala dan berkelanjutan. Dan melaporkan hasilnya untuk proses
perbaikan.
g. Pada tahap evaluasi, peran Pemerintah Kecamatan adalah membentuk sebuah
tim dari staf kecamatan yang bertugas untuk menilai dan mengevaluasi hasil
pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh desa-desa penerima
program PNPM Mandiri di Kecamatan Teras.

22
h. Peran Pemerintah Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali dalam pelaksanaan
PNPM Mandiri, menurut Pemerintah Kecamatan Teras sudah terlaksana
dengan baik dan menurut masyarakat juga sudah terlaksana dengan baik.
Akan tetapi masih ada sebagian masyarakat yang menilai peranan pemerintah
belum terlaksana dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Dalam Negeri, 2007, Petunjuk Teknis Operasional PNPM Mandiri, Tim
Pengendali PNPM Mandiri

23
Departemen Dalam Negeri, 2007, Pedoman Umum PNPM Mandiri, Tim Pengendali
PNPM Mandiri
Miftah Thoha, 1985, Perilaku Organisasi, Rajawali, Jakarta
Soejono Soekanto, 1990, Implementasi dan Evaluasi Kebijakan Publik, ZR. Lestiaza,
Jakarta
WJS. Poerwodarminto, 1986, Kamus Besar Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,
Jakarta

24

Anda mungkin juga menyukai