I. Pengertian lansia
Usia lnjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia
(Budi Anna Keliat, 1999). Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No 13 Tahun
1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai
usia lebih dari 60 tahun,
II.Tipe Lansia
Beberapa tipe pada lansia tergantung pada karakter, pengalaman hidup, lingkungan,
kondisi fisik, mental, sosial dan ekonominya (Nugroho, 2000).
Tipe tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Tipe arif dan bijaksana
Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman,
mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi
undangan dan menjadi panutan.
2. Tipe mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari pekerjaan,
bergaul dengan teman dan memenuhi undangan.
3. Tipe tidak puas
Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah, tidak sabar,
mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan banyak menuntut,
4. Tipe pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama dan melakukan kegiatan
apa saja.
5. Tipe bingung
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif dan acuh tak
acuh.
Tipe lain dari lansia adalah tipe optimis, tipe konstruktif, tipe dependen
(kebergantungan), tipe defensif (bertahan), tipe militan dan serius, tipe pemarah/frustasi
(kecewa akibat kegagalan dalam melakukan sesuatu), serta tipe putus asa (benci pada diri
sendiri).
Sedangkan bila dilhat dari tingkat kemandiriannya yang dinilai berdasarkan
kemampuan utuk melakukan aktifitas sehari-hari (indeks kemandirian Katz), para lansia
dapat digolongkan menjadi beberapa tipe, yaitu lansia mandiri sepenuhnya, lansia mandiri
dengan bantuan langsung keluarganya, lansia mandiri dengan bantuan secara tidak langsung,
lansia dengan bantuan badan sosial. Lansia di panti wreda, lansia yang dirawat di rumah sakit
dan lansia dengan gangguan mental.
III. Pembinaan kesehatan lansia
Tujuan: meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang
bahagia dan berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan eksistensinya
dalam masyarakat (Depkes RI, 2003).
Sasaran
1. Sasaran langsung
Kelompok pralansia (45-59 tahun)
Kelompok lansia (60 tahun ke atas)
Kelompok lansia dengan risiko tinggi (70 tahun ke atas).
2. Sasaran tidak langsung
Keluarga dimana usia lanjut berada.
Organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut.
Masyarakat.
Pedoman pelaksanaan
1. Bagi petugas kesehatan
Upaya promotif yaitu upaya untuk menggairahkan semangat hidup para lansia agar merasa
tetap dihargai dan berguna, baik bagi dirinya, keluarga maupun masyarakat.
Upaya preventif, yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya komplikasi dari
penyakit-penyakit yang disebabkan oleh proses penuaan.
Upaya kuratif, yaitu upaya pengobatan yang penanggulangannya perlu melibatkan
multidislipin ilmu kedokteran.
Upaya rehabilitatif, yaitu upaya untuk memulihkan fungsi tubuh yang telah menurun.
2. Bagi lansia itu sendiri
Untuk kelompok pralansia, membutuhkan informasi sebagai berikut:
Adanya proses penuaan,
Pentingnya pemeriksaan kesehatan secara berkala
Pentingnya melakukan latihan kesegaran jasmani
Pentingnya melakukan diet dengan menu seimbang
Pentingnya melakukan kegiatan sosial di masyarakat
Untuk kelompok lansia, membutukan informasi sebagai berikut:
Pemeriksaan kesehatan secara berkala
Kegiatan olahraga
Pola makan dengan menu seimbang
Perlunya alat bantu sesuai dengan kebutuhan
Pengembangan kegemaran sesuai dengan kemampuannya
Untuk kelompok lansia dengan risiko tinggi, membutuhkan informasi sebagai berikut:
Pembinaan diri sendiri dalam hal pemenuhan kebutuhan pribadi dan melakukan aktifitas, baik
didalam maupun di luar rumah
Pemeriksaan kesehatan berkala
Latihan kesehatan jasmani
Pemakaian alat bantu sesuai kebutuhan
Perawatan fisioterapi
3. Bagi keluarga dan lingkungannya
Membantu mewujudkan peran serta kebahagiaan dan kesejahteraan lansia
Upaya pencegahan dimulai dalam rumah tangga
Membimbing dalam ketakwaan kepada Tuhan YME.
Melatih berkarya dan menyalurkan hobi
Menghargai dan kasih sayang terhada para lansia
VI. Hal-hal yang perlu diperhatikan lansia
Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh lansia berkaitan dengan
perilaku yang baik (adaptif) dan tidak baik (maladatif).
1. Perilaku yang kurang baik
Kurang berserah diri
Pemarah, merasa tidak puas, murung dan putus asa
Sering menyendiri
Kurang melakukan aktifitas fisik/olah raga/kurang gerak
Makan tidak teratur dan kurang minum
Kebiasaan merokok dan meminum minuman keras
Minum obat penenang dan penghilang rasa sakit tanpa aturan
Melakukan kegiatan yang melebihi kemampuan
Mengangap kehidupan seks tidak diperlukan lagi
Tidak memeriksakan kesehatan secara teratur
2. Perilaku yang baik
Mendekatkan diri pada Tuhan YME
Mau menerima keadaan, sabar dan optimis serta meningkatkan rasa percaya diri dengan
melakukan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan
Menjalin hubungan yang baik dengan keluarga dan masyarakat
Melakukan olah raga ringan setiap hari
Makan dengan porsi sedikit tapi sering, memilih makanan yang sesuai serta banyak minum
Berhenti merokok dan meminum minuman keras
Minumlah obat sesuai anjuran dokter/petugas kesehatan
Mengembangkan hobi sesuai kemampuan
Tetap bergairah dan memelihara kehidupan seks
Memeriksakan kesehatan secara teratur
3. Manfaat perilaku yang baik
Lebih takwa dan tenang
Tetap ceria dan banyak mengisi waktu luang
Keberadaannya tetap diakui oleh keluarga dan masyarakat
Kesegaran dan kebugaran tubuh tetap terpelihara
Terhindar dari kegemukan dan kekurusan serta penyakit berbahaya seperti jantung, paru-paru,
diabetes, kanker dan lain-lain
Mencegah keracunan obat dan efek samping lainnya
Mengurangi stress dan kecemasan
Hubungan harmonis tetap terpelihara
Gangguan kesehatan dapat diketahui dan diatasi sedini mungkin
VII. Tugas perkembangan lansia
Menurut Erickson, kesiapan untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri terhadap tugas
perkembangan usia lanjut dipengaruhi oleh proses tumbuh kembang pada tahap selanjutnya.
Apabila seseorang pada tahap tumbuh kembang sebelumnya melakukan kegiatan
sehari-hari dengan teratur yang baik serta membina hubungan yang serasi dengan orang-
orang disekitarnya, maka pada usia lanjut ia akan tetap melakukan kegiatan yang biasa ia
lakukan pada tahap perkembangan sebelumnya seperti olah raga, mengembangkan hobi
bercocok tanam dan lain-lain.
Adapun tugas perkembangan lansia adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun
2. Mempersiapkan diri untuk pension
3. Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya
4. Mempersiapkan kehidupan baru
5. Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial/masyarakat secara santai
6. Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangan
VIII. Peran Anggota Keluarga terhadap Lansia
Dalam melakukan perawatan terhadap lansia, setiap anggota keluarga memiliki
peranan yang sangat penting. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh anggota keluarga
dalam melaksanakan perannya terhadap lansia, yaitu:
Melakukan pembicaraan terarah
Mempertahankan kehangatan keluarga
Membantu melakukan persiapan makanan bagi lansia
Membantu dalam hal transportasi
Membantu memenuhi sumber-sumber keuangan
Memberikan kasih saying
Menghormati dan menghargai
Bersikap sabar dan bijaksana terhadap perilaku lansia
Memberikan kasih saying, menyediakan waktu serta perhatian
Jangan menganggapnya sebagai beban
Memberikan kesempatan untuk tinggal bersama
Mintalah nasehatnya dalam peristiwa-peristiwa penting
Mengajaknya pada acara-acara keluarga
Membantu mencukupi kebutuhannya
Memberi dorongan untuk tetap mengikuti kegiatan-kegiatan diluar rumah termasuk
pengembangan hobi
Membantu mengatur keuangan
Mengupayakan sarana transportasi untuk kegiatan mereka termasuk rekreasi
Memeriksakan kesehatan secara teratur
Memberi dorongan untuk tetap hidup bersih dan sehat
Mencegah terjadinya kecelakaan, baik di dalam maupun di luar rumah.
Pemeliharaan kesehatan usia lanjut adalah tanggung jawab bersama
Memberi perhatian yang baik terhadap orang tua yang sudah lanjut, maka anak-anak kita kelak
akan bersikap yang sama
XVI. Peran Keluarga dalam Perawatan Lansia
Keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam mempertahankan
kesehatannya. Peranan keluarga dalam perawatan lansia antara lain menjaga atau merawat
lansia, mempertahankan dan meningkatkan status mental, mengantisipasi perubahan sosial
ekonomi serta memberikan motivasi dan menfasilatsi kebutuhan spiritual bagi lansia.
PERAWATAN KESEHATAN LANSIA DIRUMAH
Perawatan kesehatan di rumah adalah sektor yang mengalami pertumbuhan paling
cepat dalam sistem pelayanan kesehatan. Layanan perawatan kesehatan rumah dapat berupa
perawatan yang berkelanjutan atau hanya kadang-kadang, menurut kebutuhan lansia terhadap
pelayanan ini. Pelayanan ini diberikan oleh perusahaan swasta untuk provid atau oleh
organisasi daerah atau lembaga perawat non provid yang berunjung ke rumah-rumah.
Pelayanan yang diberikan termasuk asuhan keperawatan, fisioterapi, terapi okupasi, terapi
bicara, pekerjaan sosial, dan pelayanan bantuan untuk perawatan kesehatan rumah. Beberapa
lansia mungkin menggunakan semua jenis pelayanan, dan sebagian hanya menggunakan satu
jenis pelayanan.
Studi terbaru, menunjukkan pelayanan kesehatan rumah terhadap lansia untuk
mencegah lansia tersebut di rawat kembali di rumah sakit. Kemampuan perawat kesehatan
rumah untuk mengkaji klien secara berkelanjutan dan mengidentifikasi berbagai gejala
eksaserbasi dari masalah yang ada memungkinkan perawat untuk melakukan intervensi
seawal mungkin sebelum gejala bertambah buruk. Perawat kesehatan rumah berada pada
posisi ideal untuk mengkaji kebutuhan lansia secara holistik dan untuk mengkoordinasikan
pelayanan yang diperlukan.
Semua bentuk asuhan keperawatan dapat diberikan dalam bentuk perawatan
kesehatan dirumah. Banyak prosedur yang sebelumnya dianggap teknologi tinggi sekarang
telah menjadi umum dalam perawatan di rumah (misalnya perawatan jalur sentral dan port-a-
cath). Terapi intravena dan hiperalimentasi dilaksanakan secara rutin di rumah. Banyak
tindakan dengan teknologi tinggi dilakukan oleh perusahaan khusus dan lembaga
keperawatan di rumah (home care) yang bekerja bersama pada kasus-kasus tersebut. Perawat
dari perusahaan khusus membawahi suatu area geogrfis yang besar, kadang-kadnag sampai
beberapa negara bagian. Peralatan yang diperlukan untuk perawatan lansia disediakan dan
dipelihara oleh perusahaan khusus ini. Yang juga memberikan pelatihan awal dan bantuan
dalam memecahkan masalah bagi perawat perawatan di rumah setempat. Lembaga perawatan
rumah setempat memberikan perawatan sehari-hari kepada klien.
PERAWATAN ORANG LANJUT USIA
Proses bertambahnya usia mulai sejak kita dilahirkan tapi kecepatan proses ini sangat
berbeda pada tiap orang. Perubahan yang terjadi karena usia yang semakin lanjut mrngurangi
rasa kemandirian kita. Ini berarti orang lanjut usia yang lemah tak dapat lagi merawat dirinya
sendiri dan harus pindah ke tempat keluarga atau rumah perawatan khusus. Biasanya
seseorang sangat terikat pada rumahnya dan lebih senang tinggal di rumah sendiri, bila
memang demikian keadannya buatlah kehidupan dirumah terasa lebih mudah sehingga ia
tetap dapat bersikap mandiri dalam waktu lebih lama.
Kemungkinan lain adalah dengan mencari tempat dimana seseorang dapat
menjaganya. Dapat dirumah sewa atau apartemen dengan perawat yang bertanggung jawab
mengurus kehidupan orang lanjut usia atau suatu rumah khusus untuk orang-orang tua
dimana mereka dapat memiliki kamar sendiri sedangkan makan dan kegiatan sosial dilakukan
bersama-sama. Kemungkinan yang diambil tergantung dari keaktifan dan kemandirian orang
tua yang bersangkutan. Mungkin orang tua merasa sukar untuk melakukan pekerjaan rumah
tangga dan untuk mengatasinya seseorang dapat diminta bekerja beberapa kali dalam
seminggu untuk menolongnya.
KEAKTIFAAN
Semakin lama orang lanjut usia dapat tetap bersikap mandiri dan menangani setiap
kegiatan mereka, semakin baik. Pergi ke toko, mengunjungi teman, ke bioskop atau teater
atau perkumpulan sosial dapat membantu seseorang tetap aktif dan bergairah dalam
hidupnya.
Orang lanjut usia, meskipun cukup aktif, dapat duduk di kursi untuk waktu yang lama.
Bila mungkin bantu berdiri dan berjalan-jalan untuk untuk beberapa saat dalam setiap jam.
Duduk terlalu lama dapat menyebabkan persendian kaku dan semakin sukar berjalan.
Kaki yang sehat dan kuat penting untuk dapat aktif. Orang lanjut usia harus
berpakaian yang rapi dan tepat sesuai dengan kondisinya, misalnya dengan sepatu bersol
rendah dan mengunjungi perawatan kaki agar kuku jari kaki tetap baik-semakin tua usia
seseorang, kuku jari kaki biasanya cenderung menjadi lebih tebal dan sukar dirawat. Bila kaki
cenderung bengkak harus diusahakan agar digunakan bangku penyangga kaki bila orang tua
duduk.
Berkebun
Berkebun adalah kegiatan yang banyak disenangi orang lanjut usia, terutama bila
hasilnya sudah dapat dinikmati, berkebun dapat tetap mengaktifkan pikiran dan tubuh,
merangsang minat dan menimbulkan rasa mandiri serta kepuasan. Tempat persemian bunga
dapat disesuaikan dengan tinggi mereka sehingga memudahkan mereka bekerja. Ada
berbagai macam alat untuk menahan lutut untuk orang tua yang sulit membungkuk,
peralatan berkebun yang bertangkai panjang juga sangat membantu.
Pedoman praktis
Kadang kadang anda akan merasa lebih mudah dan cepat bila anda mengambil alih
segala kebutuhan orang lanjut usia, tapi sebenarnya lebih baik anda hanya membantunya dan
tidak mengambil alih semua kegiatan. Ada banyak pedoman praktis agar orang lanjut usia
dapat tetap bersikap mandiri.
1. Agar orang tua dapat berpakaian dengan lebih mudah, gantilah pakaian dengan
kancing dan resleting di bagian belakang, dengan bagian depan
2. Pembersih sepatu, sisir, sikat, harus memiliki tangkai yang panjang, gunting kuku
lebih mudah digunakan daripada gunting bertangkai panjang.
3. Letakkan bangku dalam bath tup untuk memudahkan masuk dan keluar serta
letakkan keset atau pengesat kaki di bawahnya untuk mencegah agar jangan
tergelincir dan jatuh. Atau dapat anda pertimbangkan untuk menggunakan shower
serta kunci plastik yang diletakkan di bawahnya sehingga orang tua dapat duduk dan
mandi tanpa bantuan anda.
4. Susuran atau pegangan tangan di dekat bath tup, toilet atau shower dapat dengan
mudah dipasang.
5. Meninggikan tempat duduk toilet juga membantu orang lanjut usia untuk lebih
mandiri.
6. Tongkat atau kerangka untuk berjalan membantu siapa saja yang lemah kakinya untuk
berjalan.
7. Usahakan agar tempat tidur pada ketinggian yang tepat, bila terlalu tinggi orang lanjut
usia harus menjatuhkan diri bila akan berdiri bila akan berdiri dan jalan sedangkan
bila terlalu rendah ia harus mengangkat dirinya bila akan tidur.
Kursi orang lanjut usia tidak boleh yang terlalu rendah, kira kira 45 65 cm (18 26 in)
dari lantai dan tidak terlalu dalam sehingga menyukarkannya berdiri. Kursi harus bersandaran
tinggi dan dengan lengan yang kuat untuk mendorong tubuhnya bila berdiri. Bila ini
merupakan masalah, tempat duduk dengan alat dorong otomatis untuk berdiri bila dalam
keadaan darurat dapat dibeli di toko.
Menjaga keamanan dirumah
Orang lanjut usia biasanya mudah tertimpa bencana. Jatuh sering terjadi dan
meskipun kelihatannya ringan tetapi dapat menimbulkan cidera berat karena tulang orang
lanjut usia lebih rapuh sehingga mudah retak atau patah. Keseimbangan juga merupakan
masalah dan kalau orang tua terjatuh mereka sering tak dapat berdiri atau bangkit sendiri.
Sekali mereka terjatuh mereka dapat menjadi takut akan terjatuh lagi sehingga cenderung
dudu di kursi atau ke tempat tidur. Anda perlu meyakinkan dan mendorongnya agar dia
percaya dan berjalan kembali dengan aman.
Usahakan agar jangan ada ujung karpet yang sobek atau kabel listrik yang dapat
menyebabkan orang tua tersandung.
Lantai tidak boleh terlalu licin.
Jalan masuk ke rumah atau tangga harus diberi penerangan yang baik. Bereskan mainan
anak-anak dan barang-barang lain yang berserakan.
Tombol-tombol lampu harus dengan mudah dijangkau.
Api harus ada pengamannya dan alat-alat pemanas dengan minyak harus dalam posisi
sedemikian rupa sehingga tidak mudah terjatuh.
Kelep atau pembuka gas tidak boleh sampai bocor, gas dan kompor minyak harus digunakan
dalam ruangan yang cukup udara.
Orang lanjut usia dapat langsung pingsan sebelum menyadari apa yang terjadi
Simpan semua obat dalam tempat yang aman dan usahakan agar orang tua dapat membaca
label pada kemasan obat. Terutama bila orang tua minum obat tidur, obat tersebut harus
disimpan di lemari jangan disamping tempat tidur agar tidak diminum secara berlebihan.
Aspek keamanan lain yang penting adalah perlindungan baik di dalam rumah maupun
di luar. Yang menyedihkan adalah bahwa orang tua jaman sekarang mudah mencari sasaran
kejahatan. Mereka dibesarkan pada zaman dimana perampokan, jarang dilakukan terhadap
orang tua., sehingga banyak yang meremehkan bahaya dan membiarkan pintu tak terkunci,
jendela terbuka, berbelanja dengan dompet di tas terbuka sehingga menarik perhatian
pencuri. Coba bujuk teman yang mendampingi orang tua atau saudara untuk selalu
mengamankan jendela dan pintu dengan menguncinya. Petugas penindak kejahatan di pos
polisi tempat anda juga dapat memberikan nasehat.
Menjaga agar tetap hangat
Tubuh orang tua sudah kurang dapat memperahankan panas tubuh daripada orang
muda. Salah satu bahayanya adalah mereka tak menyadari mereka bahwa kedinginan.
Bila biaya untuk pemanasan seluruh rumah terlalu besar atau pemanasan dalam ruang
tidur kurang, lebih baik orang lanjut usia menempati suatu ruangan yang hangat dan tempat
tidurnya dipindahkan ke ruangan tersebut selama musim penghujan. Mintalah agar mereka
memakai baju hangat, terutama dari wol. Sarung tangan dan topi juga juga dapat digunakan
di dalam rumah. Tindakan ini mungkin terlihat lucu tapi lebih baik tampak aneh atau lucu
daripada kedinginan. Pada malam hari sebaiknya memakai pakaian ekstra termasuk kaos kaki
dan topi wol. Bila tempat tidur tidak digunakan pada siang hari , usahakan agar ruangan dapat
dihangatkan terlebih dahulu sebelum tidur. Hangatkan tempat tidur dengan botol air panas
atau selimut listrik tapi ingatlah bahwa botol air panas tak boleh digunakan bersamaan
dengan selimut listrik dan selimut listrik harus dimatikan sebelum penderita tidur. Kain lapis
listrik untuk dibawah selimut tak boleh digunakan bila penderita cenderung menumpahkan
air atau tak dapat menahan buang air kecil ditempat tidur. Alat pemanas apapun yang
digunakan harus sering diperiksa dan dilihat secara teratur untuk mencegah timbulnya
bencana.
Hindarkan aliran angin dari jendela atau dari bawah pintu. Anda dapat menutupi sela-
sela pintu dengan kertas koran, semacam lapisan film dapat dipasang pada bagian dalam
kosen jendela untuk mengurangi silau. Tetapi berhati-hatilah jangan sampai menutup lubang
udara yang memang diperlukan.
Bila orang lanjut usia ditinggal sendiri dalam rumah, sipakan termos berisi sup atau teh
panas dan makanannya. Bila mungkin telponlah secara teratur untuk melihat apakah ia dalam
keadaan baik-baik saja, meskipun ia merasa anda cerewet atau terlalu memperhatikan hal-hal
yang kecil-kecil.
Hipotermia
Bila orang lanjut usia menggigil, ia mungkin menderita hipotermia atau penurunan
temperatur. Belajarlah utuk mengenal gejala-gejala atau tanda-tanda hipotermia.
Orang lanjut usia menjadi lamban, pening atau pingsan.
Kulit menjadi pucat atau biru dan dingin bila disentuh, tak hanya pada kulit yang
terlihat rapi tapi juga pada kulit yang tertutup baju. Kulit juga terlihat bengkak.
Denyut nadi dan kecepatan pernafasan lebih lambat dari biasa. Kadang-kadang memang
sukar untuk merasakan denyut nadi atau mendengarkan pernafasannya, jadi jangan tergesa-
gesa melakukan pernapasan bantu. Bila orang tersebut bernafas maka jantung pasti berdenyut
meskipun anda tak bisa merasa atau mendengarkannya.
Temperatur mungkin tak tercatat pada ukuran termometer yang sama pada 34 derajat Celsius
atau 94 derajat Fahrenheit karena temperatur tubuh dapat mencapai 26 derajat celcius atau 79
derajat Fahrenheit sebelum orang meninggal. Bila ia mengantuk, pusing atau tak sadar ambil
temperatur di bawah lengan dan jangan di mulut.
Menghangatkan tubuh harus dilakukan secara perlahan untuk mencegah timbulnya
serangan jantung. Bila tubuh dipanaskan teralu cepat oleh pemanaan langsung, pembuluh
darah dikulit melebar dan ini dapat menghentikan kerja jantung dan pusat aliran darah yang
lain. Hal serupa terjadi bila diberikan alkohol. Penting agar anda tak menggosok atau memijat
tangan, lengan atau kaki yang dingin juga jangan menyuruhnya berolah raga atau banyak
bergerak.
Tidurkan penderita dengan pakaian yang longgar atau beri selimut atau mantel. Jangan
gunakan botol air panas atau selimut listrik.
Bila penderita sadar, berikan beberapa tetes air hangat atau minuman manis. Jangan
berikan minuman panas atau alkohol.
Hangatkan ruangan sampai sekurang-kurangnya 27 derajat Celsius atau 80 derajat
Fahrenheit.
Panggil dokter segera atau bawa penderita ke rumah sakit.
PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH
Manula banyak yang memelukan pelayanan kesehatan rumah yang teratur secara
profesional dan didukung oleh tujuan kesehatan. Pelayanan kesehatan rumah merupakan
kombinasi pelayanan kesehatan rumah atau institusi lainnya untuk manula yang butuh
perawatan pribadi dan aktifitas lainnya dalam hidup dan penyembuhan penyakit kronis.
Badan-badan penyedia kesehatan rumah, pelayanan ke rumah dapat berasal dari pemerintah
maupun dari swata ataupun rumah sakit dan lembaga pengobatan lainnya. Sifatnya adalah
perawat, pekerja sosial, physician dan therapis.
Ada badan yang memerlukan program pelatihan yang bersertifikat dalam melancarkan
program pelayanan kesehatan rumah. Staf-staf itu menentukan kesehatan pribadi seseorang,
mengukur tanda-tanda vital dan perawatan yang bersifat teknis. Perawat-perawat yang ada
bisa dari depertemen kesehatan daerah/ setempat unttuk dari badan lain yang spesifik.
Perhatian terhadap kebijakan-kebijakan, problem yang terpecahkan, intruksi dari
keadaan santai dan kegiatan advokasi sangatlah penting untuk menciptakan efektifnya
kesehatan komunitas. Perawatan kesehatan masyarakat adalah mata rantai yang vital dalam
sistem kesehatan masyarakat, mereka menyediakan perawatan, sikap pencegahan penyakit
dan menyediakan sistem perbaikan fungsi tubuh dan kesehatan.